Anda di halaman 1dari 19

Case Report

Veruka

Oleh:

M. Zaldy Rasyid Putra 1110313061

Harsya Luthfi Anshari 1110313052

Preseptor:

dr. Ennesta Asri, Sp.KK

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

RSUP. Dr. M. DJAMIL PADANG

2015
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Pendahuluan
Veruka vulgaris (kutil) merupakan kasus yang banyak dijumpai di kalangan
masyarakat. Kutil ini terutama terdapat pada anak tetapi juga terdapat pada dewasa dan
orang tua. Tempat predileksi veruka terutama di ekstremitas baqgian ekstensor tetapi
penyebarannya dapat ke bagian tubuh lain termasuk mukosa mulut dan hidung. Kutil
memiliki bentuk bulat, berwarna abu-abu, ukuran dapat lentikular atau plakat jika lesi
berkonfluensi dan permukaan kasar atau licin. Auto inokulasi dapat terjadi setelah
penggoresan (Fenomena Koebner).1

1.2 Definisi
Veruka ialah hiperplasia epidermis disebabkan oleh human papiloma virus tipe
tertentu. Virus ini bereplikasi pada sel-sel epidermis dan ditularkan dari orang yang
terinfeksi. Penyakit ini juga menular dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh pasien
yang sama dengan cara autoinokulasi.1
Virus ini akan menular pada orang tertentu yang tidak memiliki imunitas
spesifik terhadap virus ini pada kulitnya. Pada veruka vulgaris, pemeriksaan
histopatologi menunjukkan adanya hiperplasia dari semua lapisan epidermis.
Perubahan seluler yang disebut koilocytosis merupakan karakteristik infeksi HPV.1

1.3 Epidemiologi
Kutil tersebar luas pada populasi di seluruh dunia. Penurunan fungsi
penghalang epitel, oleh trauma (termasuk lecet ringan), maserasi atau keduanya,
sebagai predisposisi untuk inokulasi virus, dan umumnya diasumsikan sebagai cara
masuknya infeksi paling tidak pada lapisan keratin kulit. Veruka Vulgaris diperkirakan
mempengaruhi sekitar 7-12% dari populasi meskipun frekuensinya tidak diketahui.
Pada anak usia sekolah, prevalensinya 10-20%. Frekuensi meningkat juga terlihat di
antara pasien imunosupresi. Meskipun kutil dapat mempengaruhi ras apapun, kutil
umumnya muncul sekitar dua kali lebih sering pada orang kulit putih daripada orang
kulit hitam atau Asia. Pria dan wanita memiliki rasio 1:1 dan dapat terjadi pada semua
usia. Peningkatan kejadian di antara anak usia sekolah, dan puncak pada 12-16 tahun.9,
11

Umumnya prevalensi sangat bervariasi antara kelompok umur, populasi dan


periode waktu. Dua studi besar mengenai populasi menemukan tingkat prevalensi
masing-masing 0-84% dan 12-9%. Tingkat prevalensi tertinggi adalah pada anak-anak
dan dewasa muda. Studi pada populasi sekolah telah menunjukkan tingkat prevalensi
12% pada anak usia 4-6 tahun dan 24% pada 16-18 tahun. Insiden usia spesifik
kutil non-genital berbeda dari kutil genital yang jarang terjadi pada anak.3, 12

