Laporan
Laporan
PENDAHULUAN
Kesulitan paling esensi yang penulis alami ketika membelajarkan siswa bahasa
bahasa tersebut secara lisan dan berterima. Pada umumnya siswa kurang mampu
dalam beberapa bahasan pada siklus lisan. Beberapa cara sudah penulis lakukan
antara lain menambahkan waktu belajar khusus berbicara pada setiap hari sabtu
hasilnya masih kurang memuaskan karena masih 40% siswa belum terampil
kalimat saja dan dengan cara menghafalkan tulisan. Inilah fenomena kesulitan
Ketika penulis membaca buku Percikan Perjuangan Guru karya Profesor Surya
yang menyatakan tentang perubahan paradigma guru pada abad ke 21, salah satu
sebagai berikut: “Guru akan lebih tampil tidak lagi sebagai pengajar (teacher)
1
seperti fungsinya menonjol saat ini, melainkan sebagai: pelatih, konselor, manajer
dan rinci pada buku tersebut dijelaskan sebagai berikut: Pada kata pelatih
dimaksudkan guru adalah seperti pelatih olah raga yang banyak membantu siswa
memotivasi untuk kerja keras, bekerjasama dengan siswa yang lain. Sebagai
konselor, guru akan menjadi sahabat siswa, teladan bagi pribadi yang
mengundang rasa hormat dan keakraban. Struktur kelas, perlu ditata agar terjadi
dimilikinya, namun disisi lain guru merupakan bagian dari siswa yang ikut belajar
bersama mereka sebagai pelajar. Guru juga belajar dari teman seprofesinya
melalui model team teaching. Pernyataan bijak di atas tentunya perlu diteladani
dan dimaknai, artinya guru sebagai pengelolah pembelajaran harus selalu kreatif
dan inovatif dalam menentukan stategi pembelajaran yang dapat membantu dan
pembelajaran atau metoda yang ditawarkan agar siswa aktif dan kreatif yang
bagaimana membelajarkan siswa yang aktif dan interaktif maka, penulis memilih
2
salah satu strategi pembelajaran yang diperkirakan akan membuat siswa aktif dan
Fenomena lain yang terkait di dalam membelajarkan siswa adalah guru belum
salah satu wacana untuk kelas VII adalah monolog descriptive sederhana. Berikut
menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar, dan berterima untuk
procedure.” (Standar isi, 2006; 4). Terdapat dua monolog dalam standar
procedure, wacana yang dipilih oleh penulis adalah monolog descriptive karena
sederhana. Karena penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil maka dipilih
3
B. Rumusan Masalah
descriptive lisan berbahasa Inggris sederhana yang berterima siswa kelas VIIA
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
menggunakan bahasa Inggris lisan yang berterima siswa kelas VIIA SMP
sederhana yang beterima dengan pengucapan yang relatif tepat, lancar dan
3. Meningkatkan rasa percaya diri siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Jabon dalam
4
4. Meningkatkan keterampilan guru dalam membelajarkan siswa untuk
D. Lingkup Penelitian
yang berterima dengan pokok bahasan Personal Description dan sub bahasan
Human’s Face yang terkait dengan Possessive Pronoun, “his dan her”, Human’s
Body yang terkait dengan Pronoun as Subject, “He dan She”, dan kata kerja
“wears” yang diikuti dengan kata benda tentang pakaian, di kelas VIIA SMP
Negeri 2 Jabon. Sebagai fungsi sosial (Lifeskills) dalam pembelajaran ini maka
C. Definisi Operasional
fenomena yang akan didiskripsikan, yaitu bagian, kualitas karakter, warna dan
5
sebagainya dan menggunakan ciri kebahasaan struktur kalimat dalam bentuk
didalam belajar. SKBM Bahasa Inggris kelas VII di SMP Negeri 2 Jabon
adalah 7,00
6
F. Manfaat Penelitian
sistem ICARE
Inggris.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Salah satu
menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan
dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris
mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi
tertentu.
