Perubahan Pengumuman Cpns Kemsos 2018
Perubahan Pengumuman Cpns Kemsos 2018
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau penyakit kardiovaskular saat ini
merupakan salah satu penyebab utama dan pertama kematian di negara maju
dan berkembang, termasuk Indonesia. Diperkira kan bahwa diseluruh dunia,
PJK pada tahun 2020 menjadi pembunuh pertama tersering yakni sebesar
36% dari seluruh kematian, angka ini dua kali lebih tinggi dari angka
kematian akibat kanker. Di Indonesia dilaporkan PJK (yang dikelompokkan
menjadi penyakit sistem sirkulasi) merupakan penyebab utama dan pertama
dari seluruh kematian, yakni sebesar 26,4%, angka ini empat kali lebih
tinggi dari angka kematian yang disebabkan oleh kanker(6%).
Oleh karena itu, untuk mengurangi kasus ini, dilakukanlah
penanganan yang berupa operasi bypass arteri koroner yang merupakan
jenis operasi dimana darah dilewati sekitar arteri tersumbat sehingga aliran
darah dan oksigen ke jantung meningkat. Operasi ini juga dirujuk ke CABG
(Coronary Artery Bypass Grafting).
Arteri koroner bertanggung jawab untuk membawa darah ke otot
jantung. Kadang-kadang arteri bisa tersumbat yang disebabkan oleh plak
dan bahan lemak lainnya. Sumbatan ini akhirnya memperlambat aliran
darah atau dapat menghentikan aliran darahsepenuhnya. Ketika seseorang
memiliki penyumbatan arteri koroner, ia akan mengalami nyeri di dada atau
mengembangkan serangan jantung. Namun, dengan melakukan operasi
bypass arteri koroner, aliran darah ke jantung membaik dan akhirnya
mengurangi nyeri dada dan risiko serangan jantung.
2.1 Definisi
Coronary Artery Bypass Graft (CABG) adalah bedah pintas koroner
yang merupakan salah satu upaya atau tindakan yang dilakukan untuk
revaskularisasi pada penderita penyakit jantung koroner. (Muttaqin, A.
2009)
Coronary Artery Bypass Grafting adalah operasi pintas koroner yang
dilakukan untuk membuat saluran baru melewati bagian arteri koroner yang
mengalami penyempitan atau penyumbatan (Medical Surgical Nursing vol
1, 2000).
Coronary Artery Bypass Grafting atau Operasi CABG adalah teknik
yang menggunakan pembuluh darah dari bagian tubuh yang lain untuk
memintas (melakukan bypass) arteri yang menghalangi pemasokan darah ke
jantung.
Operasi bypass jantung dilakukan dengan membuat saluran baru
melewati arteri koroner yang mengalami penyempitan dan juga
penyumbatan sehingga ada aliran darah baru yang membawa oksigen ke
jantung. Saluran baru yang dibuat berasal dari pembuluh darah nadi dan
pembuluh darah balik dari bagian tubuh lain, kemudian dicangkokkan ke
arteri koroner yang mengalami penyempitan dan penyumbatan.
14) Pada operasi “on Pump”, maka ahli bedah membuat kanul ke
dalam jantung dan menginstruksikan kepada petugas
perfusionist untuk memulai cardiopulmonary bypass (CPB).
Operasi ini dilakukan dengan memakai mesin pintas
jantung paru atau CPB. Dengan teknik ini jantung tidak
berdenyut, dengan menggunakan obat yang disebut
cardioplegik. Sementara itu, peredaran darah dan
pertukaran gas diambil alih oleh mesin pintas jantung paru
Prinsip cairan kardioplegik yang digunakan yaitu:
a) Konsentrasi kalium cukup tinggi sehingga cepat
terjadi arrest
b) Dextrose sebagai sumber energi
c) Buffer pH untuk mencegah asidosis
d) Hiper osmolaritas untuk mencegah edema interstitial
miokardium
e) Anastesi lokal untuk stabilitas membran sel
Pada teknik operasi ini, suhu diturunkan menjadi 28°- 30°
C, yang bertujuan untuk menurunkan kebutuhan jaringan
akan oksigen seminimal mungkin, heart rate di
pertahankan 60 – 80 x/menit, tekanan arteri 70 – 80
mmHg.
Pengkajian Psikososial
Pengkajian psikososial dan pengkajian kebutuhan belajar-
mengajar pasien dan keluarganya sama pentingnya dengan
pemeriksaan tisik. Persiapan pembedahan jantung merupakan
sumber stres yang berat bagi pasien dan keluarganya. Mereka
akan menjadi cemas dan ketakutan dan kadang mempunyai
banyak pertanyaan yang tidak terjawab. Kecemasan mereka
biasanya bertambah saat pasien dirawat di rumah sakit dan
segera dilakukan operasi. Pengkajian beratnya kecemasan sangat
penting. Bila ringan, mungkin merupakan penolakan. Bila berat,
perlu diajarkan pemakaian mekanisme koping secara efektif
melalui penyuluhan praoperatif. Pertanyaan perlu diajukan
untuk memperoleh informasi berikut mengenai pasien maupun
keluarganya:
- Arti pembedahan bagi pasien dan keluarganya
- Mekanisme koping yang digunakan
- Cara yang digunakan pada masa lampau untuk mengatasi
stres
- Perubahan gaya hidup yang diantisipasi
- Sistem pendukung yang efektif
- Ketakutan mengenai masa kini dan masa mendatang
- Pengetahuan dan pemahaman prosedur pembedahan,
perjalanan pascaoperasi, dan rehabilitasi jangka panjang
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan bagi pasien yang menjalani pembedahan
jantung sangat bervariasi antara pasien satu dengan pasien lain,
3. Intervensi Keperawatan
a. Mengurangi Ketakutan. Pasien dan keluarganya harus diberi
kesempatan yang cukup dan untuk mengekspresikan
ketakutan mereka. Bila ada ketakutan yang tidak diketahui,
pengalaman operasi lain yang pernah dijalani pasien dapat
dibandingkan dengan pembedahan yang akan dilakukan.
Terkadang sangat membantu menjelaskan kepada pasien
perasaan yang akan timbul (Anderson dan Masur 1989). Bila
pasien pernah menjalani kateterisasi jantung, maka
persamaan dan perbedaan prosedur ini dengan pembedahan
yang akan dijalankan dapat dibandingkan. Pasien juga
Pengkajian komplikasi
Pasien terus-menerus dikaji mengenai adanya indikasi ancaman
komplikasi. Perawat dan dokter bekerja secara kolaboratif untuk
mengetahui tanda dan gejala awal komplikasi dan memberikan
tindakan untuk mencegah perkembangannya.
- Penurunan Curah Jantung
Penurunan curah jantung selalu merupakan ancaman bagi
pasien yang baru saja menjalani pembedahan jantung. Hal ini
dapat terjadi karena berbagai penyebab:
Gangguan preload—terlalu sedikit atau terlalu banyak
volume darah yang kembali ke jantung akibat hipovolemia,
perdarahan yang berlanjut, tamponade jantung, atau cairan
yang berlebihan.
3. Intervensi Keperawatan
Tujuan utama meliputi restorasi curali jantung, pertukaran gas
yang adekuat, pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit
berkurangnya gejala penginderaan yang berlebihan.
penghilangan nyeri, usaha untuk beristirahat, pemeliharaan
perfusi jaringan yang memadai, pemeliharaan perfusi ginjal yang
memadai, pemeliharaan suhu tubuh normal, mempelajari
aktivitas perawatan diri. dan tidak adanya komplikasi.
a) Menjaga Curah Jantung
Penatalaksanaan keperawatan mencakup observasi terus-
menerus status jantung pasien dan segera memberitahu ahli
bedah setiap perubahan yang menunjukkan penurunan curah
jantung. Perawat dan ahli bedah kemudian bekerja sarna
secara kolaboratif untuk memperbaiki masalah yang terjadi.
Disritmia, yang dapat terjadi ketika perfusi jantung
berkurang, juga merupakan indikator penting mengenai
fungsi jantung. Disritmia yang paling sening terjadi selama
peniode pascaoperasi adalah bradikardi, takikardi dan
e) Pengurangan Nyeri
Nyeri dalam kemungkinan tidak dapat dirasakan tepat di atas
daerah cedera tetapi ke tempat yang lebih luas dan merata.
Pasien yang baru saja menjalani pembedahan jantung akan
mengalami nyeri akibat terpotongnya syaraf interkostal
sepanjang irisan dan iritasi pleura oleh kateter dada. (Begitu
pula, pasien dengan CABG arteria mamaria interna dapat
mengalami parestesia saraf ulna pada sisi yang sama dengan
sisi grafnya.) Observasi dan mendengarkan adanya Tanda
nyeri yang diucapkan ataupun tidak diucapkan oleh pasien
perlu diperhatikan. Perawat harus mencatat secara akurat
sifat, jenis, lokasi, dan durasi nyeri. (Nyeri irisan harus
dibedakan dengan nyeri angina.) Pasien harus dianjurkan
minum obat sesuai resep untuk mengurangi nyeri. Kemudian
pasien harus dapat berpartisipasi dalam berlatih menarik
napas dalam dan batuk. dan secara progresif memngkatkan
perawatan diri. Nyeri menyebabkan ketegangan. yang akan
menstimulasi sistem saraf pusat untuk mengeluarkan
adrenalin, yang mengakibatkan konstriksi arteri. Hal ini akan
mengakibatkan peningkatan afrerload dan penurunan curah
jantung. Morfin sulfat dapat mcngurangi nyeri dan
f) Meningkatkan Istirahat.
Upaya dasar untuk memberikan rasa nyaman pada pasien
bersama dengan pembehan analgetika akan memperkuat efek
analgesia dan meningkatkan istirahat. Pasien harus dibantu
merubah posisi setiap 1 sampai 2 jam dan diposisikan
sedemikian rupa sehingga dapat menghindari ketegangan
pada daerah luka operasi dan selang dada. Penekanan pada
daerah irisan selama batuk dan nenarik napas dalam dapat
mengurangi nyeri. Aktivitas keperawatan dijadwalkan
sebanyak mungkin uniuk mengurangi gangguan saat
istirahat. Bila kondisi sudah mulai stabil dan prosedur terapi
serta pemantauan sudah mulai berkurang, maka pasien dapat
beristirahat lebih lama lagi.
4. Evaluasi
Hasil yang Diharapkan
a) Tercapainya curah jantung yang adekuat
b) Terpeliharanya pertukaran gas yang adekuat
c) Terpeliharanva keseimbangan cairan dan elekirolit
d) Hilangnya gejala penginderaan yang berlebihan, kembali
terorientasi terhadap orang. tempat dan waktu
e) Hilangnya nyeri
f) Terpeliharanya perfusi jaringan yang adekuat
g) Tercapainya istirahat yang adekuat
h) Terpeliharanya perfusi ginjal yang adekuat
i) Terpeliharanya suhu tubuh normal
j) Mampu melakukan aktivitas perawatan diri
3.2 Saran