Anda di halaman 1dari 19

REKREASI TRADISIONAL

Definisi Rekreasi
Rekreasi, dari bahasa Latin, re-creare, yang secara harfiah berarti ‘membuat ulang’,
adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang. Hal
ini adalah sebuah aktivitas yang dilakukan seseorang selain pekerjaan. Kegiatan yang umum
dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata, olahraga, permainan, dan hobi. Kegiatan rekreasi
umumnya dilakukan pada akhir pekan. Secara umum rekreasi dapat dibedakan dalam dua
golongan besar, yaitu rekreasi pada tempat tertutup (indoor recreation) dan rekreasi di alam
terbuka (outdoor recreation). Kamus Webster mendefinisikan rekreasi sebagai “sarana untuk
menyegarkan kembali atau hiburan” (a means of refreshmnet or diversion). Rekreasi dapat
dinikmati, menyenangkan, dan bisa pula tanpa membutuhkan biaya. Rekreasi memulihkan
kondisi tubuh dan pikiran, serta mengembalikan kesegaran. Rekreasi adalah “kegiatan atau
pengalaman sukarela yang dilakukan seseorang di waktu luangnya, yang memberikan
kepuasan dan kenikmatan pribadi.”(Meyer, Brightbill, dan Sessoms). Berdasarkan peninjauan
secara terminologi keilmuan, rekreasi berasal dari dua kata dasar yaitu re dan kreasi, yang
secara keseluruhan berarti kembali menggunakan daya pikir untuk mencapai kesenangan atau
kepuasan melalui suatu kegiatan.

Jenis-jenis Rekreasi
Rekreasi mencakup lebih dari sekedar permainan-permainan. Meskipun peristiwa-
peristiwa di udara terbuka seperti olahraga, berkemah, dan jalan lintas alam itu penting,
pertemuan-pertemuan ramah-tamah seperti pesta dan piknik juga harus dipertimbangkan.
Rekreasi juga termasuk beberapa kegiatan ekspresif yang berlangsung dalam lingkungan
departemen dan yang langsung bertalian dengan tema pelajaran seperti drama, sastra,
bercerita, kesenian,dan pekerjaan tangan serta bermacam-macam hobi.
1. Pariwisata atau turisme
adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan
yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang
melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan
rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia. Definisi yang lebih lengkap,
turisme adalah industri jasa. Mereka menangani jasa mulai dari transportasi; jasa keramahan-
tempat tinggal, makanan, minuman; dan jasa bersangkutan lainnya seperti bank ,asuransi,
keamanan, dll.
Dan juga menawarkan tempat istrihat, budaya, pelarian, petualangan, dan pengalaman
baru dan berbeda lainnya. Banyak negara, bergantung banyak dari industri pariwisata ini
sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada
wisatawan. Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salahsatu strategi
yang dipakai oleh Organisasi Non-Pemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu
sebagai daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa
kepada orang non-lokal.
2. Olahraga
adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga
rohani (misalkan olahraga tradisional dan modern).
3. Permainan
Merupakan sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan bersenang-senang, mengisi waktu
luang, atau berolahraga ringan. Permainan biasanya dilakukan sendiri atau bersama-sama.
Permainan ada tingkatannya berdasarkan umur, ada permainan anak dan ada permainan
dewasa. Ada juga permainanuntuk umum yaitu permainan computer.
4. Hobi
adalah kegiatan rekreasi yang dilakukan pada waktuluang untuk menenangkan pikiran
seseorang. Kata Hobi merupakan sebuah kata serapan dari Bahasa Inggris “Hobby”. Tujuan
hobi adalah untuk memenuhi keinginan dan mendapatkan kesenangan. Terdapat berbagai
macam jenis hobi seperti mengumpulkan sesuatu (Koleksi), membuat, memperbaiki, bermain
dan pendidikan dewasa.

Definisi Permainan Tradisional


Menurut Hurlock (1998.hal:325) dengan bertambahnya jumlah hubungan sosial,
kualitas permainan anak menjadi lebih sosial. Pada saat anak mencapai usia sekolah,
kebanyakan permainan mereka adalah sosial, seperti yang terlihat dalam kegiatan bermain
kerjasama, asal saja mereka telah di terima dalam gang dan bersamaan dengan itu timbul
kesempatan untuk belajar bermain dengan cara sosial. Suasana tersebut dapat ditemui dalam
permainan tradisional. Salah satu ciri yang sangat terlihat dari permainan tradisional adalah
dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bertatap muka, keadaan ini memungkinkan anak
untuk berinteraksi dengan teman bermainnya. Saat memainkan permainan tradisional anak-
anak diajak untuk berkumpul dan mengenal teman sepermainannya.
Permainan tradisional adalah bentuk kegiatan permainanan yang berkembang dari
suatu kebiasaan masyarakat tertentu. Pada perkembangan selanjutnya permainan tradisional
sering dijadikan sebagai jenis permainan yang memiliki cirri kedaerahan asli serta
disesuaikan dengan tradisi budaya setempat. Dalam pelaksanaanya permainan tradsional
dapat memasukkan unsure-unsur permainan rakyat dan permanan anak ke dalamnya.
Bahkan mungkin juga dengan memasukkan kegiatan yang mengandung unsur seni seperti
yang lazim disebut sebagai seni tradisional (Agustin, 2013).
Permainan tradisional di sini bisa identik dengan istilah olah raga tradisional. Supaya
suatu kegiatan dapat di ketegorikan sebagai permainan tradisional tentunya harus
teridentifikasi unsur tradisinya yang memiliki kaitan erat dengan kebiasaan atau adat suatu
kelompok masyarakat tertentu. Di samping itu kegiatan itupun harus kuat mengandung unsur
fisik yang nyata-nyata melibatkan kelompok otot besar dan juga mengandung unsur
bermaian yang melandasi maksud dan tujuan dari kegiatan itu. Maksudnya, suatu kegiatan
dikatakan permanan tradisional jika kegiatan itu masih diakui memiliki cirri tradisi tertentu.
Melibatkan otot-otot besar dan hadirnya strategi serta dasarnya tidak sungguh- sungguh
terlihat seperti apa yang ditampilkannya (Agustin, 2013). Dapat disimpulkan bahwan
permainan tradisional merupakan bentuk kegiatan yang berkembang dari suatu kebiasaan
masyarakat tertentu.
Permainan tradisional merupakan permainan yang telah dimainkan oleh anak-anak
yang bersumber dari suatu daerah secara tradisi, yaitu permainan tersebut diwarisi dari
generasi yang satu ke generasi berikutnya. Permainan yang digunakan dalam pembelajaran
pendidikan jasmani harus mengandung ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotor, dan
ranah jasmani. Agar anak menampilkan dan memperbaiki keterampilan jasmani, sosial,
mental, dan moral dan spiritual lewat “fair play” dan “sport smanship” atau bermain dengan
jujur, sopan dan berjiwa olahragawan sejati. Permainan tradisional dapat disajikan sebagai
bahan pelajaran pendidikan jasmani, karena setiap permainan tersebut harus terlebih dahulu
dikaji nilainilai yang terkandung dalam permainan tersebut seperti nilai pendidikan, dalam
permainan tradisional juga memiliki unsur-unsur seperti sportivitas, kejujuran, kecermatan,
kelincahan, ketepatan menentukan langkah serta kemampuan bekerjasama dalam kelompok,
mudah aturan permainannya, di samping jumlah pemain yang dapat melibatkan seluruh siswa
di kelas yang bersangkutan dan dalam permainan guru dapat mengontrol siswanya karena
adanya faktor bahaya sehingga harus ada yang dapat mempertanggung jawabkannya.
(Soemitro, 1992:171).
Permainan tradisional merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat Denpasar.
Kata ‘permainan’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 697) berarti kegiatan yang
bisa membuat seseorang bahagia dengan menggunakan atau bahkan tanpa peralatan apapun,
misalnya, bermain sepak bola atau bermain drama dengan teman-teman. Permainan berfokus
pada dua pesan utama yakni dari dua pesan utama: metacommuniccative message dan
pernyataan realitas kontekstual.
Berbagai definisi permainan tradisional secara tidak langsung menyatakan bahwa
permainan tradisional dapat dilakukan oleh semua orang dan tidak tergantung pada usia.
Kegiatan ini telah dilakukan oleh orang-orang sedari anak-anak. Ada beberapa jenis
permainan tradisional Bali yang dapat dimainkan oleh orang dewasa atau anak-anak hanya
saja.
Taro (1999) menjelaskan ada lebih dari 150 jenis permainan tradisional di Denpasar.
Karakteristik permainan tradisional di Denpasar adalah mudah untuk dimainkan, memiliki
aturan dan lagu, tidak dibatasi oleh banyak peralatan, kaya variasi, kolektif dan fleksibel.
Namun, keberadaan permainan tradisional Bali mulai mengalami penurunan di Denpasar.

Definisi Permainan Tradisional Menurut Para Ahli


1. Permainan tradisional menurut Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan
Pemuda (BP-PLSP).
Permainan tradisional merupakan hasil penggalian dari budaya sendiri yang didalamnya
banyak mengandung nilai-nilai pendidikan karena dalam kegiatan permainannya memberikan
rasa senang, gembira, ceria pada anak yang memainkannya. Selain itu permainannya
dilakukan secara berkelompok sehingga menimbulkan rasa demokrasi antar teman main dan
alat permainan yang digunakan pun relatif sederhana (BP-PLSP, 2006) .
2. Permainan tradisional menurut Kurniati.
Permainan tradisional akan mengembangkan potensi setiap anak yang ditunjukkan
dalam perilaku penyesuaian sosial dengan tetap melestarikan dan mencintai budaya bangsa.
Atmadibrata mengemukakan permainan tradisional Jawa Barat disinyalir memiliki
keterampilan prestatif yang bersifat entertainment yang dapat dijumpai dimana-mana. Bila
permainan tradisional Jawa Barat dikaji, ternyata besifat edukatif, mengandung unsur
pendidikan jasmani (gymnastic), kecermatan, kelincahan, daya fikir, apresiasi terhadap unsur
seni yang ada, dan menyegarkan pikiran (Kurniati, 2006).
3. Permainan tradisional menurut James Danandjaja
Permainan tradisional anak-anak merupakan bentuk folklor dimana peredarannya
dilakukan secara lisan, berbentuk tradisional, dan diwariskan secara turun-temurun. Oleh
sebab itu, terkadang asal-usul dari permainan tradisional tidak diketahui secara pasti siapa
penciptanya dan darimana asalnya, karena penyebarannya yang berupa lisan. Terkadang,
permainan tradisional ini mengalami perubahan nama atau bentuk walaupun dasarnya sama.
Contohnya permainan congklak di Jawa Barat dengan permainan dakon di Jawa Tengah yang
memiliki peraturan dan cara bermain yang sama, namun berbeda cara penyebutannya.
Permainan tradisional yang merupakan pewarisan secara turun-menurun ini dilakukan untuk
memperoleh kegembiraan. (James Danandjaja, 1987)

Jenis Permainan Tradisional


Di bawah ini ada beberap jenis permainan yang ada di Bali, antara lain:

1. Bola adil
Bola digelindingakan ke papan yang sudah ada gambarnya. Di setiap gambar teradpat
sedikit cekungan. Di mana bola berhenti berarti itulah gambar yang menang.

2. Ceki
Permainan dengan menggunakan kartu ceki di beberapa tempat kartu ini juga biasa
disebut dengan sampian. Beberapa jenis permainan bisa dilakukan dengan kartu ceki.

3. Cepetan
Permainan yang dilakukan oleh dua orang. Siapa yang bisa lebih dahulu menyentuh
kepala atau kaki, itulah pemenangnya. Lawan bisa menangkis saat musuh mulai
mengarahkan tangannya ke arah kepala atau kaki.

4. Cingklak
Permainan ini menggunakan sarana batu krikil dan bantuan satu tangan. Satu batu
dilempar keatas dengan satu tangan, tanggan yang melempar langsung mengambil batu yang
berserakan sebanyaknya. Pemain yang bisa menggengam batu paling banyak dan menangkap
lemparan batu ke atas tadi itulah pemenangnya.

