Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kurikulum Pendidikan Progam Studi Teknik Pertambangan, Fakultas
Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta,
mahasiswa Teknik Pertambangan yang menempuh semester IV diwajibkan untuk
mengikuti matakuliah Ekskursi Industri Tambang atau Kuliah Lapangan II dengan
agenda kegiatan utama adalah kunjungan ke beberapa industri pertambangan yang
ada di Indonesia yang khususnya berada di Yogyakarta dan Jawa Barat. Kegiatan
Ekskursi Industri Tambang ini berbobot I sks.
Progam Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, berupaya
memberikan bekal kepada mahasiswa sesuai dengan kebutuhan pasar, sehingga dapat
menghasilkan tenaga-tenaga sarjana Teknik Pertambangan yang berkualitas dan
profesional.
Di dalam kegiatan Ekskursi Industri Tambang , mahasiswa diperkenalkan
secara langsung kegiatan pertambangan, sehingga diharapkan dapat membantu
pemahaman matakuliah Pengantar Teknologi Mineral (PTM) yang telah di tempuh
pada semester III dan pemahaman mengenai kegiatan yang dilakukan di dunia
pertambangan.
Sejalan dengan perkembangan dunia industri, khususnya industri
pertambangan, Program Studi Teknik Pertambangan – FTM berupaya memberikan
bekal kepada mahasiswa sesuai dengan kebutuhan pasar, sehingga dapat
menghasilkan tenaga-tenaga Sarjana Teknik Pertambangan yang profesional.

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<1>


1.2 Maksud dan Tujuan
Ekskursi Industri Tambang ini dimaksudkan untuk mengenalkan secara
langsung kepada mahasiswa tentang macam pekerjaan di perusahaan-perusahaan
tambang, sehingga mahasiswa mengetahui cara penggalian, pemuatan, pengangkutan,
pengolahan, pemasaran beberapa jenis bahan galian, serta pengolahan lingkungan
tambang.
Kegiatan ini juga memberikan gambaran secara langsung kepada mahasiswa
tentang pekerjaan sarjana tambang di lapangan, sehingga mereka dapat menentukan
sikap dalam menekuni pendidikan di bidang pertambangan dan dapat menentukan
sikap jika sudah bekerja di lingkungan tambang. Dengan adanya ekskursi ini
diharapkan mahasiswa dapat membandingkan antara teori dalam perkuliahan yang di
peroleh dari proses perkuliahan dengan keadaan langsung sebenarnya di lapangan,
juga melatih dan menumbuhkan jiwa persatuan dan kesatuan seta kerjasama di antara
mahasiswa dalam menghadap persoalan , juga dapat menumbuhkan rasa ingin
tahuyang lebih mahasiswa terhadap proses yang ada dalam kegiatan pertambangan.

1.3 Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan Ekskursi Industri Tambang (Kuliah Lapangan 2) ini diadakan pada
tanggal 23-25 Maret 2015 pada gelombang pertama dengan obyek yang dikunjingi
meliputi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Barat.
Kegitan Ekskursi Industri Tambang TA. 2014/2015 (tahun 2015) ini
dilaksanakan dengan kunjungan ke PT. Jogja Magasa Iron (PT. JMI) terletak di
Kulon Progo yang akan melakukan penambangan dan pengolahan Pasir Besi di
Kecamatan Temon Kulon Progo. Di daerah Jawa Barat yang dikunjungi Pusat
Penelitian dan Pengembangan Mineral dan Batubara (tekMIRA) yang beralamat di
jalan jendral sudriman 625 Bandung, tekMIRA Cimahi dan tekMIRA Cirebon. Kita
juga mengunjungi juga obyek penambangan dan pengolahan batu andesit di PT.
Penghegar yang terletak di Desa Lagadar Kecamatan Leuwi Gajah Kabupaten
Bandung Propinsi Jawa Barat.

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<2>


BAB II
PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN PASIR BESI
PT. JOGJA MAGASA IRON

2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Lokasi Penambanganpasir besi di PT. Jogja Magasa Iron (JMI) ,terletak di


desa Karang Sewu, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo. Lokasi ini dapat
dicapai melalui jalur Yogyakarta – Bantul - Kulonprogo – lokasi penambangan. Luas
lokasi penambangan ini mencapai ± 2,977 Hektare, Dengan hak menambang kontrak
karya generasi 7+ , Tanggal 4 November 2008 .

Gambar 2.1 : Lokasi Kontrak Karya PT. JMI

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<3>


PT. Jogja Magasa Iron (JMI) merupakan penambangan pasir besi yang
terintegrasi dengan pengolahannya sampai dengan Pig Iron. Pig iron adalah produk
menengah peleburan bijih besi dengan bahan bakar yang tinggi-karbon seperti coke,
biasanya dengan kapur sebagai fluks. Ini adalah besi cair dari tanur, yang merupakan
tungku berbentuk silinder besar dan didakwa dengan bijih besi, kokas, dan batu
kapur. PT. JMI mempunyai kantor di dekat stadion mandala krida, sedangkan
pabriknya berlokasi -+ 55 km di selatan kota Yogyakarta di Desa Karangwuni
Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo. dengan luas konsesi 2,977 Ha.
PT. JMI pada tahun 2005 melakukan Prospeksi dengan studi literatur dari
penyelidikan sebelumnya oleh Government of Australia, May 1973; AMDEL –
Aneka Tambang, Oct 1973; Davy Mickey Ltd & Lurgi. Lalu dilanjutkan eksplorasi
pada tahun 2006 dengan pemboran eksplorsi; Pengamnilan conto per meter
kedalaman; analisa parameter kualitas; pemetaan topografi & collar bor; kajian
hidrologi & hidrologi awal. Namun sampai saat ini PT. Jogja Magasa Iron (JMI) baru
mencapai tahap konstruksi sesuai SK Mentri ESDM No: 899.K/30/DJB/2012 tanggal
18 Oktober 2012 berlaku surut sejak tanggal 26 April 2012 tentang permulaan Tahap
Kegiatan Konstruksi Wilayah Kontrak Karya PT. Jogja Magasa Iron.

Visi dan Misi PT. Jogja Magasa Iron

VISI :
“Menjadi produsen pig iron dan produk turunan pasir besi lainnya yang terbesar
di Indonesia yang membawa nilai tambah dan kemakmuran bagi dunia usaha,
komunitas sekitarnya serta bangsa dan negara.”

MISI :
“Melakukan eksplorasi, akusisi dan pengembangan usaha yang membuka potensi
pasir besi serta mendirikan industri besi baja dan logam dengan biaya produksi
rendah”

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<4>


2.2 Genesa Endapan Pasir Besi

Endapan pasir besi ini terjadi karena adanya proses pelapukan dari batuan
andesit yang umumnya mengandung unsur-unsur mineral seperti Magnetite (Fe3O4),
Hematite (Fe2O3) dan Ilmenite (FeTiO3).
Selama proses transportasi hasil pelapukan batuan andesit tersebut akan
mengalami proses perubahan bentuk dan ukuran (degradasi), dari partikel berukuran
besar menjadi partikel berukuran halus. Selama proses pelapukan batuan andesit
mengalami erosi sampai terbawa ke sungai dengan bantuan air dan dari sungai terus
terbawa sampai ke laut. Setelah sampai di laut karena pengaruh gelombang laut maka
partikel-partikel tersebut akan dihempaskan kembali disepanjang pantai sehingga
terbentuklah endapan pasir besi.
Tebal tipisnya akumulasi lapisan endapan bijih pasir besi yang terbentuk tergantung
pada besar kecilnya gelombang yang menghempaskan serta pengaruh angin. Selain
mineral diatas terdapat juga mineral pengganggu lain seperti Kwarsa (SiO2) dan
Piroksen (CaMgFeAl) (AlSi)2O6.

