Anda di halaman 1dari 27

Pengertian Besaran Vektor dan Besaran Skalar

Untuk lebih memahami definisi dari besaran vektor dan skalar serta seperti apa perbedaannya,
perhatikan gambar ilustrasi berikut ini

Gambar Pergerakan Semut

Seekor semut bergerak dari lubang A menuju lubang B menurut lintasan yang digambarkan garis
warna merah.

Pada gambar diatas, tedapat dua macam panjang lintasan yang ditempuh oleh semut. Panjang
lintasan yang pertama adalah panjang lintasan yang ditunjukkan oleh garis warna merah.
Sedangkan panjang lintasan yang kedua adalah panjang lintasan yang ditunjukkan
oleh garis warna biru.

Di dalam fisika panjang lintasan yang ditunjukkan oleh garis berwarna merah disebut dengan jarak.
Sedangkan panjang lintasan yang ditunjukkan oleh garis berwarna biru disebut
dengan perpindahan.

Jarak adalah panjang lintasan total yang ditempuh oleh semut dari titik A sampai dengan titik B,
misal jarak yang ditempuh semut adalah 30 cm. Sedangkan perpindahan adalah panjang lintasan
dari kedudukan awal (A) ke kedudukan akhir (B) yang ditarik dalam satu garis lurus, misalkan
perpindahan yang ditempuh semut adalah 15 cm ke titik B (dalam penulisan perpindahan harus
disertai arahnya).

Dalam artikel tentang besaran pokok dan besaran turunan, telah dijelaskan bahwa besaran fisika
berdasarkan satuannya dibedakan menjadi besaran pokok dan turunan. Selain berdasarkan
satuannya, besaran fisika juga dibedakan berdasarkan nilai/besar dan arahnya.

Besaran Skalar
Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai (harga) saja. Contoh besaran skalar,
yaitu panjang, massa, waktu, massa jenis, daya, energi, temperatur. Dengan kata lain, kita
dapat menyatakan suatu besaran skalar dengan jelas hanya dengan menyatakan nilainya saja.

Sebagai contoh: panjang balok 20 cm, massa batu 2 kg, selang waktu 5 menit, dan sebagainya.

Besaran Vektor

Besaran vektor adalah besaran yang selain memiliki nilai (harga), juga memiliki arah. Atau
besaran vektor adalah besaran yang harus dinyatakan dengan suatu angka dan juga arah.
Contoh besaran vektor, yaitu kecepatan, percepatan, gaya, momentum, impuls, perpindahan,
dan lain-lain. Dengan kata lain, kita tidak dapat menyatakan suatu besaran vektor hanya
dengan menyatakan nilai dan satuannya saja; kita pun harus menyatakan arahnya.

Sebagai contoh: Lisa berlari dengan kecepatan 5 km/jam ke utara, Ahmad mendorong meja
dengan gaya 10 N ke kanan, dan sebagainya.

Besaran fisika berdasarkan besar dan arahnya dibedakan menjadi 2, yaitu besaran
vektor dan besaran skalar.
Besaran vektor adalah besaran yang dinyatakan dengan nilai dan arahnya. Sedangkan besaran
skalar adalah besaran yang sudah cukup jelas apabila dinyatakan nilainya saja. Pada contoh
ilustrasi diatas, perpindahan adalah besaran vektor sedangkan jarak adalah besaran skalar.

Contoh Besaran Vektor dan Besaran Skalar


Contoh Besararan Vektor dan Satuannya

Contoh besaran vektor disajikan dalam tabel berikut ini:


Lambang Lambang
No. Besaran Vektor Satuan
Besaran satuan
1 Perpindahan ∆s meter M
2 Berat W newton N
3 Kecepatan v meter per sekon m/s
4 Percepatan a meter per sekon kuadrat m/s2
5 Percepatan gravitasi g meter per sekon kuadrat m/s2
6 Momentum m kilogram meter per sekon Kg m/s
7 Impuls I newton sekon Ns
8 Gaya F newton N
9 Tekanan P pascal Pa
10 Momen gaya τ newton meter Nm
11 Tegangan permukaan γ newton per meter N/m
12 Gaya gesek Fg newton N
13 Induksi magnetik B weber per meter kuadrat Wb/m
14 Kuat medan gravitasi F newton N
15 Kuat medan listrik E newton per coulomb N/C

Contoh Besaran Skalar dan Satuannya

Contoh besaran skalar disajikan dalam tabel berikut ini:


Lambang Lambang
No. Besaran Skalar Satuan
Besaran satuan
1 Panjang l meter m
2 Massa m kilogram Kg
3 Jarak s meter M
4 Kelajuan v meter per sekon m/s
5 Volume V meter kubik m3
6 Waktu t sekon S
7 Jumlah mol zat N mole mol
8 Intensitas cahaya J kandela cd
9 Energi E joule J
10 Usaha W joule J
11 Daya P watt W
12 Massa jenis ρ kilogram per meter kubik m/s3
13 Kalor Q joule J
14 Kuat arus listrik I ampere A
15 Suhu T kelvin K

Penjumlahan Vektor
VEKTOR
BESARAN VEKTOR

A. Menjumlahkan Besaran vektor


a. Secara Grafis
1. Metode Poligon
Penjumlahan vektor menggunakan cara poligon dilakukan dengan menggambarkan vektor-vektor yang
garis nya digabungkan secara berurutan (diteruskan). Kemudian Vektor jumlahnya (Resultannya)
digambarkan dengan menarik garis dari titik awal menuju titik akhir. (seperti pada gambar)
2. Metode Jajaran genjang
Penjumlahan vektor menggunakan metode jajaran genjang dibuat dengan cara menggambarkan garis-
garis vektor yang akan digabungkan dari titik awal yang sama, kemudian buatlah garis yang sejajar
dengan vektor ( dibuat dengan garis putus-putus) diambil dari kedua ujung vektor yang digabungkan
sehingga didapat titik potong dan membentuk jajar genjang. Tahap terakhir gambarlah Vektor Jumlah
(resultan) nya dengan menarik garis dari titik awal menuju titik potong garis yang dibuat putus-putus titik.
(seperti pda gambar)

b. Secara Analitis (Perhitungan)

1. Jika arah vektornya sama


Resultan vektor yang memiliki arah sama dapat langsung dihitung dengan cara menjumlahkan besar dari
masing-masing vektor yang digabungkan.
R = V1 + V2

2. Jika arah vektornya berlawanan


Resultan vektor yang memiliki arah saling berlawanan dihitung dengan cara mencari selisih nilai dari
kedua vektor yang digabungkan.
R = V1 - V2
3. Jika vektornya membentuk sudut tertentu
Resultan atau jumlah dari vektor yang arah vektornya membentuk sebuah sudut tertentu dapat dicari
menggunakan rumus dibawah ini:

Contoh Soal :
1. Dua buah gaya memiliki nilai dengan besar masing-masing 30 N dan 50 N. Berapa
resultan kedua vektor tersebut jika :
a. kedua vektor searah !
b. kedua vektor berlawanan arah !
c. kedua vektor saling mengapit sudut 60° !

Jawab

Diketahui : Fa = 30 N
Fb = 50 N
Ditanyakan : a) R = ? (searah)
b) R = ? (berlawanan arah)
c) R = ? α = 60°
a) R = Fa + Fb b) R = Fa - Fb
R = 30 + 50 R = 30 - 50
R = 80 N R = - 20 N
(tanda – menyatakan arah R sama dengan Fb)

2. Vektor V = 200 N dengan arah 60° terhadap arah horizontal.


Tentukan komponen vektor diatas pada sumbu X dan sumbu Y !

Jawab:

Diketahui : V = 200 N
Ditanyakan : Vx = .................. ?
Vy = ................. ?
Vx = V Cos α Vy = V Sin α
Vx = 200 Cos 60° Vy = 200 Sin 60°
Vx = 200 . 0,5 Vy = 200 0,87
Vx = 100 N Vy = 173.20 N
3. Vektor P, Q dan S berturut-turut 200 N, 300 N dan 400 N dan arahnya 30° , 150° dan 210° . Tentukan
resultan dari ketiga vektor !
Diketahui : P = 200 N
Q = 300 N
S = 400 N
Ditanyakan : R = .................... ?
Untuk menghitung Resultan vektor yang lebih dari 2 vektor lebih mudah menggunakan tabel seperti
dibawah :

B. Menguraikan Besaran Vektor

Perhatikan vektor P pada gambar dibawah !


Arah vektor P kesamping kanan tapi menanjak, vektor ini dapat diuraikan menjadi dua komponen yaitu
(Px) terhadap sumbu x dan (Py) terhadap sumbu y seperti pada gambar.

Contoh 1

Sebuah vektor P mempunyai besar 400 satuan dengan arah membentuk sudut 30 ˚ dengan sumbu X
positif. Berapakah besar komponen vektor diatas pada sumbu X dan pada sumbu Y ?
Diketahui : P = 400 satauan
α = 30˚
Diatanya : Px = ?
Py = ?
a. Px = P Cos α b. Py = P Sin α
Px = 400 Cos 30˚ Py = 400 Sin 30˚
Px = 400 . 0,5√3 Py = 400 . 0,5
Px = 200 √3 satuan Py = 200 satuan
Contoh 2

Komponen dari vektor A pada sumbu X adalah 300 satuan. Bila vektor A mengapit sudut 60˚ dengan
sumbu X positif. Berapakah besar komponen vektor A pada sumbu Y dan berapa pula besar vektor A
tersebut ?
Diketahui : Ax = 300 satuan
α = 60˚
Ditanya : Ay = ?
A =?
a. Ax = A Cos α b. A2 = (Ax)2 + (Ay)2
300 = A Cos 60˚ 6002 = 1502 + (Ay)2
300 = A . 0,5 360000 = 22500 + (Ay)2
A = 300 / 0,5 (Ay)2 = 360000 - 22500
A = 600 satuan (Ay)2 = 337500
Ay = √337500 satuan

C. Perkalian Besaran Vektor


1. Dot Produck (Perkalian vektor dengan vektor hasilnya skalar)
Misalnya F(vektor gaya) dan S (vektor perpindahan), Jika kedua vektor diatas dikalikan hasilnya akan
berupa sebuah sekalar yaitu W (Usaha). Secara Matermatika Dot Produck dapat ditulis :

.
V1 V2 = V1.V2 Cos α
2. Kros Produck (perkalian vektor dengan vektor hasilnya vektor)
Misalnya F (vektor gaya) dan R (vektor posisi), jika keuda vektor tersebut dikalikan hasilnya akan berupa
sebuah vektor baru yaitu τ (Momen Gaya). Secara Matematika perkalian Kros Product dapat ditulis sbb :
V1 x V2 = V1.V2 Sin α
Arah dari hasil perkalian vektor dengan cara kros product dapat ditentukan dengan aturan putaran skrup,
yaitu putaran skrup sama dengan arah putaran vektor melalui sudut terkecil sedangkan arah gerakan
skrup menyatakan arah vektor yang dihasilkan dari perkalian kros product.
3. Perkalian vektor dengan sebuah bilangan
a.V = aV

Resultan Dua Vektor yang Sejajar atau Segaris

Perhatikan gambar ilustrasi di atas. Dua orang anak yaitu Andan dan Akeb sedang
menarik seorang anak berbadan tambun bernama Okta menggunakan seutas tali,
namun ternyata sekeras apapun usaha Akeb dan Andan menarik tali, si Okta
ternyata tidak bergerak sedikitpun. Menurut Anda mengapa hal ini bisa
terjadi?

Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, Anda harus mengetahui tentang


resultan dua vektor yang sejajar atau segaris. Yang dimaksud dengan vektor
sejajar atau segaris adalah vektor-vektor yang memiliki arah yang sama atau
berlawanan dan jika dihubungkan membentuk satu garis lurus. Contoh adalah
seperti gambar berikut:

Ketiga vektor a, b dan c di atas jika dihubungkan jadi satu maka akan membentuk
satu garis lurus seperti gambar di bawah ini.

Lalu bagaimana cara menentukan resultan dari dua vektor yang sejajar atau
segaris? Resultan dari dua buah vektor yang sejajar ada 2 macam, yaitu resultan
hasil penjumlahan dan resultan hasil pengurangan atau selisih.

1. Penjumlahan dua vektor yang sejajar atau segaris

Dua vektor yang sejajar dapat dijumlahkan dengan syarat arah kedua vektor
sama dengan kata lain kedua vektor adalah searah. Secara matematis, rumus
besar resultan hasil penjumlahan vektor yang sejajar adalah sebagai berikut:
R = |A + B|
Dan arah vektor resultannya adalah searah dengan kedua vektor tersebut.

Contoh penjumlahan vektor sejajar


Misalkan, Andi sedang bepergian mengelilingi kota Bandung dengan sepeda
motor. Dua jam pertama, Andi bergerak lurus ke timur dan menempuh jarak
sejauh 50 km. setelah istirahat secukupnya, Andi kembali melanjutkan perjalanan
lurus ke timur sejauh 30 km lagi. Tentukan besar dan arah resultan perpindahan
Andi!

Jawab:

Diketahui
perpindahan A = 50 km arah timur
perpindahan B = 30 km arah timut
maka R = |A + B|
R = |50 + 30| = 80
Jadi resultan perpindahan Andai adalah 80 km ke arah timur

2. Pengurangan/selisih dua vektor yang sejajar atau segaris

Dua vektor yang sejajar dapat dikurangkan dengan syarat arah kedua vektor
berlawnan dengan kata lain kedua vektor berlawanan arah. Secara matematis,
rumus besar resultan hasil selisih vektor yang sejajar adalah sebagai berikut:
R = |A - B|
Dan arah vektor resultannya adalah searah dengan vektor terbesar.

Contoh pengurangan vektor sejajar


Sedikit berbeda dengan soal penjumlahan vektor tadi, misalkan, Andi telah
menempuh jarak lurus 50 km ke arah timur, kemudian kembali lagi ke barat
sejauh 70 km. Tentukan besar dan arah resultan perpindahan Andi!

Jawab:

Diketahui
perpindahan A = 50 km arah timur
perpindahan B = 70 km arah barat
maka R = |A - B|
R = |50 - 70| = 20
Jadi resultan perpindahan Andai adalah 20 km ke arah barat.
Perlu Anda ketahui bahwa, rumus resultan hasil penjumlahan dan pengurangan dua vektor
sejajar di atas juga berlaku untuk tiga atau lebih vektor yang sejajar.

Lalu kembali lagi ke pertanyaan awal tadi, kenapa badan Okta tidak bergerak
sedikitpun meski sudah ditarik oleh dua orang anak? Untuk menjawabnya kita
analisis vektor-vektor yang bekerja pada gambar ilustrasi di atas.
Berdasarkan ilustrasi di atas, Akeb dan Andan mengerjakan gaya tarik ke kanan
sebesar A dan B, sedangkan Okta mengerjakan gaya tarik ke kiri sebesar C. Jika
vektor A dan B kita jumlahkan dan bandingkan dengan vektor C maka hasilnya
seperti pada gambar di bawah ini

Kemungkinan besar yang menyebabkan badan Okta tidak bergerak adalah karena
gaya tarik yang dikerjakan Akeb dan Andan terhadap tali sama dengan gaya tarik
yang dikerjakan Okta terhadap tali. Sehingga nilai resultannya adalah nol. Secara
matematis ditulis
A+B=C
R = |(A + B) -C| = 0

Resultan Dua Vektor yang Saling Tegak Lurus


Misalkan, Anda sedang memacu kendaraan Anda lurus ke timur sejauh 40 km.
kemudian berbelok tegak lurus menuju utara sejauh 30 km. Secara grafis,
perpindahan Anda seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Besar resultan perpindahan r dapat diperoleh menggunakan Dalil Pytagoras,


yaitu sebagai berikut:
r = √(x2 + y2) = √ (402 + 302) = √2.500 = 50 km
sedangkan arahnya ditentukan dengan menggunakan rumus tangen yaitu:
tan θ = y/x = 30/40 = ¾ → θ = arc tan (3/4) = 37o
jadi arah resultan vektornya adalah 37o terhadap sumbu X positif (atau 37o dari
arah timur).

