Anda di halaman 1dari 9

PORTOFOLIO

Kasus :

Topik: Hepatitis Akut


Tanggal (Kasus) : 26 April 2017 Presenter : dr. Dian Maulisa Fitriani
Tanggal Presentasi : Pendamping :
1. dr. Ardiyansah
2. dr. Robin Situmorang
Tempat Presentasi :
Objektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Perempuan, 38 tahun, mata berwarna kuning sejak 2 hari sebelum masuk
rumah sakit
Tujuan : Untuk mendiagnosis, mengetahui klasifikasi, dan penatalaksanaan hepatitis akut
Bahan Bahasan : Tinjauan Riset Kasus Audit
Pustaka
Cara Membahas Diskusi Presentasi Kasus Email Pos
Data Os: Nama : Ny. W Umur : 38 tahun No. Reg :
Alamat : Rantau Rasau Agama : Islam 06.77.45
Bangsa : Indonesia Pekerjaan : IRT
Nama RS : RSU Nurdin Hamzah Telp: Terdaftar sejak :26 April 2017
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis : Hepatitis Akut
2. Riwayat Pengobatan : -
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit : Riwayat hipertensi (-), Riwayat Diabetes (-) dan penyakit
lainnya disangkal
4. Riwayat Keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa
5. Riwayat Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
6. Lain-lain : -
Daftar Pustaka :
1. Widoyono. Penyakit tropis : epidemiologi, penularan, pencegahan & pemberantasannya.
Penerbit Erlangga, 2008.
2. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simandibrata M and Setiati S. Buku ajar ilmu
penyakit dalam. 2006 ed. Jakarta: Pusat penerbitan departemen ilmu penyakit dalam,
2006. 3.
3. Price SA and Wilson LM. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta:
EGC, 2003.

Hasil Pembelajaran
1. Pemeriksaan klinis pada hepatitis akut
2. Penegakan diagnosis hepatitis akut
3. Penatalaksanaan hepatitis akut
Suhu raba : Demam Lembab/keri : Lembab
ng
Keringat : Umum Turgor : Menurun
Lapisan lemak : Tipis Ikterus : Ada
Edema : Tidak ada

Kelenjar getah bening


Submandibula : Tidak teraba
Supraklavikula : Tidak teraba
Lipat paha : Tidak teraba
Leher : Tidak teraba
Ketiak : Tidak teraba

Kepala

Mata
Exophthalmus : (-) Enophthalmus : (-)
Kelopak : Normal Lensa : Jernih
Konjungtiva : Tidak Visus : 6/6 (OD) ;
anemis 6/6 (OS)

Sklera : Ikterik Gerakan mata : Normal


Lapangan penglihatan : Normal Tekanan bola : Normal
mata
Deviatio konjugae : (-) Nistagmus : (-)

Telinga
Selaput
Tuli : -/- : Normal
pendengaran
Lubang : Lapang Penyumbatan : Tidak ada

Serumen : -/- Perdarahan : Tidak ada


Cairan : -/-

Hidung
Dorsum nasi : Perubahan bentuk (-), perubahan warna (-), udema
(-), krepitasi (-)
Vestibulum nasi : Sekret (-), furunkel (-), krusta (-)
Kavum nasi : Lapang, polip (-)
Konkha inferior : Eutrophi, hiperemis, udema (-)

Mulut
Bibir : Berwarna gelap Tonsil : T1/T1,
tenang

Langi-langit : Normal Bau : Tidak ada


pernapasan
Gigi geligi : Normal Trismus : Tidak ada

Faring : Tidak hiperemis Selaput lendir : Normal

Lidah : Normal

Leher
Tekanan vena jugularis : 5-2 cmH2O
Kelenjar tiroid : Tidak teraba
Kelenjar limfe : Tidak teraba

Dada
Bentuk : Simetris
Pembuluh darah : Pelebaran pembuluh darah (-)
Paru-paru
Depan Belakang

Inspeksi Kiri Dalam batas Dalam batas normal


normal
Tidak ada
retraksi iga
Kanan Dalam batas Dalam batas normal
normal
Tidak ada
retraksi iga
Palpasi Kiri Vokal Vokal fremitus
fremitus normal
normal
Kanan Vokal Vokal fremitus
fremitus normal
normal
Perkusi Kiri Sonor Sonor

Kanan Sonor Sonor

Auskultasi Kiri Suara napas Suara napas


vesikuler vesikuler
Wheezing (-) Wheezing (-)
Ronchi (-) Ronchi (-)
Kanan Suara napas Suara napas
vesikuler vesikuler
Wheezing (-) Wheezing (-)
Ronchi (-) Ronchi (-)

Jantung
Inspeksi : Terlihat ictus cordis, tidak ada lesi kulit atau bekas operasi

Palpasi : Ictus cordis teraba, tidak ada massa


Perkusi : Batas kanan : Sela iga V linea sternalis kanan
Batas kiri : Sela iga V, 1cm sebelah medial linea
midklavikula kiri
Batas atas : Sela iga II linea parasternal kiri

Auskultas : BJ 1 dan BJ 2 reguler, murmur (–), Gallop (–)

Perut
Inspeksi : Simetris, tidak ditemukan adanya
pembesaran abdomen
Palpasi Dinding perut : Lemas, nyeri tekan (-)

Hati : Tidak teraba membesar

Limpa : Tidak teraba membesar

Ginjal : Ballotement (-), CVA (-)

Perkusi : Timpani

LABORATORIUM & PEMERIKSAAN PENUNJANG LAINNYA

Hemoglobin : 10,5 g/dL

Leukosit : 6900 /uL

Hematokrit : 31 %

Trombosit : 395000 /uL

SGOT : 472 U/L

SGPT : 703 U/L

3. Assessment
Gambaran klinis hepatitis virus sangat bervariasi mulai dari infeksi asimptomatik
tanpa ikterus sampai yang sangat berat yaitu hepatitis fulminant yang dapat menimbulkan
kematian hanya dalam beberapa hari. Gejala hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap yaitu fase
inkubasi,fase prodromal (pra ikterik), fase ikterus, dan fase konvalesen (penyembuhan).
Fase Inkubasi. Merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau ikterus.
Fase ini berbeda-beda lamanya untuk tiap virus hepatitis. Panjang fase ini tergantung pada
dosis inokulum yang ditularkan dan jalur penularan, makin besar dosis inokulum, makin
pendek fase inkubasi ini. Pada hepatitis A fase inkubasi dapat berlangsung selama 14-50 hari,
dengan rata-rata 28-30 hari.
Fase Prodromal (pra ikterik). Fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama dan
timbulnya gejala ikterus. Awitannya dapat singkat atau insidious ditandai dengan malaise
umum, nyeri otot, nyeri sendi, mudah lelah, gejala saluran napas atas dan anorexia. Mual
muntah dan anoreksia berhubungan dengan perubahan penghidu dan rasa kecap. Demam
derajat rendah umunya terjadi pada hepatitis A akut. Nyeri abdomen biasanya ringan dan
menetap di kuadran kanan atas atau epigastrium, kadang diperberat dengan aktivitas akan
tetapi jarang menimbulkan kolesistitis.
Fase Ikterus. Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul bersamaan dengan
munculnya gejala. Pada banyak kasus fase ini tidak terdeteksi. Setelah tibul ikterus jarang
terjadi perburukan gejala prodromal, tetapi justru akan terjadi perbaikan klinis yang nyata.
Fase konvalesen (penyembuhan). Diawali dengan menghilangnya ikterus dan keluhan lain,
tetapi hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati tetap ada. Muncul perasaan sudah lebih
sehat dan kembalinya nafsu makan. Keadaan akut biasanya akan membaik dalam 2-3
minggu. Pada hepatitis A perbaikan klinis 17 dan laboratorium lengkap terjadi dalam 9
minggu. Pada 5-10% kasus perjalanan klinisnya mungkin lebih sulit ditangani, hanya
Keluhan subjektif yang ditemukan pada pasien ini pada dasarnya sudah sesuai dengan
gejala yang dialami pada pasien hepatitis akut. Os mengeluh nyeri yang awal nya di bagian
perut tengah dan saat ini berpindah ditenga. Os juga mengeluh adanya mual,muntah dan BAK
berwarna teh pekat sulit BAB. Dan yang terakhir os mengeluh adanya demam.
Diagnosis klinik ditegakan berdasarkan keluhan seperti demam, kelelahan, malaise,
anorexia, mual dan rasa tidak nyaman pada perut. Beberapa individu dapat mengalami diare.
Ikterus (kulit dan sclera menguning), urin berwarna gelap, dan feses berwarna dempul dapat
ditemukan beberapa hari kemudian. Pemeriksaan Serologik Adanya IgM anti-HAV dalam
serum pasien dianggap sebagai gold standard untuk diagnosis dari infeksi akut hepatitis A.7
Virus dan antibody dapat dideteksi dengan metode komersial RIA, EIA, atau ELISA.
Pemeriksaan diatas digunakan untuk mendeteksi IgM anti-HAV dan total anti-HAV (IgM dan
IgG). Diagnosis dari hepatitis dapat dibuat berdasarkan pemeriksaan biokimia dari fungsi
liver (pemeriksaan laboratorium dari: bilirubin urin dan urobilinogen, total dan direct
bilirubin serum, alanine transaminase (ALT) dan aspartate transaminase (AST), alkaline
phosphatase (ALP), prothrombin time (PT), total protein, serum albumin, IgG, IgA, IgM, dan
hitung sel darah lengkap).
Temuan klinis pada pasien ini sesuai dengan temuan klinis yang dijelaskan dalam
literatur. Pada kasus pasien ini dijumpai adanya demam, mata kuning, nyeri perut mual
muntah, bak seperti teh pekat, bab sulit, disertai peningkatan SGOT SGPT, dan seharusnya
dilakukan pemeriksaan viral marker untuk menegakkan diagnosa hepatitis.
Penatalaksanaan hepatitis A virus sebagian besar adalah terapi suportif, yang terdiri
dari bed rest sampai dengan ikterus mereda, diet tinggi kalori, penghentian dari pengobatan
yang beresiko hepatotoxic, dan pembatasan dari konsumsi alkohol.17 Sebagian besar dari
kasus hepatitis A virus tidak memerlukan rawat inap. Rawat inap direkomendasikan untuk
pasien dengan usia lanjut, malnutrisi, kehamilan, terapi imunosupresif, pengobatan yang
mengandung obat hepatotoxic, pasien muntah berlebih tanpa diimbangi dengan asupan cairan
yang adekuat, penyakit hati kronis/didasari oleh kondisi medis yang serius, dan apabila pada
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang didapatkan gejala-gejala dari hepatitis
fulminan. Pasien dengan gagal hati fulminant, didefinisikan dengan onset dari
encephalopathy dalam waktu 8 minggu sejak timbulnya gejala. Pasien dengan gagal hati
fulminant harus dirujuk untuk pertimbangan melakukan transplantasi hati.
Tatalaksana hepatitis viral akut pada pasien ini saat di IGD telah sesuai dengan
literatur. Setelah pemberian obat dan perawatan dua hari kondisi os semakin membaik dan
diizinkan pulang berobat jalan.
4. Plan

Diagnosis :
Hepatitis Akut
Penatalaksanaan :
- Curcuma syrup 3 x 1 C
- Ibuprofen 3 x 400mg PO
- Injeksi Omeprazole 40 mg/ 12 jam
- Injeksi Ketorolac 30 mg / 12 jam
- Diet hati
- Konsul Dokter Spesialis Penyakit Dalam
- Rawat inap ruangan

Prognosis :
Quo ad Vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai