Laporan Magang Fatur
Laporan Magang Fatur
Bidang Pengumpulan
DISUSUN OLEH
MUHAMMAD FATUR RAJAB
NIM. S. 1418. 336
S. 1418. 336
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
telah disetujui oleh pembimbing sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program
Studi Ilmu Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia Bogor.
Pembimbing,
iii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA
د D غ Gh
ذ Dz ف F
ر R ق Q
ز Z ك K
Catatan:
1. Konsonan ber syaddah ditulis rangkap, seperti kata : ”” َر َّبنََا, ditulis =
Rabbanâ
2. Vokal panjang (madd) fathah (baris di atas), kasrah (baris di bawah) dan
dhammah (baris di depan), ditulis â, î, û, misalnya kata :
سا ِكيْن
َ ال َمditulis : al-masâkîn
ال ُم ْف ِل ُح ْونditulis : al-muflihûn
iv
KATA PENGANTAR
Kemudian penulis ingin mengungkapkan rasa cinta teruntuk Ibu dan Keluarga
tercinta. Yang mana atas doa yang selalu dipanjatkan siang dan malamnya. Atas
cinta mereka yang tidak bersyarat kepada penulis. Atas perjuangan mereka yang
selalu berkeinginan agar anak-anaknya bisa menjadi lebih baik.
Isi dari laporan magang ini ialah sebagai bentuk refleksi dari berbagai masukan
dan arahan pembimbing internal dan pembimbing eksternal. Maka dari itu penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada pembimbing internal maupun
pembimbing eksternal. Atas pengertian, dukungan, masukan, arahan, dan doanya.
Kegiatan praktek kerja lapang atau yang biasa disebut magang akan menjadi
hampa jika tanpa kehadiran teman-teman seperjuangan. Maka dari itu penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah memberikan warna-
warna setiap harinya.
Atas energi positif yang selalu ditularkan kepada penulis. Atas semangat yang
selalu disuntikan kepada penulis. Atas meluangkan waktunya untuk berdiskusi
berbagai hal dan atau sekadar bersenda gurau bersama.
Kemudian penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada diri sendiri. Yang
mana terus mencoba optimis dalam melakukan berbagai hal. Yang terus berusaha
melakukan kebaikan walau rasa malas kerap datang menghampiri. Yang terus
berusaha berpikir positif dalam memandang suatu permasalahan. Yang terus
berusaha mengerjakan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangannya.
v
DAFTAR ISI
vi
3.2.4 Bidang Sumber Daya Manusia SDM & Umum.................................... 33
BAB IV PEMBAHASAN HASIL-HASIL PENELITIAN................................... 40
4.1 Kegiatan yang Telah Dilakukan Selama Magang di Bidang Pengumpulan
BAZNAS Kabupaten Garut ........................................................................... 40
4.2 Analisis Kesesuaian Antara Praktek dengan Job Description ................. 47
4.3 Analisis Indikator Kemiskinan................................................................. 48
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 51
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 51
5.2 Saran-saran ............................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 53
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................... 53
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 54
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bisa diperhatikan perilaku manusia pada saat ini jika dihadapkan dengan riba,
maka mereka akan mempertimbangkan kembali hal tersebut. Karena memang,
disamping hal tersebut dilarang oleh semua agama samawi pun tingkat ke
mudhorotannya lebih besar dibandingkan kemanfaatannya. Sehingga dapat
dikatakan tingkat kesadaran masyarakat saat ini terkait riba semakin meningkat.
Maka dari itu tidak sedikit perguruan tinggi yang sudah lama berdiri, membuka
kejurusan baru yaitu prodi Ekonomi Islam. Namun ada juga perguruan tinggi yang
memang fokus terhadap Ekonomi Islam yang mana di dalamnya terdapat juga
Bisnis Manajemen Keuangan dan Marketing Islam, Akuntansi Islam, dan
Muamalah Islam.
Adapun salah satu persyaratan yang harus dipenuhi mahasiswa STEI Tazkia
untuk mendapatkan gelar sarjana ialah melaksanakan praktek kerja lapang
(Magang). Jadi disamping harus melaksanakan beberapa kewajiban seperti lulus
tes toefl, lulus ujian komprehensif dan membuat skripsi juga harus melaksanakan
praktek kerja lapang atau yang biasa disebut magang.
Penulis tertarik melakukan praktek kerja lapangan atau yang biasa disebut
magang, di BAZNAS Kabupaten Garut. Karena tingkat pengumpulan zakat, infaq
dan shodaqoh yang semakin meningkat. Walaupun adakalanya tingkat pemasukan
tersebut menurun sehingga terjadi fluktuasi. Akan tetapi jika dilihat secara
keseluruhan dapat dikatakan semakin bertumbuh.
