Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Magang kependidikan merupakan kegiatan akademik yang tercantum
dalam kurikulum semua program studi jenjang S1 yang ada di lingkungan FKIP
Universitas Widya Dharma berupa kegiatan belajar sambil melakukan (learning
by doing) dalam rangka pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Pasal 1 ayat (1) PP No 74/2008 tentang guru, menyatakan bahwa guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur
pendidikan formal di tingkat pendidikan dasar, menengah pertaa, dan menengah
ke atas. Sejalan dengan pernyataan itu seorang guru harus memiliki kompetensi
yang diharapkan yaitu dapat melaksanakan peran, tugas, dan fungsinya sebagai
guru professional
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005
mengamanatkan bahwa guru harus memiliki kompetensi professional, kepribadian
dan sosial sesuai dengan bidang studi dan keilmuan yang terkait. Dalam rangka
menyiapkan calon guru yang memiliki kompetensi tersebut perlu dilakukan upaya
peningkatan, antara lain peningkatan awal siswa baru, peningkatan kompetensi
guru, pengembangan isi kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan
penilaian hasil belajar siswa, penyediaan bahan ajar yang memadai, dan
penyediaan sarana belajar.
Dari semua cara tersebut, peningkatan kualitas pendidik menduduki posisi
yang sangat sentral dan akan berdampak positif. Dampak positif itu berupa :
 Peningkatan kemampuan dalam menyelesaikan masalah pendidikan dan
pembelajaran yang dihadapi secara nyata.
 Peningkatan kualitas masukan, proses dan hasil belajar.
 Peningkatan keprofesionalan pendidik.
 Penerapan prinsip pembelajaran berbasis penelitian.
Salah satu upaya dalam mencapai hal tersebut perlunya program
pengembangan melalui magang mahasiswa disekolah mitra dengan cara
mengamati kultur budaya sekolah, mengamati peserta didik dalam proses
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa di
sekolah?
2. Bagaimanakah keadaan kultur sekolah?
C. Tujuan
Magang 1 bertujuan membangun landasan jati diri pendidik dan
menghasilkan pendidik pemula yang unggul dalam kecerdasan spritual,
intelektual, emosional, dan sosial untuk penyelenggaraan pendidikan dan
pengajaran, baik di sekolah mupun di luar sekolah dengan cara:
1. Pengamatan lansung kultur sekolah.
2. Pengamatan untuk membangun kompetensi dasar, pedagogik,
keperibadian, dan sosial.
3. Pengamatan untuk memperkuat pemahaman peserta didik.
4. Pengamatan lansung proses belajar dikelas.
5. Refleksi hasil pengamatan proses pembelajaran.
D. Manfaat Magang
1. Bagi Peserta
a. Menambah pemahaman dan penghayatan tentang proses pendidikan
dan pembelajaran di sekolah.
b. Memperoleh pengalaman tentang cara berpikir dan bekerja secara
interdisipliner, sehingga dapat memahami adanya keterkaitan ilmu
dalam mengatasi permasalahan pendidikan yang ada di sekolah.
c. Memperoleh daya penelaran dalam melakukan penelaahan,
perumusan, dan pemecahan masalah pendidikan yang ada di sekolah.
d. Memperoleh pengalaman k\dan keterampilan untuk melaksanakan
pembelajaran dan kegiatan manajerial di sekolah.
2. Bagi sekolah
a. Memperoleh kesempatan untuk ikut dalam menyiapkan pendidik
pemula yang berdedikasi dan profesional.
b. Mendapatkan bantuan pemikiran, tenaga, ilmu, dan teknologi dalam
merencanakan, serta melaksanakan pengembangan sekolah.
3. Bagi FKIP UNWIDHA
a. Memperoleh umpan balik dari pelaksanaan Program Magang di
sekolah, guna pengembangan kurikulum perguruan tinggi yang
disesuiakan dengan kebutuhan masyarakat.
b. Memperoleh berbagai sumber belajar dan menemukan berbagai
permasalahan untuk pengembangan penelitian dan pendidikan.
c. Terjalin kerjasama yang baik dengan pemerintah daerah, instansi
terkait, dan sekolah untuk pengembangan tridarma perguruan tinggi.
E. Profil Sekolah
1. Visi dan Misi Sekolah
 Visi:
Menjadi SMK Terunggul dan Berwawasan Lingkungan di
Indonesia Tahun 2020.
 Misi :
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang memenuhi standar
nasional pendidikan dengan menambahkan pembekalan melalui
Teaching Factory dan Community Collage.
2. Menghasilkan tenaga kerja terampil sesuai bidang keahliannya yang
mampu bersaing di pasar kerja nasional / internasional atau menjadi
wirausahawan yang tangguh dan mampu menyediakan lapangan kerja
bagi orang lain.
3. Menata manajemen sekolah yang responsif terhadap perubahan
tuntutan masyarakat, DU/DI dan Stakeholder.
4. Secara bertahap mendorong tiap-tiap program keahlian menjadi
lembaga diklat berstandar nasional / internasional.
5. Menerapkan manajemen mutu menuju manajemen mutu stantar ISO
9001:2008.
6. Menjadikan sekolah sebagai sumber informasi dan pusat kebudayaan.
2. Identitas Sekolah
- Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Trucuk
- Status Sekolah : Negeri
- Kurikulum : Kurikulum 2013
- Alamat : Jl. DPU Ngaran Mlese Km. 04, Sabranglor,Trucuk
- Kode Pos : 57467
- No. Telepon : (0272) 3102057
- Email Sekolah : smkn_1_trucuk@yahoo.com
- Web Sekolah : www.smkn1trucuk.sch.id
F. Sejarah Singkat
SMK Negeri 1 Trucuk, salah satu institusi pendidikan di Kabupaten
Klaten dengan alamat lengkap di Jl. DPU Ngaran Mlese Km. 04, Sabranglor,
Trucuk. Lembaga ini pada awalnya tidak di Trucuk, tetapi mempunyai sejarah.
Didirikan pada tahun 1964 di Desa Banaran, Delanggu oleh siswa Pertanian UGM
Delanggu dan sekitarnya dengan STM Pertanian Delanggu. Selama era ini, sektor
pertanian merupakan pokok utama mendasari bidang ekonomi, ide untuk
membangun sebuah institusi pendidikan di bidang pertanian sangat penting.
Karena berbagai pembangunan dan perbaikan mengalami STM Pertanian
Delanggu.
Seiring dengan perhatian pemerintah dalam bidang pendidikan, pada tahun
1965 STM Pertanian Delanggu mendapatkan surat keputusan (SK) Pendirian dan
diotorisasi untuk menjadi SMT Pertanian Delanggu. Awalnya, hanya satu jenis
program pendidikan, yaitu pertanian. Dan pada tahun 1988 ada sedikit perubahan,
yaitu BTPH Budidaya dan Peternakan. Setiap perubahan dan perkembangan
mungkin telah dirasakan. Dengan perubahan peraturan di bidang pendidikan,
maka pada tahun 1990 namanya diubah lagi menjadi STM Pertanian Delanggu
dengan 2 program keahian Agronomi dan Peternakan.
Karena faktor tanah wilayah dan ketersediaan fasilitas infrastruktur dalam
pengembangan pendidikan, pada tahun 1993 bagian dari pembelajaran untuk
beralih ke Trucuk Klaten. Dengan bergerak, nama instansinya juga akan berubah
di STM Delanggu di Trucuk. Dan pada tahun 1999 berubah lagi menjadi SMK
Negeri 1 Trucuk.
Sektor pendidikan menjadi yang paling penting dalam pengembangan
pembangunan negeri ini, dan semakin meningkatnya kebutuhan dan untuk
meningkatkan teknologi dan perkembangan zaman. Pada tahun 2000 program
menambahkan 1 keahlian yaitu Teknik Mesin Otomotif, tapi di sini tidak
menyimpang dari arah yang awal pertanian. Otomotif Teknik Mesin pada saat ini
ke Mekanika Otomotif mesin pertanian.
