Anda di halaman 1dari 27

Cipta Brata Manunggal

Pengarang : Ki Brotokesawa

I. Jagat Ginelar

(Dunia dan Seisinya)

Bagi pejalan di dunia spiritual, supaya mengetahui manusia di dunia ini harus mengerti sangkan
paraning dumadi ( asal usul dan akhir manusia) supaya sempurna hidupsebagai manusia.Manusia
dengan pria dan wanita , berbagai macam kebudayaan, suku ras dsb. hidup di dunia menurut
kodratnya untuk memuliakan alam dan seisinya. Segala macam hewan di hutan, aneka tumbuhan
dari yang merambat sampai yang berkayu besar2, segala hewan di lautan, hidup menurut
kodratnya, mencari makan menurut caranya sendiri sendiri. Segala macam planet dan bintang2,
yang mengeluarkan cahaya di waktu malam, manusia hanya turut memiliki untuk kebahagiaan
dan kegunaannya.

Demikian juga angin dan matahari serta api, juga berguna bagi manusia menurut kegunaanya.

Untukdiketahui bahwa semua yang ada itu karena bercampurnya sari2 "TRIMURTI" yaitu Api,
Air dan Angin. Sudah menjadi rahasia Tuhan bercampurnya "Asmara tunggal" turun ke bumi
menjadi makhluk kasar serta halus, manusia, hewan di hutan, dan tumbuhan serta segala sesuatu
yang ada di bumi ini.

Saripati Trimurti menjadi aneka macam barang, ada delapan macam, yaitu permata emas, perak,
timah, tembaga, besi, garam dan belerang.

Bersatunya saripati emas dan tembaga menjadi cahaya gaib yang dinamai "Pulung" bercahaya
warna biru kehijau- hijauan , turun kepada manusia yang berbudi mulia mempunyai watak welas
asih.

Bersatunya saripati perak dan timah, menjadi cahaya gaib yang dinamai "Wahyu" bercahaya
warna putih kekuningan , turun kepada manusia yang berhati bersih berwatak tanpa pamrih,
berbudi pada sikapnya.

Bersatunya saripati emas, perak dan besi, menjadi cahaya gaib yang dinamai "Daru" bercahaya
warna kuning besar seukuran buah kelapa, turun kepada manusia yang berhati bersih, sabar,
tawakal, berjuang demi sesama, dan bersikap adil paramaarta.

Bersatunya saripati timah, tembaga dan besi, menjadi cahaya gaib yang dinamai "Teluh",,
bercahaya warna merah keunguan, turun kepada manusia yang asusila, jail, ugal-ugalan, tiada
tahu akan benar dan salah.
Bersatunya saripati besi, garam dan belerang, menjadi cahaya gaib yang dinamai "Guntur" ,
bercahaya warna ungu gelap, turun kepada manusia yang hanya menuruti hawa nafsu, angkara
murka, dan tidak bersyukur.

Bagi para pelaku tekad, ketahuilah bahwa semua itu yang dinamakan kawruh kasunyatan, nyata
berujud jagat gede dan cakrawala, yang semua itu wujud dari kebesaran Tuhan sang Pencipta.

Matahari dinamai " Raja Surya Amisesa" yang memberikan dharmanya sebagai pemberi
kehidupan kepada segala makhluk di dunia. Begitu pula bulan, bintang2 di langit juga membagi
dharmanya bagi makhluk hidup. Bergantinya siang dan malam matahari dan rembulan sesuai
jalannya kodrat, semua bermanfaat bagi kehidupan ini.

Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk lain ciptaan Nya karena
sempurnanya campuran dari tiga hal di atas dan ditambah lagi dengan budi

luhur yang lebih sempurna, maka manusia wajib mengetahui akan kemanusiaannya dan

juga mengerti akan ke sejatian nya, supaya sempurna hidupnya karena tahu sangkan

paraning dumadi.

Bahwa segala hal di dunia ini, baik itu jagat cilik maupun jagat gede , segalanya berasal

dari daya empat hal, yaitu bumi, api, angin dan air.

Kacaunya bumi karena naiknya panas di dalam bumi, naik karena panasnya panasnya

jalanidi (air laut ?) yang berada di dasar bumi tertutup oleh lapisan lapisan bumi berjuta

juta tahun lamanya, dan kemudian munculah gunung2 berapi, yang berakibat rusaknya

manusia dan alam sekitarnya. Begitu pula dengan api, air, dan angin, semua dapat

bermanfaat bagi kehidupan, tetapi juga dapat menjadi malapetaka kalau tidak sesuai

dengan kebutuhan. Tidak dipungkiri lagi manusia hidup di kelilingi oleh bumi, api, angin

dan air. Begitu pula manusia juga terdiri dari saripati tersebut .

Bumi, disebut juga pertiwi, bentuk lahir yang ada pada kita yaitu badan jasmani berujud kita,
hakekatnya dzar kita, menjadi kulit dan daging ini.

api, wujud lahir yang ada pada kita dinamai pramana, hidupnya dzatullah, yaitu

cahayahidup manusia, beujud otot dan tulang. Jendela/ pintu api ada di telinga kita.
air , juga disebut tirtamarta kamandanu, yaitu air yang menghidupi badan kita. Air di

badan kita temui dengan adanya Wadi, Madi, Mani, dan Manikem.

Wadi tempatnya di pratapan (?)kita , berujud darah warna merah.

Madi, berujud air kita berwarna hijau

Mani, berujud penguasaan kita berwarna putih, ada di kemaluan kita.

Manikem berujud cahaya kita berwarna kuning.

Air dalam wujud wadag kita yaitu adanya darah dan sungsum, suhud kita, hakekatnya

asma kita. Pintu air berada di mata, berpengaruh pada birahi, segala sesuatu yang

indah indah.

Angin, manusia juga mempunyai napas, anpas, tannapas,dan nupus.

napas sebagai tali hidup, anpas sebagai tempat hidup (roh)

tannapas sebagai pendengaran roh. nupus sebagai penglihatan roh

semua menjadi afngal kita. Wujud lahir yang mudah adalah manusia bernafas.

Pintu angin ada di hidung, berwatak sumeleh, sabar, rela, cinta damai, senang pada

keTuhanan.

Dari Dzat Tuhan manusia memilik Sir , yaitu niyat (krenteg), Budi, yaitu bekerjanya

batin pada kita, Cipta lan Rasa. Sir, Budi, Cipta dan Rasa dibawah kekuasaan hidup kita bekerja
menuju sempurnanya hidup kita.