Zakat ialah salah satu kewajiban yang telah Allah perintahkan kepada setiap
muslim yang memiliki harta mencapai nisab untuk mengelurakan zakat harta
1
2
setiap tahunnya. Zakat ialah salah satu pilar islam yang setara dengan pilar islam
lainnya seperti Syahadat, Shalat, Zakat, Shaum, dan Haji. Jika dilihat dari posisi
pilar ini dengan pilar lainnya maka berada setelah syahadat dan shalat. Hal itu
menunjukan bahwa pilar ini (Zakat) begitu penting setelah pilar-pilar sebelumnya.
Adapun beberapa persyaratannya ialah harus mencapai waktu selama satu tahun.
Dan harus mencapai nishab yang telah ditetapkan.
Nishab emas sebanyak 20 dinar. Perak sebanyak 200 dirham atau mata uang
kertas yang senilai itu. Nishab biji-bijian dan buah-buahan 300 sha’. Kadar zakat
pada emas, perak dan barang-barang dagangan 2,5% setiap tahunnya. Pada biji-
bijian dan buah-buahan 10% yang diairi dengan air sungai, mata air dan air hujan.
Sedangkan 5% pada biji-bijian dan buah-buahan yang diairi dengan alat penimba
air.
Salah satu permasalahan klasik yang biasa terjadi dalam suatu organisasi ialah
mengenai efektifitas dan efisiensi. Dapat dikatakan kurang baik jika suatu
kegiatan dilakukan dengan benar akan tetapi kurang efisien. Karena hal tersebut
dapat menghabiskan waktu, pikiran dan tenaga lebih banyak jika dibandingkan
dengan lebih efisien.
Bidang SDM & Umum BAZNAS Kabupaten Garut memiliki tugas pokok dan
fungsi yang sangat signifikan dalam memenuhi target BAZNAS Kab. Garut
khususnya dalam mengelola kegiatan BAZNAS Kabupaten Garut. Dalam
memenuhi tugas pokok dan fungsi tersebut Bidang SDM & Umum telah
menggariskan usaha-usaha, program dan kegiatan yang meliputi:
4
5
Maksud dan tujuan serta usaha-usaha yang dilakukan oleh Bidang SDM dan
Umum BAZNAS Kab. Garut sebagaimana diuraikan di atas, merupakan bentuk
kegiatan pengorganisasian yang kompleks untuk kemajuan BAZNAS Kab. Garut.
Dalam penjabaran program poin 3 diatas maka Bidang SDM dan Umum
merumuskan Standar Operasional Prosedur (SOP) BAZNAS Kab. Garut dalam
rangka melaksanakan program BAZNAS Kab. Garut dan mengembangkan
manajemen kantor agar tercapainya tujuan BAZNAS Kab. Garut.
Agama Islam sebagai rahmatan lil’alamin mengharuskan bahwa seluruh alam
semesta ini mendapat manfaat dari seluruh perintah dan larangan dari Allah SWT
serta diutusnya Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah penutup para nabi dan
tidak ada nabi lagi setelahnya. Rasulullah SAW telah mengingatkan manusia
terhadap fitrahnya, mengajarkan tentang bagaimana menjalani kehidupan yang
sesuai dengan qaidah syariat, mengajarkan tentang bertoleransi dalam kehidupan,
mengajarkan tentang tatanan sosial dan cara hidup yang lengkap guna
menciptakan kedamaian dan kesejahteraan dalam kehidupan.
Pada saat yang sama masyarakat Aceh sendiri telah menggunakan sebagian
dana zakat untuk membiayai perang dengan Belanda (STAIN Malikulsaleh,
2012), sebagaimana Belanda membiayai perangnya dengan sebagian dana pajak
(Antje Missbach, 2010). Sebagai gambaran, pengumpulan zakat di Aceh sudah
dimulai pada masa Kerajaan Aceh, yakni pada masa Sultan Alaudin Riayat Syah
(1539-1567).
Pada Masa kerajaan Aceh penghimpunan zakat masih sangat sederhana dan
hanya dihimpun pada waktu ramadhan saja yaitu zakat fitrah yang langsung
diserahkan ke Meunasah (tempat ibadah seperti masjid). Pada waktu itu sudah
didirikan Balai Baitul Maal tetapi tidak dijelaskan fungsi spesifik dalam
mengelola zakat melainkan sebagai lembaga yang mengurus keuangan dan
perbendaharaan negara, yang dipimpin oleh seorang wazir yang bergelar Orang
Kaya Seri Maharaja (Cut Hayatun Nufus, 2016).
Ketika terdapat tradisi zakat dikelola secara individual oleh umat Islam. K.H.
Ahmad Dahlan sebagai pemimpin Muhammadiyah mengambil langkah
mengorganisir pengumpulan zakat di kalangan anggotanya (M. Nasruddin
Anshoriy Ch, 2010).
