Anda di halaman 1dari 4

ASUHAN KEBIDANAN PADA ABORTUS

INCOMPLETUS
No.
:
Dokumen

No. Revisi : 00
SOP
Tanggal
: 11 Januari 2018
terbit
Halaman :
PUSKESMAS M. Husni, S.KM.
HARUYAN
NIP.19760108 199903 1 003

1. Pengertian Abortus Incompletus adalah perdarahan sedang hingga banyak


yang terjadi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu dimana
sebagian hasil konsepsi sudah keluar, serviks terbuka dan tinggi
fundus uteri tidak sesuai dengan usia kehamilan.
Asuhan Kebidanan pada abortus incompletes adalah asuhan
kebidanan yang diberikan secara menyeluruh kepada ibu hamil
dengan abortus incompletus.
2. Tujuan Untuk mencegah terjadinya perdarahan berlebihan sehingga
menghindari terjadinya syok.
3. Kebijakan Sebagai pedoman dalam pemberian asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan abortus incompletus.
4. Referensi 1. Undang-undang No. 36/2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 tentang
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 122);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang
Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2015 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
tahun 2015 tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
296/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Pengobatan Dasar
di Puskesmas;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama;

1 dari 4
ASUHAN KEBIDANAN PADA ABORTUS
INCOMPLETUS
No.
:
Dokumen

No. Revisi : 00
SOP
Tanggal
: 11 Januari 2018
terbit
Halaman :
PUSKESMAS M. Husni, S.KM.
HARUYAN
NIP.19760108 199903 1 003

9. Prawirohardjo, Sarwono.2000.Buku Acuan Nasional Pelayanan


Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:YBP-SP.
10.Varney,H.2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi
4.Jakarta:EGC
5. Alat dan bahan
6. Prosedur/Langkah- 1. Petugas memberikan informasi kepada ibu tentang tindakan
langkah atau pemeriksaan yang akan dilakukan.
2. Petugas mencuci tangan secara efektif.
3. Petugas melakukan anamnesa atau pengkajian data subjektif
secara lengkap, yang meliputi :
a. Identitas klien
b. Alasan kunjungan dan keluhan utama
c. Riwayat kesehatan yang lalu, sekarang dan riwayat
kesehatan keluarga.
d. Riwayat Obstetri :riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang
lalu dan riwayat kehamilan sekarang.
4. Petugas melakukan pemeriksaan umum meliputi
a. Keadaan umum.
b. kesadaran.
c. Mengukur tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu,
pernapasan
d. Berat badan
e. Tinggi Badan
f. LILA
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, meliputi :
a. Rambut : kebersihan, mudah rontok / tidak.
b. Mata : edema, konjungtiva merah muda / pucat, sclera
ikterik / tidak, pandangan kabur / tidak.
c. Hidung : polip, edema mukosa, secret.
d. Mulut : gigi (kebersihan, caries), stomatitis, gingivitis,
lidah, tonsil/faring.
e. Telinga :simetris / tidak, serumen, tanda-tanda infeksi
termasuk pengeluaran secret.
f. Leher : pembesaran kelenjar limfe, pembesaran kelenjar
tyroid, pembesaran vena jugularis.
g. Dada dan mamae :sesak nafas, retraksi otot pernafasan,
pembesaran kelenjar limfe di ketiak, benjolan pada mamae,
nyeri tekan.
h. Abdomen :luka bekas operasi, pembesaran hepar, limpa,
nyeri daerah ginjal.

2 dari 4
ASUHAN KEBIDANAN PADA ABORTUS
INCOMPLETUS
No.
:
Dokumen

No. Revisi : 00
SOP
Tanggal
: 11 Januari 2018
terbit
Halaman :
PUSKESMAS M. Husni, S.KM.
HARUYAN
NIP.19760108 199903 1 003

i. Ekstremitas
1) Atas : oedema, sianosis di bawah kuku, bekas – bekas
suntikan jarum.
2) Bawah :oedem, varises, sianosis di bawah kuku, human
sign.
j. Genetalia eksterna dan anus : ada tidaknya lecet, memar
dan lesi lain ( herpes, kondiloma / kutil) pada kulit genetalia,
edema vulva, abses kelenjar bartolini dan skene, anus
hemoroid.
6. Petugas melakukan pemeriksaan obstetrick meliputi
a. Inspeksi
1) Muka : cloasma gravidarum
2) Mammae : tegang, hiperpigmentasi areola, papilla
menonjol / datar / masuk.
3) Abdomen : membesar sesuai umur kehamilan / tidak,
melintang / memanjang, linea nigra, linea alba, striae
livida, striae albicans.
4) Genetalia : pengeluaran pervaginam , catat
karakteristiknya ( warna, bau)
b. Palpasi
1) Leopold I – IV
2) TFU
c. Pemeriksaan Dalam : vulva / uretra , porsio, pembukaan.
d. Perkusi : reflek patela
7. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang jika diperlukan
meliputi pemeriksaan USG dan laboratorium.
8. Petugas melakukan identifikasi terhadap diagnosa yang benar
berdasarkan data - data yang telah dikumpulkan.
9. Petugas memberikan informasi kepada ibu dan keluarga
tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan serta hasil
identifikasi diagnose abortus incompletus pada ibu.
10. Petugas merencanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan
abortus incompletus:
a. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa abortus
incompletes tidak dapat ditangani di Puskesmas, ibu harus
dirujuk ke RS PONEK atau RSIA sesuai pilihan keluarga.
b. Melakukan rujukan dengan penanganan perdarahan
( pasang infus RL dan O2 bila pasien sesak nafas).
11. Petugas melakukan evaluasi apakah ibu dan keluarga sudah

3 dari 4
ASUHAN KEBIDANAN PADA ABORTUS
INCOMPLETUS
No.
:
Dokumen

No. Revisi : 00
SOP
Tanggal
: 11 Januari 2018
terbit
Halaman :
PUSKESMAS M. Husni, S.KM.
HARUYAN
NIP.19760108 199903 1 003

benar-benar mengetahui tentang apa yang telah disampaikan


oleh petugas.
12. Petugas melengkapi dokumentasi kebidanan dan pencatatan .
7. Unit Terkait Puskesmas HARUYAN
8. Dokumen Terkait 1. RM pasien
2. Buku register pasien KIA
3. Buku rujukan
4. Surat rujukan

9. Rekaman historis No. Yang Isi Tgl mulai


perubahan diubah Perubahan diberlakukan

4 dari 4

Anda mungkin juga menyukai