Ciptabratamanunggal
Ciptabratamanunggal
Pengarang : Ki Brotokesawa
I. Jagat Ginelar
Bagi pejalan di dunia spiritual, supaya mengetahui manusia di dunia ini harus mengerti sangkan
paraning dumadi ( asal usul dan akhir manusia) supaya sempurna hidupsebagai manusia.Manusia
dengan pria dan wanita , berbagai macam kebudayaan, suku ras dsb. hidup di dunia menurut
kodratnya untuk memuliakan alam dan seisinya. Segala macam hewan di hutan, aneka tumbuhan
dari yang merambat sampai yang berkayu besar2, segala hewan di lautan, hidup menurut
kodratnya, mencari makan menurut caranya sendiri sendiri. Segala macam planet dan bintang2,
yang mengeluarkan cahaya di waktu malam, manusia hanya turut memiliki untuk kebahagiaan
dan kegunaannya.
Demikian juga angin dan matahari serta api, juga berguna bagi manusia menurut kegunaanya.
Untukdiketahui bahwa semua yang ada itu karena bercampurnya sari2 "TRIMURTI" yaitu Api,
Air dan Angin. Sudah menjadi rahasia Tuhan bercampurnya "Asmara tunggal" turun ke bumi
menjadi makhluk kasar serta halus, manusia, hewan di hutan, dan tumbuhan serta segala sesuatu
yang ada di bumi ini.
Saripati Trimurti menjadi aneka macam barang, ada delapan macam, yaitu permata emas, perak,
timah, tembaga, besi, garam dan belerang.
Bersatunya saripati emas dan tembaga menjadi cahaya gaib yang dinamai "Pulung" bercahaya
warna biru kehijau- hijauan , turun kepada manusia yang berbudi mulia mempunyai watak welas
asih.
Bersatunya saripati perak dan timah, menjadi cahaya gaib yang dinamai "Wahyu" bercahaya
warna putih kekuningan , turun kepada manusia yang berhati bersih berwatak tanpa pamrih,
berbudi pada sikapnya.
Bersatunya saripati emas, perak dan besi, menjadi cahaya gaib yang dinamai "Daru" bercahaya
warna kuning besar seukuran buah kelapa, turun kepada manusia yang berhati bersih, sabar,
tawakal, berjuang demi sesama, dan bersikap adil paramaarta.
Bersatunya saripati timah, tembaga dan besi, menjadi cahaya gaib yang dinamai "Teluh",,
bercahaya warna merah keunguan, turun kepada manusia yang asusila, jail, ugal-ugalan, tiada
tahu akan benar dan salah.
Bersatunya saripati besi, garam dan belerang, menjadi cahaya gaib yang dinamai "Guntur" ,
bercahaya warna ungu gelap, turun kepada manusia yang hanya menuruti hawa nafsu, angkara
murka, dan tidak bersyukur.
Bagi para pelaku tekad, ketahuilah bahwa semua itu yang dinamakan kawruh kasunyatan, nyata
berujud jagat gede dan cakrawala, yang semua itu wujud dari kebesaran Tuhan sang Pencipta.
Matahari dinamai " Raja Surya Amisesa" yang memberikan dharmanya sebagai pemberi
kehidupan kepada segala makhluk di dunia. Begitu pula bulan, bintang2 di langit juga membagi
dharmanya bagi makhluk hidup. Bergantinya siang dan malam matahari dan rembulan sesuai
jalannya kodrat, semua bermanfaat bagi kehidupan ini.
Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk lain ciptaan Nya karena
sempurnanya campuran dari tiga hal di atas dan ditambah lagi dengan budi
luhur yang lebih sempurna, maka manusia wajib mengetahui akan kemanusiaannya dan
juga mengerti akan ke sejatian nya, supaya sempurna hidupnya karena tahu sangkan
paraning dumadi.
Bahwa segala hal di dunia ini, baik itu jagat cilik maupun jagat gede , segalanya berasal
dari daya empat hal, yaitu bumi, api, angin dan air.
Kacaunya bumi karena naiknya panas di dalam bumi, naik karena panasnya panasnya
jalanidi (air laut ?) yang berada di dasar bumi tertutup oleh lapisan lapisan bumi berjuta
juta tahun lamanya, dan kemudian munculah gunung2 berapi, yang berakibat rusaknya
manusia dan alam sekitarnya. Begitu pula dengan api, air, dan angin, semua dapat
bermanfaat bagi kehidupan, tetapi juga dapat menjadi malapetaka kalau tidak sesuai
dengan kebutuhan. Tidak dipungkiri lagi manusia hidup di kelilingi oleh bumi, api, angin
dan air. Begitu pula manusia juga terdiri dari saripati tersebut .
Bumi, disebut juga pertiwi, bentuk lahir yang ada pada kita yaitu badan jasmani berujud kita,
hakekatnya dzar kita, menjadi kulit dan daging ini.
api, wujud lahir yang ada pada kita dinamai pramana, hidupnya dzatullah, yaitu
cahayahidup manusia, beujud otot dan tulang. Jendela/ pintu api ada di telinga kita.
air , juga disebut tirtamarta kamandanu, yaitu air yang menghidupi badan kita. Air di
badan kita temui dengan adanya Wadi, Madi, Mani, dan Manikem.
Air dalam wujud wadag kita yaitu adanya darah dan sungsum, suhud kita, hakekatnya
asma kita. Pintu air berada di mata, berpengaruh pada birahi, segala sesuatu yang
indah indah.
semua menjadi afngal kita. Wujud lahir yang mudah adalah manusia bernafas.
Pintu angin ada di hidung, berwatak sumeleh, sabar, rela, cinta damai, senang pada
keTuhanan.
Dari Dzat Tuhan manusia memilik Sir , yaitu niyat (krenteg), Budi, yaitu bekerjanya
batin pada kita, Cipta lan Rasa. Sir, Budi, Cipta dan Rasa dibawah kekuasaan hidup kita bekerja
menuju sempurnanya hidup kita.
Ingatlah, manusia yang utama harus bisa mengendalikan hawa nafsu 4 perkara :
a. Aluamah, warna hitam, tempatnya di lambung, pintunya di mulut, kalau mati jangan
mengikuti yang warna hitam, menjelma menjadi hewan merambat (ular), raganya jadi
gandarwo (buta)
b. amarah, warna merah, bertempat di empedu, pintunya di telinga, kalau mati jangan
mengikuti cahaya warna kuning, menjelma menjadi hewan terbang, wandanira seperti
d. Mutmainah, warna putih, bertempat ditulang, pintunya di hidung, kalau mati jangan
mengikuti cahaya putih, menjelma menjadi ikan, wandanira (?) menjadi wedon
a. hati sanubari, warna hitam, berujud dalam rasa, pintunya di kahurullah, berada di
b. hati maknawi, warna kuning, purbaning rasa, pintunya di kamalulah, berada di alam
c. hati sirri, warna hijau, sempurnanya rasa, pintunya di jalalulah, berada di alam
d. hati pu'at, warna putih, hilangnya rasa, pintunya di jamalulah, berada di alam sabit menjadi
sempurnanya penglihatan.
Supaya mendapat gambaran yang lebih jelas, diterangkan bab turunya wiji
(biji/bakal) manusia.
Sejatinya wiji berada pada "bapak", berasal dari Cipta turun ke Pramana, kemudian
menimbulkan rahsa si bapak yang menimbulkan rasa asmara (birahi). Wiji yang berada
di bapak, dalam hubungan asmara tetes ke dalam kandungan ibu, bila biji ini baik tentunya akan
bisa jadi manusia. Maka Cipta dan Rasa si bapak yang telah sempurna memang diperlukan. Hal
ini menjadi dasar watak manusia yang ada di dalam kandungan nanti.
a. Bila saat tetesnya wiji, si bapak mempunyai pikiran yang bersih dab hati yang suci disitu akan
tersirat pancaran pramana berwarna hijau muda yang indah, membuat anak besok berwatak
luhur, senang pada pujabrata (samadhi). Ini disebabkan oleh adonan 3 hal di atas lebih banyak
mengandung putih
b. idem, mempunyai pikiran marah, nafsu birahi tinggi dan terburu buru, disitu akan tersirat
pancaran pramana berwarna merah tua keungu unguan, membuat anak besok bersifat boros, dan
selingkuh. Ini disebabkan oleh adonan 3 hal diatas lebih banyak mengandung merah.
c. idem, mempunyai pikiran senang dan lega di hati, disitu akan terlihat pancaran pramana
berwarna kuning, membuat anak besok berwatak senang2 (hura hura), melik (ingin memiliki).
Ini disebabkan oleh adonan 3 hal di atas lebih banyak mengandung kuning.
d. idem, mempunyai pikiran sedih, disitu akan tersirat pancaran pramana berwarna hitam kotor
keunguan, membuat anak besok berwatak asusila . oleh karena itu pada saat senggama bersama
istri bisa memilih waktu yang tepat, pada saat pikiran jernih, hati yang bersih, dan sesuci dahulu.
Dan jangan terlalu sering baiknya seminggu sekali.
a. Tataran I , jagad atas atau Guruloka (Betal Makmur), berada di otak, pusat segala
rasa. Dalam wayang disebut Sang Hyang Guru, ratunya segala nyawa, dan berkuasa
b. Tataran II, jagad tengah atau Endraloka (Betal Mocharam), berada di angan-angan budi, cipta,
perasaan hati, dan perasaan yang halus. Yang menjadi penguasa Sang
c. Tataran III, jagad bawah atau Janaloka(betal Muchadas), berada di panca asmara yaitu asmara
tantra dan asmaragama. Yang menjadi penguasa Sang Hyang Wisnu, di
Ketiganya disebut dengan Triloka, dan yang menguasai Sang Hyang Wisesaning
Tunggal.
Setelah mengetahui bagian dari jasad tadi, maka wajib juga mengetahui mengenai
a. Yang dahulu sendiri yaitu Dzat Mutlak Kang Chodim Azali Abadi, yang disebut Wisesa lalu
menarik
b. Chayu, yaitu hidup kita ini, artinya atma, juga disebut kuasa, lalu menarik
c. Sir, artinya Rahsa, disebut Pramana, menarik :
Kedelapan ini wajib diketahui karena ini keadaan jasad kita sampai berujud insan.
Dilambangkan dengan C urigo Manjing Warangka. Curiga itu yang di dalam, dan
warangka itu adalah adanya wadag badan kita ini, atau juga disebut jasad (sengkeran).
Kemudian sebagai manusia yang hidup wajib berbakti keapda junjungan, di antaranya :
Dalam hati menyembah, pasrah total kepada Todzaling Dzat yang Azali Abadi, supaya
dekat dengan Tuhan, dikasihiNya, dengan cara pada saat setelah tengah malam, melipat
tangan dan kaki (bersamadhi) menutup lubang sembilan hawa nafsu, melihat ujung
hidung, menyatukan pikiran, di batin delangsa atas kodrat kita pribadi pasrah. Hal ini
Belajarlah Ketuhanan , jangan sampai terlena kepada jalan yang menyesatkan yang
berakhir dengan kedukaan atau kenistaan, baik lahir maupun batin.
Manusia juga bisa belajar mengenai magic (berkomunikasi dengan alam Roha dan
sejenisnya diluar manusia). Arti dari kebatinan yaitu sumber asas dan sila Ketuhanan
Yang Maha Esa, yang mencapai keluhuran Budi untuk kesempurnaan hidup. Karena
manusia hidup itu menggunakan daya dari lahir maupun batin, ada kalanya keadaan
lahir mempengaruhi batin juga kadang batin mempengaruhi lahir. maka keduanya harus
seimbang.
Untuk melatih kelahiran , kita harus berwatak : Rela, Menerima, Tekun, Sabar dan
Budi yang luhur. Untuk batin harus Eling, Percaya dan melaksanakannya.
Dalam Magic ada aliran hitam dan putih. Magic hitam adalah daya dari cipta tunggal
dsb. yang ditujukan untuk tindak yang bertentangan dengan hukum agama. Magic putih
adalah daya dari cipta tunggal dsb. yang ditujukan untuk kemaslahatan umat di dunia.
b. Astrologi (perbintangan)
Perhitungan perbintangan
Karena bangsa kita sebagian besar masih menggunakan kepercayaan dan keyakinan
yang di turunkan dari jaman ke jaman, oleh karena itu alam pikirnya sepaham dengan
kasunyatan. Maka carilah jalan yang menuju kebenaran, kebahagiaan di dunia dengan
sesama. Karena baik dan jelek bakal ada hasil yang diperoleh seimbang dengan
dharmanya. Walaupun sekarang tidak merasakan dimasa yang akan datang tentu
merasakannya, baik secara langsung maupun tidak, sebab hidup ini berdasar atas
Oleh karena itu tiap hari upayakan untuk interopeksi diri, sebelum tidur atau tengah
malam timbanglah kebaikan dan kejahatan dalam sehari. timbanglah dan usahakan
untuk selalu menambah kebaikan di tiap harinya. Bilamana kita sudah melaksanakan
eneng dan ening, cinta kepada Tuhan, disitu kita sudah mempunyai cipta yang terbuka lepas
perasaan kita, melihat kesejatian kita, melihat perubahan perubahan jasad kita
yang samar samar, karena telah sampurnanya perasaan yang sangat tajam. Disitulah
kita sudah bijaksana. Oleh karena itu upayakan kebersihan jiwa dan raga, eneng dan
Kalau sudah begitu, kita akan menjadi waskita, dapat malihat tanda tanda perubahan
jasad kita, kalaupun bermimpi yang bermimpi yang nyata akan terlaksana. Juga tanda
tanda bilamana manusia akan kembali ke hadirat Tuhan, dengan sarana kewaspadaan
a. Bila mana sudah lelah hidup di dunia, bosan akan kehidupan di dunia, tandanya akan
meninggal kurang 3 th. Disini akan sering pusing tanpa sebab, bermimpi berjalan ke
b. Bila sering kangen pada leluhur yang sudah meninggal, tandanya kurang 2th untuk
meninggal, terasa muneg muneg hatinya (sebal), menuruti segala kesenangannya bermimpi
memperbaiki rumah.
c. Bila seringmelihat roh halus, pertanda maninggal kurang 1 th, gondok terasa
bergetar, badan kurus, penglihatan yang semakin samar, tulang ngilu, yaitu meredanya
bulan, sering lupa, darah kadang seperti berhenti, yaitu berkurangnya nafsu amarah disitulah
berkurangnya hawa nafsu kita.
e. Bila sering mendengar hal hal yang belum pernah terdengar sebelumnya, pertanda
maninggal kurang 6 bulan lagi. Telinga terasa sesak dan gumrebeg, tidak punya
f. Bila sering mencium bau roh halus (lelembut), seperti bau menyan, amis dan baunya
orang sakit pertanda kurang 3 bulan kematian menjemput, disini hidung menelangkup
berkurangnya nafas, kadang terburu buru di jalan, berarti berkurangnya nafsu
g. Bila sudah ganti pandangan, seperti langit seperti merah, air menjadi merah bara matahari
seperti hitam, pertanda kurang 2bl menuju kematian, di mata sudah tidak
terlihat bayangan.
h. Bila jari tengah ditempelkan ke telapak tangan dan jari manis tidak bisa di angkat
pertanda kurang 40 hari umurnya, terasa keju (?), otot kejang, dan tulang belakang
serasa putus.
i. Bilamana tangan ditempelkan ke kening dan melihat deperti terputus atau jarinya
seperti berkurang pertanda kurang sebulan lagi ajal menjemput, baiklah kita bersiap
hati.
j. Bila kadang melihat warna diri kita, pertanda kurang 1/2 bulan ajal kita, harus eneng
dan ening.
k. Bilamana sudah tidak melaksanakan keseharian, contoh tidak makan dan tidak tidur berarti
kurang menghitung hari ajal menjemput, disitulah kita wajib tobat.
l. Bila sudah diluar kebiasaan, kadang mengeluarkan tinja tahun (?), dan keluarnya
cacing kalung, pucuk urat terasa dingin, membuat jernihnya mani, berarti kurang 3 hari
ajal menjemput.
m. Bila sembilan lubang hawa pada tubuh sudah merasakan angin keluar dari tubuh kadang
mempunyai pikiran kasihan terhadap dirinya sendiri, berarti kurang 2 hari ajal
menjemput.