Dalam waktu singkat, Baitul Maal telah berhasil didirikan di 35 Kabupaten dari 67
Kabupaten yang ada di Jawa pada saat itu. Tetapi kemajuan ini menyebabkan Jepang
khawatir akan munculnya gerakan anti Jepang. Maka, pada 24 Oktober 1943, Jepang
memaksa MIAI untuk membubarkan diri (Darul Aqsha, Kiai Haji Mas Mansur,
2005). Praktis sejak saat itu tidak ditemukan lagi lembaga pengelola zakat yang
eksis.
7
diterbitkan oleh Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri setelah melalui
Musyawarah Nasional MUI IV Tahun 1990. Langkah tersebut juga diikuti dengan
dikeluarkan juga Instruksi Menteri Agama No. 5 Tahun 1991 tentang Pembinaan
Teknis BAZIS sebagai aturan pelaksanaannya (PEBS UI, 2008).
Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) pegawai di Kota Garut pada
awalnya dikelola oleh Badan Pengelola ZIS (BP ZIS) berdiri Tahun 1998,
berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Garut Nomor:
451.12/SK.196-Sosial/99 tentang Pembentukan Pengurus Badan Amil Zakat,
Infaq dan Shodaqoh Kabupaten Daerah Tingkat II Garut Periode 1998-2002.
Umum K.H. Ma’mun Syamsudin, Ketua I K.H. Abdul Halim, Lc, Ketua II Drs.
H.B. Achmad Sobur, Sekretaris Umum Drs. H. Suryani, Sekretaris I Drs. Ahim
Hermawan, Sekretaris II Jajang Mulyana, Bendahara Iis Rusmayati.
Garut Periode 2010-2013 dan berdasarkan Surat Ketua Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) Nomor 351/BP/BAZNAS/IX/2016 tanggal 19 September
2016 perihal Jawaban Permohonan Pertimbangan Pimpinan Badan Amil Zakat
Nasional Kabupaten Garut, telah dipertimbangkan pengangkatan Pimpinan Badan
11
Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Garut Masa Kerja 2016-2021 dengan
SK Bupati Garut Nomor: 451.12/Kep.566-Adkesra/2016.
BAZNAS Provinsi/Kabupaten/Kota
h. Peraturan BAZNAS No. 04 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan
RKAT BAZNAS Provinsi/Kabupaten/Kota
i. Peraturan Daerah Kabupaten Garut No. 06 Tahun 2014 tentang
pengelolaan zakat, infaq, dan shodaqoh
1. Al-Qur’an
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo’alah untuk mereka.
Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS At-Taubah, ayat 103)
2. Al-Hadits
“Dari Yazid bin Amru al-Ma’afiri dari orang yang pernah mendengar ‘’Uqbah bin
‘Amir al Juhani, ia berkata, “Rasulullah telah mengutusku sebagai petugas zakat.
Lalu saya meminta izin kepadanya bahwa kami nantinya akan memakan sebagian
dari harta itu. Lalu beliau pun memberikan izin kepada kami.” (HR.Ahmad)
“Kau akan berada di tengah-tengah umat Ahli Kitab (agama lain). Ajaklah mereka
mengakui bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan saya adalah Rasul-Nya. Bila
mereka menerima, beritahukanlah kepada mereka bahwa mereka diwajibkan salat
lima kali dalam sehari semalam. Bila mereka menjalankannya, beritahukan pula
bahwa mereka diwajibkan mengeluarkan zakat yang dipungut dari orang-orang kaya
dan dikembalikan kepada orang-orang miskin. Dan bila mereka menjalankannya,
14
maka kau harus melindungi harakat kekayaan mereka itu, dan takutlah kepada doa
orang-orang yang teraniaya, karena antara doa orang teraniaya dengan Allah tidak
terdapat penghalang.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Visi
“Terwujudnya Peningkatan Kualitas Kehidupan Masyarakat
Kab. Garut yang Sadar Zakat, Infaq dan Shadaqah Melalui Peran Serta
Badan Amil Zakat Nasional
Menuju Masyarakat yang Bermartabat, Aman, Nyaman, dan Sejahtera”
Misi
Visi tersebut direalisasikan melalui misi BAZNAS Kab. Garut sebagai berikut:
2.8 Nilai
3. Jujur : Amilin yang memiliki kesatuan antara kata dan perbuatan. Hal ini
sesuai dengan Firman Allah SWT
16
“Dan bersabarlah bahwa sesungguhnya janji Allah itu pasti benar dan sekali-
kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah)
itu menggelisahkan kamu.” (QS. Ar-Rum ayat 60)
6. Keteladanan : Amilin yang menjadi teladan dalam kehidupan. Hal ini sesuai
dengan Firman Allah SWT
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab
ayat 21)
17
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara
kamu yang lebih baik amalannya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
pengampun.” (QS. Al-Mulk ayat 2).
“... Barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia membukakan jalan
keluar baginya. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-
sangkanya. Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan
18
“Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi’ar Allah. Maka
barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber’umrah, maka tidak ada
dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barangsiapa yang
mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah
Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah ayat
158)
Pimpinan :
No Nama Jabatan
1. Rd. Aas Kosasih, S.Ag., M.Si. Ketua Komisioner BAZNAS Kabupaten Garut
Pelaksana :
No Nama Jabatan
TINJAUAN MAGANG
Bidang Pengumpulan
Bidang Keuangan
Bidang SDM & Umum adalah bidang yang bertanggung jawab dalam segala
aspek yang berkaitan dengan Administrasi & Tata Usaha BAZNAS Kabupaten
Garut. tempat mengumpulkan semua data penting yang kemudian diolah untuk
dipublikasikan baik untuk internal maupun untuk eksternal.
22
23
1. Pimpinan Badan Amil Zakat melakukan pembinaan, rapat, dan evaluasi untuk
pembahasan identifikasi kinerja Bidang Pengumpulan.
2. Amilin siap bekerja untuk peningkatan motivasi kerja.
3. Hasil dari peningkatan kerja Bidang Pengumpulan diserahkan kepada
Pimpinan.
entitas fakir miskin yang perlu dibantu seperti, korban bencana alam dan
bantuan lainnya.
2. Mapping Potensi
Setelah menemukan objek entitas fakir miskin, kemudian Bidang Pengumpulan
dan Pendistribusian melakukan mapping potensi, terjun langsung melihat ke
tempat tersebut melihat gejala/kondisi/potensi/entitas fakir miskin tersebut.
kemudian memilah dan memilih siapa yang perlu dibantu dan jenis bantuan
apa yang perlu diberikan sesuai kebutuhan entitas fakir miskin tersebut.
3. Assessment
Kemudian melakukan penilaian memilah dan memilih siapa saja yang perlu
dibantu dan jenis bantuan apa yang perlu diberikan sesuai kebutuhan entitas
fakir miskin tersebut. kemudian mengamati, bertemu langsung dengan entitas
fakir miskin dan mewawancarainya secara sampling dan mendatanya sesuai
kebutuhan, kemudian semuanya akan kelihatan jenis bantuan apa yang perlu
diberikan agar tepat guna dan hasil guna.
4. Pengolahan Data
Hasil assessment kemudian diolah dan didiskusikan bersama oleh Bidang
Pendistribusian dan Pendayaguanaan sesuai dengan temuan di lapangan dan
dikonsultasikan kepada Wakil Ketua 1 Bidang Pendistribusian dan
Pendayagunaan mengenai hasil assessment dan hasil diskusi bersama Bidang
Pendistribusian dan Pendayagunaan.
5. Penilaian Hasil Assessment
Menentukan jenis bantuan dan metode penyaluran bantuan.
6. Konsultasi Pimpinan BAZNAS
Melaporkan hasil assessment kepada Pimpinan, kemudian oleh Pimpinan
dibawa ke rapat pimpinan dan dirumuskan sehingga nantinya akan
menghasilkan sebuah persetujuan apakah layak atau tidak layak.
7. Bidang Keuangan
Setelah mendapat persetujuan Pimpinan karena dianggap layak, Bidang
Keuangan mengeluarkan dana sesuai kebutuhan yang telah disetujui oleh
Pimpinan.
8. Bidang Penyaluran
27
Menyalurkan bantuan tersebut kepada fakir miskin entitas sesuai dengan apa
yang telah disetujui.
9. Langsung
Datang menemui langsung kepada entitas fakir miskin dan memberikan
bantuan tersebut.
10. Event
Mengundang entitas fakir miskin dan mengadakan kegiatan melalui event atau
kegiatan-kegiatan lainnya.
1. Mustahik
1) Fakir 2) Miskin 3) Mualaf 4) Riqab 5) Gharim 6) Fii sabilillah 7) Ibnu sabil
2. Mengajukan Permohonan
Mustahik datang langsung ke Kantor Baznas Kab. Garut terlebih dahulu
menemui ke Bagian Resepsionis.
3. Resepsionis
Menanyakan maksud beserta tujuannya, kemudian maksud dan tujuan tersebut
disampaikan kepada Bidang SDM dan Umum.
4. Bidang SDM & Umum
Menerima ajuan/permohonan dan memverifikasi si pemohon sesuai maksud
dan tujuannya, kemudian hasil verifikasi tersebut disampaikan kepada
Pimpinan.
