Anda di halaman 1dari 22

TUGAS RESUME

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK SIMC4
Liska Mutiara Chandra D 15312203
Lilis Yulianti 15312457
Ismawati Dian Pertiwi 15312462
Nur Fitriana 15312465

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia
2018
BAB 11
MENGELOLA PENGETAHUAN

11.1 BIDANG MANAJEMEN PENGETAHUAN


Sistem manajemen pengetahuan dan kolaborasi merupakan bidang investasi korporat
dan pemerintah yang paling cepat berkembang. Dasawarsa terakhir telah menunjukkan
pertumbuhan eksplosif dalam penelitian pengetahuan dan manajemen pengetahuan di bidang
ekonomi, manajemen, dan sistem informasi. Manajemen pengetahuan telah menjadi tema
penting di banyak perusahaan bisnis besar karena para manajer menyadari bahwa sebagian
besar nilai perusahaan mereka bergantung pada kemampuan perusahaan untuk menciptakan
dan mengelola pengetahuan. Studi telah menemukan bahwa sebagian besar nilai pasar saham
perusahaan terkait dengan aset tak berwujudnya, dimana pengetahuan merupakan salah satu
komponen penting, bersama dengan merek, reputasi, dan proses bisnis yang unik.
DIMENSI PENTING PENGETAHUAN
Ada perbedaan penting antara data, informasi, pengetahuan, dan kebijaksanaan. Bab 1
mendefinisikan data sebagai aliran peristiwa atau transaksi yang dicatat oleh sistem suatu
organisasi, dan bermanfaat hanya dalam transaksi itu sendiri, dan tidak untuk yang lainnya.
Untuk mengubah data menjadi informasi yang berguna, perusahaan harus memanfaatkan
sumber daya yang ada untuk menyusun data ke dalam kategori-kategori yang mudah
digunakan. Misalnya, total penjualan dibagi menjadi per bulan, per hari, per daerah, atau
berdasarkan laporan per toko. Untuk mengubah informasi menjadi pengetahuan, perusahaan
harus memanfaatkan sumber daya lebih banyak lagi untuk menemukan pola, aturan, dan
konteks di mana pengetahuan tersebut berguna. Terakhir, kebijaksanaan adalah pemikiran
perorangan atau kelompok dalam menerapkan pengetahuan untuk memecahkan suatu
masalah. Kebijaksanaan mencakup kapan, di mana, dan bagaimana pengetahuan diterapkan.
Pengetahuan merupakan sifat individual sekaligus sifat kolektif dari suatu perusahaan.
Pengetahuan adalah kejadian yang kognitif, bahkan fisiologis, yang terjadi dalam pikiran
manusia. Pengetahuan yang terekam dalam pikiran manusia dan belum terdokumentasikan
disebut pengetahuan tersirat dan pengetahuan yang sudah didokumentasikan disebut
pengetahuan eksplisit.
Pembelajaran Organisasi dan Manajemen Pengetahuan
Seperti manusia, organisasi menciptakan dan mengumpulkan pengetahuan dengan
menggunakan berbagai mekanisme pembelajaran organisasi. Melalui pengumpulan data,
pengukuran aktivitas terencana yang cermat, trial and error (percobaan), dan umpan balik dari
pelanggan dan lingkungan pada umumnya, pengalaman mendapatkan organisasi. Organisasi
yang belajar menyesuaikan perilaku mereka untuk mencerminkan pembelajaran itu dengan
menciptakan proses bisnis baru dan dengan mengubah pola pengambilan keputusan
manajemen. Proses perubahan ini disebut pembelajaran organisasi.
RANTAI NILAI MANAJEMEN PENGETAHUAN
Manajemen pengetahuan mengacu pada serangkaian proses bisnis yang dikembangkan
dalam sebuah organisasi untuk menciptakan, menyimpan, mentransfer, dan menerapkan
pengetahuan. Manajemen pengetahuan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam
mempelajari lingkungan sekitar dan menerapkan pengetahuan tersebut ke dalam proses
bisnisnya. Gambar 11-1 mengilustrasikan lima langkah yang memberi nilai tambah dalam
rantai nilai manajemen pengetahuan. Setiap tahap dalam rantai nilai memberikan nilai tambah
kepada data mentah dan informasi ketika diubah menjadi pengetahuan yang bermanfaat.

