i
2. DAFTAR ISI
3. DAFTAR TABEL
Tabel 2.2.1 Kriteria Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran RKPD Tahun 2013 ................. 3
Tabel 2.2.2 Persentase Realisaasi Capaian Kinerja dan Anggaran Rencana Kerja SKPD
Triwulan III Tahun 2013 .................................................................................... 3
ii
4. BAB I PENDAHULUAN
Hal ini juga terjadi pada Kabupaten Grobogan. Di dalam jurnal yang berjudul
“Kajian Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Di Kabupaten Grobogan Tahun 2013”
membahas mengenai ketidakselarasan antara dokumen rencana Kerja SKPD dengan
Rencana Strategis SKPD serta antara dokumen APBD dengan dokumen RKPD.
Sehingga jurnal ini dapat menjadi bahan untuk mamahami bagaimana kondisi suatu
perencanaan dikatakan tidak selaras dengan relaisasinya baik dalam pelaksanan
kegiatan maupun dalam penganggarannya. Oleh karena itu, penulis menggunakan
jurnal ini untuk menjadi media pemahaman mengenai kinerja pembangunan daerah
yang berkaitan dengan mata kuliah yang diambil, yaitu Manajemen Pembangunan
Daerah.
1
5. BAB II PEMBAHASAN
Maksud dari kegiatan evaluasi yang tertulis di dalam jurnal ini adalah untuk menilai
dan mengevaluasi pencapaian target-target renccana program dan kegiatan prioritas
daerah sebagaimana yang telah tertulis di dalam dokumen RKPD Kabupaten Grobogan
Tahun 2013. Hal ini juga secara hukum tertulis di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
No. 32 Tahun 2012 tentang Pedman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana
Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013.
Sehingga setelah melakukan analisis pada data yang ada yaitu dengan analisis
perbandingan, penulis menemukan beberapa ketidakselarasan antara capaian kinerja
dengan target kinerja serta antara target penganggaran yang ditetapkan dalam APBD
dengan realisasi keuangan. Hal inilah yang kemudian menjadi issue pokok yang penting
untuk dibahas.
2
dalam perumusan isinya, Renstra SKPD tidaklah bisa menyimpang dari RPJMD yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Hal ini juga berlaku dalam perumusan Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD) yang
juga harus berpedoman pada Rencana Strategis SKPD serta mengacu pada
Rancangan Awal RKPD. Dari pemahaman ini, dapat diketahui bahwa dalam proses
penyusunan kegiatan pada Rencana Kerja SKPD haruslah selaras dan sepadan
dengan apa yang tercantum dalam Rencana Strategis SKPD. Apabila terdapat
ketimpangan atau ketidakselarasan dalam pelaksanaan atau eksekusi kegiatan
Rencana Kerja SKPD dengan Rencana Strategis SKPD, maka kondisi ini menyalahi
aturan yang tertulis dalam UU No. 25 Tahun 2004 dan UU No. 32 Tahun 2003.
Dari hasil evaluasi RKPD Kabupaten Grobogan Tahun 2013, diketahui bahwa
rata-rata realisasi kinerja kegiatan yang telah terlaksana masih mencapai 42,26% dan
realisasi anggaran mencapai 47,95%.
Tabel 2.2.2 Persentase Realisaasi Capaian Kinerja dan Anggaran Rencana Kerja SKPD Triwulan III
Tahun 2013
3
7. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 75,00 99,46
8. Penanaman Modal 00,00 25,36
9. Kebudayaan 48,21 61,04
10. Kepemudaan dan Olahraga 53,69 72,07
11. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 68,01 67,42
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa realisasi anggaran yang tercapai dalam
RKPD Kabupaten Grobogan belum mencapai target. Hal ini dikarenakan adanya
pengalokasian dana anggaran untuk kegiatan baru yang tidak tercantum dalam
Rencana Strategis SKPD. Hal ini menunjukkan bahwa adanya ketidakselarasan antara
dokumen perencanaan pembangunan dan penganggaran dengan realisasi kinerja dan
anggaran yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Grobogan.
Sehingga perlu adanya pelaksanaan monitoring secarai intensif mulai dari proses
perumusan dokumen perencanaan pembangunan hingga kegiatan pelaksanaannya
untuk menghindari ketidakselarasan antara kegiatan yang telah direncanakan dengan
kegiatan yang direalisasikan.
Di dalam jurnal juga tertulis bahwa dokumen APBD yang tersusun tidaklah selaras
dengan dokumen RKPD dimana dalam proses penyusunan dokumen APBD haruslah
berpedoman pada dokumen RKPD. Hal ini tercantum dalam UU No. 25 Tahun 2004 dan
UU No. 17 Tahun 2003 pasasl 17 ayat 2. Sehingga sudah dapat dipastikan akan ada
sanksi untuk ketidakselarasan antar realisasi dari dokumen-dokumen tersebut.
Selain hal tersebut, pada data rata-rata realisasi kinerja serta realisasi kegiatan
yang menunjukkan angka 42,46% untuk realisasi kinerja dan 47,95% untuk realisasi
anggaran per triwulan III. Penulis menyampaikan bahwa angka realisasi kinerja
menunjukkan kriteria penilaian “sedang” namun berdasarkan tabel Kriteria Capaian
Kinerja dan Realisasi Anggaran RKPD Tahun 2013, angka tersebut berada pada kriteria
“rendah”. Hal ini menunjukkan bahwa realisasi kinerja RKPD Kabupaten Grobogan
berada pada katgori rendah, yaitu perlu adanya peningkatan dalam pengendalian baik
perencanaannya maupun realisasinya.
4
Penulis menyampaikan bahwa dokumen APBD tidaklah selaras dengan RKPD
namun tidak menunjukkan hal apa yang menjadi pokok bahasan dari ketidakselarasan
tersebut. Sehingga pembaca kurang memahami isu permasalahan yang terjadi dengan
baik.
5
6. BAB III PENUTUP
6
7. DAFTAR PUSTAKA
https://medium.com/@ceritapublik/sistem-perencanaan-pembangunan-di-indonesia-
b1e1527108cd (diakses ada 10 Maret 2018)
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/147-artikel-anggaran-dan-
perbendaharaan/9937-kebijakan-umum-anggaran-pendapatan-belanja-
daerah (diakses ada 4 Maret 2018)
vii