Anda di halaman 1dari 34

30

BAB IV

TEORI DASAR DAN PEMBAHASAN

4.1 Teori Dasar

4.1.1 Definisi Pompa

Pompa adalah mesin fluida dimana tenaga luar diberikan dari poros

penggerak (motor driven) digunakan untuk memberikan gaya pada fluida yang

dipompa dalam bentuk tenaga potensial dan tenaga kinetis, sehingga

memungkinkan fluida mengalir dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pompa juga

dapat juga berupa Mesin fluida yang berfungsi memindahkan fluida ke tempat lain

karena adanya perbedaan tekanan. Klasifikasi pompa secara umum dapat

diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu pompa kerja positif (positive displacement

pump) dan pompa kerja dinamis (non positive displacement pump).

a. Positive Displacement Pump (Pompa langkah Positif)

Adalah unit pompa yang dalam kerjanya terutama untuk menghasilkan

Static head atau energi potensial dari fluida yang dipompakan. Di dalam tiap

cycle kerjanya, memberikan volume fluida tetap tanpa memandang tahanan

yang diberikan selama masih memenuhi kapasitas unit dan tenaga penggerak

yang tersedia. Pada Pompa Positive Displacement, bila saluran discharge

(pengeluaran) ditutup saat beroperasi, maka tekanan di dalam pompa akan

naik sampai batas maximum yang dapat dicapai. Maka hal itu dapat

menyebabkan kerusakan (pecahnya) unit/casing pompa.


31

Contoh Positive Displacement Pump, adalah pompa Rotary dan

Reciprocating pump (Pompa Torak). Khusus untuk jenis Pompa Torak, aliran

yang dikeluarkan secara grafis merupakan bentuk pulsa 2 dan akan

bertambah atau berkurang secara periodic

b. Non Positive Displacement Pump (Pompa Langkah Dinamis)

Adalah unit pompa yang dalam kerjanya merubah energi kinetik dari

aliran fluida kedalam bentuk energi potensial atau dengan kata lain merubah

dari dynamic head menjadi static head. Di dalam cycle kerjanya, volume

fluida yang dikeluarkan tergantung daripada tahanan yang ada atau

ketinggian tekanannya. Aliran fluida yang dikeluarkan adalah kontinyu pada

setiap kecepatan. Pompa Non Positive Displacement berdasarkan prinsip

kerjanya lazim disebut dengan pompa dinamik (dynamic pump).

Pada Pompa dynamic atau pompa Non Positive Displacement, bila

saluran discharge ditutup saat beroperasi, maka tekanan di dalam pompa

akan naik sampai batas maximum yang dapat dicapai. Keadaan ini tidak akan

mengakibatkan rusaknya casing (rumah pompa) maupun motor penggerak,

tetapi hanya menimbulkan panas di dalamnya. Contoh Non Positive

Displacemen Pump, adalah Pompa Centrifugal dan Pompa Turbin.

4.1.2 Pompa Centrifugal

Prinsip kerja Pompa Centrifugal ini adalah energy penggerak dari luar

diberikan pada poros untuk menggerakkan Impeller. Impeller memutar fluida yang

masuk kedalam pompa, sehingga energy tekanan dan energy kinetic fluida

bertambah. Fluida terlempar ke luar akibat gaya centrifugal yang ditimbulkan


32

impeller. Fluida yang keluar dari impeller ditampung oleh saluran berbentuk

volute/spiral di keliling impeller dan dialirkan keluar melalui diffuser/vane.

Didalam Difuser ini sebagian energy kecepatan akan diubah menjadi energy

tekanan.

Gambar 4.1 Lintasan Aliran Fluida Pompa Centrifugal.

Pompa centrifugal paling banyak digunakan karena mempunyai bentuk yang

sederhana dan harga yang relatif murah. Keuntungan pompa centrifugal

dibandingkan jenis pompa perpindahan positif adalah kemampuan untuk

beroperasi pada putaran tinggi, lebih ringan dan biaya instalasi ringan, harga dan

biaya perawatan murah.

A. Bagian – bagian pompa centrifugal

Secara umum bagian – bagian utama pompa centrifugal dapat dilihat seperti

gambar berikut :
33

Gambar 4.2. Komponen Utama Pompa Centrifugal.

a. Stuffing Box

Stuffing Box berfungsi untuk menerima kebocoran pada daerah dimana poros

pompa menembus casing.

b. Packing

Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa

melalui poros.

c. Shaft (poros)

Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama

beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian – bagian berputar

lainnya.

d. Shaft sleeve

Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan

pada stuffing box.

e. Vane
34

Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.

f. Casing

Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung

elemen yang berputar, tempat kedudukan diffuser (guide vane), inlet dan outlet

nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan

energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).

g. Eye of Impeller

Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.

h. Impeller

Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi

kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada

sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat

perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.

i. Chasing Wear Ring

Chasing Wear Ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang

melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara

memperkecil celah antara casing dengan impeller.

j. Discharge Nozzle

Discharge Nozzle berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari impeller. Di dalam

nosel ini sebagian head kecepatan aliran diubah menjadi head tekanan.
35

B. Klasifikasi Pompa Centrifugal

1. Menurut jenis aliran dalam impeller

a. Pompa aliran radial

Pompa ini mempunyai konstruksi sedemikian sehingga aliran zat cair

yang keluar dari impeller akan tegak lurus poros pompa (arah radial).

Gambar 4.3. Pompa centrifugal aliran radial

b. Pompa aliran campur

Aliran zat cair didalam pompa saat meninggalkan impeller akan

bergerak sepanjang permukaan kerucut (miring) sehingga komponen

kecepatannya berarah radial dan aksial.

Gambar 4.4. Pompa centrifugal aliran campur.


36

c. Pompa aliran aksial

Aliran zat cair yang meninggalkan impeller akan bergerak sepanjang

permukaan silinder (arah aksial).

Gambar 4.5 Pompa aliran aksial

2. Menurut Jenis Impeller

a. Impeller tertutup

Sudu‐sudu ditutup oleh dua buah dinding yang merupakan satu

kesatuan, digunakan untuk pemompaan zat cair yang bersih atau sedikit

mengandung kotoran.

Gambar 4.6 Impeller

b. Impeller setengah terbuka

Impeller jenis ini terbuka disebelah sisi masuk (depan) dan tertutup di

sebelah belakangnya. Sesuai untuk memompa zat cair yang sedikit

mengandung kotoran.
37

c. Impeller terbuka

Impeller jenis ini tidak ada dindingnya di depan maupun di belakang.

Bagian belakang ada sedikit dinding yang disisakan untuk memperkuat

sudu. Jenis ini banyak digunakan untuk pemompaan zat cair yang banyak

mengandung kotoran.

C. Keuntungan pompa Centrifugal

1. Jumlah aliran yang dihasilkan merata dan bertekanan konstan pada

saat beroperasi.

2. Biaya perawatan ringan dan konstruksi sederhana.

3. Getaran yang terjadi pada saat pengoperasian lebih kecil.

Kekurangan pompa Centrifugal

1. Efisiensi pompa lebih kecil bila dibandingkan dengan pompa torak,

terutama untuk kapasitas besar dan tekanan tinggi.

2. Pompa centrifugal tidak dapat beroperasi bila sisi isap kering pada

awal pengoperasian sehingga perlu diisi atau dipancing.

3. Pompa centrifugal sukar untuk jumlah aliran yang kecil dengan

tekanan yang tinggi.

4.1.3 Sistem Pendingin

Selain komponen utama, PLTA memiliki komponen-komponen pendukung

yang mempunyai peranan penting, salah satunya ialah system air pendingin. Air

pendingin digunakan untuk menjaga temperatur komponen-komponen utama


38

khususnya pada rotary equipment, sebab over heat pada suatu alat akan

menyebabkan penurunan performa dari alat tersebut. Pada PLTA, system air

pendingin digunakan untuk mendinginkan udara pada generator (air cooler). Panas

yang terjadi merupakan bentuk transformasi dari rugi pada inti ataupun pada belitan

stator dan rotor. Panas yang terjadi akan mempengaruhi terhadap kemampuan

generator dalam menghasilkan energi listrik dan jika dibiarkan terus-menerus

hingga temperature outlet >48oC maka unit akan trip.

Selain pada generator, sistem pendingin digunakan pada turbine bearing,

upper bearing, thrust and lower bearing. Panas yang timbul pada bearing tersebut

akibat adanya gesekan antara turbine bearing dengan poros turbin.

Gambar 4.7 Sirkulasi Distribusi Air Pendingin

4.1.4 Komponen Sistem Pendingin

a. Main Water Supply Pump

MWSP merupakan pompa utama yang digunakan untuk memompa air dari

draft tube yang digunakan sebagai pendingin udara generator, upper

bearing, thrust dan lower bearing serta turbin bearing.

b. Main Water Supply Strainer


39

MWSS digunakan untuk menyaring air yang digunakan sebagai

pendingin. Air dari draft tube yang dipompa oleh MWSP akan disaring

terlebih dahulu oleh MWSS agar bersih dari kotoran sehingga tidak

mengganggu aliran air pendingin.

Gambar 4.8 Main Water Supply Strainer

c. Main Water Supply Strainer Purging Valve

Purging valve digunakan untuk membuang kotoran yang tersaring oleh

MWSS. Purging valve ini bekerja 12 jam sekali pada saat MWSS bekerja

dengan membuka katup. Lama operasinya yaitu selama 4 menit untuk

membuang kotoran yang tersangkut pada screen dan dibuang keluar.

4.9 Purging Valve

d. Flow Meter

Flow meter digunakan untuk mengukur flow air yang mengalir ketiap-tiap

pendingin, sesuai dengan tabel 1. Batas nilai flow air yang dijinkan adalah
40

60 % s/d 100 %. Jika flow air tidak terpenuhi pada saat unit sudah running

maka akan memberikan sinyal alarm gangguan.

4.1.5 Air Cooler (Generator Cooler)

Sistem pendingin pada generator dengan cara mendinginkan udara disekitar

ruang generator. Radial fan yang terpasang pada rotor akan mendorong udara pada

stator menuju ke air pendingin. Pada water cooler udara panas dari stator akan

diserap oleh air yang mengalir pada pipa-pipa kecil (tube), sehingga udara yang

keluar dari water cooler/outlet menjadi dingin. Selanjutnya udara yang telah dingin

tersebut akan kembali bersikulasi masuk ke rotor generator, begitu seterusnya

hingga udara di dalam generator tetap terjaga temperaturnya.

Gambar 4.10 Generator air cooler

Prinsip kerja air cooler adalah mendinginkan fluida yang bertemperature

tinggi (udara) dengan prinsip konveksi/mengaliri fluida lain (air) dengan adanya

tenaga dari luar (konveksi paksa) sehingga fluida (air) menyerap kalor yang ada

pada fluida (udara) sehingga temperatur udara menurun. Ketika panas udara diserap

oleh tube-tube yang di aliri air maka pada daerah-daerah tube tersebut terjadi proses
41

konveksi, dan ketika panas udara tersebut diserap oleh fin-fin alumunium maka

pada daerah fin tersebut terjadi konduksi.

Pada saat unit start maka flow air pendingin harus memenuhi 60% batas flow

yang telah ditetapkan. Main Water Supply Pump dari Draft Tube. Setelah dipompa

menggunakan MWSP, air akan disaring oleh Main Water Supply Strainer (MWSS).

Tujuan air disaring agar besih dari kotoran sehingga tidak mengganggu aliran air

pendingin, selain itu agar tidak mengganggu proses penyerapan panas pada media

yang didinginkan. MWSS bekerja secara otomatis 12 jam sekali atau dapat juga di

setting sesuai kebutuhan dengan batas range 24 jam

Gambar 4.11 Distribusi air pada system pendingin


42

Purging Valve beroperasi selama 4 menit untuk membuang kotoran yang

tersangkut pada screen, jika setelah 4 menit purging valve belum menutup (karena

ada kotoran yang menghambat) maka time lag relay for fault of MWSS akan aktif

dan menunggu selama 1 menit. Jika dalam waktu ≥1 menit kembali purging valve

belum menutup maka akan memberikan sinyal alarm dan MWSP trip selanjutnya

manuver ke stand by pump.

Selain untuk kebutuhan Air Cooler, system pendingin juga untuk kebutuhan :

a. Upper Bearing

Sirkulasi air pendingin digunakan untuk mendinginkan oli yang ada pada

upper bearing dengan temperature normalnya adalah <60℃.

Gambar 4.12 Upper bearing

b. Thrust and Lower Bearing

Sirkulasi aliran air pendingin digunakan untuk mendinginkan oli pada

thrust/ lower bearing. Pada thrust dan lower bearing selain air, oli juga

ikut sirkulasi. Pada saat poros turbin berputar maka thrust runner juga

ikut berputar sehingga terjadi gaya centrifugal yang mendorong oli

menuju ke oil cooler.


43

Gambar 4.13 Thrust bearing Gambar 4.14 Lower bearing

Oli yang masuk ke cooler akan mentransfer panas ke air yang ada di

pipa-pipa pendingin

c. Turbin Bearing

Sirkulasi air pendingin digunakan untuk mendinginkan oli yang ada

pada turbin bearing. Sistem yang digunakan sama dengan upper bearing

dengan temperatur normalnya <65℃.

Gambar 4.15 Turbine bearing

Berikut ini adalah tabel kapasitas air pendingin untuk tiap-tiap cooler:

Tabel 4.1 Distribusi Air Pendingin


No. Cooler Kapasitas

1 Upper Bearing 300 l/ min

2 Generator A/C 12.500 l/ min

3 Thrust/ lower Bearing 3200 l/ min

4 Turbin Bearing 260 l/ min


44

4.2 Pembahasan

4.2.1 Main Water Supply Pump

Main water supply pump (MWSP) merupakan jenis pompa centrifugal yang

berfungsi memindahkan fluida dengan memanfaatkan gaya centrifugal yang

dihasilkan oleh putaran impeller untuk memompa air dari draft tube yang

digunakan sebagai pendingin udara generator, upper bearing, thrust dan lower

bearing serta turbin bearing. Cairan yang masuk ke impeller dengan arah axial

melalui mata impeller, dan bergerak ke arah radial diantara sudu-sudu impeller

sehingga fluida tersebut keluar dari diameter luar impeller.

Gambar 4.16 Main Water Supply Pump

Nama Alat : PUMP


Pabrikan : EBARA Corporation Japan
Tipe : Centrifugal Pump
Putaran : 1470 rpm
Debit : 18 m3/menit
Head : 35 m
Nama Alat : Motor 3 Fasa Induksi
Pabrikan : TOSHIBA
45

Pada saat fluida meninggalkan impeller, fluida tersebut dikumpulkan didalam

rumah pompa (casing). Bentuk impellernya sendiri termasuk dalam jenis impeller

tertutup.

Gambar 4.17 Impeller MWSP

Discharge dari MWSP mengarah ke system strainer MWSS yang kemudian

mengarah ke distributing piping, tekanan kerja pada sisi hisap sebesar 0,6 kg/cm2

dan sisi discharge MWSP berada pada tekanan 4 kg/cm2. Tiap unit terdiri dari 2

buah pompa yang bekerja secara bergantian, pompa pertama sebagai primary

pump dan pompa kedua sebagai stand by pump. Apabila pada saat operasi primary

pump trip maka stand by pump akan bekerja untuk menggantikan tugas dari

primary pump. Jika kedua pompa trip maka unit juga akan trip. Pergantian/

manufer dari primary ke stand by pump dilaksanakan tiap awal bulan.

Temperatur bearing casing pada MWSP ridak boleh lebih dari temperature

ruangan yaitu lebih dari 40 oC ataupun lebih dari 60 oC. Jika temperature melebihi

batas yang telah ditentukan maka operasi pompa diberhentikan kemudian dilakukan

pengecekan.
46

4.2.2 SOP & Maintenance MWSP

A. Standar Operation

1. Perhatikan Sebelum Memulai Operasi

a. Periksa pelumas bantalan dan sediakan pelumas jika perlu. Bantalan

(bearing) seharusnya penuh dengan grease. Pastikan minyak pelumas

adalah untuk tingkat tertentu pada pengukur minyak.

b. Putar pompa dengan tangan dan periksa untuk rotasi halus. Jika rotasi

pompa sulit atau tidak rata, itu mungkin disebabkan oleh karat internal

pengetatan berlebihan pelumas, dll

c. Pengoperasian alat dilakukan secara perlahan sehingga dapat

mengkonfirmasi arah rotasi. Kemudian hubungkan poros kopling dan

menginstal pelindung poros kopling.

d. Buka plug ventilasi udara atau katup yang dipasang di sisi keluaran pompa,

sehingga udara atau gas lainnya sempurna, dan pastikan pompa yang

sepenuhnya berfungsi. Putar poros pompa manual untuk melepaskan udara

dan gas.

e. Jika pasokan air eksternal digunakan, alirkan air dengan membuka katup.

Jika air pendingin digunakan untuk bantalan, alirkan air dengan membuka

katup.

f. Setelah pemanasan telah selesai, tutup katup pembuangan.

2. Mulai, Operasi dan Berhenti

a. Pastikan katup isap terbuka dan katup pembuangan tertutup. Buka katup jika

lubang aliran minimum diinstal.


47

b. Matikan tombol start dan sekali atau dua kali untuk 'pastikan pompa

beroperasi normal. Jika tidak ada kerusakan, pompa dapat ditempatkan terus

beroperasi.

c. Katup pembuangan bertahap terbuka dan diatur untuk titik operasi yang

ditentukan.

d. Periksa setiap bagian dari pompa dan pengendali seperti arus, tegangan,

pelumasan pada setiap bagian, putaran yang bising, getaran, tekanan masuk

dan keluar dll.

e. Cek kembali pompa dan pengendali 30 sampai 60 menit setelah start.

f. Selama operasi berhenti, perlahan tutup katup pembuangan sebelum

mematikan penggerak utama.

g. Jika pasokan air eksternal digunakan. Sepenuhnya menutup katup.

3. Mematikan dalam Keadaan Darurat

a. Ketika pompa berhenti karena kegagalan daya. Matikan dan tutup katup

keluaran. (Hal ini untuk mencegah mulai tiba-tiba pompa ketika listrik

hidup kembali).

b. Untuk darurat shut-down. matikan listrik dan tutup katup keluaran.