2.3 Komposisi Kimia Pasir Besi

Pasir besi mengandung mineral besi utama yaitu titanomagnetite dengan sedikit
magnetite dan hematite yang disertai dengan mineral pengotor yang memiliki unsur
dominan Alumunium, silicon dan vanadium. Unsur-unsur ini biasa ditulis di sertifikat
dengan Al2O3, SiO2 dan V2O5. Pengotor lainnya yang biasa terdapat dalam pasir besi
adalah fosfor dan sulfur.

Tabel 1. Komposisi Kimia Pasir Besi

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<5>


Mikroskopik Pasir Besi.

Keberhasilan pemisahan pasir besi sangat ditentukan oleh derajat liberasi dari mineral
besi dan gangue-nya. Derajat liberasi partikel mineral besi tergantung pada ukuran
partikelnya. Observasi mikroskop menunjukkan pada ukuran kasar derajat liberasi
mineral besi sangat rendah. Pada ukuran kasar Partikel mineral besi dan gangue
masih terikat dalam satu partikel. Parikel-partikel yang mengadung mineral besi dan
gangue disebut mineral middling. Kehadiran Mineral middling akan berdampak pada
kualitas pengolahan.

Gambar 4. Mineral Besi Pada Pasir Besi

Gambar 5 menunjukkan hubungan derajat liberasi dengan ukuran partikel pasir besi.
Pada ukuran kasar, 500 mikron pasir besi hanya memiliki derajat leberasi 54 persen.
Artinnya hanya 54 persen mineral besi yang terbebas dari ikatan dengan gangue
mineral. Ada sekitar 46 persen mineral besi yang terikat dengan gangue membentuk
mineral middling. Derajat liberasi relatif tinggi pada pasir besi yang berukuran
kurang daripada 125 mikron. Hanya sekitar 8 persen mineral besi yang terikat dengan
gangue membentuk mineral middling.

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<6>


Gambar 5. Hubungan Derajat Liberasi Dengan Ukuran Pasir Besi

Prospeksi dan EksplorasiPasir Besi

PT. JMI melakukan kegiatan prospeksi pada tahun 2005 dengan mempelajari
literatur yang sudah ada sebelumnya yaitu pada bulan mei 1973 (Government of
Australia) ,Oktober 1973 (AMDAL-ANTAM), 1983 (Davy Mickey Ltd. & Lurgi
GMBH ), dilanjutkan dengan kegiatan pemetaan geologi lokal dan pengambilan
conto. Pada tahun 2006 Melakukan Eksplorasi pemboran dengan metode Aircore ,
Pola mengikuti Penyebaran Kadar , Grid awal (800mx100m), perapatan
(400mx100m) dan akhir (200m x 50m). dilanjutkan dengan pengambilan conto per
meter kedalaman, analisis parameter kualitas , pemetaan topografi & collar bor, serta
kajian hidrologi & hidrogeologi awal. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini.

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<7>


Gambar 2.2 : Lokasi Titik Bor Eksplorasi PT. JMI

2.6 Penambangan Pasir Besi

2.6.1 Pembongkaran

Secara umum kegiatan pembongkaran adalah suatu proses pemisahan material


batuan dari batuan induknya dengan cara peledakan, agar kemudian dapat
dimanfaatkan untuk keperluan bahan baku industri dan dapat bernilai ekonomis.
Dalam suatu proses penambangan bahan galian, kegiatan pembongkaran
batuan termasuk kedalam salah satu unsur penting, dimana kegiatan ini merupakan
bagian dari proses untuk pengadaan bahan baku untuk diolah.Adapun kondisi batuan
yang akan digali atau dimanfaatkan bermaca-macam karakteristik, tekstur, struktur
dan kekerasannya, maka dalam usaha-usaha tersebut perlu diterapkan suatu metode
yang tepat. Misalnya terhadap batuan yang keras (andesit), maka proses
pemanfaatannya dapat dilakukan dengan metode peledakan. Tetapi sebelum

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<8>


pelaksanaan keputusan pekerjaan peledakan, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu
adanya faktor-faktor pemilihan bahan peledak dan factor-faktor teknis yang
mempengaruhi hasil dari suatu proses tersebut, sehingga ketetapan pekerjaan dapat
tercapai.

2.6.2 Pemuatan

Hasil dari peledakan berupa bongkahan-bongkahan yang masih


bertumpuk di tempat atau lokasi peledakan akan dibongkar/gali oleh Backhoe dan
selanjutnya akan di muatkan ke alat angkut.Untuk memenuhi target produksi,
pekerjaan pemuatan batu andesit di lokasi penambangan untuk di angkut ketempat
penyimpanan sementara (Stock Yard) digunakan Hydrolic Excavator atau (Backhoe).

2.6.3 Pengangkutan

Pada proses pengangkutan hasil peledakan dari lokasi penambangan


sampai ke Crushing Plant digunakan alat angkut berupa ”Dump Truck” dengan
kapasitas 18.000 Kg/unit (10,7 M3).
Sistem pengangkutan akan menggunakan sistem pulang pergi melalui satu jalan,
setelah penumpahan muatan ditempat pengolahan alat angkut akan kembali pada
jalan yang sama.

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<9>


2.7 Pengolahan Pasir Besi

 Diagram Alir Pengolahan Pasir Besi

Mineral besi utama dalam pasir besi memiliki sifat kemagnetan yang tinggi.
Sedangkan mineral pengotornya atau gangue memiliki sifat kemagnetan yang rendah.
Sehingga mineral besi dan mineral gangue memiliki selisih kemagnetan yang tinggi.
Perbedaan sifat kemagnetan ini menjadi alasan utama, mengapa peningkatan kadar Fe
atau mineral besi dalam pasir besi selalu menggunakan alat konsentrasi magnetic
separator.

Beberapa alat konsentrator lain yang biasa digunakan dalam pengolahan pasir
besi adalah spiral konsentrator atau palong, sluice box. Alat ini memanfaatkan
perbedaan sifat fisik densitas. Prinsip pemisahannya berdasarkan pada perilaku
partikel dalam aliran fluida tipis. Konsentrasi dengan alat ini biasanya dilakukan
diawal pengolahan.

Sifat kemagnetan mineral besi dalam pasir besi sangat kuat, sehingga operasi
konsentrasinya dapat menggunakan magnetic separator dengan intensitas rendah,
kurang dari 1200 gauss. Sebagian pasir besi terdapat di daerah pesisir atau pantai,
oleh karenanya pengolahan selalu dilakukan dengan metoda basah, ditambahkan air
dengan perbandingan tertentu.