5. Kebijakan Pimpinan
Pimpinan menentukan persetujuan layak dan tidaknya, jika layak maka
Pimpinan menentukan besarannya kemudian diajukan ke Bagian Keuangan.
6. Bidang Keuangan
Mengeluarkan anggaran/besarannya sesuai dengan apa yang telah disetujui
oleh Pimpinan, kemudian diberikan kepada Bagian Penyaluran.
7. Penyaluran
Menyalurkan bantuan tersebut kepada Mustahik, dan Bagian Penyaluran
meminta Mustahik untuk mengisi form penyaluran zakat, infaq, dan shodaqoh.
28
8. Mustahik
Menerima bantuan tersebut yang diserahkan oleh Bagian Penyalur dan
didokumentasikan oleh Bagian Dokumentasi.
Langkah-Langkah Kegiatan:
1. Resepsionis menerima data dari Mustahik untuk ditindaklanjuti oleh Bidang
SDM.
2. Bidang SDM mengeluarkan lembar disposisi untuk mendapatkan keputusan
dari Pimpinan.
3. Setelah mendapatkan lembar disposisi dari Bidang SDM, Pimpinan
memberikan keputusan dalam disposisi dan diserahkan kepada Bidang
Penyaluran/Pendistribusian.
4. Bidang Penyaluran melakukan validasi data dan menyerahkan lembar disposisi
kepada Bagian Keuangan.
31
Langkah-Langkah Kegiatan:
1. Bidang-bidang mengajukan permohonan mengenai pengajuan kegiatan rutin
dan memberikan kepada Pimpinan.
2. Pimpinan merumuskan kebijakan yang diajukan dan memberikan rekomendasi
dan keputusan kepada Bidang Keuangan.
3. Bidang Keuangan menyalurkan dana sesuai yang diperintah Pimpinan dan
memberikannya kepada bidang yang terkait.
4. Bidang yang terkait melaksanakan kegiatan.
Langkah-Langkah Kegiatan:
1. Pimpinan merumuskan kegiatan insidental.
2. Badan terkait membuat rencana untuk pelaksanaan kegiatan insidental yang
akan dilaksanakan.
3. Pelaksanaan kegiatan.
4. Untuk intruksi pembiayaan kepada Bendahara.
Langkah-Langkah Kegiatan:
1. Bendahara mengumpulkan bukti-bukti penerimaan dan penyaluran.
2. Kabid. Keuangan dan Wakil Ketua III memeriksa bukti yang telah
dikumpulkan Bendahara.
3. Setelah diperiksa diserahkan kepada Bagian Pelaporan.
4. Bagian Pelaporan menyusun laporan dan
5. Bukti-bukti penerimaan dan penyaluran diarsipkan.
Langkah-Langkah Kegiatan:
1. Semua bidang membuat rencana untuk keperluan atau kebutuhan selama 1
tahun kedepan.
2. Rencana tersebut dilaksanakan atas binaan dari Pimpinan.
3. Menyusun draft RKAT oleh Sekretaris.
4. Setelah selesai menyusun darft RKAT kemudian melaksanakan musyawarah
pleno.
5. Penyesahan oleh Pimpinan pada RKAT.
6. Koordinasi Pimpinan dengan Sekretaris.
Langkah-Langkah Kegiatan:
1. Peminjam mengsisi formulir pinjaman kasbon yang disediakan oleh Bidang
Keuangan.
2. Formulir tersebut diberikan kepada Kabid Keuangan.
3. Kemudian Kabid Keuangan koordinasi dengan Bendahara.
4. Bendahara mengeluarkan dan mencatat di buku khusus.
5. Peminjam menandatangani pengeluaran.
Langkah-Langkah Kegiatan:
1. Bidang Penyaluran mengusulkan kebutuhan kepada Pimpinan.
2. Pimpinan melakukan identifikasi kebutuhan.
3. Bidang Keuangan menyiapkan rekening untuk diberikan kepada Pimpinan.
4. Pimpinan mencairkan dana simpanan.
5. Kemudian dana yang sudah dicairkan diserahkan kepada Bidang Keuangan
atau Bendahara.
6. Bendahara menyalurkan dana sesuai intruksi.
Langkah-Langkah Kegiatan:
1. Bendahara melakukan koordinasi dengan pelaporan.
33
Langkah-Langkah Kegiatan:
1. Koordinasi Pimpinan dengan Bagian SDM & Umum untuk perjalanan dinas
dan pelatihan.
2. Bagian umum menyiapkan SPPD.
3. SPPD diserahkan kepada bagian-bagian keuangan.
4. Bagian Keuangan membuat rencana lumsum yang akan dikeluarkan.
5. Adanya koordinasi Bidang Keuangan dengan Wakil Ketua III mengenai
usulan.
6. Setelah melakukan koordinasi dengan Wakil Ketua III, Bendahara
membayarkan.
7. Perjalanan dinas dilaksanakan dengan membawa SPPD yang akan dicap oleh
tempat yang dikunjungi.
8. SPPD dikembalikan ke Bidang SDM & Umum oleh pelaksana SPPD.
Langkah-Langkah Kegiatan:
1. Administrasi & Tata Usaha mengelompokan jenis aset/barang.
2. Administrasi & Tata Usaha mencatat tanggal pembelian dan nomor kode
barang sesuai jenis barang.
3. Administrasi & Tata Usaha membuat laporan data arsip aset/barang.
4. Wakil Ketua Bidang SDM menerima laporan arsip aset/barang.
5. Tindak lanjut.
2. Pegawai yang tidak hadir karena sakit dapat menyusulkan surat ketidak
hadiran/bisa melampirkan dengan surat keterangan sakit dari dokter.
3. Bidang SDM menerima surat ketidakhadiran.
4. Bidang SDM mencatat ketidakhadiran beserta alasannya.
5. Bidang SDM melaporkan ketidakhadiran kepada Pimpinan jika lebih dari 3
hari berturut-turut atau diluar batas izin ketidakhadiran.
6. Pimpinan memberikan pembinaan kepada pegawai.
7. SDM membuat berita acara pembinaan.
Deskripsi Kegiatan
2. Memasukan data Muzaki yang sudah membayar zakat, infaq dan shadaqoh.
40
41
yang di berikan itu bisa sampai langsung ke tangan yang membutuhkan atau
malah mengendap. Apakah bantuan yang diberikan itu sesuai dengan yang di
butuhkan masyarakat atau malah tidak begitu dibutuhkan.
Penulis menginput data Muzaki dari SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)
BKD (Badan Kependudukan dan Diklat) bulan Agustus untuk keperluan laporan
triwulan. Atau dari SKPD lainnya.
46
FEBRUARI MARET
NO NAMA GOL
ZAKAT INFAQ ZAKAT INFAQ
1 H. Burdan Ali Junjunan, SH, M. Si 182. 195 182. 195
2 Ir. Hermanto 140. 388
3 Ir. Eded Komara, M. Si 125. 383 125. 383
4 Drs. Dikdik Hendrajaya 125. 383 125. 383
5 H. Rina Siti Syabariah, SH 141. 330 141. 330
6 Rachmat Slamet, SH 147. 240 150. 943
7 Drs. H. Warlan Arief Surahman 139. 055
8 Drs. Adang Kusnandi Syatibie, MM. 142. 133 142. 133
9 Drs. Dadang Muhidin, M. Si 129. 805 129. 805
10 Drs. Yoyo Suparyu 118. 895 122. 383
11 Farid, SP, MP 123. 038
12 Drs. Endang Amar, M. Si 126. 545
13 H. Andi Sutardi, BSc, S. Sos, M. Si 126. 545 126. 545
14 Drs. Asep Adjunwachjudin, M. Si 98. 070 98. 070
15 Endang Sri Endarti, SE 98. 070 98. 070
16 Bambang Hernowo, S.STP, M.Si 120. 220 120. 220
17 Drs. H. Budi Sihabudin 108. 803 108. 803
18 Dra. Hj. Ai Tuti Walimah 103. 170 103. 170
19 Yusminingsih Nurbaeti, S. Sos 120. 928 120. 928
20 Acip Suryaman, S.Sos 117. 863
15. Briefing
Rapat bersama setiap hari senin pagi, bersama Ketua BAZNAS Kabupaten
Garut mengenai pembinaan, evaluasi kinerja, pemberian motivasi dan rencana
yang akan dilaksanakan.
47
Gambar 7 Briefing
Karena jika dilihat dari realita lapangan, yang membutuhkan manfaat zakat,
infaq dan shodaqoh itu lebih banyak ketimbang pemasukannya. Sehingga tidak
ada kata cukup bagi Bidang Pengumpulan zakat, infaq dan shodaqoh.
Jika penulis mencoba bandingkan antara job desc Bidang Pengumpulan dengan
praktek kerja lapangannya. maka sebagian besar job desc Bidang Pengumpulan
telah terlaksanakan. Maka praktek kerja lapangan yang telah di laksanakan oleh
penulis sesuai dengan job desc bidang yang telah ditentukan oleh BAZNAS
Kabupaten Garut yaitu Bidang Pengumpulan. Walaupun ada beberapa kegiatan
tambahan berada di dalam job desc bidang selain Bidang Pengumpulan.