Pemerolehan Pengetahuan
Organisasi memperoleh pengetahuan dengan berbagai cara, tergantung dari jenis
pengetahuan yang mereka cari. Sistem manajemen pengetahuan pertama berusaha
membangun gudang dokumen, laporan, presentasi, dan praktik terbaik perusahaan. Upaya ini
telah diperluas untuk memasukkan dokumen tidak terstruktur (seperti e-mail).
Penyimpanan Pengetahuan
Setelah berbagai dokumen, pola, dan aturan pakar terkumpul, data tersebut harus
disimpan sehingga dapat diambil kembali dan digunakan oleh para karyawan. Penyimpanan
pengetahuan umumnya melibatkan proses pembuatan database. Sistem manajemen dokumen
mengubah data ke dalam bentuk digital, menyusun indeks, dan memberi tag dokumen-
dokumen yang diperlukan berdasarkan kerangka kerja yang koheren dengan bentuk akhirnya
suatu database yang dapat menyimpan berbagai dokumen. Sistem yang baik juga membantu
perusahaan dalam menyimpan pengetahuan yang diperoleh dengan cara menerapkan
pengetahuan tersebut ke dalam proses dan budaya organisasi.
Penyebaran Pengetahuan
Portal, e-mail, pesan instan, wiki, jaringan sosial, dan teknologi mesin pencari telah
ditambahkan ke dalam serangkaian teknologi kolaborasi dan sistem perkantoran yang ada
untuk berbagi agenda, dokumen, data, dan grafik. Teknologi kontemporer tampaknya telah
membanjiri dunia informasi dan pengetahuan. Bagaimana para manajer dan karyawan dapat
menemukan sesuatu yang benar-benar penting untuk keputusan dan pekerjaan mereka? Di
sinilah program pelatihan, jaringan informal, dan pengalaman manajemen yang dibagikan
dapat membantu para manajer agar tetap dapat memfokuskan perhatian mereka dalam
pengetahuan dan informasi penting.
Penerapan Pengetahuan
Pengetahuan yang tidak dibagikan dan tidak dapat diterapkan dalam kejadian nyata
oleh para manajer atau perusahaan tidak akan memberikan nilai tambah bagi bisnis, apapun
jenis sistem manajemen pengetahuannya. Agar investasi yang ditanamkan tidak terbuang sia-
sia, pengetahuan organisasional harus menjadi bagian sistematis dari manajemen
pengambilan keputusan dan menjadi sistem yang dapat mendukung keputusan. Jelasnya,
pengetahuan harus dimasukkan ke dalam proses bisnis dan sistem aplikasi yang penting,
termasuk aplikasi perusahaan yang mengelola proses bisnis internal dan hubungan dengan
pihak luar, yaitu pelanggan dan pemasok. Manajemen mendukung proses ini dengan cara
menciptakan jenis usaha, produk, jasa, dan pangsa pasar baru bagi perusahaan berdasarkan
pengetahuan yang baru.
Membangun Modal Organisasi dan Manajemen: Kolaborasi, Komunitas Praktik, dan
Lingkungan Perkantoran
Selain kegiatan yang telah jelaskan, para manajer dapat membantu dengan cara
mengembangkan peran dan tanggung jawab baru dalam organisasi untuk memperoleh
pengetahuan. Direktur Pengetahuan (CKO) adalah eksekutif senior yang bertanggungjawab
dalam program manajemen pengetahuan perusahaan. CKO berguna untuk mendapatkan
pengetahuan baru agar lebih berguna lagi. Praktik komunitas (COP) adalah jaringan umum
informasi yang terdiri atas para profesional dan karyawan baik di dalam maupun luar
perusahaan.
JENIS SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN
Pada dasarnya ada tiga jenis sistem manajemen pengetahuan utama: sistem manajemen
pengetahuan perusahaan, sistem kerja pengetahuan, dan teknik cerdas. Gambar 11-2
menunjukkan aplikasi sistem manajemen pengetahuan untuk masing-masing kategori utama
ini.

Sistem manajemen pengetahuan perusahaan adalah sistem serba guna yang digunakan oleh
perusahaan untuk mengumpulkan, menyimpan, mendistribusikan, dan menerapkan
pengetahuan dan muatan digital. Sistem kerja pengetahuan (KWS) adalah sistem khusus yang
dibangun untuk para teknisi, ilmuwan, dan para pekerja dibidang pengetahuan lainnya yang
bertugas memperoleh dan menciptakan pengetahuan baru bagi perusahaan mereka.
Manajemen pengetahuan juga mencakup beragam jenis teknik cerdas, seperti data mining,
sistem pakar, jaringan syaraf tiruan, logika fuzzy, algoritma genetika, dan agen cerdas.

11.2 SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN KESELURUHAN PERUSAHAAN


Kadangkala manajer memerlukan informasi berbentuk dokumen yang tidak benar-
benar terstruktur, seperti e-mail, voice mail, rekaman percakapan di chat room,video, gambar
digital, brosur atau buletin. Sistem jaringan pengetahuan memiliki fungsi sebagai
penghubung antara pasokan dan permintaan pengetahuan. Sistem jaringan pengetahuan
memberikan direktori online mengenai para pakar bidang-bidang tertentu di perusahaan
menggunakan teknologi komunikasi untuk memudahkan karyawan dalam mencari pakar
yang tepat.
SISTEM PENGETAHUAN TERSTRUKTUR
Bisnis saat ini perlu mengatur dan mengelola aset pengetahuan terstruktur dan
semistructured. Pengetahuan terstruktur adalah pengetahuan eksplisit yang ada dalam
dokumen formal, dan juga peraturan formal yang diturunkan organisasi dengan mengamati
para ahli dan perilaku pengambilan keputusan mereka. Sistem manajemen konten perusahaan
membantu organisasi mengelola kedua jenis informasi. Mereka memiliki kemampuan untuk
menangkap, penyimpanan, pengambilan, distribusi, dan pelestarian pengetahuan untuk
membantu perusahaan memperbaiki proses bisnis dan keputusan mereka. Masalah utama
dalam mengelola pengetahuan adalah penciptaan skema klasifikasi yang tepat, atau
taksonomi, untuk mengatur informasi ke dalam kategori yang bermakna sehingga mudah
diakses. Perusahaan dalam penerbitan, periklanan, penyiaran, dan hiburan memiliki
kebutuhan khusus untuk menyimpan dan mengelola data digital tidak terstruktur seperti foto,
gambar grafis, video, dan konten audio. Sistem manajemen aset digital membantu perusahaan
mengklasifikasikan, menyimpan, dan mendistribusikan benda digital ini.
Pada intinya, Sistem pengetahuan terstruktur melakukan fungsi implementasi
penandaan dokumen, antarmuka dengan basis data perusahaan di mana dokumen disimpan,
dan membuat portal perusahaan yang dapat digunakan oleh karyawan yang memerlukan
pengetahuan perusahaan. Informasi yang semiterstruktur adalah seluruh informasi digital
dalam suatu perusahaan yang tidak terdapat dalam dokumen atau laporan formal.
SISTEM JARINGAN PENGETAHUAN
Sistem jaringan pengetahuan, juga dikenal sebagai lokasi keahlian dan sistem
manajemen, mengatasi masalah yang timbul saat pengetahuan yang tepat tidak dalam bentuk
dokumen digital melainkan berada dalam memori individu ahli di perusahaan. Sistem
jaringan pengetahuan menyediakan direktori pakar korporat online di domain pengetahuan
yang terdefinisi dengan baik dan menggunakan teknologi komunikasi untuk mempermudah
karyawan menemukan pakar yang tepat di perusahaan.
TEKNOLOGI PENDUKUNG: PORTAL, PERANGKAT KOLABORASI DAN
SISTEM MANAJEMEN PEMBELAJARAN
Sistem pengelolaan konten perusahaan utama mencakup teknologi portal dan
kolaborasi yang hebat. Portal pengetahuan perusahaan dapat menyediakan akses ke sumber
informasi eksternal, seperti umpan berita dan penelitian, serta sumber pengetahuan internal
bersama dengan kemampuan untuk e-mail, obrolan / pesan instan, kelompok diskusi, dan
konferensi video. Bookmark sosial mempermudah pencarian dan berbagi informasi dengan
mengizinkan pengguna menyimpan bookmark mereka ke halaman Web di situs Web publik
dan menandai bookmark ini dengan kata kunci. Tag ini bisa digunakan untuk mengatur dan
mencari dokumen. Daftar tag dapat dibagi dengan orang lain untuk membantu mereka
menemukan informasi yang menarik. Taksonomi buatan pengguna yang dibuat untuk
bookmark bersama disebut folksonomies. Delicious dan Digg adalah dua situs bookmark
sosial yang populer. Sistem manajemen pembelajaran (LMS) menyediakan alat untuk
manajemen, pengiriman, pelacakan, dan penilaian berbagai jenis pembelajaran dan pelatihan
karyawan.