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<10>


Gambar 2.3. Diagram Alir Konsentrasi Pasir Besi

Gambar 1 menunjukkan salah satu contoh pengolahan pasir besi dengan kadar
Fe awal 37 persen. Pengolahan menggunakan dua tahap pemisahan dengan magnetic
separator tipe double drum. Dari pengolahan ini diperoleh Konsentrat akhir yang
mengandung Fe sebesar 56 persen. Penjelasan lebih lanjut pada lampiran A.

2.8 Kegunaan dan Pemanfaatan Konsentrat Bijih Pasir Besi

Konsentrat bijih pasir besiyang dihasilkan digunakan sebagai bahan baku


campuran pembuatan semen. Konsentrat bijih pasir besi dipasarkan dan dijual ke
China menggunakan kapal tongkang.

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<11>


2.9 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada PT JMI yang diterapkan antara lain JMI
menyediakan ruang perawatan kesehatan beserta juru rawat untuk pertolongan
pertama pada kecelakaan (P3K) beserta kelengkapannya di kantor tambang.

2.10 Reklamasi

Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan penambangan dapat menimbulkan


kerusakan dan pencemaran yang bersifat tidak dapat balik (irreversible damages),
karena sekali suatu daerah dibuka untuk operasi pertambangan, maka daerah tersebut
akan berpotensi menjadi rusak selamanya. Dalam rangka mengembalikan kondisi
tanah sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai
peruntukannya, maka terhadap lahan bekas pertambangan, selain dilakukan
penutupan tambang, juga harus dilakukan pemulihan kawasan bekas pertambangan.
Reklamasi tambang pada dasarnya adalah usaha untuk memperbaiki kondisi lahan
setelah aktivitas penambangan selesai. Seperti yang sudah dimahfumi bahwa sifat
dasar dari industri tambang adalah destruktif karena aktivitasnya yang melakukan
penggalian dan merubah bentang lahan, perubahan iklim mikro hingga ke kondisi
fisik lingkungan. Selain itu, industri pertambangan juga menimbulkan dampak positif
sebagai sumber devisa negara, pendapatan asli daerah, penciptaan lahan kerja,
perubahan ekonomi hingga bertindak sebagai development agen bagi daerahnya.

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<12>


BAB III
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA
tekMIRA

3.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah

tekMIRA merupakan Pusat Penelitian dan Pengembangan Mineral dan


Batubara yang berada dibawah Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia. tekMIRA memiliki kantor pusat didaerah Jalan Jendral
Sudirman 623 Bandung. tekMIRA memiliki sentra percontohan pengolahan /
pemanfaatan mineral di Desa Citatah Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung
Barat.

Gambar 3.1 Denah Lokasi tekMira

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<13>


Profile Perusahaan

tekMIRA merupakan Pusat Penelitian dan Pengembangan Mineral dan


Batubara yang berada dibawah kementrian Sumberdaya Mineral Republik Indonesia.
tekMIRA memiliki kantor pusat di Jalan Jendral Sudirman 623 Bandung. tekMIRA
memiliki Sentra Percontohan Pengolahan/Pemanfaatan Mineral di Desa Citatah
Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat . Sedangkan untuk peningkatan dan
pengolahan Batubara tertletak di Palimanan Cirebon Jawa Barat. Pada sentra
pengolahan mineral dapat dilakukan peningkatan kadar dan pemanfaatan dari
berbagai mineral seperti terlihat pada brosur-brosur berikut.

Tempat ini didirikan yang bertujuan untuk meneliti dan mengembangkan,


perekayasaan teknologi, penngkajian dan survey serta pelayanan jasa di bidang
mineral dan batu bara. Latar belakang didirikannya karena di Indonesia bahan galian
masih berkadar rendah, makan deprlukan teknologi untuk memaksimalkan nilai jual.
Juga diberlakukannya Undang-Undang Minerba tahun No. 4, 2009 bahwa tidak boleh
menjual bahan mentah.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara atau


dikenal dengan nama “Puslitbang tekMIRA” telah mengalami perjalanan yang cukup
panjang yang dimulai dari sebuah biro di bawah naungan Pusat Djawatan Geologi
dengan nama Balai Penyelidikan Mineral (1956).
Institusi tersebut kemudian berkembang dan mengalami beberapa kali
perubahan seperti yang terjadi pada 1976 menjadi Pusat Pengembangan Teknologi
Mineral (PPTM) sebagai penggabungan dari Balai Penelitian Tambang dan
Pengolahan Bahan Galian dengan Akademi Geologi dan Pertambangan.
Pada 1992, Pusat Pengembangan Teknologi Mineral (PPTM) berubah
menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral (P3TM). Ketika
Departemen Pertambangan dan Energi berubah menjadi Departemen Energi dan

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<14>


Sumber Daya Mineral pada 2001, organisasi ini berubah menjadi Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara yang berada di bawah Badan
Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral.
DR. Lobo Balia, M.Sc. yang menjabat sebagai kepala pusat pada waktu itu
memperkenalkan istilah tekMIRA untuk menyebut institusi ini, nama tekMIRA
diharapkan dapat menjadi identitas atau ikon lembaga yang profesional dalam
melakukan litbang dan pelayanan jasa teknologi mineral dan batubara.
Puslitbang tekMIRA mempunyai visi dan misi sebagai berikut :

Visi : Menjadi Puslitbang yang terdepan, unggul, dan terpercaya dalam pemanfaatan
mineral dan batubara.

Misi : Untuk mewujudkan visi tersebut, Puslitbang tekMIRA memiliki empat misi
utama, yaitu :

1. Melakukan penelitian dan pengembangan, perekayasaan dan rancang bangun


di bidang teknologi pengolahan dan pemanfaatan mineral dan batubara
yang up to date, efektif, efisien dan berwawasan lingkungan;

2. Melakukan penelitian dan pengembangan, perekayasaan dan rancang bangun


di bidang teknologi penambangan mineral dan batubara yang sesuai dengan
kaidah good mining practices;

3. Melaksanakan pengkajian tekno ekonomi dan kebijakan mineral dan batubara


terkini;

Melaksanakan pengelolaan keuangan, sumber daya manusia, sarana prasarana,


program, kerjasama dan sistem informasi yang sesuai dengan kaidah
kepemerintahan/kelembagaan yang baik (good governance).