n. Bila engsel engsel kendor, seluruh badan keringetan siang malam, pertanda ajal
kurang sehari
o. Bila di pegang kulit terasa keras tidak kering, dingin sekali, tidak ada detak nadi sudah tidak
dapat melihat, suara suara hilang, badan terasa gringgingen (?), dan bau
d. Bila berkebalikan sifat, tadi sbar menjadi mudah marah dsb. pertanda kurang 1/2 th
g. Bila sakit dan mata menjadi doyong tanda sudah dekat ajal.
h. Bila sudah hilang pancaran wajahnya, pucat, kuping jatuh, hidung mingkup, kulit
Setelah mengetahui tataran dari perbuatan manusia yang terdiri dari cipta, rasa dan
karsa, usahakanlah untuk selalu mempunyai cipta yang baik supaya menumbuhkan
karsa atau perbuatan yang baik bagi kita dan sesama. Untuk dapat melaksanakannya
harus dilatih sejak dini. Dimulai dengan bertindak sabar dan tawakal, dengan cara olah
nafas setiap hari pagi dan sore sebelum jam 5 .Ambilah nafas berlahan lahan dan
keluarkan berlahan juga 3 X saja , dalam hati bilang "Aku Saiki Sabar".
Perlu diterangkan di seini bahwa manusia sudah dikatakan sempurna (makarti) menurut
kodrat apabila antara keinginan dari dalam (nyawa) dan panca indera sudah saling
bertautan. Ingatlah bahwa nyawa dan jasad selalu terpengaruh oleh adanya daya api angin, bumi
dan air.
Dengan minum air putih dingin (bukan yang di lemari es) di pagi hari dan malam hari
sebelum tidur dapat menambah umur urat saraf kita. Biasakan juga untuk mandi tiap
pagi dan sore hari untuk kesehatan raga.Juga jangan terlalu banyak merokok karena
merusak kesehatan kita. Usahakan juga untuk makan secara teratur dengan yang
mengandung vitamin, dan jangan lewat takaran (terlalu banyak) dan jangan suka
ngemil, karena membikin cepat rusak sel pencernaan. Baiklah menjadi vegetarian atau
Satu lagi yang harus diperhatikan yaitu jangan sampai kita selalu mengumbar hawa
nafsu, suka marah dan tidak sabar yang semua itu dapat merusak daya cipta kita dan
hanya menghabiskan energi ke Tuhanan kita. Perlu diingat bahwa orang yang menuruti
hawa nafsu itu aliran darah akan menjadi cepat, jantung bekerja lebih keras yang
semua itu mengurangi daya hidup kita. Lebih lebih mengenai nafsu asmara janganlah
terlalu dituruti, hematlah mani kita yang sangat berguna. Dan juga orang yang senang
akan olah asmara akan gampang sakit, mengurangi kekuatan badan, tidak bisa berpikir
Hawa nafsu dapat kita kendalikan dengan cara "narima" (menerima apa adanya) bisanya narima
harus "sabar", bisanya sabar harus "eling". Oleh karena itu kita harus
melatih agar menjadi orang yang mempunyai daya ingat yang tinggi, jangan sampai
menjadi orang yang pikun. Keadaan yang telah dialami tersimpan dalam alam bawah
sadar, dan setiap hari terjadi penumpukan penumpukan akan hal hal yang terjadi setiap
harinya, ini yang disebut lupa. Untuk memperkuat daya ingat kita latih lah setiap hari taruhlah
barang apa saja di suatu tempat di pagi hari, kemudian ambilah pada sore hari begitu seteusnya.
Bila sudah terlatih , lakukan juga untuk jangka waktu yang agak lama
Daya cipta kita bisa dilatih juga dengan cara menyatukan hati dan pikiran (cipta) menghilangkan
segala hawa nafsu, dengan pikiran yang bening hati yang bersih. Bila
semua sudah menyatu , maka akan banyak sekali manfaatnya, untuk segala sesuatu
tentu ada hasil dan wibawanya. Bila rahasia mantra mantra bisa berjalan karena tirakat puasa
dsb. dan yang paling utama adalah manyatunya daya cipta kita.
Latihlah daya cipta kita itu dengan cara , buatlah lingkaran hitam pada kertas tempelkan pada
tembok sejajar dengan mata kita pada waktu duduk. Pandanglah
lingkaran itu dengan hati yang bersih dari nafsu lainya, satukan pikiran dan hati kita
tertuju pada lingkaran tersebut. Usahakan tiap hari dengan telaten dan tidak dipaksa
Sebelum mandi , agar olah raga dulu, dengan berdiri tegak, dada membusung dengan
atas kemudian turun lagi pelan pelan selama tiga kali, setelah itu mandi.
Setelah mandi pagi, biasakan untuk olah nafas, masuk dan keluarnya nafas diatur pelan
pelan. Ini dilakukan juga pada sore hari menjelang mandi sore.
Untuk memperkuat daya cipta kita harus mencegah hawa nafsu asmara (birahi), dan
Otak kita terdiri dari dua di depan untuk mengolah sinyal atau barang yang kasar kasar
(?) dan di belakang saatu menyambung ke tulang belakang yang dinamai lodok (otak
kecil (?))untuk mengolah sinyal yang halus halus.
Olah nafas diperlukanberguna untuk menghisap sari sari alam dengan cara :
Setiap pagi hari sebelum orang lain bangun, agar sai sari trimurti masih suci belum
tercampur dengan sari sari yang lain. Ambilah nafas dalam dalam selama 8 detik kemudian di
tahan selama 8 detik kemudian dilepas pelan pelan selama 8 detik. (8-8-8)
Begitu setelah beberapa hari dan sudah kuat ditingkatkan hitungannya menjadi 10-10 -
10, kemudian menjadi 15-10-15, kemudian 20-10-20, kemudian 26-8-26. Ini semua
Untuk melatih otak kita dengan cara olah cara nafas kita. Tarik nafas lewat lubang
hidung kiri kemudian ditahan, dan dibuang lewat lubang hidung sebelah kanan, begitu
Lama hitungan dari awal ambil nafas 4 detik, tahan nafas 8 detik, lepaskan 4 detik
setelah 7 hari ambil nafas 10 detik, tahan nafas 7 detik, lepaskan 10 detik
setelah 7 hari ambil nafas 10 detik, tahan nafas 10 detik, lepaskan 10 detik
Supaya lebih cepat untuk mengetahui hasilnya kalau semua hal yang diuraikan di atas
dilaksanakan , tidak terkecuali tentang cipta tunggal (konsentrasi). Supaya lebih jelas :
Menutup panca indera, menutup lubang hawa 9 (nutup babahan hawa sanga), cipta
disatukan, jangan mikir yang lain dan jangan dicampuri cipta yang lainnya, selain dari
tujuan semula. Biasanya kita akan melihat bayangan kita samar samar yang persis dengan kita
(pelaku).
Untuk lakunya :
1. Sabar
2. Tenteram
larangan lainnya :
Pikiran kita terpengaruh oleh nyawa dan panca indera, jadi keduanya haruslah seimbang
, maksudnya barang yang diterima panca indera haruslah dipikir dahulu, jangan hanya
tertarik akan keadaan lahiriah saja. Ditimbang lebih dahulu baik dan buruknya di masa
2. Menguatkan syaraf - syaraf tubuh, caranya : berdiri tagak sambil ambil nafas dalam
dalam, dada ditekan dengan jari jemari(tidak jelas) kemudian nafas dikeluarkan lewat
3. Melebarkan iga (ngelar iga) caranya ambil nafas dalam dalam, tengah dada ditekan
dengan jempol kedua tangan, kemudian nafas dikeluarkan secara berlahan lahan.
5. Menata jalannya darah, caranya : berdiri tegak, kemudian membungkuk pelan pelan tangan
seperti mengambil barang dari tanah, ulangi terus
6. Mengisi Prana dan membesarkan wibawa (prabawa (?)) caranya berdiri tegak, tangan
8. Memperbaiki suara, dengan cara ambil nafas dari hidung pelan pelan kemudian
Latihan badan/olah raga memang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tubuh yang pad
akhirnya juga memperngaruhi kesehatan jiwa kita. Disini tidak dijelaskan mengenai
perolehan daya gaib yang luar biasa, hanya secukupnya saja untuk kebutuhan dan
kepentingan bagi sesama. Tetapi kalau memang dilatih dengan sungguh sungguh pastilah ada
manfaatnya yang kita sendiri tidak menyadarinnya, Kalau cipta kita sudah
terlatih dengan baik, sewaktu waktu dapat dilepas dengan tujuan ataupun maksud dari
Harus juga diketahui peraturan peraturan umum yang harus dipatuhi agak kita menjadi
orang yang berbudi luhur dan bijaksana serta disegani. yang terutama berbakti kepada
melakoni :
c. Sebisa mungkin menghindari tindakan maksiat dan barang yang tidak halal.
d. Jauhi watak iri dengki, mencela, ingin punya dari orang lain (meri), mangaku punya
barang orang lain (dahwen), gampang marah, sombong, mengagungkan kebesaran kekuasaan,
kepandaian, jahat, basiwit (?), dan fitnah.
a. Tapaning mata mengurangi tidur, jangan melihat hal hal yang membuat keinginan
b. Tapaning telinga, mencegah marah, jangan mendengarkan hal hal yang jelek
1. Jangan kurang penglihatan, artinya jangan sampai menderita, tidak enak, dsb. kalau
ditinggal oleh orang lain, karena bisa mengurangi wibawa kita (kasudiran)
2. Jangan kecil hati, merasa tidak ada gunanya, aji mumpung, tidak punya malu, karena
bisa mengurangi harga diri kita, diibaratka pusaka hilang yoninya (isinya)
dan juga harus diingat sesiapa yang menyepelekan ajaran guru yang baik dan benar
Selanjutnya dilarang membeda bedakan sesama manusia, sebab semua manusia itu
sama saja, saya ya kamu, dalam bahasa sang sekerta Tat Twam Asi. Dan jangan
membedakan orang berdasarkan bangsa, baik duduk sama rendah, berdiri sama tinggi dan jangan
pula saling memojokan terhadap agama ataupun keyakinan keyakinan orang
lain. Kita memperlajari kebatinan yang luas, jangan fanatik, menganggap dirinya yang
paling benar, sebab ingatlah tiada yang sampurna di dunia ini kecuali Tuhan Yang Maha
Esa. hanya rebutan pepesan kosong, baiklah dihindari. Jangan lupa akan semboyan "
SEPI ING PAMRIH RAME ING GAWE, MEMAYU HAYUNING BAWANA, AMAMAYU
Untuk sarana permintaan, adat bangsa kita percaya dan mengakui adanya "sedulur
papat" yaitu
berupa air ketuban yang keluar terlebih dahulu dari kandungan ketika kita akan
dilahirkan, berwarna putih.
2. Adi ari ari yang juga disebut hariyah, barat tempatnya, berupa ari ari yang keluar
3. Tali pusar yang telah diiris waktu kita lahir , setelah lima - 10 hari putus sendiri, juga
4. Darah yang juga keluar dari kandungan ibu juga disebut Tibbiyah, selatan tempatnya merah
warnanya.
