Anda di halaman 1dari 14

TROMBOSIS SINUS CAVERNOSUS

I Gede Sumantra1, H. Marzuki2


1
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
2
RSUD Dr. H. Koesnadi Bondowoso
1
Email : gede.sumantra77@yahoo.com

Abstrak

Trombosis sinus cavernosus (TSC) adalah diagnosis yang langka meskipun dimasukkan dalam
diferensial sakit kepala. Trombosis sinus cavernosus termasuk infeksi maupun aseptik.
Trombosis aseptik biasanya terjadi pada trauma sekunder atau setelah operasi. Sinusitis
nampaknya menjadi penyebab umum utama untuk TSC septik. Otitis media, facial cellulitis
(terletak di paranasal media ketiga) dan infeksi odontogenic umumnya juga terlibat. Trombosis
sinus cavernosus (TSC) merupakan fenomena langka yang memerlukan kecurigaan klinis dan
pencitraan darurat untuk diagnosis yang tepat. Aneurisma mikotik adalah komplikasi yang jarang
dari trombosis sinus cavernosus dan dapat diobati dengan antibiotik, ligasi karotis, oklusi balon
arteri karotis internal, atau embolisasi Guglielmi koil (GDC).

Kata Kunci : Trombosis sinus cavernosus, pencitraan darurat, aneurisma mikotik

CAVERNOUS SINUS THROMBOSIS

Abstract

Cavernous sinus thrombosis (CST) is a rare diagnosis although must be included in the
differential of headache. CST is either infectious or aseptic. Aseptic thrombosis usually occurs
secondary to trauma or is post surgical. Sinusitis appears to be the most common cause for
septic CST. Otitis media, facial cellulitis (located medial third paranasal) and odontogenic
infections are also commonly implicated. Cavernous sinus thrombosis (CST) is a rare
phenomenon that requires clinical suspicion and emergent imaging for correct diagnosis.
Mycotic aneurysm is a rare complication of cavernous sinus thrombosis and may be treated with
antibiotics, carotid ligation, internal carotid artery balloon occlusion, or Guglielmi detachable
coil (GDC) embolization.

Keywords : Cavernous sinus thrombosis, emergent imaging, mycotic aneurism

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Trombosis sinus cavernosus (TSC) sebagai komplikasi dari infeksi Epidural dan
pertama kali disebutkan oleh Bright (1831) Subdural. Sinus-sinus dural dikelompokan

Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 3 Nomer 1 Edisi Maret 2014 7


menjadi sinus-sinus sagital, lateral (sinus PEMBAHASAN
transfersal, sinus zygmoid dan sinus DEFINISI
petrosal), dan sinus-sinus cavernosus. Oleh Trombosis sinus cavernosus (TSC)
karena kompleksitas dari anatomi adalah pembentukan bekuan darah di dalam
neurovaskular, TSC merupakan salah satu sinus cavernosus, dalam rongga di dasar
penyebab dari infeksi intrakranial. Infeksi otak yang mengalir darah yang sudah
sinus paranasal yang tidak mendapatkan teroksigenasi dari otak kembali ke jantung.
perawatan dapat berkembang lebih lanjut Penyebabnya biasanya dari penyebaran
menjadi TSC. Adapun penyebab TSC yang infeksi di hidung, sinus, telinga, atau gigi.
lain adalah bakteriemi, trauma kranial, dan Trombosis sinus cavernosus pertama kali
infeksi telinga serta infeksi pada gigi rahang ditemukan sebagai komplikasi dari infeksi
atas. Sehingga tingkat kematian pada epidural dan subdural.2
penderita TSC cukup tinggi, namun sejalan Trombosis sinus cavernosa (TSC)
dengan penemuan obat antibiotik yang merupakan fenomena langka yang
memiliki spektrum luas, dapat menurunkan memerlukan kecurigaan klinis dan
1
insiden kematian pada penderita TSC. pencitraan darurat untuk diagnosis yang
Sebelum ditemukannya obat tepat.3
antimikroba yang efektif, angka kematian Trombosis sinus cavernosus
dari TSC adalah 100%. Biasanya, kematian mungkin disebabkan karena perpanjangan
adalah akibat sepsis atau infeksi sistem saraf trombosis retrograde dari berbagai asal
pusat (SSP). Dengan manajemen yang baik, penyakit. Karena komunikasi sinus
angka kematian sekarang kurang dari 30%. cavernosa dengan saluran vena lainnya,
Kira-kira seperenam dari pasien dengan infeksi dapat terjadi melalui vena orbital
beberapa derajat gangguan penglihatan, dan (seperti dalam lesi dari mulut, wajah, faring,
satu setengah memiliki defisit saraf kranial. hidung telinga, dan sinus paranasal), atau
Angka mortalitas dan morbiditas mungkin sebagai metastasis pada penyakit menular
karena diagnosis tertunda tanpa pembedahan atau kondisi septik. Pada lebih dari satu kali
drainase secara cepat dan pemberian tragedi kebutaan bilateral yang telah terjadi
antibiotik yang baik.1 dari suatu peristiwa begitu sederhana yaitu

Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 3 Nomer 1 Edisi Maret 2014 8


misalnya gegabah untuk menjepit furunkel dengan pleksus vena pterygoideus melalui
pada bibir atas.4 foramen Vesalii, foramen ovale, dan
foramen lacerum, dan dengan sudut vena
ANATOMI melalui V.oftalmika. Dua sinus juga
Sinus cavernosus dinamakan berhubungan satu sama lain melalui sinus
demikian karena mereka terdiri dari struktur intercavernous anterior dan posterior.5
anyaman, dan banyak dilalui oleh filamen Sinus cavernosus terdiri dari pleksus
antar segmen. Sinus cavernosus bentuknya vena extradural yang dikelilingi oleh lipatan
tidak teratur, lebih besar di belakang dura. Arteri karotis intracavernous internal
daripada di depan, dan ditempatkan satu di dengan pleksus periarterial yang simpatik
kedua sisi tulang sphenoid, membentang membentang antara venula dari pleksus vena
dari fisura orbital superior ke puncak bagian parasellar. Saraf abducens berjalan lateral
padat dari tulang temporal. Pada setiap dari arteri karotid internal, tetapi medial dari
dinding medial sinus terdapat arteri karotis saraf oculomotor dan troklearis dan divisi
internal, disertai dengan filamen pleksus oftalmik dan rahang atas dari saraf
karotid, dekat dengan arteri adalah trigeminal, yang berjalan lebih rendah dalam
N.abducent, di dinding lateral terdapat perbatasan dural lateral sinus cavernosa.6
N.oculomotor, N.troklearis, dan divisi Sinus kavernosus adalah suatu
oftalmikus dan maxillaris dari saraf trabekula sinus vena yang berlokasi antara
trigeminal. Struktur ini dipisahkan dari selubung dari duramater dan bersebelahan
darah yang mengalir di sepanjang sinus dengan sela tursika. Substansi dari sinus
dengan lapisan membran sinus. Sinus berjalan ke ujung dalam sinus kavernosus
kavernosa menerima darah dari V.oftalmika dari arteri karotis interna, dan dikelilingi
melalui fisura orbital superior, beberapa oleh pleksus parasimpatis. Selanjutnya yang
pembuluh darah otak, dan juga sinus berjalan keluar dari sinus sebelah lateral
sphenoparietal kecil. Mereka berhubungan dari arteri karotis adalah nervus trokhlearis
dengan sinus melintang melalui sinus (IV). Nervus kranial ketiga dan keempat
petrosus superior, dengan V.jugularis interna berlokasi didalam duramater dan dinding
melalui sinus petrosus inferior dan lateral dari sinus kavernosus, sepanjang
pembuluh darah pada A.karotid interna, nervus V.1 pada duramater. Nervus V.2

Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 3 Nomer 1 Edisi Maret 2014 9


berjalan di duramater pada fossa tengah Bagian medial dari sinus kavernosus
lateral dari sinus kavernosus.7-9 ini terletak antara glandula hipofisis dan
Sinus kavernosus termasuk dalam arteri karotis interna. Daerah ini mempunyai
kelompok sinus vena dura antero inferior, lebar 7 mm, tetapi bisa tidak nyata apabila
bilateral kiri dan kanan. Masing-masing arteri berliku-liku. Bagian antero inferior
sinus terletak pada tulang sphenoidalis, dan berada pada kelengkungan dibawah kurva
berada dari fissura orbitalis superior kearah pertama dari portio intrakavernosus dan
puncak dari portio petroustulang temporal, arteri karotis. Nervus abdusen memasuki
dengan jarak kira-kira lebih dari 2 cm. Sinus daerah ini setelah melewati keliling arteri
sphenoidalis dan kelenjar hipofisis berada di sebelah lateral. Bagian postero superior
medial dari sinus kavernosus dan sebelah berada antara arteri karotis dan sebelah
lateralnya adalah fossa kranial media dan posterior, setengahnya adalah atap dari sinus
lobus temporal. kavernosus. Percabangan arteri
Sinus kavernosus bukanlah rongga meningohipofisis dari arteri karotis interna
vena yang besar. Biasanya sinus ini terdiri terjadi didaerah ini. Ketiga daerah diatas
dari beberapa pleksus vena yang bervariasi lebih besar dibandingkan dengan bagian
ukurannya. Dimana pleksus ini ada yang lateral dari sinus kavernosus. Bagian lateral
terbagi, menyatu dan menjadi lengkap lebih sempit, ketika nervus abdusen
disekeliling daerah kavernosus dari arteri melewati daerah ini, nervus ini melekat ke
karotis, menjadikan daerah kavernosus ini arteri karotis interna dan sebelah lateralnya
tidak terurai, tidak terpisah, sehingga adalah dinding sinus. Daerah kavernosus
membentuk anyaman vena. Sinus dari arteri karotis dan nervus abdusen
kavernosus terbagi atas empat ruangan vena berlokasi dekat dengan badan sinus
dengan parameter jarak daerah kavernosus kavernosus dan merupakan trunkus
dengan arteri karotis. Yaitu : okulosimpatis.7-11
• Medial Sinus kavernosus dinamakan seperti
• Antero inferior ini karena sinus ini membentuk suatu
• Postero superior struktur yang retikular (Gambar 1). Sinus ini
• Lateral juga membentuk suatu garis melintang
dengan filamen yang menjalin. Sinus

Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 3 Nomer 1 Edisi Maret 2014 10


membentuk struktur iregular dimana lebih
besar bagian samping dibandingkan dengan
bagian depan, dan terletak diatas sisi tulang
sphenoidalis, memanjang dari fissura
orbitalis superior ke bagian apeks (puncak)
dari portio petrous dari tulang temporal.
Masing-masing sinus terbuka kesamping ke
arah sinus petrosal. Pada dinding medial
dari masing-masing sinus berjalan arteri
karotis interna, bergabung dengan filamen
dari pleksus karotis. Berjalan dekat dengan
arteri ini adalah nervus abdusen, di dinding
bagian lateral adalah nervus okulomotor (N
III) dan nervus trochlearis (N IV), berjalan
juga seiring adalah nervus oftalmika dan
nervus maksilaris yang merupakan divisi
dari nervus trigeminus (Gambar 2). 7-11

Gambar 1. Anatomi sinus kavernosus


(potongan melintang) 11. Gambar 2. Anatomi sinus kavernosus
(potongan memanjang) 12.

Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 3 Nomer 1 Edisi Maret 2014 11


