Anda di halaman 1dari 12

Menentukan asam dan basa suatu

larutan

Nama kelompok : 1. Derik Yudha P.

2. Rahmat Hidayah

3. Raynaldo Jeferson

4. Subandi

5. Tri Wasito

6. Yoga Purnomo

Kelas : XI IPA 3
I. Menentukan asam dan basa suatu larutan

II. Tujuan Percobaan


Memperkirakan PH berbagai macam larutan dengan menggunakan indikator.

III. Dasar Teori


Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan denga pH lebih kecil dari 7. asam adalah suatu zat yang dapat memberi
proton(ion H+) kepada zat lain (yang disebutbasa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas
dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk
membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat

Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:

a. Berasa masam

Rasa asam hanya dapat diketahui melalui uji organoleptik (dicicipi). Uji ini hanya berlaku
pada makanan yang memiliki sifat asam lemah, dan tidak boleh diterapkan pada bahan-bahan
kimia di laboratorium.

b. Korosif

Sifat ini dapat merusak berbagai benda logam dan nonlogam. Apabila mengenai jaringan
tubuh mengakibatkan kerusakan. Sifat korosif hanya dimiliki oleh asam dalam bentuk
larutannya. Hal ini disebabkan oleh adanya ion (H+). Semakin kuat jenis asamnya, semakin
mudah terurai membentuk ion H+ sehingga semakin bersifat korosif.

c.Dalam air terurai menjadi ion positif hydrogen dan ion negative sisa asam.

Contoh: HBr + air ↔ H+ + Br-

d.Dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah

e. Bereaksi dengan logam

Reaksi antara asam dengan logam menghasilkan garam dan gas H2

Contoh : Zn + 2HCl → ZnCl2 H2

f. Bereaksi dengan karbonat

Reaksi antara asam dengan karbonat menghasilkan garam, air, dan gas CO2
Contoh : CaCO3 + 2HCl → CaCl2 + CO2 + H2O

g.Bereaksi dengan basa

Reaksi antara asam dengan basa menghasilkan garam dan air.

Contoh : H2SO4 + 2NaOH → Na2SO4 + 2H2O

h. pH < 7

Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling
berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam menghasilkan ion hidrogen
(H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal ini basa mempunyai arti sebagai berikut. maka
ketika suatu senyawa basa di larutkan ke dalam air, maka akan terbentuk ion hidroksida (OH-)
dan ion positif menurut reaksi sebagai berikut. Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa
hidroksida (OH) mengikat satu elektron saat dimasukkan ke dalam air.

Secara umum, Basa memiliki sifat sebagai berikut:

a. Berasa pahit

Rasa pahit pada basa seperti rasa pahit pada sabun.

b. Jika mengenai kulit akan berasa licin

Disebabkan karena kulit larut dalam basa kuat.

c. Bersifat kaustik

Dapat merusak kulit atau bersifat kaustik.

d. Dapat mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru

e. Dalam air terionisasi menjadi ion positif logam dan ion negative hidroksil

Contoh : NaOH + air ↔ Na+ + OH-

f. Bereaksi dengan asam menghasilkan garam dan air

Contoh : NaOH + HCl → NaCl + H2O

g. Bereaksi dengan garam menghasilkan garam dan basa

Contoh : 2NaOH + K2SO4 → Na2SO4 + 2KOH

h. pH > 7
Indicator asam dan basa

Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa di gunakan adalah indikator
buatan dan indikator alami, Berikut ini penjelasan tentang indikator asam-basa

buatan dan indikator asam-basa alami.

Indikator Buatan

Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik
alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan
lakmus biru, kertas lakmus kertas yang diberi senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna
yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asan maupun basa. Warna kertas lakmus akan
berubah sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus
sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam
kertas lakmus.

Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ekstrak lakmus yang berwarna biru ke dalam
kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkan dalam udara
terbuka, sehingga dihasilkan kertas nlakmus biru.kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat
basa akan tetap biru , karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan
anion (OH-).

Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus
biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya menjadi merah.

Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila kertas
lakmus merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah
karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan, apabila
kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru
akan kembali terbentuk.

Indikator Alami

Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan
asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam basa
adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah,
dan dedaunan.

Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang
sepatu merah di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan
berwarna hijau, kol ungu di dalam larutan asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam
larutan basa akan berwarna hijau.
A. MENURUT ARRHENIUS
Menurut teori Arrhenius, zat yang dalam air menghasilkan ion H + disebut asam danbasa adalah
zat yang dalam air terionisasi menghasilkan ion OH - .

