Anda di halaman 1dari 70

CAMPUR KODE

DALAM MAJALAH ANEKA YESS!

SKRIPSI

OLEH

MAYERNI SITEPU
030701031

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar
saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, September 2007

Mayerni Sitepu

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
CAMPUR KODE

DALAM MAJALAH ANEKA YESS!

Oleh

Mayerni Sitepu

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis bentuk-bentuk campur kode dan pengaruh campur


kode terhadap bahasa Indonesia yang terdapat dalam majalah Aneka Yess!. Data
penelitian ini adalah data tulisan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
metode simak dan teknik yang digunakan adalah teknik catat. Data yang dianggap
relevan dicatat dan dikelompokkan berdasarkan jenis kata, frase, bentuk baster,
pengulangan kata, dan ungkapan atau idiom. Metode agih dan padan digunakan dalam
menganalisis data yang dibantu dengan teknik baca markah. Untuk mengamati
pengaruh campur kode terhadap bahasa Indonesia pada majalah tersebut digunakan teori
sosiolinguistik. Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk campur
kode yang paling dominan dalam penelitian ini adalah bentuk kata, sedangkan pengaruh
campur kode yang paling dominan adalah pengaruh interferensi.

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
PRAKATA

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

hikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan

penyusunan skripsi ini.

Selama dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak, baik berupa bantuan moril seperti doa, dukungan, nasihat, dan petunjuk

praktis, maupun bantuan materil. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih dengan

setulus hati kepada:

1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D. sebagai Dekan fakultas sastra, Universitas

Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Parlaungan Ritonga, M.Hum. sebagai Ketua Departemen Sastra

Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Mascahaya, M.Hum. sebagai sekretaris Depertemen Sastra Indonesia,

sekaligus sebagai pembimbing II yang telah banyak memberi dorongan, nasihat,

dan bimbingan kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Dra. Sugihana, M.Hum sebagai pembimbing I yang telah banyak

memberikan masukan, dorongan, nasehat, dan yang selalu bersedia

membimbing saya selama penyelesaian skripsi ini.

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
5. Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara,

khususnya staf pengajar Depertemen Sastra Indonesia yang telah memberikan

berbagai materi perkuliahan selama penulis mengikuti perkuliahan.

6. Alm. Ayahanda B. Sitepu dan Ibunda tercinta P. Sitanggang yang telah merawat,

mendidik, membimbing, dan memenuhi segala kebutuhan hidup penulis selama

ini, serta doa tulus yang tiada henti-hentinya mengiringi penulis. Semoga Tuhan

berkenan membalasnya.

7. Adinda Desi Ekayana Sitepu dan Benhard Hariasa Sitepu yang telah memberi

semangat dan doa tulus kepada penulis.

8. Terima kasih juga kepada B’Anton Tambunan yang selalu memberikan

dukungan, doa yang tulus, dan selalu membantu penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini.

9. Terima kasih kepada Bapatua, Mamatua, K’Dwi, Ida, Lina, Lena, Debby yang

selalu mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman di Departemen Sastra Indonesia stambuk 2003 atas semua

bantuannya kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini walaupun

penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

kritik dan saran yang sifatnya membangun. Akhirnya, segala puji kepada Tuhan.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Medan, September 2007

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
Penulis

Mayerni Sitepu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN

ABSTRAK

PRAKATA

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah ...................................................... 1

1.1.1 Latar Belakang .......................................................... 1

1.1.2 Masalah .................................................................... 5

1.2 Batasan Masalah ........................................................................ 5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 5

1.3.1 Tujuan Penelitian ...................................................... 6

1.3.2 Manfaat Penelitian .................................................... 6

1.4 Metode Penelitian ...................................................................... 6

1.4.1 Metode dan teknik Pengumpulan Data ...................... 6

1.4.2 Metode dan Teknik Analisis Data ............................. 7

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
1.5 Landasan Teori .......................................................................... 9

1.5.1 Bilingualisme ............................................................ 9

1.5.2 Campur Kode .......................................................... 10

1.5.3 Interferensi dan Integrasi ......................................... 14

1.5.3.1 Interferensi ................................................... 14

1.5.3.2 Integrasi ....................................................... 16

BAB II CAMPUR KODE DALAM MAJALAH ANEKA YESS!

2.1 Bentuk-Bentuk Campur Kode …………………………… ……19

2.1.1 Penyisipan Unsur-Unsur yang Berwujud Kata ………19

2.1.2 Penyisipan Unsur-Unsur yang Berwujud Frase ………28

2.1.3 Penyisipan Unsur-Unsur yang Berwujud

Bentuk Baster ............................................................. 34

2.1.4 Penyisipan Unsur-Unsur yang

Berwujud Pengulangan Kata ...................................... 38

2.1.5 Penyisipan Unsur-Unsur yang Berwujud

Ungkapan atau Idiom.................................................... 39

2.2 Pengaruh Campur Kode Terhadap Bahasa Indonesia …………. 39

2.2.1 Interferensi …………………………………………... 39

2.2.2 Integrasi ……………………………………………… 43

BAB III SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan ………………………………………………………. 46

3.2 Saran …………………………………………………………... 47


Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
DAFTAR PUSTAKA

DATA PENELITIAN

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

1.1.1 Latar Belakang

Kajian mengenai bahasa menjadi suatu kajian yang tidak pernah habis untuk

dibicarakan karena bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa adalah

alat komunikasi bagi manusia dalam menyampaikan ide, gagasan, ataupun pesan kepada

orang lain. Melalui bahasa terungkap sesuatu yang ingin disampaikan pembicara kepada

pendengar, penulis kepada pembaca, dan penyapa kepada pesapa.

Seorang penutur yang menyampaikan perasaan dan pikiran lewat tuturannya

terlebih dahulu telah menyeleksi bentuk-bentuk kata yang akan disampaikannya kepada

lawan tuturnya. Hal ini berlangsung secara sadar atau tidak sadar. Sadar artinya seorang

penutur dengan sengaja memilih bentuk kata tertentu karena ia mempunyai maksud-

maksud tertentu. Misalnya, seorang pemimpin redaksi suatu surat kabar mengatakan,

“Dalam mencover berita itu terutama headline, kamu harus correct, balance, jernih, dan

lugas.” Hal ini dilakukan mungkin dengan anggapan bahwa kata-kata tersebut

mengandung konotasi jurnalistik yang lebih kuat daripada menggunakan bahasa

Indonesia. Tentunya kemampuan bahasanya mendukung. Secara tidak sadar artinya

seorang penutur memilih bentuk kata dari suatu bahasa tertentu karena keterbatasan

bentuk kata yang ia miliki sehingga ia beralih kepada bentuk kata bahasa lain. Misalnya,

seorang warga negara Indonesia yang tidak begitu mahir berbahasa Inggris

mengatakan, “I want to go to Australia and I will menetap there.” Pembicara tersebut

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
menggunakan bahasa Inggris, tetapi di dalam tuturannya ia menyematkan kata menetap

yang berasal dari bahasa Indonesia.

Penutur bahasa yang mempunyai kemampuan menggunakan dua bahasa oleh

seorang penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian untuk dapat

menggunakan dua bahasa, disebut bilingualisme. Seorang bilingualisme harus

menguasai kedua bahasa itu. Bahasa pertama adalah bahasa ibu (B1), dan bahasa kedua

adalah bahasa lain (B2). Weinrich (dalam Chaer dan Agustina, 1995:87) mengatakan

menguasai dua bahasa dapat berarti menguasai dua sistem kode, dua dialek atau ragam

dari bahasa yang sama.

Membicarakan suatu bahasa tidak terlepas membicarakan kategori kebahasaan

yaitu variasi bahasa. Bahasa adalah suatu kebulatan yang terdiri dari beberapa unsur.

Unsur-unsur ini disebut variasi bahasa. Selanjutnya variasi bahasa memiliki beberapa

keanggotaan yang disebut varian. Tiap-tiap varian bahasa inilah yang disebut dengan

kode. Kode merupakan bagian dari bahasa. Hal ini menunjukkan adanya semacam

hierarki kebahasaan yang dimulai dari bahasa sebagai level yang paling atas disusul

dengan kode yang terdiri dari varian-varian dan ragam-ragam. Istilah kode dalam hal ini

dimaksudkan untuk menyebut salah satu varian dalam hierarki bahasa. Bahasa dan kode

mempunyai hubungan timbal balik, artinya bahasa adalah kode dan sebuah kode dapat

saja berupa bahasa Weinrich (dalam Chaer dan Agustina, 1995: 87).

Harimurti Kridalaksana (1982), mengatakan kode adalah:

1. Lambang atau sistem ungkapan yang dipakai untuk menggambarkan makna

tertentu. Bahasa manusia adalah sejenis kode.

2. Sistem bahasa dalam masyarakat

3. Variasi tertentu dalam suatu bahasa.


Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
Dalam masyarakat yang bilingual maupun multilingual sering terjadi peristiwa

alih kode dan campur kode. Alih kode, yaitu beralihnya penggunaan suatu kode (bahasa

ataupun ragam bahasa tertentu) ke dalam kode lain (bahasa atau ragam bahasa lain)

Chaer (1994:67). Sedangkan campur kode adalah pemakaian dua bahasa atau lebih

dengan saling memasukkan unsur-unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain

secara konsisten Kachru (dalam Umar dan Delvi, 1994:14).

Penelitian mengenai campur kode sudah banyak dilakukan oleh peneliti

sebelumnya, diantaranya Khan (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Alih Kode dan

Campur Kode dalam Majalah Bilingual. Penelitian ini membahas batasan alih kode dan

campur kode, serta faktor-faktor penyebab dan tujuan melakukan alih kode dan campur

kode. Ia mengemukakan bahwa alih kode dan campur kode terjadi dalam masyarakat

bilingual, multilingual, ataupun monolingual. Alih kode terjadi untuk menyesuaikan diri

dengan peran atau adanya tujuan tertentu. Faktor terjadinya alih kode disebabkan oleh

pribadi pembicara, kedudukan, hadirnya orang ketiga, dan pokok pembicaraan dan

topik, sedangkan campur kode terjadi tanpa adanya sesuatu dalam situasi berbahasa

yang menuntut adanya pencampuran bahasa, tetapi dapat juga disebabkan faktor

kesantaian, kebiasaan, atau tidak adanya padanan yang tepat.

Abdul Hamid (2002) dalam tulisannya yang berjudul Alih Kode dan Campur

Kode dalam Pemakaian Bahasa. Abdul menjelaskan faktor terjadinya alih kode dan

campur kode. Faktor dominan terjadinya alih kode adalah pokok pembicaraan. Alih

kode bisa terjadi dari ragam formal ke ragam informal (bahasa Indonesia baku ke tak

baku). Misalnya, dari bahasa Indonesia ke bahasa daerah atau sebaliknya dari bahasa

daerah ke bahasa Indonesia. Sedangkan campur kode terjadi karena identifikasi

peranan, identifikasi ragam, dan keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan.


Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
Ketiganya saling bergantung satu sama lain dan sering bertumpang tindih. Ukuran

untuk identifikasi peranan adalah sosial, registral, dan edukasional. Identifikasi ragam

ditentukan oleh bahasa yang dipakai oleh penutur yang dianggap akan menempatkannya

dalam status sosial tertentu. Keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan akan

memperlihatkan sikap dan hubungan penutur dengan orang lain atau sebaliknya.

Peneliti meneliti “Campur Kode dalam majalah Aneka Yess!”. Perbedaan

penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah peneliti membahas mengenai

bentuk-bentuk campur kode yang terdapat dalam majalah Aneka Yess!. Bentuk-bentuk

campur kode tersebut dikelompokkan berdasarkan bentuk kata, frase, baster, perulangan

kata, dan ungkapan. Selain itu penelitian ini membahas pengaruh campur kode terhadap

bahasa Indonesia. Pengaruh campur kode tersebut bersifat negatif (interferensi) karena

dapat “merusak bahasa” dan bersifat positif (integrasi) karena dapat menambah

perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia. Sedangkan penelitian terdahulu

membahas batasan alih kode dan campur kode, faktor-faktor penyebab dan tujuan

melakukan alih kode dan campur kode, dan faktor terjadinya alih kode dan campur

kode.

Campur kode sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia dalam bentuk lisan

maupun tulisan, karena itu peneliti tertarik untuk meneliti campur kode dalam majalah.

Majalah adalah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik,

pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca, dan menurut waktu

penerbitannya dibedakan atas majalah berita, wanita, remaja, olahraga, sastra, ilmu

pengetahuan tertentu, dan sebagainya (KBBI, 1995:623). Dalam penelitian ini peneliti

membahas struktur campur kode menurut aliran struktural. Selain itu, penelitian ini

mengkhususkan penelitian pada majalah remaja, yaitu majalah Aneka Yess!.


Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
Majalah Aneka Yess! sering menampilkan informasi gaya hidup remaja

Indonesia di daerah metropolitan seperti Jakarta dan sekitarnya; dan selalu mengikuti

selera pasar para remaja. Hal itu terlihat dalam penggunaan bahasa sebagai salah satu

bentuk sarana komunikasi informasi. Tulisan yang tercantum dalam setiap lembaran

majalah tersebut bukan situasi formal melainkan ragam santai. Selain itu banyak

cuplikan bahasa asing (khususnya bahasa Inggris) dan dialek Jakarta disandingkan

dengan konstruksi kalimat bahasa Indonesia sehingga ada semacam percampuran unsur

yang disebut campur kode yang diciptakan untuk ketertarikan konsumen. Dengan

menggunakan campur kode tersebut, bahasa yang terdapat dalam majalah Aneka Yess!

tersebut akan lebih menarik, simpel, gaul, dan mudah dimengerti terutama oleh para

remaja. Campur kode yang terdapat dalam majalah Aneka Yess! ini adalah campur kode

antara bahasa Indonesia sebagai bahasa Induk atau kode dasar dengan bahasa Inggris

dan bahasa daerah.

