Anda di halaman 1dari 27

Kasus

Seorang ibu melairkan anak dengan BB 2,8 kg panjang 39 cm, Setelah beberapa
hari warna kulit dan kuku bayi kuning jaundice dan warna sklera bayi tampak
ikteri . ibu bayi mengataan bayi sering muntah. Saat BAK warna urine bayi gelap
dan BAB bayi cair warna feses pucat. TTV bayi TD : TTV bayi : TD :
90/50mmHg,Nadi:135 kali/menit, RR 40 kali/ menit, Suhu :38 ⁰C. Turgor kuit
>2 detik, Kulit bayi tampak kering, Kulit terba hangat. Ibu bayi mengatakan bayi
tidak mau menyusu, bayi kesulian dalam menghisap ASI. Hasil lab:kadar bilirubin
12 mg/dl. Bayi dibrikan fottoterapi. Bayi tampak lemas, tampak lesi di kulit. ibu
bayi tampak cemas dengan keadan bayinya.

III.2 Asuhan Keperawatan


Data fokus

Data subjektif Data objektif

1. BB bayi 2,8 kg panjang 39 cm


2. Warna kulit dan kuku bayi kuning
jaundice

3. Warna sklera bayi tampak ikteri

4. TTV bayi : TD : 90/50mmHg,

Nadi:135 kali/menit,
1. Ibu bayi mengataan bayi sering muntah.
2. Ibu bayi mengatakan saat BAK warna
urine bayi gelap RR: 40 kali/ menit,

3. BAB bayi cair warna feses pucat Suhu :38 ⁰C.

4. Ibu bayi mengatakan bayi tidak mau 5. Turgor kuit >2 detik
menyusu, bayi kesulitan dalam menghisap
ASI, 6. Kulit bayi tampak kering

5. Ibu bayi mengatakan bayinya rewel 7. Kulit terba hangat


8. Bayi dibrikan fottoterapi

9. Hasil lab:kadar bilirubin 12 mg/dl

10. Bayi ampak lemas,

11. Tampak lesi di kulit

12. Ibu bayi tampak cemas dengan keadan


bayinya.

Analisa data

Data fokus Masalah keperwatan Etiologi

DS:
1. Ibu bayi mengatakan
bayinya rewel

DO:

1. Warna kulit dan kuku


bayi kuning jaungdis

2. Warna sklera bayi


tampak ikteri

13. TTV bayi : TD : TTV


bayi : TD : 90/50mmHg,

Nadi:135 kali/menit,
Kerusakan integrias kulit Terapi radiasi
RR: 40 kali/ menit,

Suhu :38 ⁰C.

3. Turgor kuit >2 detik

4. Kulit bayi tampak


kering

5. Bayi dibrikan
fottoterapi

6. Tampak lesi di kulit

DS:
1. Ibu bayi mengataan
bayi sering muntah.

2. Saat BAK warna urine


bayi gelap dan BAB bayi
cair warna feses pucat

3. Ibu bayi mengatakan


bayi tidak mau menyusu,
bayi kesulian dalam
menghisap ASI,.

DO:

1. TTV bayi :TD : Kekurangan volume cairan Kehilangan cairan aktif


90/50mmHg

Nadi:135 kali/menit,

RR: 40 kali/ menit,

Suhu :38 ⁰C.

2. Turgor kuit >2 detik

3. Bayi ampak lemas,

DS:
1. Ibu bayi mengatakan
bayi tidak mau menyusu,
bayi kesulian dalam
menghisap ASI,

2. Ibu bayi mengatakan


bayinya rewel

DO:

1. TTV bayi :

TD : 90/50mmHg,

Nadi:135 kali/menit,

RR: 40 kali/ menit,

Suhu :38 ⁰C.


Hipertermi Pemaparan suhu tingggi
Turgor kuit >2 detik

2. Kulit bayi tampak


kering

3. Kulit terba hangat

4. Bayi dibrikan
fottoterapi

Diagnosa

No. Diagnosa Keperawatan

1. Kerusakan Integritas kulit bd terapi radiasi

2. Kekurangan volume cairan bd kehilangan cairan aktif

3. Hipertermi bd pemaparan suhu tinggi

Intervensi

Diagnosa
No Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Keperawatan

1. Monitor warna dan keadaan


Setelah dilakukan kulit setiap 4 – 8 jam
tindakan keperawatan 2. Monitor kadaan bilirubin
selama 3x24jama direks dan indireks, laporkan
diharapkan integritas pada Data Obyektifkter jika ada
Kerusakan kulit normal dengan kelainan
integrias kulit bd kritera hasil :
1 terapi radiasi 1. Ttv kembali normal 3. Ubah posisi miring atau
TD :70-90/50mmHg, tengkurap.

Nadi:120-130kali/menit, 4. Perubahan posisi setiap 2 jam


berbarengan dengan perubahan
RR: 30-40 kali/ menit, posisi, lakukan massage dan
monitor keadaan kulit.

Suhu :36-37,5 ⁰C.


5. Jaga kebersihan dan
kelembaban kulit
2. Integritas kulit yang
baikbisa di pertahankan

3. Tidak ada luka/lesi


Kolaborasi Pemeriksaan lab (
Bilirubin )
4. Perfusi jaringan baik

Kolaborasi pemberian salep kulit


5. mampu melindungi
kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit

Setelah dilakukan 1. Pastikan intake cairan


tindakan keperawatan adequat
selama 1x24jama 2. Menyiapkan intake cairan
diharapkan volume peroral atau cairan parenteral
caIRAn kembali normal untuk mengganti cairan tubuh
dengan kritera hasil : yang hilang pada saat tindakan
1. TTV normal fototerapi

a. TD :70-90/50mmHg, 3. Memonitoring pada output


diantaranya jumlah urine, warna,
b. Nadi:120- buang air besarnya
Kekurangan
volume cairan bd 130kali/menit,
Kehilangan cairan 4. Mengkaji status hidrasinya
2 aktif c. RR: 30-40 kali/
menit, Kolaborasi pemberian cairan IV

d. Suhu :36-37,5 ⁰C.

2. Bayi tidak muntah

3. Bayi mau menyusu,


bayi tidak kesulian dalam
menghisap

4. Berat badan stabil

5. Turgor kuit <2 detik

6. Bayi tidaklemas

7. BAK dan BAB kembali


normal

Setelah dilakukan Manajmen pengaturan suhu:


tindakan keperawatan 1. Pertahankan suhu lingkungan
selama 1x24jama yang netral
diharapkan hiertermi
teratasil dengan kritera 2. Cek tanda Vital setiap 2 – 4
hasil : jam sesuai yang dibutuhkan
Termoregulation normal:

3. monitor suhu sesering


1. Ttv normal: mingkin, paling tidak setiap 2 jam
Hipertermi bd sesuai kebutuhan
Pemaparan suhu a. TD :70-90/50mmHg,
3 tinggi 4. monitor suhu bayi baru lahir
b. Nadi:120- sampai stabil
130kali/menit,
5. monitor tekanan darah nadi
c. RR: 30-40 kali/ dan respirasi seusai kebutuhan
menit,
6. monitor intake dan output
d. Suhu :36-37,5 ⁰C.
7. Pertahankan suhu tubuh
36,50 C – 370 C

2. suhu tubuh 8. Lakukan kompres/axilia


dalam rentang normal untuk mencegah cold/heat stress

3. Nadi dan respirasi


dalam batas normal
Kolaborasi pemberian antipiretik
4. Tidak ada perubahan jika demam
warna kulit

5. Turgor kuit < 2 detik

6. Kulit bayi tidak


tampak kering
BAB III
TINJAUAN KASUS

Hari, Tanggal Masuk RS : Senin, 2 Maret 2015


Hari,Tanggal Pengkajian : Selasa, 3 Maret 2015
Waktu pengkajian : 09.00 WIB
Tempat pengkajian : Ruang Perinatologi RSUD Ciawi
Nama pengkaji : Arum Widianingsih

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
Nama bayi : By. Ny. I
Tanggal lahir : 27 Februari 2015
Jam lahir : 15.30 WIB
Jenis kelamin : Laki-laki
Proses persalinan : Spontan

2. Identitas Orang Tua


Istri Suami
Nama : Ny.I Tn. H
Usia : 22 tahun 32 tahun
Suku : Sunda Sunda
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SD SMA
Pekerjaan : IRT Karyawan Swasta
Alamat : Kp. Cipaku Suka Damai RT 2 RW 17, Bogor
Golongan darah :A B
No. Rekam Medik : 49950915

3. Alasan Datang dan Keluhan Utama


Ibu datang dengan membawa bayinya ke poli kebidanan. Bayi tampak
kuning, sejak 2 hari lalu (01-03-2015), rewel dan malas untuk minum, sudah
dilakukan pemeriksaan pada tanggal 2 Maret 2015, dengan hasil lab.
golongan darah A Rh positif (+), kadar bilirubin total 15,5 mg/dl, kadar
bilirubin direk 0,64 mg/dl, terpasang fototheraphy hari ke-1 mulai pukul
09.30 WIB.

4. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga


Ibu dan keluarga tidak memiliki penyakit berat seperti diabetes, darah
tinggi, jantung, kencing manis, dan TBC.

5. Riwayat Perinatal
Bayi lahir spontan di bidan praktik mandiri, tidak langsung menangis,
warna kulit kemerahan, bergerak aktif, bayi sudah mendapatkan vit K dan
salep mata sudah dilakukan IMD. Berat badan lahir 3.000 gr, panjang badan
49 cm. Tidak ada trauma saat kelahiran.

6. Riwayat Neonatal
Bayi menyusu ± 6 kali sehari dengan susu formula (ASI keluar sedikit).
Buang air kecil (BAK) sehari 4-5 kali berwarna kuning, dan buang air besar
(BAB) 3-4 kali sehari berwarna coklat konsistesnsinya agak padat.

B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Sedang
2. Pemeriksaan umum
Tanda-tanda vital
a. Laju Nafas : 48x/menit, teratur
b. Laju jantung : 145x/menit, teratur
c. Suhu : 36,5oC
3. Antropometri
a. BB : 3.000 gram
b. PB : 49 cm
c. LK : 33 cm
d. LD : 34 cm

4. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Bentuk simetris, fontanela membuka, permukaan mendatar, konsistensi
lunak, kulit kepala bersih, rambut hitam.
b. Telinga
Simetris, sejajar dengan sudut mata, daun telinga lunak, elastisitas baik,
lubang telinga ada, tidak ada pengeluaran cairan abnormal.
c. Mata
Terpasang penutup mata.
d. Hidung
Bentuk simetris, septum nasal ditengah, tidak ada pernapasan cuping
hidung.
e. Mulut
Bibir dan gusi merah muda, lidah bersih, tidak ada labioskizis maupun
labiopalatoskizis.
f. Leher
Tidak ada pembengkakan dan benjolan.
g. Dada
Bentuk simetris, puting susu menonjol, areola berwarna gelap, tidak ada
tarikan dinding dada, tidak ada bunyi nafas dan bunyi jantung tambahan.
h. Perut
Konstitensi lembut, tidak ada perdarahan tali pusat, tidak ada penonjolan
sekitar tali pusat saat menangis, terdapat bising usus.

i. Genitalia
Kedua testis sudah berada dalam skrotum, letak lubang uretra di ujung
penis.
j. Anus
Terdapat lubang anus.
k. Punggung
Tidak ada pembengkakan, tidak ada spina bifida.
l. Kulit
Kuning dari kepala hingga tungkai (Derajat IV).
m. Ekstremitas
Ekstermitas atas dan bawah bentuk simetris, jumlah jari lengkap (10).
n. Sistem Syaraf (refleks)
Refleks Rooting : ada, bayi dapat mencari puting susu, saat
ujung bibir bayi disentuh.
Refleks Sucking : ada, bayi dapat menghisap puting susu,
terlihat saat bayi menyusu.
Refleks Swallowing : ada, bayi dapat menelan saat menyusu.
Refleks Grasping : ada, ketika jari pemeriksa diselipkan di jari
bayi, bayi akan menggenggam.
Refleks Babinski : ada, ketika jari kaki bayi mengembang atau
dorsofleksi saat diberi sentuhan di telapak
kaki.
Refleks Plantar : ada, jari kaki bayi menggenggam saat satu jari
diletakkan di ujung jari kaki bayi.
Refleks Tonick neck : ada, bayi menoleh saat diberi
rangsangan.

C. ANALISA
By. Ny. I, usia 4 hari dengan hiperbilirubin.

D. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan pada ibu mengenai hasil pemeriksaan.
2. Melanjutkan terapi sesuai advis dokter SpA, :
a. Terapi sinar dan diet ASI sesuai kebutuhan,dan menjadwalkan untuk cek
bilirubin total ulang besok.
3. Menjaga kebersihan bayi.
4. Konseling tentang ASI ekslusif.
5. Memantau keadaan umum, dan tanda-tanda vital.

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari, Tanggal pengkajian : Rabu, 4 Maret 2015
Waktu pengkajian : 08.20 WIB

A. DATA SUBJEKTIF
Bayi masih rewel, ASI 8x : 30 cc. BAK ± 6-7 kali sehari, berwarna kuning dan
BAB 4-5 kali sehari berwarna coklat konsistensi lunak.

B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Sedang
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Pemeriksaan umum
Tanda-tanda vital
a. Laju Nafas : 47x/menit, teratur
b. Laju jantung : 148x/menit, teratur
c. Suhu : 36,9o C
4. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Kulit kepala bersih.
b. Mata
Terpasang penutup mata.

c. Mulut
Bibir dan gusi merah muda, lidah bersih,
d. Perut
Konstitensi lembut, tali pusat basah, tidak ada perdarahan, tidak ada
penonjolan sekitar tali pusat saat menangis, terdapat bising usus.
e. Punggung
Tidak ada pembengkakan.
f. Kulit
Warna kulit kuning sampai pusat.
g. Ekstremitas
Gerakan ekstermitas atas dan bawah aktif.
h. Pemeriksaan penunjang
Bilirubin total 12,8 mg/dl, bilirubin direk 0,75 mg/dl bilirubin indirek,
12,05 mg/dl

C. ANALISA
By. Ny. I, usia 5 hari dengan hiperbilirubin.

D. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan pada ibu mengenai hasil pemeriksaan.
2. Melanjutkan terapi sesuai advis dokter, yaitu terapi sinar dan diet ASI sesuai
kebutuhan,dan menjadwalkan untuk cek bilirubin total ulang besok.
3. Menjaga kebersihan bayi.
4. Konseling tentang ASI ekslusif.
5. Memantau keadaan umum, dan tanda-tanda vital.

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari, Tanggal pengkajian : Kamis, 5 Maret 2015
Waktu pengkajian : 08.35 WIB

A. DATA SUBJEKTIF
Bayi minum ASI 8x : 30 cc. BAK ± 6-7 kali sehari berwarna kuning dan BAB 4-5
kali sehari berwarna coklat konsistensi lunak.

B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Pemeriksaan umum
Tanda-tanda vital
a. Laju Nafas : 46x/menit, teratur
b. Laju jantung : 138x/menit, teratur
c. Suhu : 36,7oC
4. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Kulit kepala bersih.
b. Mata
Konjungtiva merah muda, sklera putih.
c. Mulut
Bibir dan gusi merah muda, lidah bersih
d. Perut
Konstitensi lembut, tali pusat kering, tidak ada perdarahan, tidak ada
penonjolan sekitar tali pusat saat menangis, terdapat bising usus.
e. Punggung
Tidak ada pembengkakan.

f. Kulit
Warna kulit kemerahan.
g. Ekstremitas
Gerakan ekstermitas atas dan bawah aktif.
h. Pemeriksaan penunjang
Bilirubin total 10,2 mg/dl, bilirubin direk 0,4 mg/dl bilirubin indirek 9,8
mg/dl

C. ANALISA
By. Ny. I, usia 6 hari, dengan riwayat hiperbilirubin.

D. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan pada ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi
sudah baik. Ibu mengerti.
2. Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi. Ibu mengerti.
3. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap 2-3 jam. Ibu mengerti
dan akan melakukannya.
4. Kolaborasi dengan dokter Sp.A, advis : bayi boleh pulang.
5. Konseling tentang :
- ASI ekslusif.
- Perawatan tai pusat.
- Tanda bahaya bayi baru lahir.
- Imunisasi.
6. Menjadwalkan kunjungan ulang 1 minggu kemudian tanggal 12 Maret 2015,
untuk imunisasi ke tenaga kesehatan. Ibu mengerti.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 DATA SUBJEKTIF


By. Ny. I, lahir tanggal 27 Februari 2015, pada pukul 15.30 WIB, jenis
kelamin laki-laki. Pada hari ke 2, bayi tampak kuning, rewel dan malas minum.
Kuning/jaundice pada bayi baru lahir atau disebut dengan ikterus neonatorum
merupakan warna kuning pada kulit dan bagian putih dari mata (sklera) pada
beberapa hari setelah lahir yang disebabkan oleh penumpukan bilirubin.
Hiperbilirubin adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin mencapai suatu
nilai yang memiliki potensi menimbulkan kern ikterik bila tidak ditanggulangi
dengan baik (Prawirahardjo, 2005).
Kuning pada By. Ny. I timbul pada usia bayi 2 hari. Menurut Prawirahardjo
(2005), kriteria hiperbilirubin patologis yaitu, peningkatan kadar bilirubin 5
mg% atau lebih setiap 24 jam. Bayi menyusu ± 6 kali sehari dengan susu
formula, dengan alasan ASI keluar sedikit. Menyusui bayi lebih sering akan
mempercepat pembuangan isi usus sehingga mengurangi penyerapan kembali
bilirubin dari dalam usus dan menurunkan kadar bilirubin dalam darah. Pada
hari ke 1-3, cairan yang payudara produksi saat ini adalah kolostrum. Dalam
sekali penyusuan akan dikeluarkan sekitar 5 – 10 mL kolostrum. Jumlah
kolostrum yang dihasilkan dalam 24 jam pertama sekitar 25 – 56 mL dan hari
kedua sekitar 100 mL (113 – 185 mL). Kapasitas lambung bayi antara 30-90
ml. BAK (buang air kecil) sehari 4-5 kali berwarna kuning dan BAB (buang air
besar) 3-4 kali sehari berwarna coklat konsistensinya agak padat.

4.2 DATA OBJEKTIF


Dari hasil pemeriksaan di dapatkan sclera tampak kuning dan kulit
tampak kuning sampai tungkai, kadar biliubin total 14,5 mg/dl, kadar bilirubin
direk 1,04 mg/dl dan kadar bilirubin indirek 13,46 mg/dl. Hasil lab golongan
darah bayi A Rh positif (+), ibu A Rh positif (+), ayah A Rh positif (+). Menurut
Prawirohardjo (2005), ikterus pada bayi baru lahir akan terjadi pada kasus
ketidakcocokan golongan darah (inkompatibilitas ABO) dan rhesus
(inkompatibilitas rhesus) ibu dan janin. Inkompatibilitas pada golongan darah
ABO terjadi jika Ibu golongan darah O mengandung janin golongan darah A
atau B. Penyakit jarang terjadi bila ibu golongan darah A dan bayi golongan
darah B. Tubuh ibu akan memproduksi antibodi yang akan menyerang sel
darah merah janin sehingga akan menyebabkan pecahnya sel darah merah
sehingga akan meningkatkan pelepasan bilirubin dari sel darah merah.
Sehingga penyebab terjadinya ikterus bukan disebabkan oleh incomptabilitas
ABO.
Berdasarkan penilaian Kramer, kuning pada By. Ny. I tampak dari kepala
hingga tungkai (Derajat IV). Penilaian hiperbilirubin, kramer membagi tubuh
bayi baru lahir dalam 5 bagian yang dimulai dari kepala dan leher, dada
sampai pusat, pusat bagian bawah sampai tumit, tumit pergelangan kaki dan
bahu pergelangan tangan kaki serta tangan masuk telapak tangan (Sarwono,
2006).

4.3 ANALISA
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang ada maka dapat disimpulkan
bahwa By. Ny. I, usia 4 hari, neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
dengan hiperbilirubin. Usia kehamilan ibu saat melahirkan yaitu 39 minggu,
dengan berat badan saat lahir 3.000 gram. Sesuai dengan teori Suriadi, bahwa
nilai normal : bilirubin indirek 0,3 – 1,1 mg/dl, bilirubin direk 0,1 – 0,4 mg/dl.
Didapatkan hasil pemeriksaan kadar biliubin total 15,5 mg/dl, kadar bilirubin
direk 0,64 mg/dl, sehingga termasuk dalam hiperbilirubin.

4.4 PENATALAKSANAAN
Dari hasil pengkajian data subjektif dan objektif yang di dapat serta analisa
yang dibuat, maka disusunlah penatalaksanaan atau rencana asuhan yang
dibutuhkan. Penatalaksanaan yang pertama yaitu menjelaskan hasil
pemeriksaan bahwa bayi Ny.I mengalami hiperbilirubin dan harus dilakukan
rawat inap untuk dilakukan fototerapi dan diet ASI. Sesuai dengan teori
menurut Hellen Varney (2007) penanganan hiperbilirubin yaitu dengan
memenuhi kebutuhan atau nutrisi, bila kadar bilirubin serum bayi tinggi
sehingga di duga akan terjadi kern ikterik, maka perlu dilakukan
penatalaksanaan khusus yaitu fototerapi. Sesuai dengan protap
penatalaksanaan hiperbilirubin di RSUD Ciawi dan menurut Prawirohardjo
(2005) yaitu pemasangan fototerapi, terapi sinar dengan panjang gelombang
cahaya 450-460 nm, dilakukan jika kadar bilirubin indirek > 10 mg/dl untuk
BBLR, bilirubin indirek >12 mg/dl untuk bayi cukup bulan. Pemberhentian
pemberian terapi sinar jika kadar bilirubin serum sudah dalam batas normal.