Karena diawal magang penulis diberikan arahan oleh Wakil Ketua III Bidang
SDM & Umum sebagai Mahasiswa yang magang selama bekerja di kantor
BAZNAS Kabupaten Garut. Jangan sampai menjadi Mahasiswa magang yang
pasif tapi harus inisiatif. Jangan sampai menjadi Mahasiswa magang yang statis
tapi harus dinamis. Sehingga ada beberapa kegiatan yang tidak termasuk dalam
job desc Bidang Pengumpulan.
Hal ketiga terdapat beberapa kasus yang terjadi di lapangan terkait indikator
kemiskinan atau Mustahik yang tidak sesuai dengan kriteria sebagai mana
mestinya. Hal yang terakhir ialah untuk meningkatkan efisiensi Bidang
Pendistribusian dan Pendayagunaan dalam menjalankan tugasnya yaitu
menyalurkan dana untuk Mustahik.
Penulis sering kali diajak diskusi oleh Kepala Bidang Pengumpulan. maka
penulis diberikan tugas untuk mencarikan informasi terkait indikator kemiskinan
ke beberapa lembaga pemerintahan daerah yang ada hubungannya dengan
indikator kemiskinan.
Tahap selanjutnya harus dikaji kembali kegiatan tersebut oleh Ketua BAZNAS
Kabupaten Garut terkait tugas tersebut apakah layak dilaksanakan atau tidak
layak. pada akhirnya penulis diacc untuk melaksanakan tugas tersebut. Hasil yang
didapatkan penulis setelah berkonsultasi ke setiap tempat lembaga pemerintahan
daerah yang telah di tetapkan BAZNAS Kabupaten Garut memberikan satu
pemahaman.
BPS memberikan penjelasan juga tentang apa yang dimaksud dengan desil.
Desil dibagi menjadi empat bagian antara lain : Desil satu memiliki arti rawan
50
miskin, desil dua memiliki arti hampir miskin, desil tiga memiliki arti miskin dan
yang terakhir desil empat memiliki arti sangat miskin. Penjelasan dari desil
tersebut ialah sebagai penggolongan atau pengurutan tingkat kesejahteraan
masyarakat dari yang paling tinggi hingga yang paling rendah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran-saran
Saran yang ingin penulis sampaikan ialah karena penulis kurang memahami
pola sistem BAZNAS seperti apa. Maka akan lebih efektif dan efisien jika
BAZNAS memperjelas kembali mengenai pola sistem. Pola sistem dari Pusat
sampai ke Kabupaten. Guna untuk memperjelas kembali dalam melaksanakan
suatu kegiatan. apakah kegiatan tersebut termasuk kedalam kegiatan BAZNAS
Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Salah satu kasus ialah ada seorang ibu tinggal sendiri di gubuk yang
kondisinya hampir mau rubuh. BAZNAS Kab. Garut ketika hendak memberikan
bantuan, tetangga setempat mencegahnya. mereka berkata karena hampir semua
anak-anaknya bisa dikatakan mempunyai penghasilan yang lebih dari cukup dan
ibu tersebut memiliki sejumlah petak sawah yang cukup luas yang terdapat di
belakang rumahnya.
51
52
Oleh karena itu penulis memiliki beberapa saran untuk memperjelas kembali
terkait pola sistem BAZNAS. guna memperjelas setiap kegiatan ke depannya.
juga indikator kemiskinan menurut islam kontemporer beserta jumlah
persenannya, guna untuk mempermudah dalam kebijakan penyaluran dan
pendayagunaan zakat, infaq dan shodaqoh kepada mustahik.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Grafik Penerimaan Infaq UPZ (Unit Pengumpulan Zakat) SKPD dan UPZIS (Unit
Pengumpulan Zakat, Infaq dan Shadaqah) Kecamatan. tahun 2017 dari bulan
Januari sampai Juni.
325000000
300000000
275000000
250000000
225000000
200000000
175000000
150000000 PENERIMAAN ZIS
JANUARI 2017 -
125000000
JUNI 2017
100000000
75000000
50000000
25000000
0
Grafik Penerimaan Zakat, Infaq dan Shadaqah UPZ (Unit Pengumpulan Zakat)
SKPD dan UPZIS (Unit Pengumpulan Zakat, Infaq dan Shadaqah) Kecamatan.
tahun 2017 dari bulan Januari sampai Juni.
250000000
225000000
200000000
175000000
150000000
125000000
Zakat
100000000
75000000 Infaq
50000000
25000000
0
Grafik Penerimaan Zakat dan Infaq UPZ (Unit Pengumpulan Zakat) SKPD dan
UPZIS (Unit Pengumpulan Zakat, Infaq dan Shadaqah) Kecamatan. tahun 2017
dari bulan Januari sampai Juni.
