Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN PUSTAKA

Tatalaksana Dermatitis Atopik


Theresia Movita
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin,
Jakarta, Indonesia

ABSTRAK
Dermatitis atopik (DA) adalah penyakit kulit kronik, inflamasi, yang ditandai dengan lesi eksematosa gatal dengan episode eksaserbasi dan
remisi. DA paling sering terjadi pada bayi dan anak-anak. Patogenesisnya diduga sebagai interaksi faktor genetik, disfungsi imun, disfungi
sawar epidermis, dan peranan lingkungan serta agen infeksius. Tiga fase DA yaitu fase bayi, anak-anak, dan dewasa dengan distribusi lesi
yang khas untuk setiap fase. Tatalaksana meliputi penghindaran pencetus, pengurangan gatal, perbaikan sawar kulit, dan obat anti inflamasi.
DA tidak dapat sembuh, tetapi dapat dikontrol dan untuk itu dibutuhkan kerja sama yang baik dari pasien dan keluarganya.

Kata kunci: Dermatitis atopik, tatalaksana, distribusi lesi

ABSTRACT
Atopic dermatitis is a chronic, inflammatory skin disease, characterized by pruritic eczematous lesion with exacerbation and remission.
It is mostly prevalent in infancy and childhood. The pathogenesis seems to be the result of genetic susceptibility, immune dysfunction,
epidermal barrier dysfunction, and interaction between environmental and infectious agents. Three phases of AD are infants, childhood,
and adulthood phase. Each phase has its predilection site. Treatment should be trigger-factor avoidance, minimizing pruritus, repairing
skin barrier, and use of anti-inflammatory agents. AD can not completely be cured, but can be controlled through good collaboration with
patient and patient’s family. Theresia Movita. Management of Atopic Dermatitis.

Keywords: Atopic dermatitis, management, lession distribution

PENDAHULUAN faktor genetik, disfungsi imun, disfungi sawar protein yang esensial untuk pembentukan
Dermatitis atopik (DA) merupakan penyakit epidermis, dan peranan lingkungan serta sawar kulit.3 Gangguan fungsi sawar epidermis
kulit yang paling sering ditemui pada agen infeksius.1-3 ini menyebabkan gangguan permeabilitas
praktek umum, dan paling sering terjadi dan pertahanan terhadap mikroorganisme.
pada masa bayi dan anak-anak.1-3 Penyakit Fungsi sawar epidermis terletak pada Transepidermal water loss (TEWL) menjadi
kulit ini diturunkan secara genetik, ditandai stratum korneum sebagai lapisan kulit lebih tinggi pada DA dibandingkan pada
oleh inflamasi, pruritus, dan lesi eksematosa terluar. Stratum korneum berfungsi kulit normal karena kandungan lipid stratum
dengan episode eksaserbasi dan remisi.1,3-5 mengatur permeabilitas kulit dan mem- korneum pada DA juga berubah.3,4 Jumlah
Penyakit ini sangat mempengaruhi kualitas pertahankan kelembaban kulit, melindungi dan kandungan ceramide jenis tertentu
hidup pasien maupun keluarga dan orang- kulit dari mikroorganisme dan radiasi ultra- berkurang dan susunan lipid di stratum
orang terdekat pasien.3,5 violet, menghantarkan rangsang mekanik korneum juga berubah.3,4 Selain itu, ukuran
dan sensorik.4 Lapisan ini terbentuk dari korneosit pada kulit pasien DA jauh lebih
Sekitar 10-20% anak2,3,5 dan 1-3% dewasa di korneosit yang dikelilingi lipid, yang terdiri kecil dibandingkan korneosit kulit normal
dunia5 menderita penyakit ini dan insidens- dari ceramide, kolesterol, dan asam lemak (gambar 1). Semuanya menyebabkan bahan-
nya cenderung meningkat di berbagai bebas. Ceramide berikatan kovalen dengan bahan iritan, alergen, dan mikroba mudah
belahan dunia.1,2,4 Onset DA sering pada selubung korneosit membentuk sawar yang masuk ke dalam kulit.3,4 Agen infeksius yang
masa anak-anak mulai dari lahir sampai usia menghalangi hilangnya air dari lapisan kulit.4 paling sering terdapat pada kulit DA adalah
5 tahun.3-5 Meskipun DA penyakit kronis, 60- Hidrasi korneosit juga dipengaruhi oleh Staphylococcus aureus yang membuat koloni
70% penderitanya sembuh sebelum usia produksi natural moisturizing factor (NMF) pada 90% pasien DA.3
dewasa.3,4 yang berasal dari pemecahan filagrin dalam
korneosit menjadi asam amino.4 Selain itu, pada DA terjadi defek respons
PATOGENESIS imun bawaan (innate immunity) yang
Patogenesis DA belum sepenuhnya di- Pada penderita DA ditemukan mutasi gen menyebabkan pasien DA lebih rentan ter-
pahami tetapi diduga merupakan interaksi filagrin sehingga mengganggu pembentukan hadap infeksi virus dan bakteri.3 Pada fase

