Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERJANJIAN AQABAH DAN PERISTIWA HIJRAH KAUM


MUSLIMIN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : 3
MODERATOR : JIDAN WABULA
PEMATERI : ARFINA PUTRI
ANGGOTA :
1. NAJIRA LEWENUSA
2. JUMRIA WOLIO
3. JABIR HUSTAMIN
18.000

SMA AL-FIQRI TELAGA


TAHUN AJARAN 2022

1
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,hidayah,dan
inayah-Nya kepada saya,sehingga saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Bai’at di
Aqabah Antara Nabi Muhammad dengan Orang Yastrib” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sejarah Peradaban Islam dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.

Dan saya juga berterima kasih Kepada Bapak Prof. Dr. H. Abbas Pulungan Selaku Dosen
mata kuliah Sejarah Peradaban Islam di UIN-SU yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap kiranya Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca bagaimana
Bai’at di Aqabah antara Nabi Muhammad dengan Orang Yastrib.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasannya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima
segala saran dan kritik dari Bapak agar saya dapat memperbaiki Makalah ini.

2
Daftar Isi

Halaman Utama......................................................................................................................1
Kata Pengantar.......................................................................................................................2
Daftar Isi.................................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang..........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................4
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Bai’at........................................................................................................5
B. Perjanjian Aqabah I....................................................................................................5
C. Perjanjian Aqabah II...................................................................................................7
D. Kaum Quraisy Terhadap Bai’at Aqabah..................................................................10
BAB III Penutup
A. Kesimpulan...............................................................................................................12
Daftar Pustaka......................................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bai’at merupakan sisi kegiatan politik yang paling menonjol yang dilakukan oleh umat.
Bai’at juga adalah dikenal dengan suatu perjanjian atau sumpah setia untuk menyakinkan orang
agar orang itu berbuat yang benar dan masuk islam. Bai’at Aqabah perjanjian bersejarah yang
menentukan masa depan Islam,perjanjian Aqabah atau Bai’at Aqabah adalah perjanjian antara
Nabi Muhammad SAW dengan orang Yastrib (Madinah), perjanjian ini terbagi menjadi 2 yaitu
Perjanjian Aqabah I dan Perjanjian Aqabah II.
Selain itu setelah perjanjian Aqabah II ada peristiwa lagi yaitu tanggapan kaum Quraisy
terhadap Perjanjian Aqabah. Dalam Makalah ini akan dibahas lebih luas lagi Bai’at atau
Perjanjian Aqabah dari terjadinya Perjanjian Aqabah I,Perjanjian Aqabah II,dan Kaum Quraisy
terhadap Bai’at Aqabah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana terjadinya Perjanjian Aqabah I ?
2. Bagaimana terjadinya Perjanjian Aqabah II ?
3. Bagaimana Kaum Quraisy terhadap Bai’at Aqabah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui terjadinya Perjanjian Aqabah I
2. Untuk Mengetahui terjadinya Perjanjian Aqabah II
3. Untuk mengetahui Kaum Quraisy terhadap Bai’at Aqabah

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bai’at
Kata Bai’at berasal dari kata bai’a artinya ‘jual beli’ yang disetujui oleh kedua belah
pihak (si penjual dan si pembeli) yaitu sebuah benda dibeli untuk pengganti sebuah benda yang
lain. Jadi,kata bai’at mengandung tujuan bahwa orang yang berbai’at menjadikan dirinya serta
segala yang menjadi kepentingannya dengan maksud memperoleh sesuatu,dan untuk seorang
pemimpin atau pemuka agama dengan tujuan akan memperoleh kemuliaan yang sejati,kemuliaan
yang diridhoi oleh sang Maha Pencipta sebagai ganti pengorbananya selama membela agama
yang telah diyakini kebenarannya. Bai’at artinya perjanjian yang mengandung kesanggupan
untuk mengerjakan atau meninggalkan sesuatu yang telah dibai’atkan. Jika menyalahi apa yang
telah dibai’atkan akan dijatuhi hukuman berat,baik didunia maupun akhirat. 1 Bai’at juga dapat
diartikan perjanjian,penyumpahan,pengukuhan,pengangkatan,penobatan.
Aqabah adalah sebuah kota yang terletak antara Mina dan Mekah.Dikota inilah terjadi
suatu peristiwa penting dalam sejarah Islam,yaitu adanya perjanjian aqabah.Perjanjian Aqabah
merupakan ikrar janji setia kaum Aus dan Khazraj2 dari Yastrib (Madinah) kepada nabi
Muhammad. Perjanjian Aqabah terbahi menjadi 2 yaitu perjanjian aqabah yang pertama dan
perjajian aqabah yang kedua.3

B. Perjanjian Aqabah I

Pada tahun ke-11 dari permulaan kenabian,merupakan suatu peristiwa yang tampak nya
sederhana,tetapi yang merupakan titik awal lahirnya suatu era baru bagi islam dan juga bagi
dunia4. Yaitu ada enam Pemuda Madinah yang masuk Islam pada musim Haji tahun ke-11
kenabian dan mereka berjanji untuk menyampaikan misi yang dibawa Rasulullah SAW kepada

1
Moenawar Chalil,Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad: Jilid 2,( Jakarta:Gema Insani Press,2001), h.119
2
Suku Aus dan Khazraj merupakan suku arab yang berasal dari wilayah Arab Selatan (Yaman), nama ini
diambil dari nama kakak-beradik nenek moyang suku Aus dan Khazraj dalam
https://saifullahaceh.wordpress.com/2013/12/13/suku-aus-dan-khazraj
3
Alif Qorfrahhamzah,dalam https://alifqofrahamzah.blogspot.co.id/2016/05/asal-usul-perjanjian-aqabah-
html,
4
http://referensimakalahsejarah.blogspot.com/2017/05/baiat-aqabah_18.html?m=1 diakses pada tanggal 19
Oktober 2018, pukul 19:25 WIB

5
kaumnya. Maka diantara hasilnya pada musim Haji tahun berikutnya tahun ke-12
kenabian,datanglah 12 orang,di antara mereka adalah 5 orang yang sebelumnya telah masuk
Islam,ditambah 7 orang lagi selain mereka yaitu:

1. Mu’az bin al Harits Ibn ‘Afara’


2. Dzakwan bin Abdul Qois
3. Ubadah bin ash-Shamit
4. Yazid bin Tsa’labah
5. Al-Abbas bin Ubadah bin Nadhlihi
6. Abu Haitsam bin at-Taihan
7. Uwaim bin Sa’idah

Dua nama terakhir berasal dari suku ‘Aus dan sisanya dari Khazraj. Mereka segera menghubungi
Rasulullah SAW untuk bertemu di Aqabah Mina, lalu mereka berbai’at (sumpah setia) kepada
Rasulullah SAW untuk berjanji tidak akan menyukutukan Allah sedikit pun,tidak mencuri,tidak
berzina,tidak membunuh anak-anak mereka,tidak melakukan dusta,tidak bermaksiat kepada
Rasulullah. Mereka melakukan Bai’at kepada Nabi disalah satu bukit, yaitu Bukit Aqabah maka
bai’at tersebut disebut dengan Bai’at Aqabah Pertama (Perjanjian Aqabah Pertama)5
Bai’at Pertama (Perjanjian Aqabah I) disebut bai’at wanita karena tidak meliputi perang
dan perang tidak terjadi. Sebagian menyebut Bai’at ini dengan sebutan bai’at an-Nisa namun jika
memperhatikan isi ayat 12 Surah Al- Mumtahanah,maka bai’at an-Nisa yaitu bai’at Nabi
Muhammad SAW bersama kelompok perenpuan terjadi setelah peristiwa Fathu Mekah.6

Setalah kedua belas Orang itu menyatakan bai’at atau sumpah setia,mereka pulang ke Yastrib
disertai seorang sahabat asal Makkah,yaitu Mush’ab Ibn Umair. Rasulullah memerintah Mush’ab
pergi ke Yastrib untuk membacakan Al-Qur’an,mengajarkan islam,dan seluk beluk syari’at islam
kepada mereka. Setelah bai’at Aqabah pertama Islam tersebar semangkin luas dikota Yastrib.
Mush’ab menjalankan tugasnya dengan baik dan menyampaikan kepada Rasulullah bahwa pada
musim haji orang Yastrib dalam jumlah besar akan datang ke Mekkah untuk menemui

5
Danial Zainal Abidin, 7 Formula Individu Cemerlang:Mengungkap Rahasia Kesuksesan dan Kejayaan
Pribadi ,(Jakarta: PT Mizan Publika,2007), h. 143
6
Hasan Ibrahim Hasan,jld. 1, h 94-95

6
Rasulullah. Laporan yang di sampaikan Mush’ab membuat Nabi Muhammad berfikir lebih lama.
Para pengikut nya di Yastrib makin hari mangkin banyak dan bertambah kuat,mereka juga tidak
mendapat gangguan dari kaum Yahudi dan kaum musyrik seperti saudara mereka di Mekkah.
Selain itu,kota Yastrib lebih makmur dari pada Makkah,bukankah akan lebih baik jika kaum
muslim Mekkah hijrah ke tempat saudara mereka di Yastrib itu sehingga mereka lebih aman dan
terbebas dari gangguan Quraisy,dalam perenungan itu beliau ingat orang Yahudi dari Yastrib
yang mula-mula memeluk Islam itu dan bercerita tentang permusuhan antara suku Aus dan
kazraj. Dulu Muhammad pernah menganjurkan para pengikutnya untuk berhijrah ke
Abisina,negri kristen karena disana kebenaran dijaga dan dipimpin seorang raja yang adil.
Jadi,mungkin akan lebih baik jika sekarang kaum muslim hijrah ke Yastrib.7

C. Perjanjian Aqabah II

Bai’at kedua Aqabah dikenal juga dengan sebutan Bai’at al-Harb. Pada musim Haji tahun
ke-13 kenabian,kaum muslimin dari Madinah yang berjumlah tujuh puluhan,ikut dalam
rombongan orang-orang musyrik untuk melakukan Ibadah Haji,Setibanya disana mereka segera
menghubungi Rasulullah SAW,lalu dengan rahasia sepakat bertemu ditengah hari-hari tasyrik
disuatu lembah Aqabah dekat Jumrah ‘Ula di Mina untuk melakukan bai’at.

Pada hari yang telah ditentukan,ditengah malam yang gelap gulita,sambil mengendap-
endap agar tidak diketahui rombongannya kaum musyrikin mereka pergi ke Lembah
Aqabah,mereka saat itu berjumlah 73 orang laki-laki dan 2 orang wanita yaitu: Nusaibah binti
Ka’ab(Ummu Ammarah) dan Asma binti Amr( Ummu Mani’).

Setibanya di kota Mekkah mereka menemui Nabi Muhammad SAW dan atas nama
penduduk Yastrib mereka menyampaikan pesan untuk disampaikan kepada Nabi Muhammad
SAW,pesan itu adalah berupa permintaan masyarakat Yastrib agar Nabi Muhammad bersedia
datang ke kota mereka,memberikan penerangan tentang ajaran Islam dan
sebagainya,permohonan itu dikabulkan Nabi Muhammad SAW dan beliau menyatakan
kesediannya untuk datang dan berdakwah disana. Untuk memperkuat kesepakatan itu,mereka
mengadakan perjanjian kembali dibukit Aqabah. Karenanya,perjanjian ini di dalam sejarah islam

7
https://ayuknandamustika98.blogspot.com/2017/12/perjanjian-aqabah-di-susun-untuk.html?_e_pi_ di
akses pada tanggal 19 Oktober 2018 pukul 19:30 WIB

