Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia

Volume 3. Edisi 1. Juli 2013. ISSN: 2088-6802


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/miki

Artikel Penelitian

Studi Kasus Konsumsi Suplemen pada Member Fitness Center di


Kota Yogyakarta

Taufiq Hidayah*, Sugiarto

Diterima: Mei 2013. Disetujui: Juni 2013. Dipublikasikan: Juli 2013


© Universitas Negeri Semarang 2013

Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Keywords: Member characteristics; Supplements and
bagaimana konsumsi suplemen pada member fitness Supplements Consumption
center di Kota Yogyakarta. Jenis penelitian riset deskriptif
kualitatif, dengan teknik survei tes melalui kuesioner.
Jumlah sampel 30 orang dengan teknik accidental sampling. PENDAHULUAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:1) karakteristik
member fitness mayoritas berusia 20-29 tahun (73,7%),
Perbaikan gizi dan kebugaran yang
masih aktif sebagai mahasiswa (56,7%), dan sebesar 6,7% terpadu pada hakekatnya merupakan
sebagai ibu rumah tangga. 2) responden sudah memahami bagian dari upaya peningkatan kualitas
tentang definisi suplemen (86,6%), yang bersumber dari Sumber Daya Manusia (SDM). Disamping
iklan, media cetak, media elektronik (63,3%) dalam bentuk
amino, susu high protein dan kreatin (66,6%). 3) mayoritas
berguna dalam peningkatan kualitas sumber
responden menggunakan tablet (70%), diperoleh dari daya manusia, gizi juga berperan besar
membeli (96,7%), dikonsumsi 1-3 kali/hari (selalu) sebesar dalam peningkatan kebugaran dan prestasi
(83,3%) untuk menambah massa otot sebesar (59,9%). 4) olahraga yang sekaligus berpengaruh juga
sebagian besar responden (73,3%) stamina dan kesehatan
tubuhnya meningkat setelah mengkonsumsi suplemen.
terhadap pencegahan penyakit degeneratif,
Simpulan; 1) sebaiknya seseorang berusia di atas 30 penghambatan proses penuaan, peningkatan
tahun dan ibu-ibu rumah tangga lebih meningkatkan kemandirian dan rasa percaya diri (Sudargo,
aktivitas geraknya, 2) seharusnya prinsip-prinsip latihan 2000). Tubuh yang mengalami kekurangan
lebih ditingkatkan sejalan dengan meningkatnya manfaat
konsumsi suplemen bagi stamina dan kesehatan tubuh.
zat gizi, khususnya energi dan protein, pada
tahap awal akan menyebabkan rasa lapar dan
Kata Kunci: Karakteristik Member; Suplemen dan dalam jangka waktu tertentu berat badan akan
Konsumsi Suplemen menurun yang disertai dengan menurunnya
produktivitas kerja. Kekurangan zat gizi yang
Abstract The purpose of this study to find out how the berlanjut akan menyebabkan status gizi kurang
members of supplements on the fitness center in the city of dan gizi buruk. Apabila tidak ada perbaikan
Yogyakarta. Type a descriptive qualitative research study, konsumsi energi dan protein yang mencukupi,
the technique of the test through a questionnaire survey.
Total sample of 30 people with accidental sampling
pada akhirnya tubuh akan mudah terserang
technique. The results showed that: 1) the characteristics penyakit infeksi yang selanjutnya dapat
of the majority of member fitness aged 20-29 years (73.7%), menyebabkan kematian (Hardiansyah dan
is still active as a student (56.7%), and by 6.7% as a Martianto, 1992). Kecukupan nutrisi optimal
housewife. 2) respondents have a grasp on the definition
of supplements (86.6%), which is derived from advertising,
pada olahragawan adalah karbohidrat sebesar
print media, electronic media (63.3%) in the form of amino, 60-70% dari total energi, protein 12-15% dan
high milk protein and creatine (66.6%). 3) the majority of sisanya didapatkan dari lemak (Napu, 2007).
respondents use tablets (70%), obtained from the purchase Semakin tingginya kesadaran
(96.7%), consumed 1-3 times / day (always) of (83.3%)
to increase the muscle mass of (59.9%). 4) the majority of
masyarakat akan pentingnya kesehatan
respondents (73.3%) increased his stamina and health after dan kecukupan zat gizi didalam tubuh
taking the supplement. Conclusions: 1) should be someone sekaligus adanya kekhawatiran makanan
over the age of 30 years and mother housewife improve yang di konsumsi tidak dapat memenuhi
motion activity, 2) the principles of exercise should be
increased in line with the benefits of supplements for
kebutuhan tubuh akan zat gizi menyebabkan
stamina and health. produk suplemen makanan menjadi sangat
laku di pasaran (Syahni dan Hardiansyah,
* Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu 2002). Hampir semua lapisan masyarakat
Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang (Unnes).
E-mail: sugiarto.ikor@gmail.com mengenal makanan tambahan atau yang lebih
Taufiq Hidayah & Sugiarto - Studi Kasus Konsumsi Suplemen pada Member Fitness Center di Kota Yogyakarta 31

dikenal dengan food supplement. Meskipun kiranya diketahui secara ilmiah tentang seluk
penggunaan food supplement masih menjadi beluk penggunaannya di sebuah sanggar
perdebatan dikalangan peneliti namun akhir- senam dan fitness.
akhir ini penggunaan food supplement makin Penggunaan food supplement oleh
popular di berbagai lapisan masyarakat. Meski masyarakat menjadi fenomena bisnis ekonomi
penggunaan food supplement menguntungkan yang menggembirakan. Hal ini dibuktikan
bagi kesehatan dan kecantikan namun makin tumbuhnya aneka jenis makanan
jika penggunaannya salah justru akan tambahan yang dikonsumsi oleh masyarakat
membahayakan kesehatan seseorang. terutama oleh mereka yang aktif berkegiatan
Keinginan untuk mengkonsumsi terutama member-member di fitness center.
produk yang praktis dan dapat melengkapi Namun yang perlu diperhatikan adalah
pemenuhan kebutuhan zat gizi yang belum bagaimana makanan tambahan tersebut aman
seimbang menyebabkan permintaan terhadap dan baik untuk tubuh bukan sebaliknya. Hal
produk suplemen makanan semakin ini tentunya tidak dapat terlepas dari tingkat
meningkat (Gunawan, 1999). Penggunaan pengetahuan member terhadap seluk beluk
suplemen perlu memperhatikan aturan suplemen dan mekanisme mengkonsumsi
pakainya. Selain itu, perlu diingat bahwa suplemen. Dalam penelitian ini, penulis
suplemen hanya berkhasiat pada mereka ingin mengetahui tingkat pemahaman
yang betul-betul memerlukan. Sekiranya member terhadap suplemen, alasan dan
seseorang itu mendapat sumber zat makanan tujuan mengkonsumsi suplemen, jenis dan
yang mencukupi, olahraga, mendapat cukup bentuk suplemen yang dikonsumsi, cara
istirahat dan tidur, kehidupan teratur, tidak mengkonsumsi suplemen, cara mendapatkan
mengalami tekanan dan bebas dari bahan suplemen, frekuensi konsumsi suplemen
pencemaran, maka tidak disarankan untuk serta mitos dan efek yang dirasakan setelah
memakai suplemen. mengkonsumsi suplemen.
Pemakaian suplemen protein pada atlet Suplemen adalah produk kesehatan
dipercaya dapat meningkatkan ukuran otot, yang mengandung satu atau lebih zat yang
sehingga kekuatan otot akan bertambah dan bersifat nutrisi atau obat. Yang bersifat
dapat mengurangi lemak tubuh. Penggunaan nutrisi termasuk vitamin, mineral, dan asam-
ekstraprotein dapat berupa menambah asam amino, sedangkan yang bersifat obat
bahan makanan sumber protein terutama umumnya diambil dari tanaman atau jaringan
protein hewani melebihi kebutuhan normal tubuh hewan yang memiliki khasiat sebagai
yang dianjurkan atau menggunakann jenis obat. Pada umumnya, suplemen makanan
asam amino tertentu dalam bentuk tepung. kesehatan berasal dari bahan-bahan alami tanpa
Binaragawan adalah contoh olahragawan bahan kimia (harus murni) dan merupakan
yang sering mengkonsumsi protein berlebih. saripati bahan makanan (konsentrat). Dalam
Penggunaan suplemen juga tergantung dari pengobatan konvensional, yang dimaksud
tujuan fitness yang ingin dicapai. Suplemen dengan suplemen adalah termasuk obat
tidak dibutuhkan jika seseorang hanya metabolisme untuk menghambat nafsu
menginginkan tubuh sehat dan bugar. Jika makan, obat untuk menurunkan lemak
ingin mendapatkan tubuh sehat dan bugar dan kolesterol, obat untuk memperbaiki
cukup dengan menerapkan pola hidup status gizi, penyegar tubuh, pembangkit
sehat. Oleh sebab itu sebelum memutuskan tenaga, dan obat untuk memperbaiki sistem
mengkonsumsi suplemen sebaiknya metabolik organ tertentu. Sementara dari segi
perbanyak informasi mengenai produk pengelompokannya, suplemen tersebut adalah
tersebut (Parlin, 2008). Yogyakarta merupakan vitamin, mineral, asam amino, enzim, hormon,
kota pelajar, kota pariwisata yang sebagian antioksidan, herba, dan probiotik. Ada dalam
besar penduduknya adalah para pendatang bentuk sediaan tunggal atau kombinasi untuk
terutama mahasiswa dan para pekerja. Hal ini mendapatkan efek pengobatan tertentu (Olivia
berdampak pada keinginan untuk memperoleh dkk, 2006).
kesehatan dan kebugaran agar kondisi fisik Manfaat suplemen adalah untuk
tetap terjaga. Salah satunya yaitu dengan menghindarkan kekurangan gizi akibat pola
mengikuti program fitness. Makin maraknya makan tidak teratur dan tidak sehat serta
masyarakat mengikuti program fitness untuk membantu mengembalikan vitalitas (Olivia
mencapai derajat kebugaran dan konsumsi dkk, 2006). Menurut Irianto (2007) berikut
suplemen di kalangan member fitness, perlu adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan
32 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2013) 3: 30-38