Struktur dari bagian sinus dipisahkan
dengan adanya aliran darah sepanjang aliran
sinus dengan mengaliri membran dari sinus.
Sinus kavernosus menerima aliran darah
dari (Gambar 3): 9
• Vena orbitalis superior melalui fissura
orbitalis superior.
• Vena serebralis dari sinus sphenoidalis
yang kecil dimana berjalan sepanjang
bagian bawah dari bagian sayap kecil Gambar 3. Sistem vena menuju sinus
cavernosus 7.
tulang sphenoidalis. Ini juga
berhubungan dengan sinus transverse Vena oftalmika superior dan vena
dengan memakai sinus petrosal oftalmika inferior sama sekali tidak
superior. mempunyai katup. Vena oftalmika superior
• Vena jugularisiInterna melalui sinus mulai dari sudut sebelah dalam dari orbita
petrosal inferior. berada pada bahagian dalam dari vena yang
• Pleksus vena melalui foramen vasalii, dinamakan naso frontal yang berhubungan
foramen ovale dan foramen Lacerum. dengan anterior dengan vena angular,
• Vena – vena angularis melalui vena bagian ini mengikuti posisi yang sama
ophtalmika. seperti arteri oftalmika, dan menerima anak-
anak cabang dari cabang pembuluh yang
Masing-masing sinus berhubungan membentuk sebuah rangkaian tunggal yang
melalui sinus intrakavernosus anterior dan pendek. Bagian ini lewat antara dua ujung
13
posterior. dari m. rektus superior dan m. oblig superior
dan melewati bagian medial darifisura
orbitalis superior dan berakhir pada sinus
kavernosus. 14-16
Vena oftalmika inferior, berjalan
mulai dari jaringan vena pada bagian depan
dari lantai orbita, bagian ini menerima vena

Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 3 Nomer 1 Edisi Maret 2014 12


dari M.rektus inferior, M.obliqus superior, Sinus cavernosus menerima darah
sakus lakrimali, dan kelopak mata yang dari vena wajah (melalui vena oftalmik
berjalan ke belakang pada bagian bawah dari superior dan inferior) serta pembuluh darah
orbita dan membagi dalam dua cabang. serebral sphenoid dan menengah. Vena
Salah satu dari vena tersebut berjalan oftalmika superior dan inferior pada
melewati fissura orbitalis superior dan gilirannya akan kosong ke dalam sinus
bergabung dengan pleksus vena pterigoid, petrosus inferior, kemudian ke vena
dimana yang lain masuk tulang kranial jugularis interna dan sinus sigmoid melalui
melalui fissura orbitalis superior dan sinus petrosus superior. Ini koneksi yang
14-16
berakhir pada sinus kavernosus. rumit dari pembuluh darah karena tidak
Masing-masing sinus kavernosus mengandung katup; darah dapat mengalir ke
mempunyai hubungan bilateral melalui sinus segala arah tergantung pada gradien tekanan
intra kavernosus dan sinus basilar. Sinus yang berlaku. Karena sinus kavernosa
intra kavernosus ada dua bagian, yaitu menerima darah melalui distribusi ini,
bagian anterior dan posterior, yang bejalan infeksi dari wajah termasuk hidung,
menggabungkan kedua sinus melalui garis amandel, dan orbit dapat menyebar dengan
tengah. Bagian anterior berjalan melalui mudah dengan rute ini.1
bagian depan melalui hipofisis serebral dan Sinus cavernosa, dengan lokasi yang
bagian posterior disamping hipofisis serebri strategis dan banyak hubungan vaskular
yang akhirnya membentuk siklus sinus langsung dan tidak langsung, sangatrentan
kavernosus (sinus siklus) yang mengelilingi terhadap trombosis septik dari hidung,
14-16
hipofisis (Gambar 4). wajah, amandel, gigi, dan telinga. Sebuah
sistem katupdari sinus dan vena
memungkinkan untuk penyebaran yang
mudah dari bakteri. infeksi Bakteri dari
struktur orbital lebih sering pada pasien
anak, yang kedua terhadap peningkatan
frekuensi infeksi pernapasan bagian atasdan
Gambar 4. Sinus intra kavernosus 13.
infeksi saluran paranasal. Organisme yang
paling sering ditemukan adalah
ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 3 Nomer 1 Edisi Maret 2014 13
Staphylococcus aureus (35%),Streptococcus  Anamnesa
pneumoniae dan Streptococcus spesies lain, Tanda-tanda awal dan gejala
Basil gram negatif, dan bakteri anaerob. trombosis sinus cavernosus (TSC) mungkin
Infeksi lain,seperti mucormycosis dan tidak spesifik. Seorang pasien yang
aspergillosis, dimana lebih diperhatikan mengeluh sakit kepala dan setiap temuan
pada penderita diabetes, yang kelainan saraf kranial harus berpotensi
immunocompromised, dan lainnya populasi dievaluasi untuk TSC.
pasien yang berisiko tinggi. 3  Pasien umumnya memiliki sinusitis atau
Penting untuk membedakan antara infeksi di wajah bagian tengah (paling
tiga jenis trombosis sinus cavernosakarena sering sebuah furunkel) selama 5-10 hari.
TSC muncul dalam cara yang berbeda dan  Presentasi klinis biasanya akibat
secara substansial berbedaprognosis. Dua obstruksi vena serta gangguan pada saraf
kelompok utama adalah sudah kranial yang dekat sinus kavernosa.
18
jelasteridentifikasi :  Sakit kepala adalah gejala presentasi
1. Aseptik atau bentuk"marasmus", yang yang paling umum dan biasanya
dapat terjadi dalam jenis yang mendahului demam, edema periorbital,
samaseperti halnya kasus trombosis dan tanda-tanda saraf kranial. Sakit
dalam pembuluh darah dari tungkai atau kepala biasanya berat, meningkat secara
panggul. progresif, dan biasanya terlokalisasi pada
2. TSC yang disebabkan oleh sepsis. daerah yang diinervasi olehcabang
Trombosis sinus cavernosis dapat oftalmik dan maksilaris dari saraf kranial
juga merupakan komplikasi dari selulitis kelima.
orbital. Dimana komplikasi dari selulitis  Sebagai saluran infeksi posterior, pasien
orbita selain TSC dapat berupa sindrom mengeluh sakit orbital dan kepenuhan
hipopituitari, abses serebral, subdural disertai dengan edema periorbital dan
empyema, dan meningitis. Terapi untuk gangguan visual
selulitis orbita sama dengan TSC yaitu  Tanpa terapi yang efektif, tanda-tanda
pemberian antibiotik parenteral secara baik akan muncul pada mata kontralateral
19
dan pembedahan. dengan menyebarkannya melalui
DIAGNOSA pembuluh darah yang berhubungan

Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 3 Nomer 1 Edisi Maret 2014 14


dengan sinus kavernosa kontralateral. cerebrospinal konsisten baik dengan proses
Pembengkakan mata dimulai sebagai peradangan pada parameningeal atau
proses unilateral dan menyebar ke mata meningitis. Darah hasil kultur umumnya
lainnya dalam waktu 24-48 jam melalui positif bila disebabkan organisme tertentu.1
sinus intercavernous. Ini adalah Secara historis, sejumlah teknik
patognomonik untuk TSC telah digunakan untuk menggambarkan
 Bila berkembang cepat, pasien akan TSC, termasuk radiografi sinus biasa,
mengalami perubahan status mental angiografi karotis, dan venography orbital.
termasuk kebingungan, mengantuk, dan Dalam prakteknya saat ini, computed
koma dari SSP akibat sepsis 4. tomography (CT) scan atau magnetic
resonance imaging (MRI) dengan kontras
 Pemeriksaan Fisik adalah modalitas pilihan untuk
Tandaklinik yang dapat mengkonfirmasi diagnosis TSC dan untuk
ditemukan pada thrombosis sinus membedakannya dari alternatif seperti
cavernosus adalah (1) Eksoftalmus, (2) selulitis orbital, yang mungkin memiliki
Edema dari konjungtiva dan palpebra, (3) presentasi klinis yang sama.1
Reflek pupil menurun, (4) Visus menurun,
(5) Edema papil, (6) V.Retina sentral
melebar, (7) Strabismus, (8) Kejang
sebagai gejala serebral,dan (9) Febris bila
terjadi sepsis 21

