Hepatoblastoma
Disusun Oleh:
Vebi Adrias
NIM. 1708436491
Pembimbing:
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-
Referat ini disusun sebagai sarana untuk memahami keganasan pada bedah anak,
Bagian Ilmu Bedah dan memenuhi salah satu persyaratan kelulusan Kepaniteraan
Wahid, Sp.B selaku pembimbing serta pihak yang telah membantu penulis dalam
Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh sebab itu kritik dan saran sangat
demi kesempurnaan referat ini. Semoga referat ini membawa manfaat bagi kita
semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Tumor hati pada anak dapat bersifat jinak maupun ganas (kanker), dan bisa
primer atau merupakan metastase dari organ lain. Hepatoblastoma adalah tumor
yang jarang ditemukan, namun merupakan tumor ganas primer hati yang paling
banyak pada masa kanak-kanak. Data National Cancer Institute di Amerika
Serikat menunjukkan 79% dari seluruh kanker hati adalah hepatoblastoma.
Pediatric Oncology Group melaporkan dari 106 kasus hepatoblastoma ternyata
usia rata-rata saat pertama kali didiagnosis adalah 19 bulan, hanya 4% kasus
terjadi di atas usia 4 tahun. Hepatoblastoma banyak dikaitkan dengan Beckwith-
Weidemann syndrome (BWS), hemihipertrofi, familial adenomatous polyposis
(FAP), dan bayi berat lahir rendah.1
Tatalaksana hepatoblastoma dapat dilakukan dengan tindakan reseksi
bedah dan kemoterapi. Angka ketahanan hidup dalam 3 tahun melebihi 90% pada
penderita dengan tumor yang direseksi awal dan kira-kira 65% pada penderita
yang tumornya tidak direseksi awal. Sekitar 40%-60% kasus hepatoblastoma tidak
dapat direseksi (unresectable) pada saat diagnosis, akan tetapi pemberian
kemoterapi preoperatif dapat mengecilkan masa tumor sehingga 85% kasus dapat
direseksi.2
Dewasa ini, dengan ditemukannya anestesi yang lebih baik dan
pemahaman yang lebih baik tentang anatomi hati karena berhubungan dengan
reseksi hati serta perawatan pasca bedah yang lebih baik, maka angka mortalitas
bedah bagi reseksi hati menurun. Dengan penurunan angka mortalitas bedah ini,
maka ratio manfaat reseksi tumor hati primer menjadi menguntungkan.2
Neoplasma hati merupakan kompetensi 2 bagi dokter umum dengan
mengetahui gejala penyakit dan arah diagnosis sehingga merujuk dengan tepat.
Penegakan diagnosis hepatoblasma dapat dilakukan dengan pemeriksaan yang
sistematis. Dengan mengetahui diagnosis sejak dini dapat menentukan tatalaksana
dan prognosis yang lebih baik.
1
1.2 Batasan masalah
kasus hepatoblatoma.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Gambar 1 Anatomi hepar
Susunan umum viscera abdomen melekat pada pinggir porta hepatis. Pada
tempat ini, terdapat ductus hepatlcus dexter dan sinister, cabang dextra dan
sinistra arteria hepatica, vena porta, dan serabut-serabut saraf simpatik dan
parasimpatik. Di sini terdapat beberapa kelenjar limfe hepar. Kelenjar ini
menampung cairan limfe hepar dan kandung empedu, dan mengirimkan serabut
eferennya ke nodi lymphoidei coeliaci. Seluruh hepar dikelilingi oleh capsula
fibrosa, hanya sebagian ditutupi oleh peritoneum. Hepar tersusun oleh lobulus-
lobulus hepatis. Vena centralis pada masing-masing lobulus bermuara ke venae
4
hepaticae. Di dalam ruangan di antara lobulus-lobulus ierdapat canalis hepatis,
yang berisi cabang-cabang arteria hepatica, vena porta, dan sebuah cabang dari
ductus choledochus (triad hepatis). Darah arteri dan vena berjalan di antara sel-sel
hepar melalui sinusoid dan dialirkan ke vena centralis. Arteria hepatica propria,
cabang arteria coeliaca (truncus coeliacus), berakhir dengan bercabang menjadi
ramus dexter dan sinister yang masuk ke dalam porta hepatis. Vena porta berakhir
dengan bercabang menjadi cabang dexter dan sinister yang masuk porta hepatis di
belakang arteri. Venae hepaticae (tiga buah atau lebih) muncul dari permukaan
posterior hepatis dan bermuara ke dalam vena cava inferior.
