Anda di halaman 1dari 10

A.

Tujuan
1. Untuk mengetahui jaringan anatomi pada daun sawi hijau.
2. Untuk mengetahui fungsi jaringan anatomi pada daun sawi hijau.

B. Manfaat
1. Mahasiswa mampu menjelaskan jaringan anatomi pada daun sawi hijau.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi jaringan anatomi pada daun sawi hijau.

C. Tinjauan Pustaka
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya
berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi
dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi
tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof
obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya
menjadi energi kimia.

Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal.
Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun.
Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan
memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang. Daun juga bisa bermodifikasi
menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai
organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan
fungsi menjadi organ penyimpan air (Hendrik, 1979).
Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian :

Epidermis, merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis
bawah, untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh
lapisan kutikula. Pada epidermis terdapat stoma atau mulut daun, stoma berguna untuk
tempat berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan. Epidermis
berfungsi untuk pengambilan nutrisi dari dalam air dan untuk pertukaran gas. Pada
banyak tumbuhan air, epidermis berklorofil, kutikula tipis, stomata umumnya tidak ada.
Pada tumbuhan air yang terapung letak stomata pada permukaan atas. Daun yang
terendam air termodifikasi menjadi bentuk silindris untuk meminimalkan arus air yang
melewati daun mencegah koyaknya daun (Zulhida, 2007).

Parenkim/Mesofil. Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni palisade (jaringan
pagar) dan spons (jaringan bunga karang), keduanya mengandung kloroplast. Jaringan
pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang, sehingga
masih terdapat ruang-ruang antar sel. Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan
pagar karena kloroplastnya lebih banyak daripada jaringan bunga karang. Letak palisade
tepat dibawah epidermis pada sisi adaksial disebut daun dorsiventral atau bifacial.
Sedangkan pada tumbuhan xerofit pada kedua sisi daun palisade disebut daun
isobilateral. Parenkim spons berbentuk isodiametris atau memanjang sejajar permukaan
daun. Fungsi untuk penyimpan gula dan asam amino yang di sintesis di lapisan palisade,
membantu pertukaran gas. Pada siang hari terdapat sel-sel spons yang mengeluarkan O2
dan uap air ke lingkungan dan mengambil CO2 dari lingkungan (Lakitan, 1993).
Jaringan pembuluh terletak pada jaringan spons. Jaringan pembuluh pada daun
merupakan kelanjutan dari jaringan pembuluh pada batang. Ada dua jenis pembuluh
yaitu Pembuluh Kayu (xylem) yang berperan untuk mengangkut air dan mineral yang
diserap akar dari tanah menuju daun dan Pembuluh Tapis (floem) yang berperan untuk
mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan. Pada tumbuhan dikotil,
terdapat kambium yang membatasi pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Tapi pada
tumbuhan monokotil, tidak terdapat kambium yang membatasi pembuluh kayu dan
pembuluh tapis. Akibat adanya kambium, memungkinkan batang tumbuhan dikotil
bertambah lebar dan terbentuknya lingkaran tahun pada batang (Tjitrosoepomo, 2001).
Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat
daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau
xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air. Daun tua
telah kehilangan klorofil sebagai bagian dari penuaan. Ikatan pembuluh daun disebut
tulang daun. Pada daun bertulang jala umumnya terrdapat satu ibu tulang daun di tengah
dan akan bercabang-cabang menjadi lebih kecil. Pada daun bertulang sejajar terdapat
beberapa tulang daun yang sama tebalnya, dan letaknya sejajar panjang daun dan
bertemu di ujung distal. Tulang daun tengah dapat mempunyai ikatan pembuluh besar
atau dapat pula terpisah menjadi beberapa ikatan pembuluh kecil. Di sebelah atas dan
bawah jaringan pembuluh itu terdapat parenkim yang sering disertai oleh kolenkim di
tepi. Penambahan jaringan seperti itu mengakibatkan tulang daun tengah itu agak
tersembul di atas permukaan helai daun. Ikatan pembuluh kecil dalam mesofil dikelilingi
oleh satu atau dua lapis sel tersusun rapat yang bersama-sama membentuk seludang
pembuluh (Sutedjo, 1989).
Ada beberapa fungsi atau manfaat daun bagi tumbuhan, antara lain :
Tempat Terjadinya Fotosintesis.
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan
zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan
tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan
menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta
dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari (Kimbal,
1991).

Sebagai Organ Pernapasan atau Respirasi. Stomata berfungsi sebagai organ


respirasi. Stomata mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis,
mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis. Stomata ibarat hidung kita dimana stomata
mengambil CO2 dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan hidung mengambil O2 dan
mengeluarkan CO2. Stomata terletak di epidermis bawah. Selain stomata, tumbuhan
tingkat tinggi juga bernafas melalui lentisel yang terletak pada batang (Sebastian, 2008).

Tempat Terjadinya Transpirasi. Transpirasi adalah hilangnya uap air dari permukaan
tumbuhan.

Tempat Terjadinya Gutasi.


Gutasi adalah proses pelepasan air dari jaringan daun dalam bentuk cair. Gutasi terjadi
melalui lubang-lubang pengeluaran yang
terdapat pada bagian tepi daun sebagai
bagian dari proses pengeluaran kelebihan
air sebagai sisa metabolisme, khususnya
pada saat pengeluaran dengan cara transpirasi (penguapan) tidak efektif, misalnya pada
malam hari. Gutasi dapat diamati pada pagi hari dan dapat disalahartikan sebagai embun.
Ia terlihat sebagai tetes-tetes air di tepi daun yang tersusun teratur, sesuai dengan lokasi
lubang pengeluaran (Sutedjo, 1989).
Alat Perkembangbiakkan Vegetatif.

Reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi


makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya
peleburan sel kelamin jantan dan betina).
Reproduksi vegetatif bisa terjadi secara alami
maupun buatan. Perkembangbiakan dengan
membelah diri biasanya terjadi pada hewan
tingkat rendah, bersel satu (protozoa),
misalnya : amoeba dan paramaecium.
Pembelahan diri biner jika terjadi pembelahan individu menjadi 2 individu baru, dan
disebut pembelahan diri multipel (perkembangbiakan dengan spora) jika pembelahan
individu menjadi banyak individu, misalnya: plasmanium (Heddy, 1987).

D. Alat dan Bahan


Alat: Bahan:
- mikroskop - air
- objek glass - daun sawi hijau
- pipet
- silet
- deck glass
- tissue
E. Cara Kerja
1. Mengambil daun sawi hijau.
2. Membuat sayatan (membujur) setipis mungkin pada daun sawi hijau.
3. Meletakkan sayatan pada objek glass bersih, menetesi preparat dengan air, kemudian
menutup menggunakan deckglass, mengusahakan agar tidak ada gelembung.
4. Mengamati preparat dibawah mikroskop mulai pembesaran 10 x 10 sampai
perbesaran yang sesuai hingga jaringan anatomi daun teramati.
5. Membandingkan dengan gambar pembanding.
6. Menggambar hasil pengamatan.
7. Memberi keterangan pada gambar.

F. Hasil Pengamatan

stomata

Sel penjaga

epidermis

Sel tetangga

penampang membujur daun sawi hijau

epidermis

Sel tetangga

Sel penjaga

stomata

Gambar pembanding
Pembuluh angkut

Penampang membujur
daun sawi hijau (urat daun)

G. Pembahasan
Penampang membujur terlihat anatomi daun sawi hijau seperti, epidermis, stomata,
dll. Epidermis atas terdiri dari satu lapis sel, berbentuk persegi panjang, dinding
terluarnya ditutupi oleh kutikula. Sel epidermis yang telah berkembang (derivat
epidermis) yaitu stomata yang letaknya tersebar, seperti letak stomata pada tumbuhan
dikotil umumnya. Stomata ini memiliki jenis anomositik, yaitu sel penutup dikelilingi
oleh sejumlah sel yang tidak berbeda ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya.
stomata adalah porus atau lubang-lubang yang terdapat pada epidermis yang masing-
masing dibatasi oleh dua buah sel penjaga atau sel-sel penutup. Sel penjaga adalah sel-sel
epidermis yang telah mengalami perubahan bentuk dan fungsi, juga dapat mengatur
besarnya lubang-lubang yang ada diantaranya. Sedangkan sel yang mengelilingi stomata
dapat berbentuk sama atau berbeda dengan sel epidermis lainnya, sel yang berbeda
bentuk itu dinamakan sel tetangga. Stomata berkembang dari sel protoderm yang
terdapat pada meristem apikal, membelah menjadi sel besar dan sel kecil. Sel kecil
membelah menjadi dua dan berdiverensiasi menjadi sel penutup. Selama
perkembangannya lamela tengah diantara kedua sel penutup ini membengkak dan
berbentuk seperti lensa kemudian terurai membentuk lubang stomata. Fungsi stomata
pada daun adalah sebagai tempat pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida, juga
sebagai pengatur penguapan. Terdapat pula jaringan dasar ( mesofil ) di antara epidermis
atas dan epidermis bawah. mesofil merupakan daerah utama tempat terjadinya
fotosintesis. Mesofil terdiferensiasi menjadi parenkima palisade dan parenkima spons.
Sel-sel palisade bentuknya memanjang, mengandung banyak kloroplas dan tersusun
rapat. Parenkima spons bentuknya tidak teratur, bercabang, mengandung lebih sedikit
kloroplas, dan tersusun renggang. Berkas pengangkut (xilem dan floem) terdapat di
tulang daun dan mempunyai susunan dan fungsi yang sama seperti berkas pengangkut
pada batang.

H. Kesimpulan
Struktur anatomi daun sawi hijau yaitu :
a. epidermis
epidermis daun mengandung sel-sel kipas dan stomata yang terdapat pada kedua
permukaan atau di permukaan bawah saja. epidermis atas termodifikasi membentuk
lapisan kutikula atau lilin.
b. jaringan dasar ( mesofil )
terletak di antara epidermis atas dan epidermis bawah. mesofil merupakan daerah utama
tempat terjadinya fotosintesis. mesofil terdiferensiasi menjadi parenkima palisade dan
parenkima spons. sel-sel palisade bentuknya memanjang, mengandung banyak kloroplas
dan tersusun rapat. parenkima spons bentuknya tidak teratur, bercabang, mengandung
lebih sedikit kloroplas, dan tersusun renggang.
c. berkas pengangkuthttp://www.jessicacindy97.blogspot.com
terdapat di tulang daun dan mempunyai susunan seperti berkas pengangkut pada batang.
DAFTAR PUSTAKA

Heddy.S, 1987. Biologi Pertanian. Gadja Mada University Press. Yogyakarta.

Hendrik, 1979. Bentuk dan jaringan daun.Malang. IKIP Malang

Kimbal. J, 1991 . Biologi. Erlangga. Jakarta.S

Lakitan, 1993. Fungsi daun. Aksara . Bandung.

Lawrence, 1958. Anatomi tumbuhan.Bandung. ITB

Sebastian, 2008. Struktur di dalam daun dan sistemnya. Karunika. Jakarta

Sutedjo, 1989. Fotosintesis tumbuhan. Rineka cipta. Bandung

Tjitrosoepomo. G. 2001. Morfologi tumbuhan. Gadjah Mada University Press; Yogyakarta

Zulhida.R, 2007. Penuntun praktikum botani umum. Universitas Muhammadiyah Sumatra


Utara. Medan.s
MENGAMATI STRUKTUR ANATOMI DAUN
Brassica rapa var. Parachinensis
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliyah Praktikum Anatomi Tumbuhan
Dosen Pengampu : Prasetiyo

Oleh :
Nama : Umi farida
NPM : 12320129
Kelas : 3D

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM

IKIP PGRI SEMARANG

TAHUN 2013

Anda mungkin juga menyukai