Teori Kom Verbal Dan Nonverbal
Teori Kom Verbal Dan Nonverbal
PENDAHULUAN
Teori Komunikasi
Page 1
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Teori Komunikasi
Page 2
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
KEGIATAN BELAJAR
1
Setidaknya ada tiga ciri utama yang menandai wujud atau bentuk
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Pertama, lambang-
lambang nonverbal digunakan paling awal sejak kita lahir di dunia ini,
sedangkan setelah tumbuh pengetahuan dan kedewasaan kita, barulah
bahasa
verbal kita pelajari. Kedua, komunikasi verbal dinilai kurang universal
dibanding dengan komunikasi nonverbal, sebab bila kita pergi ke luar
negeri
misalnya dan kits tidak mengerti bahasa yang digunakan oleh
masyarakat di negara tersebut, kita bisa menggunakan isyarat-isyarat
nonverbal dengan orang asing yang kita ajak berkomunikasi. Dan ciri
yang ketiga adalah, bahwa komunikasi verbal merupakan aktivitas yang
lebih intelektual dibanding dengan bahasa nonverbal yang lebih
merupakan aktivitas emosional. Artinya, bahwa dengan bahasa verbal,
sesungguhnya kita mengkomunikasikan gagasan dan konsep-konsep
yang abstrak, sementara melalui bahasa nonverbal, kita
mengkomunikasikan hal-hal yang berhubungan dengan kepribadian,
perasaan dan emosi yang kita miliki.
1. Definisi
Sebelum terlalu jauh kita memahami komunikasi verbal dan
nonverbal,
ada baiknya kita mengawalinya dengan mendeskripsikan definisi atau
batasan mengenai komunikasi nonverbal. Mengapa hanya komunikasi
nonverbal saja yang didefinisikan? Don Stacks dalam bukunya
Introduction
to Communication Theory menjelaskan bahwa perhatian untuk
mempelajari
Teori Komunikasi
Page 3
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
KOMUNIKASI
VOKAL NONVOKAL
Teori Komunikasi
Page 4
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Teori Komunikasi
Page 5
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Teori Komunikasi
Page 6
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Teori Komunikasi
Page 7
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Teori Komunikasi
Page 8
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Teori Komunikasi
Page 9
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Teori Komunikasi
Page 10
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Teori Komunikasi
Page 11
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Teori Komunikasi
Page 12
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
KEGIATAN BELAJAR 2
Komunikasi Nonverbal
D alam Kegiatan
komunikasi
Belajar 2 berikut ini,
Teori Komunikasi
Page 13
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Teori Komunikasi
Page 14
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Teori Komunikasi
Page 15
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Teori Komunikasi
Page 16
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Teori Komunikasi
Page 17
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Teori Komunikasi
Page 18
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Teori Komunikasi
Page 19
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Teori Komunikasi
Page 20
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
KEGIATAN BELAJAR 3
P
ermulaan dari studi komunikasi nonverbal modern seringkali
diidentifikasikan dengan karya Darwin: The Expression of
Emotions in
Man and Animals. Perhatian Darwin terhadap komunikasi nonverbal
terutama berkaitan dengan fungsinya sebagai sebuah teori untuk
menjelaskan mengenai penampilan (theory of performance), sebuah cara
berpidato yang mengindikasikan suasana hati, sikap atau perasaan.
Dari karya Darwin ini, perhatian terhadap komunikasi nonverbal telah
memunculkan kajian antardisiplin. Dari hasil karyanya pula, telah
dikembangkan tiga perspektif teoritis, yaitu the ethological approach
(studi mengenai kesamaan-kesamaan antara perilaku manusia dengan
perilaku binatang), the anthropological approach dan the functional
approach. Dari ketiga pendekatan ini muncul sejumlah teori-teori yang
menjelaskan tentang fenomena nonverbal yang dapat diterapkan dalam
konteks komunikasi.