Menurut Pusat Kurikulum (2006:2), tingkat literasi mencakup empat aspek yaitu
tersebut dijelaskan sebagai berikut: Pertama, pada tingkat performative, orang mampu
8
digunakan. Kedua, pada tingkat fungtional, orang mampu menggunakan bahasa untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau
Puskur (2006:4). Pembelajaran bahasa Inggris di SMP ditargetkan agar peserta didik
dapat mencapai tingkat functional yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk
Puskur (2006:5) juga menjelaskan ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di
dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat
memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional pendek dan monolog serta esei
pendukung, yakni kompetensi linguistik, yaitu menggunakan tata bahasa dan kosa
kata, tata bunyi, tata tulis, kompetensi sosiokultural, yaitu menggunakan ungkapan
dan tindak bahasa secara berterima dalam berbagai konteks komunikasi, kompetensi
strategi, sebagai upaya untuk mengatasi masalah yang timbul dalam proses
komunikasi dengan berbagai cara agar komunikasi tetap berlangsung, dan kompetensi
9
B. Kompetensi Komunikatif yang berterima
Salah satu model yang dipilih puskur adalah yang dikemukakan oleh Celce-Murcia
dan Thurrell (1995) yang kompatibel dengan pandangan teoritis bahwa bahasa adalah
lisan maupun tertulis orang tersebut terlibat dalam suatu wacana. Wacana yang
dimaksudkan adalah sebuah peristiwa komunikasi yang dipengaruhi oleh topik yang
jalur komunikasi yang digunakan dalam satu konteks budaya. Makna apapun yang ia
peroleh dan ia ciptakan dalam komunikasi selalu terkait dengan konteks budaya dan
seperangkat strategi atau prosedur untuk merealisasi nilai-nilai yang terdapat dalam
10
mengungkapkan makna (Mc. Carthy dan Carter 2001:88 dalam Puskur 2004;6).
kemampuan seperti menggunakan tata bahasa, kosa kata, ucapan, intonasi, dan tanda
baca. (2) Actional Competence yang terdiri dari: (a). Kompetensi Tindak Tutur untuk
berpamitan dan sebagainya. (b). Kompetensi Retorika untuk bahasa tulis seperti
bahasa Inggris, misalnya mengatakan thank you bila diberi sesuatu, sorry dan please.
Tidak pantas bertanya umur, how do you do untuk bahasa formal, tanya jawab tentang
nama tidak perlu menggunakan I’m… atau my name is ……. dan hal-halyang tidak
lazim dikatakan tetapi di Indonesi tidak digunakan (memberi nomor telepon milik
orang lain tanpa ijin). (5) Strategic Competence (Kompetensi strategi) adalah
11
Selain kelima komponen tersebut, didalam Kurikulum Berbasis Kompetensi aspek
sikap juga dirumuskan sebagai hasil belajar yang dapat diamati berdasarkan apa yang
berlatih dengan teman, melaksanakan tugas tepat waktu, senantiasa membawa kamus,
dan sebagainya.
pembelajaran sebagai berikut: (1) Introduce (Perkenalkan), pada tahap ini guru
pembelajaran dengan sesuatu yang menarik perhatian siswa, yaitu hal-hal yang
(Terapkan), tahap ini sangat penting untuk siswa, karena siswa belajar menggunakan
apa yang baru mereka pelajari. Sehingga siswa terlibat langsung dalam kehidupan
catatan individu dalam jurnal (buku) pribadi siswa. (5) Extend (Perluaskan), tahapan
yang terakhir ini secara eksplisit guru memperluas apa yang telah dialami dan
12
dipelajari siswa, sehingga siswa akan mempraktikkan pengalaman belajarnya untuk
bersosial dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dengan cara ini siswa akan
antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain, menggunakan dengan beragam
balikannya”.
Pada standar kompetensi kurikulum bahasa Inggris SMP untuk kelas VII,
ditawarkan dua jenis teks fungsional (Genre) pendek berupa monolog descriptive dan
report. Dalam penelitian ini karena pelaksanaannya pada semester awal maka dipilih
mendeskripsikan ciri-ciri seseorang, benda atau tempat tertentu, misalnya berasal dari
mana, warna, ukuran, kesukaan. Deskripsi hanya memberi informasi mengenai benda
atau orang tertentu yang sedang dibahas saja misalnya My Cat, ciri-ciri kucing milik
saya mungking berbeda dengan kucing-kucing yang lain. Monolog descriptive ini
memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut: (1) Menggunakan The Simple Present
13
Tense, (2) Menggunakan berbagai adjectives seperti: big, small, strong, red dan
seperti, fast, in the cage dan sebagainya. Ciri-ciri monolog descriptive akan lebih
E. Siklus Lisan
pembelajaran dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus lisan yang terdiri dari
keterampilan membaca dan menulis. Penelitian ini akan dilakukan pada siklus lisan
ketercapaian kompetensi berbicara yang berterima berupa unjuk kerja dengan kriteria
descriptive bahasa Inggris lisan sederhana yang berterima akan menarik dan
menyenangkan dengan menggunakan sistim ICARE, sebab dengan cara ini seluruh
14
pembelajaran maka akan timbul motivasi siswa untuk belajar, meningkatkan rasa
percaya diri, yang pada akhirnya keterampilan berbicara bahasa Inggris meningkat.
