Makanan yang dicurigai adalah cilok dengan dugaan mengandung asam borat/asam
boraks (Boric acid). Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama Natrium tetraborat,
berbentuk kristal lunak. Jika dilarutkan dalam air akan menjadi Natrium hidroksida dan asam
borat. Boraks selain sebagai pengenyal, borak juga berperan sebagai pengawet yang memiliki
fungsi yang hampir sama dengan formalin. Cilok tersebut diduga mengandung asam borat
karena tekstur yang sangat padat dan kenyal dan tekstur tidak berubah.
Dalam pengawetan makanan, diperlukan bahan pengawet yang aman dan dengan
batasan yang sesuai. Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 2013 Tentang Batas Maksimum Pengawet, bahan pengawet yang
dapat digunakan dalam produksi cilok telah ditetapkan dengan batasan penggunaannya. Cilok
merupakan makanan yang terbuat dari tepung, sehingga pengukuran batasan penggunaan
bahan pengawet dihitung per kilo bahan baku (tepung). Bahan pengawet yang dapat digunakan
untuk membuat cilok yaitu:
3. Sulfit (Sulphites)
a. Belerang oksida (Sulphur dioxide)
b. Natrium sulfit (Sodium sulphite)
c. Natrium bisulfit (Sodium hydrogen sulphite)
d. Natrium metabisulfit (Sodium metabisulphite)
e. Kalium metabisulfit (Potassium metabisulphite)
f. Kalium sulfit (Potassium sulphite)
g. Kalsium bisulfit (Calcium hydrogen sulphite)
h. Kalium bisulfit (Potassium bisulphite)
2. Kerupuk
Dalam pewarnaan makanan, diperlukan zat pewarna yang aman dan dengan batasan
yang sesuai. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 37 Tahun 2013 Tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan
Pangan Pewarna, zat pewarna yang dapat digunakan dalam produksi kerupuk telah ditetapkan
dengan batasan penggunaannya. Kerupuk merupakan makanan yang terbuat dari tepung,
sehingga pengukuran batasan penggunaan zat pewarna dihitung per kilo bahan baku (tepung).
Bahan pewarna yang dapat digunakan untuk membuat tepung yaitu:
A. Pewarna Alami
1. Kurkumin Cl. No. 75300 (Curcumin). Batas maksimumnya yaitu CPPB
mg/kg
2. Riboflavin (Riboflavins). Batas maksimumnya yaitu 250 mg/kg sebagai
Riboflavin.
3. Karmin dan ekstrak cochineal CI. No. 75470 (Carmines and cochineal
extract). Batas maksimumnya yaitu 200 mg/kg sebagai asam karminat.
4. Klorofil CI. No. 75810 (Chlorophyll). Batas maksimumnya yaitu CPPB
mg/kg.
5. Klorofil dan Klorofilin tembaga kompleks CI. No. 75810 (Chlorophylls and
chlorophyllins, copper complexes). Batas maksimumnya yaitu 30 mg/kg
sebagai Cuprum (Cu).
6. Karamel I Plain (Caramel I – plain). Batas maksimumnya yaitu CPPB
mg/kg.
7. Karbon tanaman CI. No.77266 (Vegetable carbon). Batas maksimumnya
yaitu CPPB mg/kg.
8. Beta-karoten (sayuran) CI. No. 75130 [Beta-carotenes (vegetable)]. Batas
maksimumnya yaitu 1000 mg/kg.
9. Ekstrak anato CI. No. 75120 (berbasis bixin) (Annatto extracts, bixin based
: Aqueous Processed Bixin, Solvent-Extracted Bixin, Oil-Processed Bixin).
Batas maksimumnya yaitu 10 mg/kg sebagai bixin dengan norbixin
maksimum 28% terhadap bixin.
10. Karotenoid (Carotenoids). Batas maksimumnya yaitu 300 mg/kg.
11. Merah bit (Beet red). Batas maksimumnya yaitu CPPB mg/kg.
12. Antosianin (Anthocyanins). Batas maksimumnya yaitu 500 mg/kg sebagai
antosianin.
B. Pewarna Sintesis