Oleh:
Universitas Udayana
2018
Latar Belakang
1
d. Prinsip Saling Menguntungkan: agar semua pihak berusaha untuk saling
menguntungkan, demikian pula untuk berbisnis yang kompetitif.
e. Prinsip Integritas Moral: prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para
pelaku bisnis dalam menjalankan usaha bisnis mereka harus menjaga nama baik
perusahaan agar tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik.
2
perusahaan akan menyalip, menghambat, menghalang-halangi, mencegah dan mengalihkan
perhatian pesaing untuk dapat lebih efisien, lebih produktif, lebih cepat dan lebih berkualitas.
Persaingan berubah menjadi peperangan. Banyak terjadi peperangan dalam bisnis,
seperti perang harga talent war, browser war (Nescape vs Microsoft), patent war (Apple vs
Samsung), cola wars (Coca Cola vs Pepsi Cola). Mereka belajar ilmu peperangan dari filsuf
dan pemikir perang, seperti Sun Tzu dan Carl von Clausewitz.
Hal ini mengindikasikan bahwa di sebagian masyarakat telah terjadi krisis moral
dengan menghalalkan segala macam cara untuk mencapai tujuan, baik untuk tujuan individu
memperkaya diri sendiri maupun tujuan kelompok untuk eksistensi etika dan nilai-nilai moral
bagi para pelaku bisnis (Rukmana:2004).
Menurut Komenaung (2007), masalah etika dalam bisnis dapat diklasifikasikan ke
dalam lima kategori, yaitu:
1. Suap (Bribery) adalah tindakan berupa menawarkan, membeli, menerima, atau
meminta sesuatu yang berharga dengan tujuan mempengaruhi tindakan seorang
pejabat dalam melaksanakan kewajiban publik. Suap dimaksudkan untuk
memanipulasi seseorang dengan membeli pengaruh. Pembelian itu dapat dilakukan
baik dengan membayar sejumlah uang atau barang, maupun pembayaran kembali
setelah transaksi terlaksana. Suap kadang kala tidak mudah dikenali. Pemberian cash
atau penggunaan callgirls dapat dengan mudah dimasukkan sebagai cara suap, tetapi
pemberian hadiah (gift) tidak selalu dapat disebut sebagai suap tergantung dari
maksud dan respons yang diharapkan oleh pemberi hadiah.
2. Paksaan (Coercion) adalah tekanan, batasan, dorongan dengan paksa atau dengan
menggunakan jabatan atau ancaman. Coercion dapat berupa ancaman untuk
mempersulit kenaikan jabatan, pemecatan, atau penolakan industri terhadap seorang
individu.
3. Penipuan (Deception) adalah tindakan memperdaya, menyesatkan yang disengaja
dengan mengucapkan atau melakukan kebohongan.
4. Pencurian (Theft) adalah merupakan tindakan mengambil sesuatu yang bukan hak
kita atau mengambil properti milik orang lain tanpa persetujuan pemiliknya. Properti
tersebut dapat berupa properti fisik atau konseptual.
5. Diskriminasi tidak jelas (Unfair Discrimination) adalah perlakuan tidak adil atau
penolakan terhadap orang-orang tertentu yang disebabkan oleh ras, jenis kelamin,
kewarganegaraan, atau agama. Suatu kegagalan untuk memperlakukan semua orang
dengan setara tanpa adanya perbedaan yang beralasan antara yang disukai atau tidak.
3
Sebagai contoh Skandal Korporasi di Amerika dapat ditelusuri pada tahun 1920an
disaat perekonomian mengalami kemakmuran. Pasar modal yang sedang booming pada saat
itu ditopang dengan aksi manipulasi laporan keuangan oleh emiten yang pada akhirnya terjadi
market crash dan depresi ekonomi. Setelah itu, dunia usaha di Amerika Serikat menjadi saksi
berbagai skandal korporasi yang terjadi sejak tahun 1970an, setelah masa-masa keemasan
perekonomian Amerika setelah Perang Dunia II berakhir. Diantaranya terdapat :
- Skandal Suap yang dilakukan oleh Lockheed Aircraft Corporation kepada pejabat
tinggi di berbagai Negara, yaitu kepada Pangeran Benhard dari Belanda antara
tahun 1961 dan 1972, pendiri Liberal Democratic Party Yoshio Kodama dan
Perdana Menteru Kakuei Tanaka dari Jepang.
- Skandal Insider Trading, setelah terjadinya skandal suap, pada akhir tahun
1980an, terjadi skandal insider trading dari tiga serangkai Dennis Levine, Ivan
Boesky, dan Michael Milken, serta investment bank Drexel Burnham Lambert.
- Skandal Manipulasi Laporan Keuangan Korporasi, Sepanjang tahun 1990an pasar
modal Amerika kembali mengalami masa keemasan, namun seperti yang terjadi
pada tahun 1920an pasar modal ini ditopang oleh manipulasi laporan keuangan
yang dilakukan oleh banyak korporasi. Kasus ini baru terbongkar pada awal
periode 2000an dengan Enron sebagai skandal yang terbesar. Dan sepanjang tahun
2000an tersebut terdapat beberapa manipulasi kecurangan laporan keuangan yang
dilakukan oleh Xerox, Adelphia, AOL, Bristol-Myers Squibb, Freddie Mac,
Kmart, Sunbeam, Tyco International dan WorldCom.
- Skandal Industri Keuangan, tidak sampai 10 tahun setelah skandal manipulasi
laporan keuangan korporasi Amerika, dunia usaha Amerika harus menghadapi
skandal yang lebih besar lagi yang membawa perekonomian global mengalami
krisis. Skandal kali ini dilakukan oleh industri keuangan melalui dua kegiatan
yang sangat spekulatif dan merugikan, yaitu predatory lending dan
pengembangan produk Credit Default Swap (CDS).
- Skandal Korporasi di Asia, dilakukan oleh Olympus Corporation yang telah
menyembunyikan kerugiannya selama sepuluh tahun dan menggunakan dana yang
dinyatakan untuk komisi akuisisi beberapa perusahaan untuk menutupi kerugian
tersebut.
4
Beberapa pebisnis berpendapat bahwa terdapat hubungan simbiosis antara etika dan
bisnis dimana masalah etik sering dibicarakan pada bisnis yang berorientasi pada keuntungan.
Kebutuhan aspek moral dalam bisnis adalah:
(1) Praktik bisnis yang bermoral hanya akan memberikan keuntungan ekonomis dalam
jangka panjang. Bagi bisnis yang didesain untuk keuntungan jangka pendek hanya akan
memberikan insentif yang kecil. Dalam kompetisi bisnis di pasar yang sama, keuntungan
jangka pendek merupakan keputusan yang diambil oleh kebanyakan perusahaan untuk
dapat bertahan.
(2) Beberapa praktik bisnis yang bermoral mungkin tidak memiliki nilai ekonomis bahkan
dalam jangka panjang sekalipun. Sebagai contoh, bagaimana mengkampanyekan
kerugian merokok, sebagai lawan dari promosi rokok itu sendiri.
(3) Praktik bisnis yang bermoral akan menghasilkan keuntungan akan sangat tergantung
pada saat bisnis tersebut dijalankan. Pada pasar yang berbeda, praktik yang sama
mungkin tidak memberikan nilai ekonomis. Jadi masalah tumpang tindih antara
eksistensi moral dan keuntungan sifatnya terbatas dan insidental (situasional)
Dalam hal ini, etika bisnis menjadi suatu hal yang sangat mendesak untuk diterapkan,
sebab dengan etika pertimbangan mengenai baik atau buruk dapat distandardisasi secara tepat
dan benar. Namun perlu juga dicatat bahwa etika bisnis tidak akan berfungsi jika praktik-
praktik bisnis yang curang dilegalkan. Maka, diperlukan dua perangkat utama yaitu moral
dan legal politis.
5
semakin banyak, mulai dari anggota parlemen, birokrasi sampai ke penegak hukum. Pada
tahun 1950-1957, banyak partai politik yang mendirikan perusaahaan, sebagai sumber dana
untuk persiapan pemilihan umum. Selain itu banyak anggota partai yang bermitra dengan
pengusaha.
Pada paruh kedua Orde Baru muncul turunan baru dari korupsi, yaitu nepotisme, pada
saat keluarga pejabat marak menjadi pengusaha. Indonesia juga pernah mengalami krisis
financial sehingga pemerintah harus mengeluarkan dana sebesar Rp.647 triliun, dimana
antaranya sebesar Rp144,5 triliun merupakan BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia).
Pada akhirnya, dana inipun disalahgunakan, sehingga pada tahun 2007 Kejaksaan Agung
mengumumkan pembentukan tim khusus beranggotakan 35 orang untuk kembali
mengungkapkan kembali kasus BLBI, dengan focus kepada kasus BCA (Anthony Salim) dan
BDNI (Sjamsul Nursalim). Akhirnya diumumkan bahwa penyidik BLBI dihentikan kkarena
kasus itu tidak memiliki bukti hukum.Dua hari kemudian, ketua Tim Jaks Pemeriksa BLBI
Urip Tri Gunawan tertangkap tangan petugas KPK dengan uang sebesaar US$650 ribu tak
jauh dari rumah Sjamsul Nursalim di Simpruk.Selain Urip Gunawan tertangkap pula Artalyta
Suryani, kerabat Sjamsul Nursalim yang memberikan uang kepada Urip.
Kasus lainnya melibatkan banyak perusahaan adalah kasus Gayus Tambunan yang
terjadi di tahun 2010. Dalam kasus ini Gayus menyatakan “membantu” wajib pajak yang
tengah dililit masalah di pengadilan pajak, sesuai dengan posisinya yang bertugas di
Direktorat Keberatan dan Banding. Selama bekerja dejak tahun 2007, Gayus menangani
sekitar 151 perusahaan dan perorangan dimana 45 ditangani langsung olehnya.
Pada era Pemerintahan Presiden Keenam yaitu Susilo Bambang Yudhoyono marak
dibicarakan kasus jual beli anggaran DPR, dengan bintangnya Bendahara Umum Partai
Demokrat yaitu Nazarudin.Menjalin hubungan dan kolusi dengan politisi dan pejabat
pemerintah merupakan hal yang biasa, mendatangkan banyak proyek dan dapat menjadi
sumber keberhasilan.
6
TUNTUTAN MASYARAKAT TERHADAP BISNIS
Meskipun perubahan yang signifikan juga terjadi dalam cara organisasi beroperasi,
mencakup:
Sebagai akibat dari tren dan perubahan tersebut, bahwa pendekatan tradisisonal
perintah dan kendali (atas-bawah) tidaklah cukup, dan organisasi menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk mendorong etika prilaku, bukan memaksakannya.
Dewan dan manajemen menjadi lebih tertarik pada isu-isu etika meskipun
kompeksitas entitas bisnis dan transaksi menjadi lebih besar dan cepat. Oleh karena
itu, semakin penting bahwa setiap karyawan memiliki kode perilaku pribadi yang
harmonis dengan pemberi kerja.
8
hak-hak para pemegang saham (shareholders) dan perlindungannya,
hak dan peran para karyawan dan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders)
lainnya,
pengungkapan (disclosure) yang akurat dan tepat waktu,
transparansi terkait dengan struktur dan operasi perusahaan
tanggungjawab dewan komisaris dan direksi terhadap perusahaan, kepada para
pemegang saham dan pihak-pihak lain yang berkrpentingan.
Konsep GCG sendiri muncul dilatar belakangi oleh maraknya skandal perusahaan
yang menimpa perusahaan-perusahaan besar, salah satu contohnya Endron WorldCom, KAP
Arthur-Andersen ini adalah salah satu conto kegagalan sistem tata kelola yang buruk yang
tidak hanya menyebabkan resesi ekonomi di Amerika, tapi dampaknya bisa dirasakan oleh
masyarakat dunia pada umunya. Terdapat 10 prinsip-prinsip dasar yang melandasi konsep
GCG ini antara lain; Vision, Participation, Equality, Professional, Supervision, Efective &
Efficient, Transparent, Accountability/Accoutable, Fairness, dan Honest.
9
KRONOLOGI KASUS ENRON
Pada tahun 1985, InterNorth, sebuah penyalur gas alam melalui pipa yang berbasis di
Ohama, mengakuisisi Houston Natural Gas. Pada awalnya perusahaan berencana untuk
mempertahankan kantor pusatnya di Ohama, tetapi dewan direksi Houston secara bertahap
mengambil kendali kegiatan perusahaan dan memutuskan untuk memindahkan kantor pusat
perusahaan ke Houston. Pada saat yang bersamaan gabungan perusahaan tersebut
menggunakan nama yang lebih futuristik dan modern yaitu Enron.
Enron muncul pada masa yang cukup sulit bagi perusahaan pipa gas alam.Pada saat
itu rantai distribusi dari produsen ke konsumen sangat diatur oleh pemerintah. Tingkat harga
yang dibebankan perusahaan pipa kepada perusahaan utilitas lokal dan yang dibebankan
perusahaan lokal kepada konsumen eceran juga diatur oleh pemerintah berdasarkan biaya-
plus (cost-plus). Untuk mendorong eksplorasi gas alam dalam menanggapi krisis energi pada
tahun 1970-an, pemerintah mengubah peraturannya mengenai patokan harga gas alam. Hal
ini menyebabkan terjadinya peningkatan harga yang dibayarkan kepada produsen secara
sangat cepat. Meskipun demikian, harga eceran dijaga agar tetap rendah melalui peraturan
pemerintah, dan perusahaan pipa mengalami kesulitan untuk membeli seluruh gas alam yang
mereka butuhkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen perusahaan lokal.
Dalam pasar bebas risiko utama yang dihadapi oleh produsen gas dan perusahaan
lokal timbul dari gejolak harga bahan bakar. Kedua pihak merasa tidak nyaman untuk
melakukan kontrak-kontrak harga tetap jangka panjang, sehingga sebagian besar gas alam
dijual dengan menggunakan kontrak 30 hari.
Pada tahun 1990, Enron mulai memberikan jasa sebagai perantara, atau pencipta
pasar, untuk kontrak 30 hari tersebut. Disebut Gas Bank, aktivitas ini melibatkan perjanjian
jangka pendek yang ditandatangani Enron untuk membeli gas dari beberapa produsen,
menyatukan kontrak-kontrak tersebut, dan kemudian menawarkan komitmen harga jangka
panjang kepada perusahaan lokal. Enron telah membuat langkah awal dalam melakukan
transformasi aktivitis perusahaan dari perusahaan pipa tradisional menjadi perusahaan jasa
keuangan dan perdagangan.Pada tahun 2000, Enron mengembangkan usahanya dengan
menjadi pencipta pasar untuk listrik, minyak, dan bahkan kertas (Sjahputra dan Amin, 2005).
Pada Februari 2001, peningkatan pendapatan dan laba Enron sangat pesat diikuti oleh
peningkatan harga saham-perusahaan ini bernilai $60 miliar dan harga per lembar sahamnya
$80 (sedikit menurun dari harga tertingginya sebesar $90). Fortune menamakan Enron
“Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif” selama enam tahun berturut-turut. Enron, suatu
perusahaan yang menduduki rangking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika
10
Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS yang kolaps dengan meninggalkan
hutang sebesar $ 31,2 milliar.
12
13. 14 Maret 2002, departemen kehakiman Amerika memvonis KAP Andersen bersalah
atas tuduhan melakukan penghambatan dalam proses peradilan karena telah
menghancurkan dokumen-dokumen yang sedang diselidiki. KAP Andersen terus
menerima konsekuensi negatif dari kasus Enron berupa kehilangan klien, pembelotan
afiliasi yang bergabung dengan KAP yang lain dan pengungkapan keterlibatan
pegawai KAP Andersen dalam kasus Enron.
14. 22 Maret 2002, mantan kedua Federal Reserve, Paul Volkeer, yang direkrut untuk
melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan kembali citra KAP
Andersen mengusulkan agar keseluruhan manajemen dirombak ulang untuk
menyusun manajemen baru.
15. 26 Maret 2002, CEO Anderson, Joseph Berandino mengundurkan diri dari
jabatannya.
16. 8 April 2002, seorang partner KAP Andersen, David Duncan, yang bertindak sebagai
penganggung jawab audit Enron mengaku bersalah atas tuduhan melakukan hambatan
proses peradilan dan setuju untuk menjadi saksi kunci dipengadilan bagi KAP
Anderson dan Enron.
17. 15 Juni 2002, juri federal Houston menyatakan KAP Andersen bersalah telah
melakukan penghambatan terhadap proses peradilan.
13
PEMBAHASAN
15
KESIMPULAN
Enron dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik yang seharusnya
menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya. Pelanggaran tersebut awalnya
mendatangkan keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan
menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen. Integritas adalah suatu elemen karakter
yang mendasari timbulnya pengakuan profesional.Integritas merupakan kualitas yang
melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam
menguji semua keputusan yang diambilnya.
Dilihat dari sisi KAP Andersen, tanggung-jawab seorang akuntan tidak semata-mata
untuk memenuhi kebutuhan klien individual atau pemberi kerja. Dalam melaksanakan
tugasnya seorang akuntan harus mengikuti standar profesi yang dititik-beratkan pada
kepentingan publik.Di sisi lain, Enron telah melakukan berbagai macam pelanggaran praktik
bisnis yang sehat melakukan (Deception, discrimination of information, coercion, bribery)
dan keluar dari prinsip good corporate governance. Akhirnya Enron harus menuai suatu
kehancuran yang tragis dengan meninggalkan hutang milyaran dolar. KAP Andersen sebagai
pihak yang seharusnya menjungjung tinggi independensi, dan profesionalisme telah
melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar dari tanggungjawab terhadap profesi
maupun masyarakat.
16
Daftar Pustaka
Brooks, Leonard J. dan Paul Dunn. 2012. Etika Bisnis & Profesi, untuk direktur, eksekutif,
dan akuntan. Edisi 5, buku 1. Jakarta: Salemba empat.
Brooks, Leonard J. 2004. Business & Profesional Ethics for Directors, Executives, &
Accountants. Third Edition. University of Toronto.
Ikatan Akuntan Indonesia, Buku “Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat”. 2015
Pricillia, Mellisa. 2012. Mengkaji Pentingnya Etika Dalam Praktik Bisnis Pada Pasar Ritel
Modern.
http://dion.staff.gunadarma.ac.id/.../BAB+01+ETIKA+DAN+BISNIS.
www.bapepam.go.id
http://zetzu.blogspot.com/2012/03/lingkungan-etika-dan-akuntansi.html?m=1
http://finamarilys.blogspot.com/2013/06/etika-bisnis-pentingnya-etika-dalam.html?m=1
17