Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kalimat dalam sisindiran dan wawangsalan
anyar. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif. Untuk mengumpulkan data
digunakan teknik studi pustaka. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode
distribusional dengan téknik analisis unsur langsung yang diikuti oleh teknik ekspansi,
permutasi dan delisi. Temuan-temuan dalam penelitian ini adalah déskripsi tentang bentuk
kalimat dalam sisindiran dan wawangsalan yang berupa kalimat majemuk dengan tipe dan
pola kalimat yang variatif, hubungan makna antraklausa dalam kalimat majemuk serta
kekhasan-kekhasan kalimat dalam sisindiran dan wawangsalan anyar, yakni (1) bentuk
kalimat berupa kalimat majemuk, (2) memiliki kebebasan dalam konstruksi (struktur) kalimat,
(3) kelonggaran gaya dalam menempatkan urutan kata, dan (4) subyek sering tidak dikatakan.
Kata kunci: kalimat, sisindiran, wawangsalan
Abtsract
This study aimed to describe the sentences in the text of sisindiran and wawangsalan anyar.
The research used descriptive methods. The data collection of this study employed the
techniques of literature study. The data processing was distributional method with direct
elemental analysis techniques. This was followed by the techniques of expansion,
permutation, and deletion. The research findings cover description of the sentence forms in
sisindiran and wawangsalan. They are complex sentences containing various sentence
patterns and types and meaning relations between clauses in compound sentences. It also
contains peculiarities of sentence. The peculiarities are (1) the form of complex sentences, (2)
the freedom in construction (structure) of sentences, (3) the flexibility of word order, and (4)
the hidden subject.
Keywords: Sentence, Sisindiran, and Wawangsalan
35
36 | LOKABASA Vol. 7, No. 1, April 2016
Urutan Tambahan
KALIMAT TAK LENGKAP Sampingan Jawaban
Elips Seruan
(Sudaryat, 2014:18)
Bagan 1
Bentuk Kalimat
38 | LOKABASA Vol. 7, No. 1, April 2016
terdiri dari beberapa klausa bebas berbunyi abdi mah batur kapiting
(Kridalaksana, 1982: 164). merupakan klausa kesatu dan klausa kedua
Perhatikan contoh-contoh di bawah adalah teu resep ka nu rayungan. Senada
ini: dengan sisindiran, kalimat pada
1) Abdi rék ka Cikapundung teu apal wawangsalan juga terdiri dari dua buah
kiruh hilirna, abdi mah daék klausa. Berdasarkan jumlah klausa yang
dicandung sok asal puguh kilirna menjadi unsur pembentuknya dapat
(S/P/49/40) disimpulkan bahwa kalimat dalam
Saya hendak pergi ke Cikapundung wawangsalan adalah kalimat majemuk.
tak tahu keruh hilirnya, saya mau Berdasarkan hasil analisis data,
dimadu asalkan benar jadwal penelitian ini menemukan tiga buah tipe
kunjungnya. kalimat majemuk dalam sisindiran dan dua
2) Abdi mah batur kapiting teu resep tipe kalimat majemuk dalam wawangsalan.
ka nu rayungan (S/W/109/56) Kalimat majemuk dalam sisindiran
Saya temannya kepiting tak senang terdiri dari, (1) kalimat majemuk mandiri,
kepada orang yang suka ganti-ganti (2) kalimat majemuk rangkap, dan (3)
pacar. kalimat majemuk campuran (kombinasi).
1) Kalimat majemuk mandiri adalah
Contoh (1) merupakan contoh data kalimat majemuk dalam sisindiran
sisindiran. Pada bagian sampiran yang terbentuk dari dua buah kalimat
(cangkang) berbunyi abdi rék ka tunggal. Baik kalimat pada bagian
Cikapundung teu apal kiruh hilirna. sampiran maupun kalimat pada bagian
Kalimat tersebut terdiri dari dua buah isi. Kalimat tunggal yang membentuk
klausa. Klausa kesatu abdi rék ka kalimat majemuk pada tipe I ini
Cikapundung sedangkan klausa kedua teu menghasilkan empat variasi, yaitu, (1)
apal kiruh hilirna. Begitu pula pada bagian kalimat tunggal sederhana dengan
isi (eusi). Kalimat bagian isi adalah abdi kalimat tunggal sederhana, (2) kalimat
mah daék dicandung sok asal puguh tunggal sederhana dengan kalimat
kilirna. Pada kalimat bagian isipun tunggal luas, (3) kalimat tunggal luas
terdapat dua buah klausa. Klausa kesatu dengan kalimat tunggal sederhana, dan
abdi mah daék dicandung, sedangkan (4) kalimat tunggal luas dengan
klausa kedua sok asal puguh kilirna. kalimat tunggal luas. Kalimat
Berdasarkan jumlah klausa yang menjadi majemuk mandiri dalam sisindiran
unsur pembentuknya dapat disimpulkan terbentuk dari kalimat tunggal
bahwa kalimat dalam sisindiran sederhana dan kalimat tunggal
merupakan kalimat majemuk. sederhana yang digambarkan pada
Contoh (2) merupakan contoh data contoh data seperti di bawah ini:
wawangsalan. Pada bagian sampiran
Kalimat majemuk dalam wawangsalan bertingkat. Berikut ini contoh data kalimat
terbagi ke dalam dua tipe, (1) kalimat majemuk dalam wawangsalan tipe (1) dan
majemuk setara dan (2) kalimat majemuk (2):
Klausa 1 Klausa 2
J C J C
(012) Asa aing indung kuuk sikepna légég teu pikaresepeun (S/W/129/58)
Sampiran Isi
Klausa J C
Soebagyo. (1992). Parikan Jawa Puisi Wibisana, Wahyu, dkk.. (2000). Lima
Abadi. Yogyakarta: Garda Pustaka Abad Sastra Sunda. Bandung: Geger
Sunten.
Sudaryat, Yayat. (2014). Struktur Bahasa
Sunda. Sintaksis dalam Gamitan http://lirik.kapanlagi.com/artis/jawa_barat
Pragmatik. Bandung: Universitas %252Fsunda/bubuy_bulan
Pendidikan Indonesia. Sekolah
Pascasarjana.
UCAPAN TERIMA KASIH
Sumarsono, Tatang. Taufik Faturohman. Ucapan terima kasih yang setinggi-
(2008). Gapura Basa VIII; tingginya penulis haturkan kepada semua
Pangajaran Basa Sunda pikeun Murid pihak yang telah membantu menyelesaikan
SMP/MTs. Bandung: Geger Sunten, tulisan ini, kepada yang selalu menjadi
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri penyemangat dan motivasi, serta kepada
Verhaar, J.W. M. (1983). Pengantar tim penyunting jurnal LOKABASA.
Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.