Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN EKSPERIMEN BIOFISIKA I

EFISIENSI TABUNG GEIGER MULLARD

(BioFis-I.ET)

Nama : Ida Ayu Putu Aristia Hutami


NIM : 1608521014
Tanggal : 09 Maret 2018
Kelompok :2
Nama Anggota : Sylvia Ariska Susanti
Luh Gede Puja Satwika
Nunung Purwati Dewi

LABORATORIUM BIOFISIKA
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2018

i
DAFTAR ISI

Daftar Isi..................................................................................................................... ii
Pendahuluan............................................................................................................... 1
Tujuan......................................................................................................................... 2
Dasar Teori................................................................................................................. 2
Alat dan Bahan........................................................................................................... 3
Prosedur Percobaan.................................................................................................... 4
Data Pengamatan
5.1 Pengamatan Ra-226…………………………………………………………………..5
5.2 Pengamatan Cs-137………………………………………………………………..…5
Analisis Data
6.1 Ralat ......................................................................................................................... 5
6.2 Perhitungan .............................................................................................................. 7
Pembahasan ......................................................................................................................... 9
Kesimpulan ..........................................................................................................................10
Daftar Pustaka...................................................................................................................... 11
Lampiran-lampiran .............................................................................................................. 12

ii
PENDAHULUAN

Radiasi mendeskripsikan setiap proses di mana energi bergerak melalui media atau
melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain. Orang awam sering menghubungkan kata
radiasi ionisasi (misalnya, sebagaimana terjadi pada senjata nuklir, reaktor nuklir, dan
zat radioaktif), tetapi juga dapat merujuk kepada radiasi elektromagnetik (yaitu, gelombang
radio, cahaya inframerah, cahaya tampak, sinar ultra violet, dan X-ray), radiasi akustik, atau
untuk proses lain yang lebih jelas. Apa yang membuat radiasi adalah bahwa energi
memancarkan (yaitu, bergerak ke luar dalam garis lurus ke segala arah) dari suatu sumber.
geometri ini secara alami mengarah pada sistem pengukuran dan unit fisik yang sama berlaku
untuk semua jenis radiasi. Beberapa radiasi dapat berbahaya

Radiasi tidak bisa dilihat, dicium, didengar, maupun dirasakan oleh indra manusia. Oleh
karena itu, untuk mengetahui dan mengukur besarnya radiasi, manusia harus mengandalkan
pada kemampuan suatu peralatan khusus yang disebut dengan detektor radiasi. Ada beberapa
jenis detektor yang secara spesifik mempunyai kemampuan untuk melacak keberadaan jenis
radiasi tertentu. Radiasi dapat berinteraksi dengan materi yang dilaluinya melalui proses
ionisasi, eksitasi dan lain-lain. Dengan menggunakan sifat-sifat tersebut kemudian digunakan
sebagai dasar untuk membuat detektor radiasi.

Pendeteksian dan pengukuran radiasi dengan menggunakan alat ukur radiasi


memanfaatkan kemampuan interaksi antara radiasi dengan suatu materi. Setiap alat ukur
radiasi dilengkapi dengan detektor yang mampu mengenali adanya radiasi. Apabila radiasi
melewati bahan suatu detektor, maka akan terjadi interaksi antara radiasi dengan bahan
detektor tersebut dimana terjadi pemindahan energi dari radiasi yang datang ke bahan detektor.
Perpindahan energi ini menimbulkan berbagai jenis tanggapan yang berbeda dari bahan
detektor tersebut tergantung pada jenis radiasi dan bahan detektor yang digunakan.

