Anda di halaman 1dari 10

Laporan Mikrobiologi Pengamatan Jamur Mikroskopis

By: Affif Riskani Noor on 19:45

Laporan Mikrobiologi Pengamatan Jamur Mikroskopis

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Diantara tumbuhan rendah, maka golongan ganggang (alga) dan golongan fungi
merupakan kelanjutan dari golongan bakteri. Golongan ganggang itu langsung nebjadi
keelanjutan bakteri hal ini masih sangat sulit untuk ditentukan. Peninjauan secara morfologi
dan fisiologi menemukan suatu golongan bakteri, yaitu ordo chlamydobacterials. Yang dapat
dipandang sebagai pangkal pertumbuhan golongan ganggang. Hal ini dapat diketahui dari sifat-
sifat mengenai adanya lapisan lendir yang menyelubungi tubuh organisme tersebut. Akan tetapi
perkembangbiakannya menggunakan konidia dan hal ini lebih mendekati sifat-sifat fungi
(Waluyo, 2007).

Ada juga suatu fenomena yang menyebabkan orang menganggap bahwa jamur itu
sebenarnya ganggang yang kehilangan klorofil. Hal ini jelas nampak pada golongan ganggang
hijau dalam hubungannya dengan jamur ganggang Phycomycetes (Dwidjoseputro, 1994).

Golongan jamur itu demikian luasnya, sehingga penguasaannya dibidang ilmu


pengetahuan memerlukan keahlian tersendiri, dibidang itu disebut mikologi. Hanya jamur-
jamur tingkat rendah (mikro fungi) masuk bidang mikrobiologi ( Dwidjoseputro, 1994).

Golongan jamur mencakup lebih dari pada 55000 spesies. Jumlah ini jauh melebihi
jumlah spesies bekteri. Tentang klasifikasi belum ada kesatuan pendapat yang menyeluruh di
antara para sarjana taksonomi. Bakteri dan jamur merupakan golongan tumbuh-tumbuhan yang
tubuhnya tidak mempunyai differensial (Swidjoseputro, 1994).

Oleh karena itu dilakukan uji pengamatan jamur mikroskopis ini agar para praktikan
dapat mengetahui jenis-jenis fungi mikroskopis, mengetahui perbedaan struktur morfologi
fungi aniseluler dan fungi berfilamen.
1.2.Tujuan
 Mengetahui cara identifikasi jamur
 Mengetahui jenis-jenis fungi mikroskopis
 Mengetahui spesies fungi dari roti berjamur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Istilah jamur atau fungi selau dikaitkan dengan suatu penyakit. Karena memang masih
kurang difahami masyarakat luas. Fungi ada yang menguntungkan, ada pula yang merugikan.
Fungi berperan penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena mampu mendaur ulang
unsur-unsur di alam yang diperlukan untuk hidup lainnya (Gandjar, 1999).

Peran fungi dalam kehidupan kita sehari-hari antara lain dapat disebutkan dibidang
pertanian dan perkebunan menyebabkan penyakit pada tanaman ekonomi seperti padi, jagung,
kentang, kopi, the, coklat, kelapa dan karet; di bidang kehutanan merusak kayu dan hasil
olahannya, akan tetapi fungi justru diperlukan dalam penguburan lahan, di bidang farmasi fungi
dimanfaatkan untuk menghasilkan aneka enzim dan senyawa asam organik tertentu, di bidang
kedokteran sejumlah fungi memang phatogen bagi mannusia antara lain menyebabkan alergi
dan dermatomikosis, di bidang kesehatan masyarakat spora fungi dii udara menyebabkan
pengotoran udara yang bila dihirup menyebabkan batuk-batuk dan alergi disamping itu
diketahui pula bahwa fungi dapat merusak lingkungan, cat minyak bumi, kertas, dan tekstil
(Gandjar,1999).

Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal,
eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, bereproduksi seksual dan aseksual dalam
dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya
berbeda dari organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorbsi (Gandjar, 1999).

Sebagian besar tubuh fungi terdiri atas benang-benang yang disebut hifa yang saling
berhubungan berjalin semacam jala, yaitu miselium. Miselum dapat dibedakan atas miselium
vegetatif yang berfungsi menyerap nutrien dari lingkungan dan miselium fertil yang
berfungsi dalam reproduksi (Gandjar, 1999).

Fungi dapat ditemukan pada aneka substrat, baik dilingkungan darat, perairan maupun
udara. Tidaklah sulit menemukan fungi di alam, karena bagian vegetatifnya yang umumnya
berupa miselium berwarna putih dan mudah terlihat pada substrat yang membusuk. Konidianya
atau tubuh buahnya dapat mempunyai warna (merah, hitam, jingga, kuning, kream, putih, abu-
abu, coklat, kebiru-biruan dan sebagainya). Pada daun, batang kertas, tekstil, kulit dan lain lain.
Tubuh buah fungi lebih mencolok karena dapat langsung diilihat dengan mata kasat, sedangkan
miselium vegetatif yang menyerap makanan hanya dapat dilhat menggunakan
mikroskop(Gandjar, 1999)

Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai ciri yang khas, yakni berupa
benang tunggal atau yang bercabang-cabang yang disebut dengan hifa. Fungi merupakan
organisme eukariotik yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
1. Mempunyai spoora
2. Memproduksi spora
3. Tidak mempunyai klorofil sehingga tidak berfotosintesis
4. Dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual
5. Tubuh berfilamen dan dinding sel mengandung kitin, glukan, selulosa dan manan
(Waluyo, 2007)
Fungi dibedakan menjadi dua golongan yakni: kapang dan khamir. Kapang merupakan
fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium. Sedangkan khamir merupakan fungi bersel
tunggal dan tidak berfilamen. Fungi merupakan organisme menyerupai tanaman, tetapi
mempunyai beberapa perbedaan, yakni:

 Tidak mempunyai klorofil


 Mempunyai dinding sel dengan kompossi berbeda
 Berkembang biak dengan spora
 Tidak mempunyai cabang, batang, akar dan daun
 Tidak mempunyai sistem vaskuler seperti pada tanaman
 Bersifat multiseluler tidak mempunyai pembagian fungsi masing-masing bagian seperti
pada tanaman.
Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula bersifat saprofit. Parasit apabila dalam
memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya.
Sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh makanan dari benda mati dan tidak merugikan
benda itu sendiri. Fungi mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon dan
karbohodrat (misalnya glukosa, sukrosa atau maltosa)., sumber nitrogen dari bahan organik
atau anorganik, dan mineral dari substratnya . ada juga beberapa fungi yang dapat mensintesis
vitamin-vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan sendiri. Tetapi
ada juga yang tidak dapat mensintesis sendiri, sehingga harus mendapatkan dari substrat,
misalkan thaimin dan biotin (Waluyo,2007).
Fungi multiseluler atau kapang mempunyai miselia atau fillamen dan pertumbuhannya
dalam bahan makanan mudah sekali dilihat, yakni seperti kapas. Pertumbuhan fungi mula-mula
berwarna putih, tetapi bila telah memproduksi apora maka akan terbentuk berbagi warna
tergantung dari jenis kapang. Sifat-sifat yang penampakan mikroskopik ataupun makroskopik
digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi kapang (Waluyo, 2007).
Kapang dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan struktur hifa, yaitu hifa
tidak bersekat atau nonseptat dan hifa bersekat atau septat yang membagi hifa dalam mangan-
mangan, dimana setiap mangan mempunyai inti satu atau lebih. Dinding penyekat pada kapang
disebut dengan septum yang tidak tertutup rapat sehingga sitoplasma masih dapat bebas
bergerak dari satu ruang ke ruang lainnya. Kapang bersepta yaitu terutama kelas Ascomycetes.
Sedangkan kapang tak bersepta yakni kelas Phycomycetes. Kapang yang tak bersepta intinya
tersebar disepanjang septa (Waluyo, 2007).

