DISUSUN OLEH
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan
rahmatnya makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam bidang mata
kuliah Pengantar Farmasi.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Ibu Dr. Tiah Rachmatiah, M.Si, Apt
selaku dosen pembina Mata Kuliah Pengantar Farmasi yang telah membimbing penulis.
Kami menyadari bahwa pada dasarnya makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena
keterbatasan wawasan dan pengetahuan kami terutama yang berhubungan dengan makalah
ini.Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk membantu
kami dalam penyusunan makalah yang lebih baik.
Penyusun
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
DATAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah dan Pofil Sekolah Farmasi ITB
B. Kurikulum Program S1 Farmasi di ITB
C. Silabus Program S1 Farmasi di ITB
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1.1 Sejarah
Pada tahun 1953 untuk pertama kalinya, warga negara Indonesia, Prof. dr. Rd
Mhd Djuhana Wiradikarta, menjadi dekan dari FIPIA, salah satu staf akademik di
Departemen Farmasi, sampai tahun 1959. Pada tanggal 2 Maret 1959, Fakultas
Teknik dan FIPIA digabung menjadi sebuah institusi baru, yaitu Institut Teknologi
Bandung (ITB) dan Departemen Farmasi menjadi bagian dari Departemen Kimia dan
Biologi sampai tahun 1961. Setelah perubahan organisasi pada tahun 1973,
Departemen Farmasi menjadi bagian dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam.
Hingga tahun 1987, Departemen Farmasi terdiri dari 5 bagian keilmuan, yaitu
Kimia Farmasi, Formulasi, Biologi Farmasi, Farmakologi, serta Ilmu Dasar dan Ilmu
Tambahan. Tiap-tiap bagian merupakan ilmu yang berhubungan, atau kelompok
keilmuan dan terapan di bidang farmasi. Bagian-bagian ini meliputi teori, praktek, dan
penelitian. Pada tiap bagian ada beberapa mata kuliah yang dibimbing oleh seorang
staf sebagai kepala bagian yang bertanggungjawab untuk mengatur dan
mengembangkan bagiannya dalam kuliah yang diberikan, praktek di laboratorium,
dan mengatur proyek penelitian. Setiap laboratorium diatur dan diawasi oleh kepala
laboratorium, dan setiap staf di departemen punya tanggung jawab masing-masing
dalam memberikan kuliah, mendampingi praktikum, dan membimbing proyek
penelitian mahasiswa. Organisasi akademik ini perlahan berkembang dan meningkat,
dan sekarang sekolah mempunyai lima kelompok keilmuan, yaitu Farmasetika,
Farmakokimia, Farmakologi, Farmasi Klinik serta Biologi Farmasi dan Olahraga.
Di awal tahun 1947, mahasiswa yang diterima di Departemen Farmasi
merupakan lulusan sekolah kelas B, seperti HBS, AMS, VHO atau sekolah
menengah. Bahasa yang digunakan dalam perkuliahan adalah Bahasa Belanda dan
Bahasa Inggris. Lama studi 5,5 tahun, terdiri dari 3 tahun tahap Sarjana Muda dan 2,5
tahun tahap Sarjana (S-1). Lulusannya mempunyai kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan lanjut (S-3) jika telah mengerjakan sedikitnya 1 subyek (mata kuliah)
besar (hoofdvak) dan 2 subyek kecil (bijvak). Sebagai contoh, subyek besar adalah
Kimia, dan subyek kecil adalah Botani, Kehewanan, dan Fisika. Kurikulum belum
terstruktur dengan baik dan tidak ada batasan lama studi. Mulai tahun 1951, beberapa
subyek telah ditambahkan ke dalam kurikulum sesuai dengan kebutuhan sistem
pendidikan. Karena keberadaan Apoteker di Indonesia kurang memuaskan,
pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional RI mengeluarkan peraturan
lama studi Farmasi di perguruan tinggi, yaitu 4 tahun, yang terdiri dari 1 tahun tahap
persiapan, 1 tahun pendidikan calon farmasis, dan 2 tahun pendidikan farmasi.
Pada tahun 1960, lama pendidikan farmasi berubah menjadi 6 tahun, yaitu 5
tahun pendidikan sarjana dan 1 tahun pendidikan profesi. Kurikulumnya diubah dan
disesuaikan dengan kebutuhan sistem pendidikan. Beberapa mata kuliah baru
dimasukkan ke dalam kurikulum, seperti Bahasa Inggris, Pendidikan Militer, Ilmu
Resep, dan lain-lain.
Pada tahun 1973, ada perkembangan yang signifikan di ITB. Semua
mahasiswa baru dimasukkan ke dalam Tahap Persiapan Bersama (TPB), mereka tidak
boleh mendapatkan pendidikan di departemen manapun hingga mereka lulus TPB.
Pada saat ini berlaku sistem kredit semester (SKS). Mahasiswa dapat memilih mata
kuliah yang diinginkan dengan jumlah maksimum 24 SKS per semester. Sistem ini
memudahkan mahasiswa untuk mengembangkan kemampuannya sendiri selama
menyelesaikan pendidikan. Kemudian, kurikulum diubah setiap 5 tahun, disusun
berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Kurikulum
yang berlaku saat ini adalah kurikulum tahun 2013.
Selain Program Sarjana, sekarang Sekolah Farmasi menyediakan Program
Magister dan Program Doktoral. Ada 8 jalur pilihan untuk Program Magister dan
Doktoral, yaitu Farmasi Analisis, Kimia Medisinal, Teknologi Farmasi, Biofarmasi,
Farmakognosi-Fitokimia, Farmakologi-Toksikologi, Analisis dan Keamanan
Makanan, dan Farmasi Rumah Sakit. Sekolah farmasi juga membuka program
pendidikan profesi yang bergelar Apoteker dengan lama studi 1 tahun, pendidikan
meliputi kuliah, kerja praktek profesi farmasi dan ujian komprehensif.
Pada tahun 1996, Departemen Farmasi ITB mempunyai kesempatan untuk
mendapatkan tempat baru, yaitu Laboratorium Teknologi (Labtek) VII, di tengah ITB,
di sebelah Gedung Teknik Elektro dan FMIPA. Dengan luas tanah 6579 m2,
Departmen Farmasi ITB mengoptimalkan fasilitas dan bangunan untuk melayani
mahasiswa dan stake holder. Banyak instrumen dan fasilitas modern diadakan, dan
didukung oleh staf-staf berpengalaman. Semua ini membuat Departemen Farmasi ITB
menjadi salah satu pendidikan Farmasi terbaik di Indonesia
Berdasarkan SK Rektor ITB No. 222/SK/1001/OT/2005 yang ditandatangani
29 Agustus 2005, status Departemen Farmasi berubah menjadi Sekolah Farmasi dan
mulai berjalan sejak 29 Agustus 2005. Sekolah Farmasi mulai tahun 2006 memiliki 2
program studi untuk strata sarjana, yaitu Program Studi Sains dan Teknologi Farmasi
(STF) serta Program Studi Farmasi Klinik dan Komunitas (FKK).
2.1.2 Profil
Sistem Pendidikan di Sekolah Farmasi terdiri dari empat tahap atau strata,
yaitu:
1. Sarjana atau Strata-1 (S1) yang dirancang selesai dalam 4 tahun
dengan gelar Sarjana Sains/S.Si (Prodi Sains dan Teknologi Farmasi),
Sarjana Farmasi/S.Farm (Prodi Farmasi Klinik dan Komunitas).
2. Profesi Apoteker yang dirancang selesai dalam 1 (satu) tahun dengan
gelar Apoteker (Apt.)
3. Magister atau Strata-2 (S2) yang dirancang selesai dalam 2 tahun
dengan gelar Magister Sains ( M.Si.)
4. Program Doktoral yang dirancang selesai dalam 3 tahun dengan gelar
Doktor.
Program Sarjana di ITB mempunyai beban sekurang-kurangnya 144 SKS dan
sebanyak-banyaknya 160 SKS yang terbagi dalam :
Program Studi Sains dan Teknologi Farmasi mengkaji ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang farmasi, mencakup berbagai aspek yang berhubungan dengan
produk farmasi mulai dari pencarian atau penemuan, pengolahan dan pengembangan
bahan baku hingga menjadi sediaan farmasi yang siap digunakan. Dalam arti lain,
program studi ini berorientasi kepada pengembangan pharmaceutical science &
technology atau pendekatannya bersifat product oriented untuk memenuhi kebutuhan
tenaga riset, pengembangan, produksi dan pemeriksaan produk farmasi dan alat
kesehatan.
Ilmu yang akan dipelajari dalam prodi ini terkait sangat erat dengan dunia industri
farmasi. Tentunya karena tingkat kecanggihan alat-alat yang digunakan pada industri
farmasi ini, pelaksanaan dan pengembangannya harus berdasarkan penelitian yang
canggih. Di bidang teknologi, mahasiswa dapat meneliti tentang obat dan
penyembuhan penyakit berbasis DNA. Di bidang Kimia Medisinal, mahasiswa dapat
meneliti senyawa obat baru. Di bidang Fitokimia, mahasiswa dapat meneliti pengaruh
senyawa dari tanaman terhadap gangguan fisiologi pada tubuh dan banyak lagi
lainnya.
Struktur Kurikulum 2013 Program Studi Sarjana Sains dan Teknologi Farmasi (STF) :
3 FA3103 Radiofarmasi 2
11 FA4102 Etnofarmakologi 2
14 FA4202 Kristalografi 2
18 FA4206 Farmakogenetika 2
2. Program Studi Farmasi Klinik dan Komunitas ( FKK )
Program Studi Farmasi Klinik dan Komunitas mengkaji ilmu pengetahuan di
bidang farmasi mencakup aspek layanan kefarmasian (pharmaceutical care),
implementasi konsep clinical pharmacy dan pengelolaan com-munity pharmacy yang
sejalan dengan Paradigma Sehat, mengisi kebutuhan tenaga kesehatan dalam rangka
mewujudkan layanan kesehatan oleh tripartit profesi Dokter (medical care). Apoteker
(pharma-ceutical care). Perawat (nursing care); serta mengenal berbagai produk farmasi
dan alat kesehatan yang diarahkan kepada tujuan layanan prima untuk pasien (patient
oriented).
Farmasi Klinik dan Komunitas merupakan salah satu pilihan program studi pada
Sekolah Farmasi ITB. Jika pada prodi Sains dan Teknologi Farmasi lebih banyak
berorientasi pada pengembangan produk dan industri kefarmasian, maka prodi Farmasi
Klinik dan Komunitas lebih banyak berorientasi pada pelayanan kefarmasian. Hal ini
sejalan dengan paradigma baru pelayanan kefarmasian dimana sekarang tidak hanya
difokuskan pada produk, tetapi juga lebih berorientasi diarahkan pada pasien.
Oleh karenanya pada prodi ini, selain mahasiswa akan mempelajari berbagai mata
kuliah yang bersifat kefarmasian seperti: Kimia Analisis, Mikrobiologi, Bioteknologi,
Botani Farmasi, Farmakologi, Biofarmasi, dan Farmasi Klinik, mahasiswa juga akan
mempelajari mata kuliah yang menunjang sisi pelayanannya seperti: Farmakokinetik
Klinik, Farmakoekonomi, Sosial Farmasi, Ilmu Komunikasi, Farmasi Rumah Sakit,
Manajemen Kewirausahaan, dan lain-lain.
6 FK3203 Hematologi 2
7 FK4101 Imunoterapi 2
9 FK4202 Farmakoekonomi 2
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran atau
tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok
atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. Silabus berisikan
komponen pokok yang dapat menjawab pertanyaan berikut.:
1. Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu kegiatan
pembelajaran.
2. Kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan atau membentuk
kompetensi tersebut.
3. Upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut
sudah dimiliki peserta didik.
4. Silabus bermanfaat sebagai pedoman sumber pokok dalam pengembangan
pembelajaran lebih lanjut, mulai dari pembuatan rencana pembelajaran,
pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian.