HCl --> H + + Cl -
NaOH --> Na + + OH -

Meskipun teori Arrhenius benar, pengajuan desertasinya mengalami hambatan berat karena
profesornya tidak tertarik padanya. Desertasinya dimulai tahun 1880, diajukan pada 1883,
meskipun diluluskan teorinya tidak benar. Setelah mendapat bantuan dari Van’ Hoff dan
Ostwald pada tahun 1887 diterbitkan karangannya mengenai asam basa. Akhirnya dunia
mengakui teori Arrhenius pada tahun 1903 dengan hadiah nobel untuk ilmu pengetahuan.

Sampai sekarang teori Arrhenius masih tetap berguna meskipun hal tersebut merupakan model
paling sederhana. Asam dikatakan kuat atau lemah berdasarkan daya hantar listrik molar.
Larutan dapat menghantarkan arus listrik kalau mengandung ion, jadi semakin banyak asam
yang terionisasi berarti makin kuat asamnya. Asam kuat berupa elektrolit kuat dan asam lemah
merupakan elektrolit lemah. Teori Arrhenius memang perlu perbaikan sebab dalam lenyataan
pada zaman modern diperlukan penjelasanyang lebih bisa diterima secara logik dan berlaku
secara umum. Sifat larutan amoniak diterangkan oleh teori Arrhenius sebagai berikut:

NH 4 OH --> NH 4 + + OH -

Jadi menurut Svante August Arrhenius (1884) asam adalah spesi yang mengandung H + dan basa
adalah spesi yang mengandung OH -, dengan asumsi bahwa pelarut tidak berpengaruh terhadap
sifat asam dan basa.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa:

Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H + .


Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH - .

Contoh:
1) HCl(aq) --> H + (aq) + Cl - (aq)
2) NaOH(aq) --> Na + (aq) + OH - (aq)

B. MENURUT BRONSTED-LOWRY
Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton akseptor.
Teori asam basa dari Arrhenius ternyata tidak dapat berlaku untuk semua pelarut, karena khusus
untuk pelarut air. Begitu juga tidak sesuai dengan reaksi penggaraman karena tidak semua garam
bersifat netral, tetapi ada juga yang bersifat asam dan ada yang bersifat basa.

Konsep asam basa yang lebih umum diajukan oleh Johannes Bronsted, basa adalah zat yang
dapat menerima proton. Ionisasi asam klorida dalam air ditinjau sebagai perpindahan proton dari
asam ke basa.
HCl + H2O --> H3O + + Cl -
Demikian pula reaksi antara asam klorida dengan amoniak, melibatkan perpindahan proton dari
HCl ke NH 3 .
HCl + NH 3 ⇄ NH 4 + + Cl -
Ionisasi asam lemah dapat digambarkan dengan cara yang sama.
HOAc + H 2 O ⇄ H 3 O + + OAc -

Pada tahun 1923 seorang ahli kimia Inggris bernama T.M. Lowry juga mengajukan hal yang
sama dengan Bronsted sehingga teori asam basanya disebut Bronsted-Lowry. Perlu diperhatikan
disini bahwa H + dari asam bergabung dengan molekul air membentuk ion poliatomik H 3 O +
disebut ion Hidronium.

Reaksi umum yang terjadi bila asam dilarutkan ke dalam air adalah:
HA + H 2 O ⇄ H 3 O + + A-
asam basa asam konjugasi basa konjugasi

Penyajian ini menampilkan hebatnya peranan molekul air yang polar dalam menarik proton dari
asam.
Perhatikanlah bahwa asam konjugasi terbentuk kalau proton masih tinggal setelah asam
kehilangan satu proton. Keduanya merupakan pasangan asam basa konjugasi yang terdi dari dua
zat yang berhubungan satu sama lain karena pemberian proton atau penerimaan proton. Namun
demikian disosiasi asam basa masih digunakan secara Arrhenius, tetapi arti yang sebenarnya
harus kita pahami.

Johannes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry membuktikan bahwa tidak semua asam
mengandung ion H + dan tidak semua basa mengandung ion OH - .

Bronsted – Lowry mengemukakan teori bahwa asam adalah spesi yang memberi H + ( donor
proton ) dan basa adalah spesi yang menerima H + (akseptor proton). Jika suatu asam memberi
sebuah H + kepada molekul basa, maka sisanya akan menjadi basa konjugasi dari asam semula.
Begitu juga bila basa menerima H + maka sisanya adalah asam konjugasi dari basa semula.

Teori Bronsted – Lowry jelas menunjukkan adanya ion Hidronium (H 3 O + ) secara nyata.