Alamat korespondensi email: th_movita@yahoo.com

828 CDK-222/ vol. 41 no. 11, th. 2014


TINJAUAN PUSTAKA

awal DA respons sel T didominasi oleh T helper ciri khas DA.3,5 Dermatitis atopik memiliki 3 Tabel 1 Lokasi Manifestasi Klinis DA3
2 (Th2) tetapi selanjutnya terjadi pergeseran fase, yaitu fase bayi pada usia 3 bulan sampai
dominasi menjadi respons Th1 yang berakibat 2 tahun, anak-anak pada usia 2 sampai 12 Bayi (0-2 tahun)
• Permukaan ekstensor ekstremitas
pada pelepasan kemokin dan sitokin pro- tahun, dan dewasa.1 • Wajah (dahi, pipi, dagu)
inflamasi, yaitu interleukin (IL) 4, 5, dan tumor • Leher
necrosis factor yang merangsang produksi IgE Pada fase bayi, lesi terdapat di pipi, dahi, • Skalp
• Badan
dan respons inflamasi sistemik. Akibatnya, skalp, pergelangan tangan, dan ekstensor
terjadi pruritus pada kulit pasien DA.3 lengan dan tungkai.1,3,5 Pada fase anak- Anak-anak (2 tahun sampai pubertas)
anak, lesi terdapat pada fleksor lengan dan • Permukaan fleksor ekstremitas
GEJALA KLINIS tungkai, pergelangan tangan, dan per- • Leher
• Pergelangan tangan dan kaki
Dermatitis atopik sering menjadi manifestasi gelangan kaki.1,3,5 Sedangkan pada fase
pertama atopi pada pasien yang kemudian dewasa, lesi terdapat pada fleksor lengan
Dewasa
juga menderita rinitis alergika, asma, atau dan tungkai (antekubiti dan poplitea), wajah • Permukaan fleksor ekstremitas
keduanya.3,5 Pola ini sering disebut juga terutama daerah periorbita dan leher.1,3,5 Pada • Tangan, kaki
atopic march.3,5 Alergi makanan juga sering anak yang lebih besar dan dewasa, lesi kulit
timbul bersamaan dengan DA selama 2 tahun sering berupa likenifikasi atau penebalan.3,5 Tabel 2 Gambaran klinis dermatitis atopik1
pertama kehidupan yang akan membaik Tabel 1 memperlihatkan tempat predileksi
pada usia pra sekolah.4 Rinitis alergika dan DA menurut fasenya. Tanpa memandang Kriteria mayor
• Pruritus/gatal
asma pada anak-anak DA dapat bertahan usia, gatal pada DA umumnya berlangsung • Dermatitis kronis atau kambuhan
atau membaik sejalan dengan bertambahnya sepanjang hari dan lebih berat pada malam • Lesi pada wajah dan ekstensor pada bayi dan
usia.4,5 DA, rinitis alergika dan asma disebut hari sehingga mengganggu tidur dan mem- anak-anak
• Lesi pada fleksor dan likenifikasi pada anak yang
juga trias atopik.4,5 Pasien yang mengalami DA pengaruhi kualitas hidup.3 lebih besar dan dewasa
sebelum usia 2 tahun, 50% akan mengalami • Riwayat atopik pada diri pasien atau keluarga
asma pada tahun-tahun berikutnya.3 Diagnosis DA ditegakkan jika terdapat paling
sedikit 3 kriteria mayor dan 3 kriteria minor Kriteria minor
• Onset dini setelah usia 2 bulan
DIAGNOSIS (tabel 2).1 • Xerosis atau kekeringan kulit
Tidak ada uji diagnostik spesifik untuk DA, • Iktiosis, hiperlinearis palmaris, keratosis pilaris
diagnosis hanya ditegakkan berdasarkan Dermatitis atopik dapat memiliki manifestasi • Lipatan infraorbital Dennie Morgan
• Katarak subkapsular anterior
kriteria spesifik dari anamnesis pasien dan lain, misalnya iktiosis vulgaris berupa • Keratokonus
manifestasi klinis.3,5 Gatal, garukan, lesi hiperlinearis palmaris dan plantaris disertai • Eksim puting susu
eksematosa, kronik dan kambuhan, adalah skuama poligonal seperti sisik ikan terutama • Kepucatan atau eritema wajah
• Dermititis non spesifik pada tangan dan kaki
• Infeksi kulit