Dari contoh kasus tersebut, jika dua buah vektor A dan B saling tegak lurus akan
menghasilkan vektor resultan R, yang besarnya resultan ditetukan dengan rumus
sebagai berikut:

Sedangkan arah resultan dapat dicari dengan rumus atau persamaan berikut:
Resultan Dua Vektor yang Mengapit Sudut
Sekarang tinjau dua buah vektor A dan B dimana satu sama lain mengapit sudut
seperti diperlihatkan seperti pada gambar di bawah ini:

Kemudian gambar vektor resultannya dapat diperoleh dengan


menggunakan metode segitiga yaitu dengan cara menempatkan pangkal
vektor B di ujung vektor A. Selanjutnya tarik garis dari titik pangkal vektor A ke
titik ujung vektor B. vektor inilah yang dinamakan vektor R, resultan dari
vektor A dan B. hasilnya seperti pada gambar berikut

Besar vektor resultan R dapat ditentukan secara analitis sebagai berikut.


Perhatikan gambar di bawah ini.

Vektor C dan D diberikan sebagai alat bantu sehingga vektor A + C tegak lurus
terhadap vektor D dan ketiganya membentuk resultan yang sama dengan resultan
dari vektor A dan B yaitu R. Dengan menggunakan Dalil Pythagoras, besarnya
vektor resultan R adalah

Selanjutnya dengan menggunakan Dalil Pythagoras, dari gambar di atas diperoleh

C2 + D2 = B2
Dan dari rumus trigonometri diperoleh:

Dengan memasukkan dua persamaan terakhir ke persamaan pertama, diperoleh


besarnya vektor R, yaitu sebagai berikut:

Rumus ini bisa disebut juga sebagai rumus kosinus.

Selisih Dua Vektor yang Mengapit Sudut

Vektor A dan vektor –A, memiliki besar yang sama, yaitu |A| = |-A| = A, tetapi
dengan arah yang berlawanan seperti pada gambar di atas. Selisih dari dua buah
vektor, misalnya vektor A – B, secara grafis sama dengan jumlah antara
vektor A dan vektor –B, seperti pada gambar di bawah ini. Secara matematis,
vektor selisihnya ditulis R = A – B.
Secara analitis, besar vektor selisihnya ditentukan dari persamaan sebelumnya
dengan mengganti θ dengan 180 - θ. Karena cos (180 - θ) = - cos θ, sehingga
diperoleh:

Demikianlah artikel tentang cara menentukan vektor resultan dari 2 vektor yang
sejajar, saling tegak lurus dan membentuk sudut. Semoga dapat bermanfaat
untuk Anda. Terimakasih atas kunjungannya dan sampai jumpa di artikel
berikutnya.

Penjumlahan Vektor

Penjumlahan dua buah vektor ialah mencari sebuah vektor yang komponen-komponennya adalah jumlah
dari kedua komponen-komponen vektor pembentuknya.
Dengan kata lain untuk “menjumlahkan dua buah vektor”adalah “mencari resultan”. Untuk vektor-vektor
segaris, misalnya vektor A dan B dalam posisi segaris dengan arah yang sama seperti tampak pada
gambar (a) berikut maka resultan (jumlah) vektor dituliskan:
R=A+B
Pada kasus penjumlahan vektor yang lain, seperti yang ditunjukkan gambar (b) diatas terdapat dua
vektor yang tidak segaris yang mempunyai titik pangkal sama tetapi dengan arah yang berbeda,
sehingga membentuk sudut tertentu. Untuk vektor-vektor yang membentuk sudut á , maka jumlah vektor
dapat dilukiskan dengan menggunakan metode
tertentu. Cara ini disebut dengan metode jajaran genjang.

