Adab Bertetangga
Adab Bertetangga
“barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata
baik atau diam. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaklah
ia memuliakan tetangganya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Yang dikatakan tetangga yang masih bersudara adalah yang mempunyai
ikatan denganmu disamping ada hubungan nasab dan hubungan seagama
denganmu. Sedangkan tetangga biasa adalah yang tidak mempunyai ikatan nasab
dan agama denganmu. Dan cara bergaul dengan tetangga biasa ini adalah selalu
berbuat baik dan tolong menolong dengan mereka karena antara kita yang
bertetangga ada hak tetangga daripada kita walaupun tidak ada hubungan darah
dengan kita.
Suatu hari Abdullah bin Amru r.a. menyembilih seekor kambing, kemudian
ia bertanya kepada hamba sahayanya, “apakah engkau sudah memberikan hadiah
dari sebagian kambing ini kepada tetangga kita yang Yahudi itu?”
Inilah Islamyang ajarannya sangat komperhensif dan jauh dari diskriminatif
terhadap tetangga walaupun mereka bukan orang islam. Tetangga tidak mengenal
apakah Nasrani, Majusi atau Yahudi, semuanya mempunyai hak dan kewajiban
menurut ajaran Islam. Inilah agama yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai
akhlak dalam bertetangga. Ajaran untuk memuliakan tetangga pertama kali
dianjurkan oleh Malaikat Jibril kepada nabi Muhammad Saw. Kalau itu asalnya dari
Jibril, maka Jibril secara otomatis diterimanya dari Allah dan ajaran Allah ini
diberikan kepada manusia lewat Muhammad Saw. Jadi, akhlak terhadap tetangga
adalah murni ajaran Allah dan rasul
B. Pentingnya Tetangga
Karena begitu pentingnya tetangga sehingga Rasulullah Saw.
Menganjurkan kepada siapa saja yang akan membeli rumah atau membel tanah
untuk dibangaun rumah, hendaklah dipertimbangkan siapa yang akan menjadi
calon tetangganya.
Dalam hadits nabi bersabda:
“apabila engkau membuat suatu masakan, maka perbanyaklah kuahnya. Kemudian
undanglah tetanggamu atau engkau dapat membaginya kepada mereka”. (HR.
Muslim).
Rumah atau tanah untuk didirikan rumah itu tidak terlalu penting walaupun
ianya harga yang sangat mahal dan letaknya cukup strategis. Untuk apa mahal dan
strategis jika lingkungannya terdiri dari ahli fitnah, gtosip, dan menantang syariat
semuanya. Oleh karena itu, sebelum itu semua berlaku semuanya maka pastikan
bahwa calon tetangga kita adalah orang-orang yang beriman dan berakhlak mulia.
Tetangga dalam islam memiliki kehormatan yang mulia dan tetap dijaga,
dan akhlak bertetangga ini belum pernah dikenal oleh aturan akhlak manapun dan
oleh hukum-hukum manusia. Bahkan undang-undang manusia gagal membendung
hak-hak tetangga, seperti mempertahankan nama baik tetangga, menjamin hak dan
aib tetangga. Sebaliknya yang sering kita dengar adalah terjadinya perzinahan antar
tetangga, percekcokan dengatetangga dan membuka aib tetangga. Ini merupakan
sebuah larangan menurut perspektif islam.
“berapa banyak tetangga yang bergantung denga tetangganya pada hari kiamat.
Ia berkata, wahai Rabb, orang ini menutup pintunya di hadapanku dan tidak
pernah memberikan bantuan.”
Jangan tunggu hingga hari kiamat penyesalannya. Oleh karena itu,
mumpung masih ada waktu dan kelebihan harta dan tetnaga, maka janganlah
menyia-nyiakan bantuan dan pertolongan untuk tetangga anda yang benar-benar
masih membutuhkannya.
Tetangga mempunyai hak dalam syariat Islam. Ini semua dilakuakan untuk
memperkuat ikatan-ikatan komunitas masyarakat Islam. Oleh karena itu, janganlah
melupakan hak tetangga dank arena ia merupakan salah satu faktor penting dalam
bermasyarakat dan di mana kita hidup.
Hubungan dengan tetangga memang sangat dekat, oleh karena itu jangan
dijauhi. Jangan pernah tidur nyenyak tidur apabila tetanggamu dalam keadaa lapar
atau menderita. Allah menyuruh kita berbuat baik dengan tetangga dan
demikianpula Rasulullah dengan serangkain haditsnya banyak menganjurkan kita
untuk berbaik-baik dengan tetangga. Lagi pula, jibril suatu hari mewanti-wanti
Muhammad Saw. Untuk memuliakan tetangga dan menjaga diri agar tidak
berkelahi dengan tetangga.
Banyak sekali caranya bagaimana berbuat baik dengan tetangga, oleh karena
itu berbuat baiklah kepada semua tetanggamu tanoa mengharap suatu imbalan.
Demikian pula sebaliknya, banyak cara pula bagaimana kita memutuskan
silaturahmi dengan tetangga, bertengkar dengan tetangga, dan berkelahi dengan
tetanggga. Tetapi itu adalah perbuatan buruk. Dan orang yang terbaik adalah orang
yang bisa memberi keamanan kepada tetangganya, yang bisa bekerja dengan ikhlas
walau diberikan sedikit insentif.
Demikianlah benarnya prediksi nabi Saw. Yang sudah bersabda lebih kurang
lima belas anad yang silam tentang apa yang terjadi terhadap orang-orang yang
bertetangga. Karenanya hadirlah sesuatu yang membuat tetangga tersinggung dan
membuat marah. Jadilah anda sebagai orang-orang yang menghargai tetangga anda,
mencintai tetangga, menyayangi tetangga, menjadi penolong terhadap tetangga, dan
menjadi saudara yang lebih dekat daripada saudara kandung anda sendiri.