menjadi mudah jika pembelajar secara aktif terlibat dalam upaya-upaya untuk
berkomunikasi”.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
sebuah model pembelajaran yang diamati kemudian dianalisis dan direfleksi. Hasil
B. Model Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, model Stephen Kemmis dan Mc.
Taggart (1998) yang diadopsi oleh Suranto (2000; 49). Model ini menggunakan
sistem spiral refleksi diri yang dimulai dari rencana, tindakan, pengamatan, refleksi
Kemmis has created a well known representation of the action research spiral …”.
Peneliti menggunakan model ini karena dianggap paling praktis dan aktual.
16
C. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan tiga siklus, siklus I, siklus II dan siklus
III, masing-masing siklus menggunakan empat tahapan, yaitu (1) menyusun rencana
tindakan, (2) melaksanakan tindakan, (3) melakukan observasi, (4) membuat analisis
guru yang sekaligus berperan sebagai peneliti dan dibantu oleh dua orang selaku
pengamat yang bertugas mengamati proses pembelajaran dan memberi masukan bagi
guru atau peneliti untuk perbaikan tindakan berikutnya. Secara rinci masing masing
1. Siklus I
ICARE. Rencana Pembelajaran ini mengacu pada silabus pembelajaran yang telah
wajah orang dan alat penilaian. Untuk kepentingan perolehan hasil penelitian
dipersiapkan juga alat observasi untuk siswa dan guru dan angket untuk siswa.
17
b. Rencana Pelaksanaan Tindakan I
“Hello” kepada siswa dan siswa merespon “Hai” kemudian siswa mendengarkan
pendapat tentang warna dan melakukan klarifikasi pengetahuan siswa tentang warna
rambut, kulit dan mata. Guru melakukan pemodelan pada tahap Penerapan (Apply)
dengan mengkaitkan Possessive Pronoun “his and her” dan menyebutkan macam
dan jenis rambut, kulit dan mata berdasarkan siswa yang dideskripsikan, dilanjutkan
Pronoun “his and her” dengan menyebutkan macam dan jenis rambut, kulit dan mata
melakukan refleksi (Reflect) tentang macam-macam dan jenis warna rambut, kulit,
mata dan wajah orang dengan cara meminta siswa menyebutkannya dan menulis di
buku catatan siswa. Agar pembelajaran bermakna bagi siswa maka guru memodelkan
esensi untuk didiskripsikan dan ditulis dalam clue-clue atau berupa peta konsep.
Langkah berikutnya guru memperluas pengetahuan siswa (Extend) dengan cara siswa
belajar bersosial dalam kelompok empat orang , setiap kelompok diberi gambar orang
18
yang harus dideskripsikan dan diberi alat penilaian proses pembelajaran dengan
ini guru melakukan penilaian individu yaitu secara individu siswa mendeskripsikan
c. Observasi
Data yang diperoleh dari observasi dikumpulkan, berdasarkan hasil ini peneliti
refleksi. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi tersebut peneliti akan tahu
pembelajaran pada siklus berikutnya sebagai perbaikan dari siklus pertama dan begitu
19
juga pada siklus-siklus berikutnya sampai peneliti merasa puas dengan hasil yang
direncanakan.
2. Siklus II
Rencana tindakan II ini disusun berdasarkan hasil analisis temuan dan refleksi
selama aktivitas pada siklus I, untuk mendapatkan perbaikan sesuai dengan tujuan
descriptive sederhana.
timbul berdasarkan hasil observasi. Diharapkan pada siklus II ini permasalah yang
c. Observasi
hal-hal lain yang dianggap esensi selama proses pembelajaran pada siklus II.
proses pembelajaran dianalisis dan dilakukan refleksi untuk diperbaiki dan dibuat
20
3. Siklus III
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi selama aktivitas pada siklus II, maka
disusun rencana pembelajaran sebagai rencana tindakan III yang bertujuan untuk
III, diharapkan pada siklus III ini permasalah yang timbul pada siklus II dapat
c. Observasi
Pada aktivitas ini guru selaku peneliti dan pengamat selaku anggota bersama-
21
D. Data dan Sumber Data
1. Fasilitas pembelajaran
Fasilitas yang dipersiapkan untuk membelajarkan siswa adalah standar isi, Silabus
22
c. Angket untuk siswa
pembelajaran.
penilaian individu.
data dibutuhkan alat pengumpul data. Dalam penelitian ini dibutuhkan dua macam
alat pengumpul data yaitu lembar observasi yang dipergunakan untuk mengamati
aktivitas siswa dan guru, dan angket untuk melakukan klarifikasi antara hasil
observasi oleh pengamat dengan responden selaku obyek yang diteliti dalam upaya
Teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis kualitatif dan kuantitaif. Analisis
23
pembelajaran, sedangkan analisis kuantatif dipergunakan untuk mengolah data hasil
F. Lokasi Penelitian
Kabupaten Sidoarjo dengan subjek yang diteliti siswa kelas VIIA. Kelas ini
dipandang cukup representatif untuk penelitian tindakan kelas karena di kelas ini
jumlah siswanya 37 (tiga puluh tujuh), sehingga dirasa cukup ideal. Menurut
idealnya tidak lebih dari empat puluh siswa. Sedangkan kemampuan siswa relatif
cukup rata dengan berpedoman pada dokumen nilai hasil belajar yang dipergunakan
siswa ketika mereka mendaftarkan diri pada Penerimaan Siswa Baru (PSB).
G. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan dari bulan September 2006 sampai
24
BAB IV
Penelitian tindakan kelas ini berangkat dari kesulitan yang dialami guru atau
mengungkapkan bahasa Inggris secara lisan dan berterima. Pada umumnya siswa
kelas VIIA SMP Negeri 2 Jabon kurang mampu mengungkapkan bahasa lisan
walaupun mereka telah mengalami pembelajaran dalam beberapa bahasan pada siklus
lisan. Masih terdapat 40% siswa belum terampil mengungkapkan bahasa Inggris
secara lisan. Sedangkan 60% lainnya mampu mengungkapkan dengan frekuensi rata-
rata dua sampai dengan tiga kalimat saja dan dengan cara menghafalkan tulisan.Data
ini diambil dari data empiris dokumen siswa kelas VII tahun yang lalu dan data
dokumen guru penilaian berbicara bahasa Inggris siswa pada semester gasal tahun ini.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian tindakan kelas dan
dirancang dalam tiga siklus pembelajaran. Secara berturut-turut hasil penelitian dapat
A. Siklus I
1. Persiapan Tindakan
berdasarkan silabus yang telah disusun. Secara bersama-sama tim peneliti yang terdiri
25
dari peneliti dan dua orang pengamat selaku anggota menyusun rencana pembelajaran
menggunakan sistim ICARE untuk siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Jabon. Untuk
dengan bahan ajar, media pembelajaran berupa gambar-gambar wajah orang dan alat
observasi untuk siswa dan guru dan angket untuk siswa. Pada tahap awal guru
melakukan observasi kelas mengenai jumlah dan tatanan ruang atau susunan bangku
siswa, melakukan pengecekan kehadiran siswa dan memberi semangat belajar siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
dan Hai”.
macam-macam warna melalui benda yang ditunjuk, hal ini merupakan upaya
tersebut dengan cara bertanya kepada beberapa siswa secara acak. Kemudian
26
c. Guru melakukan pemodelan dan mengkaitkan Possessive Pronoun “his and
her” dengan menyebutkan macam dan jenis rambut, kulit dan mata
Possessive Pronoun “his and her” dengan menyebutkan macam dan jenis
tentang macam-macam dan jenis warna rambut, kulit, mata dan wajah orang
gambar orang yang harus dideskripsikan dan diberi alat penilaian proses
g. Kegiatan paling akhir, guru melakukan penilaian individu, hal ini dilakukan
dengan cara setiap siswa secara individu mendeskripsikan salah satu dari
27
wajah orang-orang terkenal/favorit siswa yang telah dipersiapkan guru,
sehingga siswa dapat memilih siapa orang terkenal atau favorit yang mereka
3. Observasi
a. Pada awal pembelajaran (Introduce) siswa terlihat sangat senang dan antusias
pendapat dan tanya jawab secara berpasangan, kompetensi sikap siswa pada
umumnya mulai terbentuk, hanya ketika siswa belajar dalam kelompok empat
orang ada beberapa siswa yang belum mampu mengelolah diri sehingga
dalam kelompoknya atau mungkin gaya belajar siswa, hanya saja gaya belajar
b. Pada saat menerapkan monolog descriptive lisan yang berterima ini, pada
28
berbentuk jamak. Kelihatannya siswa pada umumnya terkecoh penggunaan
diucapkan [di’skrib].
