Anda di halaman 1dari 2

Definisi dan Sifat – Sifat Persekutuan

Persekutuan adalah gabungan atau asosiasi dari dua orang atau lebih untuk

memiliki dan menyelenggarakan suatu usaha secara bersama dengan tujuan untuk

memperoleh laba. Persekutuan dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu persekutuan

firma (Fa), persekutuan komanditer (cv), dan joint stock company.

Karakteristik Utama Persekutuan

a) Mutual Agency, yaitu masing-masing sekutu merupakan agen.

b) Limited Life, yaitu umur persekutuan adalah terbatas.

c) Unlimited Liability, yaitu tanggung jawab sekutu tidak terbatas pada modal yang

disetor saja.

d) Ownership of an Interst in a Partnership, yaitu kekayaan yang sudah disetor bukan

lagi milik sekutu penyetor melainkan milik semua sekutu

e) Participation on Partnership Profit, yaitu masing-masing sekutu mempunyai hak di

dalam pembagian laba atau rugi persekutuan.

f) Right to Dispose of a Partnership Interest, yaitu setiap sekutu mempunyai hak

untuk mejual dan memindahkan hak atas modal dan laba kepada orang lain.

g) Mutual Liability, yaitu setiap sekutu bertanggung jawab terhadap hutang

persekutuan.

Pada umumnya hubungan ekonomis antara persekutuan dan para sekutu ditampung

dalam 3 rekening, yaitu rekening modal, rekening prive, dan rekening hutang-piutang,

yang dapat berupa hutang kepada sekutu dan piutang kepada sekutu.
Investasi Awal dalam Persekutuan

Investasi awal pada persekutuan tidak hanya dapat dilakukan dengan penyetoran

modal dalam bentuk kas, tetapi juga dengan jenis aset lainnya. Bila aktiva berupa non-

kas maka penilaian besarnya modal harus dengan persetujuan masing-masing sekutu

agar mendapatkan nilai yang wajar dan memenuhi prinsip keadilan sehingga biasanya

digunakan nilai pasarnya yang wajar. Penurunan nilai aktiva juga harus ditetapkan secara

bersama. Bila terdapat kemampuan lebih dari sekutu maka perlakuan terhadap

kemampuan lebih yang dimiliki sekutu ada 2 metode pengakuan modal yaitu:

1. Metode Bonus

Bila dalam pendirian persekutuan tidak ada ketentuan proporsi pengakuan modal

di dalam perjanjian, maka proporsi pengakuan modal dengan metode bonus

besarnya dibagi rata (dibagi sama besar). Diasumsikan bahwa jumlah setoran

modal mula-mula = jumlah rata-rata modal mula-mula.

2. Metode Goodwill

Bila menggunakan pendekatan goodwill, untuk menghitung nilai goodwill

menggunakan nilai total persekutuan berdasarkan kepemilikan modal yang lebih

besar. Atau mengasumsikan bahwa jumlah setoran modal mula-mula = jumlah

rata-rata modal mula-mula ditambah goodwill yang diakui.

Metode bonus dan goodwill akan menghasilkan kepentingan yang sama dalam

pembagian laba-rugi.

Anda mungkin juga menyukai