11.3. SISTEM KERJA PENGETAHUAN


Pekerja pengetahuan biasanya memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, memiliki
keanggotaan di organisasi profesional, dan kerap diminta untuk melakukan penilaian sebagai
aspek rutin dari pekerjaan mereka.Pekerja pengetahuan melakukan tiga peran kunci yang
sangat penting bagi organisasi dan untuk manajer yang bekerja dalam organisasi. :
 Menjaga aliran pengetahuan dalam perusahaan seiring dengan perkembangan perusahaan
dalam teknologi, sains, pemikiran sosial dan seni.
 Bertugas melayani sebagai konsultan internal mengenai pengetahuan khusus mereka,
berbagai perubahan yang terjadi dan kesempatan yang muncul.
 Bertindak sebagai agen perubahan, mengevaluasi, merintis dan mendukung proyek,
proyek perubahan.
Kebanyakan pekerja pengetahuan mengandalkan sistem perkantoran, seperti pengolah
kata, voice mail, e-mail, konferensi video, dan sistem penjadwalan yang dirancang untuk
meningkatkan produktivitas di kantor. Pekerja pengetahuan juga memerlukan system kerja
pengetahuan yang sangat spesifik dengan grafis, alat bantu analisis, serta kemampuan
komunikasi dan manajemen dokumen yang canggih.
Contoh Sistem Kerja Pengetahuan
Aplikasi system kerja pengetahuan secara umum dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Computer-aided design (CAD) mengotomatisasi penciptaan dan revisi desain dengan
menggunakan komputer dan perangkat lunak grafis yang canggih. Dengan adanya CAD,
suatu design dapat dengan mudah diuji dan diubah oleh komputer.
2. Sistem virtual reality memiliki kemampuan visualisasi, penerjemahan, dan simulasi yang
jauh melampaui sistem CAD. Sistem ini menggunakan perangkat lunak grafis interaktif
untuk membuat simulasi buatan komputer yang sangat mirip dengan kenyataan sehingga
pengguna hampir yakin bahwa mereka berada dalam situasi di dunia nyata.Aplikasi virtual
reality yang dikembangkan untuk Web menggunakan standar yang disebut Virtual Reality
Modeling Language (VRML). VRML adalah seperangkat spesifikasi untuk pemodelan 3
dimensi interaktif di World Wide Web yang dapat mengatur beberapa jenis media,
termasuk animasi, gambar, dan audio untuk menempatkan pengguna di lingkungan dunia
nyata yang disimulasikan. VRML adalah platform independen, beroperasi di atas
komputer desktop, dan membutuhkan sedikit bandwidth.
3. Industri keuangan menggunakan workstation investasi khusus untuk memanfaatkan
pengetahuan dan waktu dari broker, pedagang, dan manajer portofolio.