5. Cuk-cuk Dar
Permainan yang sedikit berbahaya biasanya dimainkan oleh anak yang sudah kelas 6
SD ke atas. Bentuk mainanya seperti senapan bahannya dari ranting bambu, mimisnya bisa
dari kertas atau buah tumbuhan uyah-uyah. Cara mainnya di kombinasikan dengan engkeb-
engkeban atau main seporadis saja. Alat mainnya dibuat dari ranting bambu kemudian kertas.
6. Cul-culan
Permainan menggunakan potongan lidi , kira2 setengah panjang tusuk gigi tempat
mainnya harus di tanah. Jumlah peserta 4 orang, cara mainnya kita buat lingkaran di tanah
kira2 diameter 30 cm kemudian dibagi empat. satu orang bermain menjadi pencari dan lagi 3
orang yang menyembunyikan potongan lidi tersebut, di daerah lingkarannya yang sudah
dibagi tersebut. Nanti yang tidak di ketemukan menjadi pemenang, yang ditemukan pertama
menjadi pencari berikutnya.

7. Dengkeleng
Permainan ini dilakukan di tanah atau lantai yang sudah diberikan garis. Garis-garis ini
bisa berbentuk apa saja seperti kupu-kupu, kapal dan gedung yang ditengahnya diisi garis
kotak-kotak. Dengan bantuan pecahan genting pemain mulai melempar ke kotak-kotak
berurutan samapi habis. Saat pecahan dilempar di satu kotak, pemain harus menyusuri kotak
yang lain dengan melompat kaki satu (nengkleng). Begitu seterusnya hingga semua kotak
pernah diisi dengan pecahan genting tersebut. Dalam permainan ini kaki dan pecahan genteng
tidak diperkenankan menyentuh garis yang ada.

8. Doman
Ini adalah permainan dengan kartu doman. Berbagai permainan bisa dilakukan dengan
kartu ini seperti, sepirit, blokiu, kik, pitu, tembak, dom dan yang lainya.

9. Engkeb-engkeban
Permainan bersembunyi dan salah satu peserta harus mencarinya sampai ketemu.
Sebelum peserta yang lain bersembunyi sang pencari harus menutup matanya. Kalau di
nasional permainan ini dikenal dengan main petak umpet.
Permainan ini membutuhkan 3 orang pemain (lebih dari itu lebih asyik), dengan cara
salah satu dari pemain menjadi Jaga (yang akan mencari pemain yang lain) dan harus
memejamkan matanya (biasanya menghadap ke tembok atau pohon) sampai hitungan ke 10
baru bisa di buka. Sedangkan pemain yang lainnya harus mencari tempat yang strateris untuk
bersembunyi. Pemain yang pertama ketahuan, maka dia akan menjadi jaga di permainan
ronde selanjutnya.
10. Gansing
Gansing diikatkan dengan tali lalau dilempar ke tanah secara bersamaan. Gangsing
siapa yang paling lama putaranya itulah pemenangnya.

11. Gebug
Permainan ini semarak saat masa kemiri berbuah. Biji kemiri lalu diadu dengan
dipukulkan sesamanya, kemiri yang pecah itulah yang kalah. Setiap pemain secara berganian
sebagai pemukul dengan kemirinya sendiri. Biasanya pemukul mencari titik-titik lemah
kemiri musuh untuk dipukulkna.

12. Guli
Permainan kelereng, banyak jenis permainan ini bisa dilakukan.

13. Kecog
Dua orang memegang tali/karet dengan panjang berkisar 6 meteran. Lalu diputar
membentuk ala bola di tengah, teman-teman yang lain mulai masuk ke dalam tali yang
diputar. Semua yang masuk ke tali mulai melompat-lompat. Siapa yang terkena tali itulah
yang kalah.

14. Kocok / Kopyok / Mong-mongan


Dadu diletakan pada tatakan dan ditutup dengan ember lalu dikocok. Gambar yang
kelihatan itulah yang jadi pemenang. Belakangan ini terlihat ada dengan jumlah dadu 2, dadu
3 dan juga ada dengan dadu jumlah 6.