Pada tahun 2004 program keahlian, yaitu dengan menambahkan 1 Kimia
Industri program fakultas. Dan karena itu, sampai 4 saat ini terdapat program yang
keahlian Budidaya Tanaman [Pertanian], Budidaya Peternakan, Teknik Mekanik
Otomotif dan Kimia Industri.
Pemerintah juga tidak mengabaikan dunia pendidikan, perlahan mencoba
untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pada tahun 2005, lembaga ini
mempunyai kesempatan nominasi sebagai SSN (Sekolah Standar Nasional).
Langkah demi langkah dan kemudian berkembang di tahun 2007 memiliki
peringkat sebagai Swadaya SMK SBI (sekolah internasional). Selain itu, pada
2008 memiliki badan sertifikasi penerapan manajemen mutu ISO 9001:2000.
Pada tahun 2015 SMK Negeri 1 Trucuk menambahkan 1 program keahlian
yaitu Multimedia, sehingga sampai saat ini terdapat 5 program keahlian yaitu
keahlian Budidaya Tanaman [ Pertanian], Budidaya Peternakan, Teknik Mekanik
Otomotif, Kimia Industri dan Multimedia.
BAB II
PROSEDUR PELAKSANAAN MAGANG

A. Metode Penelitian
Metode (Lapangan) Adalah metode penelitian dimana proses
pengumpulan data dilakukan dengan terjun langsung kelapangan, metode ini
meliputi:
1. Metode Observasi adalah metode dimana penulis mengadakan tinjauan
langsung kelokasi.
2. Metode wawancara (interview) adalah metode dimana penulis
mengadakan tinjauan langsung kelokasi untuk mengadakan tanya jawab
(wawancara) secara langsung dengan pihak yang menguasai bidangnya
serta ikut dalam kegiatan pelaksanaan dilapangan.
B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
a. Tempat Pelaksanaan
Tempat magang dilaksanakan di SMK N 1 Trucuk lokasi di Jl.
Mlese-Cawas, Sabrang Lor, Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah,
Kode pos 57467
b. Waktu
Kegiatan magang di SMK N 1 Trucuk dilaksanakan selama 4 hari,
dari hari Senin sampai Kamis yaitu 16 Oktober 2017 - 19 – Oktober
2017.
C. Langkah-langkah Melakukan Pengamatan
1. Pertemuan dengan kepala sekolah sekaligus membicarakan waktu
pelaksanaan magang (13 Oktober 2017).
2. Mengamati lingkungan dan fasilitas sekolah (16 Oktober 2017).
3. Mengamati secara langsung proses pembelajaran di kelas ( 17 Oktober
2017-18 Oktober 2017).
4. Mengamati kultur sekolah ( 17 Oktober 2017-19 Oktober 2017).
5. Wawancara dengan guru dan murid ( 17 Oktober 2017-18 Oktober 2017).
6. Pengesahan kegiatan magang (09 November 2017).
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Pengamatan Langsung Kultur Sekolah


Istilah “kultur” pada mulanya datang dari disiplin ilmu Antropologi Sosial.
Apa yang tercakup dalam definisi budaya sangatlah luas. Istilah kultur dapat
diartikan sebagai totalitas pola perilaku, kesenian, kepercayaan, kelembagaan, dan
semua produk lain dari karya dan pemikiran manusia yang mencirikan kondisi
suatu masyarakat atau penduduk yang ditransmisikan bersama. Dalam kamus
besar bahasa Indonesia, budaya (cultural) diartikan sebagai pikiran, adat istiadat,
sesuatu yang sudah berkembang, sesuatu yang menjadi kebiasaan yang sukar
diubah. Dalam pemakaian sehari-hari, orang biasanya mensinonimkan pengertian
budaya dengan tradisi (tradition). Dalam hal ini, tradisi diartikan sebagai ide-ide
umum, sikap dam kebiasaan dari masyarakat yang nampak dari perilaku sehari-
hari yang menjadi kebiasaan dari kelompok dalam masyarakat tersebut.
Deal dan Kent mendefinikan “kultur sekolah sebagai keyakinan dan nilai-
nilai milik bersama yang menjadi pengikat kuat kebersamaan sebagai warga suatu
masyarakat”. Menurut definisi ini, suatu sekolah dapat saja memiliki sejumlah
kultur dengan satu kultur dominan dan sejumlah kultur lainnya sebagai
subordinasi. Sejumlah keyakinan dan nilai disepakati secara luas di sekolah dan
sejumlah kelompok memiliki kesepakatan terbatas di kalangan mereka tentang
keyakinan dan nilai-nilai tertentu. Stolp dan Smith menyatakan “ kultur sekolah
adalah suatu pola asumsi dasar hasil invensi, penemuan oleh suatu kelompok
tertentu saat ia belajar mengatasi masalah-masalah yang berhasil baik serta
dianggap valid dan akhirnya diajarkan ke warga baru sebagai cara-cara yang
dianggap benar dalam memandang, memikirkan, dan merasakan masalah-masalah
tersebut.” Jadi, kultur sekolah merupakan kreasi bersama yang dapat dipelajari
dan teruji dalam memecahkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi sekolah dalam
mencetak lulusan yang cerdas, terampil, mandiri dan bernurani.
- Visi Misi
Visi merupakan gambaran masa depan mau jadi apa lembaga kita.
Menentukan visi berarti menentukan tujuan dan cita-cita yang ingin
dicapai sedangkan Misi adalah apa yang bisa dilakukan untuk mencapai
gambaran masa depan (visi). Misi merupakan langkah-langkah dan
strategi apa untuk mencapai visi kita. Sebagai suatu lembaga, SMK
Negeri 1 Trucuk tempat saya magang mempunyai visi dan misi yang
tertulis, dipajang serta sesuai dengan kondisi sekolah. Visi misi tersebut
di susun oleh kepala sekolah, komite dan guru, namun visi misi tersebut
terpampang di banner depan sekolah beserta banner lainnya tentang
ekstrakurikuler di sekolah tersebut sehingga mudah di akses dan dilihat
oleh orang lain.
- Ketersediaan kamar kecil/toilet
Kamar kecil/toilet juga tidak kalah penting disediakan dalam
sebuah sekolah, begitupun di SMK Negeri 1 Trucuk yang menyediakan
beberapa toilet di beberapa sudut sekolah. Toilet untuk siswa dibedakan
antara laki-laki dan perempuan. Sedangkan toilet untuk guru dan stafnya
berada di dalam kantor. Untuk kebersihan toilet yang menangani petugas
kebersihan.
- Ketersediaan bak sampah dan kebersihan
Sekolah ini juga memiliki bak sampah di depan setiap kelasnya,
karena sekolah sudah menyediakan bak sampah dengan tujuan menjaga
kebersihan bersama. Tidak hanya itu, bahkan ada beberapa kelas yang
mempunyai tempat sampah di dalam ruangan kelas.
Jika kita melihat di halaman sekolah, sampah yang terlihat
kebanyakan daun yang berserakan dibanding sampah seperti bungkus
makanan. Karena sebagian besar warga sekolah membuang sampah pada
tempatnya. Dan juga kebanyakan para siswa membawa bekal sendiri
daripada jajan ke kantin karena jarak yang terlalu jauh.
- Lapangan olah raga
Lapangan di SMK N 1 Trucuk cukup luas, terdiri dari lapangan
utama untuk upacara, lapangan tenis, dan lapangan indoor yang juga
digunakan sebagai gedung serbaguna.
- Ruangan Kelas
Kebanyakan ruang kelas di sekolah ini tidak begitu terurus.
Lampu-lampu pun sudah mati dan ternit banyak yang bocor. Banyak
meja atau kursi rusak berada dibelakang kelas sehingga kelas pun tidak
sedap dipandang dan proses belajar mengajar pun tidak kondusif. Hal ini
dikarenakan ruang kelas tersebut dipakai secara bergantian. Jadi jadwal
piket tidak terlaksana dengan baik. Manajemen tata ruang cukup baik
mengingat ruang kelas yang sempit.
- Sarana Prasarana
Alat-alat penunjang untuk kegiatan belajar mengajar di dalam
ruangan kelas sangatlah kurang. Di dalam kelas tidak terdapat papan
pengumuman, kipas, dll. Bahkan di sekolah tersebut hanya memiliki
beberapa LCD dan dipakai secara bergantian.
- Fasilitas
Fasilitas di sekolah tersebut yaitu kantin, gedung serbaguna, asjid,
perpustakaan, lahan praktek, dan sebagainya. Dari hasil pengamatan saya
fasilitas yang cukup buruk adalah perpustakaan, yang lain sudah cukup
baik. Perpustakaan adalah tempat yang seharusnya nyaman tetapi tidak
begitu terurus. Apalagi setengah dari ruangan digunakan sebagai lab
komputer. Ketika waktu sholat Dzuhur ruangan tersebut juga diapakai
siswa untuk sholat berjamaah meskipun ada masjid. Hal ini dikarenakan
masjid tersebut berada di gedung yang berbeda.
- Tata tertib kelas
Tata tertib kelas di sekolah ini memang ada namun hanya ada di
beberapa ruangan kelas,dan juga ada dalam bentuk berkas yang di
berikan kepada setiap siswa yang baru masuk di sekolah itu. Meskipun
demikian, setiap guru juga mempunyai peraturan tersendiri yang
diberlakukan pada saat mengajar di dalam ruangan seperti halnya di
perkuliahan yang biasa di sebut kontrak kuliah dan dari siswa sebagian
besar mematuhinya.
- Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan kepatuhan terhadap peraturan yang ada.
Di SMK N 1 Trucuk bisa dikatakan kedisiplinan siswanya kurang, karena
tidak sedikit siswa terlambat setiap harinya karena banyak yang beralasan
rumah mereka jauh dari sekolah sehingga mendapat hukuman dan
hukuman yang diberikanpun cukup logis seperti membersihkan halaman
sekolah, membersihkan toilet dan motor akan disita selama jam sekolah.
Masih ada beberapa pelanggaran yang sering dilakukan oleh siswa,
seperti tidak lengkapnya aksesoris yang dikenakannya pada saat upacara
setiap hari Senin.
- Program Kerja
 Program Unggulan
1. Menjadi Sekolah Standar Nasional (SSN).
2. Mengembangkan Sikap dan Kompetensi Keagamaan.
3. Mengembangkan Potensi Siswa Berbasis Multiple
Intelligance.
4. Mengembangkan Budaya daerah.
5. Mengembangkan Kemampuan bahasa dan Teknologi
Informasi.
6. Meningkatkan Daya serap Ke Dunia Kerja.
 Program Pengembangan Sarana Prioritas
1. Membangun 5 Ruang kelas Belajar dengan konstruksi
bangunan 3 tingkat.
2. Membangun 1 ruang Belajar di lantai 2 gedung lama.
3. Membangun Ruang Lab Praktek 3 buah.
4. Pembangunan Kantin Siswa.
5. Perbaikan dan Pengecetan Lapangan Olah Raga.
6. Pengembangan Jaringan Infrastruktur LAN (Intranet dan
Internet).
7. Pengembangan Sistem Informasi Sekolah (SIS).
8. Melengkapi Sarana dan Prasarana Perpustakaan dan Lab
Komputer.
9. Renovasi Aula.
10. Renovasi Tampilan Depan Skolah/Gerbang Sekolah
11. Melengkapi alat praktek.
- Program Jurusan
1. Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH).
2. Agribisnis Perbenihan dan Kultur Jaringan Tanaman (APKJ).
3. Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR).
4. Agribisnis Ternak Unggas (ATU).
5. Kesehatan Hewan (Keswan).
6. Teknik Kendaraan Ringan (TKR).
7. Kimia Industri (KI).
8. Multimedia (MM).
- Ekstrakurikuler
Kualitas tamatan sekolah kejuruan dituntut untuk memenuhi standar
kompetensi dunia kerja. Salah satunya, selain mampu menguasai materi
pelajaran, siswa harus dapat berinteraksi dan aktif dalam hubungan
sosial.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu alat pengenalan siswa
pada hubungan sosial. Di dalamnya terdapat pendidikan pengenalan diri
dan pengembangan kemampuan selain pemahaman materi pelajaran.
Berangkat dari pemikiran tersebut, di SMK Negeri 1 Trucuk
diselenggarakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler.
Selain OSIS sebagai induk kegiatan ektrakurikuler di sekolah,
kegiatan ektrakurikuler lainnya adalah:
 Pramuka
 Paskibra
 Palang Merah Remaja (PMR)
 Patroli Keamanan Sekolah (PKS)
 Mitigasi Bencana
 Corp Music (Marching Band)
 Olahraga (Bola Voli, Bola Basket, Karate, Tenis Meja, Tenis
Lapangan, Futsal)
B. Deskripsi Hasil Pengamatan Langsung Proses Pembelajaran di Kelas
Pengertian proses pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik.
Ketika mengimplementasikan Kurikulum 2013 di dalam kelas, maka
dalam proses pembelajaran anda harus mengembangkan dua modus proses
pembelajaran yaitu:
1) Pembelajaran Langsung
Proses pembelajaran langsung merupakan proses pendidikan di
mana dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, siswa
mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan
psikomotorik dengan berinteraksi secara langsung dengan sumber belajar.
Sumber belajar ini tentu saja telah dirancang sedemikian rupa sebelumnya
dalam silabus dan RPP di kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam
pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan lam
bentuk kegiatan-kegiatan belajar seperti: mengamati, bertanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi, menganalisis, hingga
mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan
analisis. Di dalam proses pembelajaran langsung akan dihasilkan
pengetahuan (aspek kognitif) dan keterampilan langsung (psikomotor) atau
yang disebut dengan instructional effect.
2) Pembelajaran Tidak Langsung
Pembelajaran tidak langsung yaitu proses pendidikan yang terjadi
selama proses pembelajaran langsung akan tetapi tanpa melalui
perancangan dalam kegiatan khusus. Proses pembelajaran tidak langsung
sangat berkaitan dengan pengembangan nilai dan sikap (afektif).
Saya melakukan pengamatan langsung di kelas pada hari Selasa, 17
Oktober 2017. Pada hari itu saya masuk kelas dengan guru Bahasa Inggris yaitu
Bapak Yosef Purwanto di kelas X. TKR 3. Sebelum guru memulai pembelajaran
tentunya saya memperkenalkan diri terlebih dahulu dan menjelaskan maksud dan
tujuan saya masuk ke kelas mereka. Setelah memperkenalkan diri, saya duduk
dibelakang kelas agar lebih mudah memperhatikan proses pembelajaran dan tidak
mengganggu. Pada hari itu belajar materi tentang Descriptive Text. Sedangkan
pada hari Rabu bersama Ibu Atik Kurniawati di kelas X. Tanaman 3 juga
membahas jenis teks yang sama tetapi dengan judul yang berbeda.
- Metode Pembelajaran
Dalam pengamatan saya, metode yang di gunakan dalam proses
pembelajaran tersebut merupakan metode Problem Solving, karena
gurunya selalu merangsang peserta didik dalam melakukan aktivitas
berfikir untuk memecahkan suatu permasalahan. Semua peserta didik di
usahakan agar dapat mengutarakan pendapatnya mengenai suatu
permasalahan meskipun banyak siswa malu-malu dalam mengutarakan
pendapatnya.
Bukan hanya metode problem solving yang digunakan, namun
metode yang di gunakan bervariasi karena terkadang guru menjelaskan
suatu permaslahan yang di kaitkan dengan keadaan yang ada dengan
tujuan agar peserta didik mudah dalam memahami suatu materi.
- Interaksi dalam kelas
Interaksi di dalam kelas Bapak Yosef terasa kurang aktif,
meskipun guru mampu menguasai materi dan menyampaikan materi
dengan baik hal tersebut tidak menciptakan kelas yang aktif. Berbeda
dengan Ibu Atik, meski sama-sama menguasai materi, kelas beliau lebih
aktif karena mampu mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari
sering kali memancing siswa untuk menerapkan apa yang telah
dipelajari. Di kedua kelas tersebut masing-masing guru mengajukan
pertanyaan dengan kemudian menunjuk salah seorang siwsa untuk
menjawab. Keberanian siswa dalam bertanya, menjawab atau
menyatakan pendapat cukup berani jika ditunjuk oleh guru.
- Pengelolaan dalam kelas
Pengelolaan siswa dalam kelas bervariasi, sesuai dengan materi
pembelajaran siswa dan memancing keaktifan siswa dan guru terampil
menggunakan berbagai sumber belajar (termasuk lingkungan sekitar)
sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan. Guru pun sangat
memaksimalkan waktu pembelajaran secara efektif.
- Media pembelajaran
Dalam media pembelajaran, guru menggunakan media seperti
memberikan contoh konkrit dan menghubungkan antara teori dan praktek
dan merangsang anak berfikir kritis. Dalam media pembelajaran, telah
disediakan buku paket pegangan siswa untuk membantu pembelajaran.
Guru menggunakan penilaian proses dan hasil, serta memanfaatkan untuk
kegiatan tindak lanjut. Guru juga memantau kemajuan belajar. Kemudian
hasil belajar siswa dijadikan referensi evaluasi mengajar guru dan
pelaksanaan remedial atau pegayaan pembelajaran siswa secara
keseluruhan.
- Refleksi hasil pengamatan proses pembelajaran
Setelah menyampaikan pelajaran, guru memberikan latihan soal
mengenai materi yang telah diberikan. Guru memberikan soal latihan
yang ada pada summber belajar (buku paket) tersebut dan memberikan
waktu 10-15 menit kepada siswa untuk menyelesaikannya. Setelah waktu
selesai guru memberikan evaluasi dan membantu siswa yang belum dapat
menyelesaikannya. Guru menjelaskan kembali materi yang dievaluasikan
dan menyelesaikan soal secara bersama-sama dengan siswa sampai
selesai. Kemudian memberikan tugas pekerjaan rumah yang di periksa
pada tertemuan selanjutnya. Kemudian guru memberikan sedikit nasehat
agar siswa mampu memahami materi yang dipelajari karna nasehat
tersebut berhubungan dengan mata pelajaran.
C. Deskripsi Hasil Pengamatan Pemahaman Peserta Didik
Pemahaman (understanding) adalah bagaimana seorang mempertahankan,
membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan,
mengeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan
memperkirakan. Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang
sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun
psikis menurut fitrahnya masing-masing.
Jadi pemahaman peserta didik adalah mengenali, memahami dan
menyimpulkan atas seorang individu baik dari pertumbuhan dan
perkembangannya. Mengenali diri peserta didik secara untuh, menyeluruh dan
sistematis.
Siswa SMK N 1 Trucuk khususnya yang diajar oleh bu Atik bisa
langsung memahami pelajaran yang mereka pelajari. Mereka menyenangi cara
mengajar beliau yang menggunakan metode bervariasi sehingga mereka tidak
bosan untuk belajar dan selalu penasaran dengan pelajaran yang mereka pelajari.
Mereka berkomentar bahwa mereka mudah menelaah pelajaran yang telah
di jelaskan apalagi mendapat contoh-contoh yang berkaitan dengan lingkungan
mereka. Mereka tidak mengingat lagi bahwa pelajaran Bahasa Inggris itu
pelajaran sulit. Semua itu karena guru mereka mampu meciptakan suatu suasana
yang menyenangkan, bukan menegangkan. Sedangkan di kelas pak Yosef suasana
kelas sedikit menegangkan. Dari keterangan siswa beliau orang yang tegas dan
berwibawa. Selain itu beliau juga menjabat sebagai Wakasek.
D. Pembahasan
Dari sekian banyak penjelasan di atas, dapat diingat kembali di poin
pembahasan ini. Seperti visi misi yang terdapat di SMK N 1 Trucuk bahwa visi
misi tersebut di susun oleh kepala sekolah, guru dan komite sekolah yang
terpampang di halaman depan sekolah. Sekolah ini juga memiliki bak sampah
meskipun kebersihan didalam kelas tidak cukup baik. Tidak ketinggalan lapangan
olahraga seperti lapangan tenis, sepak bola, dan tenis meja. Tata tertib di sekolah
ini juga ada meskipun hanya beberapa yang terdapat di dalam ruangan kelas.
Kedisiplinan siswa sekolah ini bisa dikatakan kurang karena tidak jarang siswa
nya yang terlambat setiap harinya.
Guru yang mengajar pada saat saya melakukan pengamatan di kelas,
beliau mampu dan terampil dalam mengelola pembelajaran sehingga peserta didik
mudah memahami apa yang sudah dijelaskan. Mempunyai kepribadian yang
dewasa dan berwibawa serta patut menjadi teladan bagi peserta didik karena
beliau sangat memperhatikan kedisiplinan.
Siswa SMK N 1 Trucuk sebagian besar bisa langsung memahami
pelajaran yang meerka pelajari dari guru mata pelajaran Bahasa Inggris, mereka
menyukai cara mengajar gurunya yang menggunakan metode bervariasi sehingga
mereka tidak bosan untuk belajar dan selalu penasaran dengan pelajaran yang
mereka pelajari.
Metode yang di gunakan guru dalam proses pembelajaran tersebut
merupakan metode Problem Solving, karena gurunya selalu merangsang peserta
didik dalam melakukan aktivitas berfikir untuk memecahkan suatu permasalahan.
Interaksi disalah satu kelaspun begitu hidup, karena keterlibatan siswa sebagian
besar aktif. Pengelolaan siswa dalam kelas bervariasi, sesuai dengan materi
pembelajaran siswa dan guru menggunakan media seperti memberikan contoh
konkrit dan menghubungkan antara teori dan praktek dan merangsang anak
berfikir kritis.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa SMK N 1 Trucuk
merupaka sekolah yang berstatus Negeri yang guru-grunya mampu memahami
peserta didiknya meskipun tidak semua guru. Mereka menempatkan dirinya
sebagai guru pada saat mengajar dan mampu mengajak siswanya lebih aktif.
B. Saran
1. Sebagai sekolah yang berstatus Negeri sebaiknya meningkatkan lagi
kedisiplinan siswanya terutama dalam keterlambatan siswanya.
2. Sarana Prasarana dan alat-alat penunjang kegiatan belajar mengjar yang
diperlukan harap disediakan agar tidak tertinggal dari sekolah sekolah
lain.
DAFTAR PUSTAKA

Syamsuri, Andi Sukri. (dkk). 2013. Buku Panduan Magang 1. Makassar : FKIP
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Latifiarni, Khilma. “Pendidikan membangun kultur sekolah”
<http://tifiacerdikia.wordpress.com/lecture/lecture 6/pendidikan/membangun-
kultur-sekolah-berbasis-kepemimpinan/. 28 Oktober 2017.
Tim Operator. www.smkn1trucuk.sch.id . 28 Oktober 2017.
Erlan, Tegas. Laporan Magang 1.
http://tegaserlan.blogspot.co.id/2016/07/laporan-magang-1.html. 28 Oktober
2017.
LAMPIRAN

Absen siswa kelas X Tanaman 3


Belakang Perpustakaan

Tempat Parkir
Lab. Kimia
Perpustakaan
PBM

PBM
Materi Belajar kelas X TKR3
Media Belajar
Presentasi

Diskusi Kelompok
Pemantauan Belajar

Foto Bersama
Materi Pembelajaran kelas X Tanaman 3

Anda mungkin juga menyukai