B. Maintenance (Perawatan)

Dalam rangka mempertahankan kondisi operasi terbaik untuk pompa

pemeliharaan dan pemeriksaan berikut harus disediakan. Pengukur tekanan dan

pelumas grease harus ditutup kecuali ketika sedang operasi. Hal ini akan mencegah

kerusakan alat.
48

1. Penyediaan dan penggantian pelumas bantalan

a. Grease

Untuk memasok grease, isi bagian atas dengan jumlah yang sesuai dan pada

interval ditunjukkan pada Tabel 1. Grease yang berlebihan akan

menyebabkan panas berlebih (overheat). Setiap dua tahun perbaikan

diperlukan. Pada saat itu isi setiap setengah bantalan sesuai yang ada pada

tabel berikut. Tipe grease yang digunakan untuk bantalan (bearing), yaitu

No.2, JIS-K2225 (NIGL tingkat 2)

Tabel 4.2 Grease

Nominal Bearing CBG40 CBG50 CBG60 CBG70 CBG80 CBG90

Grease charge 18cc 22cc 38cc 48cc 60cc 82cc


Supplied 1 ea. (2 points)
4300 hrs 4300 hrs 4300 hrs 4300 hrs 4300 hrs 4300 hrs
Interval
Grease charge
Replaced Prelim charge 50cc 60cc 110cc 140cc 180cc 245cc
1 ea. (2 points)

b. Oli

Gunakan oli pelumas ISO VG-56 (JIS K2213 oil turbine = 140). Ganti oli

300 jam setelah operasi. Penggantian berikutnya harus 3 bulan, atau sesuai

kebutuhan dan kondisi oli sendiri.

2. Suhu pada casing bearing tidak boleh dari suhu ruangan ditambah 40oC atau

80oC. Jika suhu tersebut melebihi standarnya, matikan operasi dan periksa.

3. Jangan memulai pompa terlalu sering, pompa berpotensi mengalami masalah.

Nyalakan pompa sesuai dengan prosedur yang ada.

Motor output Starting frequency

Lower than 7,5 KW Less than 6 times per hour


49

11 kW-22 kW Less than 4 times per hour

Higher than 26 kW Less than 3 times per hour

4. Tekanan, arus, getaran, suara dll, yang berbeda jauh dari normal adalah gejala

trouble. Lakukan tindakan perbaikan segera. Untuk tujuan ini, disarankan

bahwa catatan disimpan.

5. Matikan tombol tanpa kegagalan sebelum pemeriksa pompa.

6. Putar poros pompa dengan tangan sekali setiap minggu jika pompa dihentikan

untuk waktu yang lama.Periksa tingkat minyak pelumas sebelum memulai

operasi setelah berhenti lama.

7. Untuk mencegah pembekuan dan kerusakan berikutnya untuk memompa

selama operasi cuaca dingin, kuras pompa atau berikan isolasi.

8. Bagian Consumable

Tabel 4.3 Consumable Parts

Bagian Alasan Penggantian Frekuensi penggantian

Gland Packing kebocoran disebabkan kurang rapat Setiap 6 bulan


Shaft Coupling rubber Dipakai, memburuk pada satu sisi Setiap tahun
Bearing suara yang tidak normal Setiap 2 - 3 tahun
Gaskets Setiap Pembongkaran
Shaft Sleeve Permukaan yang usang Setiap tahun
Oil Seal Kebocoran Minyak Setiap tahun

4.2.3 Permasalahan MWSP

Permasalahan yang sering terjadi pada MWSP sendiri yaitu bermasalah pada

bearing dan kebocoran pipa. Pada Main Water Supply Pump (MWSP) unit 4A saat

melakukan Preventive maintenance dengan mengecek temperature MWSP dengan


50

menggunakan Raytek, MWSP tersebut mengalami panas berlebih (overheat) pada

bearing pompa sisi bagian luar menunjukkan temperature mencapai 75 oC. Dimana

standar temperature rata-rata bearing jenis SKF ini normal operasi hanya berkisar

40 oC – 60 oC sedangkan suhu temperature bagian lain dalam kondisi normal.

Gambar 4.18 Shaft MWSP

Bearing merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang

peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah

poros, agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan.

Bantalan harus cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya

bekerja dengan baik. Jenis Bearing pompa sisi luar MWSP ini termasuk jenis SKF

6216, dimana tipe tersebut bearing jenis single row deep groove ball bearings,

dengan beban ringan dan diameter dalam 80 mm.


51

Gambar 4.19 Bearing pompa

Ball bearing ini yang paling umum digunakan karena cukup simple tapi gerak

putarnya efektif serta dapat menghandle baik beban putar (radial load) ataupun

beban tekan dari samping (thrust load). Tetapi hanya dipakai untuk aplikasi yang

bebannya tidak terlalu berat. Pada ball bearing beban transfer dari bagian luar (outer

race) kedalam rangkaian bola-bola dalam, lalu kebagian dalam (inner race), karena

bentuk bola adalah bulat, maka kontak antara inner race dan outer race sangat

minim sehingga putarannya sangat lembut.

