Kasus :
Hasil Pembelajaran
1. Pemeriksaan klinis pada hepatitis akut
2. Penegakan diagnosis hepatitis akut
3. Penatalaksanaan hepatitis akut
Suhu raba : Demam Lembab/keri : Lembab
ng
Keringat : Umum Turgor : Menurun
Lapisan lemak : Tipis Ikterus : Ada
Edema : Tidak ada
Kepala
Mata
Exophthalmus : (-) Enophthalmus : (-)
Kelopak : Normal Lensa : Jernih
Konjungtiva : Tidak Visus : 6/6 (OD) ;
anemis 6/6 (OS)
Telinga
Selaput
Tuli : -/- : Normal
pendengaran
Lubang : Lapang Penyumbatan : Tidak ada
Hidung
Dorsum nasi : Perubahan bentuk (-), perubahan warna (-), udema
(-), krepitasi (-)
Vestibulum nasi : Sekret (-), furunkel (-), krusta (-)
Kavum nasi : Lapang, polip (-)
Konkha inferior : Eutrophi, hiperemis, udema (-)
Mulut
Bibir : Berwarna gelap Tonsil : T1/T1,
tenang
Lidah : Normal
Leher
Tekanan vena jugularis : 5-2 cmH2O
Kelenjar tiroid : Tidak teraba
Kelenjar limfe : Tidak teraba
Dada
Bentuk : Simetris
Pembuluh darah : Pelebaran pembuluh darah (-)
Paru-paru
Depan Belakang
Jantung
Inspeksi : Terlihat ictus cordis, tidak ada lesi kulit atau bekas operasi
Perut
Inspeksi : Simetris, tidak ditemukan adanya
pembesaran abdomen
Palpasi Dinding perut : Lemas, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani
Hematokrit : 31 %
3. Assessment
Gambaran klinis hepatitis virus sangat bervariasi mulai dari infeksi asimptomatik
tanpa ikterus sampai yang sangat berat yaitu hepatitis fulminant yang dapat menimbulkan
kematian hanya dalam beberapa hari. Gejala hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap yaitu fase
inkubasi,fase prodromal (pra ikterik), fase ikterus, dan fase konvalesen (penyembuhan).
Fase Inkubasi. Merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau ikterus.
Fase ini berbeda-beda lamanya untuk tiap virus hepatitis. Panjang fase ini tergantung pada
dosis inokulum yang ditularkan dan jalur penularan, makin besar dosis inokulum, makin
pendek fase inkubasi ini. Pada hepatitis A fase inkubasi dapat berlangsung selama 14-50 hari,
dengan rata-rata 28-30 hari.
Fase Prodromal (pra ikterik). Fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama dan
timbulnya gejala ikterus. Awitannya dapat singkat atau insidious ditandai dengan malaise
umum, nyeri otot, nyeri sendi, mudah lelah, gejala saluran napas atas dan anorexia. Mual
muntah dan anoreksia berhubungan dengan perubahan penghidu dan rasa kecap. Demam
derajat rendah umunya terjadi pada hepatitis A akut. Nyeri abdomen biasanya ringan dan
menetap di kuadran kanan atas atau epigastrium, kadang diperberat dengan aktivitas akan
tetapi jarang menimbulkan kolesistitis.
Fase Ikterus. Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul bersamaan dengan
munculnya gejala. Pada banyak kasus fase ini tidak terdeteksi. Setelah tibul ikterus jarang
terjadi perburukan gejala prodromal, tetapi justru akan terjadi perbaikan klinis yang nyata.