untuk memutuskan apakah suplemen perlu mengkonsultasikan dengan ahlinya dan


diberikan kepada seorang atlet: 1) suplemen memilih food supplement dengan tepat. Hal
dapat diberikan jika atlet menderita kekurangan yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi
zat-zat gizi tertentu yang mungkin terjadi suplemen kesehatan yaitu: memperhatikan
pada saat: mengikuti program penurunan aspek teks dalam kemasan, mentaati
berat badan, menstruasi (atlet perempuan) peraturan pemakaiannya, memastikan bahwa
dan variasi makanan kurang baik, misalnya suplemen yang dikonsumsi adalah aman,
pada vegetarian. 2) penggunaan suplemen memperhatikan faktor antioksidan, memeriksa
harus dalam pengawasan dokter atau ahli gizi setiap perkembangan dan efek konsumsi,
olahraga. 3) dalam menggunakan suplemen tidak berlebihan mengkonsumsi suplemen dan
vitamin perlu diingat tingkat toksisitas vitamin memperhatikan faktor jumlah mineral.
dan mineral. 4) dalam penyediaan menu Beberapa mitos atau fakta seputar
makanan sehari-hari, cukup kandungan zat konsumsi suplemen adalah berikut ini: 1)
gizi (vitamin dan mineral) sehingga suplemen suplemen bukanlah obat. 2) suplemen tidak
tidak diperlukan. Menurut Nurheti Yuliarti bekerja seperti obat. 3) makanan yang cukup
(2008), beberapa dampak negatif penggunaan dapat mengganti suplemen. 4) suplemen
food supplement yaitu 1) kelebihan vitamin C pembakar lemak mengakibatkan rahim
dibuang lewat urin, tapi jenis vitamin lain (A, wanita kering. 5) minum suplemen membuat
D, E dan K) akan mengendap di dalam tubuh seseorang cepat gemuk. 6) hanya yang muda
dan dikhawatirkan dapat mengganggu fungsi dan energik yang membutuhkan suplemen.
organ terutama hati dan ginjal. 2) protein 7) kita selalu membutuhkan suplemen dalam
yang terdapat di suplemen bila dikonsumsi jumlah yang besar. Konsumsi suplemen yang
orang tertentu bisa menimbulkan efek alergi. benar adalah hanya disesuaikan dengan
3) konsumsi zat besi berlebihan tidak baik kebutuhan tubuh. Memang kalau seorang
untuk para penderita kelainan darah seperti bodybuilder sedang dalam proses bulking
Thalassemia. 4) konsumsi suplemen vitamain atau memperbesar massa otot, mereka
K untuk orang yang tengah minum obat membutuhkan suplemen dalam jumlah besar.
tertentu kadang-kadang justru memperburuk Tetapi ketika seseorang sedang dalam proses
keadaan. 5) suplemen yang mengandung maintenance atau sedang mempertahankan
hormon tambahan dikhawatirkan dapat berat badan, maka tidaklah diperlukan
memicu gigantisme dan gangguan seksual. 6) suplemen dalam jumlah besar. Maintenance
konsumsi berlebihan suplemen antioksidan hanya memerlukan jumlah suplemen harian
seperti Vitamin A, E dan betakaroten yang dapat memenuhi kebutuhan tubuh untuk
justru meningkatkan risiko kematian. 7) mencegah proses katabolik.
mengkonsumsi suplemen berupa minuman Definisi fitness adalah ”kebugaran”
berenergi dapat meningkatkan tekanan darah. atau kalau boleh lebih berani dielaborasi,
8) terlalu banyak suplemen mengandung fitnes juga berarti ”lebih dari sekedar sehat”.
fosfor akan menghambat penyerapan kalsium. Gaya hidup fitnes pada dasarnya adalah gaya
Suplemen, sesuai dengan namanya hidup yang melibatkan kegiatan ataupun
hanya bersifat menambahkan atau melengkapi. aktivitas yang membuat orang menjadi lebih
Ketika tubuh memberikan sinyal tanda bahaya bugar, di mana 3 komponen utamanya yang
adanya suatu ketidakberesan, maka pada saat perlu dijalankan secara teratur, seimbang, dan
itu kita mulai mempertimbangkan konsumsi konsisten: 1) olahraga, 2) nutrisi dan 3) sehat.
suplemen untuk membantu mengatasinya. Latihan (beban dan aerobik) hanyalah salah
Misalnya; ketika sedang lesu, letih, lelah, satu elemen dari gaya hidup fitnes. Yang secara
sariawan, gusi berdarah dan sebagainya. Hal- kebetulan sekali, apabila dijalankan secara
hal di atas termasuk tanda-tanda seseorang terstruktur dan konsisten, akan menawarkan
mengalami kekurangan vitamin. Faktor lain banyak manfaat kesehatan bagi siapa saja yang
yang menyebabkan seseorang mengkonsumsi melaksanakannya.
food supplement adalah kondisi lingkungan Sanggar kebugaran merupakan wahana
yang buruk, misalnya tingkat pencemaran atau tempat yang didirikan dengan maksud
yang tinggi dimana kadar radikal bebas memberikan fasilitas kepada masyarakat
semakin meningkat. Menurut Nurheti Yuliarti untuk melakukan kegiatan yang berkaitan
(2008), tips-tips untuk memilih suplemen dengan kebugaran tubuh. Kebugaran adalah
agar berfungsi maksimal adalah sebagai kemampuan untuk melakukan pekerjaan sehari
berikut: memperhatikan ketepatan dosis, hari dengan bertenaga dan penuh kesiagaan,
Taufiq Hidayah & Sugiarto - Studi Kasus Konsumsi Suplemen pada Member Fitness Center di Kota Yogyakarta 33