Jika hal ini terus dibiarkan tanpa ada penyelesaian, bisa dipastikan masalah

ini akan menjalar ke seluruh bagian pompa, sehingga mengakibatkan pompa rusak

sepenuhnya, dan hal ini akan berdampak kepada unit 4 UBP Saguling bisa menjadi

trip/ rusak (gagal operasi). Berikut data yang yang menunjukkan bearing pompa sisi

luar panas dengan menggunakan camera Thermal.


52
53

Gambar 4.20 Data Temperatur MWSP

Bisa kita liat sendiri, dengan menggunakan Camera Thermal kita dapat

melihat temperature pada bearing pompa sisi luar menunjukkan bearing pompa
54

berada pada temperature 75oc, dimana suhu ini merupakan suhu abnormal. Ada

beberapa kemungkinan penyebab dari panas yang berlebih (overheating) dari

bearing pompa sisi luar tersebut. Dikarenakan sampai laporan ini diselesaikan,

kondisi MWSP 4A ini masih mengalami panas yang berlebih, maka penulis

membuat suatu analisa.

Dalam hal ini penulis menggunakan Root Cause Failure Analysis (RCFA)

dengan konsep Ishikawa atau Fishbone Diagram (diagram tulang ikan). Konsep

Ishikawa diagram ini digunakan untuk menentukan akar penyebab dari kerusakan-

kerusakan yang terjadi, dikatakan tulang ikan karena bentuk diagramnya mirip

bentuk tulang ikan, seperti gambar dibawah ini :

Gambar 4.21 Ishikawa Diagram

Setelah akar kerusakan dan penyebabnya telah diketahui, maka selanjutnya

ialah merumuskan strategi perbaikan dan perawatan dengan menggunakan konsep

Failure Modes and Effect Analysis (FMEA).


55

4.2.4 Analisa Kerusakan MWSP

Setelah mengetahui permasalahan dari MWSP unit 4 ini, yaitu langkah

selanjutnya dibuatlah Ishikawa diagram untuk memudahkan analisa kerusakannya.

Dari garis horisontal utama, dibuat garis diagonal yang menjadi “cabang”. Setiap

cabang mewakili “sebab utama” dari masalah yang ditulis. Sebab ini

diinterpretasikan sebagai “cause”, atau secara visual dalam fishbone seperti “tulang

ikan”.

Matriks 5W – 1H (What, Who, Why, Where, When – How) digunakan untuk

merumuskan pemecahan apa yang tepat untuk diterapkan. Kategori sebab utama

mengorganisasikan sebab sedemikian rupa sehingga masuk akal dengan situasi.

Kategori-kategori ini antara lain:

a. Grease (Pelumas)

b. Beban (Daya yang Dihasilkan Unit)

c. Man Power (Pekerjaan Manusia)

d. Bearing (Bantalan yang digunakan)

e. Poros (Shaft)

Pemilihan kategori Utama diatas diambil berdasarkan apa yang terjadi di

lapangan saat kerusakan terjadi. Selain itu Penulis juga melakukan diskusi terhadap

pegawai UBP Saguling tentang masalah yang terjadi ini. Berikut Ishikawa diagram

yang telah dibuat setelah mempertimbangkan beberapa sebab-sebab yang terjadi :


56

Gambar 4.22 Ishikawa diagram penyebab bearing panas

Bisa dilihat pada gambar 4.22, ada beberapa kemungkinan yang terjadi

sehingga bearing pompa sisi bagian luar mengalami panas berlebih (overheat).

Berikut rangkuman permasalahan bearing pompa sisi bagian luar MWSP

mengalami panas berlebih (overheat).


57

Tabel 4.4 Rangkuman penyebab masalah MWSP

Possible root Explain Root Cause ?

Grease
Ada kemungkinan jenis grease yang
Jenis Grease digunakan tidak sesuai dengan SOP dari N
produsen pompa.
Jika kekurangan grease akan membuat
goresan, keausan yang berlebih dan dapat
menyebabkan kawat pengikat ball bearing
Volume Grease N
patah (care). Jika kebanyakan grease dapat
mengakibatkan tidak ada ruang untuk
pemuaian grease maupun bearing.
Beban
PLTA harus bekerja memenuhi permintaan
pusat dikala musim hujan melanda. Hal ini
Operasi yang terus menerus N
membuat MWSP terus beroperasi sehingga
berpotensi menghasilkan panas berlebih.
Man Power
Preventive maintenance atau pengecekan
Inspeksi Kurang terhadap kondisi pompa harus dilakukan N
secara berkala.
Jika terlalu longgar, cincin dalam / luar yang
berputar menimbulkan gesekan dengan
Cara Pemasangan Bearing housing/poros. Jika terlalu erat celah atau N
ventilasi kurang, sehingga suhu bantalan
akan cepat meningkat.
Bearing
Jenis bearing yang digunakan SKF 6216 ,
Jenis Bearing ada kemungkinan jenis bearing sudah tidak Y
sesuai dengan beban yang dihasilkan.
Mungkin karena umur / pemakaian bearing
Umur Bearing yang telah melewati batas pemakaian, N
sehingga bearing ini sudah aus.
Shaft (Poros)
Unbalance disebabkan oleh poros yang tidak
sejajar/misalignment pada saat pemasangan.
Unbalance Y
hal ini mengakibatkan poros bergesekan dan
berakibat pada panasnya bearing.