15. Mejai
Dengan sarana Kepang dan uang bolong (pis bolong). permukaan pis bolong yang satu
berwarna merah dan satunya lagi berwarna asli, jadi apabila yang merah yg menghadap ke
atas di atas baan (meja judi) itu yg menang. Sesuai dengan jumlah merah dengan contoh
apabila 4 buah pis bolong berwarna merah menghadap keatas berarti yg menang timur,
kemudian kalu lima yg menang selatan dan seterusnya.
16. Piduh
Dengan mengumpulkan daun pegagan (piduh) dan diikat sehingga berbentuk bola.
Para pemain mulai melempar ke atas dan terus menendangnya jangan sampai jatuh ke tanah.
Yang paling lama bertahan tidak jatuh itulah pemenangnya.

17. Sungga
Permainan dengan gelang karet yang dilempar ke lidi-lidi yang sudah dipasang
berbentuk "sungga". Sungga dalam hal ini 10 buah lidi dengan ukuran berkisar 10 cm
dipasang/ditusukan berdiri di tanah dengan jumlah 10 buah lidi. Satu sebagai raja dan lainya
dianggap pasukan. Pemain mulai melempar gelang karetnya ke arah sungga, jika masuk di
lidi raja maka adan dapat bayaran 5 gelang karen sedangkan lainya saru karet. Jika tidak
masuk gelang karet kita akan diambil penjaga.

18. Tajen
Permainan ini dilakukan oleh dua orang dengan membawa daun yang sudah disematkan lidi.
Daun yang biasa dipakai adalah daun jarak atau daun talas. Di tangkai daun diisi dengan lidi
yang mengahadap ke depan. Lalu dua orang ini mengadu, melemparnya ke arah lawannya.
Siapa yang daunya robek terkena lidi lawanya itulah yang kalah.

19. Tajog
Metajog merupakan permainan tradisional Bali yang memerlukan keseimbangan
pemainnya, dan perlu latihan keras untuk memainkannya. Karena banyak pemain yang jatuh
dari permainan ini dikarenakan belum bisa menjaga keseimbangan tubuhnya.
Adu balapan dengan menggunakan sarana berupa bambu berkisar 2 meter yang sering
disebut dengan tajog. Pada bambu tersebut disisi tempat tumpuan menginjak setinggi lutut.
Para pemain mulai naik bambu dan balapan dengan peserta lainya. Permainan ini sama
dengan Enggrang.

20. Tembing
Dengan uang logam permainan ini dilakukan. Masing masing peserta mulai melempar
uang logamnya ke lubang yang sudah dibuat dalam tanah. Logam yang pertama atau terdekat
dengan lubang itu mendapat giliran bertama. Pemain lalu mengumpulkan semua uang logam
pemain. Semua uang dilempar ke ubang, logam yang masuk ke lubang adalah haknya untuk
diambil. Beberapa aturan juga ditetapkan dalam permainan ini seperti saat menembing,
penembingan harus lewat dari garis batas jika tidak bisa lewat semua logam harus
dikembalikan. Untuk mau melanjutkan permainan pemain harus membayar koin lagi, sering
disebit dengan "dosa". Pemain boleh saja berhenti dengan tidak membayarnya.

