Anda di halaman 1dari 11

UNIVERSITAS YARSI

FAKULTAS KEDOKTERAN

MANUSKRIP
PENGETAHUAN TENTANG MEROKOK DI DALAM RUMAH
PADA KELUARGA BINAAN DI TELUK NAGA,
KABUPATEN TANGERANG,
PROVINSI BANTEN

Disusun Oleh:
KELOMPOK 9
Khairul Huda 1102013148
Putri Shabrina Amalia 1102013235
Tuty Fajaryanti 1102013291

Pembimbing:
Dr. Dian Mardhiyah, MKK
PENDAHULUAN
Merokok merupakan perilaku negatif dan berbahaya bagi
kesehatan tubuh dan lingkungan. Analisis WHO
menunjukkan bahwa efek buruk asap rokok lebih besar bagi
perokok pasif dibandingkan perokok aktif.

Asap samping ini terbukti mengandung lebih banyak hasil


pembakaran tembakau dibanding asap utama, yakni karbon
monoksida 5x lebih besar, tar dan nikotin 3x lebih besar, ammonia
46x lebih besar, nikel 3x lebih banyak, dan nitrosamine 50 kali
lebih besar.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Tegal Angus


didapatkan penyakit ISPA dalam 10 besar penyakit terbanyak,
sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
pengetahuan keluarga binaan di Desa Pangkalan, Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten tentang merokok di
dalam rumah.
TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengetahuan tentang merokok di dalam
rumah pada keluarga binaan di Desa Pangkalan, Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten.
Penelitian bersifat deskriptif dengan analisis
univariat serta menggunakan metode survey

Dilaksanakan selama 9 hari pada tanggal 30 Mei 2018


METODE sampai 7 Juni 2018 di Desa Pangkalan, Kecamatan
Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah


purposive sampling
KARAKTERISTIK RESPONDEN
ANALISIS UNIVARIAT

Didapatkan 22 (68.75%) responden memiliki pengetahuan yang


buruk.
PEMBAHASAN
■ Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, didapatkan frekuensi
pengetahuan keluarga binaan tentang merokok di dalam rumah didapatkan
sebanyak 22 (68.75%) responden memiliki pengetahuan yang buruk.

■ Pada penelitian ini didapatkan pula sebanyak 8 responden (25%) tidak bersekolah,
diikuti dengan 12 responden (37.5%) yang mengenyam pendidikan sampai tamat
SD, 7 responden (21.87%) yang mengenyam pendidikan sampai tamat SMP, dan 5
responden (15.63%) yang mengenyam pendidikan sampai tamat SMA.

■ Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya tingkat pendidikan pada responden.
PEMBAHASAN

■ Menurut Notoatmodjo (2003), semakin tinggi pendidikan formal maka semakin mudah
bagi seseorang untuk menerima informasi dan melakukan pemanfaatan terhadap
pelayanan kesehatan yang ada untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

■ Dimana hal ini dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang dalam bersikap
hidup yang bersih dan sehat serta sikap dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan
yang ada disekitarnya.
PEMBAHASAN

■ Seharusnya perokok aktif mencari pengetahuan tentang bahaya merokok apalagi


merokok didalam rumah, sehingga terbentuk perilaku menghentikan atau
menghindari aktifitas merokok atau jika ingin merokok sebaiknya ditempat terbuka
dan sedikit orang disekitar perokok .
KESIMPULAN DAN SARAN
■ Berdasarkan penelitian pada keluarga binaan Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk
Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, didapatkan sebanyak 22 (68.75%)
responden memiliki pengetahuan yang buruk.

■ Berdasarkan simpulan diatas diharapkan dapat dilakukan penyuluhan tentang


Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) rumah tangga terutama tentang tidak merokok
di dalam rumah dari pihak puskesmas maupun dari kader-kader setempat.
DAFTAR PUSTAKA
■ Arman, B. Jumlah perokok anak semakin meningkat. 2013. Diakses Juni 2018. Tersedia dari:
http://www.indonesiatobacco.com
■ Kemenkes, Laporan Riskesdas 2013. Badan litbangkes; 2013.
■ Umami, R.M. Perancangan dan pembuatan alat pengendali asap rokok berbasis mikrokontroler. 2010.
■ Jaya, M. Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok. Yogyakarta: Riz’ma. 2009.
■ Kemenkes RI. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS): Kemenkes RI. 2011.
■ Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2005.
■ Albers AB, Biener L, Siegel M, Cheng DM, & Rigotti N. Household Smoking Bans and Adolescent Antismoking Attitudes
and Smoking Initiation: Findings From Longitudinal Study of a Massachusetts youth cohort. Am. J. of Pub. Health. 2008.
98(10):1886-93.
■ Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan-Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. 2010.
■ Notoatmojo. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2007.
■ Rohma, Abdur. Hubungan Antara Tingkat Stress Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Perilaku Merokok. 2011.
■ Tim Penulis Poltekes Depkes. Kesehatan Remaja Problem Dan Solusinya. Jakarta : Salemba Medika. 2010.
■ Zablocki et al. Smoking ban policies and their influence on smoking behaviors among current California smokers: A
population-based study. Preventive Medicine. 2014. 59 : 73–78.

Anda mungkin juga menyukai