Dari hasil fishbone diagram / Ishikawa Diagram diatas, dapat ditemukan akar

permasalahan dari panas berlebih yang terjadi pada bearing pompa sisi bagian luar.

Ada beberapa kemungkinan indikasi penyebabnya:


58

a. Untuk masalah grease, pemakaiannya sudah sesuai standar tidak terlalu

banyak maupun kekurangan, jenisnya pun walaupun pada saat itu

menggunakan jenis grease yang lain, tetap tak berubah kondisi bearing pompa

sisi luar tersebut.

b. Beban, untuk masalah beban meskipun PLTA Saguling ini beroperasi terus

menerus selama musim hujan dan untuk memenuhi permintaan pusat, saya

rasa hal ini bukanlah penyebab utama dari panas yang timbul.

c. Man Power, perlu diperhatikan juga masalah Preventive Maintenance

terhadap kondisi MWSP ini. Namun untuk kedepan diharapkan semua

komponen dapat di inspeksi secara berkala agar dapat meminimalisir

kerusakan yang terjadi. Hal ini bukanlah penyebab besar dari panas bearing

tersebut. Selain itu saat pemasangan bearing. Toleransi bearing dan ketepatan

pemasangan menjadi satu hal yang berpengaruh. Tapi kalau mengacu hal ini,

rasanya kurang, sebab pegawai UBP Saguling telah berpengalaman dalam hal

ini.

d. Bearing, jika dikatakan umur bearing sudah waktunya untuk digantikan

dengan yang baru, namun setelah diganti, tetap tidak ada perubahan pada

kondisi MWSP tersebut. Jika mengacu pada jenis/tipe bearing perlu tidaknya

diganti, saya rasa mungkin saja berpengaruh terhadap kondisi MWSP tersebut.

e. Shaft (poros) yang bermasalah yang dikarenakan poros mengalami

misalignment (tidak sejajar) dimana kedudukan poros pompa dan

penggeraknya tidak lurus, bearing akan mengalami vibrasi tinggi.

Pemasangan yang tidak sejajar tersebut akan menimbulkan guncangan dan


59

gesekan pada saat berputar dan berpotensi menimnulkan panas yang berlebih

dari bearing.

Dan menurut penulis, ada 2 kemungkinan penyebab kerusakan pada Main

Water Supply Pump unit 4A UBP Saguling berupa panas berlebih yang terjadi pada

Bearing sisi pompa bagian luar, yaitu Jenis Bearing yang digunakan serta Poros

(Shaft) pompa tersebut bermasalah. Indikasi yang paling mendekati penyebab panas

berlebih ini berasal dari poros (shaft) yang bermasalah. Karena terjadi unbalance

(tidak imbang), sehingga ketika poros berputar mengakibatkan putaran mengalami

perubahan gaya disalah satu titik putaran (lebih terasa ketika putaran tinggi).

Terjadilah misalignment dimana kedudukan poros pompa dan penggeraknya

tidak lurus, bearing akan mengalami vibrasi tinggi. Pemasangan yang tidak sejajar

tersebut akan menimbulkan guncangan pada saat berputar yang dapat merusak

bearing. Kemiringan dalam pemasangan bearing juga menjadi faktor kerusakan

bearing, karena bearing tidak menumpu poros dengan tidak baik, sehingga timbul

gesekan yang tinggi dan menimbulkan panas yang berlebih pada bearing pompa

sisi bagian luar dari MWSP unit 4A tersebut.