11.4. TEKNIK CERDAS


Kecerdasan buatan dan teknologi basis data memberikan sejumlah teknik cerdas yang
dapat digunakan oleh berbagai organisasi untuk ”menangkap” pengetahuan perorangan dan
pengetahuan kolektif, serta mengembangkan pengetahuan tersebut.
1. Expert system dapat digunakan untuk menangkap pengetahuan yang tersembunyi dalam
keahlian manusia yang sangat spesifik dan terbatas serta menangkap pengetahuan
karyawan yang terampil sebagai seperangkat aturan dalam sistem perangkat lunak yang
dapat digunakan oleh orang lain dalam organisasi. Sistem ini biasanya melakukan tugas
hanya dengan memakan waktu beberapa menit atau jam, misalnya: Mendiagnosis mesin
rusak atau menentukan apakah akan memberikan kredit untuk pinjaman, dll. Expert
system digunakan untuk pengambilan keputusan diskrit dan sangat terstruktur.
2. Case-based reasoning (CBR) merupakan tempat penyimpanan pengetahuan
organisasional. CBR mendeskripsikan pengalaman masa lalu seorang spesialis manusia
(kasus), direpresentasikan dan disimpan dalam basis data.Sistem mencari kasus dengan
karakteristik yang mirip dengan yang baru dan menerapkan solusi dari kasus lama ke
kasus baru.CBR biasanya ditemukan pada sistem diagnostik medis dan sistem customer
support.
3. Logika fuzzyadalah teknologi berbasis aturan yang dapat merepresentasikan
ketidakpresisian seperti yang telah disebutkan, dengan menciptkan aturan yang
menggunakan nilai subjektif atau nilai yang mendekati. Organisasi dapat menggunakan
fuzzy untuk menciptakan sistem peranti lunak yang menangkap pengetahuan tersirat yang
mengandung ambiguitas linguistik.
4. Jaringan saraf tiruan digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang kompleks
dan sulit dipahami, di mana sejumlah besar data mengenai masalah tersebut telah
dikumpulkan. Jaringan saraf tiruan mencari pola dan hubungan dalam data yang sangat
besar yang terlalu rumit dan sulit untuk dianalisis manusia.
5. Algoritme genetik berguna untuk mendapatkan solusi optimal untuk masalah spesifik
dengan memeriksa sejumlah besar kemungkinan solusi untuk masalah tersebut. Teknik
pemecahan masalah dengan algoritme ini secara konsep berbasis pada metode bagaimana
organisme hidup beradaptasi dengan lingkungannya.
6. Agen cerdas dapat membantu para pebisnis menjelajahi data yang besar untuk
menemukan dan mengambil tindakan informasi yang dianggap penting. Agen inteligen
adalah program peranti lunak yang bekerja di latar belakang tanpa intervensi manusia
secara langsung untuk menjalankan tugas-tugas yang spesifik, berulang dan dapat
diprediksi.
7. Sistem AI hybrid merupakan Algoritme genetik, logika fuzzy, jaringan syaraf tiruan, dan
expert system diintegrasikan menjadi aplikasi tunggal untuk mengambil manfaat dari fitur-
fitur terbaik masing-masing teknologi. Sebagai contoh: mesin cuci "neurofuzzy"
Matsushita yang menggabungkan logika fuzzy dengan jaringan saraf tiruan.
BAB 14
PROJECT MANAGEMENT
A. PENTINGNYA MANAJEMEN RANCANGAN PROYEK
Ada tingkat kegagalan yang sangat tinggi antara proyek-proyek sistem informasi.
Di hampir setiap organisasi, proyek sistem informasi perlu lebih banyak waktu dan
uang dalam pelakasanaannya daripada pengantisi pasian atau system tidak bekerja sesuai
harapan.
PENCAPAIAN PROYEK YANG MUDAH DAN KEGAGALAN SISTEM
Akibatyang ditimbulkan jika pengembangan proyek system tidak dikelola dengan
baik,diantaranya :
1. Biaya yang jauh melebihi anggaran
2. Waktu selip yang tak terduga
3. Kinerja teknis kurang dari yang diharapkan
4. Kegagalan untuk mendapatkan manfaat yang diharapkan.
MANAJEMEN PROYEK YANG OBJEKTIF
Proyek adalah serangkaian rencana kegiatan terkait untuk mencapai tujuan bisnis tertentu.
Proyek sistem informasi termasuk pengembangan sistem informasi baru, peningkatan sistem
yang ada, atau upgrade atau penggantian infrastruktur teknologi informasi perusahaan / IT.
Manajemen proyek mengacu pada penerapan pengetahuan, keterampilan, peralatan dan
teknik untuk mencapai target tertentu dalam anggaran dan waktu yang ditentukan. Kegiatan
manajemen proyek termasuk perencanaan pekerjaan, menilai resiko, memperkirakan sumber
daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan, pengorganisasian pekerjaan,
memperoleh sumber daya manusia dan material, menetapkan tugas, mengarahkan,
mengendalikan pelaksanaan proyek, melaporkan kemajuan dan menganalisis hasil.
Manajemen proyek untuk sistem informasi harus berurusan dengan lima variabel utama :
ruang lingkup, waktu, biaya, kualitas dan risiko.
B. MENYELESAIKAN PROYEK
Struktur Manajemen untuk Proyek Sistem Infomasi
1. Senior Manajement
2. Middle Manajement
3. Operational Manajement
Setiap tingkat manajemen dalam hirarki bertanggung jawab untuk aspek-aspek tertentu dari
proyek sistem, dan struktur ini membantu memberikan prioritas pada sistem proyek yang
paling penting bagi organisasi.
Menyatukan Proyek Sistem kedalam Rencana Bisnis
Organisasi perlu mengembangkan rencana sistem informasi yang mendukung rencana bisnis
mereka secara keseluruhan, yang berisi pernyataan dari tujuan perusahaan dalam menentukan
bagaimana teknologi informasi akan mendukung pencapaian tujuan tersebut. Laporan
menunjukkan bagaimana tujuan umum akan dicapai oleh proyek-proyek sistem tertentu. Ini
mengidentifikasi tanggal target khusus.
Faktor Kritis untuk Mencapai Kesuksesan atau Critical Succes Factors ( CSFs )
Langkah untuk menyusun rencana sistem informasi adalah :
1. Tentukan tujuan dari rencana
 Ikhtisar isi rencana
 Organisasi bisnis saat ini dan masa depan
 Proses bisnis utama
 Strategi manajeme
2. Strategis rencana bisnis alasan
 Situasi saat ini
 Organisasi bisnis saat ini
 Perubahan lingkungan
 Tujuan utama dari rencana bisnis
 Rencana strategis perusahaan
3. Sistem masa kini, sistem utama yang mendukung fungsi bisnis dan proses
kemampuan infrastruktur saat ini, diantaranya : perangkat keras, perangkat lunak,
database, dan telekomunikasi dan internet.
 Kesulitan memenuhi kebutuhan bisnis
 Tuntutan masa depan diantisipasi
4. Perkembangan baru, proyek sistem baru :
 Deskripsi proyek
 Alasan bisnis
 Peran aplikasi dalam strategi
Kemampuan infrastruktur baru yang diperlukan :
 Perangkat keras
 Perangkat lunak
 Database
