Anda di halaman 1dari 5

Sejarah Diplomasi Masa Renaissance

1.Zaman Renaissance

Secara etimologi Renaissance berasal dari bahasa Latin yaitu kata Re berarti kembali dan
naitre berarti lahir. Secara bebas kata Renaissance dapat diartikan sebagai masa peralihan antara
abad pertengahan ke abad modern yang ditandai dengan lahirnya berbagai kreasi baru yang
diilhami oleh kebudayaan Eropa Klasik (Yunani dan Romawi) yang lebih bersifat duniawi.

Renaisans pertama kali diperkenalkan di Eropa Barat, di kawasan Italia. Hal ini dipicu
kekalahan tentara salib dalam perang suci. Kekalahan tersebut membuat para pemikir dan
seniman menyingkir dari Romawi Timur menuju Eropa Barat. Mereka menyadari telah
dimulainya masa mesiu peledak dan untuk menguasai teknologi tersebut mereka harus
melepaskan diri dari pengaruh mistisme zaman pertengahan dengan kembali kepada sains zaman
klasik yang sebelumnya dilarang karena dianggap pelanggaran terhadap misi ketuhanan.

Perpecahan Besar Kepausan Roma dan Avignon di tahun 1305 dan keruntuhan
Kekaisaran Byzantium akibat serangan Turki Ottoman di tahun 1453 membuat dominasi
Kepausan dan Gereja kemudian mulai menurun secara perlahan di Eropa. Jatuhnya
Konstantinopel mengakibatkan banyaknya cendekiawan dan ilmuwan Byzantium yang
berpindah ke negara-negara kota Italia seperti Milan, Florens, dan Venesia (Farndon, 2005).
Kaum-kaum inilah yang kemudian memulai sebuah era baru di Eropa melalui berbagai ide,
gagasan, karya tulis, dan karya seni yang mereka hasilkan. Era itulah yang kemudian disebut
sebagai era Renaissance atau era pencerahan. Renaissance merupakan era dimana ilmu
pengetahuan kemudian mengalami kebangkitan dan perkembangan yang cukup pesat setelah
mengalami stagnansi di era Dark Ages dimana Gereja mendominasi seluruh aspek kehidupan
masyarakat Eropa termasuk di dalamnya aspek ilmu pengetahuan. Di era ini, para ilmuwan dan
cendekiawan Eropa khususnya di Italia berusaha membangkitkan kembali esensi ilmu
pengetahuan dan karya seni Yunani Kuno dan Romawi Kuno serta mulai sebuah gerakan
humanis sekularisme yang memisahkan kehidupan manusia dan ilmu pengetahuan dari
dogmatisme agama (Farndon, 2005).
Latar belakang munculnya Renaissance adalah sebagai usaha pembaharuan kebudayaan
Romawi dan Yunani yang pada masa abad tengah / masa kegelapan sempat dilupakan, yaitu tipe
manusia yang otonom dan mandiri. Disini Renaissance lahir sebagai pembaharu untuk
membentuk manusia yang mandiri, utuh, otonom, dan bertanggungjawab. Pola pikir abad tengah
(terbelenggu ajaran gereja ; disalahgunakan ) diganti dengan pola pikir rasional baik SDA
maupun SDM nya sehingga manusia bisa berkembang.

2. Diplomasi Pada Masa Italia

Italia di masa Renaissance adalah sebuah wilayah yang terbagi-bagi atas negara-kota atau
city state dimana pada awalnya, konflik dan peperangan adalah suatu dinamika yang lazim
terjadi di dalam hubungan antar negara-kota Italia. Akan tetapi, pasca keruntuhan Byzantium,
nagara-kota Italia yang khawatir akan terjadinya serangan dari pihak Ottoman kemudian
membentuk sebuah Mutual Deffense Agreement yang bertujuan mewujudkan Balance of Power
di Italia serta diwujudnyatakan di dalam Perjanjian Lodi tahun 1454 dimana mereka sepakat
untuk tidak berperang satu sama lain demi terwujudnya Italia yang aman dan stabil (Kurizaki,
2011). Di dalam perjalanannya, terdapat tiga negara-kota yang memiliki pengaruh paling besar di
Italia yakni Milan, Florens, dan Venesia. Milan adalah sebuah negara-kota yang berbatasan
dengan Prancis serta menjadi negara-kota pertama di Italia yang mengirimkan perwakilan
diplomatiknya ke negara-kota lainnya yakni Genoa di tahun 1455 di bawah pemerintahan
Fransesco Sforza, Duke of Milan (Roy, 1995). Selanjutnya adalah kota dagang yang
mengandalkan akses perairannya yakni Venesia. Venesia adalah sebuah negara-kota di Italia
yang relatif paling aman karena hampir seluruh wilayahnya adalah perairan. Kondisi geografis
tersebut juga dimanfaatkan oleh penduduk Venesia untuk melakukan berbagai macam
perdagangan dengan kota lainnya melalui sehingga Venesia menjadi salah satu bandar dagang
paling ramai di Eropa (Farndon, 2005). Florens adalah sebuah negara-kota yang memiliki sistem
keuangan dan perbankan terbaik di Eropa pada masa itu. Di bawah pemerintahan Keluarga
Medici khususnya Lorenzo de Medici, Florens berkembang menjadi salah satu kota termaju dan
terkaya di Italia pada masa tersebut. Akan tetapi, pada akhirnya Keluarga Medicilah yang juga
membawa Florens pada kebangkrutannya (Paparchontis, 2005).
Pola diplomasi yang terjadi di antara negara-kota Italia bersifat tertutup, rahasia, licik,
manipulatif, dan cenderung represif. Pola diplomasi Italia di masa Renaissance digambarkan
secara jelas oleh seorang diplomat Florens di era Medici yakni Nichollo Machiavelli dalam
bukunya yakni Il Principe atau The Prince yang kemudian menjadi salah satu buku paling
kontroversional di era itu. The Prince menjadi kontroversional karena buku ini ditulis dalam
bahasa Italia yang menjadi “bahasa rakyat” di masa itu sehingga menimbulkan reaksi yang
cukup beragam dari berbagai kalangan rakyat Italia (Farndon, 2005). Buku yang ditulis oleh
Machiavelli selama masa penahanannya di dalam penjara Florens ini menceritakan beberapa
bukti kebobrokan praktik diplomasi yang dilakukan oleh beberapa tokoh paling berpengaruh
Italia yakni Keluarga Medici di Florens dan Keluarga Borgia di Roma. Ia juga menyatakan
bahwa pemimpin yang berkuasa di masa itu adalah seorang pemimpin yang memiliki kecerdikan
seekor rubah dan kekuatan seekor singa (Jackson & Sorensen, 1999).

3. Masa Abad Pertengahan Perancis

Sejarah perkembangan diplomasi kemudian beranjak ke Prancis dimana tokoh yang


berpengaruh di masa tersebut adalah Kardinal Duc de Richelliu dan Kardinal Jules Mazarin
(Crompton, 1997). Di masa pemerintahan Richelliu, Prancis kemudian berambisi untuk
menggantikan dominasi Spanyol di Eropa sehingga ia memutuskan untuk memerangi Spanyol
dan membawa Prancis ke dalam ranah Perang Tiga Puluh Tahun (Crompton, 1997). Oleh karena
adanya ketakutan akan kehilangan salah satu pendukungnya yang utama, Kepausan kemudian
mengirim seorang Jules Mazarin untuk mengupayakan perdamaian di antara Prancis dan
Spanyol. Meskipun tercipta perdamaian sementara di antara Spanyol dan Prancis, pada akhirnya
Mazarin kemudian bergabung dengan Prancis dan menjadi First Minister Prancis di era Louis
XIV dan membawa Prancis menuju puncak kejayaannya di Eropa (Crompton, 1997). Kardinal
Richellliu menyumbangkan beberapa pemikiran dan kebijakan terkait perkembangan diplomasi
di Prancis sedangkan Kardinal Mazarin kemudian memberikan sumbangsihnya melalui berbagai
peraturan dan kebijakan protokoler diplomatik Prancis (Farndon, 2005). Bagi seorang Richelliu,
diplomasi adalah sebuah praktik yang harus didasarkan pada asas keterbukaan dan rasa percaya
karena upaya diplomasi yang dilakukan oleh aktor-aktor internasional harus bisa
dipertanggungjawabkan (Paparchontis, 2005). Oleh karena itu, di masa Richelliu, seorang
diplomat atau utusan yang menjalankan tugas perwakilan diplomatik harus dilengkapi dengan
surat kepercayaan atau lettre de crendence yang diberikan oleh pemerintahan yang mengutusnya
(Paparchontis, 2005). Selanjutnya, beberapa sumbangsih Richelliu ini kemudian disempurnakan
oleh seorang Mazarin yang membingkai asas-asas diplomasi Prancis di dalam peraturan-
peraturan protokoler diplomatik sehingga dalam berbagai praktiknya, Bahasa Prancis kemudian
menjadi lingua franca diplomasi internasional dan praktik diplomasi Prancis menjadi salah satu praktik
diplomasi yang paling tertata di masa tersebut (Roy, 1995).

Dari berbagai pemaparan di atas, bahwa perkembangan diplomasi era Renaissance


adalah sebuah era perkembangan diplomasi yang menekankan kepada pentingya national
interest masing-masing aktor internasional yang telah melepaskan diri dari interest yang dimiliki
oleh Gereja dan Kepausan. Oleh karena itu, pola dan tipe diplomasi yang dilakukan tiap-tiap
aktor kemudian memiliki perbedaan satu sama lain. Penggunaan dan praktik diplomasi aktor
tersebut disesuaikan dengan konteks situasi, kondisi, dan kebutuhan tiap aktor di masa-masa
tersebut. Akan tetapi, praktik diplomasi masa Renaissance ini telah memberikan beberapa
dampak yang cukup signifikan bagi sejarah perkembangan diplomasi modern.
https://pebehh.wordpress.com/2009/12/16/diplomasi-renaissance/

Crompton, Samuel Willard. 1997. 100 Wars That Shaped World History. California
: Bluewoods Books

Farndon, John. 2005. 2000 Things You Should Know About World History. Essex : Miles Kelly
Publishing Ltd.

Kurizaki, Shuhei. 2011. Natural History of Diplomacy, Texas : A&M University Press.

Paparchontis, Kathleen. 2005. 100 World Leaders Who Shaped World History. California
: Bluewoods Books

Roy, S. Lal. 1995. Diplomasi. Edisi pertama. Diterjemahkan oleh Harwanto dan
Mirsawati. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai