Anda di halaman 1dari 12

MEMAHAMI MODEL EVALUASI

GOAL FREE

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas


mata kuliah Evaluasi Pembelajaran
yang diampu oleh Prof. Dr. Anik Ghufron M.Pd.

Oleh :
Siti Any Maya Shulhah NIM. 16707251026

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
Memahami Model Evaluasi
Goal Free

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas


terselesaikannya makalah dengan judul Memahami Model Evaluasi Goal Free.

Makalah ini disusun bukan semata untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran, namun lebih pada upaya untuk menggali pemahaman lebih dalam mengenai
Model Evaluasi Goal Free serta penerapannya dalam dunia pendidikan .

Makalah ini telah disusun dengan secermat mungkin, namun jika terdapat kesalahan
dalam penulisan maupun konten materi mohon koreksi ke arah perbaikan makalah.

Akhirnya kami menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua


pihak yang bertanam budi, khususnya kepada Yth. Prof. Dr. Anik Ghufron M.Pd selaku
Dosen Pengampu Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran atas bimbingannya.

Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap langkah kita dalam studi.

Yogyakarta, 18 April 2017

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ................................................................................................ i

ii
Memahami Model Evaluasi
Goal Free

Kata Pengantar ................................................................................................... ii


Daftar Isi .........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................. 2
D. Batasan Masalah............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A. Karakteristik Goal-Free Evaluation............................................... 3
B. Penerapan Model GFE................................................................... 4
C. Keunggulan dan Keterbatasan Model GFE.................................... 7

BAB III KESIMPULAN.................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 10

iii
Memahami Model Evaluasi
Goal Free

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Evaluasi, menurut AECT 19941 didefinisikan sebagai “...the process of


determining the adequacy of instruction and learning”. Dalam dunia teknologi
pembelajaran, objek evaluasi dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) hal, yaitu:

1. Program evaluations, yaitu evaluasi untuk menilai kelayakan dari sebuah


layanan program pendidikan atau kegiatan pembelajaran. Misal: evaluasi
program pembelajaran, evaluasi layanan pendidikan khusus bagi siswa
difabel, dan sebagainya;

2. Project evaluations, yaitu evaluasi untuk menilai kelayakan dari kegiatan


pendidikan yang dilaksanakan dalam jangka waktu terbatas, dengan
pendanaan dan spesifikasi tujuan tertentu. Misal: evaluasi workshop;

3. Materials evaluation (instructional products) – evaluasi untuk menilai


kelayakan dari produk-produk atau materi pembelajaran, seperti: buku,
panduan kurikulum, video pembelajaran, serta bahan belajar lainnya.

Hal penting yang harus diperhatikan terkait evaluasi adalah memilih


pendekatan dan model evaluasi yang sesuai dengan objek evaluasi serta sesuai dengan
keadaan dan situasinya.

Beberapa model evaluasi telah banyak dikembangkan, salah satunya adalah


Model Evaluasi Bebas Tujuan (Goal Free Evaluation Model - GFE Model) yang
digagas pertama kali oleh Michael Scriven. Beliau adalah seorang pakar filsafat ilmu
pengetahuan yang telah banyak menyumbangkan gagasannya dalam bidang evaluasi.
Michael Scriven banyak mengkritisi konsep-konsep evaluasi yang pada umumnya
selalu memfokuskan pada tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pengembang
kurikulum, bukan memfokuskan pada kebermanfaatan dari hasil proses atau produk
pembelajaran.

1
Seels, Barbara B & Richey, Rita C. 1994. Instructional Technology: The Definition and Domains of the Field.
Washington: AECT, p. 54

Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran


Halaman 1
Memahami Model Evaluasi
Goal Free

B. Rumusan Masalah
Kajian dalam makalah ini akan menjawab pertanyaan:
1. Bagaimanakah karakteristik model evaluasi Goal-Free?
2. Bagaimana penerapan model evaluasi Goal-Free?
3. Apa saja keunggulan dan keterbatasan model evaluasi Goal-Free?

C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman mengenai
pengertian, fungsi, dan penerapan model evaluasi Goal-free dalam teknologi
pembelajaran.

D. Batasan Masalah
Terkait luasnya cakupan pembahasan mengenai model evaluasi, maka kajian
makalah dibatasi pada pembahasan mengenai model evaluasi Goal-Free oleh Michael
Scriven.

Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran


Halaman 2
Memahami Model Evaluasi
Goal Free

BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Model Evaluasi Goal-Free Evaluation (GFE)

“One can conduct useful evaluations without ever seeing an objective”


(Smith 1980:39)2

Goal-Free Evaluation (GFE) adalah model evaluasi di mana evaluator tidak perlu
memperhatikan tujuan program secara rinci.3 Hal-hal yang menjadi acuan dalam
evaluasi adalah hasil observasi dan pengukuran terhadap seluruh hasil (outcomes) dari
proses pelaksanaan program atau produk yang dihasilkan, serta memberikan penilaian
berdasarkan dampak positif maupun negatif dari objek evaluasi serta hasil riil dan
manfaatnya terhadap pengguna.
Scriven (1972b)4 terdapat 4 (empat) faktor yang mendorong pentingnya model
GFE diterapkan, yaitu:
1. Untuk mengurangi resiko penelitian yang kurang menyeluruh dan hanya
berfokus pada pencapaian tujuan serta mengabaikan dampak pengiring/efek
samping yang dapat terjadi dari sebuah proses implementasi program;
2. Untuk menghapus konotasi negatif yang melekat pada penemuan efek tak
terduga, karena istilah 'efek samping' atau 'efek sekunder' atau bahkan
'efek tak terduga' cenderung digunakan untuk mengidentifikasi hal-hal yang
terjadi di luar perencanaan program, terutama untuk implementasi program
baru;
3. Untuk menghilangkan bias persepsi antara tujuan dan dampak implementasi
yang dikaitkan dalam proses evaluasi;
4. Untuk menjaga objektivitas dan ketidakberpihakan dari sisi evaluator.

Michael Scriven memberikan kritik terhadap model evaluasi berbasis tujuan


(Goal-Based Evaluation), bahwa analisa tujuan dan sasaran hanya berguna bagi pihak
manajemen atau pengembang program. Fokus pada tujuan dan sasaran dapat
mencegah evaluator dari mengenali dampak pengiring yang tidak diinginkan terkait
program.
2
Patton, Michael Quinn. 1997. Utilization-Focused Evaluation. 3rd Edition. London: Sage
3
Yourker, Brandon W. 2013. Goal-Free Evaluation: A Potential Model for the Evaluation of Social Work
Programs. Journal: Social Work Research. Volume 37, Number 4, December 2013. p. 434
4
dalam Trochim, William M. K. 1998. An Evaluation of Michael Scriven’s “Minimalist Theory: The Least
Theory that Practice Requires”. Journal: American Journal of Evaluation, Vol. 19, No. 2, 1998, pp 243-249

Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran


Halaman 3
Memahami Model Evaluasi
Goal Free

Ciri – Ciri GFE yaitu :


1. Evaluator sengaja menghindar untuk mengetahui tujuan program.
2. Tujuan yang telah dirumuskan terlebih dahulu tidak dibenarkan
menyempitkan fokus evaluasi.
3. Evaluasi bebas tujuan berfokus pada hasil yang sebenarnya, bukan pada hasil
yang direncanakan.
4. Hubungan evaluator dengan pihak pengembang program dibuat seminimal
mungkin.
5. Evaluasi menambah kemungkinan ditemukannya dampak yang tidak
diramalkan.

Pada model GFE, proses evaluasi terdiri dari pengumpulan berbagai macam fakta
empirik berupa data hasil implementasi program, dampak positif dan negatifnya, serta
mengevaluasi dan membandingkan berdasarkan demonstrasi analisa kebutuhan
partisipan yang disusun oleh evaluator.

B. Penerapan Model GFE

GFE bukanlah model evaluasi yang berdiri sendiri secara komprehensif; melainkan
dianggap sebagai sebuah perspektif, cara pandang atau pendekatan yang dapat
digunakan oleh evaluator dalam mengevaluasi sebuah program, dengan menggunakan
teknik atau alat evaluasi tanpa referensi tujuan. Scriven mengklaim GFE secara
metodologis bersifat netral, yang berarti bahwa model GFE dapat digunakan atau
diadaptasi bersama pendekatan, model atau metode evaluasi lainnya, selama tidak
mereferensikan tujuan.

Secara metodologis, 2 (dua) komponen utama yang harus dipenuhi dalam GFE:
1. Evaluator GFE, yaitu personel yang berfungsi sebagai penilai. Seorang
evaluator GFE haruslah terdiri dari orang-orang yang bebas dari kepentingan
program dan tidak terkait dengan pemangku kepentingan program.
2. Screener GFE, yaitu personel yang berfungsi sebagai asisten administrasi,
pihak ketiga, atau bahkan klien evaluasi.

Menurut Evers (1980)5 screener adalah seorang individu yang membantu evaluator
GFE selama tahap awal evaluasi baik dari segi mengedit materi dan melayani sebagai
penghubung untuk staf proyek. Screener berfungsi sebagai penyangga penting antara
5
Yourker, Brandon W. 2013. Goal-Free Evaluation: A Potential Model for the Evaluation of Social Work
Programs. Journal: Social Work Research. Volume 37, Number 4, December 2013. p. 434

Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran


Halaman 4
Memahami Model Evaluasi
Goal Free

evaluator dan sumber bias sedangkan seorang evaluator GFE mencoba untuk
menggunakan strategi penemuan dan penyelidikan untuk mengungkap efek yang
sebenarnya.
Untuk memudahkan memahami cara kerja GFE, Youker (2013) mengidentifikasi
prinsip-prinsip yang harus digunakan oleh evaluator dalam menyelenggarakan evaluasi
GFE, sebagai berikut:
1. Identifikasi dampak program yang relevan untuk diperiksa, tanpa referensi
tujuan dan sasaran;
2. Mengidentifikasi apa yang terjadi tanpa dorongan dari tujuan dan sasaran;
3. Menentukan kemungkinan-kemungkinan penyebab logis dari dampak
implementasi program;
4. Menentukan sejauh mana tingkatan efek, apakah positif, negatif, atau netral.

Selanjutnya, Youker mengenalkan langkah-langkah implementasi GFE sebagai


berikut:

Goal-Free Evaluation Dos and Don’ts Checklist


This checklist is for conducting a goal-free evaluation (GFE). The judgments about
the fidelity of the evaluation approach can be made as follows: Ø unacceptable
evaluator performance and  acceptable evaluator performance. It is recommended
that the evaluation approach’s fidelity fails if it scores unacceptable on one or more of
the items.

GFE is the process of determining merit, with the evaluator maintaining partial or
full independence from the stated (or implied) goals and objectives of those who
design, produce, or implement the program.

A goal is a broad or general statement of a program’s or intervention’s purposes


usually constituting longer term expectations

An objective is a specific, concrete, measurable statement of a program’s or


intervention’s purpose usually constituting shorter term expectations; a collection of
objectives operationalize a goal.

GFE - Dos
 Identify and use a screener (that is, an intermediary who ensures that no
goal- or objective-based information is communicated to the goal-free
evaluator).
 Refer all communiqués to the screener, and involve the screener throughout
the evaluation to protect from potential contamination.
 Have all written material screened for references to program goals or

Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran


Halaman 5
Memahami Model Evaluasi
Goal Free

objectives prior to evaluator receipt.


 Advise all program people of the goal-free nature and the parameters of
goal-free evaluation. Ensure that they understand they are not to relay
goal- or objective-related information.
 Stop program staff if they begin talking about goal-oriented information.
 Identify potential areas in which to search for effects (in part through a
needs assessment) and use these as the basis for criteria to be measured.
 Identify and select justifiable tools to measure performance and actual
effects (that is, tools that are reasonable with adequate grounds for use).
 Measure performance and actual effects and experiences; observe the
program as is.
 Compare factual information about the program effects and experiences
with pre-identified needs to assess the program’s impact on consumer
needs.
 Offer a profile of the positive, negative, and neutral effects.

GFE – Don’ts
 Communicate with program staff regarding goals or objectives.
 Attempt to find stated goals and objectives.

Tabel 1. Youker Goal-Free Evaluation Dos and Don’ts Checklist

C. Keunggulan dan keterbatasan GFE


Kelebihan GFE antara lain dalam hal:
1. Controlling goal
GFE tidak berorientasi pada tujuan awal, sehingga mampu menjadi kontrol bagi
tujuan awal
2. Uncovering side effects
Dengan model GFE, evaluator mampu mengingkap dampak-dampak lain dari
sebuah progam, baik yang negatif maupun positif.
3. Avoiding the rhetoric of “true” goals.
Seringkali tujuan awal dianggap paling ideal, sehingga mengabaikan hal-hal yang
mungkin terjadi pada implementasi program
4. Adapting to contextual/environmental changes
GFE mengadaptasi perubahan-perubahan kondisi sosial/lingkungan selama proses
implementasi program.
5. Aligning goals with actual program activities and outcomes
Hasil evaluasi dengan GFE dapat mengkaitkan antara tujuan awal program dengan
manfaat yang sesungguhnya (outcomes).
6. Supplementing goal-based evaluation (also known as objectives-based evaluation)

Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran


Halaman 6
Memahami Model Evaluasi
Goal Free

GFE merupakan suplemen dari GBE untuk saling melengkapi sempurnanya sebuah
program.

Sedangkan kekurangan dari GFE, antara lain:


1. Walaupun GFE relevan untuk membantu kegiatan yang berkaitan dengan evaluasi
atas dasar objektivitas, pada tingkatan praktis GFE tidak terlalu berhasil dalam
menggambarkan bagaimana evaluasi sebaiknya benar-benar dilaksanakan.
2. Tidak merekomendasikan bagaimana menghasilkan penilaian kebutuhan walau
pada akhirnya mengarah pada penilaian kebutuhan.
3. Diperlukan evaluator yang benar-benar kompeten untuk dapat melaksanakan
evaluasi model ini.
4. Langkah-langkah sistematis yang harus dilakukan dalam evaluasi hanya
menekankan pada objek sasaran saja.

Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran


Halaman 7
Memahami Model Evaluasi
Goal Free

BAB 3
KESIMPULAN

Goal-Free Evaluation (GFE) adalah model serbaguna. Dalam penerapannya,


model GFE dapat dikombinasikan dengan model evaluasi lainnya selama model tidak
mereferensikan tujuan.
GFE dapat digunakan sebagai pendekatan evaluasi yang berdiri sendiri, tetapi
dapat digunakan sebagai suplemen atau dalam hubungannya dengan Goal-Based
Evaluation (GBE); atau dapat digunakan pada awal evaluasi, yang kemudian hasilnya
dikaitkan berdasarkan tujuan.
Hanya ada dua situasi di mana GFE tidak harus digunakan:
1. ketika pemangku kepentingan program tidak mau atau tidak mampu menampung
sifat bebas-tujuan dari model evaluasi, dan
2. ketika evaluator memiliki pengetahuan awal terlalu banyak atau pengalaman
terkait tujuan dan sasaran program sehingga tidak bisa dianggap “bebas” dari
tujuan.
Empat prinsip dasar mengenai GFE, serta checklist untuk melakukan GFE telah
dijelaskan sebagai panduan metodologi bagi evaluator.

Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran


Halaman 8
Memahami Model Evaluasi
Goal Free

DAFTAR PUSTAKA

Seels, Barbara B., and Rita C. Richey. 1994. Instructional Technology: The Definition
and Domains of the Field. Washington DC: AECT.

Patton, Michael Quinn. 1997. Utilization-Focused Evaluation. 3rd Edition. London: Sage

Yourker, Brandon W. 2013. Goal-Free Evaluation: A Potential Model for the Evaluation
of Social Work Programs. Journal: Social Work Research. Volume 37, Number 4,
December 2013. p. 434

Trochim, William M. K. 1998. An Evaluation of Michael Scriven’s “Minimalist Theory:


The Least Theory that Practice Requires”. Journal: American Journal of
Evaluation, Vol. 19, No. 2, 1998, pp 243-249

https://en.wikipedia.org/wiki/Goal-free_evaluation , diakses 18 April 2017

http://rinizaka.blogspot.co.id/2014/01/goal-free-evaluation.html, diakses 18 April


2017

Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran


Halaman 9

Anda mungkin juga menyukai