larutan
2. Rahmat Hidayah
3. Raynaldo Jeferson
4. Subandi
5. Tri Wasito
6. Yoga Purnomo
Kelas : XI IPA 3
I. Menentukan asam dan basa suatu larutan
a. Berasa masam
Rasa asam hanya dapat diketahui melalui uji organoleptik (dicicipi). Uji ini hanya berlaku
pada makanan yang memiliki sifat asam lemah, dan tidak boleh diterapkan pada bahan-bahan
kimia di laboratorium.
b. Korosif
Sifat ini dapat merusak berbagai benda logam dan nonlogam. Apabila mengenai jaringan
tubuh mengakibatkan kerusakan. Sifat korosif hanya dimiliki oleh asam dalam bentuk
larutannya. Hal ini disebabkan oleh adanya ion (H+). Semakin kuat jenis asamnya, semakin
mudah terurai membentuk ion H+ sehingga semakin bersifat korosif.
c.Dalam air terurai menjadi ion positif hydrogen dan ion negative sisa asam.
Reaksi antara asam dengan karbonat menghasilkan garam, air, dan gas CO2
Contoh : CaCO3 + 2HCl → CaCl2 + CO2 + H2O
h. pH < 7
Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling
berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam menghasilkan ion hidrogen
(H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal ini basa mempunyai arti sebagai berikut. maka
ketika suatu senyawa basa di larutkan ke dalam air, maka akan terbentuk ion hidroksida (OH-)
dan ion positif menurut reaksi sebagai berikut. Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa
hidroksida (OH) mengikat satu elektron saat dimasukkan ke dalam air.
a. Berasa pahit
c. Bersifat kaustik
e. Dalam air terionisasi menjadi ion positif logam dan ion negative hidroksil
h. pH > 7
Indicator asam dan basa
Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa di gunakan adalah indikator
buatan dan indikator alami, Berikut ini penjelasan tentang indikator asam-basa
Indikator Buatan
Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik
alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan
lakmus biru, kertas lakmus kertas yang diberi senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna
yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asan maupun basa. Warna kertas lakmus akan
berubah sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus
sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam
kertas lakmus.
Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ekstrak lakmus yang berwarna biru ke dalam
kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkan dalam udara
terbuka, sehingga dihasilkan kertas nlakmus biru.kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat
basa akan tetap biru , karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan
anion (OH-).
Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus
biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya menjadi merah.
Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila kertas
lakmus merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah
karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan, apabila
kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru
akan kembali terbentuk.
Indikator Alami
Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan
asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam basa
adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah,
dan dedaunan.
Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang
sepatu merah di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan
berwarna hijau, kol ungu di dalam larutan asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam
larutan basa akan berwarna hijau.
A. MENURUT ARRHENIUS
Menurut teori Arrhenius, zat yang dalam air menghasilkan ion H + disebut asam danbasa adalah
zat yang dalam air terionisasi menghasilkan ion OH - .
HCl --> H + + Cl -
NaOH --> Na + + OH -
Meskipun teori Arrhenius benar, pengajuan desertasinya mengalami hambatan berat karena
profesornya tidak tertarik padanya. Desertasinya dimulai tahun 1880, diajukan pada 1883,
meskipun diluluskan teorinya tidak benar. Setelah mendapat bantuan dari Van’ Hoff dan
Ostwald pada tahun 1887 diterbitkan karangannya mengenai asam basa. Akhirnya dunia
mengakui teori Arrhenius pada tahun 1903 dengan hadiah nobel untuk ilmu pengetahuan.
Sampai sekarang teori Arrhenius masih tetap berguna meskipun hal tersebut merupakan model
paling sederhana. Asam dikatakan kuat atau lemah berdasarkan daya hantar listrik molar.
Larutan dapat menghantarkan arus listrik kalau mengandung ion, jadi semakin banyak asam
yang terionisasi berarti makin kuat asamnya. Asam kuat berupa elektrolit kuat dan asam lemah
merupakan elektrolit lemah. Teori Arrhenius memang perlu perbaikan sebab dalam lenyataan
pada zaman modern diperlukan penjelasanyang lebih bisa diterima secara logik dan berlaku
secara umum. Sifat larutan amoniak diterangkan oleh teori Arrhenius sebagai berikut:
NH 4 OH --> NH 4 + + OH -
Jadi menurut Svante August Arrhenius (1884) asam adalah spesi yang mengandung H + dan basa
adalah spesi yang mengandung OH -, dengan asumsi bahwa pelarut tidak berpengaruh terhadap
sifat asam dan basa.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa:
Contoh:
1) HCl(aq) --> H + (aq) + Cl - (aq)
2) NaOH(aq) --> Na + (aq) + OH - (aq)
B. MENURUT BRONSTED-LOWRY
Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton akseptor.
Teori asam basa dari Arrhenius ternyata tidak dapat berlaku untuk semua pelarut, karena khusus
untuk pelarut air. Begitu juga tidak sesuai dengan reaksi penggaraman karena tidak semua garam
bersifat netral, tetapi ada juga yang bersifat asam dan ada yang bersifat basa.
Konsep asam basa yang lebih umum diajukan oleh Johannes Bronsted, basa adalah zat yang
dapat menerima proton. Ionisasi asam klorida dalam air ditinjau sebagai perpindahan proton dari
asam ke basa.
HCl + H2O --> H3O + + Cl -
Demikian pula reaksi antara asam klorida dengan amoniak, melibatkan perpindahan proton dari
HCl ke NH 3 .
HCl + NH 3 ⇄ NH 4 + + Cl -
Ionisasi asam lemah dapat digambarkan dengan cara yang sama.
HOAc + H 2 O ⇄ H 3 O + + OAc -
Pada tahun 1923 seorang ahli kimia Inggris bernama T.M. Lowry juga mengajukan hal yang
sama dengan Bronsted sehingga teori asam basanya disebut Bronsted-Lowry. Perlu diperhatikan
disini bahwa H + dari asam bergabung dengan molekul air membentuk ion poliatomik H 3 O +
disebut ion Hidronium.
Reaksi umum yang terjadi bila asam dilarutkan ke dalam air adalah:
HA + H 2 O ⇄ H 3 O + + A-
asam basa asam konjugasi basa konjugasi
Penyajian ini menampilkan hebatnya peranan molekul air yang polar dalam menarik proton dari
asam.
Perhatikanlah bahwa asam konjugasi terbentuk kalau proton masih tinggal setelah asam
kehilangan satu proton. Keduanya merupakan pasangan asam basa konjugasi yang terdi dari dua
zat yang berhubungan satu sama lain karena pemberian proton atau penerimaan proton. Namun
demikian disosiasi asam basa masih digunakan secara Arrhenius, tetapi arti yang sebenarnya
harus kita pahami.
Johannes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry membuktikan bahwa tidak semua asam
mengandung ion H + dan tidak semua basa mengandung ion OH - .
Bronsted – Lowry mengemukakan teori bahwa asam adalah spesi yang memberi H + ( donor
proton ) dan basa adalah spesi yang menerima H + (akseptor proton). Jika suatu asam memberi
sebuah H + kepada molekul basa, maka sisanya akan menjadi basa konjugasi dari asam semula.
Begitu juga bila basa menerima H + maka sisanya adalah asam konjugasi dari basa semula.
Teori Bronsted – Lowry jelas menunjukkan adanya ion Hidronium (H 3 O + ) secara nyata.
Contoh:
HF + H 2 O ⇄ H 3 O + + F -
Asam basa asa m konjugasi basa konjugasi
HF merupakan pasangan dari F - dan H 2 O merupakan pasangan dari H 3 O + .
Air mempunyai sifat ampiprotik karena dapat sebagai basa dan dapat sebagai asam.
HCl + H 2 O --> H 3 O + + Cl -
Asam Basa
NH 3 + H 2 O ⇄ NH 4 + + OH -
Basa Asam
Manfaat dari teori asam basa menurut Bronsted – Lowry adalah sebagai berikut:
1. Aplikasinya tidak terbatas pada pelarut air, melainkan untuk semua pelarut yang mengandunh
atom Hidrogen dan bahkan tanpa pelarut.
2. Asam dan basa tidak hanya berwujud molekul, tetapi juga dapat berupa anion dan kation.
Contoh lain:
1) HAc(aq) + H 2 O(l) --> H 3 O+(aq) + Ac - (aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
HAc dengan Ac - merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
H 3 O+ dengan H 2 O merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
V.Langkah kerja:
Dimasukan larutan kedalam tabung reaksi kira-kira setinggi 4cm.
Dicelupkan kertas indikator lakmus merah dan biru kedalam larutan. Diamati
warnanya. Diperiksa dan dicatat pH larutan sesuai trayek perubahan warna indikator.
Ditambahkan 3 tetes indikator metil jingga amati perubahan warnanya. Diperiksa
dan dicatat pH larutan sesuai trayek perubahan warna indikator.
Diganti larutan dalam tabung reaksi dengan yang baru dan lakukan langkah 3 dengan
indikator cair lainnya ( metil merah dan PP)
Dengan digabungkan nya hasil pencatatan pH tiap indikator. Diperkiraan harga pH
masing-masing larutan tersebut.
3. Air Susu
2. Dari hasil pengamatan ini kita dapat membedakan antara larutan asam,larutan basa,dan
larutan netral dengan menggunakan kertas lakmus merah,lakmus biru,indikator universal serta
pp.
Johari,J.M.C, M. Rachmawati. 2009. KIMIA SMA dan MA untuk kelas XI. Jakarta:
Erlangga.
Wulandari, Erna Tri. 2013. KIMIA untuk SMA/MA Kelas XI Semester 2. Klaten: Intan
Pariwara.
http://www.academia.edu/4893859/LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA_MENGUJI_LAR
UTAN_ASAM_BASA_MENGGUNAKAN_INDIKATOR_ALAM
http://www.ilmukimia.org/2013/01/teori-asam-dan-basa.html
http://shofayusuf.yu.tl/laporan-praktikum-kimia-xi-ipa-6-larutan.xhtml