Contoh Kasus KPD
Contoh Kasus KPD
LAPORAN KASUS
Dosen Pembimbing :
dr.F.X.Nandono.SpOG
Dibuat oleh:
BAB I. PENDAHULUAN
Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan salah satu situasi yang sering
dihadapi oleh bidan dan ahli obstetrik, dan komplikasi yang dialami neonatus
yang mengakibatkan neonatus membutuhkan perawatan intensif.
Ketuban pecah dini dapat terjadi pada waktu kapan saja selama kehamilan
berlangsung. Penyebab KPD secara tepat tidak diketahui dengan jelas namun
dapat disebabkan oleh infeksi pada ibu, Infeksi intrauterine, inkompetensi
servik, kehamilan multipara, kekurangan nutrisi saat hamil dan riwayat KPD
pada keluarga.
KPD terjadi sekitar 10.7% pada wanita hamil, sekitar 94 % kasus terjadi
pada kehamilan aterm, 5% terjadi pada kehamilan preterm ( berat fetus 1000-
2500 gram ) dan 1 % terjadi pada kehamilan immature ( berat fetus < 1000
gram ).
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. E
Umur : 32 tahun.
Jenis Kelamin : Perempuan.
Kebangsaan : Indonesia.
Agama : Katolik
Alamat : Poris, Tangerang
Pekerjaan : Karyawati
2. ANAMNESA ( Autoanamnesa)
Keluhan utama: ( 20 Nov 2011. Pukul 09.00 )
Pasien datang dengan keluhan keluar air ketuban banyak sejak 18 jam
SMRS.
Riwayat operasi
Riwayat Keluarga:
Riwayat Diabetes Melitus pada keluarga ( Ibu Pasien ).
Tidak ada riwayat penyakit hipertensi, asma dalam keluarga.
Riwayat obstetrik:
Pasien saat ini G2P0A1 dengan usia kehamilan 28 minggu. Pasien
pernah mengalami blighted ovum / anembryonic gestation hamil 9
minggu pada tahun 2010 dan dilakukan dilatasi dan kuretase.
Riwayat haid:
Riwayat pernikahan:
3. PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS:
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Berat Badan : 78 kg.
Tinggi Badan : 165 cm.
Tekanan Darah : 120/ 80 mmHg.
Nadi : 84 x/menit, regular, isi cukup.
Pernapasan : 20 x/menit.
Suhu : 36 0C
Kulit
Warna : Sawo matang, tidak pucat, tidak ikterik
Turgor : Baik
Kepala
Bentuk : Normosefali, simetris
Rambut : Rambut hitam, tidak mudah rontok, alis tidak mudah
dicabut
Mata
Pupil : Isokor
Refleks pupil : +/+
Gerakan bola mata : Baik
Konjungtiva : Anemis -/-
Sklera : Ikterik -/-
Refleks cahaya : +/+
Telinga
Daun Telinga : Normal
Liang Telinga : Bersih
Hidung
Bentuk : Normal
Septum : Deviasi (-)
Mukosa hidung : Tidak hiperemis
Leher
Tiroid : Pembesaran (-)
Trakea : Terletak di tengah
Thoraks
Paru-paru:
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada venektasi dan
tumor, pergerakan pada pernapasan normal
tidak ada bagian yang tertinggal.
Palpasi : Fremitus paru simetris
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler +/+, Bunyi nafas
tambahan (wheezing -/-, rhonki -/-)
Jantung:
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis teraba
Mamae
Simetris, tidak ada benjolan.
Areola mammae hiperpigmentasi.
Puting susu menonjol, ASI (-)
Abdomen
Inspeksi : Dinding perut terlihat simetris, besarnya sesuai usia
kehamilan, tidak terdapat pelebaran vena di sekitar
pusat, tidak ada spider nevi.
Palpasi : Dinding perut supel, tidak terdapat distensi
abdomen, nyeri tekan (-). Hepar : Tidak teraba,
limpa tidak teraba, ginjal ballotement (-).
Perkusi : Redup di seluruh lapangan abdomen
Auskultasi : BU (+) normal.
Punggung
Nyeri ketok costovertebral tidak ada -/-
Tidak ada skoliosis, tidak ada massa / benjolan.
Ekstremitas
Akral hangat +/+
Varises (-), Sianosis (-), edema (-)
4. STATUS OBSTETRI:
Status Kehamilan : G2P0A1
HPHT : 13 Mei 2011
Taksiran persalinan : 20 februari 2012.
Usia Kehamilan : 28 minggu.
Taksiran berat janin : 2900 gram
Pemeriksaan Luar
Inspeksi :
Abdomen : Besar sesuai usia kehamilan, Linea nigra +,
Striae gravidarum +.