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<15>


3.2 Tujuan dan Manfaat
3.2.1 Tujuan

 Tercapainya penguasaan teknologi, nilai tambah dan


diversifikasi pemanfaatan mineral dan batubara;
 Tercapainya penguasaan teknologi pertambangan yang
bermanfaat bagi industri pertambangan;
 Tersedianya hasil kajian tekno ekonomi mnineral dan
batubara;
 Tersedianya masukan kebijakan dan peraturan bidang
mineral dan batubara;
 Tercapainya pengelolaan keuangan, sumber daya manusia,
sarana prasarana, program, kerjasama dan sistem informasi
untuk mewujudkan kepemerintahan/kelembagaan yang
baik.
3.2.2 Manfaat
 Dapat dijadikan prototype teknologi proses yang teruji
dalam menghasilkan produk yang memenuhi syarat untuk
pengguna.
 Dapat meningkatkan minat pihak ketiga dalam
melaksanakan litbangnya sehingga tekMIRA dapat
berfungsi sebagai public services atau industrial service
yang mengarah ke jasa teknologi.
 Dapat dijadikan tempat pelatihan atau praktek untuk
instansi, lembaga dan perguruan tinggi yang
berkepentingan.
 Dapat dijadikan sebagai ajang promosi teknologi proses
mineral.

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<16>


 Dapat mengembangkan litbang teknologi pengolahan dan
pemanfaatan mineral.

Kelima tujuan tersebut mendukung misi Kementerian Energi dan Sumber


Daya Mineral yang berkaitan dengan kebijakan mineral dan energi nasional melalui
hasil kegiatan litbang yang berguna untuk kesinambungan penyediaan energi
khususnya yang berasal dari batubara dan bahan baku serta produk mineral dan
batubara yang memiliki nilai tambah untuk keperluan sektor industri dan sektor
pengguna lainnya.

Dalam pelaksanaan kegiatan litbang dan pelayanan jasa teknologi, Puslitbang


tekMIRA didukung oleh :
Laboratorium Pengujian :

 Laboratorium Kimia Mineral dan Lingkungan


 Laboratorium Fisika Mineral
 Laboratorium Batubara
 Laboratorium Geomekanika

Laboratorium Penelitian :

 Laboratorium Pengolahan Mineral

 Laboratorium Piro/Hidro/Elektrometalurgi

 Laboratorium Teknologi Bahan

 Laboratorium Batubara

 Laboratorium SIG dan Remote Sensing

 Laboratorium Penelitian Lingkungan Pertambangan

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<17>


 Laboratorium Penelitian Swabakar Batubara

 Laboratorium Desain dan Permodelan Penambangan

 Laboratorium Otomatisasi Peralatan Eksplorasi dan Penambangan

Sentra percontohan dan peralatan penunjang yang dimiliki antara lain :

 Sentra Teknologi Pemanfaatan Batubara di Palimanan Cirebon;

 Sentra Percontohan Pengolahan Mineral di Cipatat Bandung Barat;

 Peralatan Pemboran canggih dan mutakhir;

 Peralatan litbang Penambangan dan Air Tanah;

 Perangkat Teknologi Informasi.

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<18>


Puslitbang tekMIRA bergerak di bidang penelitian dan pengembangan
teknologi mineral dan batubara.

PRODUK
- Geoteknologi Tambang
- Teknologi Penambangan
- Lingkungan Pertambangan
- Teknologi Pengolahan Mineral
- Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batu Bara
- Tekno-Ekonomi Mineral dan Batu Bara
- Teknologi Informasi Pertambangan

JASA
Jasa teknologi merupakan salah satu bentuk pelayanan kepada masyarakat yang
dilakukan oleh tekMIRA.
Kegiatan ini merupakan penunjang yang sangat penting untuk mendukung
mandirinya institusi.
Banyaknya pelayanan jasa yang dikerjakan merupakan salah satu tolok ukur
kepercayaan masyarakat terhadap kredibilitas tekMIRA.
Jenis pelayanan jasa yang dapat diberikan tekMIRA kepada masyarakat meliputi :
- JASA PENGUJIAN KOMPOSISI KIMIA MINERAL
- JASA PENGUJIAN KIMIA LINGKUNGAN
- JASA PENGUJIAN X-RAY
- JASA PENGUJIAN MINERALOGI
- JASA PENGUJIAN FISIKA MINERAL
- JASA PENGUJIAN EKSTRAKTIF METALURGI
- JASA PENGUJIAN KIMIA DAN FISIKA BATUBARA

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<19>


- JASA PENGUJIAN ANALISIS PROKSIMAT
- JASA PENGUJIAN ANALISIS ULTIMAT
- JASA PENGUJIAN ANALISIS BENTUK BELERANG
- JASA PENGUJIAN LAINNYA
- JASA ANALISIS GAS DAN CAIRAN BATU BARA
- JASA PENGUJIAN MEKANIKA BATUAN
- JASA PENGUJIAN GEOTEKNOLOGI TAMBANG
- JASA ANALISIS DAN DESAIN GEOTEKNOLOGI TAMBANG
- JASA PENYELIDIKAN / SURVEY GEOFISIKA TAMBANG
- JASA PENGUJIAN MEKANIKA TANAH
- JASA TEKNOLOGI INFORMASI PERTAMBANGAN
- BIMBINGAN TEKNIS

3.3 Kegiatan

3.3.1 Eksploitasi Tambang dan Pengolahan Sumber Daya Alam

Kegiatan awal yang kami lakukan di tekMIRA mengunjungi beberapa


laboratorium:
 Laboratorium Mekanika Batuan
 Laboratorium Batubara
 Laboratorium Mineral
 Laboratorium Mekanika Tanah

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<20>


3.3.2 Pengolahan dan Pemanfaatan Mineral

Kegiatan yang kami lakukan adalah mengunjungi beberapa tempat


pengolahan, yaitu:
 Proses Peningkatan Kadar Zeolit
 Proses Peningkatan Kadar Kaolin
 Proses Peningkatan Kadar Bentonit
 Proses Peningkatan Kadar Feldspar
 Proses Peningkatan Kadar Emas
 Pengolahan Bauksit
 Pembuatan Pupuk Majemuk Berbasis Mineral
 Pembuatan Pupuk Kiserit
 Proses Peningkatan Kadar Fosfat

Namun, dari sembilan kegiatan tersebut hanya beberapa kegiatan yang dapat
dilihat antara lain :

 Pembuatan Pupuk Majemuk Berbasis Mineral

Pupuk majemuk berbasis mineral adalah pupuk multi hara yang


mengandung unsur N, P, K, Mg, Ca, S , dan unsur – unsur mikro lainnya
seperti B, Cu, Fe, Mn, Mo, Zn dalam jumlah tertentu. Unsur P dan C berasal
dari fosfat, Mg dan Ca berasal dari dolomit, S berasal dari belerang, dan
unsur mikro lainnya tinggal ditambahkan pada akhir proses kimia.
Bahan baku adalah fosfat, dolomite, dan asam sulfat.
Proses pengolahannya adalah sebagi berikut fosfat digerus sampai berukuran

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<21>


1 – 5 cm kemudian dikeringkan sampai kadar airnya tinggal 5% untuk
selanjutnya dimasukkan ke dalam crusher. Setelah dari crusher kemudin
dimasukkan ke dalam mixer, di dalam mixer, fosfat dicampur dengan H2SO4
+ CaMgCO3 (dolomite). Di sini dolomit brfungsi sebagai penetral. Tahapan
selanjutnya adalah dilakukan pengeringan sampai kadar airnya 5-10 %.
Setelah itu ditambah unsur hara mikro sesuai dengan kebutuhan. Kapasitas
proses mencapai 900kg/hari. Penggunaan dari pupuk majemuk sebanyak 300
kg/Ha. Bagan proses ditunjukkan padagambar di bawah ini.

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<22>


DIAGRAM ALIR
PEMBUATAN PUPUK MAJEMUK

Fosfat Mixer + Air Dolomit

Jaw Crusher Dalam bentuk


Jaw Crusher
bongkah

Bucket Jaw Crusher Bucket


Elevator Elevator

Bucket
Rotary Dryer Elevator Rotary Dryer
(dipanaskan 200oC) (dipanaskan 200oC)

Rotary Dryer
(dipanaskan
Mill Mill
200oC)

Mill
Bucket Bucket
Elevator Elevator

Bucket
Vibrating Screen Elevator Vibrating Screen
(lolos 60 mess yang (lolos 60 mess yang
dipakai) dipakai)

Vibrating Screen
(lolos 60 mess yang
dipakai)

Pupuk Siap Pakai

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<23>


Tabel 4.1
Komposisi campuran bahan baku pembuatan pupuk majemuk

Kode Fosfat (%) H2SO4 (%) Dolomit


(%)
PM1 50 30 20
PM2 50 25 25
PM3 50 20 30
PM4 50 15 35
PM5 56,2 19,5 24,2

 Proses Peningkatan Kadar Emas

Bijih emas primer, tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia,


sedangkan bijih emas alluvial tersebar dominan di Jawa, Sumatera,
Kalimantan, dan Papua. Kondisi kadar emas di Indonesia saat ini
cenderung rendah, sehingga perlu penerapan teknologi yang tepat untuk
meningkatkan kadar dari emas tersebut. Sentra Percontohan pengolahan
Mineral untuk meningkatkan kadar emas menggunakan metode sianidasi
dan karbon aktif dengan kapasitas proses 1 ton umpan/jam.
Peningkatan kadar emas ini menggunakan banyak tangki yang
memiliki fungsi yang berbeda – beda. Tangki 1 dan 2 digunakan untuk
proses pelarutan emas dan sianida. Tangki 3 digunakan untuk pemasokan
karbon aktif dan masuknya ion emas. Pada tangki 7 pulp mengalir
kemudian terjadi ellution dan ada karbon yang mengendap di katoda,
karbon yang mengendap di katoda ini kemudian dicuci dan menghasilkan
emas.

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<24>


Pada umumnya pengolahan emas menggunakan sianidasi dan karbon
aktif. Prinsipnya yaitu dilarutkan dulu kemudian diserap oleh karbon aktif
dan dilepaskan kembali. Karbon aktif yang digunakan merupakan absorban
yang biasa digunakan untuk menyerap logam emas dan perak yang larut.
Yang harus diperhatikan dalam memilih karbon aktif antara lain kekerasan,
aktivitas, kapasitas total emas yang diserap, bentuk dan distribusi ukuran
karbon, persentase abu, dan lain-lain.
Proses selanjutnya adalah elution. Proses elution adalah proses
pelepasan kembali senyawa kompleks emas dan perak dari karbon aktif.
Setelah melalui berbagai tahapan, dari elution colom didapatkan larutan
kaya dan siap dilakukan proses selanjutnya, yaitu elektrowining.
Prinsip elektrowining adalah mengendapkan logam pada larutan kaya
dengan menggunakan katoda dan anoda. Logam-logam yang dinginkan
akan menempel pada katoda dan kemudian dikeruk. Produk dari
elektrowining ini adalah cake yang selanjutnya siap untuk dilebur.
Cake dari proses elektrowining tersebut dilebur pada temperature
minimal 1200°C. Hasil proses peleburan ini adalah bullion,yaitu campuran
emas dan perak.
Campuran emas dan perak tersebut dipisahkan lagi untuk
mendapatkan logam emas dan perak murni. Pada proses ini, digunakan
larutan HNO3 sehingga didapatkan AgNO3 cair dan emas padat. Setelah
benar-benar terpisah, emas padat dikeringkan dan kemudian dilebur.
Perak hasil dari pemisahan bullion juga dapat diambil. Caranya adalah
diendapkan terlebih dahulu dengan NaCl. Reaksi kimianya adalah AgNO3
+ NaCl →AgCl +NaNO3. AgCl yang dihasilkan akan mengendap, diambil,
kemudian dilebur kembali menjadi Ag. Bagan proses peningkatan kadar
emas pada gambar di bawah ini.

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<25>


DIAGRAM ALIR
PENINGKATAN KADAR EMAS

Bahan baku Belt Jaw Crusher


(altrasit) Conveyor (1 cm)

Cone Crusher

Hydro Cyclone
Vibrating
Screen

Over Flow Under Flow Ball Mill

Tangki Sianidasi
(sianida 15%)

Tangki
Karbon Aktif
(emas dan perak diserap)

Elution Elektrowining
(emas dan perak (Katoda dan Anoda)
dilepaskan)

Emas dan Perak menempel


pada katoda
Dilebur 1200o C

Cake

+ HNO3 => AgNO3 + Emas Padat

Bullion
AgNO3 + NaCl => AgCl + NaNO3
AgCl di endapkan => Perak padat

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<26>


 Manfaat Meningkatkan Kadar
1. Mengurangi ongkos peleburan.
2. Mengurangi kehilangan (losses) logam berharga pada saat peleburan.
3. Proses pemisahan secara fisik jauh lebih sederhana dan
menguntungkan dari pada proses pemisahan secara kimia.

 Pengolahan Bauksit

Pengolahan Bauksit merupakan hal baru di Sentra Percontohan


Pengolahan Mineral, karena baru saja dibuka pengolahannya. Proses
tersebut disamping mengolah bauksit juga mengolah taillingnya juga. Jadi
diharapkan dari bahan baku yaitu bauksit dapat 100% diolah baik
konsentrat maupun tailling. Konsentrat diolah menjadi Alumina
sedangkan tailling diolah menjadi PaC dan FeS. Mengingat harga
Alumina sangat mahal maka Sentra Percontohan Pengolahan mineral
berinovasi untuk mengolah Bauksit tersebut menjadi Alumina sekaligus
mengolah taillingnya. Proses pengolahan bauksit ditunjukan pada gambar
di bawah ini.

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<27>


DIAGRAM ALIR
PENGOLAHAN BAUKSIT

Bauksit Belt Conveyor Jaw Crusher

Belt Conveyor

Rotary Drum
(menghilangkan mineral pengotor)
Bucket Elevator

Konsentrat Tailling

Bucket
Elevator Auto Claff/Reaktor + PaC dan FeS
NaOH
(Pengadukan dan
Pemanasan)
Rotary Dryer Auto Claff/Reaktor + NaOH Alumina
(Pengadukan dan Hidrat
Pemanasan)

Bauksit Kering

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<28>


 Manfaat Aluminium
1. Sebagai bahan bangunan dan konstruksi
2. Sebagai wadah pengemasan produk
3. Sebagai bahan utama dalam pembuatan alat transportasi
4. Sebagai komponen utama dalam industry otomotif
5. Sebagai transmisi listrik tegangan tinggi

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<29>


BAB IV
PENAMBANGAN ANDESIT DI PT. PANGHEGAR

4.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah


PT.PANGHEGAR terletak di Desa Lagadar Kecamatan Leuwi Gajah
Kabupaten Bandung Barat, Propinsi Jawa Barat.