Ingatlah, manusia yang utama harus bisa mengendalikan hawa nafsu 4 perkara :

a. Aluamah, warna hitam, tempatnya di lambung, pintunya di mulut, kalau mati jangan

mengikuti yang warna hitam, menjelma menjadi hewan merambat (ular), raganya jadi

gandarwo (buta)

b. amarah, warna merah, bertempat di empedu, pintunya di telinga, kalau mati jangan

mengikuti cahaya merah, menjelma menjadi, wandanira (?) jadi banaspati.


c. Supiah, warna kuning, bertempat di limpa, pintunya di mata, kalau mati jangan

mengikuti cahaya warna kuning, menjelma menjadi hewan terbang, wandanira seperti

kemamang (hantu ....).

d. Mutmainah, warna putih, bertempat ditulang, pintunya di hidung, kalau mati jangan

mengikuti cahaya putih, menjelma menjadi ikan, wandanira (?) menjadi wedon

Kemudian hati, juga ada 4 macam :

a. hati sanubari, warna hitam, berujud dalam rasa, pintunya di kahurullah, berada di

alam sulpil, menjadi sempurnanya pembicaraa.

b. hati maknawi, warna kuning, purbaning rasa, pintunya di kamalulah, berada di alam

sulbil, menjadi sempurnanya pendengaran

c. hati sirri, warna hijau, sempurnanya rasa, pintunya di jalalulah, berada di alam

topek, menjadi sempurnanya indera penciuman

d. hati pu'at, warna putih, hilangnya rasa, pintunya di jamalulah, berada di alam sabit menjadi
sempurnanya penglihatan.

Supaya mendapat gambaran yang lebih jelas, diterangkan bab turunya wiji

(biji/bakal) manusia.

Sejatinya wiji berada pada "bapak", berasal dari Cipta turun ke Pramana, kemudian

menimbulkan rahsa si bapak yang menimbulkan rasa asmara (birahi). Wiji yang berada

di bapak, dalam hubungan asmara tetes ke dalam kandungan ibu, bila biji ini baik tentunya akan
bisa jadi manusia. Maka Cipta dan Rasa si bapak yang telah sempurna memang diperlukan. Hal
ini menjadi dasar watak manusia yang ada di dalam kandungan nanti.

a. Bila saat tetesnya wiji, si bapak mempunyai pikiran yang bersih dab hati yang suci disitu akan
tersirat pancaran pramana berwarna hijau muda yang indah, membuat anak besok berwatak
luhur, senang pada pujabrata (samadhi). Ini disebabkan oleh adonan 3 hal di atas lebih banyak
mengandung putih
b. idem, mempunyai pikiran marah, nafsu birahi tinggi dan terburu buru, disitu akan tersirat
pancaran pramana berwarna merah tua keungu unguan, membuat anak besok bersifat boros, dan
selingkuh. Ini disebabkan oleh adonan 3 hal diatas lebih banyak mengandung merah.

c. idem, mempunyai pikiran senang dan lega di hati, disitu akan terlihat pancaran pramana
berwarna kuning, membuat anak besok berwatak senang2 (hura hura), melik (ingin memiliki).
Ini disebabkan oleh adonan 3 hal di atas lebih banyak mengandung kuning.

d. idem, mempunyai pikiran sedih, disitu akan tersirat pancaran pramana berwarna hitam kotor
keunguan, membuat anak besok berwatak asusila . oleh karena itu pada saat senggama bersama
istri bisa memilih waktu yang tepat, pada saat pikiran jernih, hati yang bersih, dan sesuci dahulu.
Dan jangan terlalu sering baiknya seminggu sekali.

Jasad manusia terbagi menjadi 3 tataran :

a. Tataran I , jagad atas atau Guruloka (Betal Makmur), berada di otak, pusat segala

rasa. Dalam wayang disebut Sang Hyang Guru, ratunya segala nyawa, dan berkuasa

dalam panca indera, berada di kahyangan Jonggring salaka.

b. Tataran II, jagad tengah atau Endraloka (Betal Mocharam), berada di angan-angan budi, cipta,
perasaan hati, dan perasaan yang halus. Yang menjadi penguasa Sang

Hyang Indra, di Endrabawana.

c. Tataran III, jagad bawah atau Janaloka(betal Muchadas), berada di panca asmara yaitu asmara
tantra dan asmaragama. Yang menjadi penguasa Sang Hyang Wisnu, di

kahyangan Nguntara Segara.

Ketiganya disebut dengan Triloka, dan yang menguasai Sang Hyang Wisesaning

Tunggal.

Setelah mengetahui bagian dari jasad tadi, maka wajib juga mengetahui mengenai

hidup kita berasal dari Kodratullah.

Menurut Hidayat Jati :

a. Yang dahulu sendiri yaitu Dzat Mutlak Kang Chodim Azali Abadi, yang disebut Wisesa lalu
menarik

b. Chayu, yaitu hidup kita ini, artinya atma, juga disebut kuasa, lalu menarik
c. Sir, artinya Rahsa, disebut Pramana, menarik :

d. Roch, artinya Nyawa, disebut Sukma, menarik

e Nafsu, artinya Angkara, disebut Hawa atau Mana, menarik

f. Akal, artinya Budi, disebut Indera menarik

g. Jasad, artinya Badan, disebut Warana atau "sengkeran"

Kedelapan ini wajib diketahui karena ini keadaan jasad kita sampai berujud insan.

Dilambangkan dengan C urigo Manjing Warangka. Curiga itu yang di dalam, dan

warangka itu adalah adanya wadag badan kita ini, atau juga disebut jasad (sengkeran).

Kemudian sebagai manusia yang hidup wajib berbakti keapda junjungan, di antaranya :

a. Tuhan Yang Maha pencipta

Dalam hati menyembah, pasrah total kepada Todzaling Dzat yang Azali Abadi, supaya

dekat dengan Tuhan, dikasihiNya, dengan cara pada saat setelah tengah malam, melipat

tangan dan kaki (bersamadhi) menutup lubang sembilan hawa nafsu, melihat ujung

hidung, menyatukan pikiran, di batin delangsa atas kodrat kita pribadi pasrah. Hal ini

bila dilakukan terus menerus akan menerima manfaatnya berwujud sasmita

(bisikan/penglihatan) gaib. Dengan demikian berarti kawulo wruhing Gusti, yang

berlanjur Gusti wruhing kawulo, yaitu rasa hidup yang sejati.

b. Kepada penguasa di dunia dan pemerintahan

c. Kepada Ibu dan Bapak, walau sudah meninggal supaya selamat.

d. Kepada Bapak Ibu besan

e. Kepada saudara tua pengganti orang tua

f. Kepada Guru , baik lahir maupun batin.

Belajarlah Ketuhanan , jangan sampai terlena kepada jalan yang menyesatkan yang
berakhir dengan kedukaan atau kenistaan, baik lahir maupun batin.

Manusia juga bisa belajar mengenai magic (berkomunikasi dengan alam Roha dan

sejenisnya diluar manusia). Arti dari kebatinan yaitu sumber asas dan sila Ketuhanan

Yang Maha Esa, yang mencapai keluhuran Budi untuk kesempurnaan hidup. Karena

manusia hidup itu menggunakan daya dari lahir maupun batin, ada kalanya keadaan

lahir mempengaruhi batin juga kadang batin mempengaruhi lahir. maka keduanya harus

seimbang.

Untuk melatih kelahiran , kita harus berwatak : Rela, Menerima, Tekun, Sabar dan

Budi yang luhur. Untuk batin harus Eling, Percaya dan melaksanakannya.

Dalam Magic ada aliran hitam dan putih. Magic hitam adalah daya dari cipta tunggal

dsb. yang ditujukan untuk tindak yang bertentangan dengan hukum agama. Magic putih

adalah daya dari cipta tunggal dsb. yang ditujukan untuk kemaslahatan umat di dunia.

Yang termasuk dalam magic :

a. Hypnotisme/magnetisme, spiritisme Daya kekuatan dari cipta tunggal dengan sarana


penyaluran kekuatan maqta dan cipta

b. Astrologi (perbintangan)

Perhitungan perbintangan

c. guna guna, ismu ismu, jampi jampi

Karena bangsa kita sebagian besar masih menggunakan kepercayaan dan keyakinan

yang di turunkan dari jaman ke jaman, oleh karena itu alam pikirnya sepaham dengan

campuran campuran kepercayaan dan kebudayaan, dari animisme, dinamisme Hinduisme,


Budhaisme, Islamisme, Kristen, dan aneka macam keyakinan kebatinan/

kasunyatan. Maka carilah jalan yang menuju kebenaran, kebahagiaan di dunia dengan

sesama. Karena baik dan jelek bakal ada hasil yang diperoleh seimbang dengan
dharmanya. Walaupun sekarang tidak merasakan dimasa yang akan datang tentu

merasakannya, baik secara langsung maupun tidak, sebab hidup ini berdasar atas

hukum sebab akibat.

Oleh karena itu tiap hari upayakan untuk interopeksi diri, sebelum tidur atau tengah

malam timbanglah kebaikan dan kejahatan dalam sehari. timbanglah dan usahakan

untuk selalu menambah kebaikan di tiap harinya. Bilamana kita sudah melaksanakan

eneng dan ening, cinta kepada Tuhan, disitu kita sudah mempunyai cipta yang terbuka lepas
perasaan kita, melihat kesejatian kita, melihat perubahan perubahan jasad kita

yang samar samar, karena telah sampurnanya perasaan yang sangat tajam. Disitulah

kita sudah bijaksana. Oleh karena itu upayakan kebersihan jiwa dan raga, eneng dan

ening, awas dan eling, sabar dan nrima.

Kalau sudah begitu, kita akan menjadi waskita, dapat malihat tanda tanda perubahan

jasad kita, kalaupun bermimpi yang bermimpi yang nyata akan terlaksana. Juga tanda

tanda bilamana manusia akan kembali ke hadirat Tuhan, dengan sarana kewaspadaan

bisa mengerti sebelumnya. :

a. Bila mana sudah lelah hidup di dunia, bosan akan kehidupan di dunia, tandanya akan

meninggal kurang 3 th. Disini akan sering pusing tanpa sebab, bermimpi berjalan ke

utara, dan sering ganti kebiasaan.

b. Bila sering kangen pada leluhur yang sudah meninggal, tandanya kurang 2th untuk

meninggal, terasa muneg muneg hatinya (sebal), menuruti segala kesenangannya bermimpi
memperbaiki rumah.

c. Bila seringmelihat roh halus, pertanda maninggal kurang 1 th, gondok terasa

bergetar, badan kurus, penglihatan yang semakin samar, tulang ngilu, yaitu meredanya

nafsu aluamah, berkurangnya merasakan manis, gurih dsb.


d.Bila sering kasatmata biasa sifat penglihatannya, berarti meninggalnya kurang 9

bulan, sering lupa, darah kadang seperti berhenti, yaitu berkurangnya nafsu amarah disitulah
berkurangnya hawa nafsu kita.

e. Bila sering mendengar hal hal yang belum pernah terdengar sebelumnya, pertanda

maninggal kurang 6 bulan lagi. Telinga terasa sesak dan gumrebeg, tidak punya

keinginan, yaitu berkurangnya nafsu supiah.

f. Bila sering mencium bau roh halus (lelembut), seperti bau menyan, amis dan baunya

orang sakit pertanda kurang 3 bulan kematian menjemput, disini hidung menelangkup
berkurangnya nafas, kadang terburu buru di jalan, berarti berkurangnya nafsu

mutmainah, berkurangnya segala keinginan.

g. Bila sudah ganti pandangan, seperti langit seperti merah, air menjadi merah bara matahari
seperti hitam, pertanda kurang 2bl menuju kematian, di mata sudah tidak

terlihat bayangan.

h. Bila jari tengah ditempelkan ke telapak tangan dan jari manis tidak bisa di angkat

pertanda kurang 40 hari umurnya, terasa keju (?), otot kejang, dan tulang belakang

serasa putus.

i. Bilamana tangan ditempelkan ke kening dan melihat deperti terputus atau jarinya

seperti berkurang pertanda kurang sebulan lagi ajal menjemput, baiklah kita bersiap

hati.

j. Bila kadang melihat warna diri kita, pertanda kurang 1/2 bulan ajal kita, harus eneng

dan ening.

k. Bilamana sudah tidak melaksanakan keseharian, contoh tidak makan dan tidak tidur berarti
kurang menghitung hari ajal menjemput, disitulah kita wajib tobat.

l. Bila sudah diluar kebiasaan, kadang mengeluarkan tinja tahun (?), dan keluarnya

cacing kalung, pucuk urat terasa dingin, membuat jernihnya mani, berarti kurang 3 hari
ajal menjemput.

m. Bila sembilan lubang hawa pada tubuh sudah merasakan angin keluar dari tubuh kadang
mempunyai pikiran kasihan terhadap dirinya sendiri, berarti kurang 2 hari ajal

menjemput.

n. Bila engsel engsel kendor, seluruh badan keringetan siang malam, pertanda ajal

kurang sehari

o. Bila di pegang kulit terasa keras tidak kering, dingin sekali, tidak ada detak nadi sudah tidak
dapat melihat, suara suara hilang, badan terasa gringgingen (?), dan bau

ular, pertanda............ sudah sampai janji.

lalu pertanda bagi orang lain yang akan menjeput ajal:

a. Bila sudah seperti dilulu (?) di kehidupannya, ajalnya kurang 3 th

b. Bila sudah rubah kebiasaan, pertanda kurang 2 th ajalnya

c. Bila kadang dengan tingkah laku baru, pertanda kurang 1 th

d. Bila berkebalikan sifat, tadi sbar menjadi mudah marah dsb. pertanda kurang 1/2 th

e. Bila wataknya seperti anak kesil pertanda kurang 3 bulan

f. Bila matanya suram, pertandaakan sakit yang mengakibatkan ajal.

g. Bila sakit dan mata menjadi doyong tanda sudah dekat ajal.

h. Bila sudah hilang pancaran wajahnya, pucat, kuping jatuh, hidung mingkup, kulit

kumal, bau ular, pertanda ......................... sudah sampai janji.