1.1.2 Masalah

Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Apa sajakah bentuk-bentuk campur kode yang terdapat dalam majalah Aneka

Yess!

2. Bagaimana pengaruh campur kode pada bidang kosakata yang menyisip ke

dalam bahasa Indonesia dalam majalah Aneka Yess!?

1.2 Batasan Masalah

Suatu penelitian harus dibatasi supaya penelitian terarah dan tujuan penelitian

tercapai. Dalam penelitian ini yang diteliti dibatasi pada tinjauan terhadap bentuk-

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
bentuk campur kode seperti penyisipan kata, frase, baster, perulangan kata dan

ungkapan. Selain itu, penelitian ini meneliti pengaruh campur kode pada bidang

kosakata yang menyisip ke dalam bahasa Indonesia dalam majalah Aneka Yess! Kedua

penelitian ini menyempitkan kajian sebatas penggunaan unsur bahasa Inggris. Majalah

Aneka Yess! yang akan diteliti dibatasi pada edisi 26 Des 2006-8 Jan 2007 sampai 5-18

Feb 2007.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Menganalisis bentuk-bentuk campur kode yang terdapat dalam majalah Aneka

Yess!.

2. Mengetahui pengaruh campur kode terhadap bahasa Indonesia dalam majalah

Aneka Yess!

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Untuk menambah ilmu pengetahuan di bidang sosiolinguistik, khususnya yang

berhubungan dengan campur kode.

2. Menjadi sumber masukan bagi peneliti lain yang ingin membahas campur kode.

1.4 Metode Penelitian

1.4.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak yaitu dengan

cara membaca data yang dijadikan sebagai bahan penelitian yaitu majalah Aneka Yess!.
Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
(Sudaryanto, 1993:133). Dengan menggunakan metode simak ini akan diperoleh data

yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian. Metode simak didukung oleh teknik

catat yaitu dengan mencatat data-data yang dianggap memiliki hubungan yang

memenuhi syarat untuk dijadikan data penelitian. Data-data yang dianggap memenuhi

syarat untuk dijadikan penelitian kemudian dikelompokkan berdasarkan jenis kata,

frase, bentuk baster, dan pengulangan kata, untuk memudahkan identifikasi data atau

deskripsi data. Penggunaan metode ini didasari kebutuhan untuk mendapatkan data

yang lengkap tentang campur kode yang terdapat dalam majalah Aneka Yess!.

Contoh :

(1) “Gue gak mau one day banker”. (hlm.12, edisi 26 Des 2006-8 Jan 2007).

Campur kode yang terjadi pada data di atas merupakan campur kode yang

berupa penyisipan unsur-unsur yang berwujud frase. Frase yang menyisip tersebut

dikelompokkan berdasarkan jenis frasenya. Frase One day banker yang berasal dari

bahasa Inggris menurut Rudi Soedjarwo seorang film maker berarti ‘gonta-ganti

profesi,’ termasuk frase ajektival yang menyatakan hal.

1.4.2 Metode dan Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode agih dan

metode padan. Sudaryanto (2001:15) mengatakan, metode agih adalah metode yang alat

penentunya bahasa itu sendiri. Metode padan adalah metode yang alat penentunya di

luar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan

(Sudaryanto, 2001:13).

Contoh :

(2) Allahlah yang men-sustain seluruh alam semesta (hlm.35, edisi5-18 Feb 2007).
Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
(3) Tidak ada seorang pun yang perfect di dunia ini ( hlm.23, edisi 5-18 Feb 2007).

Kata Sustain dan perfect merupakan kata yang sudah memiliki padanan kata

dalam bahasa Indonesia. Kedua kata itu masing-masing telah diwakili oleh kata ‘topang

dan sempurna’ dalam bahasa Indonesia. Dalam hal ini bahasa Indonesia sebagai bahasa

dasar dan bahasa Inggris sebagai bahasa yang dipadankan yang berupa serpihan-

serpihan (pieces).

Teknik yang digunakan adalah teknik baca markah. Dalam hal ini yang

dimaksudkan adalah pemarkahan itu menunjukkan kejatian satuan lingual atau identitas

konstituen tertentu; dan kemampuan membaca peranan pemarkah itu (marker) berarti

kemampuan menentukan kejatian yang dimaksud (Sudaryanto, 2001:95)

Praktik penggunaan teknik ini sangat khas, yaitu tidak menggunakan bantuan

alat, melainkan dengan melihat langsung pemarkah yang bersangkutan. Dengan

“melihat langsung” pemarkah itu “membuka diri” dan berlaku sebagai “tanda Pengenal”

akan status satuan lingual yang diamatinya.

(4) Usahakan dapat supporter dari orang di sekeliling dia!. (hlm.25, edisi 26 Des 2006-

8 Jan 2007).

Pemarkah supporter yang menyisip pada kalimat di atas membuka diri dan

berlaku sebagai tanda pengenal terhadap kode-kode lain yang berupa kata dari bahasa

asing. Unsur supporter yang berarti dukungan merupakan kode lain yang berasal dari

bahasa Inggris. Kode tersebut dicampur ke dalam kode-kode utama yang berasal dari

bahasa Indonesia sehingga kalimat di atas disebut sebagai kalimat yang bercampur

kode. Jenis campur kode yang terjadi adalah campur kode dengan unsur yang berasal

dari bahasa asing (outercode mixing). Adapun bentuk campur kode yang terdapat pada

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
paragraf di atas adalah penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata. Kata supporter

merupakan jenis kata benda yang menyatakan hal

1.5 Landasan Teori

1.5.1 Bilingualisme

Bilingualisme dapat juga disebut kedwibahasaan. Untuk dapat menentukan

seseorang itu bilingual atau tidak, ada batasan-batasan mengenai bilingualisme yang

dikemukakan oleh beberapa orang pakar.

Spolsky (1998:45) mengatakan, “Bilingual is a person who has some functional

ability in a second language” (Bilingual adalah seseorang yang mempunyai beberapa

kemampuan fungsional dalam menggunakan bahasa keduanya). Bloomfield (dalam

Chaer dan Agustina, 1995:113) mengatakan bahwa bilingualisme adalah kemampuan

seorang penutur untuk menggunakan dua bahasa dengan sama baiknya. Jadi, menurut

Bloomfield seseorang disebut bilingual apabila dapat menggunakan bahasa Pertama

(B1) dan Bahasa kedua (B2) dengan derajat yang sama baiknya.

Weinrich (dalam Umar dan Delvi, 1994:8) mengartikan kedwibahasaan sebagai

praktik penggunaan dua bahasa secara bergantian. Dalam hal ini tidak diisyaratkan

tingkat penguasaannya. Haugen (dalam Umar dan Delvi, 1994:8) mengatakan bahwa

bilingualisme adalah kemampuan untuk mengeluarkan ucapan-ucapan yang berarti

dalam bahasa lain.

Nababan (1991:27) mengemukakan pendapatnya tentang bilingualisme dan

bilingualitas. Ia mengatakan bahwa:

“Kalau kita melihat seseorang memakai dua bahasa dalam pergaulan dengan
orang lain, dia berdwibahasa dalam arti dia melaksanankan kedwibahasaan yang kita
akan sebut bilingualisme. Jadi, bilingualisme ialah kebiasaan menggunakan dua bahasa
Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
dalam interaksi dengan orang lain. Jika kita berpikir tentang kesanggupan atau
kemampuan seseorang berdwibahasa, yaitu memakai dua bahasa, kita akan sebut ini
bilingualitas (dari bahasa Inggris bilinguality).”

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bilingualisme

adalah kemampuan penutur dalam memahami, mengerti, atau menggunakan dua bahasa.

1.5.2 Campur Kode

Teori yang dipakai untuk mengamati gejala campur kode pada majalah Aneka

Yess! dalam kajian ini adalah teori sosiolinguistik. Campur kode merupakan peristiwa

yang lazim terjadi dalam masyarakat yang bilingual atau berdwibahasa, bahkan yang

multilingual.

Nababan (1985:32), mengatakan bahwa campur kode adalah suatu keadaan

berbahasa lain apabila orang mencampur dua atau lebih bahasa atau ragam bahasa

dalam satu tindakan bahasa (speech act atau discourse) tanpa ada sesuatu dalam situasi

berbahasa itu yang menuntut percampuran bahasa tersebut. Dalam keadaan seperti itu,

hanya kesantaian penutur atau kebiasannya yang dituruti. Kachru (dalam Umar Azhar,

1978:74), mengatakan bahwa campur kode adalah pemakaian dua bahasa atau lebih

dengan saling memasukkan unsur-unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain.

Unsur-unsur yang telah menyatu dengan bahasa yang disusupinya dan secara

keseluruhan hanya mendukung suatu fungsi.

Di Indonesia, campur kode ini sering sekali terdapat dalam keadaan orang

berbincang-bincang; yang dicampur ialah bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Jika

yang berbincang-bincang itu orang-orang yang “terpelajar”, kita dapat juga melihat

campur kode antara bahasa Indonesia (atau bahasa daerah) dengan bahasa asing (Inggris

atau Belanda).
Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
Ciri yang menonjol dalam campur kode ini ialah kesantaian atau situasi

informal. Dalam situasi berbahasa yang formal, jarang terdapat campur kode. Kalau

terdapat campur kode dalam keadaan demikian, itu disebabkan oleh tidak ada ungkapan

yang tepat dalam bahasa yang sedang dipakai itu, sehingga perlu memakai kata atau

ungkapan dari bahasa asing. Dalam bahasa tulisan, hal ini dinyatakan dengan mencetak

miring atau menggarisbawahi kata/ungkapan bahasa asing yang bersangkutan. Kadang-

kadang terdapat juga campur kode ini bila pembicara ingin memamerkan

“keterpelajarannya” atau “kedudukannya”.

Istilah campur kode dibedakan dengan istilah alih kode. berbicara mengenai alih

kode dan campur kode, Hudson (1996) mengemukakan pendapatnya tentang kedua hal

tersebut, yaitu:

“In code-switching the point at which the languages change corresponds to a


point where the situation changes, either on its own or precisely because the
language changes. There are other cases, however, where a fluent bilingual
talking to another fluent bilingual change at all in the situation. This kind of
alternation is called code-mixing”.

(Alih kode dibatasi pada pertukaran bahasa yang sesuai untuk menyampaikan
suatu maksud tertentu, dimana situasinya berubah yang disebabkan oleh
pergantian bahasa yang dimilikinya secara tepat. Pada kasus-kasus yang lain,
seorang bilingual yang fasih berbicara kepada bilingual yang fasih lainnya dan
mengganti bahasa tanpa menggantikannya secara keseluruhan. Jenis pergantian
ini disebut campur kode).

Menurut Chaer dan Agustina (1995: 151) kesamaan yang ada antara alih kode

dan campur kode adalah digunakannya dua bahasa atau lebih, atau dua varian dari

sebuah bahasa dalam satu masyarakat tutur.

Banyak pendapat mengenai perbedaan keduanya. Namun, yang jelas kalau

dalam alih kode setiap bahasa atau ragam bahasa yang digunakan itu masih memiliki

fungsi otonomi masing-masing, dilakukan dengan sadar dan sengaja dengan sebab-

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
sebab tertentu, sedangkan di dalam campur kode ada sebuah kode utama atau kode

dasar yang digunakan dan memiliki fungsi dan keotonomiannya, sedangkan kode-kode

lain yang terlibat dalam peristiwa tutur itu hanyalah berupa serpihan-serpihan (pieces)

saja tanpa fungsi atau keotonomian sebagai sebuah kode (Chaer dan Agustina,

1995:151).

Campur kode merupakan konvergensi yang unsur-unsurnya berasal dari

beberapa bahasa, masing-masing telah meninggalkan fungsinya dan mendukung fungsi

bahasa yang disusupinya Suwito (dalam Umar dan Delvi,1994:14). Hal senada juga

disampaikan oleh Thelander dan Fasold (dalam Chaer dan Agustina, 1995:152).

Thelander menjelaskan bahwa apabila di dalam suatu peristiwa tutur, klausa-klausa

maupun frase-frase yang digunakan terdiri dari klausa dan frase campuran (hybrid

clases, hybrid phrases) dan masing-masing klausa atau frase itu tidak lagi mendukung

fungsi sendiri-sendiri, peristiwa yang terjadi adalah peristiwa campur kode. Sementara

itu, Fasold menjelaskan bahwa kalau seseorang menggunakan satu kata atau frase satu

bahasa dan dia memasukkan kata tersebut ke dalam bahasa lain yang digunakannya

dalam berkomunikasi, maka dia telah melakukan campur kode. Dapat dijelaskan bahwa

campur kode ini menggabungkan dua kode (bahasa) di dalam berkomunikasi, tetapi

lawan bicara dapat mengerti apa yang diucapkan oleh pembicara.

Konsep campur kode yang dipakai dalam penelitian ini pada dasarnya mengacu

pada konsep Suwito (dalam Umar) yang didukung oleh pendapat Thelander dan Fasold.

Hal ini dilakukan karena penelitian ini berhubungan dengan konsep campur kode yang

dikemukakan oleh ketiga ahli tersebut.

Suwito (dalam Umar dan Delvi, 1994:14) membedakan unsur-unsur bahasa

yang menyusup itu ke dalam dua golongan yaitu:


Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
1. bersumber dari bahasa daerah (innercode mixing)

2. bersumber dari bahasa asing (outercode mixing).

Berdasarkan unsur-unsur kebahasaan yang terlibat di dalamnya, Suwito

(1985:78) membedakan campur kode menjadi beberapa macam, antara lain:

1. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata

Kata adalah satuan bebas yang paling kecil yang dapat berdiri sendiri dan

mempunyai arti. Gorys Keraf (dalam Harimurti Kridalaksana, 1990:25) membagi kata

atas empat bagian yaitu:

1. Kata benda atau nomina

2. Kata kerja atau verba

3. Kata sifat atau adjektiva

4. Kata tugas.

Pendapat Gorys Keraf ini disebut sebagai aliran struktural.

2. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud frase.

Frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak

melampaui batas fungsi unsur klausa (Ramlan, 1995:151). Berdasarkan jenis atau

kategori kata frase dibagi menjadi:

1. Frase nominal

2. Frase verbal

3. Frase adjektival

4. Frase adverbial

5. Frase preposisi

3. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud bentuk baster


Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
Penyisipan unsur-unsur yang berwujud baster artinya penyisipan bentuk baster

(Hybrid) atau kata campuran menjadi serpihan dari bahasa yang dimasukinya.

4. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud pengulangan kata

Penyisipan unsur yang berwujud perulangan kata maksudnya penyisipan

perulangan kata ke dalam bahasa inti atau bahasa utama dari suatu kalimat.

5. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud ungkapan atau idiom

Penyisipan unsur-unsur yang berwujud ungkapan atau idiom yaitu penyisipan

kiasan dari suatu bahasa menjadi serpihan dari bahasa inti yang dimasukinya.

6. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud klausa

Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri dari Subjek dan Predikat baik disertai

Objek, Pelengkap, dan Keterangan ataupun tidak (Ramlan, 1995:89).

Dalam penelitian mengenai bentuk-bentuk campur kode ini peneliti mengambil

pendapat Suwito sebagai acuan karena hanya pendapat Suwito yang sesuai dengan

penelitian peneliti.

1.5.3 Interferensi dan Integrasi

1.5.3.1 Interferensi

Weinreich (dalam Chaer dan Agustina, 2004:120) mengatakan interferensi ialah

perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya persentuhan bahasa tersebut

dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh penutur bilingual. Penutur yang

bilingual adalah penutur yang menggunakan dua bahasa secara bergantian yaitu antara

bahasa ibu (B1) dan bahasa lain (B2). Kemampuan terhadap B1 dan B2 sangat

bervariasi. Penutur bilingual yang mempunyai kemampuan menguasai B1 dan B2 sama

baiknya disebut berkemampuan bahasa yang sejajar. Sedangkan yang kemampuan


Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
terhadap B2 jauh lebih rendah atau tidak sama dari kemampuan terhadap B1-nya

disebut berkemampuan bahasa yang majemuk Ervin dan Osgood (dalam Chaer dan

Agustina, 1995 :121).

Weinreich (dalam Chaer dan Agustina, 1995:122) mengemukakan interferensi

yang terdapat dalam perubahan sistem suatu bahasa, baik mengenai sistem fonologi,

morfologi, maupun sistem lainnya. Dalam bahasa Indonesia interferensi pada sistem

fonologi dilakukan, misalnya, oleh para penutur bahasa Indonesia yang berasal dari

Tapanuli. Fonem /ε/ pada kata seperti <dengan> dan <rembes> dilafalkan menjadi

[dεngan] dan [rεmbεs]. Penutur bahasa Indonesia yang berasal dari Jawa selalu

menambahkan bunyi nasal yang homorgan di depan kata-kata yang dimulai dengan

konsonan /b/, /d/, /g/, dan /j/. Misalnya pada kata [mBandung], [nDepok],

[ngGombong], dan [nyJambi}.

Interferensi dalam bidang morfologi terdapat dalam pembentukan kata dengan

afiks. Afiks-afiks suatu bahasa digunakan untuk membentuk kata dalam bahasa lain.

Umpamanya dalam bahasa Belanda dan Inggris ada sufiks-isasi, maka banyak penutur

bahasa Indonesia yang menggunakannya dalam pembentukan kata bahasa Indonesia,

seperti neonisasi, tendanisasi, turinisasi. Bentuk-bentuk tersebut merupakan

penyimpangan dari sistem morfologi bahasa Indonesia, sebab untuk membentuk nomina

proses dalam bahasa Indonesia ada konfiks pe-an. Jadi, seharusnya peneonan,

penendaan, dan penurian. Contoh lain dalam bahasa Arab sufiks –wi dan –ni untuk

membentuk adjektif. Seperti pada kata manusiawi, bahasawi, surgawi, dan gerejani.

Penggunaan bentuk-bentuk kata seperti ketabrak, kejebak, kekecilan, dan kemahalan

dalam bahasa Indonesia baku juga termasuk interferensi, sebab imbuhan yang

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
digunakan berasal dari bahasa Jawa dan dialek Jakarta. Bentuk baku adalah tertabrak,

terjebak, terlalu kecil, dan terlalu mahal.

Penggunaan serpihan kata, frase, dan klausa di dalam kalimat dapat juga

dianggap sebagai interferensi pada tingkat kalimat.

Contoh :

- Mereka akan married bulan depan.

- Pimpinan kelompok itu selalu mengatakan education is necessary for life (pimpinan

kelompok itu selalu mengatakan, bahwa pendidikan adalah perlu dalam kehidupan).

Dilihat dari segi “kemurnian bahasa” interferensi pada tingkat apa pun (fonologi,

morfologi dan sintaksis) merupakan “penyakit”, sebab “merusak” sistem bahasa

Indonesia.

1.5.3.2 Integrasi

Mackey (dalam Chaer dan Agustina, 1995:128) menjelaskan bahwa integrasi

adalah unsur-unsur bahasa lain yang digunakan dalam bahasa tertentu dianggap sudah

menjadi warga bahasa tersebut. Tidak dianggap lagi sebagai unsur pinjaman atau

pungutan.

Penerimaan unsur bahasa lain dalam bahasa tertentu sampai menjadi berstatus

integrasi memerlukan waktu dan tahap yang relatif panjang. Pada mulanya seorang

penutur suatu bahasa menggunakan unsur bahasa lain itu dalam tuturannya sebagai

bahasa pinjaman karena terasa diperlukan, misalnya, karena dalam B1-nya unsur

tersebut belum ada padanannya (sudah ada tetapi dia tidak mengetahuinya). Apabila

kemudian unsur asing yang digunakan itu bisa diterima dan digunakan juga oleh orang

lain, maka unsur tersebut merupakan unsur yang sudah berintegrasi.


Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
Misalnya:

Kata Inggris research pada tahun 60-an sampai tahun 70-an digunakan sebagai

unsur yang belum berintegrasi. Ucapan dan ejaannya masih menurut bahasa aslinya.

Tetapi kemudian ucapan dan ejaannya mengalami penyesuaian, sehingga ditulis riset.

Maka, sejak itu kata riset tidak dianggap lagi sebagai unsur pinjaman, melainkan sudah

menjadi kosakata bahasa Indonesia, atau kosakata bahasa Inggris yang telah berintegrasi

ke dalam bahasa Indonesia.

Proses penerimaan unsur bahasa asing, khususnya kosakata, di dalam bahasa

(Indonesia) dilakukan secara audial dan visual. Audial, artinya mula-mula penutur

Indonesia mendengar butir-butir leksikal yang dituturkan oleh penutur aslinya, lalu

mencoba menggunakannya. Apa yang terdengar oleh telinga, itulah yang diujarkan, lalu

dituliskan. Oleh karena itu, kosakata yang diterima secara audial seringkali

menampakkan ciri ketidakteraturan bila dibandingkan dengan kosakata aslinya.

Contoh :

- klonyo berasal dari eau de cologne


- dongkrak berasal dari dome kracht
- persekot berasal dari voorschot
- sopir berasal dari chauffeur
- pelopor berasal dari voorloper.

Visual artinya penyerapan itu dilakukan melalui bentuk tulisan dalam bahasa

lainnya, lalu bentuk tulisan itu disesuaikan menurut aturan yang terdapat dalam bentuk

kebahasaan.

Misalnya:
- system menjadi sistem
- phonem menjadi fonem
Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
- standard menjadi standar
- standardization menjadi standardisasi
- hierarchy menjadi hierarki

Penyerapan unsur asing dalam rangka pengembangan bahasa Indonesia bukan

hanya melalui penyerapan kata asing itu yang disertai dengan penyesuaian lafal dan

ejaan, tetapi banyak juga dilakukan dengan cara penerjemah langsung dan dengan cara

penerjemah konsep. Penerjemah langsung, artinya kosakata itu dicarikan padanannya

dalam bahasa Indonesia.

Misalnya:
- airport menjadi bandar udara
- paardekracht menjadi tenaga kuda
- balance budget menjadi anggaran berimbang.
Penerjemahan konsep artinya, kosakata asing itu diteliti baik-baik konsepnya

lalu dicarikan kosakata bahasa Indonesia yang konsepnya dekat dengan kosakata asing

tersebut.

Misalnya:

- begroting post menjadi mata anggaran


- network menjadi jaringan
- brother in law menjadi ipar laki-laki
- medication menjadi pengobatan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa campur kode sangat berpengaruh

dalam perkembangan bahasa Indonesia. Pengaruh yang ditimbulkan campur kode

tersebut ada yang bersifat positif dan negatif. Hal ini, dapat dilihat dalam interferensi

sebagai penyimpangan (bersifat negatif) karena merusak bahasa Indonesia, dan integrasi

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
bersifat positif, karena dapat menambah perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia

seperti yang sudah diuraikan di atas.

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
BAB II

CAMPUR KODE DALAM MAJALAH ANEKA YESS!

2.1 Bentuk-Bentuk Campur Kode

2.1.1 Penyisipan Unsur-Unsur yang Berwujud Kata

Dalam penelitian ini, sebuah kata dari bahasa lain menyisip ke dalam bahasa

inti, yaitu bahasa Indonesia. Jenis kata yang ditemukan dalam majalah Aneka Yess!,

yaitu kata benda (nomina), kata kerja (verba), dan kata sifat (adjektiva),. Penyisipan

unsur-unsur yang berwujud kata tersebut dapat dilihat pada data di bawah ini:

1. Kata Benda atau Nomina.

Kata benda atau nomina adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang,

benda, dan konsep atau pengertian (Hasan Alwi, 2003 :213). Kata benda atau nomina

yang berasal dari bahasa Inggris banyak terdapat dalam majalah Aneka Yess!. Kata

benda yang terdapat dalam majalah Aneka Yess! tersebut dapat dibedakan atas beberapa

macam, yaitu:

a. Kata benda atau nomina yang menyatakan sapaan

Contoh:

(5) Semua kalimatnya diakhiri dengan kata “darling” atau “honey”. (hlm.81, edisi 26

Des 2006- 8 Jan 2007).

(6) Kuda juga terampil dalam bercinta. Ia kerap dijuluki “playboy” atau “playgirl”,

mungkin dikarenakan adanya beberapa di antara warga ini yang menganut pola

pikiran “Bila tidak dapat berdampingan dengan orang yang dicintai, mengapa tidak

mencintai orang yang ada di depan mata?”. (hlm. 21, edisi 5-18 Februari 2007).
Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
Kata yang menyisip pada kalimat bahasa Indonesia di atas adalah kata darling

‘kasih’ dan honey ‘sayang’, playboy ‘laki-laki yang suka ganti-ganti cewek’, playgirl

‘perempuan yang suka ganti-ganti cowok’.

b. Kata benda atau nomina yang menyatakan nama benda

Contoh:

(7) Overall dan vest dan shorts sebagai item andalan si tomboy. (hlm.48, edisi 26 Des

2006- 8 Jan 2007)

(8) Jangan takut mengganti keds dengan heels sesekali. (hlm.12, edisi 22 Jan-4 Feb

2007)

(9) Mas Rudi sedang merencanakan membuka sekolah penulis script atau scriptwriter.

(hlm.25, edisi 26 Des 2006- 8 Jan 2007).

(10) Distro ini nggak cuma nyediain t-shirt and pants, tapi ada juga dompet, tas, sampai

sepatu. (hlm.69, edisi 8- 21 Jan 2007).

(11) Dan aku pun sering diundang untuk jumpa fans tutur Ine (hlm.21, edisi 26 Des

2006-8 Jan 2007).

(12) “Kami ngajak Ivan, eks gitaris Boomerang, The Nicky Astria dan 13 orang

pengamen yang biasanya mangkal dekat SMA 5 Bandung”. (hlm.69, edisi 8- 21

Jan 2007).

(13) Fitria tampil lucu dengan overall mini dipadu dengan kaos ketat putih yang so

trendy. Tambahkan belt warna merah. Jangan takut nggak match, yang pasti kamu

kudu pede….(hlm.52, edisi 22 Januari – 4 Februari 2007).

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
(14) Khusus nge-date kali ini, ada yang beda, loh. Daniel tidak hanya memesan kopi

dan cakes, tapi mempersembahkan boneka cute buat Debora. Yap, apalagi

memang Starbucks lagi ada merchandise lucu buat menyambut Valentine’s Day.

(hlm. 57, edisi 5 – 18 Februari 2007).

Contoh 7 sampai dengan contoh 14 terdapat penyisipan kata-kata Inggris yang

termasuk kategori nomina yang menyatakan nama benda. Kata-kata tersebut adalah kata

overall ‘baju’, vest ‘rompi’, shorts ‘shot’, keds ‘sepatu sport’, heels ‘sepatu berhak

tinggi’, script ‘naskah’, t-shirt ‘pakaian’, pants ‘celana panjang’, fans ‘penggemar’, eks

‘mantan’, belt ‘ikat pinggang’, cakes ‘kue’, dan merchandise ‘barang dagangan’.

c. Kata benda atau nomina yang menyatakan pelaku atau orang yang melakukan suatu
pekerjaan.
Contoh:

(15) Aries keras dan ingin selalu menjadi leader, termasuk dalam hubungan kalian.

(hlm.135, edisi 8- 21 Jan 2007).

(16) Soal pedekate sama cewek sampai pengalaman pacaran, Uky bukannya expert tapi

at Least dia punya tips asyik yang bisa dijadiin contekan buat nembak someone

yang kita incar. (hlm.53, edisi 8- 21 Jan 2007).

(17) Di album Perdana ini Bunga menimba ilmu dari para arranger dan musisi.

(hlm.34, edisi 26 Des 2006- 8 Jan 2007).

Adapun kata-kata yang menyisip pada masing-masing contoh di atas adalah kata

leader ‘pemimpin’, expert ‘ahli’, dan arranger ‘pencipta not lagu’.

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
d. Kata benda atau nomina yang menyatakan hal atau peristiwa

Contoh:

(18) Selama 10 bulan, Ardy sekolah, ikut trip, dan belajar culture orang Brasil.

(hlm.124, edisi 26 Des 2006-8 Jan 2007).

(19) Pihak Ungu tidak menyangka terjadi musibah ini, karena pada saat show

berlangsung tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. (hlm.103, edisi 8- 21 Jan

2007).

(20) Target utamaku ya itu, berubah jadi lebih baik. Aku yakin, sikap dan sifat baik

mendatangkan banyak job. (hlm 58, edisi 26 Des 2006-8 Jan 2007).

(21) Attitude, cara berbicara, mimik, dan gesture tubuh saat ngobrol, sangat

menentukan, apakah kamu bisa terima atau nggak oleh lingkungan. (hlm.47, edisi

5-18 Feb 2007).

Adapun kata-kata yang menyisip pada data 18 sampai dengan data 21 adalah

kata trip ‘perjalanan’, culture ‘kebudayaan’, show ’pertunjukan’, job ‘pekerjaan’, dan

attitude ‘sikap’.

2. Kata Kerja atau Verba

Kata kerja atau verba adalah kata yang menggambarkan proses, perbuatan (aksi),

atau keadaan yang bukan sifat atau kualitas. Verba, khususnya yang bermakna keadaan,

tidak dapat diberi prefiks ter- yang berarti paling. Verba juga tidak dapat bergabung

dengan kata-kata yang menyatakan makna kesangatan (Hasan Alwi, 2003:87).

Kata kerja atau verba yang menyisip ke dalam bahasa Indonesia dalam majalah

Aneka Yess! dibedakan atas:

a. Kata kerja atau verba yang menyatakan aksi atau perbuatan

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
Contoh:

(22) “Yang penting juga jangan posesif, improve dan inovasi dalam berpacaran,

misalnya, acara ketemuan jangan hanya makan dan nonton aja, atau tempatnya

hanya itu-itu aja,” kata Aldi. (hlm.38, edisi 5- 18 Februari 2007).

(23) Dinner sebelum penjurian. Menunya lengkap. (hlm.55, edisi 8-21 Januari 2007).

(24) Kali ini mereka lunch di Restoran Mi Hotplet Singapore. (hlm.56, edisi 8-21

Januari 2007)

(25) Puas makan cokelat di Pt Ceres, para Finalis langsung shopping! Ke mana lagi klo

bukan ke distro-distro beken. (hlm.66, edisi 8-21 Januari 2007).

Kata-kata Inggris yang menyisip pada contoh di atas adalah kata improve

‘memperbaiki’, dinner ‘makan malam’, lunch ‘makan siang’, dan shopping

‘berbelanja’.

b. Kata kerja atau verba yang menyatakan keadaan

Contoh:

(26) Utamakan tugas utama dulu, daripada besoknya nilai kamu drop lagi. (hlm.86,

edisi 8-21 Januari 2007).

(27) Siapa sih yang nggak suka dihibur kalau lagi sedih? Hiks,hiks……Saat lagi down,

pasti rasanya bahagia banget kalau ada yang menghibur dengan kata-kata yang

bikin hati jadi tenang. (hlm.88, edisi 8-21 Januari 2007).

Adapun kata-kata yang menyisip pada contoh 26 sampai dengan contoh 27 adalah

kata drop ‘jatuh’, dan down ‘turun’.


Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
3. Kata Sifat atau Adjektiva

Kata sifat atau adjektiva adalah kata yang memberikan keterangan yang lebih

khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat. Adjektiva dapat

diikuti dengan kata keterangan sekali serta dapat dibentuk menjadi kata ulang

berimbuhan gabung se-nya (Hasan Alwi, 2003:171).

Selain kata benda dan kata kerja, kata sifat juga ditemukan dalam campur kode

yang terdapat pada majalah Aneka Yess!. Penyisipan kata sifat tersebut dapat dibedakan

atas:

a. Kata sifat atau adjektiva yang menyatakan penilaian

Contoh:

(28) Mereka berhasil ngasih warna baru yang fresh banget. (hlm.19, edisi 26 Des 2006-

8 Jan 2007).

(29) “Drama banget, deh. Ada orang tua, anak-anak, tentang cinta saudara, cinta

kekasih,….Pokoknya complicated dan menyentuh. (hlm.25, edisi 26 Des 2006-8

Jan 2007).

(30) Meski pada dasarnya ia seorang introvert, wataknya yang kuat dapat mengubahnya

menjadi pembicara yang fasih dan bernada memerintah, begitu keadaan menuntut

demikian. (hlm.6, edisi 5-18 Februari 2007).

(31) Kalau suka gosip seleb luar negeri, pasti Hilary Duff jadi topik yang lagi hot

dibicarakan. (hlm.30, edisi 22 Jan – 4 Feb 2007).

(32) Lepas dari AB Three, Lusi dikenal sebagai penyanyi mellow dengan nada-nada

melengking. (hlm., edisi 26 Des 2006-8 Jan 2007).

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
(33) Wah, nggak nyangka deh, ternyata nih para mahasiswa juga sangat concern

terhadap kondisi perpus yang ada di masyarakat saat ini. (hlm.85, edisi 26 Des

2006- 8 Jan 2007).

Kata-kata Inggris yang menyisip pada masing-masing contoh di atas adalah kata

fresh ‘segar’, complicated ‘sempurna’, introvert ’tertutup’, hot ’panas’, mellow ‘merdu’,

dan concern ‘perhatian’.

b. Kata sifat atau adjektiva yang menyatakan perasaan batin

Contoh:

(34) Dia lagi happy, pasalnya beberapa tugasnya gol. (hlm.88, edisi 8-21 Januari 2007)

(35) Duh, nggak disangka, acara nonton konser yang harusnya fun berubah duka.

(hlm.103, edisi 8-21 Januari 2007).

(36) Try to impress her. Dengan cara yang smooth. (hlm.53, edisi 8 – 21 Januari 2007)

(37) Yang bikin gue homesick adalah musik Indonesia. (hlm.121, edisi 26 Des 2006-8

Jan 2007).

(38) “Dia punya vocal yang powerful ,” kata Kin. (hlm.103, edisi 26 Des 2006-8 Jan

2007).

(39) Surprise banget aku dapat juara satu. (hlm.26, edisi 22 Jan-4 Feb 2007).

Kata-kata Inggris yang menyisip pada masing-masing data tersebut di atas

adalah kata happy ‘bahagia’, fun ‘senang’, smooth ‘lembut’, homesick ‘rindu’, powerful

‘kuat’, dan surprise ‘kaget’.

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
c. Kata sifat atau adjektiva yang menyatakan warna

Contoh:

(40) Penggemar berat warna pink ini mengaku hal yang sangat manusiawi kalau jatuh

cinta sama kakak kelas. (hlm.29, edisi 26 Des 2006-8 Jan 2007).

Kata Inggris yang menyisip pada contoh di atas adalah kata pink ‘merah muda’.

4. Kata Tugas

Kata tugas terdiri dari kata depan atau preposisi, kata sambung atau konjungsi,

kata sandang atau artikula, kata seru, dan kata keterangan atau adverbial. Kata tugas

yang terdapat dalam majalah Aneka Yess! adalah kata sambung atau konjungsi.

Kata sambung atau konjungsi adalah kata yang menghubungkan dua satuan

bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa

(Hasan Alwi, 2003 : 296).

Kata sambung atau konjungsi dibedakan atas:

a. Kata sambung atau konjungsi yang menyatakan hubungan antarkalimat, dan juga

berfungsi untuk ‘menghubungkan, menyimpulkan’ digunakan di muka kalimat akhir

dari suatu tuturan atau bagian tuturan.

Contoh:

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
(41) Dia loyal sama kamu, apa pun omongan orang. So, jangan ungkit lagi masalah

kamu di depan dia, lama-lama dia piker, kamu bawel. (hlm.73, edisi 22 Jan-4 Feb

2007).

(42) Menurut Mas Rudi, yang membuat kecil hati para pemula adalah penguasaan

teknis membuat film. So, modal berani mati menjadi motto-nya. (hlm.25, edisi 26

Des 2006-8 Jan 2007)

(43) Gaya simPATIzone Ambassador memang bukan model yang sudah sering

berlenggak-lenggok di atas catwalk. Juga bukan model yang sering bergaya di

depan kamera. So, remaja Medan pun berlomba-lomba ngikutin kegiatan ini.

(hlm.78, edisi 26 Des 2006 - 8 Jan 2007).

(44) Cinta itu tak bersyarat? Yess!. Cinta kan perasaan murni yang timbul dalam diri

kita terhadap orang lain. So, nggak ada deh dengan yang namanya “cinta bertepuk

sebelah tangan”. (hlm.98, 26 Des 2006-8 Jan 2007).

(45) Ups, soal cewek, Akbar ternyata menetapkan yang oke nih. Cewek yang bakal

bikin dia meleleh adalah cewek cantik, tinggi, putih, cerdas, dan dewasa. So,

cewek-cewek yang terlalu pendiam, kekanak-kanakan, manja, dan susah

dibilangin, jauh-jauh deh dari Akbar. (hlm.62, edisi 8-21 Jan 2007).

Dari contoh di atas, kata sambung yang menyisip adalah kata so ‘jadi”.

b. Kata sambung atau konjungsi koordinatif yang menyatakan hubungan pemilihan

Contoh:

(46) Yuk, kita Bantu mereka menambah ilmu. Kamu bisa gabung or ngebentuk

semacam grup kecil dengan teman-teman untuk bikin sekolah buat anak-anak

yang nggak beruntung. (hlm.84, edisi 8-21 Januari 2007)

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
(47) Lagi bete, nggak boleh keluar rumah? Atau lagi nungguin hujan reda or pacar

belum dating juga? Kejadian kayak gini emang nggak ngenakin banget! (hlm.89,

edisi 5-18 Feb 2007).

(48) Apa kamu cukup berani untuk jadi panutan anak muda sekarang? or, kamu cukup

mampu menjadi wakilnya remaja Indonesia, jagoan di dibidang musik, modeling,

sports, atau akademik? Atau kamu memang berjiwa social tinggi. (hlm.45, edisi 8-

21 Jan 2007).

(49) Urusan kompak, sepasang sohib dekat ini memang top abizz! Minta saran pas

belanja baju di mall or distro ternyata sering dilakukan Marrio dan Metta. (hlm.20,

edisi 8-21 Jan 2007).

Kata sambung yang menyisip pada contoh di atas adalah kata or ‘atau’.

c. Kata sambung atau konjungsi yang menyatakan hubungan perlawanan atau


pertentangan
Contoh:

(50) Moody, memang sifat dasar gemini. But, jangan jadikan alas an orang musti

ngertiin apa yang kamu mau. (hlm.86, edisi 8-21 Januari 2007).

(51) Keseriusan kamu boleh diacungi ibu jari, but inget ya….minum multivitamin atau

susu buat jaga stamina. (hlm.100, edisi 5-18 Feb 2007).

Kata sambung yang menyisip pada contoh di atas adalah kata but ‘tetapi’.

d. Kata sambung atau konjungsi yang menyatakan ‘gabungan biasa’.

Contoh:

(52) Distro ini nggak cuma nyediain t-shirt and pants, tapi ada juga dompet, tas, sampai

sepatu. (hlm.69, edisi 8- 21 Jan 2007).


Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
(53) Perasaan nyaman and bahagia kemudian melingkupinya. (hlm.78, edisi 26 Des

2006-8 Jan 2007).

(54) “Dahsyat….dahsyat!” teriak Aulia sambil menunjuk permainan super-nekad yang

katanya nih, paling cepat and paling tinggi di Australia. (hlm.61, edisi 5-18 Feb

2007).

Kata sambung yang menyisip pada contoh di atas adalah kata and ‘dan’.

2.1.2 Penyisipan Unsur-Unsur yang Berwujud Frase.

Penyisipan unsur-unsur yang berwujud frase maksudnya penyisipan frase dari

bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia yang merupakan bahasa inti. Jenis frase yang

ditemukan pada majalah Aneka Yess! yaitu hanya berupa frase nominal atau benda,

frase adjektival atau sifat, frase verbal atau kerja, dan frase adverbial atau keterangan,

sedangkan frase preposisi tidak ditemukan. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud frase

dapat dilihat pada data berikut ini:

1. Frase Nominal

Frase nominal ialah frase yang memiliki distribusi yang sama dengan kata

nominal. (Ramlan, 1995:158).

Penyisipan frase nominal yang terdapat dalam majalah Aneka Yess! dapat

dibedakan atas:

a. Frase nominal yang menyatakan hal

Contoh:

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
(55) Gue berangkat tanggal 9 Agustus 2004. Dan ketika sampai bandara, langsung

dijemput oleh host family gue yang baru gue kenal sebelumnya lewat foto.

(hlm.123, edisi 26 Des 2006 – 8 Jan 2007).

(56) Ryza lalu nanya, apakah kalau sudah saling cinta, musti berhubungan dengan sex?

You know, jadi menganut paham free sex gitu. (hlm 27, edisi 22 Januari-4 Februari

2007).

(57) Kata siapa garden party cuma buat rame-rame atau acara arisan nyokap!. (hlm. 53,

edisi 26 Des 2006-8 Jan 2007).

(58) Romantic moment, tetap jadi juara di acara Valentine’s Day. (hlm.14, edisi 5-18

Februari 2007).

Pada contoh di atas terdapat penyisipan frase bahasa Inggris, seperti frase host

family ‘tuan rumah’, free sex ‘seks bebas’, garden party ‘pesta taman’, romantic

moment ‘saat romantis’.

b. Frase nominal yang menyatakan pelaku atau orang yang melakukan suatu pekerjaan
Contoh:

(59) “Kebetulan gue punya obsesi ngeband dengan gitaris yang bisa jadi backing vocal.

(hlm.103, edisi 8-21 Januari 2007).

(60) Dhea Ananda , “Citra itu anak SMA yang drug user. (hlm.79, edisi 22 Januari – 4

Februari 2007).

Adapun frase yang menyisip pada contoh di atas adalah frase backing vocal

‘penyanyi pendukung’, dan drug user ‘pemakai obat terlarang’.

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
c. Frase nominal yang menyatakan nama benda atau alat dan tempat

Contoh:

(61) Banyak pohon di kanan kiri banyak souvenir shop, jadi kalau penuh di anjungan

satu, bisa mampir lihat souvenir sambil nunggu. (hlm.61, edisi 5-18 Februari

2007).

(62) Kacamatanya digantikan dengan sepasang contact lens bening yang mempercantik

mata Alya. (hlm 101, edisi 22 Januari – 4 Februari 2007).

(63) Para gondrongers ini anti pakai hair gel dan lebih suka menyisir rambut pakai jari.

(hlm.116, edisi 22 Januari – 4 Februari 2007).

(64) Citra over dosis! Tahu nggak, teman-teman Citra hanya mengantar sampai

emergency room dan meninggalkan Citra begitu saja. (hlm.79, edisi 5-18 Februari

2007).

(65) Saat itu, menjelang ujian semester pertamaku di SMP, bukannya belajar, aku malah

ikutan teman-temanku yang nggak jelas itu main dan minum-minuman di base

camp kami. (hlm.129, edisi 8-21 Januari 2007).

(66) Aneka modeling school sudah memasuki angkatan ke-14 loh. Siswa-siswinya

makin beragam dengan pengajar yang profesional di bidangnya. (hlm.78, edisi 8-

21 Januari 2007).

(67) Aku mulai ikut home school untuk mengejar semua ketinggalan sekolahku.

(hlm.129, edisi 8-21 Januati 2007).

Adapun frase-frase yang menyisip pada contoh di atas adalah frase souvenir

shop ‘toko cindera mata’, contact lens ‘lensa kontak’, hair gel ‘jel rambut’, emergency

room ‘ruang darurat’, base camp ‘tempat bermalam’, modeling school ‘sekolah model’,

dan home school ‘sekolah di rumah’.


Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
2. Frase Verbal

Frase verbal ialah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata

verbal (Ramlan, 1995: 168).

Frase verbal yang terdapat dalam majalah Aneka Yess! adalah frase verbal yang

menyatakan sikap.

Contoh:

(68) Di sana gue belajar untuk lebih mengenal siapa gue. Melatih diri buat open minded

dan menerima perbedaan. (hlm.121, edisi 26 Des 2006 – 8 Januari 2007).

(69) Resep Aldi nggak beda sama Nadia, saling menghargai, toleransi, dan selalu

positive thinking. (hlm.39, edisi 5 -18 Februari 2007).

(70) Segi negatifnya, di antara binatang shio lainnya justru Monyet yang paling sering

terkena “superiority complex”. (hlm 25, edisi 5-18 Februari 2007).

Frase dari bahasa Inggris yang menyisip pada contoh 68 sampai dengan contoh

70 adalah frase open minded ‘membuka diri’, positive thinking ‘berpikiran positif’, dan

superiority complex ‘mengagungkan diri-sendiri’.

3. Frase Adjektival

Frase adjektival adalah frase yang memiliki distribusi yang sama dengan kata

adjektival (Ramlan, 1995: 176).

Frase adjektival yang terdapat dalam majalah Aneka Yess! dapat dibedakan atas:

a. Frase adjektival yang menyatakan hal

Contoh:
Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
(71) Dibanyak tempat taman ini, teman-teman yang sedang berjemur diri, almost naked.

(hlm.123, edisi 26 Des 2006 – 8 Januari 2007).

Frase dari bahasa Inggris yang menyisip pada contoh di atas adalah frase almost

naked yang berarti hampir telanjang.

b. Frase adjektival yang menyatakan penilaian

Contoh:

(72) Happy ending?, belum tentu karena ketika Mandy menyadari cinta tulus Vibe, saat

itu pula ia harus berpisah dengan cowok jahil ini. (hlm.58, edisi 26 Des 2006 – 8

Jan 2007).

Frase yang menyisip pada data di atas adalah frase happy ending ‘berakhir

bahagia’.

4. Frase Adverbial

Frase adverbial atau keterangan ialah frase yang mempunyai distribusi yang

sama dengan kata keterangan (Ramlan, 1995: 177).

Frase adverbial yang terdapat dalam majalah Aneka Yess! dapat dibedakan atas:

a. Frase adverbial yang menyatakan suatu keadaan yang tidak memadai derajat
penilaian
Contoh:

(73) Ya, at least mereka kenal deh dengan tarian Bali. He he he. (hlm.121, edisi 26 Des

2006 – 8 Jan 2007).


Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
Frase dari bahasa Inggris yang menyisip pada data 73 di atas adalah frase at

least ‘sekurang-kurangnya’.

b. Frase adverbial yang menyatakan penilaian

Contoh:

(74) “Dia cute, very cute. Dia sangat baik. Kalau saya kamu, saya akan terima dia.”

(hlm 102, edisi 22 Januari – 4 Februari 2007).

(75) Fitria tampil lucu dengan overall mini dipadu dengan kaos ketat putih yang so

trendy. Tambahkan belt warna merah. Jangan takut nggak match, yang pasti kamu

kudu pede…. (hlm.52, edisi 22 Januari – 4 Februari 2007)

(76) Tambahkan topi atau suspender, ditambah kalung blink-blink yang gemerlap. Oh,

so nice……. (hlm.32, edisi 22 Jan – 4 Feb 2007).

(77) “Aku selalu cerita masalahku sama Dika, jadi dia selalu bisa bantuin aku mecahin

masalahku. Thanks ya Dik, udah jadi sahabat gue yang baik,” tambah Chacha.

Uuh, so sweet...... (hlm.36, edisi 5-18 Februari 2007).

(78) Hmm…. Mau lihat kemesraan mereka? Tonton deh, film Leak yang bakal tayang 1

Maret 2007. mereka main sebagai sepasang kekasih dalam sebuah band. Nadia

sebagai vokalis, Aldi sebagai gitaris. Nggak hanya itu, soundtrack lagunya juga

bakal keluar Februari ini. Ada yang nyanyi sendiri-sendiri dan berduet.

Ohhh…..very nice! (hlm.39, edisi 5-18 Feb 2007).

(79) Dududu….. so scary ah. Pasangan seleb ini selain menjadi pemeran utama di film

tadi, juga mengisi soundtrack-nya. (hlm.64, edisi 22 Jan- 4 Feb 2007).

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
Frase dari bahasa Inggris yang menyisip pada contoh di atas adalah frase very cute

‘sangat manis’, so trendy ‘modern sekali’, so nice ‘bagus sekali’, very nice ‘sangat

bagus’, dan so scary ‘menakutkan sekali’.

2.1.3 Penyisipan Unsur-Unsur yang Berwujud Bentuk Baster.

Istilah bentuk baster dalam penelitian ini mengacu pada bentuk campuran antara

bahasa Inggris dan bahasa Indonesia yang digunakan dalam kalimat bahasa Indonesia

yang merupakan bahasa inti (Tarihoran, 2000:9). Berdasarkan data yang telah diperoleh,

bentuk baster yang terdapat dalam majalah Aneka Yess! dibedakan atas tiga bagian,

yaitu:

1. awalan + kata

2. awalan + frase

3. frase + akhiran

1. Awalan + kata

Contoh:

(80) Rambut hitam klimis, di-highlight dengan potongan Harajuku. (hlm.144, edisi

8 – 21 Jan 2007).

(81) Teman-teman kita memang punya sifat yang berbeda-beda dan kita nggak perlu

terlalu men-judge mereka, cukup dinikmati aja keunikan mereka. (hlm.71, edisi 22

Jan – 4 Feb 2007).

(82) “Gue senang banget main film arahan Mas Rudi, karena dia selalu bisa men-direct

gue supaya acting gue sesuai yang dia mau,” katanya. (hlm.105, edisi 8-21 Januari

2007).
Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
(83) Ada Home Theater System (HTS) terbaru, model LH-T 9656IA, dengan segudang

keunggulan. HDMI (High Definition Multimedia Interface)-nya diciptakan untuk

men-support hasil yang maksimum jika digunakan pada perangkat lain yang juga

memiliki feature HDMI, seperti TV Plasma dan LCD.

(hlm.33, edisi 22 Jan- 4 Feb 2007).

(84) “Jarak ideal meng-upgrade mading dan menerbitkan majalah itu, bagaimana, sih?”.

(hlm.92, edisi 5 – 18 Februari 2007).

Bentuk baster yang menyisip pada contoh 80 di atas adalah di-highlight yang

berasal dari bentuk baster dari awalan di- dan kata highlight. Awalan di- berasal dari

bahasa Indonesia dan kata highlight ‘warnai’ berasal dari bahasa Inggris. Jadi, di-

highlight artinya diwarnai.

Pada contoh 81 sampai dengan contoh 83 juga dijumpai bentuk baster dari

awalan men- dan kata judge, direct, support. Awalan men- berasal dari bahasa

Indonesia dan kata judge ‘hakimi’, direct ‘sutradarai’, support ‘dukung’ berasal dari

bahasa Inggris. Jadi, men-judge artinya menghakimi, men-direct artinya menyutradarai,

dan men-support artinya mendukung.

Pada contoh 84 juga dijumpai bentuk baster dari awalan meng- dan kata

upgrade. Awalan meng- berasal dari bahasa Indonesia dan kata upgrade ‘ganti’ berasal

dari bahasa Inggris. Jadi, meng-upgrade artinya mengganti.

2. Awalan + Frase

Contoh:

(85) Selain belajar dandan sendiri, rambut mereka juga bisa di-make over hair stylist.

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
(hlm.56, edisi 8-21 Januari 2007).

(86) Bisa di-matching- in sama gaya asyik kamu yang selalu tampil up to date.

(hlm.133, edisi 8-21 Januari 2007).

(87) Sambil di-make up oleh tim Aneka Yess!, Egi pun penasaran dengan cerita pocong

2. (hlm.4, edisi 8-21 Januari 2007).

(88) Asal tahu aja, sebelumnya cowok ini biasa road show bareng Aneka Yess!, suka

ber-fashion dance, dan pemalu abis!. (hlm.14, edisi 22 Jan-4 feb 2007).

Pada contoh 85 sampai dengan contoh 87 dijumpai bentuk baster dari awalan di-

yang berasal dari bahasa Indonesia dan frase make over ‘ubah penampilan’ , frase

matching-in ‘padukan’, dan frase make up ’tata rias’ berasal dari bahasa Inggris. Jadi,

di-make over artinya diubah penampilannya, matching-in artinya dipadukan, dan make

up artinya ditata rias.

Pada contoh 88 djumpai bentuk baster dari awalan ber- yang berasal dari bahasa

Indonesia dan frase fashion dance ‘pakaian dansa’ berasal dari bahasa Inggris. Jadi, ber-

fashion dance artinya berpakaian dansa.

3. Frase + Akhiran

Contoh:

(89) Mas Rudi dengan berapi-api menceritakan love affair-nya dengan dunia perfilman.

(hlm.24, edisi 26 Des 2006-8 Jan 2007).

(90) “Saya senang aja tuh, mainin peran yang menonjolkan sisi sex appeal-nya.(hlm.33,

edisi 22 Jan-4 Feb 2007).


Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
(91) Dan setelah itu, ia akan lebih hati-hati dengan love relationship-nya. (hlm.54, edisi

26 Des 2006 – 8 Jan 2007).

Bentuk baster yang menyisip pada contoh 89 adalah frase love affair dan akhiran

-nya. Frase love affair ‘urusan cinta’ berasal dari bahasa Inggris dan akhiran –nya yang

berasal dari bahasa Indonesia. Frase love affair termasuk frase nomina yang menyatakan

hal, sedangkan akhiran –nya dalam bahasa Indonesia berfungsi sebagai kata ganti dan

mengandung makna milik. Jadi, love affair-nya artinya urusan cintanya.

Pada contoh 90 juga dijumpai bentuk baster yang terdiri dari frase sex appeal

dan akhiran –nya. Frase sex appeal ‘daya tarik’ berasal dari bahasa Inggris dan akhiran

–nya berasal dari bahasa Indonesia. Frase sex appeal termasuk frase nominal yang

menyatakan hal, sedangkan akhiran –nya dalam bahasa Indonesia berfungsi sebagai

kata ganti dan mengandung makna milik. Jadi, sex appeal-nya artinya daya tariknya.

Pada contoh 91 dijumpai bentuk baster yang terdiri dari frase love relationship

dan akhiran –nya. Frase love relationship ‘lingkungan cinta persahabatan’ berasal dari

bahasa Inggris dan akhiran –nya berasal dari bahasa Indonesia. Frase love relationship

termasuk frase nomina yang menyatakan hal, sedangkan akhiran –nya dalam bahasa

Indonesia berfungsi sebagai kata ganti milik. Jadi, love relationship-nya artinya

lingkungan cinta persahabatannya.

2.1.4 Penyisipan Unsur-Unsur yang Berwujud Pengulangan Kata

Dalam penyisipan ini, pengulangan kata dalam bahasa Inggris dimasukkan ke

dalam kalimat bahasa Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh, hanya terdapat

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
bentuk pengulangan kata nominal yang seharusnya dalam bahasa Inggris tidak

digunakan.

Contoh:

(92) Aku suka ceritanya, karena ada twist-twist adegan yang membingungkan di awal,

tapi akhirnya kita ngerti juga. (hlm.106, edisi 8-21 Januari 2007).

(93) Angel dan shot-shot-nya juga bagus (hlm106, edisi 8-21 Januari 2007).

(94) Ternyata isinya juga penuh sama message-message dari cewek itu!. (hlm.117, edisi

8-21 Januari 2007).

(95) Warna-warnanya lembut, cocok dipakai ke acara-acara santai kayak jalan ke mol,

nonton, ke club, nongkrong di café sampai ke cock tail, atau ke event-event semi

formal. (hlm.124, edisi 8-21 Januari 2007).

(96) Tahu nggak sih, Maya deh, yang jadi penerjemah, sebaliknya, kalau Maya

kesulitan vocab-vocab yang ngga ngerti, giliran bertanya ke Andrew.

(hlm.42, edisi 5-18 Februari 2007).

Pada contoh di atas terdapat campur kode antara bahasa Inggris dengan bahasa

Indonesia yang berbentuk pengulangan kata yaitu twist-twist ‘tikungan-tikungan’, shot-

shot ‘tembakan-tembakan’, message-message ‘pesan-pesan’, event-event ‘peristiwa-

peristiwa’, dan vocab-vocab ‘kata-kata’. Bentuk pengulangan kata di atas merupakan

kosakata bahasa Inggris dengan proses gramatikal bahasa Indonesia, karena bahasa

Inggris tidak mengenal bentuk pengulangan kata seperti di atas.

2.1.5 Penyisipan Unsur-Unsur yang Berwujud Ungkapan atau Idiom

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
Penyisipan unsur-unsur yang berwujud ungkapan atau idiom yaitu penyisipan

kiasan dari suatu bahasa menjadi serpihan dari bahasa inti yang dimasukinya

(Tarihoran, 2000:9). Bentuk idiom dalam bahasa Inggris dimasukkan ke dalam kalimat

bahasa Indonesia yang merupakan bahasa inti. Penyisipan tersebut dapat dilihat pada

contoh berikut:

(97) Silent is not gold sekarang. Jika kamu diam, tidak akan datang kesempatan kedua

kalinya. Sebaliknya, do something, coba lihat sekitar kita, banyak peluang.

(hlm.20, edisi 26 Des 2006- 8 Jan 2007).

(98) So, jangan menyerah sebelum mencoba. When there’s a will, there’s a way. Dan

percaya deh, suatu saat nanti mimpi itu akan menjadi nyata…(hlm.119, edisi 26

Des 2006- 8 Jan 2007).

Bentuk idiom yang menyisip pada contoh di atas adalah bentuk idiom, silent is

not gold ‘diam bukan emas’, when there’s a will, there’s a way ‘dimana ada kemauan,

disitu ada jalan’.

2.2 Pengaruh Campur Kode terhadap Bahasa Indonesia

2.2.1 Interferensi

Dalam majalah Aneka Yess! banyak dijumpai interferensi dari bahasa Inggris

dan bahasa daerah yang dicampur ke dalam bahasa Indonesia. Peristiwa interferensi

dapat terjadi dalam semua komponen kebahasaan, yaitu bidang fonologi, morfologi,

sintaksis maupun kosakata.

Dilihat dari segi “kemurnian bahasa”, interferensi pada tingkat fonologi,

morfologi, sintaksis, dan kosakata merupakan “penyakit”, sebab dapat “merusak”

perkembangan bahasa, terutama bahasa Indonesia (Chaer, 1995: 125).


Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
Interferensi berupa kosakata yang terdapat dalam majalah Aneka Yess! banyak

menyisip ke dalam kalimat bahasa Indonesia.

Contoh:

(99) Toh kita sudah gentleman, berani mengatakan suka. (hlm.29, edisi 8-21 Jan 2007).

(100) Design tempatnya yang cozy, asyik banget buat nongkrong santai sampai meeting.

(hlm.63, edisi 22 Januari- 4 Februari 2007).

(101) Interview dalam bahasa Indonesia dan Inggris, debat dan conversation gue jalani

tanpa halangan. (hlm.123, edisi 26 Des 2006-8 Jan 2007).

(102) “Iya, pas ada kesempatan, kayak ada break, pasti jalan bareng. Atau kalau gue

sudah kangen, biasanya sih gue datang ke lokasi syuting Chelsea. Tahu sendiri

kan, jadwal Chelsea bisa 24 scene seharinya,” sambung Ricky.

(103) Selama 10 bulan, Ardy sekolah, ikut trip, dan belajar culture orang Brasil.

(hlm.124, edisi 26 Des 2006-8 Jan 2007).

(104) Pihak Ungu tidak menyangka terjadi musibah ini, karena pada saat show

berlangsung tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. (hlm.103, edisi 8- 21 Jan

2007).

(105) Aries keras dan ingin selalu menjadi leader, termasuk dalam hubungan kalian.

(hlm.135, edisi 8- 21 Jan 2007).

(106) Dinner sebelum penjurian. Menunya lengkap. (hlm.55, edisi 8-21 Januari 2007).

(107) Kali ini mereka lunch di Restoran Mi Hotplet Singapore. (hlm.56, edisi 8-21

Januari 2007)

(108) Puas makan cokelat di PT Ceres, para Finalis langsung shopping! Ke mana lagi

klo bukan ke distro-distro beken. (hlm.66, edisi 8-21 Januari 2007).

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
Pada contoh 99 yang termasuk interferensi adalah kata gentlement. Kekeliruan

yang terdapat pada kata tersebut karena pilihan katanya. Kata gentlement sudah

memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia. kata gentlement telah diwakili oleh kata

‘berani’ dalam bahasa Indonesia.

Pada contoh 100 yang termasuk interferensi adalah kata design, cozy, dan

meeting. Kekeliruan yang terdapat pada contoh tersebut lebih karena pilihan katanya.

Kata design, cozy, dan meeting telah diwakili oleh kata ‘bentuk, menyenangkan, dan

rapat atau pertemuan’ dalam bahasa Indonesia. Kata-kata tersebut sering digunakan

masyarakat umum. Untuk mengatakan ‘bentuk, menyenangkan, dan rapat atau

pertemuan’, masyarakat Indonesia lebih sering menggunakan kosakata bahasa Inggris

daripada kosakata bahasa Indonesia

Pada contoh 101 yang termasuk interferensi adalah kata interview, conversation

sudah memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia. kata intervew telah diwakili oleh

kata ‘wawancara dan kata conversation telah diwakili oleh kata ‘percakapan’ dalam

bahasa Indonesia. Kata interview, conversation tersebut lebih sering digunakan daripada

kata wawancara dan percakapan.

Pada contoh 102 yang termasuk interferensi adalah kata break, scene. Kata

break telah diwakili oleh kata ‘istirahat’ dan kata scene telah diwakili oleh kata

‘adegan’ dalam bahasa Indonesia. kedua kata tersebut sering digunakan dalam bidang

perfilman Indonesia. Untuk mengatakan istirahat dan adegan, masyarakat Indonesia

khususnya kalangan artis lebih sering menggunakan kosakata bahasa Inggris

dibandingkan dengan kosakata bahasa Indonesia.

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
Pada contoh 103 yang termasuk interferensi adalah kata trip, culture. Kata trip

telah diwakili oleh kata ‘perjalanan’ dan kata culture telah diwakili oleh kata ‘budaya’

dalam bahasa Indonesia.

Pada contoh 104 yang termasuk interferensi adalah kata show. Kata tersebut

juga telah diwakili oleh kata ‘pertunjukan’ dalam bahasa Indonesia.

Pada contoh 105 yang termasuk interferensi adalah kata leader yang berasal dari

bahasa Inggris, dan sudah diwakili oleh kata ‘pemimpin’ dalam bahasa Indonesia.

Pada contoh 106 yang termasuk interferensi adalah kata dinner yang berasal dari

bahasa Inggris. Kata dinner telah diwakili oleh kata ‘makan malam’ dalam bahasa

Indonesia.

Pada contoh 107 yang termasuk interferensi adalah kata lunch yang berasal dari

bahasa Inggris. Kata lunch telah diwakili oleh kata ‘makan siang’ dalam bahasa

Indonesia.

Pada contoh 108 yang termasuk interferensi adalah kata shopping. Kata

shopping telah diwakili oleh kata ‘belanja’ dalam bahasa Indonesia.

Kosakata yang berbentuk baster juga termasuk interferensi.

Contoh:

(109) Ingat kawan-kawanmu yang selama ini nge-back up kamu. (hlm.100. edisi 5-18

Februari 2007).

(110) Rambut hitam klimis, di-highlight dengan potongan Harajuku. (hlm.144, edisi 8

– 21 Januari 2007).

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
(111) Teman-teman kita memang punya sifat yang berbeda-beda dan kita nggak perlu

terlalu men-judge mereka, cukup dinikmati aja keunikan mereka. (hlm.71, edisi 22

Jan – 4 Feb 2007).

(112) Sambil di-make up oleh tim Aneka Yess!, Egi pun penasaran dengan cerita pocong

2. (hlm.4, edisi 8-21 Januari 2007).

(113) Asal tahu aja, sebelumnya cowok ini biasa road show bareng Aneka Yess!, suka

ber-fashion dance, dan pemalu abis!. (hlm.14, edisi 22 Jan-4 feb 2007).

(114) Mas Rudi dengan berapi-api menceritakan love affair-nya dengan dunia

perfilman. (hlm.24, edisi 26 Des 2006-8Jan 2007).

Dari contoh di atas yang termasuk interferensi adalah kata nge-back up, di-

highlight, men-judge, di- make up, ber- fashion dance, dan love affair-nya. Kosakata

tersebut sudah menyalahi kaidah bahasa Indonesia. Kata nge-back up telah diwakili oleh

kata ‘mendukung’, kata di-highlight telah diwakili oleh kata ‘diwarnai’, kata men-judge

telah diwakili oleh kata ‘menghakimi’, kata di- make up telah diwakili oleh kata ‘ditata

rias, kata ber- fashion dance telah diwakili oleh kata ‘berpakaian dansa’ dan kata love

affair-nya telah diwakili oleh kata ‘urusan cintanya’ dalam bahasa Indonesia.

2.2.2 Integrasi

Dalam majalah Aneka Yess!, banyak di jumpai integrasi dari bahasa Inggris yang

bercampur kode dengan bahasa Indonesia. Pengaruh campur kode yang bersifat positif

disebut integrasi. Dikatakan bersifat positif karena dapat menambah perbendaharaan

kosakata bahasa Indonesia.

Contoh:
Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
(115) Usahakan dapat supporter dari orang di sekeliling dia. Coba cek deh, genk dia.

(hlm.29, edisi 8-21 Januari 2007).

(116) “Kami ngajak Ivan, eks gitaris Boomerang, The Nicky Astria dan 13 orang

pengamen yang biasanya mangkal dekat SMA 5 Bandung. ”

(hlm.69, edisi 8- 21 Jan 2007).

(117) Fitria tampil lucu dengan overall mini dipadu dengan kaos ketat putih yang

trendy. Tambahkan belt warna merah. Jangan takut nggak match, yang pasti

kamu kudu pede…. (hlm.52, edisi 22 Januari – 4 Februari 2007)

(118) Moment romantis, tetap jadi juara di acara Valentine’s Day.

(hlm.15, edisi 5-18 Feb 2007).

(119) Supaya berjalan lancer, siapkan diri matang-matang, dan jangan sampai moment-

nya kelewat.(hlm.33, edisi 5-18 Feb 2007).

(120) Namanya aja udah sayang, jadi nggak perlu nunggu moment khusus lagi buat

ngungkapin perasaan. (hlm.33, edisi 55-18 Feb 2007).

(121) Ryza lalu nanya, apakah kalau sudah saling cinta, musti berhubungan sex?

(hlm 27, edisi 22 Jan- 4 Feb 2007).

(122) Sorry, kalo sekarang dia lagi cuek banget padamu.

(hlm.51, edisi 26 Des 2006- 8 Jan 2007).

Kata Inggris supporter digunakan sebagai unsur yang belum berintegrasi.

Ucapan dan ejaannya masih menurut bahasa aslinya. Tetapi kemudian ucapan dan

ejaannya mengalami penyesuaian, sehingga ditulis sebagai suporter. Kata suporter tidak

dianggap lagi sebagai unsur pinjaman, melainkan sudah menjadi kosakata bahasa

Indonesia. suporter artinya dukungan.

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
Pada data 116 kata Inggris eks sudah merupakan kosakata bahasa Indonesia.

Penulisan kata eks dalam bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan. eks artinya

mantan.

Pada contoh 117 kata Inggris trendy juga sudah berintegrasi ke dalam bahasa

Indonesia, tetapi penulisan ejaannya berubah. Dalam bahasa Indonesia kata trendy

ditulis ‘trendi’ yang artinya bergaya modern.

Pada contoh 118 sampai contoh 120 kata Inggris moment sudah berintegrasi ke

dalam bahasa Indonesia, tetapi penulisan ejaaannya berubah. Dalam bahasa Indonesia

kata moment ditulis ‘momen’ yang artinya saat.

Pada contoh 121 kata Inggris sex sudah berintegrasi ke dalam bahasa Indonesia

walaupun penulisan ejaannya berbeda. Kata sex dalam bahasa Indonesia ditulis ‘seks’

yang artinya organ intim, alat kelamin, dan berahi.

Pada contoh 122 kata Inggris sorry juga sudah berintegrasi ke dalam bahasa

Indonesia walaupun penulisan ejaannya berbeda. Kata sorry dalam bahasa Indonesia

ditulis ‘sori’ yang artinya maaf.

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan

Bentuk-bentuk campur kode yang terdapat pada majalah Aneka Yess! terdiri atas

penyisipan kata, frase, bentuk baster, pengulangan kata, dan ungkapan atau idiom.

Bentuk klausa juga terdapat dalam majalah Aneka Yess!, tetapi penulis hanya membatasi

penelitian pada bentuk yang sudah disebutkan di batasan masalah. Kategori kata dan

frase yang dominan dalam campur kode tersebut adalah nomina. Pada bentuk baster,

pola yang dominan adalah awalan + kata.

Campur kode sangat berpengaruh terhadap perkembangan bahasa Indonesia.

pengaruh yang ditimbulkan oleh campur kode ada yang bersifat positif dan ada yang

bersifat negatif. Bersifat positif disebut integrasi dan bersifat negatif disebut

interferensi. Integrasi dikatakan bersifat positif karena dapat menambah perbendaharaan

kosakata dalam bahasa Indonesia dan interferensi dikatakan bersifat negatif karena

dapat merusak perkembangan bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini, baik integrasi

maupun interferensi tidak banyak terdapat dalam majalah Aneka Yess!. Penelitian ini

dikhususkan dibidang kosakata.

Campur kode banyak dilakukan masyarakat penutur bahasa Indonesia

sehubungan dengan sikap gengsi masyarakat penutur bahasa Indonesia. Hal ini terlihat

dalam majalah Aneka Yess! yang lebih sering menggunakan kata-kata bahasa Inggris

tanpa lebih dahulu mencari padanan kata yang sesuai dalam bahasa Indonesia.

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
Campur kode ini muncul karena gesekan-gesekan dan tantangan-tantangan juga

karena ingin tampil beda dan tidak monoton. Campur kode itu merupakan kesengajaan

yang diciptakan pihak majalah Aneka Yess! demi keprestisean majalah tersebut sehingga

majalah tersebut tetap diterima dikalangan remaja Indonesia.

3.2 Saran

Peneliti menyarankan agar penelitian-penelitian berikutnya yang mengkaji

penggunaan campur kode bahasa Indonesia dengan bahasa-bahasa lain yang tidak hanya

membahas bentuk-bentuk campur kode, tetapi diharapkan dapat membahas masalah

lain. Dalam penelitian ini dibahas mengenai pengaruh campur kode. Peneliti

menyarankan supaya pengaruh campur kode terhadap bahasa Indonesia tersebut dibahas

lebih dalam lagi.

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka

Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia.

Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 1995. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta:
Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

. 1998. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamid, Abdul. 2002. Alih Kode dan Campur Kode dalam Pemakaian Bahasa. Dalam
http: // www. Apfi-pppsi. com/ alih kode. html/.

Hasan, Kailani. 2001. Butir-Butir Linguistik Umum dan Sosiolinguistik. Riau: UNRI
Press.

Hudson, R.A. 1996.Sosiolingustics. Cambridge: University Press.

Kridalaksana, Harimurti. 1990. Kelas Kata Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Mansyur, Pateda. 1987. Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa.

Muchtar, Muhizar. 2001. Sosiolinguistik dan Psikolinguistik. Medan.

Munsyi, Alif Danya. 9 dari 10 Kata Bahasa Indonesia adalah Asing. Jakarta:
Kepustakaan Populer Gramedia.

Nababan, P.W.J. 1993. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.

Rahardi, Kunjana. 2001. Sosiolinguistik, Kode dan alih kode. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
Ramlan, M. 1995. Sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono.

Spolsky, Bernard. 1998. Sosiolinguistics. New York : Oxford University Press.

Sudaryanto. 2001. Metode dan Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana
Kebudayaan secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Suwito. 1985. Pengantar Awal Sosiolinguistik: Teori dan Problem. Surakarta: Henary
Offset Solo.

Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Kedwibahasaan. Bandung: Angkasa.

Tarihoran, Muhammad Sofian. 2000. “Analisis Campur Kode dalam Majalah Tempo”.
(Skripsi). Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan.

Umar, Azhar dan Delvi Napitupulu. 1978. Sosiolinguistik dan Psikolinguistik: Suatu
Pengantar. Medan: Pustaka Widyasarana.

Kamus

Echols, M dan Hasan Shadily. 1990. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT.


Gramedia.

Kridalaksana, Harimurti. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Jakarta: Balai Pustaka.

Majalah

“Aneka Yess!” edisi 26 Desember 2006-8 Januari 2007. No.24 sampai 5-18 Februari
2007. No.01-03.

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
DATA PENELITIAN

(1) “Gue gak mau one day banker”. (hlm.12, edisi 26 Des 2006-8 Jan 2007).

(2) Allahlah yang men-sustain seluruh alam semesta (hlm. 35, edisi 5-18 Feb 2007).

(3) Tidak ada seorang pun yang perfect di dunia ini. (hlm.23, edisi 5-18 Feb 2007)

(4) Usahakan dapat supporter dari orang di sekeliling dia!. (hlm.25, edisi 26 Des 2006-8

Jan 2007).

(5) Semua kalimatnya diakhiri dengan kata “darling” atau “honey”. (hlm.81, edisi 26

Des 2006- 8 Jan 2007).

(6) Kuda juga terampil dalam bercinta. Ia kerap dijuluki “playboy” atau “playgirl”,

mungkin dikarenakan adanya beberapa di antara warga ini yang menganut pola

pikiran “Bila tidak dapat berdampingan dengan orang yang dicintai, mengapa tidak

mencintai orang yang ada di depan mata?”. (hlm. 21, edisi 5-18 Februari 2007).

(7) Overall dan vest dan shorts sebagai item andalan si tomboy. (hlm.48, edisi 26 Des

2006- 8 Jan 2007)

(8) Jangan takut mengganti keds dengan heels sesekali. (hlm.12, edisi 22 Jan-4 Feb

2007)

(9) Mas Rudi sedang merencanakan membuka sekolah penulis script atau scriptwriter.

(hlm.25, edisi 26 Des 2006- 8 Jan 2007)

(10) Distro ini nggak cuma nyediain t-shirt and pants, tapi ada juga dompet, tas, sampai

sepatu. (hlm.69, edisi 8- 21 Jan 2007).

(11) Dan aku pun sering diundang untuk jumpa fans tutur Ine. (hlm.21, edisi 26 Des

2006-8 Jan 2007).

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
(12) “Kami ngajak Ivan, eks gitaris Boomerang, The Nicky Astria dan 13 orang

pengamen yang biasanya mangkal dekat SMA 5 Bandung. ” (hlm.69, edisi 8- 21

Jan 2007).

(13) Fitria tampil lucu dengan overall mini dipadu dengan kaos ketat putih yang so

trendy. Tambahkan belt warna merah. Jangan takut nggak match, yang pasti kamu

kudu pede. (hlm.52, edisi 22 Januari – 4 Februari 2007).

(14) Khusus nge-date kali ini, ada yang beda, loh. Daniel tidak hanya memesan kopi

dan cakes, tapi mempersembahkan boneka cute buat Debora. Yap, apalagi

memang Starbucks lagi ada merchandise lucu buat menyambut Valentine’s Day.

(hlm. 57, edisi 5 – 18 Februari 2007).

(15) Aries keras dan ingin selalu menjadi leader, termasuk dalam hubungan kalian.

(hlm.135, edisi 8- 21 Jan 2007).

(16) Soal pedekate sama cewek sampai pengalaman pacaran, Uky bukannya expert tapi

at Least dia punya tips asyik yang bisa dijadiin contekan buat nembak someone

yang kita incar. (hlm.53, edisi 8- 21 Jan 2007).

(17) Di album Perdana ini Bunga menimba ilmu dari para arranger dan musisi.

(hlm.34, edisi 26 Des 2006- 8 Jan 2007).

(18) Selama 10 bulan, Ardy sekolah, ikut trip, dan belajar culture orang Brasil.

(hlm.124, edisi 26 Des 2006-8 Jan 2007).

(19) Pihak Ungu tidak menyangka terjadi musibah ini, karena pada saat show

berlangsung tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. (hlm.103, edisi 8- 21 Jan

2007).

(20) Target utamaku ya itu, berubah jadi lebih baik. Aku yakin, sikap dan sifat baik

mendatangkan banyak job. (hlm 58, edisi 26 Des 2006-8 Jan 2007).
Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
(21) Attitude, cara berbicara, mimik, dan gestur tubuh saat ngobrol, sangat menentukan,

apakah kamu bisa terima atau nggak oleh lingkungan. (hlm.115, edisi 8-21

Februari 2007).

(22) “Yang penting juga jangan posesif, improve dan inovasi dalam berpacaran,

misalnya, acara ketemuan jangan hanya makan dan nonton aja, atau tempatnya

hanya itu-itu aja,” kata Aldi. (hlm.38, edisi 5- 18 Februari 2007).

(23) Dinner sebelum penjurian. Menunya lengkap. (hlm.55, edisi 8-21 Januari 2007).

(24) Kali ini mereka lunch di Restoran Mi Hotplet Singapore. (hlm.56, edisi 8-21

Januari 2007)

(25) Puas makan cokelat di PT Ceres, para Finalis langsung shopping! Ke mana lagi klo

bukan ke distro-distro beken. (hlm.66, edisi 8-21 Januari 2007).

(26) Utamakan tugas utama dulu, daripada besoknya nilai kamu drop lagi. (hlm.86,

edisi 8-21 Januari 2007).

(27) Siapa sih yang nggak suka dihibur kalau lagi sedih? Hiks,hiks……Saat lagi down,

pasti rasanya bahagia banget kalau ada yang menghibur dengan kata-kata yang

bikin hati jadi tenang. (hlm.88, edisi 8-21 Januari 2007).

(28) Mereka berhasil ngasih warna baru yang fresh banget. (hlm.19, edisi 26 Des 2006-

8 Jan 2007).

(29) “Drama banget, deh. Ada orang tua, anak-anak, tentang cinta saudara, cinta

kekasih,….Pokoknya complicated dan menyentuh. (hlm.25, edisi 26 Des 2006-8

Jan 2007).

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
(30) Meski pada dasarnya ia seorang introvert, wataknya yang kuat dapat mengubahnya

menjadi pembicara yang fasih dan bernada memerintah, begitu keadaan menuntut

demikian. (hlm.6, edisi 5-18 Februari 2007).

(31) Kalau suka gosip seleb luar negeri, pasti Hilary Duff jadi topik yang lagi hot

dibicarakan. (hlm.30, edisi 22 Jan – 4 Feb 2007).

(32) Lepas dari AB Three, Lusi dikenal sebagai penyanyi mellow dengan nada-nada

melengking. (hlm., edisi 26 Des 2006-8 Jan 2007).

(33) Wah, nggak nyangka deh, ternyata nih para mahasiswa juga sangat concern

terhadap kondisi perpus yang ada di masyarakat saat ini. (hlm.85, edisi 26 Des

2006- 8 Jan 2007).

(34) Dia lagi happy, pasalnya beberapa tugasnya gol. (hlm.88, edisi 8-21 Januari 2007)

(35) Duh, nggak disangka, acara nonton konser yang harusnya fun berubah duka.

(hlm.103, edisi 8-21 Januari 2007).

(36) Try to impress her. Dengan cara yang smooth. (hlm.53, edisi 8 – 21 Januari 2007)

(37) Yang bikin gue homesick adalah musik Indonesia. (hlm.121, edisi 26 Des 2006-8

Jan 2007).

(38) “Dia punya vocal yang powerful ,” kata Kin. (hlm.103, edisi 26 Des 2006-8 Jan

2007).

(39) Surprise banget aku dapat juara satu. (hlm.26, edisi 22 Jan-4 Feb 2007).

(40) Penggemar berat warna pink ini mengaku hal yang sangat manusiawi kalau jatuh

cinta sama kakak kelas. (hlm.29, edisi 26 Des 2006-8 Jan 2007).

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
(41) Dia loyal sama kamu, apa pun omongan orang. So, jangan ungkit lagi masalah

kamu di depan dia, lama-lama dia piker, kamu bawel. (hlm.73, edisi 22 Jan-4 Feb

2007).

(42) Menurut Mas Rudi, yang membuat kecil hati para pemula adalah penguasaan

teknis membuat film. So, modal berani mati menjadi motto-nya. (hlm.25, edisi 26

Des 2006-8 Jan 2007).

(43) Gaya simPATIzone Ambassador memang bukan model yang sudah sering

berlenggak-lenggok di atas catwalk. Juga bukan model yang sering bergaya di

depan kamera. So, remaja Medan pun berlomba-lomba ngikutin kegiatan ini.

(hlm.78, edisi 26 Des 2006 - 8 Jan 2007).

(44) Cinta itu tak bersyarat? Yess!. Cinta kan perasaan murni yang timbul dalam diri

kita terhadap orang lain. So, nggak ada deh dengan yang namanya “cinta bertepuk

sebelah tangan”. (hlm.98, 26 Des 2006-8 Jan 2007).

(45) Ups, soal cewek, Akbar ternyata menetapkan yang oke nih. Cewek yang bakal

bikin dia meleleh adalah cewek cantik, tinggi, putih, cerdas, dan dewasa. So,

cewek-cewek yang terlalu pendiam, kekanak-kanakan, manja, dan susah

dibilangin, jauh-jauh deh dari Akbar. (hlm.62, edisi 8-21 Jan 2007).

(46) Yuk, kita Bantu mereka menambah ilmu. Kamu bisa gabung or ngebentuk

semacam grup kecil dengan teman-teman untuk bikin sekolah buat anak-anak

yang nggak beruntung. (hlm.84, edisi 8-21 Januari 2007)

(47) Lagi bete, nggak boleh keluar rumah? Atau lagi nungguin hujan reda or pacar

belum dating juga? Kejadian kayak gini emang nggak ngenakin banget! (hlm.89,

edisi 5-18 Feb 2007).


Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
(48) Apa kamu cukup berani untuk jadi panutan anak muda sekarang? or, kamu cukup

mampu menjadi wakilnya remaja Indonesia, jagoan di dibidang musik, modeling,

sports, atau akademik? Atau kamu memang berjiwa social tinggi. (hlm.45, edisi 8-

21 Jan 2007).

(49) Urusan kompak, sepasang sohib dekat ini memang top abizz! Minta saran pas

belanja baju di mall or distro ternyata sering dilakukan Marrio dan Metta. (hlm.20,

edisi 8-21 Jan 2007).

(50) Moody, memang sifat dasar gemini. But, jangan jadikan alas an orang musti

ngertiin apa yang kamu mau. (hlm.86, edisi 8-21 Januari 2007).

(51) Keseriusan kamu boleh diacungi ibu jari, but inget ya….minum multivitamin atau

susu buat jaga stamina. (hlm.100, edisi 5-18 Feb 2007).

(52) Distro ini nggak cuma nyediain t-shirt and pants, tapi ada juga dompet, tas, sampai

sepatu. (hlm.69, edisi 8- 21 Jan 2007).

(53) Perasaan nyaman and bahagia kemudian melingkupinya. (hlm.78, edisi 26 Des

2006-8 Jan 2007).

(54) “Dahsyat….dahsyat!” teriak Aulia sambil menunjuk permainan super-nekad yang

katanya nih, paling cepat and paling tinggi di Australia. (hlm.61, edisi 5-18 Feb

2007).

(55) Gue berangkat tanggal 9 Agustus 2004. Dan ketika sampai bandara, langsung

dijemput oleh host family gue yang baru gue kenal sebelumnya lewat foto.

(hlm.123, edisi 26 Des 2006 – 8 Jan 2007).

(56) Ryza lalu nanya, apakah kalau sudah saling cinta, musti berhubungan dengan sex?

You know, jadi menganut paham free sex gitu. (hlm 27, edisi 22 Januari-4 Februari

2007).
Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
(57) Kata siapa garden party cuma buat rame-rame atau acara arisan nyokap! (hlm. 53,

edisi 26 Des 2006-8 Jan 2007).

(58) Romantic moment, tetap jadi juara di acara Valentine’s Day. (hlm.14, edisi 5-18

Februari 2007).

(59) “Kebetulan gue punya obsesi ngeband dengan gitaris yang bisa jadi backing vocal.

(hlm.103, edisi 8-21 Januari 2007).

(60) Dhea Ananda , “Citra itu anak SMA yang drug user. (hlm.79, edisi 22 Januari – 4

Februari 2007).

(61) Banyak pohon di kanan kiri banyak souvenir shop, jadi kalau penuh di anjungan

satu, bisa mampir lihat souvenir sambil nunggu. (hlm.61, edisi 5-18 Februari

2007).

(62) Kacamatanya digantikan dengan sepasang contact lens bening yang mempercantik

mata Alya. (hlm 101, edisi 22 Januari – 4 Februari 2007).

(63) Para gondrongers ini anti pakai hair gel dan lebih suka menyisir rambut pakai jari.

(hlm.116, edisi 22 Januari – 4 Februari 2007).

(64) Citra over dosis! Tahu nggak, teman-teman Citra hanya mengantar sampai

emergency room dan meninggalkan Citra begitu saja. (hlm.79, edisi 5-18 Februari

2007).

(65) Saat itu, menjelang ujian semester pertamaku di SMP, bukannya belajar, aku malah

ikutan teman-temanku yang nggak jelas itu main dan minum-minuman di base

camp kami. (hlm.129, edisi 8-21 Januari 2007).

(66) Aneka modeling school sudah memasuki angkatan ke-14 loh. Siswa-siswinya

makin beragam dengan pengajar yang profesional di bidangnya. (hlm.78, edisi 8-

21 Januari 2007).
Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
(67) Aku mulai ikut home school untuk mengejar semua ketinggalan sekolahku.

(hlm.129, edisi 8-21 Januati 2007).

(68) Di sana gue belajar untuk lebih mengenal siapa gue. Melatih diri buat open minded

dan menerima perbedaan. (hlm.121, edisi 26 Des 2006 – 8 Januari 2007).

(69) Resep Aldi nggak beda sama Nadia, saling menghargai, toleransi, dan selalu

positive thinking. (hlm.39, edisi 5 -18 Februari 2007).

(70) Segi negatifnya, di antara binatang shio lainnya justru Monyet yang paling sering

terkena “superiority complex”. (hlm 25, edisi 5-18 Februari 2007).

(71) Dibanyak tempat taman ini, teman-teman yang sedang berjemur diri, almost naked.

(hlm.123, edisi 26 Des 2006 – 8 Januari 2007).

(72) Happy ending?, belum tentu karena ketika Mandy menyadari cinta tulus Vibe, saat

itu pula ia harus berpisah dengan cowok jahil ini. (hlm.58, edisi 26 Des 2006 – 8

Jan 2007).

(73) Ya, at least mereka kenal deh dengan tarian Bali.He he he. (hlm.121, edisi 26 Des

2006 – 8 Jan 2007).

(74) “Dia cute, very cute. Dia sangat baik. Kalau saya kamu, saya akan terima dia.”

(hlm 102, edisi 22 Januari – 4 Februari 2007).

(80) Rambut hitam klimis, di-highlight dengan potongan Harajuku. (hlm.144, edisi 8

– 21 Januari 2007).

(81) Teman-teman kita memang punya sifat yang berbeda-beda dan kita nggak perlu

terlalu men-judge mereka, cukup dinikmati aja keunikan mereka. (hlm.71, edisi 22

Jan – 4 Feb 2007).

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009
(82) “Gue senang banget main film arahan Mas Rudi, karena dia selalu bisa men-direct

gue supaya acting gue sesuai yang dia mau,” katanya. (hlm.105, edisi 8-21

Januari 2007).

(83) Ada Home Theater System (HTS) terbaru, model LH-T 9656IA, dengan segudang

keunggulan. HDMI (High Definition Multimedia Interface)-nya diciptakan untuk

men-support hasil yang maksimum jika digunakan pada perangkat lain yang juga

memiliki feature HDMI, seperti TV Plasma dan LCD.

(hlm.33, edisi 22 Jan- 4 Feb 2007).

(84) “Jarak ideal meng-upgrade mading dan menerbitkan majalah itu, bagaimana, sih?”.

(hlm.92, edisi 5 – 18 Februari 2007).

(85) Selain belajar dandan sendiri, rambut mereka juga bisa di-make over hair stylist.

(hlm.56, edisi 8-21 Januari 2007).

(86) Bisa di-matching- in sama gaya asyik kamu yang selalu tampil up to date.

(hlm.133, edisi 8-21 Januari 2007).

(87) Sambil di-make up oleh tim Aneka Yess!, Egi pun penasaran dengan cerita pocong

2. (hlm.4, edisi 8-21 Januari 2007).

(88) Asal tahu aja, sebelumnya cowok ini biasa road show bareng Aneka Yess!, suka

ber-fashion dance, dan pemalu abis!. (hlm.14, edisi 22 Jan-4 feb 2007).

(89) Mas Rudi dengan berapi-api menceritakan love affair-nya dengan dunia perfilman.

(hlm.24, edisi 26 Des 2006-8Jan 2007).

(90) “Saya senang aja tuh, mainin peran yang menonjolkan sisi sex appeal-nya.

(hlm.33, edisi 22 Jan-4 Feb 2007).

(91) Dan setelah itu, ia akan lebih hati-hati dengan love relationship-nya.
Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
(hlm. 54, edisi 26 Des 2006 – 8 Jan 2007).

(92) Aku suka ceritanya, karena ada twist-twist adegan yang membingungkan di awal,

tapi akhirnya kita ngerti juga. (hlm.106, edisi 8-21 Januari 2007).

(93) Angel dan shot-shot-nya juga bagus. (hlm106, edisi 8-21 Januari 2007).

(94) Ternyata isinya juga penuh sama message-message dari cewek itu!. (hlm.117, edisi

8-21 Januari 2007).

(95) Warna-warnanya lembut, cocok dipakai ke acara-acara santai kayak jalan ke mol,

nonton, ke club, nongkrong di café sampai ke cock tail, atau ke event-event semi

formal. (hlm.124, edisi 8-21 Januari 2007).

(96) Tahu nggak sih, Maya deh, yang jadi penerjemah, sebaliknya, kalau Maya

kesulitan vocab-vocab yang ngga ngerti, giliran bertanya ke Andrew. (hlm.42,

edisi 5-18 Februari 2007).

(97) Silent is not gold sekarang. Jika kamu diam, tidak akan datang kesempatan kedua

kalinya. Sebaliknya, do something, coba lihat sekitar kita, banyak peluang.

(hlm.20, edisi 26 Des 2006- 8 Jan 2007).

(98) So, jangan menyerah sebelum mencoba. When there’s a will, there’s a way. Dan

percaya deh, suatu saat nanti mimpi itu akan menjadi nyata…(hlm.119, edisi 26

Des 2006- 8 Jan 2007).

(99) Toh kita sudah gentleman, berani mengatakan suka. (hlm.29, edisi 8-21 Januari

2007).

(100) Design tempatnya yang cozy, asyik banget buat nongkrong santai sampai meeting.

(hlm.63, edisi 22 Januari- 4 Februari 2007).

(101) Interview dalam bahasa Indonesia dan Inggris, debat dan conversation gue jalani

tanpa halangan. (hlm.123, edisi 26 Des 2006-8 Jan 2007


Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007
USU e-Repository©2009
(102) “Iya, pas ada kesempatan, kayak ada break, pasti jalan bareng. Atau kalau gue

sudah kangen, biasanya sih gue datang ke lokasi syuting Chelsea. Tahu sendiri

kan, jadwal Chelsea bisa 24 scene seharinya,” sambung Ricky.

(103) Selama 10 bulan, Ardy sekolah, ikut trip, dan belajar culture orang Brasil.

(hlm.124, edisi 26 Des 2006-8 Jan 2007).

(104) Pihak Ungu tidak menyangka terjadi musibah ini, karena pada saat show

berlangsung tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. (hlm.103, edisi 8- 21 Jan

2007).

(105) Aries keras dan ingin selalu menjadi leader, termasuk dalam hubungan kalian.

(hlm.135, edisi 8- 21 Jan 2007).

(118) Moment romantis, tetap jadi juara di acara Valentine’s Day.


(hlm.15, edisi 5-18 Feb 2007).
(119) Supaya berjalan lancer, siapkan diri matang-matang, dan jangan sampai moment-
nya kelewat.(hlm.33, edisi 5-18 Feb 2007).
(120) Namanya aja udah sayang, jadi nggak perlu nunggu moment khusus lagi buat

ngungkapin perasaan. (hlm.33, edisi 55-18 Feb 2007)

(121) Ryza lalu nanya, apakah kalau sudah saling cinta, musti berhubungan sex?

(hlm 27, edisi 22 Jan- 4 Feb 2007).

(122) Sorry, kalo sekarang dia lagi cuek banget padamu.

(hlm.51, edisi 26 Des 2006- 8 Jan 2007).

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess!. 2007


USU e-Repository©2009

Anda mungkin juga menyukai