4.2 Genesha Batu Andesit

Batu andesit berasal dari magma yang biasanya meletus dari stratovolcanoes
pada lahar tebal yang mengalir, beberapa diantaranya penyebarannya dapat mencapai
beberapa kilometer. Magma andesit dapat juga menghasilkan letusan seperti bahan
peledak yang kuat yang kemudian membentuk arus pyroklastik dan surges dan suatu
kolom letusan yang sangat besar. Batu andesit terbentuk pada temperatur antara 900
dan 1100°C. Di dalam batu andesit terdapat sekitar 52-63% kandungan silika (𝑆𝑖𝑂2 ).
Mineral-mineral penyusun andesit utama terdiri dari plagioclase feldspar danjuga
terdapat mineral pyroxene (clino-pyroxene dan orthopyroxene) dan hornblende
dalam jumlah yang kecil.

4.3 Eksplorasi

Eksplorasi batu andesit yang umum dikerjakan adalah untuk menghitung


volume cadangan dan mengetahui kualitas cadangan sedangkan kegiatan awal berupa
pencarian endapan (prospeksi) umumnya dilakukan dengan mempelajari peta geologi
kemudian dilakukan survey tinjau didaerah yang mengandung batuan beku. Batu

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<30>


andesit termasuk dalam batuan beku luar yang bersifat intermediet, batu andesit
mempunyai resistensi yang tinggi sehingga biasanya dijumpai dalam bentuk bukit-
bukit andesit. Tahap kegiatan eksplorasi antara lain dapat dilakukan sebagai berikut:

 Pemetaan Topografi
 Pengambilan Conto Bongkah
 Pemboran Inti
 Analisis Conto (Sifat Fisik dan Mekanik)
 Perhitungan Cadangan

Eksplorasi geofisika kadang-kadang juga dilakukan untuk menentukan


geometri endapan batu gamping sebelum dilakukan pemboran inti.

4.4 Penambangan

Kegiatan awal penambangan meliputi kegiatan pembersihan


lahan, pengupasan lapisan penutup, baru kegiatan utama penambangan yang
terdiri dari pembongkaran, pemuatan, pengangkutan.

4.4.1 Pembersihan Lahan (Land Clearing)

Pembersihan lahan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan


sebelum pengupasan lapisan penutup. Kegiatan ini dikerjakan bila pada suatu
lahan yang akan ditambang terdapat pohon-pohon besar atau semak-semak,
sehingga jika dilakukan pembersihan lahan akan mengganggu kegiatan
pengupasan lapisan tanah penutup.

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<31>


4.4.2 Pengupasan Lapisan Penutup (Stripping Over Burden)

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengupas lapisan tanah penutup


sehingga andesit yang memenuhi syarat dapat ditambang dengan mudah.
Lapisan penutup ini dapat berupa tanah, batuan lapuk atau batuan yang
menutup dibahan galian yang akan ditambang.

4.4.3 Pembongkaran ( Destruction)


Untuk membongkar batu andesit dari batuan induknya, dilakukan
metode pengeboran dan peledakan. Hal ini dilakukan karena cadangan andesit
yang masih cukup besar, kekerasan batuannya cukup tinggi dan efektivitas
target produksi yang ingin dicapai.

 Pemboran
Metode pemboran yang utama dipergunakan dalam tambang
terbuka atau quarry adalah pemboran pertikal atau miring. Dalam
pekerjaan tambang, pemboran ini dilakukan untuk media bahan
peledak. Sehingga dapat difungsikan sebagaimana mestinya dan juga
pemboran ini sangat berpengaruh terhadap bentuk permukaan tambang
khususnya bentuk bench yang diledakkan. Oleh karena itu, agar hasil
dari suatu proses peledakan baik itu dilihat dari fragmentasi batuan
dan kondisi dari tambang yang terbentuk terkoordinasi dengan baik,
maka pola pemboran yang baik, aman dan efisien adalah “Staggered
Dill Pattern” dan pola peledakan yang digunakan adalah “Staggered
‘V’ Cut”.

 Peledakan

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<32>


I. Bahan Peledak Mekanis
Senyawa dalam bahan peledak mekanis akan segera bereaksi dan berubah
menjadi gas akibat suatu elemen panas yang dimasukkan ke dalam bahan
peledak tersebut, Contoh : Cardox,
II. Bahan Peledak kimia,
Berdasarkan kecepatan reaksinya dibedakan jadi dua :
1. Bahan peledak kuat : mempunyai kecepatan reaksi sangat tinggi antara
5000-24000 fps, tekanan yang dihasilkan sangat tinggi, antara 50.000-
4.000.000 psi, sifat reaksinya adalah detonasi, yaitu penyebaran
gelombang kejut.
Bahan peledak kuat dibagi jadi dua :
a. Primary explosive, yaitu bahan peledak yang mudah meledak
karena terkena api, benturan , gesekan , dll, misal Lead azide –
PbN6, mercury fulminate- Hg(ONC)2, untuk bahan isi
detonator
b. Secondary explosive, bahan peledak yang hanya akan meledak
apabila ada ledakan yang mendahuluinya, misal ledakan dari
sebuah detonator atau primer
Contoh bahan peledak kuat adalah : semua jenis dinamit, TNT-
C6H2CH3(NO2)3, Nitrogliserin-C3H5(NO3)3, PETN-C5H8N4O12
2. Bahan Peledak lemah, kecepatan reaksinya rendah, kurang dari 5000
fps, tekanan yang dihasilkan kurang dari 50.000 psi, sifat reaksinya
adalah deflagasi, deflagasi merupakan reaksi pembakaran yang
berlangsung secara amat cepat, sehingga mengakibatkan pembentukan
gas-gas dan meningkatkan tekananselama proses pembakaran
berlangsung. Ekspansi tekanan ini menghasilkan efek pengangkatan yang
besarnya sebanding dengan proses pembakaran yang terjadi.
Contoh : black powder, propellant

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<33>


Black powder merupakan campuran dari arang, belerang dan potasium
nitrat, dan secara ideal reaksinya sbb :
8C + 3S + 10KNO3 3K2SO4 + 2K2CO3 + 6CO2 + 5N2
Sifat dar black powder adalah : Sangat aman terhadap goncangan tapi
sangat peka terhadap panas, mudah rusak apabilaair atau lembab.
Untuk penggunaan ditempat-tempat yang mengandung gas atau
berdebu, digunakan bahan peledak yang lulus uji sebagai permisible
explosive. Bahan peledak jenis khusus ini lazim dipakai ditambang-
tambang batubara.. Bahan peledak lemah yang tak lulus uji disebut non
permisible explosive.
Tidak semua permissible explosive termasuk bahan peledak lemah,
bahkan saat ini banyak permissible explosive yang termasuk bahan
peledak kuat.
Permisible explosive yang digunakan saat ini umumnya berkomposisi
ammonium dynamite yang diberi bahan adiktifmisalnya sodium
chloride(NaCl) yang berfungsi sebagai flame depressant untuk
memperoleh temperature peledakan rendah, volume gas sedikit dan
penyalaan sesingkat mungkin sehingga denga demikian akan mengurangi
kemungkinan peledakan sekunderdari gas methane dan debu batubara.
Permisible explosive mempunyai kecepatan detonasi antara 5000-
18000 fps, tergantung dari bentuknya (granular atau gelatin, untuk
granular VODnya lebih rendah).
Untuk memperoleh karegori permissible explosive , bahan peledak
harus memenuhi persyaratan atau lulus uji dari ketetapan pemerintah,
contoh : persyaratan yang dibuat biro pertambangan Amarika Serikat,
yaitu bahan peledak harus lulus uji non ignition dalam suatu gallery test (
terowongan buatan yang diisi campuran antara gas methane, gas alam dan
atau bebu batubara dengan perbandingan komposisi tertentu).
Dalam hal ini gas beracun, persyaratannya sebagai berikut :

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<34>


a. Klas A : 0-53 liter (0-1,83cuft) gas/1.5 lb dbahan peledak.
b. Kals B : 53-106 ltr (1.87-3.74 cuft) gas/1.5 lb bahan peledak
Bahan Peledak Dibagi Tiga :
1. Dinamit
Adalah jenis bahan peledak kuat yang menggunakan nitroglycerine
(NG) sebagai bahan dasar (explosive base)
Berdasarkan komposisinya, dinamit dibagi beberapa macam, antara lain,
a. Straight dinamit, dinamit yang menggunakan NG secara langsung dalam
komposisinya, ditambah NaNO3 sebagai pembawa oksigen. (NG 80-
57%, Sodium nitrat 59-23%)
b. Gelatine dinamite,menggunakan campuran NG dan NC ( disebut blasting
Gelatine -BG), sebagai bahan dasar, ditambah NaNO3, atau KNO3,
sebagai sumber oksigennya, Blasting gelatine lebih tahan lama terhadap
air, apabila penyimanannya baik dapat bertahan sampai 3 tahun.
c. Ammonium gelatine dinamite, yaitu dinamit yang menggunakan BG
sebagai bahan dasar ditambanh amonium nitrat sebagai sumber
oksigen.Dilihat dari tenaga yang dihasilkan dan harganya AN lebih baik
dari pada NaNO3 atau KNO3, tetapi ketahanan terhadap air lebih jelek.
2. Blasting agent
Adalah bahan-bahan kimia yang apabila belum dicampur satu denga
yang lain bukan merupakan bahan peledak tetapi setelah dicampur dengan
perbandingan tertentu akan merupakan bahan peledak. Berdasarkan kecepatan
detonasinya, bahan peledak ini termasuk bahan peledak kuat.
Contoh : ANFO
3NH4NO3 + CH2 CO2 + 3N2 + 7H2O

ANFO adalah bahan peledak yang murah harganya tapi sangat


mudah rusak karena air, oleh karena itu hanya cocock digunakan didaerah
yang relatif kering.

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<35>


3. Slurry/Watergel/emulsi
Bahan peledak jenis ini terdiri dari campuran dari AN atau SN
(sodium nitrate), dengan combustible fuel sebagai sensitizerdan sejumlah
air, Sampai 20%, kemudian ditambah dengan pengikat. Pada jenis emulsi
pengikatnya adalah sejenis oli dan lilin (wax), Untuk combustible yang
dipakai gula cair, gula, serbuk gergaji, metal Mg atau Al, belerang dan
kadang kadang TNT.
Jenis emulsi tidak mengandung explosive base dan bersifat bahan
peledak setelah sampai pada tahap akhir pembuatannya. Bahan peledak
emulsi/slurry ini tidak peka terhapdap gesekan api atau rangsangan
mekanis lainnya, oleh karena itu dinilai sanagat aman dalam
penggunannya., juga yang sangat penting adalah tahan terhadap air.
Contoh : Tovex (Dupont),
Aquagel (Atlas)
Emulite (nitro nobel)
VOD watergel/emulsi/slurry : 4000-5000 m/detik

4.4.4 Pemuatan (Loading)


Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat muat mekanis untuk
memuat hasil kegiatan pembongkaran ke dalam alat angkut yaitu backhoe
Komatsu PC 300.

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<36>


4.4.5 Pengangkutan (Transporting)

Bongkahan andesit diangkut ke lokasi unit peremukan dengan


menggunakan dump truck yang berfungsi mengangkut material hasil
bongkaran ketempat penimbunan sementara atau ketempat peremuk batuan
dengan mengunakan truck Hino Dutro 130 HD.

4.5 Pengolahan

Pengolahan andesit adalah mereduksi ukuran yang sesuai dengan


berbagai kebutuhan. Untuk kegiatan ini dilaksanakan melalui unit peremukan
(crushing plant). Tahapan pengolahan meliputi :
a. Peremukan dengan primary crusher (jaw crusher). Dari proses
ini Raw Materials akan dihancurkan sehingga menghasilkan split yang
ukurannya relatif sama sebelum diolah lagi dengan menggunakan secondary
crusher.
b. Split pengolahan dari primary crusher diangkut dengan ban
berjalan kemudian ditampung pada stockpile. Hal ini bertujuan untuk
menghitungkan kapasitas produksi split dan pemantuan kualitas split.
c. Split pada stockpile ini kembali diangkut dengan menggunakan
ban berjalan menuju secondary crusher (cone crusher). Hasil split dari
secondary crusher ini nantinya akan disaring dengan menggunakan ayakan
bergetar bertingkat (vibrating screen) yang akan mengelompokan split
berdasarkan ukurannya sebelum disimpan pada stockpile terakhir. Adapun
split yang ukurannya tidak memenuhi kriteria produk, akan diproses ulang
kembali.

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<37>


Dari proses peremukan akan dihasilkan beberapa macam ukuran split antara
lain :
- Ukuran -30 + 20 mm
- Ukuran -20 + 10 mm
- Ukuran -10 + 5 mm
- Ukuran -5 mm

DIAGRAM ALIR
PENGOLAHAN ANDESIT

ROM Andesit

Hooper

Vibrating Grizzly Feeder

Double Deck Vibrating Screen Primary Crusher

Single Deck Vibrating Screen


Tanah

Secondary Crusher
Double Deck Vibrating Screen

Fraksi Kasar Fraksi Sedang Fraksi Halus

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<38>


4.6 Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3)

Standar keselamatan kerja yang diterapkan oleh PT. Panghegar adalah


memfasilitasi helm dan safety shoes pada pekerjanya. Disamping itu, PT.
Panghegar juga memberikan standar operasional prosedur dalam
pengoperasian alat kerjanya.

4.7 Reklamasi

Batu andesit merupakan salah satu bahan galian yang keseluruhannya


dapat dimanfaatkan. Oleh karena itu, pengelolaan lanjut kuari bekas tambang
andesit pun tidak terlalu rumit. Pada umumnya, bekas kuari ini terlebih dahulu
ditanami pohon dan kemudian dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan
perumahan ataupun pabrik industri lain.

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<39>


BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Lokasi Kunjungan

Obyek yang dikunjungi adalah daerah Istimewa Yogyakarta dan Daerah Jawa
Barat. Di daerah Istimewa Yogyakarta yang dikunjungi adalah PT. Jogya Magasa
Iron (PT. JMI) terletak di Kulon Progo yang akan melakukan penambangan dan
pengolahan Pasir Besi di Kecamatan Temon Kulon Progo. Di daerah Jawa Barat akan
dikunjungi Pusat Penelitian dan Pengembangan Mineral dan Batubara (tekMIRA)
yang beralamat di jalan jendaral sudirman 625 Bandung, tekMIRA Cimahai. Di
samping itu akan di kunjungi juga obyek penambangan dan pengolahan batu andesit
di PT.Panghegar yang terletak di Desa Lagadar Kecamatan Leuwi Gajah Kabupaten
Bandung Propinsi Jawa Barat.Salah satu kondisi pabrik peremuk batu dan
pengolahan

5.1.1 PT. Jogja Magasa Iron

PT. JMI melakukan kegiatan prospeksi pada tahun 2005 dengan mempelajari
literatur yang sudah ada sebelumnya yaitu pada bulan mei 1973 (Government of
Australia) ,Oktober 1973 (AMDAL-ANTAM), 1983 (Davy Mickey Ltd. & Lurgi
GMBH ), dilanjutkan dengan kegiatan pemetaan geologi lokal dan pengambilan
conto. Pada tahun 2006 Melakukan Eksplorasi pemboran dengan metode Aircore ,
Pola mengikuti Penyebaran Kadar , Grid awal (800mx100m), perapatan
(400mx100m) dan akhir (200m x 50m). dilanjutkan dengan pengambilan conto per
meter kedalaman, analisis parameter kualitas , pemetaan topografi & collar bor, serta
kajian hidrologi & hidrogeologi awal. Saat ini PT. JMI masih dalam tahapan

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<40>


konstruksi menurut SK Menteri ESDM No : 899.K/30/DJB/2012 Tanggal 18 Oktober
2012 berlaku surut sejak tanggal 26 April 2012 tentang permulaan tahap konstruksi
wilayah kontrak karya PT.JMI .

5.1.2 tekMIRA

Keberadaan Sentra Pengolahan Mineral pada skala pilot ini dirasa sangat baik
karena diperlukan adanya suatu lembaga pemerintah yang mampu memberikan
aplikasi-aplikasi pengolahan mineral kaitannya dalam pemberlakukan Undang-
Undang Minerba No. 4 tahun 2009 yang mengharuskan pengolahan bahan mineral
terlebih dahulu sebelum dipasarkan. Dampak positif dengan adanya Sentra
Percontohan Pengolahan Mineral adalahdapat meningkatkan nilai kadar dari suatu
mineral sehingga dapat meningkatkan nilai jual dan pendapatan suatu hasil produksi
bagi Negara. Kedepannya Sentra Percontohan Pengolahan Mineral ini tetap terjaga
karena manfaat yang diberikan dari eksistensinya sangat besar untuk mensejahterakan
masyarakat.

5.1.3PT. Panghegar, Desa Lagadar, Kecamatan Leuwi Gajah, Bandung

Proses penambangan dan pengolahan PT. Panghegar memiliki tata ruang


daerah tambang yang baik terlihat penataan quarry dan unit operasi yang cukup
terpadu sehingga memperlancar kegiatan produksi perusahaan. Perawatan dan
peremajaan alat-alat pengolahan dan mekanis yang dilakukan sudah cukup teratur.
Namun, sama pada PT. Panghegar standar keselamatan pekerja yang diterapkan tidak
terlalu tegas. Meski telah memfasilitasi alat pengaman standar pribadi bagi
pekerjanya ternyata hal ini tidak didukung oleh kesadaran para pekerja tentang
pentingnya pengunaan alat pengaman pribadi pada saat bekerja.

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<41>


Selain itu, kegiatan produksi yang dilakukan berdasarkan pemintaan dari
pasar (order) dirasa kurang tepat jika ingin mengembangkan usaha yang lebih besar
lagi. Kegiatan produksi hendaknya tetap dilaksanakan. Selain itu, kegiatan promosi
produk pun dapat dilakukan untuk memperluas pangsa pasar produk.

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<42>


BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penyusunan dan pembahasan yang telah dilakukan maka


dapat diambil kesimpulan antara lain:
1 Secara umum dalam kegiatan pertambangan, setiap kali sebelum
dilakukan kegiatan penambangan dilakukan kegiatan eksplorasi.
2 Kegiatan penambangan yang dilakukan meliputi pembersihan lahan,
pengupasan lapisan penutup, pembongkaran, pemuatan, pengangkutan.
3 Kegiatan pengolahan material memiliki tujuan diversifikasi produk untuk
memenuhi kebutuhan atau permintaan pasar, peningkatan kadar material
dan tujuan lainnya.
4 Reklamasi bertujuan untuk mencegah dan mengurangi dampak negatif
yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan pertambangan yang dilakukan
melalui pengembalian fungsi lahan sesuai peruntukannya.
5 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan aspek penting yang
harus dilakukan perusahaan sehingga kegiatan dalam perusahaan dapat
berjalan dengan baik.
6 Keberadaan sentra pengolahan dan pemanfaatan mineral dan batubara
merupakan langkah nyata yang dilakukan pemerintah untuk memberikan
contoh cara pengolahan dan pemanfaatan mineral dan batubara yang baik,
sehingga kedepannya kekayaan mineral dan batubara itu mampu
dioptimalkan untuk kesejahteraan bangsa.

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<43>


6.2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan pada pelaksanaan Ekskursi Industri


Tambang TA. 2015/2016 antara lain:
1 Dalam perencanaan kegiatan Ekskursi Industri Tambang hendaknya
permohononan izin untuk masuk ke perusahaan lebih dipersiapkan
kembali sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
2 Pelaksanaan Eksursi Industri Tambang hendaknya setiap tahun
mengalami perubahan tempat pelaksanaan sehingga menimbulkan suatu
semangat bagi para peserta. Selain itu, dapat pula dipertimbangkan
pelaksanaan Ekskursi Industri Tambang di luar pulau Jawa.
3 Ketika pelaksanaan ekskursi bersamaan dengan kegiatan perkuliahan
perlu dilakukan koordinasi dengan dosen yang mengampu matakuliah
pada saat pelaksanaan ekskursi sehingga masalah absensi bagi peserta
ekskursi dapat terselesaikan.

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<44>


DAFTAR PUSTAKA

Waloejo Adji, DP dan Thaib Hasywir S.2015. Buku Panduan Ekskursi Tambang
2015.Yogyakarta: Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Tekologi
Mineral,Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta

http://tigakali-enam.blogspot.com/2011/10/kegiatan-penambangan-adalah
serangkaian.html tanggal 04-04 -2015

Anugrah petrianto senas,Ekskursi Indusrti Tambang-2015<45>

Anda mungkin juga menyukai