II. Cipta Tunggal (Konsentrasi)

Setelah mengetahui tataran dari perbuatan manusia yang terdiri dari cipta, rasa dan

karsa, usahakanlah untuk selalu mempunyai cipta yang baik supaya menumbuhkan

karsa atau perbuatan yang baik bagi kita dan sesama. Untuk dapat melaksanakannya

harus dilatih sejak dini. Dimulai dengan bertindak sabar dan tawakal, dengan cara olah
nafas setiap hari pagi dan sore sebelum jam 5 .Ambilah nafas berlahan lahan dan

keluarkan berlahan juga 3 X saja , dalam hati bilang "Aku Saiki Sabar".

Perlu diterangkan di seini bahwa manusia sudah dikatakan sempurna (makarti) menurut

kodrat apabila antara keinginan dari dalam (nyawa) dan panca indera sudah saling

bertautan. Ingatlah bahwa nyawa dan jasad selalu terpengaruh oleh adanya daya api angin, bumi
dan air.

Dengan minum air putih dingin (bukan yang di lemari es) di pagi hari dan malam hari

sebelum tidur dapat menambah umur urat saraf kita. Biasakan juga untuk mandi tiap

pagi dan sore hari untuk kesehatan raga.Juga jangan terlalu banyak merokok karena

merusak kesehatan kita. Usahakan juga untuk makan secara teratur dengan yang

mengandung vitamin, dan jangan lewat takaran (terlalu banyak) dan jangan suka

ngemil, karena membikin cepat rusak sel pencernaan. Baiklah menjadi vegetarian atau

jangan terlalu banyak makan daging .

Satu lagi yang harus diperhatikan yaitu jangan sampai kita selalu mengumbar hawa

nafsu, suka marah dan tidak sabar yang semua itu dapat merusak daya cipta kita dan

hanya menghabiskan energi ke Tuhanan kita. Perlu diingat bahwa orang yang menuruti

hawa nafsu itu aliran darah akan menjadi cepat, jantung bekerja lebih keras yang

semua itu mengurangi daya hidup kita. Lebih lebih mengenai nafsu asmara janganlah

terlalu dituruti, hematlah mani kita yang sangat berguna. Dan juga orang yang senang

akan olah asmara akan gampang sakit, mengurangi kekuatan badan, tidak bisa berpikir

jernih, mengurangi perasaan, akibatnya akan hilang "kemanden"(daya cipta) kita.

Hawa nafsu dapat kita kendalikan dengan cara "narima" (menerima apa adanya) bisanya narima
harus "sabar", bisanya sabar harus "eling". Oleh karena itu kita harus

melatih agar menjadi orang yang mempunyai daya ingat yang tinggi, jangan sampai
menjadi orang yang pikun. Keadaan yang telah dialami tersimpan dalam alam bawah

sadar, dan setiap hari terjadi penumpukan penumpukan akan hal hal yang terjadi setiap

harinya, ini yang disebut lupa. Untuk memperkuat daya ingat kita latih lah setiap hari taruhlah
barang apa saja di suatu tempat di pagi hari, kemudian ambilah pada sore hari begitu seteusnya.
Bila sudah terlatih , lakukan juga untuk jangka waktu yang agak lama

dan semakin lama.

Daya cipta kita bisa dilatih juga dengan cara menyatukan hati dan pikiran (cipta) menghilangkan
segala hawa nafsu, dengan pikiran yang bening hati yang bersih. Bila

semua sudah menyatu , maka akan banyak sekali manfaatnya, untuk segala sesuatu

tentu ada hasil dan wibawanya. Bila rahasia mantra mantra bisa berjalan karena tirakat puasa
dsb. dan yang paling utama adalah manyatunya daya cipta kita.

Latihlah daya cipta kita itu dengan cara , buatlah lingkaran hitam pada kertas tempelkan pada
tembok sejajar dengan mata kita pada waktu duduk. Pandanglah

lingkaran itu dengan hati yang bersih dari nafsu lainya, satukan pikiran dan hati kita

tertuju pada lingkaran tersebut. Usahakan tiap hari dengan telaten dan tidak dipaksa

untuk memandangnya tanpa berkedip selama mungkin.

Sebelum mandi , agar olah raga dulu, dengan berdiri tegak, dada membusung dengan

tangan lurus kebawah, kemudian kepala di majukan (manglung) tangan bergerak ke

atas kemudian turun lagi pelan pelan selama tiga kali, setelah itu mandi.

Setelah mandi pagi, biasakan untuk olah nafas, masuk dan keluarnya nafas diatur pelan

pelan. Ini dilakukan juga pada sore hari menjelang mandi sore.

Untuk memperkuat daya cipta kita harus mencegah hawa nafsu asmara (birahi), dan

mengurangi keluarnya mani.karena bermanfaat bagi kesehatan otak, menambah daya

pramana dan daya wibawa kita.

Otak kita terdiri dari dua di depan untuk mengolah sinyal atau barang yang kasar kasar

(?) dan di belakang saatu menyambung ke tulang belakang yang dinamai lodok (otak
kecil (?))untuk mengolah sinyal yang halus halus.

Olah nafas diperlukanberguna untuk menghisap sari sari alam dengan cara :

Setiap pagi hari sebelum orang lain bangun, agar sai sari trimurti masih suci belum

tercampur dengan sari sari yang lain. Ambilah nafas dalam dalam selama 8 detik kemudian di
tahan selama 8 detik kemudian dilepas pelan pelan selama 8 detik. (8-8-8)

selama tiga kali berturut turut.

Begitu setelah beberapa hari dan sudah kuat ditingkatkan hitungannya menjadi 10-10 -

10, kemudian menjadi 15-10-15, kemudian 20-10-20, kemudian 26-8-26. Ini semua

diperlukan untuk menambah kekuatan daya cipta kita.

Untuk melatih otak kita dengan cara olah cara nafas kita. Tarik nafas lewat lubang

hidung kiri kemudian ditahan, dan dibuang lewat lubang hidung sebelah kanan, begitu

seterusnya bergantian 7 X selama 7 hari.

Lama hitungan dari awal ambil nafas 4 detik, tahan nafas 8 detik, lepaskan 4 detik

setelah 7 hari ambil nafas 10 detik, tahan nafas 7 detik, lepaskan 10 detik

setelah 7 hari ambil nafas 10 detik, tahan nafas 10 detik, lepaskan 10 detik

setelah 1 bulan, ambil nafas 10 detik,tahan nafas 20 detik, lepaskan 20 detik.

Supaya lebih cepat untuk mengetahui hasilnya kalau semua hal yang diuraikan di atas

dilaksanakan , tidak terkecuali tentang cipta tunggal (konsentrasi). Supaya lebih jelas :

Menutup panca indera, menutup lubang hawa 9 (nutup babahan hawa sanga), cipta

disatukan, jangan mikir yang lain dan jangan dicampuri cipta yang lainnya, selain dari

tujuan semula. Biasanya kita akan melihat bayangan kita samar samar yang persis dengan kita
(pelaku).

Untuk lakunya :

1. melupaka segala sesuatu selama 12 detik


2. mengingat ingat kepad Dzat Azali Abadi selama 140 detik

3. mengheningkan cipta selama 3 jam.

Tingkah laku kita harus :

1. Sabar

2. Tenteram

3. Puasa dan mengurangi tidur

4. Jangan terlalu banyak bersendagurau (gojek)

5. Menahan keinginan keinginan lainnya.

larangan lainnya :

1. Jangan semena mena terhadap sesama

2. Jangan suka mengibul

3. Jangan melakoni ma lima (madat, main, madon, minum, maling)

4. Berpikir dan berkelakuan yang suci

5. Jangan suka ingin memiliki

6. Menjaga kebersihan lahir maupun batin

7. Menerima (nerimo) dan tekun

8. Cintailah Dzat Sang Maha Pencipta

Pikiran kita terpengaruh oleh nyawa dan panca indera, jadi keduanya haruslah seimbang

, maksudnya barang yang diterima panca indera haruslah dipikir dahulu, jangan hanya

tertarik akan keadaan lahiriah saja. Ditimbang lebih dahulu baik dan buruknya di masa

yang akan datang. Selanjutnya tentang latihan latihan badan, untuk :

1.Kesehatan Talirasa, caranya : Berdiri tegak, tangan mengepal, kemudian diluruskan

ke depan, terus bergerak ke samping, kemudian diturunkan. Lakukan ini 8X berturut


turut disertai olah nafas seperti diterangkan di depan.

2. Menguatkan syaraf - syaraf tubuh, caranya : berdiri tagak sambil ambil nafas dalam

dalam, dada ditekan dengan jari jemari(tidak jelas) kemudian nafas dikeluarkan lewat

hidung secara perlahan

3. Melebarkan iga (ngelar iga) caranya ambil nafas dalam dalam, tengah dada ditekan

dengan jempol kedua tangan, kemudian nafas dikeluarkan secara berlahan lahan.

4. Membesarkan dada, caranya : berdiri tegak, tangan diluruskan ke depan, kemudian

ditarik ke belakang , diulangi 8X dan dengan pernafasan seperti di depan.

5. Menata jalannya darah, caranya : berdiri tegak, kemudian membungkuk pelan pelan tangan
seperti mengambil barang dari tanah, ulangi terus

6. Mengisi Prana dan membesarkan wibawa (prabawa (?)) caranya berdiri tegak, tangan

berpegangan di depan (ngapurancang/ seperti menerima tamu) dengan disertai olah

nafas seperti di depan.

7. Menguatkan otak (sudah di bahas di depan)

8. Memperbaiki suara, dengan cara ambil nafas dari hidung pelan pelan kemudian

dihentakanm lewat mulut, diulangi 8X

Latihan badan/olah raga memang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tubuh yang pad

akhirnya juga memperngaruhi kesehatan jiwa kita. Disini tidak dijelaskan mengenai

perolehan daya gaib yang luar biasa, hanya secukupnya saja untuk kebutuhan dan

kepentingan bagi sesama. Tetapi kalau memang dilatih dengan sungguh sungguh pastilah ada
manfaatnya yang kita sendiri tidak menyadarinnya, Kalau cipta kita sudah

terlatih dengan baik, sewaktu waktu dapat dilepas dengan tujuan ataupun maksud dari

pelepasan cipta tersebut.

Harus juga diketahui peraturan peraturan umum yang harus dipatuhi agak kita menjadi
orang yang berbudi luhur dan bijaksana serta disegani. yang terutama berbakti kepada

junjungan junjungan seperti tersebut diatas.

melakoni :

a. Sabar, tawakal, nerimo, rela, dan tekun

b. Cintailah sesama manusia

c. Sebisa mungkin menghindari tindakan maksiat dan barang yang tidak halal.

d. Jauhi watak iri dengki, mencela, ingin punya dari orang lain (meri), mangaku punya

barang orang lain (dahwen), gampang marah, sombong, mengagungkan kebesaran kekuasaan,
kepandaian, jahat, basiwit (?), dan fitnah.

e. Jangan menyrkutukan Allah.

Melakoni tapa Raga 7 macam :

a. Tapaning mata mengurangi tidur, jangan melihat hal hal yang membuat keinginan

b. Tapaning telinga, mencegah marah, jangan mendengarkan hal hal yang jelek

c. Tapaning hidung mencegah minum, jangan senang akan kejelekan orang

d. Tapaning mulut, mengurangi makan, jangan suka menggunjingkan orang lain.

e. Tapaning tangan, mencegah maling, jangan suka memukul orang lain

f. Tapaning dakar, mencegah sahwat, jangan laku zina

g. Tapaning kaki, mencegah jalan jangan sampai bertindak nasar.

Melakoni juga tapaning jiwa 7 macam :

a. Tapaning badan, andap asor , zakatnya senang akan tindak kebaikan

b. Tapaning ati menerima(narima), zakatnya tidak mudah menuduh orang jahat

c. Tapaning nafsu rela, zakatnya sabar terhadap percobaan

d. Tapaning nyawa tekun, zakatnya jangan senang menyiksa


e. Tapaning rasa heneng, zakatnya berani susah jiwa raga (nalangsa)

f. Tapaning cahaya utama, zakatnya keheningan pikiran dan perasaan (wening)

g. Tapaning atma awas, .........(tidak jelas)

Selanjutnya menjaga terhadap daya 2 macam

1. Jangan kurang penglihatan, artinya jangan sampai menderita, tidak enak, dsb. kalau

ditinggal oleh orang lain, karena bisa mengurangi wibawa kita (kasudiran)

2. Jangan kecil hati, merasa tidak ada gunanya, aji mumpung, tidak punya malu, karena

bisa mengurangi harga diri kita, diibaratka pusaka hilang yoninya (isinya)

dan juga harus diingat sesiapa yang menyepelekan ajaran guru yang baik dan benar

ibarat kata hanyut sebelum masuk ke dalam air.

Selanjutnya dilarang membeda bedakan sesama manusia, sebab semua manusia itu

sama saja, saya ya kamu, dalam bahasa sang sekerta Tat Twam Asi. Dan jangan

membedakan orang berdasarkan bangsa, baik duduk sama rendah, berdiri sama tinggi dan jangan
pula saling memojokan terhadap agama ataupun keyakinan keyakinan orang

lain. Kita memperlajari kebatinan yang luas, jangan fanatik, menganggap dirinya yang

paling benar, sebab ingatlah tiada yang sampurna di dunia ini kecuali Tuhan Yang Maha

Esa. hanya rebutan pepesan kosong, baiklah dihindari. Jangan lupa akan semboyan "

SEPI ING PAMRIH RAME ING GAWE, MEMAYU HAYUNING BAWANA, AMAMAYU

HAYUNING NAGARA, AMAMAYU HAYUNING BANGSA (SESAMA), AMRIH

SAMPURNA LAN TULUS KAHURIPANIRA SATEMAH WIYANA LAN YUWANA"

Untuk sarana permintaan, adat bangsa kita percaya dan mengakui adanya "sedulur

papat" yaitu

1. Kakang kawah yang juga disebut kawahiyah, di timur tempatnya. Kenyataannya

berupa air ketuban yang keluar terlebih dahulu dari kandungan ketika kita akan
dilahirkan, berwarna putih.