2.2 Hepatoblastoma
2.2.1 Definisi
2.2.2 Epidemiologi
5
Pediatric Oncology Group melaporkan dari 106 kasus hepatoblastoma,
usia rata-rata saat pertama kali didiagnosis adalah 19 bulan, hanya 4% kasus
terjadi di atas usia 4 tahun.1 Tomlinson melaporkan dari 1256 kasus tumor ganas
dan tumor jinak primer hati, 43% kasus adalah hepatoblastoma. Letak tumor di
lobus kanan 3 kali lebih sering dari pada di lobus kiri, dan hanya 20%-30% tumor
terletak di kedua lobus. Diameter tumor berkisar 5-22 cm, dengan berat tumor
berkisar dari 150-1400 gram. 2
6
Secara histologi hepatoblastoma diklasifikasikan jenis epitel (56%) dan
epitel campuran/mesenkim (44%). Hepatoblastoma jenis epitel terbagi menjadi
fetal (31%), embrional (19%), makrotrabecular (3%) dan smallcell
undifferentiated (3%). Elemen terbanyak pada mesenkim mengandung osteoit dan
kartilago.10
7
Gambar 2 Anatomi segmen hepar berdasarkan Couinaud
III sisa tumor (+) secara makroskopik, 2 sektor yang tidak berdekatan atau 1 sektor
tidak dapat direseksi, atau kapsul tumor berdekatan bebas tumor
ruptur
IV metastasis tidak ada sektor yang bebas tumor
adanya massa abdominal berupa benjolan yang membesar. Beberapa anak dapat
menunjukkan gejala tidak nyaman pada abdomen, kelelahan dan kehilangan nafsu
8
makan oleh karena distensi tumor atau anemia sekunder. Jika diiringi dengan
ruptur tumor biasanya dengan muntah, iritasi peritoneum dan anemia berat.12
2.2.7 Diagnosis
1. Anamnesis
Kebanyakan anak menunjukkan massa di abdomen yang membesar dan
tidak bergejala. Nyeri, demam, kehilangan berat badan, dan atau muntah terdapat
pada sebagian kecil kasus. Kadang-kadang penderita menunjukkan pubertas
prekoks isoseksual akibat sekresi hormon β-HCG. Manifestasi langka lain adalah
osteoporosis berat dengan fraktur patologis dan fraktur kompresi vertebra.
Osteopenia membaik dengan regresi atau eksisi tumor.12
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang seksama perlu dilakukan terhadap pasien yang
dicurigai menderita tumor hati. Adanya benjolan massa pada kuadran kanan atas
yang membesar, kadang nyeri. Biasanya akan didapatkan spider nevi,
hepatomegali karena tumor, bising nadi di hati (akibat kompresi aorta atau arteri
atau bising nadi pada tumor itu sendiri), rangsangan peritonium (nyeri napas
dalam dan suara gesekan), asites, splenomegali, hipertropi otot, demam karena
infeksi atau nekrosis tumor, dan adanya pelebaran vena dinding perut karena
hipertensi porta.13
3. Laboratorium
Evaluasi laboratorium memperlihatkan peningkatan tes fungsi hati dengan
peningkatan alkali fosfatase pada 90% pasien lebih dari 1x105 ng/mL.11 Terdapat
pula peningkatan bilirubin pada 43% pasien, serta peningkatan serum
transaminase pada 83% pasien.
Alfafetoprotein (AFP) merupakan tumor marker yang digunakan untuk
mendiagnosis hepatoblastoma dan untuk monitor respon terapi. AFP berupa
globulin alfa normal yang dihasilkan oleh hepatosit embrionik, meningkat pada
pasien-pasien hepatoma. Antigen ini bermanfaat dalam diagnosis prabedah
hepatoma. Nilai normalnya kurang dari 20 ng/ml, tapi angka ini dapat meningkat
sampai di atas 7,7x106 ng/mL. Kadar AFP biasanya lebih tinggi pada pasien
dengan tumor diferensiasi buruk. Pemeriksaan AFP pasca bedah menjadi kontrol
9
tentang adanya rekurensi. Level rata-rata AFP untuk kasus hepatoblastoma 3x 106
ng/ml dibandingkan dengan nilai AFP yang mendekati 200.000 ng/ml pada kasus
hepatoselular pada anak. Nilai subfraksi AFP ini dapat membedakan kasus
hepatoblastoma, karsinoma hepatoselular, tumor sinus endodermal dan penyakit
hati jinak. Turunnya angka AFP menuju normal juga tampak secara klinis dan
radiologis, dan ini dapat memberi tanda prediksi survivalnya pasien tersebut.
Namun hal ini tidak membuktikan bahwa level AFP yang rendah berhubungan
dengan angka survival. Hepatoblastoma anaplastik ternyata mempunyai nilai AFP
yang rendah.14
4. Radiologi
10
scan dapat dilakukan. Teknik ini dapat melihat tumor selama fase pengisian awal
dan akhir vena porta. Pada hepatoblastoma tidak terdapat banyak hipervaskular
dibanding seperti HCC pada dewasa. Sebelum kontras dimasukkan, tumor jenis
epitelial muncul sebagai massa hipodens homogen, sementara tumor epitel
mesenkimal campuran menunjukkan gambaran yang lebih heterogen. . Karena
hepaoblastoma sering metastasis ke paru maka radiografi dada dan CT scan dapat
dilakukan.10
d. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Gambaran MRI dari hepatoblastoma bervariasi sesuai gambaran
histologinya. Jenis epitel memiliki penampilan yang homogen dengan gambaran
hipo-intens pada gambar T1W dan hiper-intens pada gambar T2W. Tipe
campuran lebih heterogen, tergantung ada atau tidaknya nekrosis, perdarahan,
fibrosis, kalsifikasi, kartilago dan septa.
5. Biopsi
Biopsi tumor dilakukan untuk mendapatkan diagnosis tepat
hepatoblastoma. Yang diambil dapat berupa jaringan hepar, cairan jaringan
ataupun hasil reseksi tumor komplit.
2.2.9 Tatalaksana
a. Pembedahan
11
menimbulkan perdarahan yang luas, keterlibatan lobus kanan dan lobus kiri,
keterlibatan vena hepatica atau vena cava inferior dan penyakit yang multifokal.10
Kemoterapi inisial yang telah diberikan dapat memudahkan reseksi dengan
kehilangan darah dan morbiditas menurun. Pada hepatoblastoma yang baru
didiagnosis dengan kemoterapi pre operatif menjadi resectable. Pada reseksi
dilakukan sayatan harus bebas tumor. Hepar memiliki kapasitas degeneratif yang
tinggi dengan 80% reseksi hepar tetap stabil. Jika didapatkan sayatan terdapat
tumor dipertimbangkan untuk dilakukan re-reseksi.10
Transplantasi hati dilakukan bila massa tumor mengenai kedua lobus, bila
sudah ada penyebaran ekstrahepatik atau bila terjadi rekurensi setelah
pembedahan. Reyes dkk, melaporkan 31 pasien tumor hati yang unresectable
yang mendapat kemoterapi preoperatif dan kemudian menjalani hepatektomi total
dan transplantasi hati, angka harapan hidup 5 tahun pasca operasi adalah 83%
untuk hepatoblastoma dan 68% untuk hepatocellular carcinoma.15
b. Kemoterapi
2.2.10 Prognosis
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Stocker JT. Hepatic tumors in children. Dalam: Suchy FJ, Sokol RJ,
Balisteri WF, penyunting. Edisi kedua. Liver disease in children.
Philadelphia: Lippincott Williams &Wilkins; 2001. h. 915-47.
2. Tomlinson GE, Finegold MJ. Tumors of the liver. Dalam: Pizzo PA,
Poplack DG, penyunting. Edisi ke-empat. Principles and practice of
pediatric oncology. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2002. h.
847-64
6. Bulterys M, Goodman MT, Smith MA, Buckley JD. Cancer Incidence and
Survival Among Children and Adolescents: United States SEER Program
1975e1995. National Cancer Institute SEER Program. USA: NIH
Publication No.99-4649. NIH; 1999:91-97
8. Spector LG, Feusner JH, Ross JA. Hepatoblastoma and low birth weight.
Pediatr Blood Cancer. 2004;43:706.
10. Herzog CE, Andrassy RJ, Farzin FE. Childhood Cancers: Hepatoblastoma.
The Oncologist Texas, USA: 2000;5:445-453
13
14. La Quaglia MP. Lesion of the Liver. In: Pediatric- Surgery. Ashcraft KW.
3rd Ed. Philadelphia: WB Saunders Company, 2000; 891-900
15. Reyes JD, Carr B, Dvorchik I, Kochosis S, Jaffe R, Gerber D, dkk. Liver
transplantation and chemotherapy for hepatoblastoma dan hepatocellular
cancer in childhood and adolescence. J Pediatr 2000; 136:795-804.
14