Baik jamur yang bersahaja maupun jamur yang tingkat tinggi tubuhnya mempunyai ciri
yang khas, yaitu berupa benang tunggal bercabang-cabang yang disebut miselium. Atau berupa
kumpulan benang-benang yang dapat menjadi satu. Hanya golongan ragi itu tubuhnya berupa
sel-sel tunggal. Ciri kedua ialah jamur tidak mempunyai klorofil, sehingga hidupnya terpaksa
heterotrof. Sifat ini menguatkan pendapat bahwa jamur itu merupakan kelanjutan bakteri di
dalam evolusi (Dwidjoseputro, 1994)
Golongan jamur mencangkup lebih daripada 55000 spesies, jumlah ini jauh lebih
banyak dari spesies bakteri. Tentang klasifikasinya belum ada kesatuan pendapat yang
menyeluruh dari para sarjana taksononi. Bakteri dan jamur merupakan golongan tumbuh-
tumbuhan yang tubuhnya tidak mempunyai diferensiasi. Oleh karena itu disebut tumbuhan
talus (thallophyta) lengkapnya thallopyta yang tidak berklorofil (Dwidjoseputro, 1994).

Beberapa fungi, meskipun sapiofitik dapat juga menyerbu inang yang hidup lalu
tumbuh dengan subur disitu sebagai parasit. Sebagai parasit mereka menimbulkan penyakit
pada tumbuhan dan hewan, termasuk manusia. Akan tetapi diantara sekitar 500.000 spesies
cendawan, hanya kurang lebih 100 yang patogenik terhadap manusia. kematian infeksi oleh
cendawan selain penyakit kulit sangat tinggi. Hal ini boleh jadi disebabkan oleh diagnosis yang
terlambat atau yang salah selama penyakit itu menjalar atau karena tidak tersediannya
antibiotik. Antibiotik non toksik yang secara medis tepat guna. Banayak cendawan patogenik,
misalnya Histoplasma Capsulatum, yang menyebabkan histoplasmosis (nfeksi mikosis pada
sistem retikolendotelium yang meliputi banyak organ). Dapat juga hidup sebagai saprofit,
fungsi deperti itu menunjukan dimorfisme : artinya mereka dapat ada dalam bentuk uniseluler
seperti halnya khamir ataupun dalam bentuk bening (filamen) seperti halnya kapang. Fase
khamir timbul bilamana organisme itu hidup sebagai parasit atau patogen dalam jaringan,
sedangkan bentuk kapang bila organisme itu merupakan saprofit dalam tanah atau dalam
medium laboratorium. Identifikasi laboratorium untuk cendawan – cendawan patogenik
acapkali tergantung kepada dapat tidaknya dimorfisme ini dipertunjukan (Pelczar. 2006).

Cendawan dapat bertahan dalam keadaan alam sekitar yang tidak menguntukan
dibandingkan dengan jasad – jasad renik lainnya lebih kurang mampu. Sebagai contoh, khamir
dan kapang dapat tumbuh dalam suatu substrat atau medium berisikan konsentrasi gula yang
dapat menghambat kebanyakan bakteri. Demikian pula, kapang dan khamir umumnya dapat
bertahan terhadap keadaan yang lebih asam dari pada kebanyakan mikroba yang lain(Pelczar.
2006)

BAB III METODE KERJA

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum kali ini yang berjudul ”Pengamatan Jamur Mikroskopis” dilaksanakan pada hari
Rabu 5 Mei 2011 pukul 10.00-12.00 WITA dan dilanjutkan lagi pada hari Jum’at 7 Mei 2011
pukul 10.00-12.00 WITA di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman Samarinda.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1.Alat-alat

 Cawan petri
 Cover glass
 Jarum ose
 Bunsen
 Gelas objek
 Pinset
 Beaker gelas
 Inkubator
 Kater / silet
 Kertas label
 Mikroskop
3.2.2.Bahan-bahan

 Roti berjamur
 Media PDA
 Alkohol 70%
3.3 Cara kerja metode Block Square Slide

1. Disterilkan tangan dengan alkohol 70%


2. Dipijarkan tepi cawan petri yang berisi media PDA
3. Fiksasi Jarum ose
4. Diambil secara aseptis 1 block media PDA
5. Diletakkan kedalam cawan petri yang telah diletakkan sebelumnya gelas objek
6. Difiksasi jarum ose
7. Diambil pada bagian roti yang berjamur
8. Dioleskan pada keempat sisi pinggiran block media PDA
9. Fiksasi Jarum ose
10. Diambil satu cover glass, dicelupkan dalam alkohol 70% lalu difiksasi
11. Diletakkan diatas media Block
12. Inkubasi selama 2 x 24 jam dengan suhu 30oC
BAB IV HASIL DAN PENGAMATAN

4.1. Hasil Pengamatan


4.1.1. Tabel hasil pengamatan jamur mikroskopis
Objek Keterangan

Nama : Aspergillus sp
Warna : Hijau kekuning-kuningan
Bentuk : Bulat (coccus)
Sampel : Roti

4.2. Pembahasan
Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal,
eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, bereproduksi seksual dan aseksual dalam
dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya
berbeda dari organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorbsi (Gandjar, 1999).

Sebagian besar tubuh fungi terdiri atas benang-benang yang disebut hifa yang saling
berhubungan berjalin semacam jala, yaitu miselium. Miselum dapat dibedakan atas miselium
vegetativ yang berfungsi nenyerap nutrien dari lingkungan dan miselium fertil yang
berfungsi dalam reproduksi (Gandjar, 1999).

Fungi merupakan organisme eukariotik yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut

1. Mempunyai spoora
2. Memproduksi spora
3. Tidak mempunyai klorofil sehingga tidak berfotosintesis
4. Dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual
5. Tubuh berfilamen dan dinding sel mengandung kitin, glukan, selulosa dan manan
(Waluyo, 2007)
Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula bersifat saprofit. Parasit apabila dalam
memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya.
Sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh makanan dari benda mati dan tidak merugikan
benda itu sendiri. Fungi mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon dan
karbohodrat. sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik, dan mineral dari substratnya
(Waluyo,2007).
Fungi merupakan organisme menyerupai tanaman, tetapi mempunyai beberapa perbedaan,
yakni:
 Tidak mempunyai klorofil
 Mempunyai dinding sel dengan kompossi berbeda
 Berkembang biak dengan spora
 Tidak mempunyai cabang, batang, akar dan daun
 Tidak mempunyai sistem vaskuler seperti pada tanaman
 Bersifat multiseluler tidak mempunyai pembagian fungsi (Waluyo, 2007).
Fungi dibedakan menjadi dua golongan yakni

Kapang
Fungi multiseluler atau kapang mempunyai miselia atau fillamen dan pertumbuhannya
dalam bahan makanan mudah sekali dilihat, yakni seperti kapas (Waluyo, 2007).
Kapang dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan struktur hifa, yaitu hifa tidak
bersekat atau nonseptat dan hifa bersekat atau septat yang membagi hifa dalam mangan-
mangan, dimana setiap mangan mempunyai inti satu atau lebih (Waluyo, 2007).
Secara lamiah kapang berkembang biak dengan berbagai cara, baik aseksual dengan
pembelahan, penguncupan atau pembentukkan spora dapat pula secara seksual dengan
pembelahan nukleus dari kedua induknya (Waluyo, 2007).

Khamir
Khamir termasuk cendawan, tetapi berbeda dengan kapang karena bentuknya yang
terutama uniseluler. Reproduksi vegetativ terjadi dengan cara pertunasan. Sebagian sel tunggal
khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dibanding kapang yang tubuh dengan
pembentukkan filamen (Waluyo, 2007).

Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi yaitu dengan panjang 1-5 mm sampai 20-
50 mm, dan lebar 1-10 mm. bentuk khamir bermacam-macam, yaitu bulat, oval, silinder, ogival
yaitu bulat panjang dengan salah satu ujung runcing, segitiga melengkung, berbentuk batat,
bentuk apikal atau lemon, membentuk psedomiselium dan sebagianya (waluyo, 2007).

