Khamir termasuk fungi, tetapi dibedakan dari kapang karena bentuknya yang
terutama uniseluler, reproduksi vegetatif pada khamir terutama dengan cara
pertunasan. Sebagai sel tunggal, khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dibandingkan dengan kapang yang tumbuh dengan pembentukan filamen. Khamir juga lebih efektif dalam memecah komponen kimia dibandingkan dengan ka pang karena mempunyai perbandingan luas permukaan de ngan volume yang lebih besar. Khamir juga berbeda dari ganggang karena tidak dapat melakukan proses fotosintesis, dan berbeda dari probozoa karena mempunyai dinding sel yang tegar, khamir mudah dibedakan dari bakteri karena ukurannya yang lebih besar dan morfologinya yang ber- beda. Khamir pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifat fisiologinya, dan tidak atas perbedaan morfologi nya seperti pada kapang. Beberapa khamir tidak memben- tuk spora(asporogenous) dan digolongkan ke dalam fungi imperfekti, dan yang lainnya membentuk spora seksual sehingga digolongkan ke dalam ascomyoetes dan basidio mycebes.
3.1 Morfologi khamir
Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan panjang 1-5 um 20-50 um, dan lebar 1-10 um. Bentuk sel khamir bermacam-macam, yaitu bulat, oval, silinder yaitu bulat panjang dengan salah satu ujung runcing, segitiga melengkung(triangular), berbentuk botol, bentuk apikulat atau lemon, membentuk pseudomiselium, dan sebagainya. Berbagai bentuk sel khamir dapat dilihat pada gambar 12.1. Sel vegetatif yang berbentuk apikulat atau lemon merupakan karakteristik grup khamir yang ditemukan pada tahap awal fermentasi alami buah-buahan dan bahan lain yang mengandung gula, misalnya hanseniaspora dan kloeck era. Bentuk ogival adalah bentuk memanjang di mana salah satu ujungnya bulat dan ujung yang lainnya runcing. Bentuk ini merupakan karakteristik dari khamir yang disebut breftanomyces, khamir yang berbentuk bulat misalnya debaryomyces, berbentuk oval misalnya saocharomyoes, dan yang berbentuk triangular misalnya trygonopsis, khamir tidak mempunyai flagela atau organ lain untuk bergerak. Dalam kultur yang sama, ukuran dan bentuk sel khamir mungkin berbeda karena pengaruh umur sel dan kondisi lingkungan selama pertumbuhan. Sel yang muda mungkin berbeda bentuknya dari yang tua karena adanya proses ontogeni, yaitu perkembangan individu sel. Sebagai contoh, khamir yang berbentuk apikulat(lemon) pada umumnya berasal dari tunas berbentuk bulat sampai oval lepas dari induknya, kemudian tumbuh dan membentuk tunas sendiri(gambar 12.2). Karena proses pertunasannya bersifat bipolar, sel muda yang berbentuk oval membentuk tunas pada kedua ujungnya sehingga mempunyai bentuk seperti lemon. Sel-sel yang sudah tua dan telah mengalami pertunasan beberapa kali, mungkin mempunyai bentuk yang berbeda-beda.
3.2 Klasifikasi dan identifikasi khamir
Berbeda dengan kapang di mana identifikasi terutama di dasarkan atas bentuk
morfologinya, identifikasi khamir se. Lain didasarkan atas sifat morfologinya, juga ditentukan oleh sifat-sifat lainnya yaitu sifat kultur, fisiologi dan reroduksi seksual. Sifat-sifat yang dapat digunakan untuk berikut
A. Sifat-sifat morfologi
1. Reproduksi vegetatif A. Pertunasan B. Pembelahan C. Pembelahan tunas D. Pembentukan spora aseksual
2. Bentuk sel vegetatif(bentuk, ukuran, warna, ciri-ciri lain)
B. Sifat-sifat kultur
1. Karakteristik pertumbuhan di dalam medium cair
2 . Pertumbuhan pada medium padat C. Sifat-sifat fisiologi
1. Penggunaan senyawa karbon
2. Penggunaan senyawa nitrogen 3. Pertumbuhan di dalam medium tanpa vitamin 4 di dalam medium dengan tekanan osmotik tinggi 5. Pertumbuhan pada suhu relatif tinggi 6. Produksi asam 7. Produksi senyawa ekstraseluler 8. Hidrolisis urea 9. Pemecahan lemak. 10. Pembentukan pigmen 11. Produksi ester 12. Ketahanan terhadap aktidion(sikloheksimida) 13. Pencairan gelatin. D. Reproduksi seksual 1. Karakteristik askus dan askospora 2. Infertilitas pada khamir ascomycetes 3. Karakteristik beliospora dan sporidia(basidiospora) Berdasarkan sifat-sifat tersebut di atas, khamir dapat di- bedakan atas tiga kelas, yaitu: 1. Kelas ascomycetes atau khamir askosporogenous, mana spora tumbuh di dalam 2. Kelas yang membentuk spora pada basidium. 3. Kelas deuteromycetes, yaitu amir yang tidak memproduksi spora seksual, disebut juga fungi imperfecti dan terdiri dari dua famili yaitu:
A. Sporobolomycetaceae yang produksi ballistos.
B. Cryptococcaceae yang tidak memproduksi ballistos maupun spora seksual. 3.2 manfaat khamir
penggunaan khamir dalam industri terutama adalah dalam produksi alkohol
dari sumber karbohidrat, misalnya pati dan molase. Prinsip fermentasi ini digunakan dalam produksi alkohol, anggur, brem, minuman keras, dan sebagai nya. Jika sebagai sumber karbohidrat digunakan pati, misalnya pati jagung, ubi kayu, beras, dan pati lain-lainnya, pati tersebut harus terlebih dahulu dihidrollsis menjadi gula- gula sederhana yaitu glukosa. Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya menggunakan enzim dari malt barlei atau kapang, atau dengan kombinasi asam dan pemanasan. Selain untuk memproduksi alkohol, khamir juga digunakan dalam industri lainnya misalnya dalam pembuatan roti untuk memproduksi gas karbon dioksida secara cepat sehingga membuat lubang-lubang pada roti dan mengembangkan roti, pembuatan protein sel tunggal, dan pem- buatan makanan- makanan tradisional seperti tape dan brem.