Halaman : 26 halaman.
ASTRA AGRO LESTARI
Sigit Prasetyo Satyoso Harjotedjo Bambang Palgoenadi
Departemen Agronomi
Direktorat Plantation Development and Control
2003
Oleh
Sigit Prasetyo
Departemen Agronomi
Direktorat Plantation Development and Control
2003
Sep.5, 2003 Sgt.doc.improve.12
PENDAHULUAN
Suplemen SOP Panen ini berupa foto atau citra kondisi kebun yang buruk, baik kondisi tanam
-an maupun kondisi infrastruktur jalan, yang terjadi karena tidak dijalankannya prosedur ker-
ja secara benar. Dampak dari segala aktivitas, khususnya aktivitas panen, yang berjalan di lu-
ar prosedur yang benar adalah kondisi kebun yang rusak dan kerugian perusahaan yang besar.
Jadi suplemen ini berisi foto-foto dari momen-momen yang tidak boleh terjadi di kebun.
Foto-foto yang digunakan sebagai contoh dalam Suplemen SOP Panen ini adalah foto-foto ke-
bun yang diambil dari kebun-kebun PT. Astra Agro Lestari sendiri, antara lain kebun PT. Kar-
ya Tanah Subur (KTS), kebun PT. Perkebunan Lembah Bhakti (PLB), kebun PT. Tunggal Per
-kasa Plantation (TPP), dan kebun grup Kumai (GSDI, GSYM, GSPP, SINP, PBNA); dalam
kurun waktu 1997 - 2002.
Diharapkan Suplemen SOP Panen ini bermanfaat bagi perusahaan dalam upaya perbaikan ke-
bun, khususnya perbaikan supervisi dalam sistem operasional kebun.
Gambar 1. Buah tidak dipanen, sampai busuk di pohon. Kehilangan produksi dan kerugian
yang terjadi sangat besar.
Gambar 2. Brondolan tidak dikutip dari piringan. Kehilangan produksi dan kerugian yang ter-
jadi sangat besar.
Gambar 3. Brondolan tidak dikutip dari ketiak pelepah. Hal ini terjadi karena pemanen tidak
membawa atau mengaktifkan gancu yang menjadi perlengkapan standar. Kehilang-
an produksi dan kerugian yang besar.
Gambar 4. Brondolan tidak dikutip dari ketiak pelepah dan piringan. Hal ini terjadi karena
pemanen tidak membawa atau mengaktifkan gancu yang menjadi perlengkapan
standar, dan terutama karena lemahnya supervisi.
Gambar 6. Hasil kutipan brondolan yang tertinggal, cukup besar, akumulasi dari dua atau
tiga kali rotasi panen.
Gambar 7. Anak sawit di ketiak pelepah dan piringan. Hal ini terjadi karena brondolan yang
tidak dikutip dan terakumulasi dalam jangka waktu yang cukup lama.
Gambar 8. Pelepah daun tidak dipotong ( pruning ) songgo dua, dan tidak diletakkan
( disusun ) di gawangan mati.
Gambar 12. Buah busuk di TPH , riskan terangkut ke pabrik. Seharusnya buah busuk diketek,
lalu janjang kosongnya dibuang ke gawangan mati.
Gambar 13. Brondolan di TPH tidak dimasukkan ke dalam karung, riskan tertinggal di TPH.
Gambar 15. Buah di TPH ditumpuk, tidak disusun rapih. Hal ini akan menyulitkan kerani buah
untuk menghitung buah tersebut.
Gambar 16. Buah restan di TPH sampai 2 hari, potensial menurunkan kualitas CPO.
Gambar 17. Buah restan di TPH sampai 10 hari atau 1 rotasi. Tampak dua kumpulan buah,
kumpulan yang jauh adalah buah dari rotasi panen sebelumnya yang belum ter
angkut ke pabrik. Potensial menurunkan rendemen dan kualitas CPO.
Gambar 18. Jembatan di jalan transport rusak. Hal ini menghambat dan menyebabkan transporta-
si panen tidak efisien.
Gambar 19. Jembatan dan jalan koleksi ( collection road ) rusak. Transportasi panen terhambat
dan tidak efisien.
Gambar 20. Jalan koleksi ( collection road ) rusak. Transportasi panen terhambat
dan tidak efisien.
Gambar 21. Jalan transport ( transport road ) rusak. Transportasi TBS panen terhambat
dan tidak efisien.
Gambar 22. Jalan transport ( transport road ) rusak. Transportasi CPO terhambat
dan tidak efisien.
Gambar 23. Jalan transport ( transport road ) rusak. Transportasi TBS panen dan CPO terhambat
dan tidak efisien.