1
I. Tujuan
Menentukan efesiensi dari tabung Geiger Mullard dengan sumber radiasi Ra-226 dan
Cs-137.
II. Dasar Teori
Efisiensi adalah suatu parameter yang sangat penting dalam pencacahan karena nilai
inilah yang menunjukkan perbandingan antara jumlah pulsa listrik yang dihasilkan sistem
pencacah (cacahan) terhadap radiasi yang diterima detektor. Sebagaimana telah dibahas
sebelumnya bahwa secara ideal, setiap radiasi yang mengenai detektor akan diubah menjadi
sebuah pulsa listrik dan akan dicatat sebagai sebuah cacahan. Bila hal itu terjadi maka
sistem pencacah mempunyai efisiensi 100%.
Efisiensi sistem pencacah sangat ditentukan oleh efisiensi detektor yang mempunyai
nilai sangat berbeda-beda antara satu jenis detektor dengan jenis lainnya. Sebagai contoh
detektor sintilasi dapat mempunyai efisiensi 50% untuk radiasi gamma sedang detektor
isian gas hanya 5%. Selain jenis detektornya, efisiensi sistem pencacah juga dipengaruhi
oleh setting atau pengaturan selama melakukan pencacahan, misalnya jarak antara sumber
dan detektor, tegangan kerja, faktor amplifikasi pada amplifier, batas atas dan bawah pada
diskriminator dan sebagainya. Oleh karena itu nilai efisiensi sistem pencacah harus
ditentukan secara berkala atau bila terdapat perubahan setting pada sistem pencacah.
Hal lain yang mempengaruhi efisiensi sistem pencacah adalah jenis radiasi, energi
radiasi, dan intensitas radiasi. Sangatlah jelas bahwa jenis radiasi yang berbeda akan
mempunyai efisiensi yang berbeda karena proses interaksi radiasi terhadap materi berbeda-
beda, bahkan mungkin suatu detektor hanya dapat mengukur satu jenis radiasi saja. Sebagai
contoh detektor sintilasi NaI(Tl) hanya digunakan untuk mengukur radiasi gamma. Yang
menjadi persoalan, ternyata efisiensi dipengaruhi, meskipun sedikit, oleh energi dan
intensitas radiasi yang datang
Detektor Geiger Mullard merupakan salah satu jenis detektor yang tertua dan sampai
sekarang masih sering digunakan, khususnya dalam bidang proteksi radiasi. Penggunaan
detektor ini untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Geiger dan Muller pada tahun 1928.
Detektor G-M merupakan alat pencacah radiasi yang sederhana dan tidak dapat digunakan
untuk keperluan spektroskopi. Detektor ini bekerja pada daerah Geiger Muller. Pada
umumnya, sebagai bahan gas isiannya dipilih menggunakan gas P-10, seperti halnya gas
isian pada detektor proporsional. Namun sering juga digunakan gas Helium dan Argon

2
sebagai gas isiannya. Detektor G-M pada umumnya dapat menghitung radiasi dengan
menerapkan metode pulsa sama halnya dengan detektor proporsional, dan juga dapat
menghitung radiasi dengan menerapkan metode arus sama seperti halnya detektor kamar
pengionan. Luas permukaan jendela tabung-GM A cm2 dan diletakkan sejauh d cm dari

sumber radiasi, maka partikel radiasi yang dapat masuk ke dalam tabung adalah A/(2 d2)

bagian. Jumlah disintegrasi yang dialami oleh 1 Ci sumber radiasi persekon adalah 3,7 x
1010.

Jika luas permukaan jendela tabung GM = , dan diletakkan sejauh d

didepan sumber radiasi, maka radiasi yang dapat masuk melalui jendela ke dalam tabung

GM tersebut adalah bagian dari seluruh radiasi yang dipancarkan ke segala arah oleh

sumber radioaktif. Dalam percobaan sumber radioktif memiliki civitas 5 µCi (1µCi = 3,7x

, maka radiasi dalam tabung :

x 5 x 3,7 x

Jadi efesiensi tabung-GM untuk pencacah adalah:

…………..%

III. Alat dan Bahan


1. Tabung-GM
2. Sumber radiasi Ra-226 dan Cs-137
3. Standar dan klem

3
4. Kabel dan soket
5. Sumber Listrik
6. Mistar
IV. Prosedur Percobaan

Gambar 4.1 Diagram blok percobaan Efisiensi Tabung GM.

a. Peralatan diatur seperti Gambar 4.1.


b. Digicounter dihubungkan pada sumber listrik.
c. MAINS diatur pada kondisi ON dan tunggu 5 menit.
d. Sumber radiasi diletakkan sejauh 5 cm vertikal di bawah jendela tabung.
e. Sumber radiasi disimpan di tempat yang aman.
f. Laju cacahan back ground (n) dicatat.
g. Harga N dikoreksi dengan back ground cacahan dan resolving time .

V. Data Pengamatan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Jari-jari tabung-GM (r) = 1,5 cm

Luas (A) = r2 = 3,14 (1,5cm)2 = 7,065 cm2

Laju cacahan background (n) =0


Waktu cacahan (t) = 100 dt
Jarak sumber radiasi (d) = 5 cm

Aktivitas Ra-226 = 0,09

Aktivitas Cs-137 =5

4
5.1 Pengamatan Ra-226
Percobaan ke- N (Cacahan/100s) N (Cacahan/s)
I 130 1,30
II 121 1,21
III 98 0,98

5.2 Pengamatan Cs-137


Percobaan ke- N (Cacahan/100s) N (Cacahan/s)
I 472 4,72
II 480 4,80
III 472 4,72

VI. Analisis Data


6.1 Ralat
6.1.1 Percobaan Ra-226

N (c/dt) (c/dt) (c/dt) (c/dt)2


1,30 1,16 0,14 0,0196
1,21 1,16 0,05 0,0025
0,98 1,16 -0,18 0,0342

5
Ralat nisbi =

Kebenaran praktikum =

6.1.2 Percobaan Cs-137

N (c/dt) (c/dt) (c/dt) (c/dt)2


4,72 4,74 -0,02 0,0004
4,80 4,74 0,06 0,0036
4,72 4,74 -0,02 0,0004

Ralat nisbi =

6
Kebenaran praktikum =

6.2 Perhitungan
6.2.1 Efisiensi dengan sumber Ra-226
Diketahui:
d = 5 cm
A = 7,065 cm2
Aktivitas = 0,09 µCi
= 0,09 x 3,7 x 104 dis/s
= 0,33 x 104 dis/s
n = 0 c/dt
t =1s

–n = – 0 c/dt =

N1 =

=1 =

Ditanya: Ra-226 =………%

Jawab :

7
6.2.2 Efisiensi dengan sumber Cs-137
Diketahui:
d = 5 cm
A = 7,065 cm2
Aktivitas = 5 µCi
= 5 x 3,7 x 104 dis/s
= 18,5 x 104 dis/s
n = 0 c/dt
t =1s

–n = – 0 c/dt =

N1 =

=1 =

Ditanya: Cs-137 =………%

Jawab :

8
VII. Pembahasan
Pada percobaan kali ini menggunakan tabung Geiger Mullard dengan tujuan untuk
menentukan efesiensi Tabung-GM. Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan
kali ini adalah tabung-GM, sumber radiasi Ra-226 dan Cs-137, standar dan klem, kabel
dan soket, sumber listrik, dan mistar.
Percobaan ini diawali dengan mengukur diameter lingkaran pada Tabung GM.
Setelah itu digicounter dihubungkan dengan sumber listrik. Kemudian laju cacah
background yaitu nilai cacahan tanpa ada sumber radiasi untuk mengetahui indikasi
radioaktif disekitar ruangan dicatat. Selanjutnya disiapkan sumber radiasi Ra-226 dan Cs-
137, dan masing-masing diletakkan di bawah tabung GM dengan jarak 5 cm. Waktu pada
Digicounter diatur selama 100 detik dan ditekan tombol start pada digicounter. Setelah
100 detik dicatat nilai yang ditampilkan pada layar digicounter. Percobaan dilakukan
sebanyak 3 kali pengulangan dengan langkah percobaan yang sama dilakukan pada setiap
sumber radiasi.
Hasil dari percobaan dengan bahan radioaktif Ra-226 menunjukkan bahwa efisiensi
tabung Geiger Mullard yang didapat sebesar 0,78% dengan sedangkan efisiensi tabung
Geiger Mullard dengan sumber radiasi Cs-137 sebesar 0,057 %.
Pada percobaan ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan yang disebabkan oleh
beberapa faktor. Faktor yang pertama yaitu kurangnya ketelitian dalam pengambilan data,
pembacaan alat ukur, serta mengolah data. Faktor yang kedua yaitu berasal dari alat
digicounter yang pada saat percobaan tidak tepat hasil pengukurannya

VIII. Kesimpulan

9
Pada percobaan menggunakan tabung Geiger Mullard didapatkan efisiensi tabung
Geiger Mullard dengan sumber radiasi Ra-226 sebesar 0,78% dan dengan sumber radiasi
Cs-137 sebesar 0,057 %.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/Pengukuran_Radiasi/Pencacah_05%20Materi.html [Diakses
pada tanggal 16 Maret 2017].

Rupiasih, Ni Nyoman., dkk. 2018. Modul Praktikum Eksperimen Biofisika I. Jimbaran :


Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Udayana.

11
LAMPIRAN DATA HASIL PENGAMATAN

12

Anda mungkin juga menyukai