Cara melukiskan jumlah dua buah vektor dengan metode jajaran genjang sebagai berikut:

a. titik tangkap A dan B dibuat berimpit dengan memindahkan titik tangkap A ke titik tangkap B, atau
sebaliknya;
b. buat jajaran genjang dengan A dan B sebagai sisi-sisinya;
c. tarik diagonal dari titik tangkap sekutu, maka A + B = R adalah diagonal jajaran genjang.
Metode Jajaran Genjang Untuk Penjumlahan Vektor

Gambar diatas menunjukkan penjumlahan dua vektor A dan B. Dengan menggunakan persamaan
tertentu, dapat diketahui besar dan arah resultan kedua vektor tersebut. Persamaan tersebut diperoleh
dengan menerapkan aturan cosinus pada segitiga OPR, sehingga dihasilkan:
(OR)2 = (OP)2+ (PR)2 – 2 (OP)(PR) cos (180o– α)
= (OP)2+ (PR)2– 2 (OP)(PR)(–cos α)
(OR)2 = (OP)2+ (PR)2+ 2 (OP)(PR)cos α
Diketahui bahwa OP = A, PR = OQ = B, OR = R, sehingga:

R adalah diagonal panjang jajaran genjang, jika α lancip. Sementara itu, α adalah sudut terkecil yang
dibentuk oleh A dan B.
Sebuah vektor mempunyai besar dan arah. Jadi setelah mengetahui besarnya, kita perlu menentukan
arah dan resultan vektor tersebut. Arah R dapat ditentukan oleh sudut antara R dan A atau R dan B.
Misalnya sudut θ merupakan sudut yang dibentuk R dan A, maka dengan menggunakan aturan sinus
pada segitiga OPR akan diperoleh:

Sehingga :

Dengan menggunakan persamaan tersebut, maka besar sudut θ dapat diketahui.


Metode Segitiga Untuk Penjumlahan Vektor

Metode segitiga merupakan cara lain untuk menjumlahkan dua vektor, selain metode jajaran genjang.
Dua buah vektor A dan B, yang pergerakannya ditunjukkan metode segitia (a)diatas, akan mempunyai
resultan yang persamaannya dituliskan:
R=A+B
Resultan dua vektor akan diperoleh dengan menempatkan pangkal vektor yang kedua pada ujung vektor
pertama. Resultan vektor tersebut diperoleh dengan menghubungkan titik pangkal vektor pertama
dengan ujung vektor kedua.

Pada metode segitiga (b)diatas pergerakan dimulai dengan vektor B dilanjutkan dengan A, sehingga
diperoleh persamaan:
R=B+A

Jadi,

A+B=B+A
Hasil yang diperoleh ternyata tidak berubah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penjumlahan vektor bersifat
komutatif. Tahapan-tahapan penjumlahan vektor dengan metode segitiga adalah sebagai berikut:

a) pindahkan titik tangkap salah satu vektor ke ujung berikutnya,

b) hubungkan titik tangkap vektor pertama ke ujung vektor kedua yang menunjukkan resultan kedua
vektor tersebut,

c) besar dan arah R _ dicari dengan aturan cosinus dan sinus.

Jika penjumlahan lebih dari dua buah vektor, maka dijumlahkan dulu dua buah vektor, resultannya
dijumlahkan dengan vektor ke-3 dan seterusnya. Misalnya, penjumlahan tiga buah vektor A, B,
dan C yang ditunjukkan pada penjumlahan lebih dari 2 vektor berikut.
Penjumlahan 2 Vektor
Pertama-tama kita jumlahkan vektor A dan B yang akan menghasilkan vektor V. Selanjutnya,
vektor V tersebut dijumlahkan dengan vektor C sehingga dihasilkan resultan R, yang dituliskan:
R = (A + B) + C = V + C
Cara lain yaitu dengan menjumlahkan vektor B dan C untuk menghasilkan W, yang kemudian
dijumlahkan dengan vektor A, sehingga diperoleh resultan R, yaitu:
R = A + (B + C) = A + W
Jika banyak vektor, maka penjumlahan vektor dilakukan dengan menggunakan metode poligon (segi
banyak) seperti berikut.
Metode Poligon Untuk Penjumlahan Vektor

Menentukan arah resultan

Penurunan Rumus Cosinus-Sinus


Sebenarnya, rumus cosinus-sinus diperoleh dengan menggunakan asas trigonometri atau lebih
tepatnya Dalil Pythagoras pada metode Jajargenjang, sehingga penentuan besar dan arah vektor
resultan dengan rumus cosinus-sinus ini bisa dikatakan cara menentukan besar dan arah vektor resultan
dengan menggunakan metode jajargenjang.

Untuk penurunan rumus cosinus-sinus, perhatikan gambar vektor gaya F1 dn F2 yang bekerja pada satu
titik membentuk sudut sebesar α berikut ini.

Dari gambar dua vektor F1 dn F2 yang membentuk sudut α di atas, maka dengan menggunakan metode
jajar genjang, vektor resultan R dapat dilukiskan seperti pada gambar berikut ini
Dengan adanya vektor resultan R, maka terbentuk dua sudut baru, yaitu sudut antara R dengan F1 (β)
dan sudut antara R dengan F2 (α- β). Dari bangun jajargenjang OKML, perhatikan gambar
segitiga OKM. Jika kita tarik garis perpanjangan dari OK ke kanan, maka akan terbentuk segitiga siku-
siku KNM, seperti pada gambar berikut ini.

Dengan menggunakan rumus trigonometri, maka diperoleh hasil seperti berikut:

KM = F2

KN = F2 cos α……………….(pers. 1)

NM = F2 sin α………………..(pers. 2)

Perhatikan gambar segitiga ONM, segitiga ini merupakan segitiga siku-siku sehingga berlaku Hukum
Pythagoras sebagai berikut

(OM)2 = (ON)2 + (NM)2

(OM)2 = (OK + KN)2 + (NM)2 ………………(pers. 3)


Dari gambar jajargenjang OKML, kita dapat mengetahui bahwa:

OM = R dan OK = F1..................................(pers. 4)

Jika persamaan 1,2 dan 4 disubtitusikan ke persamaan 3, maka akan menghasilkan persamaan sebagai
berikut:

R2 = (F1 + F2 cos α)2 + (F2 sin α)2

R2 = F12 + 2 F1F2 cos α + F22 cos2 α + F22 sin2 α

R2 = F12 + F22 (sin2 α + cos2 α) + 2 F1F2 cos α………(pers. 5)

Kita tahu bahwa nilai dari sin2 α + cos2 α = 1, maka persamaan 5 menjadi

R2 = F12 + F22 + 2 F1F2 cos α…………….(pers. 6)

Dari persamaan 6, maka rumus akhir untuk menentukan besar vektor resultan atau kita sebut
sebagai Rumus Kosinus adalah sebagai berikut:

Setelah rumus untuk menentukan besar vektor resultan sudah diketahui, lalu bagaimana rumus untuk
menentukan arah vektor resultan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perhatikan gambar di bawah
ini
Dari gambar di atas, sudut α adalah sudut yang dibentuk vektor F2 terhadap F1 dan sudut β adalah sudut
yang dibentuk vektor R terhadap F1, dan garis X merupakan garis perpanjangan dari gari vektor F1 yang
tegak lurus terhadap garis a, dengan menggunakan rumus sinus kita peroleh

Jika persamaan 8 kita bagi dengan persamaan 9, maka akan diperoleh

Persamaan 10 dapat kita tuliskan menjadi seperti ini

Persamaan 11 di atas merupakan rumus hubungan antara vektor F2 dengan vektor R. Selanjutnya kita
akan menentukan rumus hubungan antara vektor F1 dengan vektor R. Untuk itu perhatikan gambar
berikut ini.

Dari gambar di atas, sudut α adalah sudut yang dibentuk vektor F1 terhadap F2 dan sudut (α –β) adalah
sudut yang dibentuk vektor R terhadap F2, dan garis Y merupakan garis perpanjangan dari gari
vektor F2 yang tegak lurus terhadap garis b, dengan menggunakan rumus sinus kita peroleh
Jika persamaan 12 kita bagi dengan persamaan 13, maka akan diperoleh

Persamaan 14 dapat kita tuliskan menjadi seperti ini

Jika persamaan 11 dan 15 kita gabung maka akan menghasilkan rumus untuk menentukan arah
vektor resultan atau kita sebut sebagai Rumus Sinus yaitu sebagai berikut

Cara Menentukan Besar dan Arah Vektor Resultan dengan Rumus Cosinus-Sinus

Misalkan terdapat soal seperti ini


Dua buah vektor F1 dan F2 masing-masing besarnya 4 N dan 5 N dan memiliki titik pangkal berhimpit.
Hitunglah nilai dari F1 + F2-dan F1 – F2 serta tentukan arah resultan vektornya jika sudut apit antara kedua
vektor tersebut adalah 60o.

Penjumlahan Vektor dengan Rumus Cosinus-Sinus

Dari soal di atas, resultan dari F1 + F2 dapat digambarkan seperti ini


Dengan menggunakan rumus cosinus, besar resultannya adalah

R = √(|F1|2 + |F2|2 + 2 |F1| |F2| cos α)

R = √(42+ 52 + 2. 4. 5. cos 60)

R = √(16+ 25 + 40. 0,5)

R = √(41 + 20)

R = √61 = 7,81 N

Dengan menggunakan rumus sinus, arah resultannya adalah

R/sin α = F2/sin β

sin β = (F2/R). sin α

sin β = (5/7,81). sin 60

sin β = 0,64. 0,87

sin β = 0,5568

β = arc sin (0,5568) = 33,83o

Pengurangan Vektor dengan Rumus Cosinus-Sinus

Dari soal di atas, resultan dari F1 - F2 dapat digambarkan seperti ini


Dengan menggunakan rumus cosinus, besar resultannya adalah

R = √(|F1|2 + |F2|2 + 2 |F1| |F2| cos (180-α)

R = √(|F1|2 + |F2|2 + 2 |F1| |F2|.- cos α)

R = √(|F1|2 + |F2|2 - 2 |F1| |F2| cos α)

R = √(42 + 52 - 2. 4. 5. cos 60)

R = √(16+ 25 - 40. 0,5)

R = √(41 - 20)

R = √21= 4,58 N

Dengan menggunakan rumus sinus, arah resultannya adalah

R/sin (180-α) = F2/sin β

sin β = (F2/R). sin (180 – α)

sin β = (F2/R). sin α

sin β = (-5/7,81). sin 60o

sin β = -0,64. 0,87

sin β = -0,5568

β = arc sin (-0,5568) = - 33,83o


Cara Menguraikan dan Menentukan Arah Sebuah Vektor
VEKTOR

Penguraian suatu vektor adalah kebalikan dari penjumlahan dua vektor. Jika pada postingan
sebelumnya telah dijelaskan bahwa beberapa buah vektor dapat dijumlahkan menjadi sebuah
vektor baik itu dengan cara poligon maupun jajargenjang, maka sebaliknya sebuah vektor dapat
diuraikan menjadi beberapa buah vektor. Vektor-vektor hasil uraian tersebut disebut vektor
komponen. Dalam hal ini akan dibahas uraian vektor pada bidang datar pada dua garis yang
saling tegak lurus.

Gambar di atas, sebuah vektor F terletak pada bidang cartesius dan bertitik tangkap pada titik O
(titik potong sumbu x sumbu y). Vektor F tersebut jika diuraikan pada sumbu x dan sumbu y
dengan cara memproyeksikan gaya F pada sumbu x dan sumbu y diperoleh dua komponen
vektor.

Komponen vektor F pada sumbu x adalah Fx dan besar Fx adalah Fx = F Cos α dan komponen
vektor F pada sumbu y adalah Fy dan besar Fy adalah Fy = F Sin α
Secara vektor dapat dinyatakan: F = Fx + Fy, sedangkan untuk besar resultan vektor F adalah:

Arah vektor F terhadap sumbu x positif (α) adalah:

Jika pada sebuah titik partikel bekerja beberapa buah vektor satu bidang datar, maka besar
resultan dari vektor-vektor tersebut adalah:

ΣFx = F1 cos α1 + F2 cos α2 + F3 cos α3 + . . . . . . + Fn cos αn.


ΣFy = F1 sin α1 + F2 sin α2 + F3 sin α3 + . . . . . . + Fn sin αn.

Arah vektor resultan terhadap x positif (β):

Demikian cara menguraikan sebuah vektor menjadi komponen-komponennya dan juga cara
menentukan arah vektor terhadap sumbu X.

Anda mungkin juga menyukai