7
dikenal dengan sebutan Perjanjian Aqabah II mereka menyatakan bersedia untuk bertemu
dengan Rasulullah di Aqabah pada tengah malam dihari-hari Tasyrik dan mereka merahasiakan
rencana tersebut dari kaum Musyrik yang datang bersama-sama mereka,lalu tibalah hari yang
disepakati. Setelah menunggu hingga lewat sepertiga malam,mereka keluar meninggalkan kemah
mereka berjalan mengendap-endap agar tidak diketahui kawan-kawan seperjalan mereka yang
akhirnya dikhawatirkan akan tembus kepada pihak Quraisy. Sesampai mereka digunung
Aqabah,mereka memanjat lereng-lereng gunung itu,termasuk dua wanita yang ikut bersama
mereka,mereka menunggu sejenak menunggu hingga Rasulullah datang,tidak lama kemudian
Rasulullah datang bersama Al-abbas Ibn abdul Muttalib, pamannya yang saat itu masih
menganut paganisme, setelah itu mereka mengadakan perjanjian yang berisi :

1. Penduduk Yastrib siap dan bersedia melindungi Nabi Muhammad SAW.


2. Penduduk Yastrib ikut berjuang dalam membela islam dengan harta dan jiwa.
3. Penduduk Yastrib ikut berusaha memajukan agama islam dan menyiarkan kepada
sanak saudara mereka.
4. Penduduk yastrib siap menerima segala resiko dan tantangan.

Dengan itu Rasulullah menegaskan kepada mereka dengan sabdanya: “Kamu semua
adalah penjamin sebagaimana golongan Al-Hawariyyun8 adalah penjamin kepada Isa bin
Mariam,dan aku adalah penjamin kepada umatku”. Jawab mereka sebulat suara dengan
lafal “Ya”. Dengan keputusan ini terbukalah dihadapan Nabi Muhammad harapan baru
untuk memperoleh kemenangan karena telah mendapat jaminan bantuan dan
perlindungan dari masyarakat Yastrib. Sebab itu pula,kemudian Nabi Muhammad
bersama kurang lebih 150 kaum muslimin hijrah ke Yastrib,yang kemudian nama daerah
tersebut diganti menjadi Madinah9,karena dikota Mekkah mereka tidak dapat hidup
tenang dan bebas dari gangguan,ancaman,dan penyiksaan dari orang-orang kafir Quraisy.
Selain itu,ada beberapa faktor yang mendorong Nabi Muhammad memilih Yastrib
8
Al-Hawariyyun adalah jamak dari kata Hawari,yaitu pengikut setia nabi Nabi Isa,yang selalu
mendampingi beliau berdakwah menegakkan agama Allah dikalangan Bani Israil. Al-Qur’an menyebut mereka
sebagai Ansharu’llah,yaitu para penolong agama Allah (mujahid). Dalam
https://imronmocha.wordpress.com/2009/05/03/tentang-al-hawariyyun/
9
Amin, Sejarah Peradaban, h 68

8
sebagai tempat hijrah Umat Islam. Faktor-faktor yang mendorong Nabi Muhammad
memilih Yastrib sebagai tempat hijrah umat islam antara lain:

1. Yastrib adalah tempat yang paling dekat.


2. Sebelum diangkat menjadi Nabi,beliau telah mempunyai hubungan baik dengan
penduduk kota tersebut. Hubungan itu berupa ikatan persaudaraan karena kakek
nabi,Abdul Muthalib beristerikan orang Yastrib. Disamping itu,ayahnya dimakam
kan disana.
3. Penduduk Yastrib sudah dikenal Nabi karena kelembutan budi pekerti dan sifat-
sifatnya yang baik.
4. Bagi diri Nabi sendiri,hijrah merupakan keharusan selain karena perintah Allah.

Peristiwa hijrah nya Nabi dari Mekkah ke Madinah dijadikan sebagai penanda awal
dari kalender Islam,yakni tahun Hijriyah.10Penduduk Yastrib siap menerima segala resiko dan
tantangan setelah pelaksanaan Bai’at (Perjanjian Aqabah II), Nabi Muhammad SAW meminta
12 pemimpin sebagai Naqib kepada kaum mereka dalam rangka merealisasikan bai’at
(Perjanjian Aqabah II) komposisi 12 pemimpin itu terdiri dari 9 orang dari Kabilah Khazraj
dan 3 dari Kabilah ‘Aus mereka itu adalah:

Naqib-naqib kepada Al-Khazraj

1. As’ad bin Zurarah bin Ads


2. Sa’d bin al-Rabi’ bin Amru
10
Glubb,A Short History, h 34

9
3. Abdullah bin Rawahan bin Tha’labah
4. Rafi bin Malik bin al-Ajlan
5. Al-Bara’bin Marur bin Sakhr
6. Abdullah bin Amru bin Hiram
7. Ubadah bin al-Samit bin Qais
8. Sa’d bin Ubbadah bin Dulaim
9. Al-Munzir bin Amru bin khanis

Naqib-naqib kepada Al-‘Aus

1. Usaid bin Hudhair bin Simak


2. Sa’d bin Khaithamah bin al-Harith
3. Rifaah bin Abd al-Munzir bin Zubair.

Sebab Penamaan bai’at al-Harb

Disebabkan orang-orang Yastrib berjanji untuk berperang bersama Nabi Muhammad SAW
dengan siapapun pihak yang memerangi Nabi SAW,maka bai’at ini disebut dengan nama bai’at
al-Harb (ikrar perang). Sebagian kaum Anshar mengumumkan pernyataan kesiapannya untuk
berperang dari malam pertama. Abbas bin ‘Ubada setelah memberikan bai’at,ia berkata kepada
Nabi Muhammad SAW, “Jika engkau memerintahkan kami untuk menyerang kaum kafir yang
sedang sibuk melakukan haji di Mina,akan kami lakukan.” Namun Nabi Muhammad SAW tidak
memberikan izin kepada mereka dan meminta agar mereka kembali kepada keluarga dan sanak
famili mereka.11

D. Kaum Quraisy terhadap Bai’at Aqabah

Namun,pagi itu juga Quraisy sudah mengetahui kabar tentang pertemuan dan bai’at tersebut
tentu saja mereka sangat terkejut,pagi hari itu juga para pemuka Quraisy mendatangi orang
Khazraj ditempatnya masing-masing. Mereka menyelesaikan sikap orang Khazraj dan
mengatakan bahwa mereka tidak ingin berperang melawan orang Khazraj,kaum Quraisy kembali
pulang tanpa mendapatkan keterangan yang pasti tentang berita tersebut,kemudian mereka
mengadakan penyelidikan lebih serius untuk mengetahui keadaan dan perkembangan

11
Hisyam Ibnu, jld. 1, h 448

10
sesungguhnya. Sementara itu,orang Yastrib sudah mempersiapkan bekal,lalu pulang menuju
Yastrib sebelum Quraisy mengetahui apa yang sudah mereka lakukan sebenarnya,setelah Kaum
Quraisy mengetahui bahwa berita tentang bai’at itu benar adanya mereka bergegas mencari
orang-orang Yastrib itu,namun mereka tidak menemukan siapa pun,kecuali Sa’ad Ibn
Ubadah,mereka menangkapnya,membawanya kemekkah,dan menyiksannya. Namun, Jubair ibn
Adi dan al-Harits ibn Umayyah datang menolongnya,karena dulu Sa’ad pernah menolong
mereka ketika menempuh perjalanan dagang ke Syam dan melewati kota Yastrib. Sudah Wajar
jika kaum Quraisy dilanda rasa cemas dan khawatir. Tidak berlebihan pula jika kemudian
mereka mengambil langkah-langkah cepat mencari orang Khazraj dan mengejar mereka yang
telah mengikrarkan sumpah setia kepada Muhammad. Tapi sekarang, setelah janji persekutuan
dengan Yastrib itu,pintu kemenangan terbuka lebar untuk Muhammad dan para
pengikutnya,setidak nya mereka bisa bebas menjalankan ibadah,menyebarkan islam,dan
menyerang berhala-berhala serta orang-orang yang menyembahnya. Siapa yang dapat
memastikan apa yang akan terjadi kelak pada masyarakat jazirah Arab jika Muhammad telah
mendapat bantuan dari penduduk Yastrib suku Aus dan Khazraj. Karena itulah mereka segera
berkumpul dan memikirkan lebih serius lagi langkah yang harus mereka ambil untuk
menggagalkan semua upaya dan langkah Muhammad SAW serta menghancurkan gerakan
barunya itu. Pada saat yang sama,Nabi SAW juga merenungkan secara serius setiap langkah
yang harus diambil dan langkah-langkah lainnya yang harus diambil untuk menyelamatkan
islam,nabi terus bergerak maju tetapi dengan cara-cara yang cermat,bijak,dan hati-hati. Jadi,hasil
dari persaingan itu sangat ditentukan oleh seberapa cerdik pemimpin pihak masing-masing untuk
menguji setiap langkahnya dan menentukan langkah-langkah yang harus diambil.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perjanjian Aqabah merupakan Ikrar Janji setia Kaum Aus dan Kaum Khazraj kepada
Nabi Muhammad. Perjanjian Aqabah terbagi menjadi dua,yaitu Perjanjian Aqabah yang Pertama
dan Perjanjian Aqabah yang Kedua. Bai’at Aqabah pertama tahun 621 M.Perjanjian Qabah I
terjadi pada tahunke-12 kenabian,Nabi Muhammad menemui rombongan dari Yastrib
rombongan Haji dari Yastrib itu berjumlah 12 orang. Nabi Muhammad SAW menyampaikan
dakwahnya,dakwah Nabi Muhammad SAW mendapat sambutan yang baik sehingga mereka
menyatakan keislamannya dihadapan Nabi Muhammad SAW,mereka melakukan bai’at kepada
Nabi disalah satu bukit dikota Mekkah,yaitu Bukit Aqabah,maka bai’at ini disebut bai’at Aqabah
Pertama (Perjanjian Aqabah I). Perjanjian Aqabah II pada tahun ke-13 kenabian bertepatan
dengan tahun 622 M,jamaah Yastrib datang kembali ke kota Mekkah untuk melaksanakan
Ibadah Haji,jemaah tersebut berjumlah sekitar 75 Orang,terdiri atas 73 laki-laki dan 2 wanita.
Mereka ingin bertemu dengan Nabi Muhammad di bukit Aqabah untuk mengadakan perjanjian
dengan Nabi Muhammad. Kaum Quraisy terhadap Bai’at Aqabah (Perjanjian Aqabah) mereka
menentang dan mencari cara untuk menghalangi mereka dan agar Nabi Muhammad SAW
kalah,akan tetapi dengan cara-cara cerdik Nabi Muhammad Beliau dan kaum islam menjadi
menang.Bai’at tersebut adalah peristiwa yang mengawali hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke
Yastrib

12
Daftar Pustaka

Amin. Sejarah Peradaban


Chalil Moenawar.2001. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad: Jilid 2. Gema Insani Press:
jakarta.
Glubb. A Short History
Hasan Ibrahim Hasan
http://referensimakalahsejarah.blogspot.com/2017/05/baiat-aqabah_18.html?m=1
https://alifqofrahamzah.blogspot.co.id/2016/05/asal-usul-perjanjian-aqabah-html,
https://ayuknandamustika98.blogspot.com/2017/12/perjanjian-aqabah-di-susun-untuk.html?_e_pi_
https://imronmocha.wordpress.com/2009/05/03/tentang-al-hawariyyun/
https://saifullahaceh.wordpress.com/2013/12/13/suku-aus-dan-khazraj
Ibnu Hisyam, al-siratul Nabawiyah, cet. Sahil Zakar, Beirut, 1412 H/1992 M.
Zainal Abidin Danial. 2007. 7 Formula Individu Cemerlang: Mengungkap Rahasia Kesuksesan
Dan Kejayaan Pribadi.

13

Anda mungkin juga menyukai