 Telekomunikasi dan Internet
5. Strategi manajemen
 Rencana akuisisi
 Tonggak dan waktu
 Penataan kembali organisasi
 Reorganisasi internal
 Control manajemen
 Inisiatif pelatihan utama
 Strategi personil rencana
6. Pelaksanaan
 Kesulitan diantisipasi dalam pelaksanaan
 Laporan kemajuan
7. Persyaratan anggaran
 Persyaratan
 Potensi penghematan
 Pembiayaan
 Siklus akuisisi
Pendekatan CSF bergantunh pada wawancara dengan manajer untuk mengidentifikasi CSF
mereka. CSF individu dikumpulkan untuk mengembangkn CSF untuk seluru perusahaan.
Sistem kemudian dapat dibangun untuk memberikan informasi tentang CSF ini.
Analisis Portofolio
Analisis portofolio dapat digunakan untuk mengevaluasi sistem proyek alternative. Analisis
portofolio menyediakan semua informasi organisasi sistem proyek dan asset, termasuk
infrastruktur, dan kontrak outsourcing. Perusahaan harus memeriksa portofolio mereka dari
proyek-proyek dalam hal potensi, keuntungan dan kemungkinan risiko
Model Skor
Sebuah model scoring berguna untuk memilik proyek dimana banyak criteria peril
dipertimbangkan. Lalu memberikan bobot untuk berbagai fitur sistem dan kemudian
menghitung jumlah tertimbang. Perusahaan harus memutuskan antara dua alternative
perencanaan sumber daya perusahaan (ERP) sistem.
C. MEMBANGUN NILAI BISNIS SISTEM INFORMASI
Biaya SIstem Informasi dan Manfaat
BIAYA MANFAAT BERWUJUD MANFAAT TAK
(TABUNGAN BIAYA ) BERWUJUD
 Perangkat keras  peningkatan  pemanfaatan asset
 Telekomunikasi produktivitas ditingkatkan
 Perangkat lunak  biaya operasional  peningkatan control
 Layanan yang lebih rendah sumber daya
 personil  mengurangi tenaga  peningkatan
kerja perencanaan
 biaya computer organisasi
rendah  peningkatan
 biaya penjual lebih fleksibilitas
rendah organisasi
 biaya adminstrasi dan  informasi lebih tepat
professional yang waktu
lebih rendah  lebih banyak
 mengurangi tingkat informasi
pertumbuhan beban  peningkatan
 biaya fasilitas pembelajaran
berkurang organisasi
 persyaratan mencapai
hukum
 ditingkatkan goodwill
keryawan
 peningkatan kepuasan
kerja
 peningkatan
pengambilan
keputusan
 peningkatan operasi
 kepuasan klien yang
lebih tinggi
 citra perusahaan yang
lebih baik
Penganggaran Modal untuk Sistem Infromasi
Model penganggaran modal adalah salah datu teknik yang digunakan untuk mengukur nilai
investasi dalam modal jangka panjang proyek proyek investasi. Model penganggaran modal
utama untuk mengevaluasi proyek-proyek IT adalah : metode payback, tingkat akuntansi
pengembalian investasi atau rate of return on investment (ROI), nilai masa kini, dan internal
rate of return (IRR).
Batas dari Model Keuangan
Fokus tradisional pada asppek keuangan dan teknis dari sistem informasi cenderung
mengabaikan dimensi social dan organisasi sistem informasi yang dapat mempengaruhi biaya
yang sebenarnya dan manfaat dari investasi. Keputusan investasi sistem infomasi perusahaan
tidak mempertimbangkan biaya gangguan organisasi yang disebabkan oleh sistem baru,
seperti biaya untuk pelatihan, dampak dari penggunaan sistem baru terhadap produktivitas,
atau manajer perlu banyak waktu untuk mengawasi perubahan sistem yang baru. Seringkali
diabaikan dalam analisis keuangan tradisional. (Ryan, Harrison, dan Schkade, 2002).
D. MENGELOLA RESIKO PROYEK
Dimensi Resiko Proyek
1. Ukuran proyek
2. Struktur proyek
3. Pengalaman akan teknologi
Merubah Manajemen dan Konsep dari Impelentasi
Impelentasi mengacu pasa semua kegiatan organisasi bekerja, termasuk mengadopsi,
manajemen dan mencari inovasi seperti sistem informasi baru. Dalam proses implementasi
analisis sistem adalah mengubah agen.
Proyek sistem informasi memiliki resiko gagal ketika partisipasi pengguna yang tidak benar
dalam proses pengembangan sistem, kurangnya dukungan manajemen, dan manajemen yang
buruk saat proses implementasi. Ada tingkat kegagalan yang sangat tinggi di antara proyek
yang melibatkan rekayasa ulang proses bisnis, aplikasi perusahaan dan merger dan akuisisi
karena mereka membutuhkan perubahan organisasi yang luas.
Nilai Sekarang Bersih
Nilai sekarang (present value) adalah jumlah uang dari nilai investasinya, yang
memperhitungkan biayanya, pendapatannya, dan nilai waktu dari uang. Rumus nilai sekarang
bersih adalah:
Nilai sekarang dari arus kas yang diperkirakan – Biaya investasi awal = Nilai Sekarang
Bersih
Tingkat Pengembalian Internal (IRR)
Didefinisikan sebagai tingkat imbal hasil atau keuntungan yang diharapkan dari suatu
investasi, dengan memperhitungkan nilai waktu dari uang. IRR adalah tarif diskon (suku
bunga) yang akan mengurangi nilai sekarang dari arus kas masa depan dengan biaya awal
proyek.
Hasil Analisis Penganggaran Modal
Dengan menggunakan metode yang memperhitungkan nilai waktu dari uang, proyek
Heartland Stores memliki arus kas positif selama periode waktu yang diperhitungkan, dan
memberikan manfaat yang lebih besar dari pada biayanya.
MODEL PENENTUAN HARGA OPSI NYATA
Menggunakan konsep dari penilaian opsi yang dipinjam dari industri keuangan. Opsi pada
dasarnya adalah hak, bukan kewajiban, untuk melakukan tindakan dimasa depan. Opsi call ,
misalnya adalah opsi keuangan dimana seseorang membeli hak (tetapi bukan kewajiban)
untuk membeli aset (biasanya saham) pada harga tertentu (strike price) pada atau sebelum
tanggal tertentu.
BATASAN BERBAGAI MODEL KEUANGAN
Fokus yang sifatnya tradisional pada aspek keuangan dan teknis dari suatu sistem informasi
cenderung yang melihat pada dimensi sosial dan organisasional dalam sistem informasi
tersebut yang dapat mempengaruhi biaya dan manfaat aktual dari investasi.
14.4 Mengelola Risiko Proyek
Risiko-risiko yang spesifik dari proyek sistem informasi dapat dilakukan dengan mengelola
secara efektif melalui berbagai bentuk diantaranya;
 Dimensi Risiko Proyek
 Manajemen Perubahan dan Konsep Implementasi ( Konsep Implementasi, Peran
Pengguna Akhir, Dukungan dan Komitmen Manajemen, dan lain-lain).
 Mengendalikan Faktor Risiko ( Menghadapi Kerumitan Teknis, Perangkat
Perencanaan dan Pengendalian Formal, Meningkatkan Keterlibatan Pengguna dan
Mengatasi Penolakan dari Pengguna)
 Merancang Untuk Perusahaan (Rancangan Sosioteknis)
 Perangkat Peranti Lunak Manajemen Proyek