2. Adi ari ari yang juga disebut hariyah, barat tempatnya, berupa ari ari yang keluar

setelah kita lahir , berwarna kuning.

3. Tali pusar yang telah diiris waktu kita lahir , setelah lima - 10 hari putus sendiri, juga

disebut Suriyah, utara tempatnya warnanya hitam.

4. Darah yang juga keluar dari kandungan ibu juga disebut Tibbiyah, selatan tempatnya merah
warnanya.

Itulah yang disebut sedulur papat yang keluar bersama dari kandungan( margaina =

jalan rahasia) , Dan yang disebut lima pancer yaitu kita sendiri, karena kita ada maka

saudara 4 tadi juga ada. Jadi dikatakan sedulur papat lima pancer yang lahir di hari

yang sama yang keluar dari kandungan, juga disebut keblat papat lima di tengah, di

bahasa arab di namai malaikat, Jabarail(jibril(?)), Israil, Ijrail, dan Mikail.

Namun ada juga saudara yang tidak keluar dari jalan SAMAR (margaina) yaitu disebut

MAR dan MARTI , Mar yaitu pada saat ibu akan melahirkan ada perasaan yang timbul yaitu
perasaan kuwatir(uwas/samar-jw) pada asaat itulah dikatakan perang sabil bagi si

Ibu. Lalu arti dari MARTI sendiri yaitu perasaan si ibu yang telah tenteram/damai , telah

usai menunaikan perang sabil, jabang bayi telah lahir dengan selamta tanpa adanya

gangguan.

Dua saudara ini juga yang dinamakan saudara "KANG ADOH TANPA WANGENAN CEDAK

TANPA SENGGOLAN". Menurut mistic saudara Mar - Mati tersebut berwarna putih dan

kuning, yang bisa menjaga si bayi siang dan malam. Selain saudara empat yang keluar

dari margaina tersebut di depan tadi, Mar-Mati bisa dimintai tolong tetapi harus dengan

melewati tapabrata dahulu, dimintai tolong untuk menjaga dan keperluan lainya.

Karena segala ilmu itu terlaksana karena adanya laku, maka bila kita selalu
melaksanakannya pasti akan ketemu. Karena tiada ilmu yang tidak memakai laku dan

mnjalani apa yang menjadi perintahnya dan menjauhi larangannya. Agar gampang kita

untuk melatih diri, disini diterangkan secara ringkas mengenai laku dsb. yang perlu

dilakukan salamanya untuk melatih badan kita, yaitu :

1. Selalu sabar , tawakal, tekun, dan nrimo

2. Menjaga kebersihan lahir dan batin, badan dan pikiran (mandi pagi yang bersih jam

4-5 dan sore jam 4-5)

3. Olah raga dahulu sebelum mandi

4. Lalu menghisap sari sari alam dengan olah nafas

5. Olah nafas bisa dilakukan dimana saja yang lapang lebih baik.

6. Memakai pakaian yang bersih, lebih baik lagi yang harum agar semerbak wangi.

7. Olah cipta yang teratur, pagi-sore/malam.

8. Siang digunakan untuk bekerja (mamatuhi dharmanya)

9. Sore hari belajar untuk tambahan pengetahuan

10. Makan yang teratur baik pagi, siang / malam, terutama protein nabati dan kurangi

konsumsi protein hewani, dan jangan terlalu banyak camilan yang tanpa batas.

11. Jangan kebanyakan merokok.

12. Minum air putih dingin pagi, siang, malam

13. Tidur selama 6 atau 8 jam sehari semalam.

14. Jangan terlalu banyak minum kopi.

15. Jangan memainkan perasaan dan pikiran, memikirlah yang berguna dan terarah

agar diperoleh hasil yang nyata.


16. jangan terlalu banyak bicara yang bukan bukan dan jangan bicara kotor berbicaralah yang
perlu saja yang benar dan bisa dipercaya.

Kalau mau tidur hendaklah instropeksi diri sambil berdoa dalam batin, kalau memakai

bahasa dapat memakai sbb:

"Ingsun tojalining Dzat Kang Maha Suci, Kang murba amasesa, Kang kuwasa

Angandika Kun Fayakun mandi sakucapingsun, dadi saksiptaningsun, katurutan

sakarsaningsun, kasembadan saksedyaningsun karana saka Kodratingsun.

Ingsun Dzating manungsa sejati, saiki eling besuk ya eling. Saningmaya

araning Muhamad , Sirkumaya araningsun, Sir Dzat dadi sak sirku, yaiku

sejatining manungsa, urip tan kena ing pati,langgeng tan keno owah gingsir

ing kahanan jati, ing donya tumeka jagad langgeng.

Ingsun mertobat lan nalangsa marang Dzat ingsun dewe, regede badaningsun gorohe atiningsun,
laline uripingsun, salahe panggaweningsun, ing salawas

lawase dosaningsun kabeh sampurna saka kodratingsun."

Sejatinya ilmu itu harus memakai Laku memulainya dengan chas, artinya chas memberi

kekuatan, selain ajaran ajaran yang diatas tadi seyogyanya juga melakukan :

a. Sembah raga yaitu tapaning badan jasad kita, kita harus mengerti juga bahwa

raga hanya pasrah, hanyaikut perintah dari batin kita, hawa nafsu kita, yang akhirnya

punya keinginan yang enak enak saja, merasa nikmat yang tanpa ukuran, dsb. Raga itu

kalau dibebaskan menuruti hawa nafsu saja yang akhirnya akkan merusak jasad kita

sendiri, Oleh karena itu mulai sekarang dilatih , supaya menurut apa perintah cipta kita seperti :
banguntidur terus mandi, jangan nanti nanti, lalu mengurangi makan dan tidur

seperlunya saja, artinya : makanlah setelah terasa lapar dan minum bila hanya merasa

haus, tidur kalau merasa sudah sangat ngantuk, sebaiknya juga mengurangi "olah

asmara" (birahi) yang tidak ukuran, bekerjalah yyang utama untuk keperluan di
masyarakat, dan lain sebagainya yang baik baik, belajarlah akan pengertian pengertian

yang utama.

b. Sembahing cipta, kalau di Islam dinamai Tarekat, sembahnya hati yang luhur yang disembah
adalah olah nalar mengerti akan "kasunyatan", kawula tahu kepada

Gusti. Yang kedua berkuasa atas hati yang kotor supaya mengerti akan peraturan

peraturan yang benar, mengendalikan hawa nafsu. Kalau sudah begitu nanti

mendapatkan imbalan berupa mengerti secara pasti terhadap pengertian akan ke

Tuhanan, dan semakin jelas terang dan gelap beraneka macam pengertian sampai jelas

mengenai hakekat ajaran / pengertian "yang halus halus". Oleh sebab itulah maka kita

dapat melaksanakan , mengerti apa yang diperintahkan oleh Tuhan yang terasa di

dasarnya rasa (rosing rasa). Tujuan dari sembah cipta itu mengendalikan 2 macam yaitu angkara(
yang menimbulkan watak adigang, adigung, adiguna, kumingsun dsb.)