Teori Komunikasi
Page 21
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
bagian alami dari keberadaan manusia. Dua contoh etologis yang sering
disebut-sebut adalah senyuman dan ekspresi wajah yang dapat
ditemukan
pada kultur mana pun juga.
a. Teori struktur kumulatif
Dalam teorinya ini, Ekman dan Friesen memfokuskan analisisnya
pada
makna yang diasosiasikan dengan kinesic. Teori mereka disebut
cumulative structure atau meaning centered karena lebih banyak
membahas mengenai makna yang berkaitan dengan gerak tubuh dan
ekspresi wajah ketimbang struktur perilaku. Mereka beranggapan
bahwa
seluruh komunikasi nonverbal merefleksikan dua hal: apakah suatu
tindakan yang disengaja dan apakah tindakan harus menyertai pesan
verbal. Hal ini dapat dicontohkan pada kasus ketika seseorang
menceritakan sesuatu sambil gerak tangannya yang menunjukkan
tinggi
dan ekspresi wajah yang gembira. Gerak tangan yang menunjukkan
tinggi ini tidak akan memiliki arti tanpa disertai ungkapan verbal,
jadi
tindakan ini disengaja dan memiliki makna tertentu. Lain halnya
dengan
ekspresi wajah yang gembira, yang dapat berdiri sendiri dan dapat
diartikan tanpa bantuan pesan verbal. Meskipun demikian, kedua
tindakan tersebut telah menambahkan kepada makna yang berkaitan
dengan interaksi antara kedua orang tersebut, dan ini oleh Ekman
dan
Friesen disebut sebagai `expressive behavior'.
Selanjutnya, Ekman dan Friesen mengidentifikasi lima kategori
dari expressive behavior yaitu emblem, ilustrator, regulator, adaptor,
dan penggambaran perasaan, di mana masing-masing memberikan
kedalaman pada makna yang berkaitan dengan situasi komunikasi.
Emblem adalah gerakan tubuh atau ekspresi wajah yang memiliki
nilai sama dengan pesan verbal, yang disengaja, dan dapat berdiri
sendiri tanpa bantuan pesan verbal. Contohnya adalah setuju, pujian,
atau ucapan selamat jalan yang dapat digantikan dengan anggukan
kepala, acungan jempol, atau lambaian tangan.
Ilustrator adalah gerakan tubuh atau ekspresi wajah yang
mendukung dan melengkapi pesan verbal. Misalnya raut muka yang
serius ketika memberikan penjelasan untuk menunjukkan bahwa
Teori Komunikasi
Page 22
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Teori Komunikasi
Page 23
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Teori Komunikasi
Page 24
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
perilaku kinesic.
5) Perilaku kinesic lebih primitif dan kurang terkendali dibanding
komunikasi verbal.
6) Kita harus membandingkan tanda-tanda nonverbal secara
berulang-ulang sebelum kita dapat memberikan interpretasi
yang akurat.
Teori Komunikasi
Page 25
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
b. Analogi kultural
Analogi kultural yang dikemukakan oleh Edward T. Hall membahas
komunikasi nonverbal dari aspek proxemics dan chronemics. Teori
Hall
mengenai proxemico (sebagian telah dibahas pada Kegiatan Belajar
2)mengacu kepada penggunaan "ruang" sebagai ekspresi spesifik
dari kultur. Teori Hall mencakup batasan-batasan mengenai ruang
yang disebutnya sebagai lingkungan (artifactual), teritorial, dan
personal. Lebih lanjut dia mengemukakan adanya tiga jenis ruang,
masing-masing dengan norma dan ekspektasi yang berbeda, yaitu:
informal space, ruang terdekat yang mengitari kita (personal space);
fixed feature space' yaitu benda di lingkungan kita yang relatif sulit
bergerak atau dipindahkan seperti rumah, tembok, dan sebagainya;
dan `semifixed feature space', yaitu barang-barang yang dapat
dipindahkan yang berada dalam fixed-feature space.
Salah satu aspek terpenting dari teori Hall adalah kajiannya
mengenai preferensi dalam personal space. Menurutnya, preferensi
ruang seseorang ditentukan oleh delapan faktor yang saling terkait
yang ditemukan dalam tiap kultur. Pertama adalah, jenis kelamin dan
posisi dari orang yang sating berinteraksi, yaitu lelaki atau
perempuan, dan apakah mereka duduk, berdiri, dan sebagainya.
Kedua, sudut pandangan atau "angle" yang terbentuk oleh bahu dan
dada/punggung dari orang yang berkomunikasi (faktor sociofugal-
sociopetal axis). Ketiga, posisi badan ketika berkomunikasi yang
berada dalam jarak sentuhan (faktor kinesthetic). Keempat, sentuhan
dan jenis sentuhan (faktor zero- proxemic). Kelima, frekuensi
dan cara-cara kontak mata (faktor visual code). Keenam, persepsi
tentang panas tubuh yang dapat dirasakan ketika berinteraksi (faktor
thermal code). Ketujuh, odor atau bau yang tercium ketika
Teori Komunikasi
Page 26
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Teori Komunikasi
Page 27
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
b. Teori Equilibrium
Michael Argyle dan Janet Dean mengemukakan suatu teori
komunikasi
nonverbal yang didasarkan pada suatu metafora keintiman-
ekuilibrium.
Mereka mengemukakan bahwa seluruh interaksi dibatasi dalam
konflik
antara kekuatan-kekuatan penarik dan penolak. Kekuatan yang
menarik dan mendorong antara satu orang dengan orang lainnya
cenderung untuk menyeimbangkan suatu hubungan. Kekuatan
tersebut dijumpai dalam perilaku nonverbal yang berkaitan
dengan pendekatan (jarak yang lebih dekat, kontak mata yang
lebih banyak, sentuhan dan gerakan tubuh yang lebih sering) dan
penghindaran (jarak yang lebih jauh, kurangnya kontak mata, dan
jarangnya sentuhan dan gerakan tubuh). Lebih lanjut Argyle dan
Dean mengemukakan bahwa ketika kita berinteraksi, kits
mengalami atau menggunakan seluruh saluran komunikasi yang
ada, dan suatu perubahan dalam satu saluran nonverbal akan
menghasilkan perubahan pada saluran lainnya sebagai
kompensasi.
Teori Komunikasi
Page 28
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Teori Komunikasi
Page 29
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
KEGIATAN BELAJAR 4
P
ertanyaan mengenai bagaimana kita memperoleh dan
menggunakan bahasa (komunikasi verbal) untuk
berkomunikasi telah menjadi bahasan teoritis selama
berabad-abad. Kemampuan kita untuk melakukan
simbolisasi dan berbicara telah memisahkan kita dari spesies lain yang
lebih rendah. Pembahasan pada Kegiatan Belajar 4 ini berusaha untuk
memahami bagaimana dan dengan efek apa bahasa digunakan.
Meskipun demikian, sama seperti komunikasi nonverbal, terdapat
berbagai perspektif mengenai bahasa dan pengaruhnya. Kita akan mulai
dengan suatu pandangan bahwa bahasa secara genetis telah dimiliki
oleh manusia (nature approach). Dengan demikian, kita hanya perlu
mempelajari kombinasi tertentu dari penggunaan kata, yang
merefleksikan cara-cara kita menyampaikan dan menerima pesan.
Pada bagian berikutnya kita akan masuk pada suatu pendekatan yang
mempelajari dampak dari penggunaan bahasa dalam menciptakan
realitas, yaitu bagaimana kita `memberi label' atau 'atribut' pada dunia
kita dan bagaimana 'label' tersebut menghasilkan `realitas' (narture
approach). Kita kemudian akan beralih kepada pandangan fungsional
yang mencoba menjawab pertanyaan: mengapa kita bereaksi terhadap
bahasa, seolah-olah kata adalah benda yang direpresentasikannya? Pada
bagian akhir kita akan mendiskusikan suatu pendekatan yang
berorientasi pada pesan dalam bahasa, dan membahas proses berpikir
yang berkaitan dengan bahasa yang mendahului aktivitas transmisi
pesan.
Teori Komunikasi
Page 30
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Teori Komunikasi
Page 31
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Teori Komunikasi
Page 32
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Teori Komunikasi
Page 33
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Penggunaan Simbol
Pandangan ini mengasumsikan bahwa seluruh perilaku manusia
berangkat dari penggunaan simbol. Salah seorang ahlinya yang bemama
Alfred Korzybski menganggap adanya ketidaktepatan dalam
penggunaan bahasa sehari-hari kita. Argumentasinya adalah bahwa
manusia hidup dalam
dua lingkungan yang berbeda, lingkungan fisik dan lingkungan
simbolik.
Untuk memahami hal ini kita dapat menganalogikannya dengan
penggunaan
peta. Misalnya kita bertanya kepada teman kita berapa jarak antara
Jakarta-
Surabaya, dan dia menjawab: "Menurut peta sekitar 10 cm". Informasi
ini
hanya memiliki arti bagi kita jika kita mengetahui skala dari peta
tersebut,
dan tentunya skala peta tersebut bukanlah 1:1 Karena jika skalanya
serupa
itu peta tersebut akan sama luasnya dengan wilayah yang
digambarkannya. Hal serupa berlaku pula pada kata. Ada satu anekdot
untuk mencontohkan hal ini, ketika seorang pengemudi sampai pada
suatu perempatan jalan dan bertanya pada orang disebelahnya apakah
ada kendaraan lain yang akan melintasi jalanan yang akan
diseberanginya, dan orang yang ditanya menjawab `hanya kijang'. Baru
setelah mobil yang mereka tumpangi menyeberang dan ditabrak oleh
sebuah Toyota Kijang yang sedang melaju, arti semantik dari 'kijang'
dipahami oleh keduanya.
Kata, dan pada kenyataannya semua jenis simbol, tidak sama dengan
fenomena yang digambarkannya. Menurut Ogden dan Richards simbol
Teori Komunikasi
Page 34
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Silent Assumptions
Dan P Millar dan Frank E. Millar mengemukakan bahwa makna dari
suatu kata tidak terbatas dari yang kita temukan dalam kamus. Jadi
kesalahpahaman semantik terjadi karena kita terlalu sering
menggunakan
asumsi secara diam-diam. General semantics menjelaskan bahwa kita
memiliki kecenderungan untuk berurusan dengan objek atau benda
pada
tataran abstrak. Misalnya kita tidak berurusan dengan fenomena pada
tataran
atomis, meskipun sebenarnya fenomena berubah pada tataran ini.
Seperti
telah dikemukakan oleh Korzybski bahwa tataran objektif bukan kata
dan
tidak dapat dicapai hanya dengan kata. Untuk dapat mencapai atau
memahami tataran objektif, general semantics mengajarkan kita untuk
diam
(silent), dan kondisi diam ini memungkinkan kita untuk merespons kata
sebagai manusia daripada bereaksi terhadapnya sebagaimana yang
dilakukan
Teori Komunikasi
Page 35
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
oleh hewan.
Persoalan yang muncul dari silent assumption ini adalah ketika
mengantisipasi apa yang dikatakan oleh orang lain. Oleh karenanya
ketika
kita melakukan silent asssumption, kita harus menanyakan pada diri
kita
sendiri tiga pertanyaan tentang apa yang sedang dikatakan orang lain,
yaitu:
apa yang dimaksudkannya? (apakah yang dimaksudkannya berbeda
dengan
yang dikatakannya), bagaimana dia mengetahui hal yang
dibicarakannya?
(mengacu kepada sumber informasi), dan mengapa dia mengatakan hal
ini
kepada saya? (apakah kita pendengar yang sesuai dan apakah kita
merupakan sasaran dari kata-kata yang kita dengar).
Reaksi/Respons
Konstruk ini diawali oleh asumsi bahwa manusia bereaksi seperti
yang
dilakukan hewan melalui apa yang disebut respons yang dikondisikan.
Orang
dapat dengan mudah dipaksa untuk bereaksi pada slogan, nama, hasrat,
dan
sebagainya, dalam bentuk yang hampir sama seperti ketika hewan
dikondisikan untuk bereaksi terhadap suatu tanda tertentu. Misalnya hat
ini
terlihat pada reaksi pengikut Hitler pada Swastika dan lambang-
lambang
lainnya, demikian pula dengan reaksi terhadap simbol AIDS, di mana
banyak dari kita tidak ingin diasosiasikan dengan simbol tersebut.