Sumber : Laudon, Kenneth C., & Jane, P. Laudon. (2010). Manajemen Information System:
Managing the Digital Firm.
BAB 8
Business Process Re-engineering
Business Process Re-engineering (BPR) merupakan sebuah alat yang dapat digunakan
orgnaisasi untuk membantu memecahkan berbagai persoalan yang berhubungan dengan
proses (Robson, 1996). Motivasi penggunaan BPR ialah untuk mengikuti keberhasilan dari
Ford, IBM Credit Corporation, Mutual Benefit Life (Davenport & Stoddard, 1994), dan
CIGNA (Caron, Jarvenpaa, & Stoddard, 1994). BPR dikenal sebagai solusi yang dapat
membantu manajer memecahkan berbagai masalah yang ada dan membantu dalam
memperoleh keuntungan yang signifikan (Davenport & Stoddard, 1994).
8.1 Business Re-engineering
Adanya resesi menyebabkan tumbuhnya kesadaran bahwa straategi SI dapat
digunakan untuk memfokuskan berbagai tindakan yang dapat dilakukan sehingga berbagai
biaya di dalam organisasi dapat ditekan. Presepsi yang muncul dalam pengembangan strategi
SI ialah menyatu didalam bisnis dengan menerjemahkan berbagai tujuan bisnis dan
mempengaruhi bisnis dengan menentukan berbagai tujuan bisnis. Sehubung dengan
penggunaan SI dalam organisasi pada saat ini, maka manajemen membutuhkan sebuah
tambahan dimensi SI yaitu meningkatkan bisnis dengna melakukan re-desain proses bisnis.
Re-desain sebuah proses didalam organisasi disebut re-engineering business, business
process re-engineering, business process re-design, business re-design, dll. Konsep BPR
dijalankan untuk memperbaiki bentuk lama organisasi, terutama berbagai proses yang ada di
dalam organisasi, sehingga tidak langsung akan berpengaruh terhadap kelangsungan
organisasi tersebut. Proses ini merupakan re-struktur kompetitif yang memfokuskan pada
perbedaan tujuan dalam mencapai keuntungan kompetitif organisasi.
Efisiensi Efektivitas Keuntungan Kompetitif Re-Struktur Kompetitif
Isu-isu yang berkembang sehubung dengan proses re-desain, yaitu teknik
implementasi, skala dari peluang yang ada, tempat memulai proses perencanaan, peranana SI
pada saat dan setelah BPR, menjawab pertanyaan mengenai kepemilikan proses fungsional
silang, implikasi terhadap manajemen dan terhadap dukungan teknologi yang dihasilkan dari
berbagai proses dengan berbasis tim baru, serta hubungan antara inisiatif dan kualitas.
8.1.1 Definis BPR
BPR merupakan orientasi proses, ambisi, rule breaking, penggunaan SI/TI yang
kreatif. Orientasi proses, dimana organisasi perlu memuaskan perhatian pada proses secara
keseluruhan, bukan pada tugas-tugas yang terpisah (konsep One Stop Stop). Ambisi, tujuan
mengubah caraberbisnis secara radikal. Rule breaking, penghindaraan mentalitas “biasanya
juga begini’. Penggunaan SI/TI yang kreatif, menggunakan SI/TI sebagai sebuah pelaksana di
dalam proses.
BPR bukanlah downsizing atau re-structuring, re-engineering software, otomatis, de-
layering/perataan organisasi, serta pengawasan kualitas, pembenahan, TQM, JIT, atau
sebagainya.
8.1.2 Perbandingan BPR dengan Filosofi Bisnis Lainnya