tanpa kelelahan yang semestinya dan dengan Selepas tahun 2000, jaringan bisnis gym
cukup energi, sehingga tetap dapat menikmati internasional itu mulai masuk Indonesia.
waktu luang dan menanggulangi keadaan Pada 2004, Celebrity Fitness membuka
keadaan mendadak yang tidak diperkirakan. pusat kebugaran yang memadukan urusan
Berbagai studi ilmiah telah membuktikan olah tubuh dengan hiburan musik dan film
dan menganjurkan latihan beban sebagai di Plaza Indonesia Entertainment Center
aktivitas yang berguna untuk: mencegah (EX), Jakarta Pusat. Selain alat kebugaran,
keropos tulang dan penyusutan tubuh pada pengelolanya melengkapinya dengan kelas-
orang-orang berusia lanjut, memperlambat kelas aerobik, yang disusun pembuat program
proses penuaan, meningkatkan profil hormon fitness berkelompok internasional, Les Mills.
dan libido, meningkatkan imunitas tubuh Fitness First menyusul setahun kemudian di
terhadap penyakit, mencegah dan mendukung Plaza Semanggi, Jakarta. Lalu, dengan cepat,
terapi terhadap penyakit pembunuh terbesar pengelola pusat kebugaran ini membuka
manusia: diabetes, stroke, penyakit jantung, cabang baru yang difokuskan di pusat belanja,
dan kanker, meningkatkan performa atlit seperti Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat,
di berbagai cabang olahraga, memperlancar dan Oakwood di kawasan Mega Kuningan,
peredaran darah, nutrisi, dan oksigen ke Jakarta Selatan. Belakangan, pengelola bisnis
seluruh tubuh. yang berasal dari Inggris itu membuka klub
Jaringan pusat kebugaran internasional Platinum dengan desain yang mewah di
ramai-ramai membuka cabang di Indonesia dan Senayan City dan Grand Indonesia. Keduanya
berlomba memanjakan pelanggannya dengan di Jakarta. Selain hiburan film, Fitness First
aneka fasilitas. Pusat-pusat kebugaran besar melengkapi tempatnya dengan fasilitas ruang
atau mega-gym memang tengah berlomba- hot yoga studio dengan suhu yang dipatok
lomba menawarkan fasilitas tambahan yang pada 37 derajat Celsius. Arif mengatakan, di
memanjakan pelanggannya. Adu kelengkapan beberapa cabang juga tersedia kolam renang.
fasilitas ini memang menjadi pilihan karena Pada 2006, giliran Gold’s Gym yang merambah
beradu kelengkapan peralatan terbilang sulit. pasar Indonesia dengan cabang pertamanya
Alat kebugaran pada dasarnya sama saja. di Menteng Huis, Cikini, Jakarta Pusat. Tak
Lagi pula member tak terlalu memperhatikan sampai dua tahun, pusat kebugaran itu
merek peralatannya apakah terkenal atau bertambah menjadi sembilan cabang di Jakarta,
tidak. Langkah inilah yang mengantarkan Tangerang, dan Bandung. Pada era sekarang
metamorfosis pusat kebugaran menjadi ini semakin kompleksnya permasalahan
semacam kompleks olahraga mini di pusat- hidup dan kesehatan, semakin berkembang
pusat belanja. pesat pula berdirinya fitnes-fitnes center di
Merunut sejarahnya, bisnis pusat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan bugar
kebugaran diawali dengan pendirian bisnis bagi para masyarakat.
jaringan tempat fitness, yang salah satunya Tujuan secara umum didirikannya
dirintis oleh Joe Gold di California, Amerika sanggar kebugaran di Indonesia adalah
Serikat, pada 1977. Saat pembukaan perdana itu, sebagai berikut: meningkatkan kebugaran
pelanggannya masih terbatas pada kalangan masyarakat, membantu pemerintah dan
binaragawan. Memasuki 1980-an, seiring masyarakat dalam mencapai keadaan bugar
dengan sejumlah perusahaan mulai membuka secara luas, mengembangkan kebugaran bagi
gym untuk karyawannya, pusat kebugaran seluruh lapisan masyarakat, menciptakan
kian dikenal luas. Para pelanggannya pun dan menyediakan instruktur kebugaran yang
datang dari pelbagai kalangan. Fenomena itu berkualitas sehingga dapat diserap masyarakat
akhirnya memicu pendirian pusat kebugaran, secara umum, program pembentukan tubuh
yang sebelumnya memiliki gedung sendiri, (body building), program peningkatan dan
mulai mendirikan cabang yang menyatu penurunan berat badan, program kebugaran
dengan gedung perkantoran dan merambah tubuh, program olah raga khusus bagi
ke pusat keramaian, seperti mal. Pada dekade penderita penyakit tertentu, lanjut usia atau ibu
1990, pusat kebugaran tak lagi dimonopoli hamil, untuk rekreasi profesi pengembangan
para binaragawan. Para pengelola gym bisnis dan property jasa kebugaran dan
mulai menyasar masyarakat umum. Seiring profesi pengembangan marketing dan industri
dengan banyaknya selebritas berlatih di pusat olahraga.
kebugaran, fitness pun berubah menjadi tren Berikut ini hal-hal yang perlu
gaya hidup. diperhatikan saat memilih klub kebugaran.
34 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2013) 3: 30-38

