Anda di halaman 1dari 28

PROGRAM PEMERINTAH TENTANG FORTIFIKASI

(MATERI 4)
Denis Melati, S.Gz., M.Gz
Outlines

Program Fortifikasi Garam di Indonesia

Program Fortifikasi Tepung Terigu di Indonesia

Program Fortifikasi Minyak Kelapa Sawit di Indonesia

Program Fortifikasi Beras di Indonesia

Program Biofortifikasi di Indonesia


PROGRAM FORTIFIKASI
GARAM DI INDONESIA
Fortifikasi Garam
Peraturan Menteri Perindustrian RI
No. 42/M-IND/PER/11/2005 Tentang Pengolahan,
Pengemasan & Pelabelan Garam Beriodium
Pasal 1 Ayat 1
Garam beriodium adalah garam konsumsi yang komponen utamanya
natrium khlorida (NaCl) dan mengandung senyawa iodium melalui proses
iodisasi serta memenuhi SNI Nomor 01-3556-2000 dan/atau revisinya
Fortifikasi Garam
Peraturan Menteri Perindustrian RI
No. 42/M-IND/PER/11/2005 Tentang Pengolahan, Pengemasan &
Pelabelan Garam Beriodium
Syarat Mutu Garam Konsumsi Beriodium
Kriteria Uji Satuan Persyaratan
Kadar air (H2O) % (b/b) Maksimal 7
Kadar NaCl (natrium klorida) dihitung dari % (b/b) Minimal 94,7
jumlah klorida (Cl) adbk
Iodium dihitung sebagai kalium iodat (KIO3) mg/kg Minimal 30  atau 30 ppm
Cemaran Logam :
Timbal (Pb) mg/kg Maksimal 10
Tembaga (Cu) mg/kg Maksimal 10
Raksa (Hg) mg/kg Maksimal 0,1
Arsen (As) mg/kg Maksimal 0,1
PROGRAM FORTIFIKASI
TEPUNG TERIGU DI INDONESIA
Fortifikasi Tepung
Terigu
Peraturan Menteri Perindustrian RI
No. 1 Tahun 2021 Tentang Tepung Terigu Sebagai Bahan
Makanan Secara Wajib
Pasal 1 Ayat 1
Tepung Terigu sebagai Bahan Makanan yang selanjutnya disebut Tepung
Terigu adalah tepung yang dibuat dari endosperma biji gandum Triticum
Aestivum L. (club wheat) dan/atau Triticum Compactum Host dengan
penambahan Besi (Fe), Seng (Zn), vitamin B1 (tiamin), vitamin B2
(riboflavin), dan asam folat sebagai fortifikan.
Fortifikasi Tepung
Terigu
Keputusan Menteri Kesehatan RI
No. 1452/MENKES/SK/X/2003 Tentang Fortifikasi Tepung Terigu
Tepung terigu yang di produksi, diimpor atau diedarkan di
Indonesia harus ditambahkan fortifikan sehingga mengandung :
a. Besi min 50 ppm;
b. Seng min 30 ppm;
c. Vitamin B1 (tiamin) min 2,5 ppm;
d. Vitamin B2 (riboflavin) min 4 ppm;
e. Asam folat min 2 ppm.
Fortifikasi Tepung
Terigu
SNI 3751:2009
Tentang Tepung Terigu
Sebagai Makanan
PROGRAM FORTIFIKASI
MINYAK GORENG SAWIT DI INDONESIA
Fortifikasi Minyak
Goreng Sawit
Peraturan Menteri Perindustrian RI
No. 46 Tahun 2019 Tentang Minyak Goreng Sawit Secara
Wajib
Pasal 1 Ayat 1
Minyak Goreng Sawit adalah bahan pangan dengan komposisi utama
trigliserida berasal dari minyak kelapa sawit (RBDPO), yang telah melalui
proses fraksinasi, dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan
bahan tambahan pangan, dan mengandung vitamin A dan/atau
provitamin A.
Fortifikasi Minyak
SNI 7709:2012 Tentang Minyak Goreng Sawit Goreng Sawit
Kriteria Uji Satuan Persyaratan
Keadaan :
Bau - Normal
Rasa - Normal
Warna (Lovibond 5,25” cell) Merah/ kuning Maks 5,0/50
Kadar air & bahan menguap (b/b) % Maks 0,1
Asam lemak bebas (dihitung sbg asam palmitat) % Maks 0,3
Bilangan peroksida Mek O2/kg Maks 10
Vitamin A IU/g Min 45
Minyak pelikan Negatif
Cemaran logam :
Kadmium (Cd) Mg/kg Maks 0,2
Timbal (Pb) Mg/kg Maks 0,1
Timah (Sn) Mg/kg Maks 40,0/250,0
Merkuri (Hg) Mg/kg Maks 0,05
Arsen (As) Mg/kg Maks 0,1
PROGRAM FORTIFIKASI
BERAS DI INDONESIA
Fortifikasi Beras
Peraturan Presiden No. 48 Tahun 2016 tentang Penugasan
Pemerintah kepada Perum BULOG Dalam Rangka Ketahanan
Pangan Nasional
 mengamanahkan agar BULOG menjaga Cadangan Beras Pemerintah (CPB)
dan menyalurkan beras kepada masyarakat berpendapatan rendah

Dalam 100 gram Beras Raskin mengandung :


Beras Raskin 

Zat Besi : 8 mg
Asam Folat : 20 µg
 Vitamin B1 : 0,64 mg
2014  Vitamin B12 : 1,0 µg
 Niasin : 6 mg
 Zinc : 3 mg
Fortifikasi Beras
Dalam 100 gram Beras Fortivit mengandung :
Beras Fortivit 

Vitamin A 195 µg
Vitamin B1 (tiamin) 0,65 mg
 Vitamin B3 (niasin) 9,1 mg
2020 

Vitamin B6 0,78 mg
Vitamin B9 (asam folat) 169 µg
 Zat besi (Fe) 4 mg
 Seng (Zn) 6 mg
PROGRAM BIOFORTIFIKASI
DI INDONESIA
Biofortifikasi
Surat Keputusan Menteri Pertanian RI No.168/HK.540/C/01/2019 
Padi Biofortifikasi varietas Inpari IR Nutri Zinc

(BBPADI, 2019)
Biofortifikasi
Padi Biofortifikasi varietas Inpari IR Nutri Zinc
Biofortifikasi

(Indrasari & Kristamtini, 2018)


Definisi
Keuntungan Biofortifikasi

Dapat dikembangkan pada bahan makanan pokok

Lebih murah & menguntungkan dari segi budi daya  benih biofortifikasi
hanya diperlukan 1x, selanjutnya benih dapat digunakan petani lain

Bermandaat bagi kelompok rawan gizi

Produksi tinggi & ramah lingkungan


PERAN PEMERINTAH DALAM PROGRAM
FORTIFIKASI DI INDONESIA
Langkah Program
Fortifikasi
Langkah-Langkah Pengembangan Program Fortifikasi Pangan
1. Menentukan prevalensi defisiensi mikronutrien
2. Segmen populasi (menentukan segmen)
3. Tentukan asupan mikronutrien dari survey makanan
4. Dapatkan data konsumsi untuk pengan pembawa (vehicle) yang potensial
5. Tentukan availabilitas mikronutrien dari jenis pangan
6. Mencari dukungan pemerintah (pembuat kebijakan dan peraturan)
7. Mencari dukungan industri pangan
8. Mengukur (Asses) status pangan pembawa potensial dan cabang industri
pengolahan (termasuk suplai bahan baku dan penjualan produk)
9. Memilih jenis dan jumlah fortifikasi dan campurannya
Langkah Program
Fortifikasi
Cont. Langkah-Langkah Pengembangan Program Fortifikasi Pangan
10. Kembangkan teknologi fortifikasi
11. Lakukan studi pada interaksi, potensi stabilitas, penyimpangan dan
kualitas organoleptik dari produk fortifikasi.
12. Tentukan bioavailabilitas dari pangan hasil fortifikasi
13. Lakukan pengujian lapangan untuk menentukan efficacy dan kefektifan
14. Kembangkan standar-standar untuk pangan hasil fortifiksi
15. Defenisikan produk akhir dan keperluan-keperluan penyerapan dan
pelabelan
16. Kembangkan peraturan-peraturan untuk mandatory compliance
17. Promosikan (kembangkan) untuk meningkatkan keterterimaan oleh
konsumen.
Peran Pemerintah
Keputusan Mentreri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional
No. KEP 124/M.PPN/HK/10/2021 Tentang Penetapan Rencana Aksi
Nasional Pangan & Gizi Tahun 2021-2024
Prioritas nasional terkait peningkatan ketersediaan, akses dan kualitas konsumsi pangan
dilaksanakan dengan strategi:
a. meningkatkan kualitas konsumsi, keamanan, fortifikasi dan biofortifikasi pangan;
b. meningkatkan ketersediaan pangan hasil pertanian, perikanan dan pangan hasil laut
terutama melalui peningkatan produktivitas dan teknik produksi secara berkelanjutan
untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga kebutuhan pokok;
c. meningkatkan produktivitas, kesejahteraan sumber daya manusia (SDM) pertanian,
perikanan serta kepastian pasar;
d. menjaga keberlanjutan produktivitas sumber daya pertanian yang adaptif terhadap
perubahan iklim, sistem pertanian presisi, pengelolaan lahan dan air irigasi;
e. meningkatkan tata kelola sistem pangan nasional.
Peran Pemerintah
Cont.
Peran Pemerintah
Peraturan Pemerintah RI No.28 Tahun 2004 Tentang Keamanan,
Mutu & Gizi Pangan
BAB III Mutu & Gizi Pangan
Daftar Pustaka
Helmyati, S., Yuliati, E., Pamungkas, N. P., & Hendarta, N. Y. 2018. Fortifikasi Pangan Berbasis
Sumber Daya Nusantara, Upaya Mengatasi Masalah Defisiensi Zat Gizi Mikro di
Indonesia. Yogyakarta: UGM Press
Indonesian Nutrition Foundation for Food Fortification (KFI). 2016. KFI Newsletter – Fortifikasi
Pangan Untuk Perbaikan Gizi, Agustus 2016. Vol 12
International Food Policy Research Institute. 2014. Chapter 3: Addressing the Challenge of
Hidden Hunger. https://www.ifpri.org/sites/default/files/ghi/2014/feature_1818.html
Muthayya, S., Rah, J. H., Sugimoto, J. D., Roos, F. F., Kraemer, B., & Black, R. E. 2013. The Global
Hidden Hunger Indices and Maps: An Advocacy Tool for Action, PLoS One. 2013 8(6):
e67860. doi: 10.1371/journal.pone.0067860
PERSAGI. 2009. Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta: Penerbit Buku Kompas
WHO. 2006. Guidelines on Food Fortification With Mircronutrients. Geneva: WHO

Anda mungkin juga menyukai