Fase konvalesen (penyembuhan). Diawali dengan menghilangnya ikterus dan keluhan lain,
tetapi hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati tetap ada. Muncul perasaan sudah lebih
sehat dan kembalinya nafsu makan. Keadaan akut biasanya akan membaik dalam 2-3
minggu. Pada hepatitis A perbaikan klinis 17 dan laboratorium lengkap terjadi dalam 9
minggu. Pada 5-10% kasus perjalanan klinisnya mungkin lebih sulit ditangani, hanya
Keluhan subjektif yang ditemukan pada pasien ini pada dasarnya sudah sesuai dengan
gejala yang dialami pada pasien hepatitis akut. Os mengeluh nyeri yang awal nya di bagian
perut tengah dan saat ini berpindah ditenga. Os juga mengeluh adanya mual,muntah dan BAK
berwarna teh pekat sulit BAB. Dan yang terakhir os mengeluh adanya demam.
Diagnosis klinik ditegakan berdasarkan keluhan seperti demam, kelelahan, malaise,
anorexia, mual dan rasa tidak nyaman pada perut. Beberapa individu dapat mengalami diare.
Ikterus (kulit dan sclera menguning), urin berwarna gelap, dan feses berwarna dempul dapat
ditemukan beberapa hari kemudian. Pemeriksaan Serologik Adanya IgM anti-HAV dalam
serum pasien dianggap sebagai gold standard untuk diagnosis dari infeksi akut hepatitis A.7
Virus dan antibody dapat dideteksi dengan metode komersial RIA, EIA, atau ELISA.
Pemeriksaan diatas digunakan untuk mendeteksi IgM anti-HAV dan total anti-HAV (IgM dan
IgG). Diagnosis dari hepatitis dapat dibuat berdasarkan pemeriksaan biokimia dari fungsi
liver (pemeriksaan laboratorium dari: bilirubin urin dan urobilinogen, total dan direct
bilirubin serum, alanine transaminase (ALT) dan aspartate transaminase (AST), alkaline
phosphatase (ALP), prothrombin time (PT), total protein, serum albumin, IgG, IgA, IgM, dan
hitung sel darah lengkap).
Temuan klinis pada pasien ini sesuai dengan temuan klinis yang dijelaskan dalam
literatur. Pada kasus pasien ini dijumpai adanya demam, mata kuning, nyeri perut mual
muntah, bak seperti teh pekat, bab sulit, disertai peningkatan SGOT SGPT, dan seharusnya
dilakukan pemeriksaan viral marker untuk menegakkan diagnosa hepatitis.
Penatalaksanaan hepatitis A virus sebagian besar adalah terapi suportif, yang terdiri
dari bed rest sampai dengan ikterus mereda, diet tinggi kalori, penghentian dari pengobatan
yang beresiko hepatotoxic, dan pembatasan dari konsumsi alkohol.17 Sebagian besar dari
kasus hepatitis A virus tidak memerlukan rawat inap. Rawat inap direkomendasikan untuk
pasien dengan usia lanjut, malnutrisi, kehamilan, terapi imunosupresif, pengobatan yang
mengandung obat hepatotoxic, pasien muntah berlebih tanpa diimbangi dengan asupan cairan
yang adekuat, penyakit hati kronis/didasari oleh kondisi medis yang serius, dan apabila pada
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang didapatkan gejala-gejala dari hepatitis
fulminan. Pasien dengan gagal hati fulminant, didefinisikan dengan onset dari
encephalopathy dalam waktu 8 minggu sejak timbulnya gejala. Pasien dengan gagal hati
fulminant harus dirujuk untuk pertimbangan melakukan transplantasi hati.
Tatalaksana hepatitis viral akut pada pasien ini saat di IGD telah sesuai dengan
literatur. Setelah pemberian obat dan perawatan dua hari kondisi os semakin membaik dan
diizinkan pulang berobat jalan.
4. Plan
Diagnosis :
Hepatitis Akut
Penatalaksanaan :
- Curcuma syrup 3 x 1 C
- Ibuprofen 3 x 400mg PO
- Injeksi Omeprazole 40 mg/ 12 jam
- Injeksi Ketorolac 30 mg / 12 jam
- Diet hati
- Konsul Dokter Spesialis Penyakit Dalam
- Rawat inap ruangan
Prognosis :
Quo ad Vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam