Analisa - Kerusakan Water - Supply - Pump PDF
Analisa - Kerusakan Water - Supply - Pump PDF
BAB IV
Pompa adalah mesin fluida dimana tenaga luar diberikan dari poros
penggerak (motor driven) digunakan untuk memberikan gaya pada fluida yang
memungkinkan fluida mengalir dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pompa juga
dapat juga berupa Mesin fluida yang berfungsi memindahkan fluida ke tempat lain
Static head atau energi potensial dari fluida yang dipompakan. Di dalam tiap
yang diberikan selama masih memenuhi kapasitas unit dan tenaga penggerak
naik sampai batas maximum yang dapat dicapai. Maka hal itu dapat
Reciprocating pump (Pompa Torak). Khusus untuk jenis Pompa Torak, aliran
Adalah unit pompa yang dalam kerjanya merubah energi kinetik dari
aliran fluida kedalam bentuk energi potensial atau dengan kata lain merubah
dari dynamic head menjadi static head. Di dalam cycle kerjanya, volume
akan naik sampai batas maximum yang dapat dicapai. Keadaan ini tidak akan
Prinsip kerja Pompa Centrifugal ini adalah energy penggerak dari luar
diberikan pada poros untuk menggerakkan Impeller. Impeller memutar fluida yang
masuk kedalam pompa, sehingga energy tekanan dan energy kinetic fluida
impeller. Fluida yang keluar dari impeller ditampung oleh saluran berbentuk
Didalam Difuser ini sebagian energy kecepatan akan diubah menjadi energy
tekanan.
beroperasi pada putaran tinggi, lebih ringan dan biaya instalasi ringan, harga dan
Secara umum bagian – bagian utama pompa centrifugal dapat dilihat seperti
gambar berikut :
33
a. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk menerima kebocoran pada daerah dimana poros
b. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa
melalui poros.
c. Shaft (poros)
lainnya.
d. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan
e. Vane
34
f. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung
elemen yang berputar, tempat kedudukan diffuser (guide vane), inlet dan outlet
nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan
g. Eye of Impeller
h. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi
kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada
sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat
melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara
j. Discharge Nozzle
nosel ini sebagian head kecepatan aliran diubah menjadi head tekanan.
35
yang keluar dari impeller akan tegak lurus poros pompa (arah radial).
a. Impeller tertutup
kesatuan, digunakan untuk pemompaan zat cair yang bersih atau sedikit
mengandung kotoran.
Impeller jenis ini terbuka disebelah sisi masuk (depan) dan tertutup di
mengandung kotoran.
37
c. Impeller terbuka
sudu. Jenis ini banyak digunakan untuk pemompaan zat cair yang banyak
mengandung kotoran.
saat beroperasi.
2. Pompa centrifugal tidak dapat beroperasi bila sisi isap kering pada
yang mempunyai peranan penting, salah satunya ialah system air pendingin. Air
khususnya pada rotary equipment, sebab over heat pada suatu alat akan
menyebabkan penurunan performa dari alat tersebut. Pada PLTA, system air
pendingin digunakan untuk mendinginkan udara pada generator (air cooler). Panas
yang terjadi merupakan bentuk transformasi dari rugi pada inti ataupun pada belitan
stator dan rotor. Panas yang terjadi akan mempengaruhi terhadap kemampuan
upper bearing, thrust and lower bearing. Panas yang timbul pada bearing tersebut
MWSP merupakan pompa utama yang digunakan untuk memompa air dari
pendingin. Air dari draft tube yang dipompa oleh MWSP akan disaring
terlebih dahulu oleh MWSS agar bersih dari kotoran sehingga tidak
MWSS. Purging valve ini bekerja 12 jam sekali pada saat MWSS bekerja
d. Flow Meter
Flow meter digunakan untuk mengukur flow air yang mengalir ketiap-tiap
pendingin, sesuai dengan tabel 1. Batas nilai flow air yang dijinkan adalah
40
60 % s/d 100 %. Jika flow air tidak terpenuhi pada saat unit sudah running
ruang generator. Radial fan yang terpasang pada rotor akan mendorong udara pada
stator menuju ke air pendingin. Pada water cooler udara panas dari stator akan
diserap oleh air yang mengalir pada pipa-pipa kecil (tube), sehingga udara yang
keluar dari water cooler/outlet menjadi dingin. Selanjutnya udara yang telah dingin
tinggi (udara) dengan prinsip konveksi/mengaliri fluida lain (air) dengan adanya
tenaga dari luar (konveksi paksa) sehingga fluida (air) menyerap kalor yang ada
pada fluida (udara) sehingga temperatur udara menurun. Ketika panas udara diserap
oleh tube-tube yang di aliri air maka pada daerah-daerah tube tersebut terjadi proses
41
konveksi, dan ketika panas udara tersebut diserap oleh fin-fin alumunium maka
Pada saat unit start maka flow air pendingin harus memenuhi 60% batas flow
yang telah ditetapkan. Main Water Supply Pump dari Draft Tube. Setelah dipompa
menggunakan MWSP, air akan disaring oleh Main Water Supply Strainer (MWSS).
Tujuan air disaring agar besih dari kotoran sehingga tidak mengganggu aliran air
pendingin, selain itu agar tidak mengganggu proses penyerapan panas pada media
yang didinginkan. MWSS bekerja secara otomatis 12 jam sekali atau dapat juga di
tersangkut pada screen, jika setelah 4 menit purging valve belum menutup (karena
ada kotoran yang menghambat) maka time lag relay for fault of MWSS akan aktif
dan menunggu selama 1 menit. Jika dalam waktu ≥1 menit kembali purging valve
belum menutup maka akan memberikan sinyal alarm dan MWSP trip selanjutnya
Selain untuk kebutuhan Air Cooler, system pendingin juga untuk kebutuhan :
a. Upper Bearing
Sirkulasi air pendingin digunakan untuk mendinginkan oli yang ada pada
thrust/ lower bearing. Pada thrust dan lower bearing selain air, oli juga
ikut sirkulasi. Pada saat poros turbin berputar maka thrust runner juga
Oli yang masuk ke cooler akan mentransfer panas ke air yang ada di
pipa-pipa pendingin
c. Turbin Bearing
pada turbin bearing. Sistem yang digunakan sama dengan upper bearing
Berikut ini adalah tabel kapasitas air pendingin untuk tiap-tiap cooler:
4.2 Pembahasan
Main water supply pump (MWSP) merupakan jenis pompa centrifugal yang
dihasilkan oleh putaran impeller untuk memompa air dari draft tube yang
digunakan sebagai pendingin udara generator, upper bearing, thrust dan lower
bearing serta turbin bearing. Cairan yang masuk ke impeller dengan arah axial
melalui mata impeller, dan bergerak ke arah radial diantara sudu-sudu impeller
rumah pompa (casing). Bentuk impellernya sendiri termasuk dalam jenis impeller
tertutup.
mengarah ke distributing piping, tekanan kerja pada sisi hisap sebesar 0,6 kg/cm2
dan sisi discharge MWSP berada pada tekanan 4 kg/cm2. Tiap unit terdiri dari 2
buah pompa yang bekerja secara bergantian, pompa pertama sebagai primary
pump dan pompa kedua sebagai stand by pump. Apabila pada saat operasi primary
pump trip maka stand by pump akan bekerja untuk menggantikan tugas dari
primary pump. Jika kedua pompa trip maka unit juga akan trip. Pergantian/
Temperatur bearing casing pada MWSP ridak boleh lebih dari temperature
ruangan yaitu lebih dari 40 oC ataupun lebih dari 60 oC. Jika temperature melebihi
batas yang telah ditentukan maka operasi pompa diberhentikan kemudian dilakukan
pengecekan.
46
A. Standar Operation
b. Putar pompa dengan tangan dan periksa untuk rotasi halus. Jika rotasi
pompa sulit atau tidak rata, itu mungkin disebabkan oleh karat internal
d. Buka plug ventilasi udara atau katup yang dipasang di sisi keluaran pompa,
sehingga udara atau gas lainnya sempurna, dan pastikan pompa yang
dan gas.
e. Jika pasokan air eksternal digunakan, alirkan air dengan membuka katup.
Jika air pendingin digunakan untuk bantalan, alirkan air dengan membuka
katup.
a. Pastikan katup isap terbuka dan katup pembuangan tertutup. Buka katup jika
b. Matikan tombol start dan sekali atau dua kali untuk 'pastikan pompa
beroperasi normal. Jika tidak ada kerusakan, pompa dapat ditempatkan terus
beroperasi.
c. Katup pembuangan bertahap terbuka dan diatur untuk titik operasi yang
ditentukan.
d. Periksa setiap bagian dari pompa dan pengendali seperti arus, tegangan,
pelumasan pada setiap bagian, putaran yang bising, getaran, tekanan masuk
a. Ketika pompa berhenti karena kegagalan daya. Matikan dan tutup katup
keluaran. (Hal ini untuk mencegah mulai tiba-tiba pompa ketika listrik
hidup kembali).
B. Maintenance (Perawatan)
pelumas grease harus ditutup kecuali ketika sedang operasi. Hal ini akan mencegah
kerusakan alat.
48
a. Grease
Untuk memasok grease, isi bagian atas dengan jumlah yang sesuai dan pada
diperlukan. Pada saat itu isi setiap setengah bantalan sesuai yang ada pada
tabel berikut. Tipe grease yang digunakan untuk bantalan (bearing), yaitu
b. Oli
Gunakan oli pelumas ISO VG-56 (JIS K2213 oil turbine = 140). Ganti oli
300 jam setelah operasi. Penggantian berikutnya harus 3 bulan, atau sesuai
2. Suhu pada casing bearing tidak boleh dari suhu ruangan ditambah 40oC atau
80oC. Jika suhu tersebut melebihi standarnya, matikan operasi dan periksa.
4. Tekanan, arus, getaran, suara dll, yang berbeda jauh dari normal adalah gejala
6. Putar poros pompa dengan tangan sekali setiap minggu jika pompa dihentikan
8. Bagian Consumable
Permasalahan yang sering terjadi pada MWSP sendiri yaitu bermasalah pada
bearing dan kebocoran pipa. Pada Main Water Supply Pump (MWSP) unit 4A saat
bearing pompa sisi bagian luar menunjukkan temperature mencapai 75 oC. Dimana
standar temperature rata-rata bearing jenis SKF ini normal operasi hanya berkisar
Bearing merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang
peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah
poros, agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan.
Bantalan harus cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya
bekerja dengan baik. Jenis Bearing pompa sisi luar MWSP ini termasuk jenis SKF
6216, dimana tipe tersebut bearing jenis single row deep groove ball bearings,
Ball bearing ini yang paling umum digunakan karena cukup simple tapi gerak
putarnya efektif serta dapat menghandle baik beban putar (radial load) ataupun
beban tekan dari samping (thrust load). Tetapi hanya dipakai untuk aplikasi yang
bebannya tidak terlalu berat. Pada ball bearing beban transfer dari bagian luar (outer
race) kedalam rangkaian bola-bola dalam, lalu kebagian dalam (inner race), karena
bentuk bola adalah bulat, maka kontak antara inner race dan outer race sangat
Jika hal ini terus dibiarkan tanpa ada penyelesaian, bisa dipastikan masalah
ini akan menjalar ke seluruh bagian pompa, sehingga mengakibatkan pompa rusak
sepenuhnya, dan hal ini akan berdampak kepada unit 4 UBP Saguling bisa menjadi
trip/ rusak (gagal operasi). Berikut data yang yang menunjukkan bearing pompa sisi
Bisa kita liat sendiri, dengan menggunakan Camera Thermal kita dapat
melihat temperature pada bearing pompa sisi luar menunjukkan bearing pompa
54
berada pada temperature 75oc, dimana suhu ini merupakan suhu abnormal. Ada
bearing pompa sisi luar tersebut. Dikarenakan sampai laporan ini diselesaikan,
kondisi MWSP 4A ini masih mengalami panas yang berlebih, maka penulis
Dalam hal ini penulis menggunakan Root Cause Failure Analysis (RCFA)
dengan konsep Ishikawa atau Fishbone Diagram (diagram tulang ikan). Konsep
Ishikawa diagram ini digunakan untuk menentukan akar penyebab dari kerusakan-
kerusakan yang terjadi, dikatakan tulang ikan karena bentuk diagramnya mirip
Dari garis horisontal utama, dibuat garis diagonal yang menjadi “cabang”. Setiap
cabang mewakili “sebab utama” dari masalah yang ditulis. Sebab ini
diinterpretasikan sebagai “cause”, atau secara visual dalam fishbone seperti “tulang
ikan”.
merumuskan pemecahan apa yang tepat untuk diterapkan. Kategori sebab utama
a. Grease (Pelumas)
e. Poros (Shaft)
lapangan saat kerusakan terjadi. Selain itu Penulis juga melakukan diskusi terhadap
pegawai UBP Saguling tentang masalah yang terjadi ini. Berikut Ishikawa diagram
Bisa dilihat pada gambar 4.22, ada beberapa kemungkinan yang terjadi
sehingga bearing pompa sisi bagian luar mengalami panas berlebih (overheat).
Grease
Ada kemungkinan jenis grease yang
Jenis Grease digunakan tidak sesuai dengan SOP dari N
produsen pompa.
Jika kekurangan grease akan membuat
goresan, keausan yang berlebih dan dapat
menyebabkan kawat pengikat ball bearing
Volume Grease N
patah (care). Jika kebanyakan grease dapat
mengakibatkan tidak ada ruang untuk
pemuaian grease maupun bearing.
Beban
PLTA harus bekerja memenuhi permintaan
pusat dikala musim hujan melanda. Hal ini
Operasi yang terus menerus N
membuat MWSP terus beroperasi sehingga
berpotensi menghasilkan panas berlebih.
Man Power
Preventive maintenance atau pengecekan
Inspeksi Kurang terhadap kondisi pompa harus dilakukan N
secara berkala.
Jika terlalu longgar, cincin dalam / luar yang
berputar menimbulkan gesekan dengan
Cara Pemasangan Bearing housing/poros. Jika terlalu erat celah atau N
ventilasi kurang, sehingga suhu bantalan
akan cepat meningkat.
Bearing
Jenis bearing yang digunakan SKF 6216 ,
Jenis Bearing ada kemungkinan jenis bearing sudah tidak Y
sesuai dengan beban yang dihasilkan.
Mungkin karena umur / pemakaian bearing
Umur Bearing yang telah melewati batas pemakaian, N
sehingga bearing ini sudah aus.
Shaft (Poros)
Unbalance disebabkan oleh poros yang tidak
sejajar/misalignment pada saat pemasangan.
Unbalance Y
hal ini mengakibatkan poros bergesekan dan
berakibat pada panasnya bearing.
Dari hasil fishbone diagram / Ishikawa Diagram diatas, dapat ditemukan akar
permasalahan dari panas berlebih yang terjadi pada bearing pompa sisi bagian luar.
menggunakan jenis grease yang lain, tetap tak berubah kondisi bearing pompa
b. Beban, untuk masalah beban meskipun PLTA Saguling ini beroperasi terus
menerus selama musim hujan dan untuk memenuhi permintaan pusat, saya
rasa hal ini bukanlah penyebab utama dari panas yang timbul.
kerusakan yang terjadi. Hal ini bukanlah penyebab besar dari panas bearing
tersebut. Selain itu saat pemasangan bearing. Toleransi bearing dan ketepatan
pemasangan menjadi satu hal yang berpengaruh. Tapi kalau mengacu hal ini,
rasanya kurang, sebab pegawai UBP Saguling telah berpengalaman dalam hal
ini.
dengan yang baru, namun setelah diganti, tetap tidak ada perubahan pada
kondisi MWSP tersebut. Jika mengacu pada jenis/tipe bearing perlu tidaknya
diganti, saya rasa mungkin saja berpengaruh terhadap kondisi MWSP tersebut.
gesekan pada saat berputar dan berpotensi menimnulkan panas yang berlebih
dari bearing.
Water Supply Pump unit 4A UBP Saguling berupa panas berlebih yang terjadi pada
Bearing sisi pompa bagian luar, yaitu Jenis Bearing yang digunakan serta Poros
(Shaft) pompa tersebut bermasalah. Indikasi yang paling mendekati penyebab panas
berlebih ini berasal dari poros (shaft) yang bermasalah. Karena terjadi unbalance
perubahan gaya disalah satu titik putaran (lebih terasa ketika putaran tinggi).
tidak lurus, bearing akan mengalami vibrasi tinggi. Pemasangan yang tidak sejajar
tersebut akan menimbulkan guncangan pada saat berputar yang dapat merusak
bearing, karena bearing tidak menumpu poros dengan tidak baik, sehingga timbul
gesekan yang tinggi dan menimbulkan panas yang berlebih pada bearing pompa
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan kerja magang ini, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal,
diantaranya :
a. Main water supply pump merupakan pompa jenis sentrifugal yang termasuk
komponen utama dari system pendingin yang digunakan untuk memompa air dari
b. Tiap unit pembangkit di UBP Saguling ini terdiri dari 2 buah pompa MWSP yang
bekerja secara bergantian. Apabila pada saat operasi primary pump trip maka
stand by pump akan bekerja untuk menggantikan tugas dari primary pump. Jika
c. Permasalahan yang terjadi pada Main Water Supply Pump unit 4A ini yaitu panas
berlebih yang terjadi pada Bearing pompa sisi bagian luar yang mencapai 75oc,
Saguling ini.
e. Ada beberapa penyebab panas berlebih yang terjadi pada bearing pompa sisi
f. Namun menurut penulis penyebab utama panas bearing pompa sisi bagian luar
MWSP ini berasal dari Shaft (poros) yang bermasalah yang dikarenakan poros
yang tidak sejajar tersebut akan menimbulkan guncangan dan gesekan pada saat
5.2 Saran
antara lain:
Saguling.
b. Penggantian jenis bearing mungkin saja dapat mengurangi panas yang timbul
DAFTAR PUSTAKA
Equipment Vol-I, The New Japan Engineering Consultants Inc, Osaka-Japan, 1985
3. Saguling Hydroelectric Power Plant, Operation and Maintenance Manuals for Lot-1
Tokyo-Japan, 1985
4. Saguling Hydroelectric Power Plant, Operation and Maintenance Manuals for Lot-1
Tokyo-Japan, 1985
5. http://mechanic-mechanicalengineering.blogspot.com/2011/03/pompa-pump.html
6. http://irvandy1993.blogspot.com/2013/06/elemen-mesin-bantalan.html