21. Megok Goakan


Permainan tradisional Bali yang satu ini telah menyebar luas seantero nusantara,
dengan nama yang beda dan mungkin di daerah lain ada sedikit modifikasi dalam permainan
ini. Permainan Megok Goakan hampir mirip seperti permainan Ular-ularan, yang sering di
mainkan anak 90an ke bawah.
Permainan Megok Goakan paling sedikitnya terdiri dari 7 orang atau lebih, dengan cara
6 orang buat satu barisan sedangkan yang satunya lagi bertugas sebagai Si Goak. 6 orang
yang baris, satu sama lain harus saling memegang pinggang temannya yang berada di depan,
selama permainan berjalan, pegangan itu tidak boleh terlepas. Biasanya orang yang paling
kuat, bertugas sebagai kepala barisan, karena untuk menjada ekor atau barisan paling
belakang agar tidak tertangkap oleh Si Goak. Si Goak bertugas menangkap barisan paling
belakang, dan biasanya permainan ini menggunakan waktu, untuk meminimalkan berapa
lama Si Goak harus menangkap ekor barisan. Apabila dalam jangka waktu yang ditentukan
misal, 5 menit Si Goak tidak bisa menangkap ekor atau barisan paling belakang, maka Si
Goak dinyatakan kalah. Begitu pula sebaliknya, apabila Si Goak bisa menangkapnya maka
kemenangan berpihak pada Si Goak.
Permainan ini bisa juga dimainkan oleh dua regu atau kelompok, dengan cara
permainan setiap kepala barisan dari kelompok itu saling mengejar ekor atau barisan paling
belakang dari lawan. Serta menjaga ekornya agar tidak terkena oleh kepala barisan lawan.
Permainan ini lebih seru apabila dimainkan di tempat yang sedikit berair dan berlumpur.
Misalnya, pesawahan dan lain-lainnya. Lebih banyak peserta yang bermain dalam permainan
ini, maka permainan pun akan lebih seru.

22. Meong-meongan
Permainan ini tercatat sebagai permainan tradisional Bali. Asal permainan ini dari
Kabupaten Karangasem. Permainan ini tidak hanya dimainkan oleh masyarakat bail,
melainkan dimainkan juga di daerah lain misal di Pulau Jawa. Pastinya dengan nama yang
berbeda. Permainan Meong-meongan ini kalau di Jawa lebih dikenal dengan nama permainan
Kucing-kucingan. Walaupun dengan nama yang berbeda tapi prinsip dan cara dalam
permainan ini tetap sama.
Permainan terdiri dari 8 orang, 1 dari 8 orang menjadi bikul dan satu lagi menjadi
meong. Sisanya menjadi benteng si bikul supaya tidak tertangkap si meong. Benteng yang
dibuat adalah dengan cara membuat lingkaran dan satu sama lain saling memegang erat
tangan temannya untuk menjaga si bikul dari cengkraman si meong. Si bikul berada di dalam
lingkaran sedangkan si meong berada di luar lingkaran. Permainan ini disertai dengan
nyayian tradisional, lirik lagu yang biasa dinyanyikan oleh anak-anak bali dalam permainan
ini adalah sebagai berikut:
Meong-meong, alih je bikule
Bikul gede-gede, buin mokoh-mokoh
Kereng pesan ngerusuhin
Juk Meng!, Juk Kul!, Juk Meng!, Juk Kul! (diulang sampai Bikul tertangkap)
Si bikul akan terjaga dengan benteng pertahanan selama nyanyian ini belum selesai dan
si meong terus mengejar dari luar benteng, setelah habis nyanyian yang di nyanyikan maka
benteng pun seketika menjadi lemah dan si meong bisa menerobos benteng untuk mengejar si
bikul. Si bikul lari keluar benteng, menghindari cengkraman si meong dan si bikul bisa
masuk lagi ke dalam benteng jika si meong tidak bisa menangkapnya, benteng pun menjadi
kokoh kembali dan nyanyian akan di mulai lagi. Berulang seperti itu sampai si bikul
tertangkap. Permainan ini akan selesai apabila si bikul tertangkap oleh si meong dan bisa
dimulai dari awal kembali. Disetiap daerah memiliki nyanyian daerahnya masing-masing
untuk dinyanyikan dalam permainan ini.

Sumber :
http://abdulloh26.blogspot.com/2015/03/pengembangan-olahraga-rekreasi-dan.html?m=1
diakses pada 2 September 2018
https://porosbumi.com/pengertian-permainan-tradisional/ diakses pada 2 September 2018
http://potretbali.blogspot.com/2014/08/permainan-tradisional-bali.html?m=1 diakses pada 2
September 2018
Taro, Made. 1999. Bunga Rampai Permainan Tradisional Bali. Denpasar: Dinas Pendidikan
Dasar Propinsi Bali.
PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA TAMAN
REKREASI
DATA ARSITEK, ERNST NEUFERT

LUASAN BIDANG MANUSIA BERDASAR USIA

LOTHAR A. KRECK dalam YOETI, 1996


DATA ARSITEK, ERNST NEUFERT
Studi Banding : Permainan Tradisional Desa Tenganan

Tradisi Unik dari Desa Tenganan Bali yaitu permainan tradisional “Meayunan”

Gambar : Tradisi Meayunan di Desa Tenganan Bali


Sumber Foto : Antara/Fikri yusuf
Desa tenganan merupakan salah satu desa kuno yang ada di Bali. Desa ini memiliki
tradisi unik salah satunya yaitu permainan tradisional meayunan.

Meayunan merupakan permainan ayunan tradisional masyarakat Desa Tenganan.


Permainan meayunan hanya di mainkan setahun sekali sebagai bagian dari upacara adat.
Permainan ini biasanya dimainkan setelah gelaran adat mekare-kare atau perang pandan.

Meayunan di mainkan oleh delapan orang gadis belia dalam satu bentuk ayunan. Pada
sisi kanan dan kiri tiang ayunan terdapat dua orang pemuda yang bertugas untuk memutar
ayunan yang dinaiki oleh delapan gadis tersebut.

Aturan pemutaran ayunan tersebut yaitu kedua pemuda memutar tiga kali kearah
selatan dan dilanjutkan lagi dengan tiga kali putaran kearah utara. Masing-masing harus
dilakukan minimal tiga kali.

Makna

Permainan tradisional ini tidak sekadar sebagai hiburan. Meayunan merupakan bagian
dari upacara adat dan memiliki makna. Diputarnya ayunan ini merupakan simbol kehidupan
yang terus berputar. Kadang kita berada di bawah, kadang di atas.
Prosesi ayunan ini hanya khusus dilakukan dalam ritual Usabha Sambah yang digelar
pada bulan kelima dalam kalender Desa Tenganan yang disebut Sasih Sambah. Sasih Sambah
ini merupakan bulan berlangsungnya upacara-upacara adat terbesar di Desa Tenganan yang
termasuk desa Bali Aga (Bali Tua).

Karena ini berkaitan dengan upacara adat, ayunan ini bersifat sakral dan tidak bisa
digunakan secara sembarangan. Ayunan baru bisa digunakan setelah lima hari dipasang.
Sebelum digunakan juga harus digelar persembahyangan.

Sumber : by editor, june 15 2017 pada link : https://1001indonesia.net/meayunan-tradisi-


unik-dari-desa-tenganan-bali/, Di akses pada 3 september 2018.

Perang Pandan atau Mekare-kare di Desa Tenganan, Pengringsingan, Karangasem, Bali.

Gambar : permainan perang pandan di desa tenganan, karang asem Bali


Sumber : Tribunnews.com

Dengan bertelanjang dada, kedua tangan mereka pun tak kosong begitu saja. Tangan
kanan menggenggam seikat daun pandan berduri, tangan kiri memegang perisai atau tameng
dari rotan.

Selama kurang lebih tiga menit pertandingan satu lawan satu antara para teruna desa.
Mulai dari anak-anak, pemuda dewasa, hingga orang tua bergantian turun ke arena yang
dikhususkan untuk menggelar Perang Pandan. Tak ketinggalan, suara gamelan selonding
khas Tenganan Pegringsingan, mengiringi pertandingan yang berlangsung.

Ritual tahunan ini sebagai bentuk simbol penghormatan kepada Dewa Indra atau
Dewa Perang yang dipuja masyarakat Desa Tenganan. Dalam tradisi ini tak ada istilah
menang kalah.

Sumber :

Wisata Bali, Selasa, 9 Juni 2015 13:36 WIB, Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul
Tradisi Unik di Desa Tenganan Bali, Ayunan Tradisional dan Perang
Pandan, http://www.tribunnews.com/travel/2015/06/09/tradisi-unik-di-desa-tenganan-bali-ayunan-
tradisional-dan-perang-pandan.

Editor: Mohamad Yoenus, Link http://www.tribunnews.com/travel/2015/06/09/tradisi-unik-di-desa-


tenganan-bali-ayunan-tradisional-dan-perang-pandan?page=4, Selasa, 9 Juni 2015 13:36 WIB

Anda mungkin juga menyukai