d. Gambar yang dideskripsikan guru kurang besar, sehingga kurang jelas untuk
f. Kriteria pada alat penilaian kurang lengkap. Kriteria penilaian yang terdiri
g. Hasil penilaian proses yang dilakukan siswa dalam kelompok pada aspek
a. Bila dilihat dari aktivitas siswa pada perkenalan (Introduce) dan hubungkan
(Connect) yang pada umumnya sangat antusias dan merasa senang selama
29
proses pembelajaran monolog descriptive menggunakan sistim ICARE,
mengungkapkan pendapatnya sehingga muncul rasa percaya diri. Hal ini juga
terlihat ketika waktu istirahat, ternyata semua siswa lebih cenderung ingin
30
Monitoring guru ketika siswa belajar kelompok perlu ditingkatkan agar
dibentuk kelompok yang lebih besar agar guru lebih mudah untuk
memantau.
perbaikan pada:
kriteria penilaian.
yang dilakukan guru sesuai dengan rencana pembelajaran. Hal ini dapat
diri, mereka lebih sering mengungkapkan dengan bahasa mereka sendiri dan
31
Tabel 4.1
32
Jumlah siswa yang di kelas VIIA adalah 37 (tiga puluh tujuh) siswa, yang tidak
hadir sejumlah 3 orang sehingga yang hadir dalam penelitian ini sejumlah 34 (tiga
puluh empat) siswa. Secara kuantitatif hasil belajar siswa tentang monolog
sebagai berikut:
pengucapan, untuk itu perlu perbaikan pada aktivitas pembelajaran yang akan
datang.
monolog descriptive lisan. Untuk mencapai hasil yang optimal maka siswa
33
Tabel 4.2
34
Dari data penilaian guru (Penilaian Individu) dapat dijelaskan sebagai berikut:
penilaian siswa tetapi hal ini tidak menimbulkan kesenjangan karena bila
kata/kalimatnya.
yang akan datang dan selisih angka ini tidak menimbulkan perbedaan antara
siswa disbanding penilaian guru. Menurut data penilaian siswa diperoleh rata-
rata nilai 15,73 bila dikonversikan dengan kriteria nilai artinya siswa pada
tetapi berdasarkan data penilaian guru diperoleh rata-rata nilai 20,2, artinya
kelancaran siswa ini terjadi karena terdapat waktu untuk melatih diri secara
35
individu ketika siswa menunggu giliran saat penilaian individu atau siswa
lebih serius bila dinilai guru. Walaupun demikian untuk mencapai hasil yang
optimal perlu latihan lebih intensif sebelum siswa mendapat giliran penilaian
individu.
B. Siklus II
1. Persiapan Tindakan
Seperti yang telah dilakukan pada persiapan tidakan pada siklus I sebelum
rencana pembelajaran berdasarkan silabus yang telah disusun. Pada siklus II ini
rencana pembelajaran bahasa Inggris lisan monolog descriptive lisan sederhana yang
berterima menggunakan sistim ICARE untuk siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Jabon
dirancang dengan aktivitas lanjutan dari siklus I antara lain: Topik bahasan tentang
Human’s body description. Target kosakata/ kalimat yang harus diungkapkan dalam
monolog descriptive kali ini sejumlah 5 kalimat dan perbaikan pengucapan pada kata
“describe”, kata jadian warna semu, penggunaan “to be are”, dan penambahan
kepentingan perolehan hasil penelitian yang optimal dipersiapkan juga alat observasi
untuk siswa dan guru dan angket untuk siswa. Awal guru melakukan observasi kelas
mengenai jumlah dan tatanan ruang atau susunan bangku, pada siklus II ini siswa
36
dibagi dalam kelompok sepuluh agar mudah untuk dipantau selama proses
2. Pelaksanaan Tindakan
menggunakan poster/gambar yang cukup besar dan dapat diamati siswa yang
jadian yang menunjukkan warna semu agar tidak diucapkan terpenggal antara
kata dasar dan afiknya atau diucapkan langsung dalam satu kata.
topik bahasan dengan diskripsi tubuh manusia misalnya, short, tall, fat, thin.
37
c. Guru melakukan klarifikasi pengetahuan siswa tentang kata sifat yang
d. Guru sebagai model, menerapkan (Apply) kata ganti subyek “He dan She”
dengan mengkaitkan beberapa kata sifat dan kata kerja “wears” berdasarkan
e. Beberapa siswa ikut menerapkan model guru satu sama lain saling
f. Guru melakukan refleksi (Reflect) melaui curah pendapat tentang hal-hal yang
tubuh) dan 2 kalimat yang menggunakan kata kerja ”wears” yang diikuti
38
i. Guru memberi kesempatan siswa untuk berlatih mendiskripsikan orang-orang
individu. Agar siswa lebih bersemangat maka aktivitas ini dilakukan di luar
kelas dengan diberi motivasi diperbolehkan duduk bagi siswa yang sudah siap
j. Guru melakukan penilaian individu bagi siswa yang sudah siap diuji.
3. Observasi
pada siklus I.
c. Pada saat penilaian proses maupun individu terlihat siswa sudah terbiasa
d. Selama proses pembelajaran siswa terkesan tenang karena jumlah siswa yang
tidak hadir cukup banyak yaitu 10 (sepuluh) orang, walaupun demikian tidak
mengurangi semangat belajar siswa yang hadir, hal ini juga terlihat ketika jam
39
penilaian individu samapi tuntas, kecuali 2 orang mengatakan belum siap
e. Masih ada beberapa siswa yang masih menggunakan “to be is” untuk
mendiskripsikan mata, tetapi sebagian besar sudah benar. Begitu juga pada
b. Hasil analisis angket siswa juga menunjukkan hal yang sama yaitu selama
dilakukan guru sesuai dengan rencana pembelajaran. Hal ini dapat diperoleh
dari 27 siswa yang hadir memberi centangan pada kolom “ya” pada angket
40
Tabel 4.3
41
Jumlah siswa di kelas VIIA yang hadir pada pelaksanaan siklus II sejumlah 27
siswa, sepuluh siswa yang lainnya tidak hadir. Empat siswa mengirim surat
Pendidikan SMP Negeri 2 Jabon selama bulan puasa mulai tanggal 26 September
2006 sampai dengan 16 Oktober 2006 adalah hari Efektif Fakultatif. Selama bulan
puasa aktivitas pembelajaran dibagi dalam 2 sesi. Sesi pertama tanggal 26 sampai
dengan 30 September 2006 pembelajaran umum dan sesi kedua mulai tanggal 1
Sedangkan jadwal aktivitas Bimbingan Romadhon untuk kelas VII berakhir tanggal 5
Oktober 2006 dan aktivitas siklus II dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 2006 pada
saat siswa kelas VII sudah mulai libur. Kemungkinan inilah yang menyebabkan siswa
kelas VIIA tidak hadir sampai 10 orang, walaupun peneliti telah memberi surat
pemberitahuan kepada wali murid khusus kelas VIIA tentang penelitian ini. Tetapi hal
ini tidak mengurangi semangat belajar siswa yang hadir, bahkan mereka lebih
semangat dan lebih percaya diri. Hal ini terlihat dari keceriaan siswa ketika belajar
lisan sederhana dengan menggunakan sistim ICARE pada siklus II ini dapat
42
proses pembelajaran pada siklus II (Kriteria penilaian terlampir) , maka rata-
penilaian proses pada siklus II pada aspek pengucapan pada umumnya siswa
Rata-rata skor kelancaran : 396 : 27 = 14,7. Hasil penilaian kelancaran ini bila
pembelajaran pada siklus II, menunjukkan bahwa siswa pada umumnya lancar
Rata-rata skor struktur kalimat : 412 : 27 = 15,3. Data ini bila dikonversi
descriptive ini. Hanya beberapa siswa yang perlu dibelajarkan kembali pada
43
Tabel 4.4
44
c. Data yang diperoleh guru ketika melakukan penilaian individu siswa sejumlah
25 (dua puluh lima), karena 2 siswa menyatakan belum siap sedangkan waktu
rata nilai ini bila dikonversikan dengan kriteria penilaian monolog descriptive
kompetensi linguistik.
pada siklus II, menunjukkan bahwa siswa pada umumnya lancar dan sebagian
45
Rata-rata skor struktur kalimat : 464 : 25 = 19,33. Data ini bila dikonversi
guru pada siklus II, menunjukkan bahwa pada umumnya siswa mampu
descriptive ini.
C. Siklus III
1. Persiapan Tindakan
a. Berdasarkan hasil paparan analisis dan refleksi pada siklus II bahwa pada
dikuasai siswa, maka tim penelitian sepakat pada siklus III, merancang untuk
membelajarkan siswa 10 siswa yang tidak hadir dan 2 siswa yang belum siap
46
pembelajaran dilengkapi dengan bahan ajar, media pembelajaran berupa
penelitian dipersiapkan juga alat observasi untuk siswa dan guru juga angket
untuk siswa. Pada tahap awal guru melakukan observasi kelas mengenai
jumlah dan tatanan ruang atau susunan bangku siswa, mengajak siswa berdo’a
2. Pelaksanaan Tindakan
dengan mengkondisikan 10 siswa yang tidak hadir dan 2 siswa yang belum
siap diuji pada siklus II dibagi rata pada masing-masing kelompok, dan
jawab tentang keberhasilan siswa yang tidak hadir pada siklus II.
47
d. Beberapa siswa diminta mendemonstrasikan kembali mengungkapkan
f. Pada tahap terapan (Apply), guru memodelkan kata ganti subyek “He dan
dideskripsikan. Kemudian berapa siswa melakukan model guru satu sama lain
hal-hal yang harus dideskripsikan dengan cara menulis clues pada peta
postur tubuh) dan 2 kalimat lainnya menggunakan kata kerja “wears” yang
diikuti dengan kata benda yang berhubungan dengan pakaian untuk dua
kalimat yang lain, sehingga jumlah kosa kata menjadi 10 kalimat dan jumlah
kriteria penilaian.
48
i. Aktivitas dilanjutkan dengan melakukan penilaian proses pembelajaran. Ketua
individu. Agar siswa lebih bersemangat maka aktivitas ini dilakukan di luar
kelas dengan diberi motivasi diperbolehkan duduk bagi siswa yang sudah siap
3. Observasi
percaya diri khususnya siswa yang terpilih menjadi tutor sebaya sedangkan
b. Proses pembelajaran terkesan lebih cepat dan efektif karena para tutor sebaya
c. Terdapat 2 orang yang belum mencapai SKBM pada saat penilaian proses
beberapa siswa yang sudah diuji pada siklus II mengajukan ujian perbaikan.
Begitu juga para tutor sebaya terlihat juga ingin melakukan ujian perbaikan
49
4. Analisis dan refleksi
a. Secara kualitatif selama proses pembelajaran disiklus III ini, seluruh siswa
terlihat bersemangat dan sangat percaya diri khususnya para tutor sebaya. Hal
ini menunjukkan bahwa keterampilan para tutor sebaya ini bukan hanya
b. Selama proses pembelajaran terkesan lebih cepat dan efektif karena sebagian
besar siswa mendapatkan pembelajaran ulang karena itu utamanya para tutor
yang lain.
c. Hasil analisis data dari angket siswa pada siklus III ini menunjukkan hal yang
50
Tabel 4.5
51
Pada siklus III ini, jumlah siswa di kelas VIIA yang hadir sejumlah 36 siswa, 1
siswa yang tidak hadir karena sakit. Secara kuantitatif hasil belajar siswa di siklus III
lisan yang berterima pada penilaian proses pembelajaran pada siklus III, rata-
pengucapannya jelas.