Korzybski, sebaliknya, menekankan bahwa kita seharusnya tidak
meniru
binatang. Respons kita haruslah kondisional, bukan dikondisikan.
Artinya
respons kits harus melalui penundaan (delayed) dan modifikasi, bukan
otomatis. Untuk mencapai hat ini kits harus belajar menghindar dari
suatu reaksi yang baku (stereo type) terhadap kelas atau kelompok
orang, dan menyadari adanya perbedaan-perbedaan di antara individu
anggota kelompok atau kelas dan menyesuaikan respons kita.
Teori Komunikasi
Page 36
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Identitas
Alasan utama mengapa kits cenderung untuk bereaksi daripada
merespons adalah karena kita melihat kesamaan absolut atau identitas.
Sedikitnya ada tiga alasan bagi kecenderungan ini, yaitu: nama adalah
suatu
karakteristik penting dari benda atau objek, keunikan benda atau objek
berada di dalam nama, dan jika suatu benda atau objek tidak memiliki
nama
maka is menjadi tidak eksis atau tidak dianggap. Jadi terdapat orang-
orang
yang beranggapan bahwa, misalnya, semua "perceraian" memiliki makna
yang sarna atau semua pengertian `demonstrasi' adalah sama, padahal
dalam
situasi yang nyaris sama orang atau hat-hat lainnya akan selalu
berbeda.
Konstruk tentang identitas berkaitan erat dengan dua konstruk lain
dalam
teori general semantics, yaitu: `nonallness' dan 'nonadditivity'.
Nonallness
berarti bahwa kita tidak dapat mengatakan segala sesuatunya secara
lengkap
mengenai semua hat. Oleh karenanya ketika melihat adanya kesamaan
dalam
beberapa hat, kita cenderung untuk mengabaikan perbedaan-
perbedaannya.
General semantics merekomendasikan kita untuk menggunakan 'dan
sebagainya' untuk memberikan gambaran bahwa terdapat hal-hal lain
yang
tidak kita ketahui ketika mendeskripsikan sesuatu pada saat berbicara.
Konstruk nonadditivity kita lakukan ketika kita menambahkan
sesuatu
dan hasilnya dapat memiliki arti yang lain. Misalnya ketika seorang guru
berkata kepada guru lainnya: "Bisakah Anda menerima seorang murid
lagi
untuk kelas Anda?" Karena tidak ada dua hat yang sama persis,
menerima
seorang murid yang sekedar duduk di dalam kelas adalah berbeda
dengan
menerima seorang murid yang sangat partisipatif di dalam kelas. Oleh
Teori Komunikasi
Page 37
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Multiordinalitas
Teori Komunikasi
Page 38
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Teori Komunikasi
Page 39
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Teori Komunikasi
Page 40
Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
kita mengenai orang-orang lainnya yang tidak kita sukai. Jadi, kita
dapat menilai orang lain sebagai buruk/jahat hanya karena satu atau
dua sebab, atau kita mungkin telah memiliki sebelumnya rasa tidak
suka pada orang tersebut yang
didasarkan atas variasi kognisi ita. Dalam waktu yang lama sepanjang
tidak
ada kognisi lain yang menandingi, kesan kita terhadap orang tersebut
akan
stabil, dan kita cenderung untuk memahami dan memprediksi
perilakunya
berdasarkan kesan tersebut.
Dari penjelasannya tersebut, Delia dan Clark telah mengemukakan
bahwa bahasa digunakan untuk menilai apa yang akan dirasakan oleh
orang
lain terhadap suatu pecan yang disampaikan kepadanya, sebelum pesan
itu
sendiri sepenuhnya disusun. Oleh karenanya, individu dengan
kecakapan
bahasa yang lebih baik akan mampu menyusun pesan secara lebih tepat
dan
jelas kepada berbagai jenis orang dalam berbagai situasi spesifik.
Teori Komunikasi
Page 41