1) lokasi. 2) peralatan yang tersedia, 3) sampel 30 orang. Variabel yang akan diteliti
ketersediaan loker, 4) adanya kelas-kelas yaitu konsumsi suplemen. Alat dan bahan
khusus, 5) faktor kebersihan, 6) fasilitas yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu:
keanggotaan, 7) program pendampingan. 1) daftar nama dan alamat Fitnes Center se-
Program-program jasa yang ditawarkan di Kota Yogyakarta. 2) kuesioner. 3) pedoman
fitness center secara umum meliputi: senam observasi. 4) alat rekam wawancara dan
aerobik, senam body languages (senam BL), 5) dokumentasi penelitian. Penelitian
fitness berupa Body building (pembentukan otot dilaksanakan pada bulan oktober 2009 di Kota
tubuh) dan endurance (kebugaran), program Yogyakarta yaitu di 13 Fitness Center. Jalannya
senam pilates (yoga), taekwondo dan AIKIDO, penelitian yaitu persiapan (kegiatannya
kursus pelatih senam aerobik, swimming pool, meliputi survei, menyelesaikan administrasi,
water Basket Ball, water polo, beach volly ball, pembuatan instrumen dan penggandaan
Spa (solus per aqua), tenis lapangan, sports instrumen), pengambilan data (kegiatannya
massage, dan sebagainya. meliputi pengambilan data melalui angket
Karakteristik member fitness meliputi; dan atau wawancara pada sampel atau
1) usia. Karakteristik member fitness center member fitness center di Kota Yogyakarta.
menurut usia yaitu berkisar antara usia 18 Selanjutnya diadakan pengecekan dan tabulasi
tahun-56 tahun. Bahkan usia lebih dari 56 data penelitian dan pelaporan (kegiatannya
tahun juga masih sering dijumpai menjadi yaitu analisis data dan pembuatan
anggota member. Usia terbanyak member laporan penelitian). Analisis statistik yang
yaitu usia 15–25 tahun dan 31 – 40 tahun dipergunakan berupa analisis deskriptif
(usia remaja dan dewasa). 2) jenis kelamin. persentase menggunakan program SPSS for
Karakteristik member yang mengikuti latihan windows version 16.00.
fitness lebih banyak wanita dibandingkan laki
laki. Berhubungan dengan tujuan mengikuti HASIL DAN PEMBAHASAN
fitness untuk menurunkan berat badan. Hasil
Alasan lain yaitu wanita lebih mempunyai Karakteristik Responden
arti untuk mengikuti program fitness yaitu Responden penelitian adalah peserta
menjaga kelangsingan dan kebugaran tubuh. fitness di Kota Yogyakarta, jumlah responden
3) pekerjaan. Member yang mengikuti fitness penelitian sebanyak 30 orang dengan jenis
pada umumnya adalah mahasiswa dan yang kelamin 24 orang laki-laki (80%) dan 6 orang
lainnya adalah ibu rumah tangga dan pegawai perempuan (20%). Usia responden yaitu 16-
negeri serta pegawai swasta. 4) program yang 19 tahun sebanyak 2 orang (6,7%), mayoritas
dipilih. Program yang banyak dipilih atau berusia 20-29 tahun 22 orang (73,3%) dan di atas
sebagian besar member pada umunya adalah 30 tahun sebanyak 6 orang (20%). Sebanyak 17
memilih program penurunan berat badan. orang (56,7%) masih mahasiswa, sarjana 11
Disamping program-program yang lain yang orang (36,6%) dan hanya tamat SMA sebanyak
ada di klub kebugaran. 5) prekuensi latihan. 2 orang (6,7%). Jumlah responden yang tidak
Rata rata fekuensi latihan member adalah 3 bekerja (ibu rumah tangga) sebanyak 2 orang
kali/minggu. Hal ini sesuai dengan program 6,7%), bekerja sebanyak 9 orang (30%) dan
latihan aktivitas fisik dan waktu luang yang masih menjadi mahasiswa sebanyak 19 orang
dimiliki member fitness. 63,3%). Data karakteristik responden dapat
dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
METODE
Penelitian ini disebut penelitian riset Karakteristik Pemahaman Responden
deskriptif kualitatif, dengan teknik yang terhadap Suplemen
digunakan yaitu teknik survei tes melalui Karakteristik pemahaman responden
kuesioner. Populasi dalam penelitian ini yaitu terhadap suplemen meliputi; pemahaman
member fitness center di Kota Yogyakarta. tentang pengertian dan definisi suplemen, asal
Kriteria inklusi: dewasa, menjadi member mula responden mengetahui tentang suplemen
tetap, mengkonsumsi suplemen dan bersedia dan jenis-jenis suplemen yang dikonsumsi.
menjadi audien penelitian. Sedangkan kriteria Distribusi karakteristik pemahaman tentang
eksklusi dalam penelitian ini yaitu member suplemen dapat dilihat pada tabel 1.
tidak bersedia menjadi responden. Sampel Dari tabel diatas, sebagian besar
dalam penelitian ini dengan menggunakan responden (86,6%) memaknai suplemen
metode accidental sampling dengan jumlah sebagai produk kesehatan yang mengandung
Taufiq Hidayah & Sugiarto - Studi Kasus Konsumsi Suplemen pada Member Fitness Center di Kota Yogyakarta 35

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden


Karakteristik Responden (n=30) Frekuensi (n) Persentase (%)
1. Jenis Kelamin
a. Laki-laki 24 80
b. Perempuan 6 20
2. Usia (tahun)
a. 16-19 2 6,7
b. 20-29 22 73,7
c. > 30 6 20

3. Pendidikan
a. Lulus SMA 2 6,7
b. Mahasiswa (aktif di perguruan tigngi) 17 56,7
c. D3/Sarjana 11 36,6

4. Pekerjaan
a. Tidak bekerja (ibu rumah tangga) 2 6,7
b. Bekerja 9 30
c. Masih mahasiswa 19 63,3
(Sumber: Hasil Penelitian tahun 2009).

satu atau lebih zat yang bersifat nutrisi atau dalam bentk kapsul. Sebanyak 96,7% responden
obat, sedangkan yang mendefinisikan bahwa memperoleh suplemen dengan cara membeli
suplemen bukan pengganti makanan ada dan hanyaa 1 orang berasal dari fasilitas
2 orang (6,7%) dan sebesar 6,7% memaknai tempat fitness. Hasil wawancara dengan
lain dari pilihan jawaban yang ada. Sumber- responden, alasan mengkonsumsi suplemen
sumber untuk mendapatkan informasi tentang untuk menjaga kesehatan sebesar 26,7%, untuk
suplemen yaitu berasal dari iklan, media menambah massa otot sebesar 59,9%, untuk
elektronik, media cetak sebesar 19 orang meningkatkan kebugaran sebesar 6,7% dan
(63,3%), dari teman 8 orang (26,7%), dari buku untuk mendukung program diet responden
sebanyak 2 orang (6,7%), dan hanya 1 orang sebesar 6,7%. Hampir sebagian besar selalu
(3,3%) berasal dari promosi seorang sales mengkonsumsi suplemen yaitu 83,3%, dalam
suplemen. Jenis suplemen yang dikonsumsi kategori sering sebesar 13,4% dan sebesar 3,3%
meliputi; CDR dan redoxon sebesar 6,7%, jarang mengkonsumsi suplemen. Didapatkan
mengkonsumsi L men high protein sebesar data juga bahwa ada sebesar 56,7% responden
10%, mengkonsumsi jenis fatigon spirit, mengkonsumsi dalam jumlah 1 tablet, 16,7%
extersic C holisticare, ultra ripied sebesar 6,7%, dalam jumlah 2 tablet, untuk 3 tablet sebesar
vitamin C hanya 3,3 % (1 orang), jenis WRP 6,7%, jumlah yang berupa bubuk (1-2 sendok
sebanyak 2 orang dan yang paling banyak takar/konsumsi) ada 13,3%, bubuk (2-3 sendok
adalah jenis amino, susu high protein, keratin takar/konsumsi) ada 3,3% dan berupa kapsul
yaitu mencapai 20 orang (66,6%). (2 butir/konsumsi) sebesar 3,3%.

Karakteristik Kebiasaan Konsumsi Suplemen Manfaat Suplemen bagi Responden


Karakteristik kebiasaan mengkonsumsi Berkaitan dengan mitos yang dipercayai
suplemen pada responden penelitin ini oleh responden atau manfaat yang dirasakan
dikelompokkan atas; bentuk suplemen, cara secara langsung setelah mengkonsumsi
mendapatkan suplemen, alasan mengkonsumsi responden, sebesar 73,3% merasakan
suplemen, frekuensi mengkonsumsi suplemen peningkatan stamina dan kesehatan tubuh,
dan jumlah mengkonsumsi suplemen. responden yang mempercayai bahwa
Dari hasil penelitian menunjukkan mengkonsumsi suplemen dapat meningkatkan
bahwa, sebagian besar responden massa otot dn menambah nilai estetika ada
menggunakan bentuk suplemen tablet 70%, 23,4% dan yang menjawab tidak tahu sebesar
dalam bentuk bubuk 20%, berbentuk cair 3,3%. Daftar lengkap di Tabel 3.
sebesar 3,3% dan hanya 6,7% menggunakan
36 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2013) 3: 30-38

Tabel 2. Karakteristik Pemahaman Suplemen


Karakteristik Pemahaman terhadap
Frekuensi (n) Persentase (%)
Supelemen

1. Pengertian suplemen
a. Suplemen adalah produk kesehatan yang 26 86,6
mengandung satu atau lebih zat yang
bersifat nutrisi atau obat.
b. Suplemen bukan pengganti makanan 2 6,7
c. Lainnya 2 6,7

2. Sumber mengetahui tentang suplemen


a. Iklan, media elektronik, media cetak 19 63,3
b. Teman 8 26,7
c. Buku 2 6,7
a. Lainnya (salesman) 1 3,3
3. Jenis suplemen yang dikonsumsi
a. CDR, Redoxon 2 6,7
b. L men high protein 3 10
c. Fatigon spirit, extersic C holisticare, ultra 2 6,7
ripied
d. Vitamin C 1 3,3
e. WRP 2 6,7
f. Amino, susu high protein, keratin 20 66,6
(Sumber: Hasil Penelitian tahun 2009).

Tabel 3. Kebiasaan Konsumsi Suplemen


Karakteristik Kebiasaan Konsumsi
Frekuensi (n) Persentase (%)
Suplemen
1. Bentuk suplemen
a. Tablet 21 70
b. Bubuk 6 20
c. Cair 1 3,3
d. Kapsul 2 6,7

2. Cara mendapatkan suplemen


a. Membeli 29 96,7
b. Fasilitas dari fitness 1 3,3

3. Alasan Mengkonsumsi Suplemen


a. Manjaga kesehatan 8 26,7
b. Menambah massa otot 18 59,9
c. Meningkatkan kebugaran 2 6,7
d. Lainnya (mendukung program diet) 2 6,7

4. Frekuensi Konsumsi Suplemen


a. Selalu (1-3 kali/hari) 25 83,3
b. Sering (1-4 kali/minggu) 4 13,4
c. Jarang (1-3 kali/bulan) 1 3,3
5. Jumlah Konsumsi Suplemen
a. 1 tablet 17 56,7
b. 2 tablet 5 16,7
c. 3 tablet 2 6,7
d. bubuk (1-2 sendok takar/konsumsi) 4 13,3
e. bubuk (2-3 sendok takar/konsumsi) 1 3,3
f. kapsul (2 butir/konsumsi) 1 3,3
(Sumber: Hasil Penelitian tahun 2009).
Taufiq Hidayah & Sugiarto - Studi Kasus Konsumsi Suplemen pada Member Fitness Center di Kota Yogyakarta 37

Tabel 4. Manfaat Konsumsi Suplemen


Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)

Manfaat yang dirasakan responden setelah


mengkonsumsi suplemen
a. Meningkatkan stamina, meningkatkan 22 73,3
kesehatan tubuh
b. Meningkatkan massa otot, menambah nilai 7 23,4
estetika otot
c. Tidak tahu 1 3,3
(Sumber: Hasil Penelitian tahun 2009).

Pembahasan memerlukan kegiatan fisik atau olahraga untuk


Karakteristik umur penting untuk tetap mempertahankan kebugaran tubuhnya,
diketahui, karena umur berhubungan dengan sehingga bisa menjalankan pekerjaannya
denyut jantung. Apabila seseorang menjadi dengan baik. Dapat diduga bahwa, mahasiswa
lebih tua, denyut jantung akan mengalami masih mempunyai waktu luang yang cukup
penurunan. Penyebab utama penurunan untuk menjadi member guna menjaga
denyut jantung adalah berkurangnya kesehatannya jika dibandingkan dengan para
elastisitas dari dinding jantung dan penurunan ibu rumah tangga, yang hanya 6,7% mengikuti
dari waktu ke waktu yang diperlukan untuk program fitness.
mengisi jantung dengan darah (Sumosardjuno, Tingkat pendidikan mempengaruhi
1996). Denyut jantung berpengaruh terhadap pola pikir dan wawasan terhadap ilmu
daya tahan kardiovaskuler yang meningkat pengetahuan dan teknologi. Buktinya
sejalan dengan bertambahnya umur sampai adaalah, dari hasil penelitian ini sebagian
sekitar umur 20 tahun dan mencapai maksimal besar responden berpendidikan dan mempu
pada umur 30 tahun. Setelah itu, daya tahan mendefinisikan suplemen secara benar, yaitu
kardiovaskuler akan berbanding terbalik sebesar 86,6% memaknai suplemen sebagai
dengan umur (Lutan, 2001). produk kesehatan yang mengandung satu
Karakteristik bahwa yang menjadi atau lebih zat yang bersifat nutrisi atau
member fitnes dan mengkonsumsi suplemen obat. Peran iklan, media elektronik maupun
pada penelitian ini didominasi oleh laki- cetak berpengaruh sangat besar terhadap
laki (80%). Usia responden didominasi oleh publikasi dan pemahaman tentang suplemen.
usia 20-29 tahun yaitu sebesar 73,7%. Hal ini Hal ini dikarenakan, semakin modern
sejalan dengan teori bahwa pada usia 20- peradaban manusia, sehingga manusia yang
30 tahun pada tubuh terjadi peningkatan berpendidikan, berwawasan luas mampu
denyut jantung yang berpengaruh terhadap dengan cepat memperoleh informasi tentang
daya tahan kardiovaskuler. Pendidikan suplemen. Dari teknologi yang modern juga,
memperlihatkan pengetahuan dan pola responden dapat menentukan jenis suplemen
pikir dalam usaha menjaga kesehatan dan mana yang aman dan baik untuk dikonsumsi,
kebugaran tubuh, sehingga semakin tinggi responden hampir 66,6% mengkonsumsi
pendidikan responden semakin tinggi pula suplemen dalam bentuk amino, susu high
kesadaran untuk melakukan aktifitas olahraga protein dan kreatin. Seorang olahragawan
yang pada akhirnya dapat meningkatkan memerlukan energi untuk mempertahankan
kesehatan atau kebugaran tubuh. Bukti yang fungsi tubuh agar dapat berfungsi dengan
mendukung dari pernyataan ini yaitu bahwa baik, peredaran darah, persyarafan, pernafasan
hasil penelitian ini rata-rata mereka yang dan gerak otot sehingga dapat berlatih dan
masih menjadi mahasiswa dan yang sudah bertanding dengan baik.
berijasah D3 atau S1. Sumber energi utama pada berbagai
Pekerjaan responden juga tingkat dan jenis aktifitas fisik berasal dari
mempengaruhi responden dalam melakukan karbohidrat, lemak, dan protein yang berfungsi
olahraga. Sebagian besar responden masih untuk mempertahankan aktifitas fungsional
menjadi mahasiswa aktif, ada juga yang tubuh (Suniar, 2002). Protein dibutuhkan untuk
termasuk dalam kelompok bekerja, dari pertumbuhan, perkembangan, pembentukan
kesibukannya tersebut maka responden otot, pembentukan sel-sel darah merah,
38 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2013) 3: 30-38

pertahanan tubuh terhadap penyakit, enzim berusia 20-29 tahun (73,7%), masih aktif
dan hormon, dan sintesa jaringan-jaringan sebagai mahasiswa (56,7%), dan sebesar 6,7%
tubuh lainnya. Hasil penelitian mutakhir sebagai ibu rumah tangga. 2) responden sudah
membuktikan bahwa bukan ekstra protein memahami tentang definisi suplemen (86,6%),
yang membentuk otot, melainkan latihan yang bersumber dari iklan, media cetak, media
(Husaini, 2000). elektronik (63,3%) dalam bentuk amino, susu
Wawasan berpikir, tingkat pendidikan, high protein dan kreatin (66,6%). 3) mayoritas
kemajuan teknologi, kemudahan mendapatkan responden menggunakan tablet (70%),
infromasi mempengaruhi pula pada kebiasaan diperoleh dari membeli (96,7%), dikonsumsi
dalam mengkonsumsi suplemen. Sebagian 1-3 kali/hari (selalu) sebesar (83,3%) untuk
besar responden menggunakan tablet sebagai menambah massa otot sebesar (59,9%). 4)
bentuk suplemen yang dikonsumsi. Untuk sebagian besar responden (73,3%) stamina
memperoleh jenis tablet ini, didapatkan dan kesehatan tubuhnya meningkat setelah
dengan cara membeli dari toko-toko, apotek mengkonsumsi suplemen.
atau tempat fitness yang menjual suplemen.
Dengan tujuan untuk menambah masa otot DAFTAR PUSTAKA
dan menjaga kesehatan tubuh, sebagian besar Gunawan, A. 2002. Food Combining: Makanan Serasi, Pola
Makan untuk Langsing dan Sehat. Jakarta: PT.
responden selalu mengkonsumsi suplemen Gramedia Pustaka Utama.
(1-3 kali/hari). Husaini, M, A. 2000. Kebutuhan Protein Untuk Berprestasi
Mitos dan manfaat yang secara langsung Optimal, Pedoman Pelatihan Gizi Olahraga Untuk
dirasakan responden setelah mengkonsumsi Prestasi. Jakarta : Departemen Kesehatan dan Kes-
ejahteraan Sosial RI, Direktorat Jenderal Kesehatan
suplemen, sifatnya masih subyektif. Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat
Manfaat secara benar tentang kepercayaan Irianto, J. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahraga-
mengkonsumsi ini didasarkan pada efek yang wan. Yogyakarta: Andi Offset.
dirasakan saat mengikuti program latihan fitness Lutan, R., Habibudin, C., Suherman, A. 1999/2000. Gizi
Olahraga. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
dan dibarengi dengan konsumsi suplemen. Kebudayaan
Sebagian besar responden (73,3%) merasakan Napu, A. 2007. Pengaturan Berat Badan dalam Menunjang Ke-
bahwa stamina tubuhnya meningkat. Ada mampuan Fisik Atlet. http://www.gizi.net. Diakses
juga yang tidak dapat mengetahui efek yang tanggal 5 Nopember 2008.
Nugoroho, Bhuono A. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode
dirasakan setelah mengkonsumsi suplemen. Statistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: Andi
Penentuan tentang sebuah efek konsumsi Offset.
suplemen terhadap organ atau tubuh secara Olivia, F., Alam, S., Hadibroto, I. 2006. Seluk Beluk Food
umum, masih perlu diadakan kajian-kajian Supplement. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Parlin, T. 2008. Protein dan Prestasi Olahragawan. http://
yang mendasar sehingga efek dan manfaat www.gizi.net. Diakses tanggal 5 Nopember 2008.
secara pasti dapat dipertanggungjawabkan Rai, A. 2008. Binaraga sebagai Gaya Hidup. http://www.
secara ilmiah. Pembuktian secara ilmiah yang gizi.net. Diakses tanggal 5 Nopember 2008.
didukung dengan teori dan hasil penelitian Sudargo, T. 2000. Gizi dan Makanan Sehat. http://www.
gizi.net. Diakses tanggal 5 Nopember 2008.
yang mendasar akan mampu menjawab Sumosardjuno, S. 1996. Panduan Lengkap Bugar Total. Ja-
dan memberikan penjelasan tentang sebuah karta: PT Raja Grafindo Persada.
mitos atau kepercayaan responden terhadap Suniar, L. 2002. Dukungan Zat-Zat Gizi Untuk Menunjang
suplemen bagi tubuh. Mitos-mitos yang Prestasi Olahraga. Jakarta: Kalamedia.
Supariasa, I.D.N., Bakri, B., dan Fajar, I. 2002. Penilaian Sta-
beredar dimasyarakat sangatlah tidak ilmiah tus Gizi. Jakarta: EGC.
dan hanya karena faktor pemahaman terhadap Syahni dan Hardinsyah. 2002. Jenis, Bentuk dan Konsum-
ilmu pengetahuan khususnya suplemen yang si Suplemen pada Wanita di Kota Jakarta Pusat
masih kurang. dalam Prosiding Kongres Nasional PERSAGI dan
Temu Ilmiah XII. Jakarta 8-10 Juli.
Yuliarti, Nurheti. 2008. Food Suplement: Panduan Mengkon-
SIMPULAN sumsi Makanan Tambahan untuk Kesehatan Anda. Yo-
Simpulan penelitian ini yaitu; 1) gyakarta: Banyu Media.
karakteristik member fitness mayoritas

Anda mungkin juga menyukai