Jumlah Pengumpulan
NO NAMA UPZ Zakat Fitrah
Jiwa Masuk
Beras Kg Uang (Rp)
1 2 3 4 5 6
1 Banjarwangi 60.300 57.285 143.213 1.432.125.000
2 Banyuresmi 89.833 85.341 213.353 2.133.533.750
3 Bayongbong 101.746 96.659 241.647 2.416.467.500
4 Bungbulang 61.254 55.129 137.822 1.378.215.000
5 Caringin 30.035 27.032 67.579 675.787.500
6 Cibalong 44.281 39.853 99.632 996.322.500
7 Cibatu 74.162 66.746 166.865 1.668.645.000
8 Cibiuk 32.700 29.430 73.575 735.750.000
9 Cigedug 42.467 38.220 95.551 955.507.500
10 Cihurip 18.830 16.947 42.368 423.675.000
11 Cikajang 82.238 78.126 195.315 1.953.152.500
12 Cikelet 44.615 40.154 100.384 1.003.837.500
13 Cilawu 107.649 96.884 242.210 2.422.102.500
14 Cisewu 34.820 31.338 78.345 783.450.000
15 Cisompet 54.222 48.800 122.000 1.219.995.000
16 Cisurupan 106.026 100.725 251.812 2.518.117.500
17 Garut Kota 120.800 114.760 286.900 2.869.000.000
18 Kadungora 90.826 86.285 215.712 2.157.117.500
19 Karangpawitan 125.507 119.232 298.079 2.980.791.250
20 Karangtengah 19.924 18.928 47.320 473.195.000
21 Kersamanah 38.790 36.851 92.126 921.262.500
22 Leles 81.151 77.093 192.734 1.927.336.250
23 Leuwigoong 45.748 41.173 102.933 1.029.330.000
24 Limbangan 83.862 75.476 188.690 1.886.895.000
25 Malangbong 129.847 116.862 292.156 2.921.557.500
26 Mekarmukti 17.296 15.566 38.916 389.160.000
27 Pakenjeng 70.688 63.619 159.048 1.590.480.000
28 Pameungpeuk 42.411 38.170 95.425 954.247.500
29 Pamulihan 19.744 17.770 44.424 444.240.000
30 Pangatikan 42.372 38.135 95.337 953.370.000
31 Pasirwangi 67.401 62.683 156.707 1.567.073.250
32 Peundeuy 23.184 20.866 52.164 521.640.000
33 Samarang 78.785 74.846 187.114 1.871.143.750
34 Selaawi 41.204 37.084 92.709 927.090.000
35 Singajaya 49.503 44.553 111.382 1.113.817.500
36 Sucinaraja 29.789 26.810 67.025 670.252.500
37 Sukaresmi 39.770 37.782 94.454 944.537.500
38 Sukawening 54.020 49.158 122.896 1.228.955.000
39 Talegong 31.834 28.651 71.627 716.265.000
40 Tarogong Kaler 91.944 87.347 218.367 2.183.670.000
41 Tarogong Kidul 102.426 97.305 243.262 2.432.617.500
42 Wanaraja 47.626 44.292 110.730 1.107.304.500
Jumlah 2.571.630 2.379.961 5.949.903 59.499.032.750
Jumlah
NO NAMA UPZ
Dana %
1 Banjarwangi -
2 Banyuresmi 13.241.500
3 Bayongbong 16.350.000
4 Bungbulang 36.534.000
5 Caringin 23.230.000
6 Cibalong 11.510.000
7 Cibatu 20.000.000
8 Cibiuk 1.282.000
9 Cigedug 5.000.000
10 Cihurip 4.200.000
11 Cikajang 13.178.000
12 Cikelet 9.326.400
13 Cilawu 15.122.000
14 Cisewu 20.620.000
15 Cisompet 8.898.000
16 Cisurupan 37.500.000
17 Garut Kota 20.142.000
18 Kadungora 17.266.000
19 Karangpawitan 16.937.372
20 Karangtengah -
21 Kersamanah 19.638.000
22 Leles 5.264.000
23 Leuwigoong 10.044.000
24 Limbangan 11.528.000
25 Malangbong 15.504.000
26 Mekarmukti 11.158.000
27 Pakenjeng 14.130.000
28 Pameungpeuk 9.222.000
29 Pamulihan 9.865.000
30 Pangatikan 1.244.000
31 Pasirwangi 8.767.000
32 Peundeuy 6.542.800
33 Samarang 7.730.200
34 Selaawi 24.434.000
35 Singajaya 15.000.000
36 Sucinaraja 2.320.000
37 Sukaresmi -
38 Sukawening 25.954.000
39 Talegong 12.690.000
40 Tarogong Kaler 15.000.000
41 Tarogong Kidul 16.964.020
42 Wanaraja 12.067.700
Jumlah 545.403.992
53
RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan
Riwayat Kerja
2016 - 2017 Amilin Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Garut
Riwayat Organisasi
Prestasi
Keahlian