Itulah yang disebut sedulur papat yang keluar bersama dari kandungan( margaina =
jalan rahasia) , Dan yang disebut lima pancer yaitu kita sendiri, karena kita ada maka
saudara 4 tadi juga ada. Jadi dikatakan sedulur papat lima pancer yang lahir di hari
yang sama yang keluar dari kandungan, juga disebut keblat papat lima di tengah, di
Namun ada juga saudara yang tidak keluar dari jalan SAMAR (margaina) yaitu disebut
MAR dan MARTI , Mar yaitu pada saat ibu akan melahirkan ada perasaan yang timbul yaitu
perasaan kuwatir(uwas/samar-jw) pada asaat itulah dikatakan perang sabil bagi si
Ibu. Lalu arti dari MARTI sendiri yaitu perasaan si ibu yang telah tenteram/damai , telah
usai menunaikan perang sabil, jabang bayi telah lahir dengan selamta tanpa adanya
gangguan.
Dua saudara ini juga yang dinamakan saudara "KANG ADOH TANPA WANGENAN CEDAK
TANPA SENGGOLAN". Menurut mistic saudara Mar - Mati tersebut berwarna putih dan
kuning, yang bisa menjaga si bayi siang dan malam. Selain saudara empat yang keluar
dari margaina tersebut di depan tadi, Mar-Mati bisa dimintai tolong tetapi harus dengan
melewati tapabrata dahulu, dimintai tolong untuk menjaga dan keperluan lainya.
Karena segala ilmu itu terlaksana karena adanya laku, maka bila kita selalu
melaksanakannya pasti akan ketemu. Karena tiada ilmu yang tidak memakai laku dan
mnjalani apa yang menjadi perintahnya dan menjauhi larangannya. Agar gampang kita
untuk melatih diri, disini diterangkan secara ringkas mengenai laku dsb. yang perlu
2. Menjaga kebersihan lahir dan batin, badan dan pikiran (mandi pagi yang bersih jam
5. Olah nafas bisa dilakukan dimana saja yang lapang lebih baik.
6. Memakai pakaian yang bersih, lebih baik lagi yang harum agar semerbak wangi.
10. Makan yang teratur baik pagi, siang / malam, terutama protein nabati dan kurangi
konsumsi protein hewani, dan jangan terlalu banyak camilan yang tanpa batas.
15. Jangan memainkan perasaan dan pikiran, memikirlah yang berguna dan terarah
Kalau mau tidur hendaklah instropeksi diri sambil berdoa dalam batin, kalau memakai
"Ingsun tojalining Dzat Kang Maha Suci, Kang murba amasesa, Kang kuwasa
araning Muhamad , Sirkumaya araningsun, Sir Dzat dadi sak sirku, yaiku
sejatining manungsa, urip tan kena ing pati,langgeng tan keno owah gingsir
Ingsun mertobat lan nalangsa marang Dzat ingsun dewe, regede badaningsun gorohe atiningsun,
laline uripingsun, salahe panggaweningsun, ing salawas
Sejatinya ilmu itu harus memakai Laku memulainya dengan chas, artinya chas memberi
kekuatan, selain ajaran ajaran yang diatas tadi seyogyanya juga melakukan :
a. Sembah raga yaitu tapaning badan jasad kita, kita harus mengerti juga bahwa
raga hanya pasrah, hanyaikut perintah dari batin kita, hawa nafsu kita, yang akhirnya
punya keinginan yang enak enak saja, merasa nikmat yang tanpa ukuran, dsb. Raga itu
kalau dibebaskan menuruti hawa nafsu saja yang akhirnya akkan merusak jasad kita
sendiri, Oleh karena itu mulai sekarang dilatih , supaya menurut apa perintah cipta kita seperti :
banguntidur terus mandi, jangan nanti nanti, lalu mengurangi makan dan tidur
seperlunya saja, artinya : makanlah setelah terasa lapar dan minum bila hanya merasa
haus, tidur kalau merasa sudah sangat ngantuk, sebaiknya juga mengurangi "olah
asmara" (birahi) yang tidak ukuran, bekerjalah yyang utama untuk keperluan di
masyarakat, dan lain sebagainya yang baik baik, belajarlah akan pengertian pengertian
yang utama.
b. Sembahing cipta, kalau di Islam dinamai Tarekat, sembahnya hati yang luhur yang disembah
adalah olah nalar mengerti akan "kasunyatan", kawula tahu kepada
Gusti. Yang kedua berkuasa atas hati yang kotor supaya mengerti akan peraturan
peraturan yang benar, mengendalikan hawa nafsu. Kalau sudah begitu nanti
Tuhanan, dan semakin jelas terang dan gelap beraneka macam pengertian sampai jelas
mengenai hakekat ajaran / pengertian "yang halus halus". Oleh sebab itulah maka kita
dapat melaksanakan , mengerti apa yang diperintahkan oleh Tuhan yang terasa di
dasarnya rasa (rosing rasa). Tujuan dari sembah cipta itu mengendalikan 2 macam yaitu angkara(
yang menimbulkan watak adigang, adigung, adiguna, kumingsun dsb.)
dan watak keinginan mengusai akan kepunyaan orang lain (kemelikan-jw) Cipta yang
bersih yaitu kalau sudah bisa mengendalikan angkara murka, Tandanya bila cipta sudah
"manembah", yaitu waspada terhadap bisikan jiwa. Jadi sembah itu intinya melatih cara
a. Tata Yaitu waktunya yang selalu sama, yang baik di tengah malam, pagi dan sore di
c. Ngati ati Menata diri agar dalam mencapai yang dirasakan tidak dipaksakan
e. Telaten
f. Atul Maksudnya dibiasakan agar mendarah daging menjadi kebiasaan dan watak yang
akhirnya merasa, tidak sulit untuk melakukannya.Kalau sudah begitu, artinya sudah
manegetahui sejatinya penglihatan (sejatine tingal) yaitu Pramana, bisa dikatakan
sampai kepada jalan sejati, yaitu penglihatan pramana (tingal pramana) Kalau sudah
merasa sepi dari apapun seperti tidak ingat apapun, itu pertanda sudah sampai batas yaitu batas
antara tipuan dan kenyataan (kacidran lan kasunyatan - jw), jadi sudah
ganti jaman, dari jaman tipuan menjadi jaman kenyataan rasa badan ketiga (saka
penggorohan maring kasunyatan Rasaning badan tetelu), wadag astral dan mental tadi
seketika tidak bekerja. Disitulah lupa, tetapi masih dikuati oleh kesadaran jiwa (elinging
jiwa), dan waktu itu menjadi eneng, ening, dan eling. Artinya eneng : diamnya raga Ening :
heningnya cipta, Eling : ingatnya budi rasa yang sejati. Siapa yang tetap
menuruti peraturan kasunyatan, disitu bisa menerima "wohel"(?) karena adilnya Tuhan.
Kalau sudah bisa melaksanakan sembah cipta baru bisa melaksanakan sembah jiwa.
Artinya: rasakan dengan menggunakan rasa "kasukman"(?) yang bisa ditemui dalam
eneng, ening dan eling tadi.Tandanya adalah semua sembah, panembah batin yang
tulus tidak tercampuri oleh rasa lahir sama sekali. Kalau sudah bisa melihat cahaya yang
terang tanpa bisa dibayangkan tetapi tidak silau, pertanda telah sampai kepada
kekuasaan "kasunyatan"(kesejatian), yang juga disebut Nur Mohamad, yaitu tiada lain
cahaya pramana sendiri, karena dinamai pramana karena cahayanya yang saling
bertautan dengan rasa sejati dan budi, disitu rasa jati dan budi akan
merasa smapai mengerti yang melakukan semadi tadi, saling berkaitan tak terpisahkan
rasa badan yang panas dingin dan sebagainya . Rasa Sejati, rasa manusia yang paling
halus, tempat semua rasa dan perasaan dan bisa merasakan perlunya menjadi manusia
(perluning dumadi).
Jelasnya :
Sebagai tanda kalau sudah mencapai kasunyatan, kalau sudah hilang "semangsemangnya"(?)
Olah semadi artinya mengetahui sangkan paraning dumadi (asal usul dan tujuan hidup
di dunia). Rasa hidup adalah rasa Tuhan, rasa Ada, iya pribadi, bersatu tanpa batas
dengan rasa semua ciptaan Nya. ( Gusti amor ing Kawulo, ibarat manisnya madu
dengan madunya).
Orang yang berilmu itu tidak memandang tuwa atau muda, yang muda yang berilmu
bila sudah paham tata, titi, tatas, tetapi ada pula orang tua yang sepa, sepi lir sepah
samun, oleh karena itu carilah jangan ragu, carilah kesejatian sampai ketemu.
Di depan sudah dijelaskan mengenai jagad ginelar dan cipta tunggal yang semoga
menjadikan kita tidak ada keraguan lagi dan menghilangkan segala pertanyaan, untuk
menjadi manusia yang berbudi luhur, semakin mantap di jalan yang utama, menetapi /
menjalankan dharma kita. Di bab akhir ibi menjelaskan akan Tri Dharma yang artinya
tiga macam dharma. Arti dharma itu sendiri adalah persembahan yang keluar dari lubuk
hati yang paling dalam, untuk keperluan masyarakat banyak tanpa mengharapkan
imbalan.
Untuk lebih jelasnya, coba perhatikan contoh dalam cerita pewayangan, yang
tuntunan hidup. Terlebih dahulu kita pelajari sedikit mengenai sejarah pewayangan :
Kira kira tahun 950 Saka, abad 11 mulai ada pertunjukan wayang, tersebut di buku
Arjuna wiwaha. Jadi kira kira jaman Prabu Makuthawarsawasdhana. Kemudian jaman
cara gambar leluhur yang ditempelkan di dinding. Di jaman ini cerita-cerita jawa asli
mulai terdesak oleh pengaruh dan kebudayaan Hindu, diantaranya Mahabarata, yang
selanjutnya cerita cerita wayang banyak mengambil dari buku Mahabarata. Dijaman
dahulu orang yang membawakan cerita ini dinamaka Widhu (dalang), yang selanjutnya
para widhu membuat wayang beber. Lama kelamaan para Widhu berpikir untuk
membuat wayang satu satu agar lebih praktis. Pada jaman Sinuwun PB IV, bentuk
wayang kemudian disempurnakan. Mengenai asal wayang Purwa, yaitu jaman Prabu
Joyoboyo di Mamenang, kira kira tahun sangkala 861, yang membuat gambar2 para
Dan jaman Prabu Suryamisesa di Jenggala adanya pertunjukan wayang Purwa yang
diiringi dengan gamelan Selndro tahun 1283. R.Susuruh Raja di Majapahit gambar tadi
diganti pada kertas, dan jadilah wayang beber. Tahun 1301 disempurnakan lagi oleh
Sungging Prabangkara. Tahun 1437 R.Patah Sultan Demak dan para wali memulai
membuat wayang purwa dari kulit, dan selanjutnya disempurnakan pada jaman wali
wali tersebut., dan K.S. Kalijogo di Kadilangu memulai adanya wayang purwa yang
ditancapkan pada batang pisang dan memakai kelir dan blencong (lampu).
Dharma yang perlu dan wajib kita laksanakan adalah dharma Pandita, Dharma Ratu dan
Dharma Satria. Disini perlu diterangkan mengenai dharma tiga hal tersebut karena
walau sesakti apapun dan apapun kelebihan kita, kita tetaplah makhluk sosial yang
hidup ditengah masyarakat yang terikat oleh peraturan peraturan dan tata tertib yang
bertujuan untuk hidup yang aman dan damai, Manusia yang tidak menyadari akan
sebagai manusia sebagai mahkluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri lepas dari orang
lain. Beraneka macam kejadian yang terjadi pada manusia di dunia ini , coba kita pikir kita yang
saat ini membaca tulisan ini, detik ini juga ada kelahiran dan kematian silih
berganti, yang satu senang senang yang satu tertimpa musibah, yang satu naik
pangkat, istri cantik, satunya kelhilangan pekerjaan, dihukum, cerai, kehilangan ortu kehilangan
anak, mendapat anak kembar dsb. tanpa bisa disebut satu persatu.
Maka jadilah orang yang disegani dan yang berbudi luhur, cerdas dan pandai, sempurna
dalam segala hal, bekerja keras, susila dan taat pada pemerintahan, menyembah
kepada Tuhan dan berbakti kepada orang tua kita, rukun kepada sesama kita, itulah
seharusnya manusia sebagai makhluk sosial. Dunia yang penuh kegelapan dan
gangguan membutuhkandharma manusia yang luhur, bekerja keras, berani akan segala
Dilihat dari rasa peri kemanusiaan subyektif, menghukum manusia itu semestinya
kasihan, tetapi bila dailihat secara obyektif, demi keperluan masyarakat banyak, ada
baiknya juga,memang harus demikian jalannya keadilan dan kepastian hukum itu. Kalau
dilihat dari sudut kebatinan, yang menghukum orang tadi yang diri pribadi orang yang
melakukan itu., jadi orang tadi menerima buah dari pekerjaannya, akibatnya dihukum
.Tuhan YME tidak menghukum orang tadi tetapi manusia itu sendiri yang menyiksa
dirinya sendiri. Menurut Bagawad Gita, ketika Arjuna menyerah di peperangan karena
Arjuna hanya melakukan apa perintah Kresna (Ingsun), jadi pekerjaan itu pekerjaan
Tuhan. Jadi memang menjadi orang hidup itu rumit, semua hal harus siap dan hati hati awas dan
waspada, supaya selamat. Dan manusia yang utama adalah orang yang sudah
mengerti akan kewajiban hidup di masyarakat, berani membela kesucian dan keadilan berani
karena benar dan takut karena salah.
Menurut hukum Trilogi (cipta, rasa dan karsa) manusia hidup tidak cukup hanya duduk
mengolah cipta, menutup lubang hawa 9 (babahan hawa 9), memandang pucuk hidung
saja, tetapi juga bekerja memenuhi dharma mausia hidup ditengah masyarakat.
Ingatlah ajaran yang mengatakan : Tuhan tidak akan merubah keadaan di dunia ini
kecuali manusia sendiri yang merubahnya untuk menuju kesempurnaan. Maka adanya
trilogi tersebut perlu sekali diketahui, supaya manusia mengetahui garis hidupnya. Kalau
sudah begitu artinya sudah seimbang antara kebutuhan lahir dan batin, rohani dan
jasmani, roh dan jasad ini. Jangan hanya memikirkan tentang akherat saja tetapi
ingatlah pada hari ini dihadapkan pada kenyataan kenyataan, berdiri di atas bumi
kenyataan, dunia fana yang penuh dengan godaan, dan cobaan. Keselamatan dunia bisa
menjadi kenyataan bila semua manusia pribadi, insani insani, makhluk makhluk berjiwa
di dunia ini satu semboyan : Sepi ing pamrih rame ing gawe, memayu hayuning
banyak cipta yang baik dan luhur dibangkan dengan cipta yang jelek, sepertinya lebih
baik.Oleh karena itu sangatlah perlu dharma dan bakti kita, untuk keselamatan dunia paling tidak
keselamatan bangsa, paling tidak lagi keselamatan sesama, paling tidak
sekali bagi keselamatan satu desa, sekeluraga ataupun teman.
Dharma seorang pandita utama, yaitu dharma yang pertama : PUNYAILAH CIPTA
YANG UTAMA DAN BERBUDI LUHUR, bagi sesama kita, menuntun bangsa kita
supaya mendapat jalan yang terang dan beroleh hati yang wening, memperoleh kawruh
lahir batin yang seimbang, rila legawa, sabar dan tawakal, tekun dan menerima menjauhkan dari
watak sombong karena mempunyai kepandaian (adiguna)
Dharma seorang ratu binatoro, yaitu MEMPUNYAI KETEGUHAN HATI DAN ADIL
PARAMA ARTA, berbelas kasih terhadap sesama , berbudi dalam tingkah laku, menjadi
pribadi yang bijaksana, tahu akan harga diri, bisa menguatkan kawula dan bawahannya jangan
sombong karena sudah menjadi orang besar lupa pada rakyat kecil, dan
Dharma seorang satria, yaitu bekerjalah memenuhi dharma hidup di tengah masyarat
menggunakan pengertian dan kepandaian, sempurna dalam segala hal (pekerjaan) teguh dan
tekun dalam bekerja, berani membela kebenaran, kesucian dan keadilan cipta rasa dan karsa kita
bekerja menurut iramanya, yang sulit di mudahkan yang gelap
diterangkan, yang ruwet supaya tentram, yang tinggi diratakan, yang rendah/asor
TAMAT