60

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melaksanakan kerja magang ini, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal,

diantaranya :

a. Main water supply pump merupakan pompa jenis sentrifugal yang termasuk

komponen utama dari system pendingin yang digunakan untuk memompa air dari

draft tube sebagai pendingin udara.

b. Tiap unit pembangkit di UBP Saguling ini terdiri dari 2 buah pompa MWSP yang

bekerja secara bergantian. Apabila pada saat operasi primary pump trip maka

stand by pump akan bekerja untuk menggantikan tugas dari primary pump. Jika

kedua pompa trip maka unit juga akan trip.

c. Permasalahan yang terjadi pada Main Water Supply Pump unit 4A ini yaitu panas

berlebih yang terjadi pada Bearing pompa sisi bagian luar yang mencapai 75oc,

dimana standar suhu berkisar 40oc-60oc.

d. Dengan menggunakan RCFA Root Cause Failure Analysis metode yang

digunakan yaitu Fishbone Diagram atau Ishikawa Diagram, penulis dapat

menentukan sebab-akibat dari permasalahan yang terjadi MWSP unit 4A UBP

Saguling ini.

e. Ada beberapa penyebab panas berlebih yang terjadi pada bearing pompa sisi

bagian luar tersebut, diantaranya


61

Tabel 5.1 Rangkuman Penyebab Kerusakan MWSP

Untuk masalah grease, pemakaiannya sudah sesuai standar


tidak terlalu banyak maupun kekurangan, jenisnya pun
Grease
walaupun pada saat itu menggunakan jenis grease yang lain,
tetap tak berubah kondisi bearing pompa sisi luar tersebut.
Beban, untuk masalah beban meskipun PLTA Saguling ini
beroperasi terus menerus selama musim hujan dan untuk
Beban
memenuhi permintaan pusat, saya rasa hal ini bukanlah
penyebab utama dari panas yang timbul.
Perlu diperhatikan juga masalah Preventive Maintenance
terhadap kondisi MWSP ini. Namun untuk kedepan
diharapkan semua komponen dapat di inspeksi secara berkala
agar dapat meminimalisir kerusakan yang terjadi. Hal ini
Man
bukanlah penyebab besar dari panas bearing tersebut. Selain
Power
itu saat pemasangan bearing. Toleransi bearing dan ketepatan
pemasangan menjadi satu hal yang berpengaruh. Tapi kalau
mengacu hal ini, rasanya kurang, sebab pegawai UBP Saguling
telah berpengalaman dalam hal ini.

Bearing, jika dikatakan umur bearing sudah waktunya untuk


digantikan dengan yang baru, namun setelah diganti, tetap tidak
Bearing
ada perubahan pada kondisi MWSP tersebut. Jika mengacu
pada jenis/tipe bearing perlu tidaknya diganti, saya rasa
mungkin saja berpengaruh terhadap kondisi MWSP tersebut
Shaft (poros) yang bermasalah yang dikarenakan poros
mengalami misalignment (tidak sejajar) dimana kedudukan
poros pompa dan penggeraknya tidak lurus, bearing akan
Shaft
mengalami vibrasi tinggi. Pemasangan yang tidak sejajar
(Poros))
tersebut akan menimbulkan guncangan dan gesekan pada saat
berputar dan berpotensi menimnulkan panas yang berlebih dari
bearing

f. Namun menurut penulis penyebab utama panas bearing pompa sisi bagian luar

MWSP ini berasal dari Shaft (poros) yang bermasalah yang dikarenakan poros

mengalami misalignment (tidak sejajar) dimana kedudukan poros pompa dan

penggeraknya tidak lurus, bearing akan mengalami vibrasi tinggi. Pemasangan

yang tidak sejajar tersebut akan menimbulkan guncangan dan gesekan pada saat

berputar dan berpotensi menimnulkan panas yang berlebih dari bearing.


62

5.2 Saran

Setelah menganalisa dan menarik kesimpulan, penulis memberikan beberapa saran,

antara lain:

a. Agar sering dilakukan pengecekan terhadap komponen-komponen UBP

Saguling.

b. Penggantian jenis bearing mungkin saja dapat mengurangi panas yang timbul

serta ketepatan dan toleransi yang diizinkan harus benar.

c. Melakukan alignment ulang pada poros secara presisi dengan menggunakan

system reverse dial indicator atau dengan laser alignment.

d. Jika memungkinkan, penggantian poros (shaft) dapat dilakukan.


63

DAFTAR PUSTAKA

1. Fritz Dietzel, Turbin Pompa dan Kompressor, Erlangga, Jakarta, 1993

2. Saguling Hydroelectric Power Plant Operation and Maintenance for Generating

Equipment Vol-I, The New Japan Engineering Consultants Inc, Osaka-Japan, 1985

3. Saguling Hydroelectric Power Plant, Operation and Maintenance Manuals for Lot-1

Turbines and Auxiliary Equipment Vol-II, Sumitomo Corporation Toshiba Corporation,

Tokyo-Japan, 1985

4. Saguling Hydroelectric Power Plant, Operation and Maintenance Manuals for Lot-1

Turbines and Auxiliary Equipment Vol-III, Sumitomo Corporation Toshiba Corporation,

Tokyo-Japan, 1985

5. http://mechanic-mechanicalengineering.blogspot.com/2011/03/pompa-pump.html

6. http://irvandy1993.blogspot.com/2013/06/elemen-mesin-bantalan.html

Anda mungkin juga menyukai