(RPP)
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif,
dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
KI 3 : internasional
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
KI 4 : prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning, diskusi, murid selama dan setelah proses pembelajaran murid menunjukkan
sikap bertanggungjawab, peduli, responsif, dan santun, serta dapat mensyukuri anugerah
Tuhan, mampu menghitung laju inflasi, menganalisis dampak inflasi dan cara mengatasi
inflasi dengan mengembangkan sikap religiusitas, kemandirian (kreatif dan inovatif), dan
gotong royong.
D. Materi Pembelajaran
Inflasi
Menghitung inflasi
Dampak inflasi
Cara mengatasi inflasi (secara garis besar)
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode Pembelajaran : Presentasi kelompok, tanya jawab dan diskusi.
Model Pembelajaran : Problem Based Learning
F. Media Pembelajaran
Media :
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
Lembar penilaian
LCD Proyektor
Alat/Bahan :
Spidol, papan tulis
Laptop & infocus
G. Sumber Belajar
Buku Ekonomi Siswa Kelas XI, Kemendikbud, Tahun 2016
Buku refensi yang relevan,
Lingkungan setempat
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
GURU :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka,
memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa
untuk memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Pendahuluan Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan 15 Menit
pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari
pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-
hari.
Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan
sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta
didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
Inflasi
Menghitung inflasi
Dampak inflasi
Cara mengatasi inflasi (secara garis besar)
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi
dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang
berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Murid :
1. Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru
tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran tentang materi menghitung inflasi, dampak
inflasi dan cara mengatasi inflasi yang baru dilakukan.
2. Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi
menghitung inflasi, dampak inflasi dan cara mengatasi
inflasi dan mencarikan alternative yang sesauai dengan
keadaan inflasi yang baru diselesaikan.
3. Mengagendakan materi atau tugas
Kegiatan projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus
20 Menit
Penutup mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam
sekolah atau dirumah.
Guru :
1. Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung
diperiksa untuk materi pelajaran cara menghitung tingkat
inflasi dan mencarikan alternative yang sesauai dengan
keadaan inflasi .
2. Murid yang selesai mengerjakan tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi
paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian
tugas
3. Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran
Pergadaian kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
2. Bentuk Penilaian
a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis : Essay
c. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi
d. Proyek :-
3. Instrumen Penilaian : (terlampir)
4. Alat penilaian : Soal terlampir
B. Portofolio
Mata Pelajaran :
Kelas / semester :
Tahun Pelajaran :
Judul portofolio :
Tujuan :
Ruang lingkup :
Karya portofolio yang dikumpulkan adalah ..............................
Uraian tugas portofolio :
Format penilaian :
No Komponen yang dinilai Skor
1 2 3
1 Persiapan
2 Pelaksanaan
3 Hasil
Skor portofolio
Keterangan:
1. Skor maksimal = jumlah komponen yang dinilai x 3
Jumlah skor
Nilai portofolio = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = skor maksimal x100
1. Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada murid, maka murid
diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian
tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari
penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi,
singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu. Berikut Contoh
format penilaian :
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
Selama diskusi, saya ikut serta mengusulkan
1 50
ide/gagasan.
Ketika kami berdiskusi, setiap anggota
2 50
mendapatkan kesempatan untuk berbicara. 250 62,50 C
Saya ikut serta dalam membuat kesimpulan
3 50
hasil diskusi kelompok.
4 ... 100
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 =
62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan
2. Penilaian Teman Sebaya
Penilaian ini dilakukan dengan meminta murid untuk menilai temannya sendiri. Sama
halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian,
membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya. Berikut Contoh
format penilaian teman sebaya :
Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..
Indikator
Bentuk Nilai
Nama Nilai yang
No Tindakan Setelah Keterangan
Murid Ulangan Belum
Remedial Remedial
Dikuasai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
LEMBAR PENILAIAN OBSERVASI KOMPENTENSI INTI
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku murid sehari-hari, baik terkait
dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru.
Berikut contoh instrumen penilaian sikap.
KEJUJURAN
KEDISIPLINAN TANGGUNG JAWAB TOLERANSI NILAI
NO Nama Murid AKHIR
SJ J KJ TD SD D KD TD STJ TJ KTJ TTJ ST T KT TT SIKAP
PREDIKAT
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Keterangan :
KEJUJURAN KEDISIPLINAN TANGGUNG JAWAB TOLERANSI
SJ : Sangat Jujur SD : Sangat Disiplin STJ : Sangat Tanggung Jawab ST : Sangat Teloran
J : Jujur D : Disiplin TJ : Tanggung Jawab T : Toleran
KJ : Kurang Jujur KD : Kurang Disiplin KTJ : Kurang Tanggung Jawab KT: Kurang Toleran
TJ : Tidak Jujur TD : Tidak Disiplin TTJ: Tidak Tanggung Jawab TT : Tidak Toleran
Penskoran
1. Nilai maksimum = 16 poin
3. Kode nilai / predikat :
2. Nilai Akhir
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑢𝑟𝑖𝑑
X 100% a) 75,01 – 100,00 = Sangat Baik (A)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
b) 50,01 – 75,00 = Baik (B)
c) 25,01 – 50,00 = Cukup (C)
d) 00,00 – 25,00 = Kurang (D)
Soal Diskusi Kelompok
Artikel 1
WASPADAI TUMPUKAN INFLASI AKHIR TAHUN
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menilai dampak pelemahan rupiah terhadap inflasi
saat ini masih relatif kecil. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko
Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, pelaku usaha masih memiliki optimisme pada
kestabilan harga.
"Sampai September 2018, imported inflation masih rendah. Berarti, ditengah depresiasi rupiah,
ekspektasi pelaku usaha terhadap kestabilan harga masih tinggi sehingga pelaku usaha belum
menaikkan harga," kata Iskandar ketika dihubungi Republika.co.id, Ahad (7/10).
Untuk diketahui, indikasi dampak imported inflation akan terlihat dari level inflasi inti. Meski begitu,
belum terjadi lonjakan signifikan. Pada September 2018, inflasi inti mencapai 0,28 persen bulan ke
bulan dan 2,82 persen tahun ke tahun. Sementara, pada September 2017, inflasi inti sebesar 0,35
persen (mtm) dan 3 persen (yoy).
Iskandar memproyeksikan, tingkat inflasi hingga akhir tahun masih dalam kisaran yang ditetapkan
pemerintah di level 3,5 persen. Meski begitu, terdapat kemungkinan inflasi terkerek naik karena
dampak pelemahan rupiah dan faktor musiman natal dan tahun baru.
"Kemungkinan antara 3,5 sampai empat persen di akhir tahun," kata Iskandar.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira
memproyeksikan, inflasi hingga akhir tahun diprediksi sebesar 3,5 hingga 3,7 persen. Dia mengatakan,
sejauh ini inflasi tahun kalender masih sebesar 1,94 persen atau masih dalam kisaran sesuai target.
"Tapi tiga bulan ini memang harus jadi perhatian utama. Deflasi hanya temporer karena tingkat harga
di level produsen sebenarnya sudah mengalami kenaikan," kata Bhima.
Dia mengatakan, Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) umum nonmigas atau indeks harga grosir
naik sebesar 0,08 persen pada September 2018. Potensi imported inflation dapat terlihat dari IHPB
Kelompok Barang Impor yang naik sebesar 0,66 persen.
Meski begitu, menurut Bhima saat ini harga jual belum naik karena pedagang memotong selisih
keuntungannya. "Jadi tinggal tunggu waktu akan ada penyesuaian di harga jual," katanya.
Selain itu, pada November dan Desember juga terjadi tren kenaikan inflasi karena faktor musiman.
Sehingga menurut Bhima, tekanan inflasi akan terakumulasi dalam tiga bulan terakhir 2018.
"Pemerintah perlu jaga pasokan pangan, stabilitas kurs rupiah, kendalikan impor bbm, beri insentif ke
produsen domestik shingga tidak naikkan harga jual secara signifikan," kata Bhima.
Artikel 2
RUPIAH MELEMAH, INFLASI DIWASPADAI
REPUBLIKA.CO.ID Oleh: Ahmad Fikri Noor
Pemerintah tampaknya harus mulai memikirkan sejumlah dampak pelemahan mata uang rupiah atas
dolar Amerika Serikat (AS). Salah satunya adalah konsekuensi atas laju inflasi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan depresiasi rupiah yang kini
mencapai angka psikologis baru, yakni di atas Rp15 ribu per dolar AS, sudah pasti bisa berakibat pada
inflasi.
Tapi, dia sejauh ini belum melakukan perhitungan secara rinci dampaknya pada peningkatan nilai
tersebut. "Ada kenaikan, tetapi belum banyak. Saya belum bisa bilang berapa karena harus dihitung
dulu dalam inflasi inti itu sebenarnya berapa persen yang impor," kata Darmin saat ditemui di
Kementerian Keuangan, Jumat (5/10).
Ia menjelaskan bahwa pelemahan rupiah yang mencapai 10 persen pasti akan memberikan pengaruh
dari sisi imported inflation atau inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi yang berasal dari luar
negeri disebabkan oleh peningkatan harga di luar negeri atau depresiasi nilai tukar.
Ketika harga impor meningkat, harga barang domestik yang menggunakan impor sebagai bahan
mentah juga turut meningkat, sehingga menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa secara umum.
"Impor kita itu kira-kira 30 persen dari ekonomi. Itu memang bisa agak tinggi pengaruhnya ke inflasi,
bisa 2,5 persen atau tiga persen," kata Darmin.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), komponen inti pada September 2018 mengalami
inflasi sebesar 0,28 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–September) 2018
sebesar 2,38 persen dan tahun ke tahun (September 2018 terhadap September 2017) sebesar 2,82
persen.
Laju inflasi awal pekan ini sudah mulai terpantau. Bank Indonesia (BI) menyebutkan, laju inflasi pada
pekan pertama Oktober 2018 secara bulanan (month to month) mencapai 0,01 persen atau secara
tahunan (year on year) 2,89 persen.
"Berdasarkan survei pemantauan harga minggu pertama perkiraan bulan ini inflasinya masih tetap
rendah. Estimasinya inflasi 0,01 persen month to month, year on year 2,89 persen," kata Gubernur BI
Perry Warjiyo ditemui di Kompleks Perkantoran BI.
Dengan perkembangan tersebut, lanjut Perry, bank sentral meyakini laju inflasi sepanjang tahun ini
akan sedikit di bawah titik tengah kisaran target inflasi BI, yaitu 2,5-4,5 persen.
Untuk menjaga agar laju inflasi dampak pelemahan rupiah tidak makin tinggi, BI akan berada di pasar
guna memantau dan melakukan langkah stabilisasi. Salah satunya, dengan memastikan suplai dan
kebutuhan bergerak secara baik di pasar valas.
Perry menjelaskan, pelemahan rupiah saat ini memang terjadi karena menguatnya dolar AS yang
diiringi kenaikan imbal hasil obligasi Pemerintah AS tenor 10 tahun (US-Treasury Bill) yang cukup
tinggi, yaitu menjadi 3,23 persen untuk mengantisipasi hasil survei Michigan yang menyebutkan
pertumbuhan lapangan kerja di AS lebih besar dari perkiraan.
"Ini memang menunjukkan ekonomi AS yang menguat dan karena itu dalam kondisi ini investor
global preferance-nya investasi di sana," ujar Perry.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani memberi sinyal akan menambah kebijakan untuk
mengantisipasi perkembangan dinamika global yang terus mendepresiasi rupiah. Saat ini, pemerintah
bersama dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan akan terus memantau perkembangan
ekonomi global yang terus bergerak dinamis dan menimbulkan penguatan dolar AS.
Koordinasi ini juga dilakukan untuk penguatan kondisi ekonomi dalam negeri yang sudah diupayakan
melalui perbaikan neraca transaksi berjalan yang masih mengalami defisit dengan menekan impor
barang konsumsi maupun mendorong program pemanfaatan biodiesel 20 persen (B20).
"Kita lihat aspek ekonomi kita, apakah mampu menyerap dinamika yang terjadi, mulai dari
kurs, capital inflow, neraca di lembaga keuangan, korporasi, dan APBN. Termasuk kondisi di moneter
dan riil, itu semua kita jaga," katanya.
Namun, pemerintah juga memastikan kemungkinan adanya perubahan formula kebijakan, apabila
kondisi ekonomi global makin sulit diprediksi untuk memperkuat ketahanan fundamental dalam negeri
dan tidak rentan dari tekanan eksternal.
Artikel 3
KEMENKEU SEBUT INFLASI BAKAL MENINGKAT BILA HARGA
PREMIUM DINAIKKAN
BANJARMASINPOST.CO.ID, NUSA DUA - Kementerian Keuangan melalui Badan Kebijakan
Fiskal (BKF) menilai inflasi berpotensi meningkat saat harga bahan bakar minyak (BBM) premium
resmi dinaikkan nanti.
Menteri ESDM Ignasius Jonan sebelumnya telah mengumumkan akan menaikkan harga premium,
namun belakangan Kementerian BUMN menyatakan kenaikan tersebut ditunda sampai ada keputusan
resmi dari rapat koordinasi pemerintah.
"Harga BBM domestik itu salah satu pembentuk inflasi dari administered prices (harga yang diatur
pemerintah). Kalau harga BBM naik, tentu administered prices dan inflasi meningkat," kata Kepala
BKF Suahasil Nazara di sela Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua Beach Hotel, Kamis
(11/10/2018).
Meski berpotensi naik, Suahasil menilai kenaikan tingkat inflasinya bergantung pada kapan keputusan
harga premium yang baru nanti dikeluarkan. Jika menjelang akhir tahun baru diputuskan, maka
kemungkinan besar inflasi secara keseluruhan untuk tahun ini tidak akan terlalu besar.
"Kalau tahun 2018 ini kan tinggal dua bulan lagi, (inflasi) meningkatnya kemungkinan tidak terlalu
besar," tutur Suahasil.
Mengenai kenaikan harga premium yang bakal mengurangi daya beli masyarakat, Suahasil menyebut
ada kemungkinan hal itu terjadi. Namun, daya beli akan tergerus jika inflasi secara keseluruhan, yang
turut mempertimbangkan banyak indikator, juga ikut naik, sehingga tidak dari kenaikan harga
premium semata.
"Selama ini kami selalu memikirkan sebaiknya kami menjaga daya beli masyarakat, kenapa, karena
untuk PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia itu 56 persen berasal dari konsumsi, makanya kami
jaga," ujar Suahasil.
Dia turut memproyeksi, inflasi hingga akhir tahun ini masih terjaga sesuai dengan target pemerintah,
yakni antara 3 sampai 3,5 persen. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi hingga
September 2018 tercatat sebesar 2,88 persen.(Andri Donnal Putera)
Artikel 4
Dengan menggunakan tahun dasar 2011, maka indeks harga tomat pada tahun 2013 sebesar …