Contoh:
HF + H 2 O ⇄ H 3 O + + F -
Asam basa asa m konjugasi basa konjugasi
HF merupakan pasangan dari F - dan H 2 O merupakan pasangan dari H 3 O + .
Air mempunyai sifat ampiprotik karena dapat sebagai basa dan dapat sebagai asam.
HCl + H 2 O --> H 3 O + + Cl -
Asam Basa
NH 3 + H 2 O ⇄ NH 4 + + OH -
Basa Asam

Manfaat dari teori asam basa menurut Bronsted – Lowry adalah sebagai berikut:
1. Aplikasinya tidak terbatas pada pelarut air, melainkan untuk semua pelarut yang mengandunh
atom Hidrogen dan bahkan tanpa pelarut.
2. Asam dan basa tidak hanya berwujud molekul, tetapi juga dapat berupa anion dan kation.

Contoh lain:
1) HAc(aq) + H 2 O(l) --> H 3 O+(aq) + Ac - (aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
HAc dengan Ac - merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
H 3 O+ dengan H 2 O merupakan pasangan asam-basa konyugasi.

2) H 2 O(l) + NH 3 (aq) --> NH 4 + (aq) + OH - (aq)


asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
H 2 O dengan OH - merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
NH 4 + dengan NH 3 merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (proton donor) dan sebagai
basa (proton akseptor). Zat atau ion atau spesi seperti ini bersifat ampiprotik (amfoter).
Penulisan Asam Basa Bronsted Lowry

C.Derajat Keasaman (pH)


Kesamaan suatu larutan disebabkan adanya ion H. konsentrasi ion hidronium [H] dalam larutan
encer umumnya sangat rendah, tetapi sangat menentukan sifat-sifat larutan, terutama larutan
dalam air. Telah disebutkan bahwa pembawa sifat asam adalah ion H. Jadi, derajat tingkat
keasaman larutan bergantung pada konsentrasi ion H dalam larutan. Semakin besar konsentrasi
ion H maka semakin asam larutan.
pH = – log [H].
pH merupakan fungsi logaritma negatif dari konsentrasi ion Hdalam suau larutan. Jadi, pH suatu
larutan menyatakan derajat atau tingkat keasaman suatu larutan.
Dengan analogi yang sama, untuk menentukan harga konsentrasi OH dapat digunakan rumus
harga pOH.
pOH = – log [OH ] atau [OH ] = 10
skala pH
larutan bersifat netral : [H] = [OH ] ; pH = 7
larutan bersifat asam : [H] > [OH ] ; pH < 7 larutan bersifat basa : [H] < [OH ] ; pH > 7
Hubungan tingkat keasaman dengan pH
pH sebagai parameter untuk menyatakan tingkat keasaman. Namun demikian, perlu diperhatikan
bahwa tingkat keasaman berbanding terbalik dengan nilai pH. Artinya, semakin asam larutan,
maka semakin kecil nilai pHnya, dan sebaliknya. Hal itu terjadi karena pH dan konsentrasi ion H
di hubungkan dengan tanda negatif. Ssselanjutnya, karena bilangan dasar, logaritma adalah 10
maka larutan yang nilai pHnya berbeda sebesar n mempunyai perbedaan konsentrasi ion H
sebesar 10.
IV. Alat dan Bahan
 Alat : - Tabung reaksi - Rak Tabung Reaksi - Pengaduk
- Pipit tetes - Gelas kimia

 Bahan : - Air cuka - Air garam - Lakmus merah - H2SO4 1M


- Air sumur - Air susu - Lakmus biru -Tisue

- Air cucian beras - Air gula - PP larutan

- Alkohol - Air jeruk - Universal indikator

- Air sabun - Air kapur - NaOH 1M

V.Langkah kerja:
 Dimasukan larutan kedalam tabung reaksi kira-kira setinggi 4cm.
 Dicelupkan kertas indikator lakmus merah dan biru kedalam larutan. Diamati
warnanya. Diperiksa dan dicatat pH larutan sesuai trayek perubahan warna indikator.
 Ditambahkan 3 tetes indikator metil jingga amati perubahan warnanya. Diperiksa
dan dicatat pH larutan sesuai trayek perubahan warna indikator.
 Diganti larutan dalam tabung reaksi dengan yang baru dan lakukan langkah 3 dengan
indikator cair lainnya ( metil merah dan PP)
 Dengan digabungkan nya hasil pencatatan pH tiap indikator. Diperkiraan harga pH
masing-masing larutan tersebut.

VI. Hasil Pengamatan


No Larutan pH larutan dari tiap larutan Perkiraan
L. Merah L. Biru Pp Universal pH larutan
1 Air Garam Merah Biru Tetap Jingga 7
2 Air Gula Merah Biru Tetap Jingga 7
3 Air Sumur Merah Biru Tetap Jingga 7
4 Air Jeruk Merah Merah Tetap Orange 3
5 Air Susu Merah Merah Tetap Hijau muda 6
6 Air cucian Beras Merah Merah Tetap Hijau muda 6
7 Air Kapur Biru Biru Ungu Ungu 14
8 Air Sabun Biru Biru Ungu muda Hijau Tua 9
9 Air Cuka Merah Merah Tetap Orange 3
10 Alkohol Merah Biru Tetap Hijau muda 7
11 H2SO4(1M) Merah Merah Merah Tua Merah Bata 1
12 NaOH (1M) Biru Biru Ungu Ungu 14
VII. Pembahasan
1) Larutan garam ketika diteteskan pada kertas lakmus berwarna merah kertas lakmus
tersebut tetap berwarna merah. Apabila diteteskan pada lakmus biru, lakmus biru akan
tetap berwarna biru. Begitu juga saat larutan garam di tetesi oleh indikator pp, maka
warna larutan garam tersebut tidak berubah atau tetap. Namun, ketika diteteskan pada
indikator unvirsal maka akan berubah warna menjadi jingga. Dan pH larutannya
diperkirakan sekitar 7. Dalam hal ini, larutan garam termasuk larutan netral.
2) Larutan gula ketika diteteskan pada kertas lakmus berwarna merah kertas lakmus tersebut
tetap berwarna merah. Apabila diteteskan pada lakmus biru, lakmus biru akan tetap
berwarna biru. Begitu juga saat larutan gula di tetesi oleh indikator pp, maka warna
larutan gula tersebut tidak berubah atau tetap. Namun, ketika diteteskan pada indikator
unvirsal maka akan berubah warna menjadi jingga. Dan pH larutannya diperkirakan
sekitar 7. Dalam hal ini, larutan gula termasuk larutan netral.
3) Air sumur ketika diteteskan pada kertas lakmus berwarna merah kertas lakmus tersebut
tetap berwarna merah. Apabila diteteskan pada lakmus biru, lakmus biru akan tetap
berwarna biru. Begitu juga saat air sumur di tetesi oleh indikator pp, maka warna air
sumur tersebut tidak berubah atau tetap. Namun, ketika diteteskan pada indikator
unvirsal maka akan berubah warna menjadi jingga. Dan pH larutannya diperkirakan
sekitar 7. Dalam hal ini, air sumur termasuk larutan netral.
4) Air jeruk ketika diteteskan pada kertas lakmus berwarna merah kertas lakmus tersebut
tetap berwarna merah. Apabila diteteskan pada lakmus biru, lakmus biru akan berubah
menjadi warna merah. Begitu juga saat air jeruk di tetesi oleh indikator pp, maka warna
air jeruk tersebut tidak berubah atau tetap. Namun, ketika diteteskan pada indikator
unvirsal maka akan berubah warna menjadi orange. Dan pH larutannya diperkirakan
sekitar 3. Dalam hal ini, air jeruk termasuk asam.
5) Air susu ketika diteteskan pada kertas lakmus berwarna merah kertas lakmus tersebut
tetap berwarna merah. Apabila diteteskan pada lakmus biru, lakmus biru akan tetap
berwarna biru. Begitu juga saat air susu di tetesi oleh indikator pp, maka warna air susu
tersebut tidak berubah atau tetap. Namun, ketika diteteskan pada indikator unvirsal maka
akan berubah menjadi warna hijau muda. Dan pH larutannya diperkirakan sekitar 6.
Dalam hal ini, air susu termasuk larutan asam.
6) Air beras ketika diteteskan pada kertas lakmus berwarna merah kertas lakmus tersebut
tetap berwarna merah. Apabila diteteskan pada lakmus biru, lakmus biru akan tetap
berwarna biru. Begitu juga saat air beras di tetesi oleh indikator pp, maka warna air beras
tersebut tidak berubah atau tetap. Namun, ketika diteteskan pada indikator unvirsal maka
akan berubah warna menjadi hijau. Dan pH larutannya diperkirakan sekitar 6. Dalam hal
ini, air beras termasuk larutan asam.
7) Air kapur ketika diteteskan pada kertas lakmus berwarna merah kertas lakmus tersebut
berubah menjadi biru. Apabila diteteskan pada lakmus biru, lakmus biru akan tetap
berwarna biru. Begitu juga saat air kapur di tetesi oleh indikator pp, maka warna air
kapur tersebut berubah menjadi warna merah. Namun, ketika diteteskan pada indikator
unvirsal maka akan berubah warna menjadi ungu. Dan pH larutannya diperkirakan sekitar
14. Dalam hal ini, air kapur termasuk larutan basa.
8) Air sabun ketika diteteskan pada kertas lakmus berwarna merah kertas lakmus tersebut
akan berubah menjadi biru. Apabila diteteskan pada lakmus biru, lakmus biru akan tetap
berwarna biru. Begitu juga saat air sabun di tetesi oleh indikator pp, maka warna air
sabun tersebut berubah menjadi warna merah. Namun, ketika diteteskan pada indikator
unvirsal maka akan berubah warna menjadi ungu. Dan pH larutannya diperkirakan sekitar
9. Dalam hal ini, air sabun termasuk larutan basa.
9) Cuka ketika diteteskan pada kertas lakmus berwarna merah kertas lakmus tersebut tetap
berwarna merah. Apabila diteteskan pada lakmus biru, lakmus biru akan berubah menjadi
warna merah. Begitu juga saat air cuka di tetesi oleh indikator pp, maka warna air cuka
tersebut tidak berubah atau tetap. Namun, ketika diteteskan pada indikator unvirsal maka
akan berubah warna menjadi orange. Dan pH larutannya diperkirakan sekitar 3. Dalam
hal ini, air cuka termasuk larutan asam.
10) Alkohol ketika diteteskan pada kertas lakmus berwarna merah kertas lakmus tersebut
tetap berwarna merah. Apabila diteteskan pada lakmus biru, lakmus biru akan tetap
berwarna biru. Begitu juga saat alkohol di tetesi oleh indikator pp, maka warna alkohol
tersebut tidak berubah atau tetap. Namun, ketika diteteskan pada indikator unvirsal maka
akan berubah warna menjadi hijau muda. Dan pH larutannya diperkirakan sekitar 7.
Dalam hal ini, larutan alkohol termasuk larutan yang bersifat netral.
11) Larutan H2SO4 ketika diteteskan pada kertas lakmus berwarna merah kertas lakmus
tersebut tetap berwarna merah. Apabila diteteskan pada lakmus biru, lakmus biru akan
berubah menjadi merah. Begitu juga saat larutan H2SO4 di tetesi oleh indikator pp, maka
warna larutan H2SO4 tersebut tidak berubah atau tetap. Namun, ketika diteteskan pada
indikator unvirsal maka akan berubah warna menjadi coklat. Dan pH larutannya
diperkirakan sekitar 1. Dalam hal ini, larutan H2SO4 termasuk larutan asam.
12) Larutan NaOH ketika diteteskan pada kertas lakmus berwarna merah kertas lakmus
tersebut berubah menjadi biru. Apabila diteteskan pada lakmus biru, lakmus biru akan
tetap berwarna biru. Begitu juga saat larutan garam di tetesi oleh indikator pp, maka
warna larutan NaOH tersebut tidak berubah menjadi warna merah. Namun, ketika
diteteskan pada indikator unvirsal maka akan berubah warna menjadi ungu. Dan pH
larutannya diperkirakan sekitar 14. Dalam hal ini, larutan NaOH termasuk larutan basa.
VIII. Kesimpulan
1. Dari percobaan ang kami lakukan dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Larutan Asam : 1. Air Cuka 4. Air Jeruk

2. Cucian Beras 5. H2SO4

3. Air Susu

b. Larutan Netral : 1. Air Sumur 3. Air Garam


2. Alkohol 4. Air Gula
c. Larutan Basa : 1. Air Sabun 3. NaOH (1M)
2. Air Kapur

2. Dari hasil pengamatan ini kita dapat membedakan antara larutan asam,larutan basa,dan
larutan netral dengan menggunakan kertas lakmus merah,lakmus biru,indikator universal serta
pp.

3. Dapat mengetahui perubahan warna,ph,serta tingkat keasamman/kebasaan dari suatu larutan.


Daftar pustaka
Purba, Michael. 2007. KIMIA untuk SMA kelas XI.Jakarta: Erlangga.

Johari,J.M.C, M. Rachmawati. 2009. KIMIA SMA dan MA untuk kelas XI. Jakarta:
Erlangga.

Wulandari, Erna Tri. 2013. KIMIA untuk SMA/MA Kelas XI Semester 2. Klaten: Intan
Pariwara.

http://www.academia.edu/4893859/LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA_MENGUJI_LAR
UTAN_ASAM_BASA_MENGGUNAKAN_INDIKATOR_ALAM

http://www.ilmukimia.org/2013/01/teori-asam-dan-basa.html

http://shofayusuf.yu.tl/laporan-praktikum-kimia-xi-ipa-6-larutan.xhtml

Anda mungkin juga menyukai