Rata-rata skor kelancaran : 540 : 36 = 15. Hasil penilaian kelancaran ini bila
lisan pada penilaian proses pembelajaran pada siklus III, menunjukkan bahwa
Rata-rata skor struktur kalimat : 604 : 36 = 16,77. Data ini bila dikonversi
52
Tabel 4.6
53
Pada penilaian individu siswa sejumlah 36 (tiga pulu enam), dapat dipaparkan
sebagai berikut:
rata nilai ini bila dikonversikan dengan kriteria penilaian monolog descriptive
penilaian individu pada siklus III menunjukkan bahwa pada umumnya siswa
Rata-rata skor struktur kalimat : 644 : 36 = 17,88. Data ini bila dikonversi
54
pada siklus III, menunjukkan bahwa pada umumnya siswa mampu
D. Pembahasan
1. Pada awal pembelajaran siklus I terlihat semua siswa tertarik dengan penjelasan
memberi penjelasan tentang fungsi sosial (lifeskills) yang akan mereka dapatkan
orang yang dicari atau orang terkenal / favorit siswa. Tujuan pembelajaran ini
hidup mereka”, oleh karena itu desain pembelajaran bahasa Inggris lisan
55
siswa untuk mengungkapkan sesuatu berdasarkan pengalaman belajarnya,
3. Terapan aktivitas lifeskills khususnya pada aspek social skill terlihat ketika
lagi terlihat ketika siswa melakukan pembelajaran remedial dengan tutor sebaya
atau pelaksanaan pembelajaran pada siklus III, terlihat para tutor sebaya mampu
membentuk rasa percaya diri siswa, rasa senang, minat belajar dan
berpusat pada siswa (learning). Ternyata aktivitas ini seperti yang diharapkan
5. Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah bukan hasil pemindahan pengetahuan
56
pada saat pembelajaran siklus III, para tutor sebaya ataupun siswa yang lain
Artinya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki siswa tahan lama. Hal ini
sesuai dengan trend dunia pendidikan abad 21 seperti apa yang disebut
menggunakan potensi nalar dan emosinya secara jitu mampu membuat loncatan
berterima.
dari analisis data secara kuantitatif menunjukkan bahwa nilai hasil belajar siswa
Inggris yaitu 70. Di samping itu terbentuk sikap percaya diri siswa, sikap
57
8. Adapun gambaran peningkatan keterampilan mengungkapkan monolog
descriptive sederhana siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Jabon secara lisan dapat
dipaparkan sebagai berikut. (a) 100% siswa telah mencapai Standar Ketuntasan
dengan tutor sebaya. (b) Begitu juga pada penilaian Individu diperoleh data
semua siswa yang berjumlah 37 mencapai SKBM dengan nilai yang variatif.
(c) Secara kualitatif terlihat rasa percaya diri siswa meningkat dan siswa senang
mendapatkan pembelajaran model ini. (d) Hasil analisis angket siswa juga
menunjukkan bahwa dari 37 siswa memberi centangan pada kolom “ya” pada
angket proses pembelajaran sesuai yang dialami siswa. Seluruh siswa juga
58
BAB V
A. Kesimpulan
untuk membangkitkan semangat siswa dalam belajar. (2) Tahap kedua, Connect
(Hubungkan), guru berupaya untuk menghubungkan tujuan dan topik bahasan dengan
descriptive ini guru melakukan dengan cara bertanya langsung kepada siswa tentang
mendiskripsikan sesuatu berkaitan dengan topik bahasan. (3) Pada tahap Apply
jawab, atau bermain kuis. Pada aktivitas ini guru dapat memodelkan satu atau dua
langkah ini guru membantu siswa menentukan hal-hal esensi yang diungkapkan
seperti berupa clue-clue yang menjadi bahan catatan atau dokumen siswa.
(5) Melatih siswa mendiskripsikan sesuatu dalam kelompok dan melakukan penilaian
59
proses pembelajaran merupakan tahapan Extend (Perluaskan), dalam tahapan ini
memperluas pengalaman belajar mereka maka akan membentuk sikap percaya diri
menggunakan sistim ICARE ini siswa merasa senang, membuat mereka percaya diri,
siswa mmapu menerapkan dengan bahasa mereka sendiri dan siswa merasa
pembelajaran.
60
B. Saran-saran
Dari pengalaman melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini bagi yang akan
agar timbul rasa percaya diri mereka, motivasi ini dapat berupa permainan
menghemat waktu.
siswa, agar siswa memiliki sikap untuk mencapai skor maksimal dan mampu
4. Peta konsep tentang hal-hal esensi yang perlu di diskripsikan akan membantu
akan belajar bersosial, saling memberi, mengasah dan mengasuh antar teman.
Hal ini memunculkan rasa percaya diri siswa, sikap saling menghormati,
meminimalkan siswa yang memiliki rasa minder atau kurang berani tampil.
61
DAFTAR PUSTAKA
Azies,FS & Alwasilah CA. 1996. Penagajaran Bahasa Komunikatif Teori dan
Praktik. Bandung, Remaja Rosdakarya
Permen 22. 2006. Standar Isi Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Jakarta.
Puskur. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP. Jakarta.
62