a. 125%
b. 113,89%
c. 113,21%
d. 95%
e. 80%
2. Pada bulan januari, indeks harga sebesar 120,40. Pada bulan februari indeks harga sebesar 124,26.
Pada bulan Maret, indeks harga sebesar 130,42. Maka laju inflasi untuk bulan maret sebesar …
a. 3,21%
b. 4,72%
c. 4,96%
d. 5,11%
e. 8,32%
3. Golongan masyarakat yang diuntungkan dengan terjadinya inflasi yaitu …
a. karyawan bergaji tetap
b. konsumen
c. debitur
d. pensiunan
e. kreditur
4. Salah satu cara mengatasi inflasi dengan kebijakan fiskal yaitu …
a. menetapkan harga eceran tertinggi
b. mengurangi jumlah uang yang beredar
c. menjual berbagai surat berharga
d. menaikkan tarif pajak
e. menaikkan tingkat suku bunga
5. Pada masa inflasi, minat masyarakat menabung di bank akan …
a. berubah
b. menurun
c. tetap
d. bertambah
e. meningkat
6. Inflasi merugikan orang yang berpendapatan tetap, karena …
a. inflasi mengakibatkan kebutuhan mewah diperhatikan
b. inflasi membuat harga berbagai barang stabil
c. nilai pendapatan rill menurun
d. inflasi mengakibatkan bertambahnya kebutuhan sekunder
e. nilai pendapatan rill meningkat
7. Negara yang mengimpor barang-barang dari negara lain yang sedang tertimpa inflasi, maka negara
pengimpor akan mengalami …
a. cost push inflation
b. domestic inflation
c. demand inflation
d. imported inflation
e. demand pull inflation
8. Inflasi berdampak pada beberapa pihak berikut.
1) Pegawai berpenghasilan tetap
2) para konsumen
3) orang yang menyimpan uang tunai
4) para pedagang yang mempunyai modal besar
5) orang yang meminjam uang dengan bunga tinggi
Kunci Jawaban
1. a 6. c
2. e 7. d
3. c 8. d
4. d 9. b
5. b 10. b
Pedoman Penskoran
Nomor Soal Bobot soal
1-10 10
Jumlah skor 100
maksimal
Remedial
Bagi murid yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru bisa memberikan
soal tambahan misalnya sebagai berikut :
1) Indeks harga konsumen di akhir tahun 2017 adalah 175,15 sedangkan indeks harga
konsumen di tahun 2018 naik menjadi 183,23. Maka berapakah tingkat inflasi di tahun
2018?
2) Jelaskan dampak inflasi bagi para debitur!
3) Sebutkan dampak negative dari inflasi dan jelaskan!
4) Sebutkan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam mengatasi inflasi!...
Materi Reguler
Maka dari itu IHK berperan dalam mengukur harga barang tertentu misalnya bahan
makanan pokok, sandang, perumahan, dan lain-lain yang berkaitan dengan barang dan
jasa yang dibeli oleh konsumen.
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan alat ukur atas biaya barang dan jasa yang
dibeli oleh konsumen secara keseluruhan. Selain itu, IHK juga berperan dalam
mengamati perubahan dalam biaya hidup konsumen sepanjang waktu.
Jadi, Indeks harga konsumen dapat mengukur tingkat harga akan barang dan jasa yang
dianggap mencerminkan konsumsi masyarakat secara rata-rata. Biasanya IHK
dihitung berdasarkan survey biaya hidup di suatu daerah perkotaan yang dilakukan
secara bertahap.
Indeksa harga konsumen disusun oleh Badan Pusat Statistik berdasarkan data yang
berasal dairi konsumen, produsen, dan lain-lain. Penetapan IHK dilakukan
menggunakan metode tertentu. Waktu dasar yang digunakan adalah tahun dimana
kondisi ekonomi dianggap stabil.
2. Rumus dan Contoh Perhitungan Indeks Harga Konsumen
Dibawah ini merupakan rumus dari Indeks Harga Konsumen:
Keterangan:
Pn = Harga sekarang
Po = Harga pada tahun dasar
Selanjutnya terdapat rumus lain dalam menghitung IHK, yaitu sebagai berikut:
Dimana :
Pit = harga barang i pada periode t
Qit = jumlah barang i pada periode t
Pio = harga barang i pada periode dasar o
Qio = jumlah barang i pada periode dasar o
Keterangan:
IHKt = IHK pada tahun t
IHKt-1=IHK sebelum tahun t
Indeks harga konsumen di akhir tahun 2010 adalah 125,17 sedangkan indeks harga
konsumen di tahun 2011 naik menjadi 129,91. Maka berapakah tingkat inflasi di tahun
2011?
Jadi pada akhir tahun 2011 harga barang yang dikonsumsi oleh konsumen telah
mengalami kenaikan dari tahun 2010 sebesar 3,787 %. Jika ingin menghitung tingkat
inflasi di bulan Januari dan Febuari di tahun 2011, yaitu:
C. Dampak Inflasi
1. Dampak Positif
Bagi sebagian pihak, misalnya debitur (orang yang menerima utang) akan
mendapatkan untung karena dengan adanya inflasi, uang yang dia kembalikan akan
mempunyai nilai lebih rendah dibanding saat meminjam.
Lalu, siapa lagi, ya, orang-orang yang mendapat untung dengan adanya inflasi ini?
Orang-orang yang mendapat untung dengan adanya inflasi antara lain para pengusaha
yang mempunyai pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan biaya
produksinya. Jika harga barang naik (saat inflasi), produsen akan terdorong untuk
meningkatkan jumlah barangnya. Nah, peningkatan jumlah barang ini tentu akan
meningkatkan penghasilan produsen. Apalagi kalau barang yang dijual merupakan
kebutuhan pokok yang akan tetap dibeli orang banyak meskipun harganya naik.
2. Dampak Negatif
a. Kreditur
Sebaliknya, dampak negatif akan terasa bagi para kreditur/pemberi pinjaman.
Kenapa? Karena dengan adanya inflasi, nilai uang yang mereka terima akan lebih
kecil dibandingkan saat dia meminjamkan (sebelum terjadi inflasi).
b. Orang-orang yang Berpenghasilan Tetap
Mereka yang mempunyai penghasilan tetap seperti PNS, pegawai swasta, polisi,
tentara akan mendapatkan dampak buruk dari inflasi ini. Dengan adanya inflasi,
harga-harga barang akan naik, sementara pendapatan (gaji) yang mereka terima
tidak ikut naik. Lebih jauh, ini berarti inflasi bisa menurunkan tingkat
kesejahteraan rakyat karena daya belinya yang semakin rendah.
c. Perekonomian Nasional
1) Memburuknya distribusi pendapatan
Jika dilihat secara keseluruhan dari sudut pandang negara, inflasi akan
menguntungkan bagi mereka yang mempunyai tingkat pendapatan lebih
besar daripada laju inflasinya. Akan tetapi, jumlah mereka sangat sedikit jika
dibandingkan dengan orang-orang yang mengalami kerugian akibat inflasi.
Oleh karena itu, pola pembagian pendapatan di suatu negara menjadi berat
sebelah dan tidak merata.
2) Terganggungnya stabilitas ekonomi
Tidak bisa dipungkiri bahwa inflasi akan menyebabkan terganggunya
stabilitas ekonomi. Hal ini dikarenakan sewaktu terjadi inflasi, pasti akan ada
kemungkinan bahwa inflasi akan berlangsung terus menerus, yang berarti,
harga-harga akan terus naik. Oleh karena itu, para konsumen memutuskan
untuk melakukan pembelian besar-besaran sebelum harga naik, yang
menyebabkan permintaan meningkat.
Di sisi lain, produsen akan menurunkan penawaran, karena proses penjualan
ketika inflasi akan menyebabkan produsen mendapat keuntungan yang lebih
besar. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa naiknya permintaan dan
menurunnya penawaran akan mempercepat laju inflasi. Hasilnya, kondisi
ekonomi secara umum akan menjadi lebih buruk lagi.