Pada praktikum kali ini digunakan sampel dari roti berjamur, ditanam (diinokulasi) pada
media PDA, yang di inkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu 30oC. setelah diinkubasi selama 2
x 24 jam diamati dengan mikroskop, didapatkan fungi berkonidia yang memiliki ciri-ciri
morfologis berwarna hijau kekuning-kuningan berbentuk bulat-bulat dan berspora. Dari ciri-
ciri ini dapat disimpulkan bahwa fungi ini termasuk Aspergilus sp. Karena memiliki ciri-ciri
morfologis berwarna hijau kekuning-kuningan dan berspora. Kebanyakan spesies ini sering
menyebabkan kerusakan makanan, tetapi beberapa spesies digunakan digunakan dalam
fermentasi makanan Aspergillus yang dapat menyebabkan kerusakan makanan adalah
Aspergillus repens, kapang ini mampu tumbuh baik pada substrat dengan konsentrasi gula dan
garam tinggi. Ciri-ciri spesifik Aspergillus adalah: (1) Hifa, septat, miselium bercabang
sedangkan hifa yang muncul diatas permukaan umumnya merupakan hifa fertil, (2) koloni
berkelompok, (3) konidiofora septat atau nonseptat muncul dari “foot cell” yakni sel miselium
yang membengkok dan berdinding tebal, (4) konidiofora membengkak menjadi vesikel pada
ujungnya, membawa sterigmata dimana tumbuh konidia, (5) sterigmata atau fialida biasanya
sederhana berwarna, (6) berupa spesies tumbuh baik pada suhu 37oC atau lebih, (7) konidia
membentuk rantai yang berwarna hijau, coklat atau hitam (Waluyo, 2007).
Aspergillus sp sangat aerobik dan ditemukan hampir disemua lingkungan yang kaya
oksigen. Dimana mereka umumnya tumbuh sebagai cetakan pada permukaan substrat. Sebagai
akibat dari tekanan oksigen yang tinggi (Waluyo, 2007).

Klasifikasi lmiah:
Domain : Eukarya
Kerajaan : Jamur
Filum : Ascomycota
Kelas : Eurotiomycetes
Order : Eurotiales
Keluarga : Trichocomaceae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus sp

Pada praktikum kali ini digunakan metode block square slide. Dimana media PDA dibuat
dengan ketipisan sekitas 2 mm, kemudian dibentuk seperti dadu dengan ukuran 1 x 1 cm.
keuntungan dari penggunaan metode ini adalah kita dapat lebih mudah mengamati dari fungi
yang dihasilkan karena penggunaan metode aquare sampel yang digunakan diletakkan
dipinggairan block. Karena penggunaan (peletakkan) sampel dicetakkan dipinggir maka akan
lebih mudah mengamatinya.

Dalam praktikum kali ini mungkin saja terjadi faktor kesalahan. Misalnya pada saat
pengolesan sampel tidak begitu teliti sehingga dapat mengakibatkan sampel tidak melekat pada
media sehingga dapat mengakibatkan tidak adanya pertumbuhan fungi.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum kali ini dapat ditari kesimpulan bahwa:

 Cara mengidentifikasi dasar jamur adalah dengan mengamati bentuk koloni,


diameter, tepi koloni, permukaannya, konsistensinya, warna, pembentukkan
pigmen dalam media dan apakah koloni tumbuh pada permukaan atau dalam media
 Jenis-jenis fungi yaitu: Yeast / ragi / khamir, Fillamentus fungi dan Cendawan
(mushroom)
 Dari praktikum kali ini didapatkan bahwa spesies dari roti berjamur adalah
Aspergillus sp.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam praktikum ini tidak hanya menggunakan satu sampel, tetapi sampel lain
juga. Misalnya pada buah jeruk agar para praktikum mengetahui perbedaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D.1994. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan


Gandjar, Indrawati.1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta : UI Press
Pelczar, Micheal. 2006. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press
Waluyo, Lud.2007. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press
http://kiranas.tumblr.com/post/821830525/aspergillus-sp-im-a-geek-my-playmate-is

https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Hallitusseene_Aspergillus_sp._eospead_40_X.jpg

http://www.chemisches-labor.at/schimmel.htm

http://www.sivams.com/photo-gallery.html

Anda mungkin juga menyukai