2. Pendidikan Agama
Pendahuluan: Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan, manusia (hakekat,
martabat dan tanggung jawab); Hukum (untuk menumbuhkan kesadaran supaya
taat hukum Tuhan dan fungsi profetik agama), Moral, Ilmu Pengetahuan
Teknologi dan Seni (iman, ipteks dan amal sebagai kesatuan, kewajiban
menuntut dan mengamalkan ilmu, tanggung jawab ilmuwan dan seniman),
pembinaan pribadi ummat beragama sebagai anggota keluarga, masyarakat,
bangsa, dan negara, masyarakat (beradab dan sejahtera dan peran masya-rakat,
HAM dan demokrasi), budaya (akademik, etos kerja, sikap terbuka dan adil),
serta politik (kontribusi agama dalam kehidupan berpolitik dan peranan agama
dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa).
Pustaka:
Diserahkan kepada masing-masing agama
3. Bahasa
a. Bahasa Indonesia
Pendahuluan: membicarakan pokok bahasan masalah analisis teks tentang pola
kalimat, hubungan antara kalimat, frase, bentuk tulisan, narasi, deskripsi,
ekspresi, argumentasi, asas-asas penyusunan gagasan dalam karangan, gaya
bahasa dan latihan transformasi ke bahasa ilmiah, dan latihan mengarang dalam
bahasa ilmiah
b. Bahasa Inggris
Pendahuluan; membicarakan pokok bahasan tentang reading, translating,
vocabulary and structure untuk dapat memahami buku teks kefarmasian dalam
bahasa Inggris dan menerjemhakan buku teks atau artikel ilmiah dalam bahasa
Inggris ke dalam bahasa Indonesia.
5. Biologi Sel
Pendahuluan : organisasi sel dan subsel prokariot dan eukariot; asam nukleat
dan protein; proses biologi dalam sel prokariot dan eukariot; ekspresi gen dan
mekanisme pengendalian; genetika mikroba; sistem transport pada prokariot dan
eukariot; prinsip rekayasa genetika dan produk rekombinan dalam bidang
farmasi.
Pustaka:
a. Glick, B. and Pasternack J.J., 1994, Principles and Application of
Recombinant DNA, American Sosiety of Microbiology, Washington
b. Lengeler, J.W., Drews, G., and Schleegel, H.G., 1999, Biology of the
Prokaryotes, Blackwell Sciences, New York.
c. White, D, 2000, The Physiology and Biochemistry of Prokaryotes, 2nd. Ed.,
Oxford University Press., New York.
6. Kimia Organik
Pendahuluan: membicarakan struktur dan ikatan kimia, nomenklatur dan sifat
molekul organik, mekanisme reaksi organik dan pengenalan stereokimia, reaksi
substitusi dan eliminasi (alifatik dan siklik), senyawa karbonil (aldehida dan
keton, reaksi addisi nukleofilik dan elektrofilik, asam karboksilat (turunan asam
karboksilat seperti turunan asilhalida, ester, amida, anhidrida), reaksi-reaksi
spesifik karbonil (pembentukan ikatan C-C, reaksi substi-tusi karbonil-alpha,
reaksi kondensasi karbonil), karbohidrat; senyawa heterosiklik, polimerisasi.
Pustaka:
a. Fassenden R.J., and Fassenden, J.S., 1986, Organic Chemistry, Wardsworth
Inc., California
b. Mc Murry J., 2004, Organic Chemistry, Wards-worth Inc., California
c. Salomons, T.W.G, 1997, Fundamentals of Organic Chemistry, John Willey &
Sons, New York
d. Vogel, A.I., 1990, A Textbook of Practical Organic Chemistry, Longman,
London
7. Kimia Analisis
Pendahuluan : membicarakan metode-metode analisis baik kualitatif maupun
kuantitatif dengan mengkaitkan terjadinya interaksi radiasi elektromagnetik
dengan molekul menggunakan instrumentasi spektrometri (spektrofometer uv-
vis, infra merah, spektrofluorometri), pemisahan senyawa dari campurannya
menggunakan sistem kromatografi (gas, cair kinerja tinggi), dan analisis
elektrokimia (potensiometri, coulometri dan polarografi); volumetri; dan
gravimetri.
Pustaka:
a. Christian, G.D., 1994, Analytical Chemistry, John Willey & Sons, New York
b. Harris, D.C., 1987, Quantitative Chemical Analysis, 2nd. Ed., Freeman Co.,
New York
c. Pecsok, R.L., Shields, L.D., and Cairns, T., and McWilliam, I.G., 1976,
Modern Methods of Chemical Analysis, 2nd. Ed., John Willey & Sons, New
York.
d. Kealey, D.,and Haines, P.J., 2002, Analytical Chemistry, Bios Scien. Publ.,
Oxford
e. Skoog, D.A., Holler, F.J., and Crouch, S.R., 2007, Principles of Instrumental
Analysis, 6th. Ed., Thomson, Belmont.
f. Willard, H.H., Merrit Jr., L.L., Dean, J.A., and Settle Jr, F.A., 1988,
Instrumental Methods of Analysis, 7th. Ed, Wadsworth Publ. Co., California
8. Botani Farmasi
Pendahuluan: ruang lingkup botani, isi sel protoplasmik dan organel,
sistematika, determinasi dan pengertian tentang tumbuh-tumbuhan obat,
tumbuh-tumbuhan rendah dan tinggi termasuk nabati bahari yang meliputi nama
tumbuh-tumbuhan, familia, morfologi, letak dan fungsinya, dan bagian tanaman
yang di-gunakan dalam farmasi, dan tumbuhan obat Indonesia.
Pustaka:
a. Anonim, 1985, Medicinal Herbs Index in Indonesia, Jilid I, PT Eisai
Indonesia, Jakarta
b. Anonim, 1985, Tanaman Obat Indonesia, Jilid I, Dep. Kes. RI, Jakarta
c. Anonim, 1995, Medicinal Herbs Index in Indonesia, Jilid II, PT Eisai
Indonesia, Jakarta
d. Bisset, N.G., 1994, Herbal and Phytopharmaceutical, Medpharm Scientific
Publ, Stutgart
e. Bruneton, J., 1995, Pharmacognosy, Phytochemistry and Medicinal Plants,
Lavosier Publ., Paris
f. Syamsuhidayat, S.S., dan Hutapea, J.R., Inven-taris Tanaman Obat Indonesia
Dep. Kes. RI, Jakarta
g. Sudarsono, Didik Gunawan, Subagus Wayuono, Imono Argo Donatus, dan
Purnomo, 2002, Tumbuhan Obat I dan II, PPOT-UGM, Yogyakarta.
h. Youngken, H.W., Pharmaceutical Botany, The last Ed., Blackiston Co.,
Philadelphia
i. Watt, J.M., and Breyer-Brandwijk, R., 1962, The Medicinal and Poisonous
Plants of Southern and Eastern Africa, 2nd. Ed., Livingstone Ltd., London.
9. Anatomi Fisiologi Manusia
Pendahuluan; membahas konsep dasar tubuh sebagai kesatuan, istilah anatomi
dan fisiologi, organisasi di tingkat molekuler-sel-jaringan, mekanisme transpor
di dalam tubuh, struktur dan fungsi, penilaian fungsi serta penyimpangan pada
fungsi sistem peliput, system lokomotorius, syaraf, pancaindra, endokrin,
kardiovaskular, limfatik dan imunitas, respiratori, pencernaan, uriner,
kesetimbangan cairan, elektrolit, asam-basa; sistem reproduksi serta integrasi
antar sistem.
Pustaka:
a. Langley, L.L (Editor), 1990, Dynamic of Anatomy and Physiology, Mc Graw
Hill Co., New York
b. Martini, F.H., 2001, Fundamentals of Anatomy and Physiology ., 5th. Ed.,
Prentice Hall, New Jersey
c. Tortora, G.J., and Anagnostakos, N.P., Principles of Anatomy and
Physiology, 4th. Ed., Harper and Row Publ., New York
d. Wood, M.G., 1998, Laboratory Textbook of Anatomy and Physiology .,
Freeman Co., San Fransisco
10. Biokimia
Pendahuluan: protein dan asam amino, teknik pemurnian protein, lipid dan
membrane, enzim sebagai katalis, Km, Vm dan inhibisi enzim, konsep dasar
dan metabolisme karbohidrat, daur asam sitrat, fosforilasi oksidatif.
Pustaka:
a. Berg, J.M., Tymoczko, J.L., and Styrer, L., 2002, Biochemistry, 5th. Ed.,
Freeman Co., San Fransisco
b. Clark, J.M., and Robert, L.S., 1977, Experimental Biochemistry, 2nd. Ed., .,
Freeman Co., San Fransisco
c. Elliot W.H., and Elliot, D.C., 1996, Biochemistry and Molecular Biology,
John Willey & Sons, New York
d. Lehninger, A.L., 2003, Principles of Biochemistry, Tata Mc Graw Hill Co.,
New Delhi.
12. Imunologi
Pendahuluan; fungsi dan mekanisme produksi antibodi oleh sel-sel penghasil
antibody, molekul pengenal antigen, interaksi antigen-antibodi, isolasi dan
pemurnian antibodi, reaksi immuno-kimia, molekul-molekul yang terlibat
dalam respon imun dan mekanisme deaktivasi agen infeksi, pembuatan
monoklonal anti-bodi, macam dan metode pembuatan konjugat, dan
pembuatan vaksin rekayasa serta strategi terapi kanker, autoimmun,
hipersensitivitas.
Pustaka:
a. Abbas, A.K., Lichman, A.H., and Pober, J.S., 1994, Cellular and Molecular
Immunology, 2nd. Ed., WB Saunders, Co., Philadelphia
b. Roit, I., Brostoff, J., and Male, D., 1998, Immuno-logy, 5th. Ed., Mosby,
London
c. Roit, I., 1997, Essential Immunology, 9th. Ed., Blackwell Co., London
13. Patologi
Pendahuluan, membicarakan pokok bahasan tentang kondisi patologi sel,
jaringan, prose inflamasi secara umum, dan organ, jejas dan trauma dan
penimbunan intraselular, adaptasi dan kematian sel, inflamasi akut dan kronis,
regenerasi dan kesembuhan luka, penyakit infeksi dan neoplasia serta
pengenalan patofisiologi.
Pustaka:
a. Greene, R.J., Harris, N.D., and Goodyer, L.I., 2000, Pathology and
Therapeutics for Pharmacists : A Basic for Clinical Pharmacy,2nd. Ed.,
Pharm. Press., London
b. Kumar, V., Cotran, R.S., and Robin, S.L., 1997, Basic Pathology, 6th. Ed.,
W.B. Saunders, Philadelphia
c. Stevens, A., Lowe, J., 1995, Pathology, 2nd. Ed., Mosby, London
20. Farmakologi-Toksikologi
Pendahuluan, uraian farmakologi dan toksikologi obat-obat sistem saraf,
kardiovaskular, sistem pencernaan, sistem respirasi dan sistem ekskresi. Dasar
pengunaan obat hormon, suplemen dan antiinfeksi, uraian farmakologi-
toksikologi obat-obat hormon, vitamin, obat yang mempengaruhi darah,
antiinfeksi, antiparasit, antitumor dan desinfektan; ruang lingkup toksikologi,
nasib zat racuni di dalam tubuh (aneka kondisi; mekanisme aksi, wujud dan sifat
zat toksik, aneka faktor intrinsik); tolok ukur toksisitas kualitatif dan kuantitatif;
pengertian sistem dan aneka ragam uji toksisitas.
Pustaka :
a. Craig, C.R., (Editor), 1990, Modern Pharmacology, 4th. Ed., Liyye Brown
Co., New York
b. Dipama, J.R., (Editor), 1994, Basic Pharmacology in Medicine, 4th. Ed.,
Medicinal Surv.Inc., Pjiladelphia
c. Hardman, J.A., (Editor), 1995, Goodman and Gilman’s The Pharmacological
Basis of Theura-peutics, 9th. Ed., Mc Graw Hill, New York
d. Katzung, B.B. 1996, Basic and Clinical Pharmacology, 5th. Ed., Prentice
Hall Int.Inc., London
e. Niesink, R.J.M., de Vries, J., and Hollinger , M.A., Toxicology, Principles
and Applications, CRC Press. Inc., New York.
21. Biofarmasetika-Farmakokinetika
Pendahuluan; perjalanan dan nasib obat dalam tubuh; teori pelepasan, pelarutan,
difusi, absorbsi; membran biologis dan mekanisme absorbsi; berbagai faktor
yang mempengaruhi absorpsi obat dan bioavailabilitas,parameter
bioavailabilitas; rute pemberian (biofarmasi sediaan oral, rektal, kulit, mata,
paru-paru dan parenteral; dan evaluasi ketersediaan hayati sediaan farmasi.
Batasan farmakokinetika dan aplikasinya dalam bidang farmasi dan pengobatan,
hubungan kadar obat dalam plasma dan aktivitas obat; model satu kompartemen
terbuka, model dua kompartemen terbuka, pengaturan dosis, kinetika absorbsi
obat, ikatan protein obat, metabolisme obat, ekskresi renal, farmako-kinetika
non linier.
Pustaka:
a. Abdou, H.M., 1989, Dissolution, bioavailability and bioequivalence, Mark.
Publ. Co., Pennyslvania
b. Banker, G.S., and Rhodes, C.T., 1996, Modern Pharmaceutics, 3rd . Ed.,
Marcel Dekker Inc., New York
c. Shargel, L., 1999, Apllied Biopharmaceutics and Pharmacokinetics, 4th.Ed.,
Appleton Century Croft Publ., New York
d. Swarbick, J., 1975, Current Concept in Pharma-ceutical Sciences: Dosage
form Design and Bioavailability, Lea & Febiger, Philadelphia
e. Wagner, J.G., 1993, Pharmacokinetics for the Pharmaceutical Scientist,
Technomic Publ., Bassel.
22. Farmakoterapi
Pendahuluan, membicarakan pokok bahasan masalah dasar-dasar farmakoterapi
sistem syaraf, sistem renal dan kardivaskular, sistem pencernaan dan
pernafasan; sistem hormon dan endokrin, penyakit infeksi, kanker, patofisiologi
dan pemilihan obat untuk masing-masing penyakit, serta evaluasi penggunaan
beberapa obat pada beberapa kasus.
Pustaka:
a. Dipiro, J.T., Talbert, RI., and Yen, G.C., 1997, Pharmacotherapy: A
Pathophysiologic Approach, 3rd. ed., Appleton & Lange, Stamford.
b. Herfindal, E.T., and Gourley, D.R., 2000, Textbook of Therapeutics, Drug
and Disease Management, 7th. ed., Lippincot & Williams, Philadelphia
c. O Graddy, F., Lambert, H.P., Finch, R.G., and Greenwood, D., 1997,
Antibiotic and Chemotherapy : Anti-infective agents and their use in therapy,
7th. Ed., Churchill, Livingstone.
d. Schwinghammer, T.L., 2002, Pharmacotherapy Casebook: A Patient Focused
Approach, 5th. Ed., McGraw-Hill Companies, New York.
25. Kewirausahaan
Pendahuluan: arti kewirausahaan dan menjadi wiraswasta yang tangguh dengan
cara hidup dan berpikir positip; sifat-sifat yang perlu dimiliki oleh wirausaha;
berfikir maju sebagai sumber kesuksesan; kreativitas dan inovasi dan
memperkuat daya juang; meningkatkan produktivitas usaha melalui motivasi;
manajemen dan organisasi; sistem informasi dan manajemen; manajemen :
produksi, pemasaran, personalia, akuntasi, SDM dan kelayakan usaha
Pustaka:
a. Buchari Alma, 2007, Kewirausahaan, Penerbit Alfabeta, Bandung
b. Fadel Muhammad, 1992, Industrialisasi dan Wira-swasta, Gramedia, Jakarta.
c. Hisrich, R.D., and Peters, M.P., 1995, Entrepreneur-ship, Irwin, Chicago.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang kami buat dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan
seperangkat atau sistem rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman untuk menggunakan aktivitas belajar mengajar.
Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir yang digunakan untuk menentukan seberapa
besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah
direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Oleh sebab itu, kurikulum menjadi
hal yang terpenting sebagai tujuan utama dalam suatu sistem pendidikan.
http://stf.fa.itb.ac.id/?page_id=30
http://fkk.fa.itb.ac.id/?page_id=19
http://lp4.itb.ac.id/naskah-kurikulum-baru-itb/
http://aptfi.or.id/?p=21
http://ikhwan-insancita.blogspot.com/2012/05/pengertian-kurikulum-fungsi-dan.html
http://snwulandari.blogspot.com/2012/05/pengertian-silabus-dan-rpp.html
http://ridho-bakker.blogspot.com/2011/10/pengertian-kurikulum-secara-etimologi.html