Palpasi
Leopold I : Teraba bagian lunak janin (bokong), Tinggi
fundus uteri 30 cm
Leopold II : Ballottement +
Leopold III : Ballottement +
Leopold IV : Kepala janin belum masuk pintu atas panggul
His / kontraksi : Tidak ada kontraksi
Auskultasi Doppler : Denyut Jantung Janin 145-155 x dalam 1
menit, teratur
Pemeriksaan Dalam
Vaginal Touche : Tidak dilakukan
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
6. DIAGNOSA
Ibu : G2 P0 A1 hamil 28 minggu, dengan ketuban pecah
dini
Janin : Janin tunggal hidup
7. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa :
- Kalmetasone ( Dexamethasone ) 2 Ampul x 4 mg per 8 Jam
- Cefat ( Cefadroxil Monohydrate ) 3 x 500 mg
- Infus Dextrosa 5%
- Duvadilan ( Isoxsuprine HCl) 2 ampul 24 ml dalam 1 jam
Operatif:
- Dilakukan Operasi Sesar
8. PROGNOSIS
Ad vitam : Bonam
Ad fungsionam : Bonam
Ad sanationam : Bonam
1. Definisi
KPD terjadi sekitar 10.7% pada wanita hamil, sekitar 94 % kasus terjadi
pada kehamilan aterm, 5% terjadi pada kehamilan preterm ( berat fetus
1000-2500 gram ) dan 1 % terjadi pada kehamilan immature ( berat fetus
< 1000 gram ).
Anamnesis dan Gejala klinis yang terjadi adalah riwayat keluarnya cairan
ketuban merembes melalui vagina. Cairan ketuban normal berwarna
bening dan mungkin sedikit keruh, Aroma air ketuban berbau manis (
tidak berbau amoniak ). Biasanya cairan ketuban dapat merembes
ataupun menetes, banyak nya cairan ketuban yang keluar kadang sedikit,
kadang banyak tergantung pada kehamilan. Apakah terdapat rasa mulas,
rasa sakit pada perut, apakah terdapat perdarahan dari jalan lahir, apakah
terdapat riwayat trauma sebelumnya ( riwayat terjatuh), riwayat koitus
sebelumnya, riwayat penggunaan obat – obatan.
4. Pemeriksaan penunjang
a) Kertas Lakmus ( Nitrazine )
Pemeriksaan secara langsung cairan yang merembes tersebut dapat
dilakukan dengan kertas Lakmus / nitrazine, kertas ini mengukur pH
(asam-basa). pH normal dari vagina adalah 4- 4,7 sedangkan pH
cairan ketuban adalah 7,1-7,3.
c) Ultrasonography ( USG )
USG dapat juga mengkonfirmasi adanya oligohidramnion akibat
KPD, tetapi keadaan ini dapat disebabkan oleh hal lain diluar KPD.
Disebut oligohidramnion bila volume cairan amnion < 500 ml pada
usia kehamilan 32-36 minggu.
d) Amniosentesis
Sangat jarang dilakukan karena invasive. Cara Tes ini yaitu
memasukkan zat warna indigo carmine atau fluorescein, kemudian
dipasang sebuah tampon diletakkan di vagina lalu dilakukan
pemeriksaan setelah 2 jam, dimana pada tampon akan
menampakkan zat warna tersebut.
5. Penanganan KPD
Untuk upaya pencegahan terjadinya KPD sebaiknya ibu hamil
mengurangi aktivitas atau lebih banyak istirahat pada akhir triwulan
kedua atau awal triwulan ketiga.
KPD pada kehamilan > 37 minggu tanpa infeksi (ketuban pecah >6
jam) berikan ampisillin 2×1 gr IV dan penisillin G 4×2 juta IU,
lakukan induksi persalinan dengan oksitosin, jika serviks tidak
memungkinkan lakukan SC.
Komplikasi KPD
a. Korioamnionitis
Risiko infeksi meningkat pada kejadian KPD. Semua ibu hamil dengan
KPD prematur sebaiknya dievaluasi untuk kemungkinan terjadinya
korioamnionitis (radang pada korion dan amnion).
o Demam
o Nadi Ibu takikardia (>100 denyut per menit)
o Fetal takikardia (>160 denyut per menit)
o Nyeri abdomen dan Nyeri tekan uterus
o Cairan amnion berwarna keruh atau hijau dan berbau
o Leukositosis pada pemeriksaan darah tepi (>15000-20000/mm3)
o Pemeriksaan penunjang lain : leukosit esterase (+)
d. Hipoplasia Paru
Merupakan komplikasi fatal yang terjadi pada KPD preterm pada
usia kehamilan 28-36 minggu.
e. Sindroma Potter
DAFTAR PUSTAKA
DK, Steer PJ, Weiner CP, Gonik B, penyunting. New York: W.B