8.1.3 Posisi BPR


BPR merupakan suatu re-engineering kompetitif yang memusatkan perhatian pada
saat ini secara nyata dan berbeda dengan fokus sederhana dari keuntungan kompetitif
(Robson,1997). Keuntungan kompetitif dicapai apabila efesiens dalam hal melakukan yang
tepat dan efektivitas dalam melakukan sesuatu yang benar.
8.2 Kebutuhan Re-Desain – Sebuah Perubahan Pradigma
Intisari proses re-engineering bisnis adalah konsep pemikiran terpisah tentang
pemahaman dan pemecahan aturan-aturan yang sudah ‘tertinggal’ dan asumsi-asumsi yang
mendasari operasi bisnis saat ini. Tapscott & Caston (1993), perubahan paradigma yang
dialami SI akhir ini memerluaskan penilaian kembali bisnis karena pandangan terhadap
kondisi nyata telah berubah, sebagaimana perubahaan yang terjadi pada paradigma lainnya,
terdapat empat faktor utama TI yang telah berubah secara radikal. Kekuatan empat faktor
tersebut yaitu teknologi baru, lingkungan bisnis baru, perusahaan baru, dan tatanan geo-
politik baru.
Selama penggunaan dan manajemen SI, terdapat tiga hal penting yang dihasilkan oleh adanya
perubahan paradigma, yaitu
1. Dari personal menjadi kelompok kerja berbasis komputer
2. Dari sistem yang terpisah menjadi sistem yang terintegrasi
3. Dari internal menjadi eksternal (antar perusahaan)
Terdapat tujuh penggerak utama yang mungkin di identifikasi sebagai informasi, SI, dan
perubahan paradigma TI, yaitu :
1. Produktivitas dari pengetahuan dan pelayanan para pekerja
2. Kualitas
3. Responsif
4. Globalisasi
5. Outsourcing
6. Alinasi
7. Tanggung jawab sosial dan lingkungan
BPR merupakan sebuah pendekatan yang berkaitan erat dengan pembenahan
organisasi, gagasan yang berkaitan dengan teknik perbaikan organisasi adalah TQM,
pekerjaan kolaboratif, kemampuan yang beraneka macam, dan pembelajaran organisasi.
TQM merupakan pendekatan bottom up yang semakin berkembang dalam menghasilkan
perbaikan proses, digunakan dalam suatu proses yang mengikutsetakan pengidentifikasian
perbaikan dengan cara yang berkesinambungan. Perbedaan BPR dan TQM terletak pada
lingkupnya, BPR bersifat radikal dan revolusioner sehngga yang diperlukan bukanlah evolusi
yang berkelanjutan, sedangkan TQM perubahan berkelanjutan yang dilakukan terus-menerus
sepanjang waktu dn memilki fokus pada kerangka kerja proses yang ada.
8.3 Proses BPR
8.3.1 Karakteristik BPR
Beberapa karakteristik BPR yaitu :
 Menggabungkan atau mengkombinasikan beberapa pekerjaan menjadi satu
 Tidak ada lagi batasan kumpulan dari tugas-tugas yang saling berkaitan
 Para pekerja didorong untuk mengambil keputusan, sehingga para manajer dapat lebih
berkonsentrasi pada perencanaan dan isu-isu lainnya
 Langkah dalam proses BPR dilakukan dalam urutan yang alamiah
 Proses BPR memiliki versi yang bermacam-macam tergantung pada situasinya
 Pekerjaan dilakukan jika pekerjaan tersebut dapat dikerjakan/dilaksanakan
 Mengurangi pengawasan dan pengaturan
 Rekonsiliasi diminimalkan dengan memotong beberapa hubungan pokok eksternal
 Hubungan pokok didalam organisasi ialah tunggal
 Hasil operasi terpusat/desentralisasi
8.3.2 Gambaran Umum Proses BPR
Didalam gambaran umum proses BPR, ada beberapa hal yang haru diperhatikan yang
berkaitan dengan proses bisnis yang dimilki perusahaan yang berupa beberapa pecahan dan
tidak jelas yang menjadi fokus dari BPR.
Pendekataan yang disarankan dalam proses BPR, antara lain :
1. Mengembangkan sebuah visi
2. Mengidentifikasi kesenjangan kinerja
3. Mengidetifikasi proses
4. Menentukan syarat kinerja
5. Mengidentifikasi kemampuan TI
6. Mengukur pencapaian kinerja
7. Merancang prototype
8. Mengidentifikasi proses dalam rangka inovasi
9. Mengidentifikasi tataran perubahan
10. Mengembangkan visi dari proses
11. Memahami proses yang ada saat ini
12. Merancang dan membuat prototype proses yang baru
8.4 Keberhasilan BPR
Perbaikan yang dihasilkan oleh proses re-engineering adalah 50%-80%, bahkan
beberapa diantaranya memiliki hasil diatas 100%. Perbaikan tersebut dilakukan dalam bentuk
persediaan yang rendah, waktu yang singkat, pengurangan biaya, dan produktivitas yang
tinggi. Pengurangan waktu proses merupakan kunci utama didalam sebagian besar inisiati
engineering. Idealnya, waktu yang digunakan untuk menyelesaikan proses sama dengan
waktu yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan yang sesungguhnya. ‘Proses Speed To
Use Rate’ menekankan kenyataan bahwa tidak ada proses yang dapat berjalan dengan
kecepatan penuh jika operasi atau proses berikutnya tidak dapat berjalan dengan kecepatan
penuh jika operasi atau proses berikutnya tidak dapat berjalan secepat proses sebelumnya.
Gagasan’ Batch Size of One’ pada suatu manufaktur shop-floor dalam beberapa industri
dikenal sebagai suatu tujuan teoritis dan dengan begitu suatu perbandingannya 1:1 untuk
‘pieces to workstation or operator’ akan sesuai seperti perbandingan sebelumnya.
8.4.1 Petunjuk untuk Berhasil
Terdapat beberapa petunjuk dan prinsip umum yang dapat meningkatkan peluang
untuk berhasil, yaitu :
a. Dorongan dari atas
b. Komunikasi
c. Memperlakukan setiap orang dengan adil dan penuh hormat
d. Memilih sponsor yang tepat
e. Tujuan re-desain harus jelas
f. Menyesuaikan skala dan lingkup proyek terhadap cita-cita inisiatif
g. Menyusun target kinerja re-engineering yang agresif
h. Memahami konteks proses yang re-desain
i. Memperlakukan BPR sebagai sebuah filosofi yang holistik
j. Tujuan untuk tindakan yang cepat
k. Memastikan bahwa proses sesuai dengan kebutuhan pasar yang dilayani
l. Melibatkan para pelanggan dan pemasok dalam proses re-desain yang sesuai
m. Mempersembahkan sumber daya untuk proyek
n. Memahami bahwa TI memberikan berbagai peluang desain baru
o. Menyadari bahwa BPR hanya merupakan langkah awal
8.4.2 Kesulitan Yang Harus Dihindari
Terdapat beberapa kesulitan yang paling umum muncul dalam pelaksanaan BPR,
yaitu :
a. Memisahkan upaya re-engineering dari tujuan utama organisasi
b. Meremehkan perubahan yang dibutuhkan untuk mencapai sebuah orientasi proses
c. Berlarilah sebelum anda berjalan
d. Jangan berharap terlalu banyak dan jangan terlalu tergesa-gesa
e. Hati-hati dengan judul
f. Menetapkan departemen TI sebagai alat BPR
g. Jangan jadikan proses baru sebagai ‘pilot’
h. Konsentrasi pada paket-paket komputer dalam melaksanakan re-engineering
8.5 Peranan SI/TI pada BPR
Hubungan antara inisiatif BPR dan sifat SI dapat dilihat dari tiga cara. Pertama,
tekonologi dapat membebaskan kendala yang dihadapi rancangan proses yang berkaitan
dengan penyimpanan informasi fisik dan para pelaksana. Kedua, peran yang dapat
dilaksanakan SI dalam pelaksanaan proses yang memungkinkan perubahaan orgnisasi.
Ketiga, perubahaan yang harus di akomodasi dalam SI itu sendiri supaya efektif didalam
organisasi setelah proses BPR berlangsung.
Venkatraman (1994) menjelaskan bahwa BPR memberi titik temu kapasitas SI yang
harus memberikan efek efisiensi dan meningkatkan kemampuannya. Teknologi merupakan
hal esensial untuk keberhasilan BPR, akan tetapi SI merupakan semua hal yang berkaitan
dengan perencanaan yang menjalankan dan mengelola TI.
Karateristik hubungan yang harus dilakukan SI mungkin berubah seiring
perkembangan BPR. SI harus menunjukkan karakteristik yang berorientasi pada organisasi
dan bukan pada teknologi. Bagi BPR yang efektif, SI harus memberi tambahan keterampilan,
sehingga BPR merupakan :
 Penyedia perspektif litas fungsional yang mendorong visi big picture dan mengurangi
turf wars
 Fasilitator kepemilikan inisiatif BPR oleh pihak lain
 Dalam bahasa bisnis BPR merupakan komunikator berbagai peluang bisnis yang
ditawarkan oleh kemampuan teknologi yang tidak terlihat
 Penyedia keahlian didalam manajemen proyek yang besar dan kompleks
 Memapu dengan cepat menyediakan sistem yang diperlukan untuk mewakili visi
proses yang baru
8.5.1 TI Memungkinkan BPR
BPR merupakan istilah umum merefleksikan perubahan dan memperbaiki proses
organisasi sebagai hasil dari implementasi SI/TI. BPR menjadi sebuah metode yang potensial
bagi sebuah organisasi yang memerlukan perubahan radikal. Hasil BPR yang umum ialah
pengurangan siklus waktu proses yang signifikan, yang hanya dapat dicapai oleh penggunaan
teknologibaru yang radikal.
Menurut Davenport & Short (1990), terdapat lima langkah dalam merancang kembali
proses bisnis dengan TI, yaitu :
1. Mengembangkan visi bisnis dan tujuan proses yang memprioritaskan pada tujuan dan
penyusunan target
2. Mengidentifkasi proses-proses yang akan dirancang kembali dengan mengidentifikasi
proses yang penting
3. Memahami dan mengukur proses yang ada dengan mengidentifikasi masalah yang
muncul pada saat ini dan menyusun ‘baseline’
4. Mengidentifikasi tataran TI dengan mencari pendekatan proses yang baru
5. Mendesain dan membangun ‘prototype’ proses dngan menerapkan aspek-aspek teknis
dan aspek-aspek organisasional.
Ada dua tingkatan dalam kematangan informasi organisasi, yaitu
 Tingkatan pertama adalah tingkat asimilasi teknologi, yaitu merupakan periode pada
saat organisasi mengimplementasikan SI awal, yang dalam skala luas melibatkan
proses otomatisasi dan mulai mengintegrasikan bagian-bagian dari proses bisnis.
 Tingkatan kedua yaitu transformasi sikap dan isu budaya, dimana proses mengubah
sikap manusia tentang cara mereka harus bekerja, membuat keputusan, dan
penggunaan berbagai sumber informasi dengan menggunakan SI/TI, termasuk cara
dalam menentukan kompensasinya.

Anda mungkin juga menyukai