pada tungkai bawah, keratosis pilaris berupa


papul folikular pada permukaan ekstensor
lengan atas, bokong, dan paha bagian anterior,
xerosis atau kulit kering yang sering berupa
fissura yang menyebabkan iritasi dan
infeksi semakin mudah terjadi karena sawar
kulit yang sudah terganggu, keratokonus,
dan kelainan sekitar mata termasuk hiper-
pigmentasi periorbital, lipatan infraorbital
Dennie-Morgan, katarak subkapsular anterior,
dan lain-lain.1

Faktor-faktor yang dapat memicu eksaserbasi


gejala DA adalah suhu panas, keringat,
kelembapan, bahan-bahan iritan misalnya
sabun dan deterjen, infeksi misalnya
Staphylococci, virus, Pityrosporum, Candida,
dan dermatofita, makanan, bahan-bahan
yang terhirup (inhalan), alergen kontak, stres
emosional.1,5 Meskipun masih kontroversi,
alergi makanan terdapat pada sepertiga
Gambar 1 Kulit individu dengan dermatitis atopik berbeda dibandingkan dengan kulit sehat4 anak-anak DA.5 Secara umum, makin muda

CDK-222/ vol. 41 no. 11, th. 2014 829


TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 3 Pencetus gatal pada pasien DA2 kulit juga tidak spesifik dan hanya me- Committee on Nutrition and Section on
nunjukkan hiperkeratotik dengan inflamasi Allergy and Immunology menyatakan belum
Iritan
• Pelarut lipid, misalnya sabun dan deterjen perivaskular.1 terdapat cukup bukti yang mendukung
• Desinfektan peranan pembatasan diet pada ibu hamil
• Iritan pada pekerjaan
TATALAKSANA dan menyusui terhadap timbulnya DA pada
• Cairan rumah tangga, misalnya getah buah segar
• Wool Tatalaksana DA yang efektif meliputi anak.6 Komite ini juga melaporkan bahwa
kombinasi penghindaran pencetus, peng- pemberian ASI eksklusif selama 4 bulan pada
Alergen kontak dan aeroalergen
• Kutu debu rumah/dust mites (efek alergen kontak urangan gatal menjadi seminimal mungkin, bayi berisiko DA dapat menurunkan insidens
lebih besar daripada efek aeroalergennya) perbaikan sawar kulit, dan obat anti DA pada dua tahun pertama kehidupan
• Rambut binatang (kucing dan anjing)
inflamasi.1,3,5 Untuk tatalaksana yang optimal, dibandingkan dengan bayi yang diberi susu
• Serbuk sari (pollen), bersifat musiman
• Jamur dibutuhkan kerja sama yang baik tidak hanya formula.6 Peranan probiotik untuk pencega-
• Serpihan dari manusia, misalnya serpihan ketombe oleh pasien tetapi juga orang-orang terdekat han DA juga masih kontroversi.6 Rautava et
• Terapi topikal
pasien.3 al. melaporkan bahwa terjadinya DA pada 2
• Nikel
tahun pertama kehidupan berkurang secara
Mikroba
Penghindaran pencetus bersifat individual bermakna jika ibu mendapat probiotik selama
• Infeksi virus (saluran napas bagian atas dan infeksi
kulit) berdasarkan riwayat pasien dan dapat 4 minggu sebelum melahirkan dan selama
• S. aureus, baik sebagai superantigen maupun mempertimbangkan hasil uji IgE spesifik.1,6 menyusui.6 Tetapi Taylor et al. menyatakan
patogen
Pencetus dapat berupa aero-alergen, alergi bahwa suplementasi probiotik dini tidak
• Pityrosporum ovale
• Candida species (jarang) makanan, infeksi, suhu, kelembaban, bahan- menurunkan risiko DA pada bayi berisiko.6
• Dermatofita (jarang) bahan iritan, dan stres emosional.5 Kebiasaan Masih dibutuhkan penelitian jangka panjang
Lain-lain yang dapat menjadi pencetus diantaranya untuk membuktikan peranan probiotik.
• Makanan (sebagai iritan kontak > vasodilator > terlalu sering mandi atau cuci tangan,
alergen)
menjilat bibir, berkeringat, atau berenang.1 Perbaikan sawar kulit dengan perawatan
• Stres psikologis
• Iklim Kontak dengan deodoran, kosmetik atau kulit yang baik sangat penting untuk
• Hormon, misalnya siklus haid pajanan sinar matahari yang berlebihan mengontrol DA.3,6 Fungsi sawar kulit di-
• Vaksinasi
dapat mencetuskan DA.1 Pencetus lain perbaiki dengan hidrasi yang baik dan
adalah pajanan panas berlebihan termasuk aplikasi pelembab. Disarankan berendam
usia pasien DA dan makin berat penyakit- mandi air panas, memakai baju berlapis- di air hangat selama kurang lebih 10
nya, makin besar kemungkinan peran alergi lapis, dan penggunaan handuk panas.1 menit, memakai sabun dengan pelembab
makanan pada eksaserbasi penyakit ini.3 Hindari penggunaan handuk kasar karena (moisturizing cleanser), diikuti aplikasi
Pencetus gatal yang umum pada pasien DA dapat menyebabkan iritasi dan memicu pelembab segera setelah mandi.3,5,6 Untuk
selengkapnya tercantum di tabel 3. gatal. Intoleransi terhadap wol sangat khas mengeringkan kulit disarankan mengguna-
pada penderita DA sehingga bahan ini kan handuk lembut dengan menekan
Tidak semua pasien DA akan tercetus oleh harus dihindari.1 Beberapa jenis makanan lembut saja dan tidak menggosok kulit.3,6
setiap stimulus di atas. Sebagian pasien DA dapat mencetuskan DA, misalnya kacang, Emolien melembutkan kulit dan mengurangi
akan mengalami eksaserbasi oleh beberapa telur, ikan, produk makanan laut, susu, dan gatal, menciptakan lapisan minyak di
pencetus tetapi tidak oleh pencetus yang cokelat. Tetapi penghindaran total terhadap atas kulit yang dapat memerangkap air di
lain. makanan tertentu terutama pada anak-anak, bawahnya. Perbaikan sawar ini mencegah
memerlukan petunjuk ahli gizi agar diet penetrasi bahan-bahan iritan, alergen dan
PEMERIKSAAN LABORATORIUM tidak terlalu ketat yang akan mengakibat- bakteri.1,3 Emolien dapat berupa losion, krim,
Tidak ada pemeriksaan laboratorium atau kan kurang gizi.1,6 Faktor pencetus lain adalah dan ointment.1 Ointment paling efektif sebagai
gambaran histologik yang spesifik untuk aeroalergen, misalnya kutu debu rumah dan emolien, tetapi banyak orang lebih menyukai
menegakkan diagnosis DA. Dengan demikian, rambut binatang.1,6 Meskipun sulit dihindari, krim atau losion.1,6 Produk emolien yang kaya
anamnesis dan pemeriksaan fisik menjadi tetapi dapat diusahakan dengan meng- ceramide sangat berguna mempertahankan
dasar penegakan diagnosis DA.1 Peningkatan hindari penggunaan karpet terutama di kelembapan kulit.6 Jika memakai tabir surya,
kadar IgE ditemukan pada 80% pasien DA, area tempat tidur atau tempat bermain anak emolien diaplikasikan setengah jam sebelum
tetapi hasil serupa juga dapat ditemukan dan tidak memelihara binatang atau boneka memakai tabir surya.1 Dermatitis atopik
pada keadaan atopik lain.1,3 Uji tusuk kulit (skin berbulu, terutama pada anak-anak DA yang ringan sering kali membaik hanya dengan
prick test/SPT) atau pemeriksaan IgE spesifik juga memiliki asma dan/atau rinitis.6 pemakaian emolien,1 tetapi pada keadaan
yang hasilnya positif hanya menunjukkan inflamasi akut, dibutuhkan tambahan steroid
adanya sensitisasi terhadap alergen ber- Dampak pemberian ASI untuk pencegahan topikal1 yang dapat digunakan sebelum peng-
sangkutan, tetapi tidak berarti secara DA masih diperdebatkan karena belum gunaan emolien agar efektivitasnya tidak
langsung menjadi penyebab.3,5 Hasil positif terdapat kesamaan metodologi dan kriteria berkurang.3
dapat digunakan sebagai panduan dokter hipoalergenisitas maupun DA antara ber-
untuk mempertimbangkan kemungkinan bagai penelitian. Namun pada bulan Januari Steroid topikal masih menjadi pilihan utama
pencetus pada pasien.5 Pemeriksaan biopsi 2008 The American Academy of Pediatrics untuk mengatasi DA. Namun steroid

830 CDK-222/ vol. 41 no. 11, th. 2014


TINJAUAN PUSTAKA

topikal tidak dapat menggantikan peranan Dibandingkan steroid golongan ini tidak dibandingkan efek antipruritiknya.1,3 Pasien
emolien yang diaplikasikan berulang untuk menipiskan kulit bila dipakai jangka panjang sering menggaruk di saat tidur sehingga
memperbaiki sawar kulit.1 Potensi steroid yang dan dapat diaplikasikan di wajah atau dengan efek sedasi antihistamin pasien ter-
digunakan bersifat individual, bergantung daerah intertriginosa (lipatan).1 Takrolimus hindar dari lesi kulit akibat garukan yang
pada derajat dermatitis, lokasi dermatitis, dan pimekrolimus dapat dioleskan dua kali justru akan memperberat kondisi DAnya.1
luas permukaan kulit yang terkena, dan usia sehari selama satu hingga tiga minggu. Bila Efek sedasi ini akan memperbaiki kualitas
pasien.5 Risiko efek samping bergantung lesi membaik, frekuensi pemakaian dapat tidur tetapi dapat menghambat kemampuan
pada potensi steroid yang digunakan, jumlah dikurangi menjadi sekali sehari sampai lesi konsentrasi pasien.1,3 Cortikosteroid sistemik
steroid yang digunakan, penggunaan oklusi, bersih.1 Daerah yang dioles harus meng- hanya diberikan untuk penanganan akut
luas area yang terlibat, dan keutuhan kulit.1 hindari pajanan matahari atau sumber UV lain DA yang berat. Penggunaan steroid sistemik
Penetrasi steroid paling tinggi pada wajah untuk menghindari risiko kanker kulit.1 jangka panjang tidak disarankan karena
dan genitalia, paling rendah pada telapak potensi efek samping yang besar.3
tangan dan telapak kaki.1 Antiinflamasi lain Pada pasien DA yang ekstensif dan refrakter,
sebagai lini kedua adalah takrolimus dan fototerapi menggunakan UVA atau UVB atau PROGNOSIS
pimekrolimus topikal untuk anak berusia 2 kombinasi psoralen dengan UVA dapat men- Sebagian besar pasien DA akan membaik
tahun atau lebih dan dewasa.5 Preparat tar jadi pilihan.1,3,5 Pilihan terapi lain untuk DA dengan tatalaksana yang tepat.1,3 Meskipun
memiliki efek antiinflamasi dan antipruritik, berat atau refrakter adalah kompres basah demikian, pasien dan orang tua pasien
dapat digunakan sendiri atau bersama dan oklusi, imunosupresan sistemik misalnya harus memahami bahwa penyakit ini tidak
steroid.1 Preparat tar berbentuk sampo, cyclosporin, dan antimetabolit.1,3,5 dapat sembuh sama sekali.1 Eksaserbasi
sabun cair, dan krim, tidak terlalu iritatif di- diminimalkan dengan strategi pencegahan
bandingkan preparat tar berbentuk gel yang Tidak jarang ditemukan infeksi sekunder yang baik. Sekitar 90% pasien DA akan
dapat mengandung alkohol.1 pada pasien DA yang ditandai oleh lesi krusta sembuh saat mencapai pubertas, sepertiga-
atau eksematosa dengan atau tanpa pustula. nya menjadi rinitis alergika dan sepertiga
Takrolimus dan pimekrolimus adalah Keadaan ini dapat diatasi dengan antibiotika yang lain berkembang menjadi asma.1,3
preparat imunomodulator topikal yang topikal atau sistemik bergantung pada luas Prognosis buruk jika riwayat keluarga memiliki
baru mulai digunakan pada tahun 2002 infeksinya.1,3 Selain itu, infeksi virus juga sering penyakit serupa, onset lebih awal dan luas,
untuk mengobati DA. Golongan inhibitor terjadi, misalnya infeksi herpes simpleks jenis kelamin perempuan, dan bersamaan
calcineurin ini menghambat respons limfosit (HSV). Infeksi HSV pada DA seringkali lebih dengan rinitis alergika dan asma.1,3
T dengan menghambat calcineurin.1 FDA luas dibandingkan infeksi HSV pada non-
menyetujui penggunaannya sebagai lini DA. Pada keadaan ini dibutuhkan antiviral SIMPULAN
kedua penanganan DA derajat sedang hingga sistemik untuk menghindari perburukan Dermatitis atopik adalah penyakit kulit
berat pada pasien imunokompeten berusia yang mengancam jiwa.1,3 inflamasi yang ditandai oleh gatal yang
2 tahun atau lebih, untuk jangka pendek dan intensif dan kronik berulang. Penyakit ini
tidak terus menerus.1,6 Antihistamin oral digunakan untuk dapat terjadi pada masa bayi hingga dewasa.
mengontrol gatal.1 Antihistamin sedatif Belum ada pengobatan definitif untuk
Pada Januari 2006 FDA menyatakan bahwa misalnya hydroxyzine, diphenhydramine, DA, tetapi perawatan kulit yang baik akan
keamanan penggunaan jangka panjang chlorpheniramine, lebih disarankan di- bermanfaat untuk memperbaiki sawar kulit
kedua obat ini dan risikonya terhadap bandingkan antihistamin non-sedatif sehingga pada akhirnya dapat mengurangi
kanker kulit belum dapat dipastikan.6 karena efek sedatifnya lebih bermanfaat gejala dan menekan eksaserbasi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Jamal ST. Atopic dermatitis: an update review of clinical manifestations and management strategies in general practice. Bulletin of the Kuwait Institute for medical specialization.
2007;6;55-62.
2. Williams HC, Chalmers JR, Simpson EL. Prevention of atopic dermatitis. F1000 Medicine Reports. 2012;4:24:1-5.
3. Watson W, Kapur S. Atopic dermatitis. Allergy, Asthma & Clinical Immunology. 2011;7: Suppl 1:S4.
4. Correa MCM, Nebus J. Management of patients with atopic dermatitis: the role of emollient therapy. Dermatology Research and Practice. 2012;1-15.
5. Schneider L, Tilles S, Lio P, et al. Atopic dermatitis: a practice parameter update 2012. J Allergy Clin Immunol. 2013;131(2):295-9.
6. Krakowski AC, Eichenfield LF, Dohil MA. Management of atopic dermatitis in the pediatric population. Pediatrics. 2008;122;812.

CDK-222/ vol. 41 no. 11, th. 2014 831

Anda mungkin juga menyukai