dan watak keinginan mengusai akan kepunyaan orang lain (kemelikan-jw) Cipta yang

bersih yaitu kalau sudah bisa mengendalikan angkara murka, Tandanya bila cipta sudah

"manembah", yaitu waspada terhadap bisikan jiwa. Jadi sembah itu intinya melatih cara

kerja cipta, dengan cara :

a. Tata Yaitu waktunya yang selalu sama, yang baik di tengah malam, pagi dan sore di

tempat yang suci dan sepi.

b. Titi Yaitu ada yang dirasakan sebagai konsentrasi

c. Ngati ati Menata diri agar dalam mencapai yang dirasakan tidak dipaksakan

d. Tetap Artinya melakukan latihan waktunya tetap dan tewrus menerus.

e. Telaten

f. Atul Maksudnya dibiasakan agar mendarah daging menjadi kebiasaan dan watak yang

akhirnya merasa, tidak sulit untuk melakukannya.Kalau sudah begitu, artinya sudah
manegetahui sejatinya penglihatan (sejatine tingal) yaitu Pramana, bisa dikatakan

sampai kepada jalan sejati, yaitu penglihatan pramana (tingal pramana) Kalau sudah

merasa sepi dari apapun seperti tidak ingat apapun, itu pertanda sudah sampai batas yaitu batas
antara tipuan dan kenyataan (kacidran lan kasunyatan - jw), jadi sudah

ganti jaman, dari jaman tipuan menjadi jaman kenyataan rasa badan ketiga (saka

penggorohan maring kasunyatan Rasaning badan tetelu), wadag astral dan mental tadi

seketika tidak bekerja. Disitulah lupa, tetapi masih dikuati oleh kesadaran jiwa (elinging

jiwa), dan waktu itu menjadi eneng, ening, dan eling. Artinya eneng : diamnya raga Ening :
heningnya cipta, Eling : ingatnya budi rasa yang sejati. Siapa yang tetap

menuruti peraturan kasunyatan, disitu bisa menerima "wohel"(?) karena adilnya Tuhan.

Pencari dan yang tidak melanggar dari Tuhan (Pengadilan Kodrat).

C. Sembah Jiwa kepada Tuhan, di Islam dinamai : Hakekat.

Kalau sudah bisa melaksanakan sembah cipta baru bisa melaksanakan sembah jiwa.

Artinya: rasakan dengan menggunakan rasa "kasukman"(?) yang bisa ditemui dalam

eneng, ening dan eling tadi.Tandanya adalah semua sembah, panembah batin yang

tulus tidak tercampuri oleh rasa lahir sama sekali. Kalau sudah bisa melihat cahaya yang

terang tanpa bisa dibayangkan tetapi tidak silau, pertanda telah sampai kepada

kekuasaan "kasunyatan"(kesejatian), yang juga disebut Nur Mohamad, yaitu tiada lain

cahaya pramana sendiri, karena dinamai pramana karena cahayanya yang saling

bertautan dengan rasa sejati dan budi, disitu rasa jati dan budi akan

berkuasa(jumeneng), sudah sampai kepada kebijaksanaan. Artinya kebijaksanaan

merasa smapai mengerti yang melakukan semadi tadi, saling berkaitan tak terpisahkan

dengan cahaya yang terang benderang yang tidak bisa dibayangkan.

D. Sembah Rasa, di Islam dinamai Makrifat


Sembah rasa itu bukan rasanya lidah yang merasakan aneka makanan, juga bukannya

rasa badan yang panas dingin dan sebagainya . Rasa Sejati, rasa manusia yang paling

halus, tempat semua rasa dan perasaan dan bisa merasakan perlunya menjadi manusia

(perluning dumadi).

Jelasnya :

1. Rasakanlah sampai tahu sendiri arti pentingnya dititahkan menjadi manusia

2. Rasakanlah sampai tahu sendiri kenyataannya semua yang di dunia ini.

Sebagai tanda kalau sudah mencapai kasunyatan, kalau sudah hilang "semangsemangnya"(?)

Olah semadi artinya mengetahui sangkan paraning dumadi (asal usul dan tujuan hidup

di dunia). Rasa hidup adalah rasa Tuhan, rasa Ada, iya pribadi, bersatu tanpa batas

dengan rasa semua ciptaan Nya. ( Gusti amor ing Kawulo, ibarat manisnya madu

dengan madunya).

Orang yang berilmu itu tidak memandang tuwa atau muda, yang muda yang berilmu

bila sudah paham tata, titi, tatas, tetapi ada pula orang tua yang sepa, sepi lir sepah

samun, oleh karena itu carilah jangan ragu, carilah kesejatian sampai ketemu.

III. Tri Dharma

Di depan sudah dijelaskan mengenai jagad ginelar dan cipta tunggal yang semoga

menjadikan kita tidak ada keraguan lagi dan menghilangkan segala pertanyaan, untuk

menjadi manusia yang berbudi luhur, semakin mantap di jalan yang utama, menetapi /

menjalankan dharma kita. Di bab akhir ibi menjelaskan akan Tri Dharma yang artinya

tiga macam dharma. Arti dharma itu sendiri adalah persembahan yang keluar dari lubuk

hati yang paling dalam, untuk keperluan masyarakat banyak tanpa mengharapkan

imbalan.
Untuk lebih jelasnya, coba perhatikan contoh dalam cerita pewayangan, yang

didalamnya terkandung ajaran dan sindiran kebatinan serta banyak mengandung

tuntunan hidup. Terlebih dahulu kita pelajari sedikit mengenai sejarah pewayangan :

Kira kira tahun 950 Saka, abad 11 mulai ada pertunjukan wayang, tersebut di buku

Arjuna wiwaha. Jadi kira kira jaman Prabu Makuthawarsawasdhana. Kemudian jaman

Prabu Dharmawangsa tertulis di buku Adiparwa dalam bahasa sangsekerta, juga

dalambuku Wirathaparwa dan Utara-kanda.

Selanjutnya keturunan Prabu Dharmawangsa tadi menghormati para leluhurnya dengan

cara gambar leluhur yang ditempelkan di dinding. Di jaman ini cerita-cerita jawa asli

mulai terdesak oleh pengaruh dan kebudayaan Hindu, diantaranya Mahabarata, yang

selanjutnya cerita cerita wayang banyak mengambil dari buku Mahabarata. Dijaman

dahulu orang yang membawakan cerita ini dinamaka Widhu (dalang), yang selanjutnya

para widhu membuat wayang beber. Lama kelamaan para Widhu berpikir untuk

membuat wayang satu satu agar lebih praktis. Pada jaman Sinuwun PB IV, bentuk

wayang kemudian disempurnakan. Mengenai asal wayang Purwa, yaitu jaman Prabu

Joyoboyo di Mamenang, kira kira tahun sangkala 861, yang membuat gambar2 para

leluhur menyerupai dewa2 yang digambar pada daun rontal.

Dan jaman Prabu Suryamisesa di Jenggala adanya pertunjukan wayang Purwa yang

diiringi dengan gamelan Selndro tahun 1283. R.Susuruh Raja di Majapahit gambar tadi

diganti pada kertas, dan jadilah wayang beber. Tahun 1301 disempurnakan lagi oleh

Sungging Prabangkara. Tahun 1437 R.Patah Sultan Demak dan para wali memulai

membuat wayang purwa dari kulit, dan selanjutnya disempurnakan pada jaman wali

wali tersebut., dan K.S. Kalijogo di Kadilangu memulai adanya wayang purwa yang
ditancapkan pada batang pisang dan memakai kelir dan blencong (lampu).

Dharma yang perlu dan wajib kita laksanakan adalah dharma Pandita, Dharma Ratu dan

Dharma Satria. Disini perlu diterangkan mengenai dharma tiga hal tersebut karena

walau sesakti apapun dan apapun kelebihan kita, kita tetaplah makhluk sosial yang

hidup ditengah masyarakat yang terikat oleh peraturan peraturan dan tata tertib yang

bertujuan untuk hidup yang aman dan damai, Manusia yang tidak menyadari akan

peraturan2 di dunia ini berartimengelak dari kenyataan dan menyalahi kodratnya

sebagai manusia sebagai mahkluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri lepas dari orang

lain. Beraneka macam kejadian yang terjadi pada manusia di dunia ini , coba kita pikir kita yang
saat ini membaca tulisan ini, detik ini juga ada kelahiran dan kematian silih

berganti, yang satu senang senang yang satu tertimpa musibah, yang satu naik

pangkat, istri cantik, satunya kelhilangan pekerjaan, dihukum, cerai, kehilangan ortu kehilangan
anak, mendapat anak kembar dsb. tanpa bisa disebut satu persatu.

Maka jadilah orang yang disegani dan yang berbudi luhur, cerdas dan pandai, sempurna

dalam segala hal, bekerja keras, susila dan taat pada pemerintahan, menyembah

kepada Tuhan dan berbakti kepada orang tua kita, rukun kepada sesama kita, itulah

seharusnya manusia sebagai makhluk sosial. Dunia yang penuh kegelapan dan

gangguan membutuhkandharma manusia yang luhur, bekerja keras, berani akan segala

hal berdasar kepada sucinya hati dan pikiran.

Dilihat dari rasa peri kemanusiaan subyektif, menghukum manusia itu semestinya

kasihan, tetapi bila dailihat secara obyektif, demi keperluan masyarakat banyak, ada

baiknya juga,memang harus demikian jalannya keadilan dan kepastian hukum itu. Kalau

dilihat dari sudut kebatinan, yang menghukum orang tadi yang diri pribadi orang yang

melakukan itu., jadi orang tadi menerima buah dari pekerjaannya, akibatnya dihukum
.Tuhan YME tidak menghukum orang tadi tetapi manusia itu sendiri yang menyiksa

dirinya sendiri. Menurut Bagawad Gita, ketika Arjuna menyerah di peperangan karena

bermusuhan dengan saudara sendiri, kemudian Kresna memberitahu bahwa sebenarnya

Arjuna hanya melakukan apa perintah Kresna (Ingsun), jadi pekerjaan itu pekerjaan

Tuhan. Jadi memang menjadi orang hidup itu rumit, semua hal harus siap dan hati hati awas dan
waspada, supaya selamat. Dan manusia yang utama adalah orang yang sudah

mengerti akan kewajiban hidup di masyarakat, berani membela kesucian dan keadilan berani
karena benar dan takut karena salah.

Menurut hukum Trilogi (cipta, rasa dan karsa) manusia hidup tidak cukup hanya duduk

mengolah cipta, menutup lubang hawa 9 (babahan hawa 9), memandang pucuk hidung

saja, tetapi juga bekerja memenuhi dharma mausia hidup ditengah masyarakat.

Ingatlah ajaran yang mengatakan : Tuhan tidak akan merubah keadaan di dunia ini

kecuali manusia sendiri yang merubahnya untuk menuju kesempurnaan. Maka adanya

trilogi tersebut perlu sekali diketahui, supaya manusia mengetahui garis hidupnya. Kalau

sudah begitu artinya sudah seimbang antara kebutuhan lahir dan batin, rohani dan

jasmani, roh dan jasad ini. Jangan hanya memikirkan tentang akherat saja tetapi

ingatlah pada hari ini dihadapkan pada kenyataan kenyataan, berdiri di atas bumi

kenyataan, dunia fana yang penuh dengan godaan, dan cobaan. Keselamatan dunia bisa

menjadi kenyataan bila semua manusia pribadi, insani insani, makhluk makhluk berjiwa

di dunia ini satu semboyan : Sepi ing pamrih rame ing gawe, memayu hayuning

bawana. bangsa/sesama. memang sulit untuk diwujudkan tetapi setidaknya,kalau lebih

banyak cipta yang baik dan luhur dibangkan dengan cipta yang jelek, sepertinya lebih

baik.Oleh karena itu sangatlah perlu dharma dan bakti kita, untuk keselamatan dunia paling tidak
keselamatan bangsa, paling tidak lagi keselamatan sesama, paling tidak
sekali bagi keselamatan satu desa, sekeluraga ataupun teman.

Dharma seorang pandita utama, yaitu dharma yang pertama : PUNYAILAH CIPTA

YANG UTAMA DAN BERBUDI LUHUR, bagi sesama kita, menuntun bangsa kita

supaya mendapat jalan yang terang dan beroleh hati yang wening, memperoleh kawruh

lahir batin yang seimbang, rila legawa, sabar dan tawakal, tekun dan menerima menjauhkan dari
watak sombong karena mempunyai kepandaian (adiguna)

Dharma seorang ratu binatoro, yaitu MEMPUNYAI KETEGUHAN HATI DAN ADIL

PARAMA ARTA, berbelas kasih terhadap sesama , berbudi dalam tingkah laku, menjadi

pribadi yang bijaksana, tahu akan harga diri, bisa menguatkan kawula dan bawahannya jangan
sombong karena sudah menjadi orang besar lupa pada rakyat kecil, dan

menjauhi watak sombong akan pangkat (adigang).

Dharma seorang satria, yaitu bekerjalah memenuhi dharma hidup di tengah masyarat
menggunakan pengertian dan kepandaian, sempurna dalam segala hal (pekerjaan) teguh dan
tekun dalam bekerja, berani membela kebenaran, kesucian dan keadilan cipta rasa dan karsa kita
bekerja menurut iramanya, yang sulit di mudahkan yang gelap

diterangkan, yang ruwet supaya tentram, yang tinggi diratakan, yang rendah/asor

dijunjung, yang menyerah disemangati, yang kesed/bodoh supaya mengerti akan

kewajibannya dan menjauhkan dari watak adigang.

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai