Di
S
U
S
U
N
OLEH
Wa Ta’ala Tuhan seluruh alam yang maha rahman dan rahim karena atas berkat
terselesaikan.
Dan terimakasih penulis sampaikan kepada dosen mata kuliah SPI, bapak
Zul Azmi, MA. yang telah mengarahkan dan membimbing pembuatan makalah
bagi pembaca. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah
ini dengan senang hati penulis terima. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca. Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………... i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….. 3
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………. 8
3.2 Saran………………………………………………………………………... 9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bai’at merupakan sisi kegiatan politik yang paling menonjol yang dilakukan
oleh umat. Ba’iat juga adalah dikenal dengan suatu prjanjian atau sumpah setia
untuk meyakinkan orang agar orang itu berbuat yang benar dan masuk Islam.
Perjanjian Aqabah atau Ba’iat Aqabah adalah perjanjian antara Nabi Muhammad
SAW dengan orang Yastrib ( Madinah ), perjanjian ini terbagi menjadi dua, yaitu
Perjanjian Aqabah I dan Perjanjian Aqabah II. Selain itu setelah perjanjian
Aqabah II ada peristiwa lagi yaitu tanggapan kaum Quraisy terhadap Perjanjian
Aqabah.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih luas lagi Bai’at atau Perjanjian Aqabah
dari terjadinya Perjanjian Aqabah I, Perjanjian Aqabah II, dan kaum Quraisy
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
3. Untuk mengetahui kaum Quraisy terhadap Bai’at Aqabah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perjanjian Aqabah I
masuk Islam pada musi haji tahun ke-11 kenabiandan mereka berjani untuk
Dua nama terakhir berasal dari suku ‘Aus dan sisanya dari Khazraj.
Mina, lalu mereka berbai’at (sumpah setia ) kepada Rasulullah SAW untuk
2
berzina, tidak membunuh anak-anak mereka, tidak melakukan dusta, tidak
tidak meliputi perang dan perang tidak terjadi. Setelah keduabelas orang itu
menyatakan bai’at atau sumpah setia, mereka pulang ke Yatsrib disertai seorang
sahabat asal Makkah, yaitu Mush’ab Ibn Umair. Rasulullah memerintah Mush’ab
beluk syariat Islam kepada mereka.Setelah Bai’at Aqabah pertama Islam tersebar
semakin luas di kota Yatsrib. Mush’ab menjalankan tugasnya dengan baik dan
menyampaikan kepada Rasulullah bahwa pada musim haji orang Yatsrib dalam
jumlah besar akan datang ke Makkah untuk menemui Rasulullah. Laporan yang di
pengikutnya di Yatsrib makin hari makin banyak dan bertambah kuat. Mereka
juga tidak mendapat gangguan dari kaum Yahudidan kaum musyrik seperti
saudara mereka di Makkah. Selain itu, kota Yatsrib lebih makmur daripada
Makkah. Bukankah akan lebih baik jika kaum muslim Makkah hijrah ke tempat
saudara mereka di Yatsrib itu sehingga mereka lebih aman dan terbebas dari
gangguan Quraisy. Dalam perenungan itu, beliau ingat orang Yahudi dari Yatsrib
yang mula-mula memeluk Islam itu dan bercerita tentang permusuhan antara suku
Aus dan Kazraj. Dulu Muhammad pernah menganjurkan para pengikutnya untuk
hijrah ke Abisina, negri Kristen, karena disana kebenaran dijaga dan dipimpin
seorang raja yang adil. Jadi, mungkin akan lebih baik jika sekarang kaum muslim
hijrah ke Yatsrib.
3
4
B. Perjanjian Aqabah II
Pada musim haji tahun ke-13 kenabian. Kaum muslimin dari Madinah
yang berjumlah tujuh puluhan, ikut dalam rombongan orang-orang musyrik untuk
Pada hari yang telah ditentukan, di tengah malam yang gelap gulita. Sambil
pergi ke Lembah Aqabah. Mereka saat itu berjumlah tujuh puluh tiga orang laki-
laki dan dua orang wanita yaitu Nusaibah binti Ka’ab (Ummu ‘Ammarah) dan
kepada Nabi Muhammad SAW. Pesan itu adalah berupa permintaan masyarakat
Yatsrib agar Nabi Muhammad SAW bersedia datang ke kota mereka, memberikan
Islam dikenal dengan sebutan Perjanjian Aqabah II. Mereka menyatakan bersedia
Tasyrik dan mereka merahasiakan rencana tersebut dari kaum musyrik yang
5
menunggu hingga lewat sepertiga malam, mereka keluar meninggalkan kemah.
termasuk dua wanita yang ikut bersama mereka. Mereka menunggu sejenak
datang bersama bersama Al-Abbas Ibn Abdul Muttalib, pamannya yang saat itu
berisi :
2. Penduduk Yatsrib ikut berjuang dalam membela Islam dengan harta dan jiwa
Namun, pagi itu juga Quraisy sudah mengetahui kabar tentang pertemuan dan
baiat tersebut. Tentu saja mereka sangat terkejut. Pagi hari itu juga para pemuka
menyesalkan sikap orang Kazraj dan mengatakan bahwa mereka tidak ingin
6
berperang melawan orang Kazraj. Kaum Quraisy kembali pulang tanpa
bekal, lalu pulang menuju Yatsrib sebelum Quraisy mengetahui apa yang sudah
tentang baiat itu benar adanya, mereka bergegas mencari orang-orang Yatsrib itu.
Namun, mereka tidak menemukan siapapun, kecuali Sa’ad Ibn Ubadah. Mereka
Adi dan al-Harits ibn Umayyah datang menolongnya, karena dulu Sa’’ad pernah
kota Yatsrib. Sudah wajar jika kaum Quraisy dilanda rasa cemas dan khawatir.
Tidak berlebihan pula jika kemudian mereka mengambil langkah langkah cepat
mencari orang Kazraj dan mengejar mereka yang telah mengikrarkan sumpah
setia kepada Muhammad. Tapi sekarang, setelah janji persekutuan dengan Yatsrib
itu, pintu kemenangan terbuka lebar untuk Muhammad dan para pengikutnya.
dapat memastikan apa yang akan terjadi kelak pada masyarakat jazirah Arab jika
Muhammad telah mendapat bantuan dari penduduk Yatsrib – suku Aus dan
Kazraj. Karena itulah mereka segera berkumpul dan memikirkan lebih serius lagi
langkah yang harus mereka ambil untuk menggagalkan semua upaya dan langkah
Muhammad SAW serta menghancurkan gerakan barunya itu. Pada saat yang
sama, Nabi SAW juga merenungkan secara serius setiap langkah yang harus
7
diambil dan langkah-langkah lainnya yang harus diambil untuk menyelamatkan
Islam. Nabi terus bergerak maju tetapi dengan cara-cara yang cermat, bijak, dan
hati-hati. Jadi, hasil dari persaingan itu sangat ditentukan oleh seberapa cerdik
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nabi Muhammad SAW terhadap kaum Yatsrib yang kemudian mereka masuk
Islam. Perjanjian Aqabah I terjadi pada tahun ke-12 kenabian bertepatan pada
tahun 621, Nabi Muhammad menemui rombongan dari Yatsrib. Rombongan haji
Mereka melakukan baiat kepada Nabi di salah satu bukit di kota Mekkah, yaitu
bukit Aqabah. Maka baiat ini disebut baiat Aqabah pertama (perjanjian Aqabah I).
Perjanjian Aqabah II pada tahun ke-13 ke Nabian bertepatan dengan tahun 622 M,
jamaah Yatsrib datang kembali ke kota Mekkah untuk melaksanakan Ibadah haji.
Jamaah tersebut berjumlah sekitar 75 orang, terdiri atas 73 laki-laki dan dua
wanita. Mereka ingin bertemu dengan Nabi Muhammad di bukit Aqabah untuk
mengahalangi mereka dan agar Nabi Muhammad SAW kalah, akan tetapi dengan
cara-cara cerdik Nabi Muhammad Beliau dan kaum Islam menjadi menang.
9
B. Saran
bersedia membaca makalah ini dan kami harapakan agar pembaca bias sedikit
10
DAFTAR PUSTAKA
Tadmuriah, 2005,
2015
11