 Pemeriksaan Penunjang
Trombosis sinus cavernosa (TSC) Gambar 5 : CT kepala Non-kontras.Gambar
adalah diagnosis klinis dan biasanya aksial menunjukkan penebalan
mukosa dalam diantara sphenoid
diagnosa laboratorium tidak spesifik. dan sinus ethmoid. Bone
Kebanyakan pasien menunjukkan windowdari sudy yang sama
lebih jelas menunjukkanpenyakit
leukositosis polimorfonuklear, sering sinus (panah putih) 3.
ditandai dengan pergeseran ke arah
leukosit imatur. Pemeriksaan dari cairan

Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 3 Nomer 1 Edisi Maret 2014 15


Gambar 7: Angiogram karotid Kiri dan
kanan dalam proyeksi lateral
Gambar 6 : MRI kepala dan orbita,dilakukan tampak penyempitan difus
dengan dan tanpakontras. ekstradural danintracavernous
A.Sisi aksial tampak sinusitis luas. arteri karotid, lebih ditandai di
B. Sisi coronal tampakpenebalan sisi kanan 20.
padasinus cavernosus dengan
ruang abses 3. DIAGNOSA BANDING

Angiografi atau venografi bisa Cellulitis Orbita

memberikan bukti konfirmasi dari diagnosa  Epidural and Subdural Infections


sinus kavernosa, namun dapat juga  Epidural Hematoma
berpotensi berbahaya dan tidak sampai  Glaucoma, Acute Angle-Closure
menunda pengobatan diperlukan pada  Orbital Infections
pasien. Di pusat-pusat pendidikan dan  Sinusitis
kesehatan, di mana ditemukan generasi  Subarachnoid Hemorrhage
terbaru dari CT scanner, CT mungkin  Subdural Hematoma
seharusnya akan menjadi satu-satunya
pencitraan yang diperlukan untuk Diagnosa banding dengan Selulitis orbita : 21
mendokumentasikan pemeriksaan penunjang Selulitis Orbita Trombosis sinus
untuk diagnosis trombosis sinus
cavernosus
cavernosus.20
Unilateral Bilateral
Refleks pupil Refleks pupil
normal menurun
Edema papil (-) Edema papil (+)
Rasa sakit hebat Rasa sakit tidak hebat

Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 3 Nomer 1 Edisi Maret 2014 16


TERAPI dan harus dipertimbangkan sebagai terapi
Telah ada beberapa diskusi mengenai tambahan. Kortikosteroid harus diberikan
apakah trombosis sinus kavernosus harus di setelah pemberian antibiotik. Ketika
bawah domain dari dokter mata atau perjalanan TSC menyebabkan insufisiensi
otolaryngologist. Pengobatan trombosis hipofisis, bagaimanapun, kortikosteroid
sinus kavernosus, bagaimanapun, adalah digunakan untuk mencegah krisis adrenal.
sama-sama menarik dan saling berhubungan Pemberian deksametason atau hidrokortison
untuk kedua spesialis tersebut di atas dan harus dipertimbangkan.1
bahkan sangat menguntungkan bila mungkin Operasi pada sinus kavernosa secara
yang terlibat yaitu perhatian ahli saraf, ahli teknis sangat sulit dan tidak pernah terbukti
bedah saraf dan (dari sudut pandang untuk membantu. Sumber utama infeksi
prognosis) penyakit dalam dan ahli harus diatasi dengan pemberian antibiotik
bedahumum. 22 yang adekuat. Yang paling penting adalah
Andalan terapi untuk trombosis sinus untuk mengenali infeksi awal pada sinus
kavernosus adalah pemberian antibiotik sphenoid dan untuk mencegah penyebaran
secara dini dan baik. Meskipun S.Aureus infeksi ke sinus cavernosus.1
adalah penyebab yang tersering ditemukan,
antibotik spektrum luas untuk organisme KOMPLIKASI
gram positif, gram negatif, dan anaerobik Komplikasi yang dapat timbul adalah
harus diberikan sambil menunggu hasil (1) Meningitis, (2) Kebutaan,(3) Sepsis, (4)
kultur.Terapi empirik antibiotik harus Syok sepsis,dan (5) Sepsis emboli.
mencakup penicillinase-resistant Aneurisma mikotik merupakan
penicillinditambah sefalosporin generasi komplikasi yang jarang dari trombosis sinus
ketiga atau keempat. Jika dicurigai adanya cavernosus dan dapat diobati dengan
infeksi gigi atau infeksi bakteri anaerob, antibiotik, ligasi karotis, oklusi balon arteri
pemberian antibiotik anaerobik juga harus karotis internal, atauembolisasi Guglielmi
ditambahkan.Antibiotik IV dianjurkan koil (GDC). Aneurisma mikotik pada sinus
selama minimal 3-4 minggu.1 kavernosa dapat hadir
Kortikosteroid dapat membantu sebagaiophthalmoplegia, diplopia, orbital
untuk mengurangi peradangan dan edema pembengkakan, dan gangguan visual.

Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 3 Nomer 1 Edisi Maret 2014 17


Pemulihan visual yang sempurna Ini meliputi rongga wajah tengah, orbita dan
setelah embolisasi aneurisma mikotik karena sinonasal. Angka kematian tetap tinggi yaitu
tromboflebitis sinus cavernosus 30%, dan morbiditas yang berarti termasuk
menunjukkan kemungkinan terapi yang paralise saraf kranial dan kebutaan.24
berhasil dengan embolisasi GDC tanpa
komplikasi.23 KESIMPULAN

Dari apa yang telah dibahas dalam tinjauan


pustaka ini, maka dapat diambil kesimpulan,
yaitu :
1. Trombosis sinus cavernosus (TSC)
adalah pembentukan bekuan darah di
dalam sinus cavernosus, dalam rongga
di dasar otak yang mengalir darah
terdeoksigenasi dari otak kembali ke
Gambar 8 : Angiografi sinus cavernosus jantung. Penyebabnya biasanya dari
(A) sinus kavernosa tidak diisi
dalam pandangan tertunda, dan penyebaran infeksi di hidung, sinus,
pembengkakan vena dan stasis telinga, atau gigi. Trombosis sinus
ditunjukkan tanda(panah).
(B) eksudat Lembut dan cavernosus pertama kali ditemukan
perdarahan dicatat pada sebagai komplikasi dari infeksi epidural
pemeriksaan fundus.
(C) aneurisma mikotik terletak dan subdural.
di sinus cavernosus bagian atas 2. Trombosis sinus cavernosa (TSC)
(panah).
(D) Guglielmi embolisasi koil merupakan fenomena langka
dilepas berhasil dilakukan tanpa yangmemerlukan kecurigaan klinis dan
aneurisma yang tersisa (panah)
23 pencitraan darurat untuk diagnosis yang
.
tepat
PROGNOSIS 3. Pengobatan trombosis sinus kavernosus,
Trombosis sinus kavernosus bagaimanapun, adalah sama-sama
mungkin timbul dari setiap infeksi pada menarik dan saling berhubungan untuk
jaringan yang dilalui oleh sinus kavernosa. kedua spesialis tersebut di atas dan

Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 3 Nomer 1 Edisi Maret 2014 18


bahkan sangat menguntungkan bila 5. Gray H, 2000, Anatomy of the Human
Body 5th ed. Lea & Febiger :Philadelphia
mungkin yang terlibat yaitu perhatian
ahli saraf, ahli bedah saraf dan (dari 6. Lee H.J, Lee H.K, Park J.K, Choi C.G,
Suh D.C, 2003, Cavernous Sinus
sudut pandang prognosis) penyakit
Syndrome: Clinical Features and
dalam dan ahli bedahumum. Differential Diagnosis with MR
Imaging, American Journal of
4. Andalan terapi untuk trombosis sinus
Roentgenology, 181 (2): 583-590
kavernosus adalah pemberian antibiotik
7. Wilson II M Fred, Practical
secara dini dan agresif.Kortikosteroid
Opththalmology A manual For
dapat membantu untuk mengurangi Beginning Residents, Fourth Edition,
American Academy of Ophthalmology,
peradangan dan edema dan harus
1996. p.167 – 172.
dipertimbangkan sebagai terapi
8. Levin. A.Leonard. Neuro –
tambahan.
Ophthalmology The Practical Guide,
Thieme Medical Publishers, Inc, New
York, 2005. p.296 – 303.

DAFTAR PUSTAKA 9. Wilson L. Cranial Nerves. Anatomy and


Clinical Comments. BC Decker Inc.
1. Sharma R, Bessman E, 2011,Cavernous Toronto Philadelphia. 1988. p.26 – 78.
Sinus Thrombosis
Diakses dari: 10. Riordan P. Vaughan & Asbury’s.
http://emedicine.medscape.com/article/7 General Opthalmology. McGraw – Hill
91704-overview Companies, Inc. 2004. p. 1 – 7.

2. Garrity, J. 2008 . Cavernous Sinus 11. Tasman W. Duane’s Clinical


Thrombosis.Diakses Ophthalmology, Vol.4. Lippincott –
dari:http://www.merckmanuals.com/prof Raven Publishers. Philadelphia. New
essional/eye_disorders/orbital_diseases/c York. 1997. p. 1 – 25.
avernous_sinus_thrombosis.html?qt=&s
c=&alt=#top 12. American Academy of Ophtalmology,
Basic and Clinical Science Course,
3. Wilson Kraus, L.C & Culican, M.S. Orbit, Eyelids and Lacrimal sistem,
2011, The Challenging Presentation of Section 7, 2005 – 2006. p. 6 -12.
Cavernous Sinus Thrombophebilitis. J.
Ophthal Inflamm Infect, Vol 11 : 53-57 13. Hashimoto Masako. Journal Of Neuro-
Ophthalmology. A Case Of Posterior
4. Sud RN, Greval RS, Sud M, Goyal SC, Ischemic Optic Neuropathy in a
1990, Cavernous sinus thrombosis with Posterior – Draining Dural Cavernous
Jacod's triad. Indian J. of Ophtalmol, 38 Sinus Fistula. September 2005. Vol 25.
(4): 180-181. No.3.

Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 3 Nomer 1 Edisi Maret 2014 19


14. The Sinuses of Dura Mater diakses dari : 23. Kim U.S, Kim J.S, Kwon O, Hwang
http://education.yahoo.com/reference/gra J.M, 2010, Complete Visual Recovery
y/subjects/. P.1-8. after Mycotic Aneurysm Embolization
Complicated by Cavernous Sinus
15. Cavernous sinuses diakses dari : Thrombophlebitis. Korean J. of
http://google.com/wikipedia/the free Ophtalmol, 24 (5): 322-324.
encyclopedia. p. 1 -4.
24. Absound M, Hikmet F, Dey P, Joffe M,
16. Carlise R, Preseptal and Orbital Thambapillai E, 2006, Bilateral
Cellulitis, Hospital Physician. 2006. cavernous sinus thrombosis
diakses dari http://turner-white.com. complicating sinusitis. Journal of The
P.15 -19. Royal Society of Medicine, 99: 474-476.

17. Khurana AK Professor. Comprehensive


Ophtalmology. Fourth edition New age
international cpj limited publisher.2007.
p. 387 – 391.

18. Taylor P.J, 1957, Cavernous Sinus


Trombophebilitis. British J. of
Ophtalmol, Vol 41, 228.

19. Bergin D.J, Wright J.E, 1986, Orbita


Celullitis. British J. of Ophtalmol, Vol
70: 174-178.

20. Jones R.C, Ellis CJK, Stevens JM,


Turner A, 1987, Cavernous Sinus
Thrombosis. Journal of Neurology,
Neurosurgery,and Psychiatry, Vol 45, Reviewer
1092-1097. Dr. dr. PWM. Olly Indrajani, Sp. PD

21. Wijana, N, 1993,Ilmu Penyakit Mata 6th


ed . Balai Penerbit FK Unika Atmajaya ,
Jakarta.

22. Smith, P.A, 1941, Cavernous Sinus


Thrombosis Consequent to Furuncle of
Face. Journal of The National Medical
Assocation, 33 (6): 259-264.

Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 3 Nomer 1 Edisi Maret 2014 20

Anda mungkin juga menyukai