1.4 Etiologi
Virus HPV tergolong dalam virus papiloma (grup papova), virus DNA, dengan
karakteristik replikasi terjadi intranuklear. Ada 120 jenis tipe papilomavirus yang dapat
menginfeksi manusia.1, 3
Veruka vulgaris adalah jenis kutil yang banyak ditemukan dan disebabkan
terbanyak oleh HPV tipe 2 dan 4. HPV sulit untuk dipahami karena tidak dapat
dibiakkan pada kultur jaringan. Infeksi HPV tidak hanya umum ditemukan tetapi juga
sulit untuk mengobati dan mencegahnya. Adanya periode laten yang panjang dan
infeksi subklinis dan HPV DNA dapat ditemukan pada jaringan normal orang dewasa.4
Virus hanya dapat bereplikasi di keratinosit. Hal itu menyebabkan proliferasi
epitel. Setelah itu infeksi dapat menjadi laten dan kemudian menjadi reaktif. Masa
inkubasi bervariasi mulai dari berminggu-minggu sampai satu tahun. Jenis-jenis kutil
dapat bervariasi tergantung daripada kulit dan mukosa serta lokasi predileksinya. Virus
ditransmisikan secara langsung (orang ke orang) maupun secara tidak langsung.
Pertahanan tubuh terhadap resiko HPV bergantung pada imunitas seluler, karena jika
imunitas seluler menurun, kejadian kutil lebih besar, penyebaran lebih luas dan ada
risiko yang lebih tinggi menjadi ganas.10
1.5 Patofisiologi
Infeksi HPV melalui inokulasi virus pada epidermis yang viabel masuk melalui
defek pada epitel. Setelah terjadi inokulasi HPV, veruka biasanya muncul dalam 2
sampai 9 bulan. Observasi ini mengimplikasikan bahwa periode infeksi subklinis yang
relatif panjang dan dapat merupakan sumber yang tidak terlihat dari virus infeksius.
Permukaan kasar dari kutil dapat merusak kulit yang berdekatan dan memungkinkan
inokulasi virus ke lokasi yang berdekatan, dengan perkembangan kutil yang baru dalam
periode minggu sampai bulan. Tiap lesi yang baru diakibatkan paparan atau
penyebaran dari kutil yang lain. Tidak ada bukti yang menyakinkan untuk diseminasi
melalui darah. Autoinokulasi virus pada kulit yang berlawanan sering kali terlihat pada
jari- jari yang berdekatan dan di region anogenital.5
HPV tidak bertunas dari nukleus atau membran plasma, seperti halnya banyak
virus seperti virus herpes simpleks. Oleh karena itu, virus tidak memiliki selubung
lipoprotein yang menyebabkan kerentanan terhadap inaktivasi yang cepat oleh kondisi
lingkungan seperti pembekuan, pemanasan, atau dehidrasi dengan alkohol. HVP
memiliki kebutuhan yang tinggi akan sel-sel epidermis manusia pada tingkat
diferensiasi tertentu. Hal ini menyebabkan proliferasi keratinosit yang sebagian
mengalami keratinisasi dan akhirnya melindungi virus ini dari eliminasi oleh sistem
imun. Lesi ini bisa sporadik, rekuren, atau persisten.5

1.6 Klasifikasi
Penyakit veruka mempunyai beberapa bentuk klinis yaitu:4
1. Veruka vulgaris
2. Veruka plana juvenilis
3. Veruka plantaris
4. Veruka akuminatum
1.7 Gejala klinis
Veruka bisa dibedakan berdasarkan lokasi dan bentuknya. Beberapa veruka
bisa tumbuh secara berkelompok (veruka mosaik), tetapi ada juga yang tunggal.
Sebagian besar kutil tidak terasa nyeri, tetapi beberapa bisa nyeri jika disentuh. Veruka
pada kaki bisa menyebabkan nyeri saat berdiri.5

1.7.1 Veruka vulgaris


Kutil ini terutama terdapat pada anak, tetapi juga terdapat pada dewasa dan
orang tua. Tempat predileksinya terutama di ekstremitas bagian ekstensor, walaupun
demikian penyebarannya dapat ke bagian tubuh lain termasuk mukosa mulut dan
hidung. Kutil ini bentuknya bulat berwarna abu-abu, besarnya lentikular atau kalau
berkonfluensi berbentuk plakat, permukaan kasar (verukosa), berwarna coklat, kuning,
abu-abu muda, atau abu-abu tua, dan biasanya berukuran kurang dari 1 cm. Dengan
goresan dapat timbul autoinokulasi sepanjang goresan ( fenomena kobner ).4
Dikenal pula induk kutil yang pada suatu saat akan menimbulkan anak-anak
kutil dalam jumlah yang banyak. Ada pendapat yang menggolongkan sebagai penyakit
yang sembuh sendiri tanpa pengobatan. Varian veruka vulgaris yang terdapat di daerah
muka dan kulit kepala berbentuk sebagai penonjolan yang tegak lurus pada permukaan
kulit dan permukaannya verukosa disebut sebagai verukosa filiformis. Kutil tersebut
tumbuh keras dan biasanya memiliki permukaan yang kasar. 5

1.7.2 Veruka plana juvenilis


Kutil ini besarnya miliar atau lentikular, berbentuk papul datar berdiameter 1-3
mm, permukaan licin dan rata, berwarna sama dengan warna kulit atau agak
kecoklatan. Penyebarannya terutama di daerah muka dan leher, dorsum manus dan
pedis, pergelangan tangan, serta lutut. Juga terdapat fenomena kobner dan termasuk
penyakit yang dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Jumlah kutil dapat sangat
banyak. Terutama terdapat pada anak dan usia muda, walaupun juga dapat ditemukan
pada orang tua.8
1.7.3 Veruka plantaris
Kutil ini terdapat di telapak kaki terutama di daerah yang mengalami tekanan.
Bentuknya berupa cincin yang keras dengan di tengahnya agak lunak dan berwarna
kekuning-kuningan. Tidak seperti mata ikan atau kapalan, kutil cenderung berdarah
dengan adanya titik-titik perdarahan jika permukaannya dipotong. Permukaannya licin
karena gesekan dan menimbulkan rasa nyeri pada waktu berjalan atau pada saat berdiri,
yang disebabkan oleh penekanan oleh massa yang terdapat di daerah tengah cincin.
Kutil juga bisa terbentuk di punggung kaki atau di jari-jari kaki, dimana kutil biasanya
lebih menonjol. Kutil biasanya diliputi oleh kulit yang menebal dan berbentuk datar
akibat tekanan saat berjalan. Oleh karena itu, kutil pada telapak kaki cenderung bersifat
keras dan datar, dengan permukaan yang kasar dan berbatas tegas.7
Beberapa veruka yang bersatu dapat menimbulkan gambaran seperti mosaik.
Kutil mosaik merupakan kelompokan kutil-kutil kecil di telapak tangan atau telapak
kaki yang bergabung bersama.6

1.7.4 Veruka akuminatum


Kutil bisa terbentuk pada penis, anus, vulva, vagina, dan leher rahim. Kutil bisa
datar dan halus, atau bisa juga tidak teratur dan berbenjol-benjol, seringkali seperti
bunga kol kecil. Virusnya ditularkan melalui hubungan seksual.3

1.8 Diagnosis
Veruka vulgaris biasanya tidak langsung menimbulkan gejala klinis, terdapat
periode infeksi subklinik yang panjang. Benjolan biasa muncul 2-9 bulan setelah
inokulasi. Biasanya pasien mengeluhkan terdapat benjolan kecil yang padat di daerah
kaki dan tangan, terutama pada jari dan telapak. Veruka vulgaris biasanya tidak disertai
gejala prodromal. Gambaran klinis dan riwayat penyakit, papul yang lama kelamaan
membesar biasanya mengarahkan pada diagnosis kutil virus. Pemeriksaan histologi
dapat digunakan untuk mengkonfirmasikan diagnosis tersebut.3
Infeksi yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) ini terbatas pada
epitel dan tidak menyebabkan gangguan sistemik. Veruka vulgaris sering menyerang
anak usia sekolah, prevalensinya sekitar 10-20 %. Veruka vulgaris jarang terjadi pada
bayi dan anak usia dini, peningkatan kejadian diantara anak usia sekolah, dan
puncaknya pada usia 12-16 tahun.3

Pemeriksaan fisik
Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien dengan veruka
vulgaris biasanya didapatkan papul berbentuk bulat berwarna abu-abu, besarnya
lentikular atau apabila berkonfluensi berbentuk plakat, permukaan kasar (verikurosa).
Veruka vulgaris dapat timbul di berbagai bagian tubuh terutama di kaki dan tangan.
Apabila dilakukan goresan, akan timbul inokulasi di sepanjang goresan atau disebut
juga dengan fenomena koebner.4
Dikenal pula induk kutil yang pada suatu saat akan menimbulkan anak kutil
dalam jumlah banyak. Ada pendapat yang menggolongkan sebagai penyakit yang dapat
sembuh sendiri tanpa pengobatan. Varian veruka vulgaris yang terdapat di daerah
wajah dan kulit kepala berbentuk seperti penonjolan yang tegak lurus pada permukaan
kulit, dan permukaannya verukosa, disebut juga sebagai verukosa filiformis.4
Menurut sifat progresinya, wujud kelainan kulit pada veruka vulgaris adalah
mula-mula papul kecil seukuran kepala jarum, warna kulit seperti biasa, jernih,
kemudian tumbuh menonjol, permukaan papilar berwarna lebih gelap dan
hiperkeratotik.4

1.9 Diagnosis Banding


Kutil dapat diidentifikasi dari adanya perubahan pembuluh darah kapiler yang
biasa menjadi memiliki sumber vaskuler sendiri. Ketika kutil sembuh, lapisan kulit
yang normal akan kembali. Dilatasi kapiler di kutil akan berdarah setelah dilakukan
pencukuran pada permukaan yang hiperkeratotik. Adanya kapiler ini membantu untuk
membedakan kutil dari corns atau kalus. HPV dapat dianggap sebagai keratosis
seboroik, kalus, corn, lichen planus, nevus epidermal, moluskum kontangiosum atau
karsinoma.5
1.10 Histopatologi
Jika gambaran klinis tidak jelas dapat dilakukan pemeriksaan histopatologik
melalui biopsi kulit. Gambaran histopatologik dapat membedakan bermacam-macam
papiloma. Veruka terdiri dari epidermis yang akantotik dengan papillomatosis,
hiperkeratosis, dan parakeratosis.13
Rete ridges yang memanjang seringkali tertuju langsung pada pusat kutil.
Pembuluh darah kapiler dermis ialah prominen dan mungkin mengalami trombosis.
Sel yang terinfeksi HPV mungkin memiliki granul-granul eosinofilik kecil dan
kelompok padat granul-granul keratohialin basofilik. Granul-granul tersebut dapat
terdiri dari protein HPVE4 (E1-E4) dan tidak menunjukkan banyaknya partikel-
partikel virus. Kutil yang datar kurang memiliki akantosis dan hiperkeratosis dan tidak
memiliki parakeratosis atau papillomatosis. Sel koilositotik biasanya sangat banyak,
menunjukkan sumber lesi virus.3

Gambar :
(A) Veruka Vulgaris pada lengan, papul berbatas tegasdan hiperkeratotik.
(B) Epidermal hiperplasia berbentuk seperti jaridengan gambaran lapisan granular
yang jelas dan koilocytes.
(C) Epidermal hiperplasia berbentuk verrucous dan akantosis dengan proliferasi
basaloid dan keratinosit.
(D) Kista horn dengan keratinosit yang mild atypia dan gambaran inflamasi.

1.11 Tatalaksana Umum


Tatalaksana umum yang perlu diberitahukan pada pasien adalah
- Untuk mencegah penyebaran virus, jangan menyikat, menyisir, atau mencukur
daerah yang berkutil. Jika hendak menyentuh kutil, cucilah tangan dengan baik
segera setelahnya.
- Pisahkan alat-alat yang digunakan khusus untuk daerah kutil, sehingga kutil
tidak menyebar ke daerah lainnya.
- Jangan mencabut atau mencungkil kutil, karena bisa menyebarkan virus. Tutupi
kutil dengan plester untuk menghalangi keinginan untuk mencabutnya.
- Jagalah tangan tetap kering, karena kutil lebih sulit untuk dikendalikan pada
lingkungan yang lembab.
- Gunakan handuk bersih di sarana umum (misalnya di tempat olahraga), dan
selalu memakai alas kaki di kamar mandi atau kamar ganti umum.6

1.12 Tatalaksana Khusus


Sebenarnya sebagian veruka dapat mengalami involusi (sembuh) dalam masa
1 atau 2 tahun. Pengobatan berupa tindakan bedah atau non bedah. Tindakan bedah
antara lain bedah beku N2 cair (cryoteraphy), bedah skalpel, bedah listrik, dan bedah
laser. Cara non bedah adalah pemberian bahan kaustik misalnya AgNO3 25%, asam
triklorasetat, dan bahan lain misalnya kantaridin dan fenol likuifaktum. Bahan kaustik,
misalnya larutan AgNO3 25%, asam triklorosetat 50% dan fenol likuifaktum.14
Pemberian larutan AgNO3 25%, larutan dioleskan pada kutil satu kali sehari
dengan menggunakan stick dan didiamkan selama dua menit.2
1.13 Prognosis
Penyakit ini sering residif walaupun diberikan pengobatan yang adekuat.
Sekitar 23% dari kutil regresi spontan dalam waktu 2 bulan, 30% dalam waktu 3 bulan
dan 65%-78% dalam 2 tahun. Pasien yang sebelumnya telah terinfeksi memiliki risiko
lebih tinggi untuk pengembangan kutil baru daripada mereka tidak pernah terinfeksi.
Tingkat kesembuhan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jenis virus, status
kekebalan tubuh, tingkat dan durasi kutil.5
BAB II

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama :Tn. AR

Umur : 13 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Siswa SMP

Alamat : Gadut

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Suku : Melayu

Negeri Asal : Indonesia

ANAMNESIS

Seorang pasien laki-laki, berusia 13 tahun dating ke poliklinik kulit dan kelamin
RSUP. Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 3 September 2015, dengan:

Keluhan Utama

Timbul kutil di kedua tangan dan kaki sejak 3 tahun yang lalu tidak gatal dan
tidak nyeri.
Riwayat Penyakit Sekarang

 Awalnya timbul 1 kutil di telapak kaki kanan bagian tengah, lalu dicabut oleh
pasien sendiri menggunakan gunting kuku, beberapa hari setelah itu muncul 3
kutil baru di telapak kaki kanan.
 Pasien mencoba mengobati kutil dengan daun sadah dan kutil mengering dan
mengecil, setelah itu pasien mengoleskan albothyl tetapi kutil tidak menghilang
dan semakin bertambah di kaki kanan dan muncul di kaki kiri.
 Sejak 2 tahun yang lalu kutil juga muncul di lengan kanan dan jari telunjuk
tangan kanan, kemudian kutil muncul di tangan kiri sejak 2 hari yang lalu.
 Pasien tidak mengeluh adanya rasa nyeri, gatal dan pedih.
 Pasien mengganti kaus kaki sekolah setiap 2 kali seminggu.
 Pasien mencuci sepatunya sekali 2 minggu.
 Pasien bermain bola 2 kali seminggu tanpa menggunakan alas kaki atau sepatu.
 Pola makan pasien kurang teratur.
 Pasien kurang mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan.
 Mandi kadang sekali sehari.
 Pasien mengaku tiga tahun yang lalu 5 orang teman sekolahnya juga mengalami
hal yang sama.
 Bentuk kaki dan gaya berjalan pasien normal.
 Tidak ada riwayat memakai sepatu yang terlampau sempit.
 Riayat kutil di tempat lain tidak ada.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak pernah mengalami hal yang sama sebelumnya.

Riwayat Pengobatan

Pasien belum pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya.

Riwayat Keluarga/Atopi

 Terdapat riwayat tumbuh kutil pada adik pasien seperti pasien.


 Adik pasien memotong kutil tersebut dengan gunting kuku dan disertai
keluarnya butiran seperti nasi.
 Sejak saat itu kutil tidak pernah muncul lagi pada adik pasien.
 Tidak ada riwayat bersin-bersin di pagi hari.
 Tidak ada riwayat asma.
 Tidak ada riwayat mata merah dan berair.
 Tidak ada riwayat alergi obat dan makanan.

PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan umum : Tidak tampak sakit.

Kesadaran umum : Komposmentis Kooperatif.

Tekanan darah : Diharapkan dalam batas normal.

Nadi : Diharapkan dalam batas normal.

Nafas : Diharapkan dalam batas normal.

Suhu : Diharapkan dalam batas normal.

Berat badan : 43 kg

Tinggi badan : 150 cm

IMT : 19,11 kg/m2

Status Gizi : Baik.


Status Dermatologikus

Lokasi : Telapak kaki kanan dan kiri, lengan dan jari telunjuk kanan dan
telapak tangan kiri.

Distribusi : Bilateral terlokalisir.

Bentuk : Tidak khas.

Susunan : Konfluens dan diskret.

Batas : Tegas.

Ukuran : Miliar sampai Numular.

Efloresensi : Papul dengan permukaan kasar disertai likenifikasi dan papul

dan plak dengan permukaan licin disertai likenifikasi.

DIAGNOSIS KERJA

Veruka plantaris et vulgaris

DIAGNOSIS BANDING

Kalus, Klavus, dan Moluskum Kontagiosum.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM/ANJURAN

Pemeriksaaan histopatologi melalui biopsi kulit dan ditemukan gambaran


papilomatosis, akantosis dan hiperkeratosis.
RESUME

Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUP. Dr. M. Djamil Padang
dengan keluhan timbul kutil di kedua tangan dan kaki sejak 3 tahun yang lalu, tidak
gatal dan tidak nyeri. Awalnya timbul satu kutil di telapak kaki kanan bagian tengah
kemudian kutil bertambah dan menyebar ke kaki kiri dan kedua tangan. Riwayat
hygiene kurang baik dan pola makan kurang teratur.

Status dermatologikus ditemukan lesi di telapak kaki kanan dan kiri, lengan dan
jari telunjuk kanan dan telapak tangan kiri dengan distribusi bilateral terlokalisir,
bentuk tidak khas, susunan konfluens dan diskret, batas tegas, ukuran, miliar sampai
nummular dengan efloresensi papul dengan permukaan kasar disertai likenifikasi dan
papul dan plak dengan permukaan licin disertai likenifikasi.

DIAGNOSIS

Veruka plantaris et vulgaris.

PENATALAKSANAAN

UMUM

 Edukasi kepada pasien untuk mengurangi kontak dengan kutil agar kutil tidak
menyebar ke daerah kulit yang sehat.
 Jangan menyikat, menjepit, mencukur, menggaruk atau menggunting kutil.
 Perbaiki pola makan dan kebersihan diri.
 Hindari kontak langsung dengan teman yang memiliki keluhan yang sama.

KHUSUS

 Pemberian larutan AgNO3 25% 1x sehari, max. 6x per hari pada lesi di kedua
tangan dan kaki kiri.
 Bedah skalpel pada lesi di kaki kanan.

PROGNOSIS

Quo Ad Sanam : Bonam.

Quo Ad Vitam : Bonam.

Quo Ad Kosmetikum : Dubia Ad Bonam.

Quo Ad Functionam : Bonam.


BAB III
DISKUSI

Veruka adalah suatu keadaan hiperplasi epidermis yang disebabkan oleh infeksi
human papilloma virus tipe tertentu seperti tipe 1,2 dan 4. Human papilloma virus
(HPV) adalah virus DNA yang mampu menginfeksi manusia terutama pada keratinosit
dan membrane mukosa. Veruka merupakan penyakit kulit yang menimbulkan gejala
klinis berupa papul atau plak dengan permukaan kasar atau halus serta dapat nyeri jika
mengalami penekanan dan biasanya terjadi setelah ada kontak langsung dengan
penderita.
Telah dilaporkan kasus seorang pasien laki-laki berumur 13 tahun dating ke
poliklinik kulit dan kelamin RSUP. Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 3 September
2015 dengan diagnosis veruka plantaris et vulgaris.
Infeksi HPV pada pasien bersifat klinis dan menyebabkan kelainan kulit berupa
papul dan plak dengan permukaan kasar dan halus disertai penebalan tanpa rasa gatal
dan nyeri. Lesi pada kaki kanan adalah yang paling luas karena merupakan lokasi awal
infeksi. Diagnosis pada pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik, dari anamnesis diketahui bahwa muncul kutil sejak 3 tahun yang lalu yang
kemudian menyebar ke kaki kiri dan kedua tangan dan tidak terasa nyeri dan gatal.
Pasien mengaku ada beberapa temannya yang juga memiliki keluhan yang sama. Pola
makan pasien kurang teratur dan pasien juga kurang memperhatikan hygiene kakinya.
Pemeriksaan status dermatologikus ditemukan lesi di telapak kaki kanan dan
kiri, lengan dan jari telunjuk kanan dan telapak tangan kiri dengan distribusi bilateral
terlokalisir, bentuk tidak khas, susunan konfluens dan diskret, batas tegas, ukuran,
miliar sampai nummular dengan efloresensi papul dengan permukaan kasar disertai
likenifikasi dan papul dan plak dengan permukaan licin disertai likenifikasi.
Pada pasien dilakukan pemeriksaan histopatologi melalui biopsi. kulit untuk
memastikan diagnosis. Hasil yang positif akan menunjukkan gambaran papilomatosis,
akantosis dan hiperkeratosis pada sediaan biopsi.
Pasien diberikan tatalaksana umum dan khusus. Tatalaksana umum pada pasien
ini berupa Edukasi kepada pasien untuk mengurangi kontak dengan kutil agar kutil
tidak menyebar ke daerah kulit yang sehat, jangan menyikat, menjepit, mencukur,
menggaruk atau menggunting kutil, perbaiki pola makan dan kebersihan diri, hindari
kontak langsung dengan teman yang memiliki keluhan yang sama. Tatalaksana khusus
yang diberikan berupa pemberian larutan AgNO3 pada lesi di kedua tangan dan kaki
kiri dan bedah skalpel pada lesi di kaki kanan.
Prognosis pada pasien ini adalah quo ada sanam bonam, quo ad vitam bonam,
quo ad kosmetikum dubia ad bonam, quo ad functionam bonam.
DAFTAR PUSTAKA

1. Djuandha Adni, Hamzah Mochtar, Aisah Siti, 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Ed 6. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. http://www.nhs.uk/Medicine-
Guides/Pages/MedicineOverview.aspx?medicine=Silver%20nitrate//. Diakses,
5 September 2015
3. Androphy EJ, Lowy DR. 2008. Warts in Fitzpatrick’s Dermatology in
General Medicine. Ed 7th Ed Vol 2. USA:Mc Graw Hill Companies. Hal
1914-1922
4. Handoko RP, 2010. Penyakit Virus. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed 6.
Jakarta:FKUI:110-118.
5. D, James G.Warts, 2013. Merck Manual Home Health Handbook.
6. L, Norman, 2012. Warts : 10 Answer to Frequently Asekd Questions. Web
MD.
7. Mayo Clinic. Common Warts. 2012. Diakses, 5 September 2015
8. Klaus Wolff, Richard Allen Johnson, Dick Suurmond, 2007. Fitzpatrick’s
Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology: McGraw-Hill’s Access
Medicine.
9. Senefeit P.D. Non-genital warts (online), 2011. Available from
www.medscape.com
10. G. Fabbrocini, S. Cacciapuoti, G. Monfrecola, 2009.Human Papillomavirus
Infection in Child in The Open Dermatology Journal Vol. 3. Bentham Open.
p.111-116.
11. A.Alba, M.Cararach, C. Rodriguez, 2009.The Human Papilloma Virus (HPV)
in Human Pathology: Description, Pathogenesis, Oncogenic Role,
Epidemiology and Detection Techniques in The Open Dermatology Journal,
Vol. 3. Bentham Open. p. 90-102.
12. Sam Gibbs, 2003. Local Treatment for Cutaneous Warts in Evidence-based
Dermatology edited by Hywel Williams,Michael Bigby, Thomas Diepgen,
Andrew Herxheimer, Luigi Naldi, Berthold Rzany. BMJ Books: London
p.423-430.
13. Gayle S. Westhoven, 2001.Papillomatosis, Atrophy and Alterations of the
Granular Layer in Dermatopathology edited by Ramon L. Sanchez, Sharon S.
Raimer. Landes Bioscience: Georgetown, Texas. p. 20-28.

Anda mungkin juga menyukai