Anda di halaman 1dari 2

Naga Kumbang dan Prabu Wangsareksa

Prabu Wangsareksa adalah seorang raja yang arif lagi bijaksana dari kerajaan Semarwangi. Sosoknya yang
tegas dan kuat namun lemah lembut dan penyayang amat dicintai oleh rakyatnya. Kerajaan semarwangi
pun tumbuh menjadi salah satu kerajaan yang sangat aman dan subur dibawah kepemimpinan prabu
wangsareksa. Ternak warga tumbuh besar dan sehat, serta hasil kebun dan bertaninya melimpah ruah.
Hal tersebut tidak lepas dari kondisi alam kerajaan semarwangi yang berada didekat gunung kemuning
dan dialiri oleh sungai gangsa yang mengelilingi kerajaan.

Hingga suatu hari, kerajaan tersebut mengalami kekeringan yang berkepanjangan. Ternak-ternak warga
banyak yang mati, dan sawah serta kebun para petani banyak yang mengalami gagal panen akibat
kekurangan air. Para warga menjadi resah, karena tidak biasanya kekeringan di kerajaan mereka terjadi
selama ini. Mereka mendesak raja wangsareksa untuk melakukan sesuatu agar kekeringan ini tidak
semakin parah. Ditengah kegundahannya menghadapi para warga, diam-diam raja wangsareksa
meninggalkan kerajaan semarwangi menuju kaki gunung kemuning.

Selama dua hari raja wangsareksa berjalan kaki menuju kaki gunung kemuning, tanpa ditemani siapapun,
beliau memberanikan diri mendatangi Naga kumbang. Naga kumbang adalah penjaga gunung kemuning
sekaligus penjaga aliran sungai gangsa yang mengalir mengitari kerajaan semarwangi. Tubuhnya sangat
besar dan panjang, hingga sanggup mengitari gunung kemuning. Sesampainya di kaki gunung kemuning
raja wangsareksa terkejut melihat naga kumbang yang membendung aliran sungai gangsa sehingga airnya
tidak mengalir ke kerajaan semarwangi.

“Wahai naga kumbang, apa yang sedang kau lakukan? Mengapa kau membendung air sungai gangsa?”
teriak raja wangsareksa

“aku sengaja membendung sungai gangsa, agar airnya tidak lagi bisa dipakai oleh rakyatmu” balas naga
kumbang

Dengan wajah merah padam menahan amarah, raja wangsa kembali berteriak pada naga kumbang

“mengapa kau tega membuat rakyatku kekeringan. Ternak kami banyak yang mati, sawah dan kebun
kamipun gagal panen akibat kekurangan air. Tidakkah kau lihat kami sangat menderita akibat ulahmu.”

Diakhir ucapannya raja wangsa menggumam lirih, raja yang terkenal maha kuat dan hebat kini menangis
pilu mengingat nasib rakyatnya akibat kekeringan. Sedangkan naga kumbang tidak bergeming sama sekali
mendengar tangis sang raja.

“sudahlah raja, kau tidak perlu menangis hanya karena kerajaan mu ditimpa kekeringan. Pulanglah lagi ke
kerajaanmu, kau hanya akan membuang waktu disini, karena aku tak akan pernah membuka bendungan
ini.” Kata naga kumbang, masih dengan membendung sungai gangsa

“lalu apa, ketika aku pulang aku akan melihat rakyatku makin menderita akibat ulahmu. Apa yang kau
inginkan naga kumbang? Katakan! Aku akan mengabulkannya asal kau mau membuka bendungan air itu.”

Naga kumbang yang mendengar hal itupun tidak melewatkan kesempatan emas yang ditawarkan sang
raja. Ia pun langsung mengajukan beberapa syarat pada sang raja untuk dipenuhi dengan imbalan Ia
berjanji akan membuka bendungan air sungai gangsa tersebut.
Setelah mengatakan keinginannya dan sang raja pun menyanggupinya, maka sang raja kembali ke
kerajaannya. Kembalinya sang raja yang pergi entah kemana ditengah kekeringan yang melanda membuat
para rakyatnya marah. Mereka menuding sang raja hendak melarikan diri dari tanggung jawabnya sebagai
raja semarwangi. Maka dari itu, raja wangsareksa mengumpulkan seluruh rakyatnya di halaman istana
kerajaan. Raja wangsareksa menceritakan seluruh peristiwa yang dia alami dengan naga kumbang beserta
dengan syarat yang diajukan naga kumbang.

“Begitulah kejadiannya wahai rakyatku.” Seru raja wangsareksa ditengah istana kerajaan begitu
mengakhiri ceritanya

“ naga kumbang meminta sesajian berupa hasil panen untuknya setiap satu bulan sekali di kaki gunung
kemuning. Sebagai imbalannya, ia akan membuka bendungan yang berisi air sungai gangsa. Aku meminta
kepada kalian semua untuk mengatur jadwal pemberian sesajian pada naga kumbang, agar kekeringan ini
segera berakhir.”

“baik yang mulia!” semua rakyat kerajaan semarwangi menjawab dengan gembira

Akhirnya kekeringan di kerajaan semarwangi dapat teratasi. Sesaat setelah para rakyat memberikan
sesajian pada naga kumbang, sungai gangsa kini terisi kembali oleh air yang bersih dan jernih. Kekeringan
pun sudah berakhir, kini rakyat kerajaan semarwangi dapat dengan bebas menggunakan air sungai gangsa
untuk keperluan mereka.

Anda mungkin juga menyukai