4.5 Faktor Pendukung dan Penghambat


1. Faktor Pendukung
a. Keluarga sangat kooperatif dan adanya respon positif terhadap asuhan
yang diberikan pada bayinya.
b. Adanya kerjasama dengan petugas kesehatan yang baik, di ruang
perinatologi RSUD Ciawi, sehingga penulis dapat melaksanakan asuhan
kepada By. Ny. I secara optimal.

2. Faktor Penghambat.
Selama melaksanakan asuhan penulis tidak mengalami hambatan
karena adanya kerjasama yang baik dari pihak petugas kesehatan,
serta sikap kooperatif dari pihak keluarga.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NY.S DENGAN DIAGNOSA HIPERBILIRUBIN

I PENGKAJIAN

A. Identitas Data

Identitas Bayi :

Nama Klien : An “E”

Nama Ayah : Tn.E (42 th)

Umur : 4 hari

Nama Ibu : Ny.S (37 th)

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan Ayah : PNS/ IRT

Agama/Suku : kristen

BB : 2600 kg

Identitas Orang Tua :

Nama Ayah : Tn.E (42 th)

Nama Ibu : Ny.S (37 th)

Pekerjaan Ayah : PNS/ IRT

Pekerjaan Ibu : IRT

Agama : Kristen

Pendidikan : Sarjana/SMA

Alamat : Wanea

B. Keluhan Utama

Badan bayi berwarna kuning

C. Keluhan saat dikaji


Bayi dalam keadaan lemah, klien muntah, mendapat foto therapy dan tampak
kuning diseluruh permukaan tubuh.

D. Riwayat Perjalanan Penyakit

Bayi lahir dengan Sectio cecaria di Rumah Bersalin Ibunda, saat lahir bayi langsung
menangis, lahir jam 12.40 dengan BBL 2600 gr, PB : 49 cm, LK : 34 cm, ibu bayi
dengan APB placenta previa, datang ke RS lewat IGD pada tanggal 12-5-05 dan
dibawa keruang nicu pada tanggal 12-05-05 jam 17.40 wita dengan keluhan nafas
cepat, syanosis, nampak kuning diseluruh permukaan tubuh.

E. Riwayat Penyakit Sebelumnya

Karena umur bayi baru 4 hari, maka tidak ada riwayat penyakit bayi yang pernah
di alami sebelumnya.

F. Riwayat Kehamilan

Usia kehamilan : 47-48 minggu

Anak ke : 6 (enam)

Penyakit ibu :-

Gerakan janin : dirasakan

Hamil ke : 6 (enam)

Rencana KB : setelah bayi lahir ibu disarankan steril ibu setuju

ANC : posyandu 4x teratur, bidan 2x teratur.


TT : 2x lengkap

G. Riwayat Kehamilan yang lalu

Anak Ke 1 : meninggal sejak lahir

Anak Ke 2 : laki-laki, lahir spontan dibantu oleh dukun, usia 13 thn.

Anak Ke 3 : laki-laki, lahir spontan dibantu oleh dukun, usia 10 thn.

Anak Ke 4 : meninggal sejak lahir.

Anak Ke 5 : laki-laki, lahir dengan secsio cesaria, usia 3 thn.

Anak Ke 6 : yang ini.


H. Riwayat Persalinan

Bayi lahir : 12 Mei 2005 jam 12.40 Wita, dengan Secsio Cesaria,

BBL. PB,LK : 2600 gr, 49 cm, 34 cm.

I. Riwayat \Penyakit Keluarga

Keluarga mengatakan bahwa didalam keluarganya tidak ada anggota keluarga


yang sedang sakit, dan juga tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit
menular seperti TBC, atau penyakit menurun seperti DM, Asma.

J. Riwayat Bio, psiko, sosial, spiritual.

Pola respirasi

Klien terlihat nafas cepat, RR 68x/mt, terpadang O2 .

Nutrisi

Klien masih dipuasakan, kebutuhan klein akan nutrisi 310 cc/ 24 jam. Karena BB
klien saat dikaji 2300 kg masuk pada hari ke 4 kelahiran dan dikalikan dengan
jumlah cairan yang dibutuhkan dan ditambah 30 cc dikarenakan klien mendapat
foto therapy. NGT terpasang dan retensi banyak klien juga di spulling.

Eliminasi

Saat dikaji klien BAB 3x dan BAK 5x, warna feces jitam kehijau-hijauan.

Aktifitas

Segala kebutuhan klien dipenuhi oleh ibunya dan perawat ruangan, aktivitas klien
berada dalam boks bayi dibawah sinar foto therapy selama 6 jam dan
diistirahatkan selama 2 jam dan dilanjutkan kembali hingga kadar bilirubinnya
turun.

Istirahat tidur
Klien dapat tidur dengan nyenyak,klien sering bangun dan menangis karena
popoknya basah akibat BAK dan BAB serta karena haus.

Suhu tubuh

Suhu tubuh bayi pada saat pengkajian 36,7 oC

Personal hygiene

Bayi dimandikan dengan diseka 1 kali sehari dan kebersihan bayi dibantu oleh
perawat dan ibu, popok diganti setiap kali popok basah oleh urin dan feses.

K. Pemeriksaan Fisik.

a. Reflek menggenggam : lemah

b. Refleks menghisap : lemah

c. Kekuatan menangis : lemah

d. BB : 2300 kg, LK : 34 cm, LL : 14 cm, PB : 49 cm.

e. Kepala : Rambut hitam, bagian depan dicukur, infus terpasang 12

tts/mt KA EN IB, tidak ada lesi dikulit kepala.Lingkar kepala

34 cm

f. Wajah : warna wajah terlihat kuning, tidak ada lesi pada wajah, kulit

bersih.

g. Leher : tidak ada kelainan (pembesaran kelenjar tiroid/distensi vena

jugolaris)

h. Mata : mata tertutup verban saat terapy sinar, mata klien semetris
tidak

ada lesi pada kedua mata.

i. Hidung : tidak ada lesi pada hidung, lubang hidung bersih, terpasang O2

dan NGT.

j. Mulut : mukosa bibir lembab, lidah klien berwarna merah keputih

putihan, ada bekas muntah di sudut bibir klien.


k. Telinga : bentuk simetris, tidak ada serumen

l. Dada : warna dada terlihat kuning, tidak ada lesi, terdengar DJJ 138/
mnt

m. Abdomen : tidak kembung, tidak ada nyeri tekan

n. Ektermitas : atas bawah tidak ada lesi, kuku klien pendek, gerak aktif

L. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal 13-05-2005

Haemoglobin : 16,6

Lekosit : 19.000

Eritrosit : 4,61

Trombosit : 279.000

Hematokrit : 48,2

M. Terapi

IVFD : KA-EN 1B 12 tts/mnt

Cefotaxim : 2x 125 mg IV

Spuling dengan NACL

II Analisa Data

NO SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM

1.| Ds : - Adanya Resiko tinggi


pemberian foto terjadinya
Do :
therapy injury
- Warna kulit klien nampak
kuning
2. Ds : - Kelebihan Resiko
bilirubin indirek terjadinya kern
Do :
dalam tubuh ikterus
- nampak warna kuning di klien yang dapat
seluruh pemukaan tubuh masuk kedalam
jaringan otak
- S : 36,5 C N : 160
0

x/mnt RR = 48x/mnt

III DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko terjadinya kern ikterus b/d kelebihan bilirubin indirek dalam tubuh
klien yang dapat masuk kedalam jaringan otak.

2. Resiko terjadinya injury b/d adanya pemberian foto therapy

IV PERENCANAAN

TUJUAN DX RENCANA TINDAKAN RASIONAL

Setelah I Ø Kolaborasi dengan Ø Merupakan


dilakukan dokter untuk foto indikator untuk
tindakan selama therapy,O2, injeksi menilai jumlah
24 jam Cepotaxim 2x 125 mg bilirubin klien serta
diharapkan IV waktu yang
resiko tinggi diperlukan dalam
Ø Kolaborasi dengan
terjadinya kern terapy klien
Lab untuk memeriksa
ikterus dapat
bilirubin setiap 8 jam Ø Untuk menilai
dihindari
minimal setiap 24 jam apakah kadar
dicegah dengan
bilirubin klien
kriteria : Ø Beri minum yang
melebihi normal
banyak
→ Kadar atau kurang dari
Bilirubin normal
berkurang
Ø Agar dehidrasi
tidak terjadi dan
Untuk memenuhi
kebutuhan cairan
klien karena klien
berada dibawah
terapi sinar

Setelah II Ø
Ø Observasi Vital sign Melihat
dilakukan sejauhmana
Ø Observsi pemberian
tindakan selama perkembangan klien
cahaya sesuai dengan
24 jam
kebutuhan dan Ø Dengan
diharapkan
kondisi klien mengobservasi
resiko tinggi
pemberian cahaya
injury dapat Ø Observasi keadaan
sesuai dengan
dicegah dengan umum klien setelah
kebutuhan dapat
kriteria : therapy
mengetahui dan
Ø Pencahayaan Ø Cek intake dan menilai penurunan
cukup sesuai output selama kadar bilirubin serta
dengan penyinaran sejauhmana klien
kebutuhan mengalami injury.

Ø Kadar Ø Untuk mengetahui


bilirubin tingkat
berkurang perkembangan klien
dan sejauhmana
Ø Tubuh klien
terjadinya dehidrasi
tidak berwarna
kuning lagi Ø Menilai apakah
jimlah cairan yang
masuk sesuai dengan
instruksi dokter
V IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

DX IMPLEMENTASI RESPON HASIL

I Ø Memonitor warna kulit bayi Ø Kulit bayi masih


tampak kuning
Ø Melakukan tindakan kolaborasi
dengan dokter untuk foto therapy Ø Foto therapy
terpasang jam 11.00
Ø Memberikan injeksi cefotaxim
dan berakhir jam 17.00,
125 mg IV
bayi tampak menangis
Ø Mengobservasi vital sign Ø Klien mendapat
Ø Mengoservasi kondisi kulit dan injeksi cefotaxim
mata klien Ø Suhu 36,4 C, RR : 68
Ø Menimbang BB x/mnt, DJJ : 136x/ mnt.

Ø Mengobservasi keadaan umum Ø Kulit baik mata


bayi tertutup dengan baik
pula
Ø Mengobservasi intake dan
output Ø BB 2300 gr

Ø Mengobservasi penutup mata Ø Keadaan umum masi


dan popok klien lemah

Ø Bayi masi puasa NGT


terpasang infuse KA EN
IB 12 tts/mnt retensi
banyak

Ø Mata tertutup rapat


dengan kain kasa dan
dilapisi dengan karbon
begitu pula dengan
popoknya tertutup
dengan baik

II Ø Memonitor warna kulit bayi Ø Kulit bayi masih


tampak kuning
Ø Melakukan tindakan kolaborasi
dengan dokter untuk foto therapy Ø Foto therapy
Ø Memberikan injeksi cefotaxim terpasang jam 11.00
125 mg IV dan berakhir jam 17.00,
bayi tampak menangis
Ø Mengobservasi vital sign
Ø Klien mendapat
Ø Mengoservasi kondisi kulit dan
injeksi cefotaxim
mata klien
Ø Suhu 36,5 C, RR : 40
Ø Menimbang BB
x/mnt, DJJ : 144x/ mnt.
Ø Mengobservasi keadaan umum
Ø Kulit baik masih
bayi
tampak kuning, mata
Ø Memberi minum bayi tertutup dengan baik
saat foto therapy
Ø Memberi minum bayi
Ø BB 2260 kg
Ø Mengobservasi penutup mata
dan popok bayi Ø Keadaan umum lesu,
tangis kuat
Ø Memberi minum bayi
Ø Bayi minum pasi 10
cc

Ø Bayi minum pasi 10


cc

Ø Mata tertutup kain


kasa dilapisi dengan
karbon begitu juga
dengan popoknya
tertutup dengan baik

Ø Bayi minum pasi 10


cc
VI CATATAN PERKEMBANGAN

DX CATATAN PERKEMBANGAN

S:-

O:

Ø Kadar bilirubin 11,4

Ø Klien masih nampak kuning


I
A : Resiko tinggi kern ikterus
dapat dicegah

P : Intervensi dilanjutkan

S:-

O:

Ø kulit klien masih nampak kuning

Ø pencahayaan cukup sesuai


dengan kebutuhan dan kondisi, klien
II yaitu selama 6 jam dan disitirahatkan
selama 2 jam

A : Resiko tinggi injury dapat


dicegah

P : Intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai