Anda di halaman 1dari 17

Mata Dunia

Seputar Ilmu Pengetahuan

 Home
 Sains
 Teknik
 Energi Terbarukan
 Kesehatan
 Ilmu Umum
 Ilmu Penting
 Kirim Materi
 Daftar Lengkap Isi Blog

Home / fisika / Pengertian dan Teknik Ionisasi Spektroskopi Massa

Pengertian dan Teknik Ionisasi Spektroskopi


Massa
Author - Mesriah Ria Date - 18:20:00 fisika
Dahulu, berat molekul suatu senyawa ditentukan dengan cara mengukur kerapatan uap atau
penurunan titik beku senyawa tersebut, sementara rumus molekulnya ditentukan dengan cara
analisis unsur. Selain lama dan merepotkan, teknik ini juga memerlukan jumlah sampel yang
banyak dengan kemurnian yang tinggi. Sekarang berat molekul dan rumus molekul bisa
ditentukan dengan cepat dan jumlah sampel sedikit menggunakan spektrofotometer massa (MS).

Pengertian Spektroskopi Massa

Spektrometri massa adalah alat yang digunakan untuk menentukan massa atom atau

molekul, yang ditemukan oleh Franci William Aston pada tahun 1919. Prinsip kerja alat ini

adalah pembelokan partikel bermuatan dalam medan magnet.

Identifikasi struktur kimia suatu molekul, merupakan salah satu fungsi spektroskopi massa.

Penentuan struktur molekul baik molekul organik maupun anorganik didasarkan pada pola

fragmentasi dari ion-ion yang terbentuk ketika suatu molekul diionkan. Pola fragmentasi suatu
molekul sangat berbeda dengan molekul yang lain dan hasil analisisnya dapat berulang

(reproducible).

Skema alat Spektroskopi Massa

Secara umum spektroskopi massa terdiri dari tiga bagian penting, yaitu tempat

pengionan sampel, pemisahan ion, dan deteksi ion yang terbentuk. Pada gambar 4.1.

digambarkan suatu spektroskopi massa dengan tehnik tumbukan elektron (EI). Sampel

dimasukan kedalam chamber, diuapkan dengan menaikkan temperatur chamber, ditembak

dengan elektron berenergi tinggi, ion fragmen yang terbentuk dipercepat dan dipisahkan dalam

medan magnet, kemudian dideteksi dengan detektor.

Seiring dengan berkembangnya teknologi, masing-masing bagian telah mengalami


perubahan untuk meningkatkan kemudahan dalam penggunaan dan kemampuan alat dalam
menganalisa. Saat ini, spektroskopi massa biasanya digunakan secara mandiri dalam analisa
sampel atau digunakan bersama-sama dengan alat lain, seperti dengan Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi (HPLC), Kromatografi Gas (GC), Electroforesis Kapiler (CE) sehingga dikenal istilah
HPLC-MS, GC-MS, dan CE-MS. HPLC, GC, atau CE berperan untuk memisahkan campuran
sampel, yang selanjutkan setiap komponen yang sudah terpisah akan dianalisa satu persatu dalam
MS.
Loading...

Secara Umum Spektroskopi Massa Bekerja dengan Cara Sebagai Berikut

Sampel dalam bentuk gas mula-mula ditembaki dengan berkas elektron berenergi tinggi.

Perlakuan ini menyebabkan atom atau molekul sampel berionisasi (melepas elektron sehingga

menjadi ion positif). Ion-ion positif ini kemudian dipercepat oleh suatu beda potensial dan

diarahkan ke dalam suatu medan magnet melalui suatu celah sempit. Di dalam medan magnet,

ion-ion tersebut akan mengalami pembelokan yang bergantung kepada:

1. Kuat medan listrik yang mempercepat aliran ion. Makin besar potensial listrik yang

digunakan, makin besar kecepatan ion dan makin kecil pembelokan.

2. Kuat medan magnet. Makin kuat magnet, makin besar pembelokan.

3. Massa partikel (ion). Makin besar massa partikel, makin kecil pembelokan.

4. Muatan partikel. Makin besar muatan, makin besar pembelokan.

5.

Penanganan dan ionisasi Sampel

Sampel yang akan dianalisis dimasukkan pada tempat pengionan dalam alat spektroskopi

massa. Sampel dapat berupa gas, padatan, dan larutan sesuai dengan wujud sampel dan teknik

ionisasi yang dipilih. Beberapa teknik ionisasi yang lazim dilakukan akan dibahas berikut ini.

1. Tumbukan Elektron (Electron Impact/EI)


Tumbukan Elektron (Electron Impact/EI)

Dalam ruang pengionan, uap sampel ditumbuk dengan elektron berenergi tinggi (70 ev).

Energi yang diserap molekul sampel akan mendorong pelepasan/ pengionan elektron dari orbital

ikatan dan orbital anti-ikatan. Energi ditransfer kearah pembentukan ion melalui proses

tumbukan seperti terlihat pada persamaan reaksi berikut :

A-B-C + e- → A-B-C+ + 2 e-

Metode ini banyak digunakan untuk sampel yang volatil dan stabil pada temperatur tinggi.

Sacara umum, spektroskopi massa dengan metode tumbukan elektron yang menghasilkan ion

positif (kation) lebih disukai dibandingkan yang menghasilkan ion negatif (anion). Selain itu,

literatur dengan pola-pola fragmentasi ion positif sebagai referensi telah banyak dipublikasikan.

2. Electrospray Ionisation (ESI)


Electrospray Ionisation (ESI)

Suatu larutan disemprotkan melalui pipa berdiameter sangat kecil kedalam ruang vakum

dengan medan listrik bergradient beberapa ratus hingga ribuan volt per centimeter, menghasilkan

ion gas dari solut. ESI merupakan tehnik MS yang mampu menghasilkan fraksi besar dari

fragmen-fragmen molekul organik atau analit biologis. Karena MS mengukur rasio massa

terhadap muatan ion, metode ini memberikan keuntungan dalam menganalisa massa yang sangat

tinggi tanpa perlu instrument analisis massa yang khusus. Sebagai contoh, suatu ion dengan

massa 120.000 dalton membawa 60 muatan positif muncul pada 2000 massa per muatan.

Metode ini telah digunakan untuk mengukur massa ion dari molekul hingga 200.000 dalton,

seperti protein.

3. Chemical Ionization (CI)


Chemical Ionization (CI)
Ion yang akan dianalisa diproduksi melalui transfer suatu partikel (H+, H-, dan lebih berat)

hasil pengionan suatu reaktan berupa gas yang lebih berat ke dalam sampel. Umumnya reaktan

yang digunakan adalah gas metana pada tekanan 0,2-2,0 torr (27-270 pascal). Mula-mula metana

(CH4) diionkan melalui proses tumbukan elektron menghasilkan ion CH4+ . Selanjutnya ion

tersebut bereaksi dengan molekul netral metana yang lain menghasilkan asam Bronsted yang

kuat untuk bereaksi dengan molekul sampel melalui transfer proton.

CH4 + e- → CH4+ + 2 e-

CH4+ + CH4 → CH5+ + CH3

CH3+ + CH4 → C2H5+ + H2

CH5+ + A-B-C → HABC+ + CH4

C2H5+ + A-B-C → HABC+ + C2H4


Gas lain yang juga sering digunakan adalah hidrogen (H2), uap air (H2O), ammonia

(NH3), dan isobutana (C4H10). Dalam gas-gas ini, ion yang reaktif adalah H3+, H2O+, NH3+ dan

C4H10+. Energi yang ditransfer pada proses ionisasi dengan metode ini berkisar 10-50 kkal/mol

atau 40-200 kJ/mol, jumlah energi yang cukup kuat untuk proses fragmentasi, namun

fragmentasi yang terjadi lebih sedikit dari metode tumbukan elektron.

4. Fast Atom Bombardment (FAB)

Fast Atom Bombardment (FAB)


FAB merupakan suatu tehnik ionisasi yang popular untuk molekul non-volatil dan atau

labil terhadap temperatur tinggi. Baik digunakan untuk molekul polar dan molekul dengan berat

molekul tinggi. Umumnya FAB menggunakan uap atom netral berkecepatan tinggi seperti Argon

dan Xenon pada 8 kV. Sampel yang dianalisa dapat berupa padatan atau sampel yang dilarutkan
dalam pelarut kental seperti gliserol. Biasanya ion pseudo molekuler [M+H]+ terbentuk bersama

sedikit ion fragmen dengan massa yang lebih rendah.

Bombardment atom cepat (FAB) adalah teknik ionisasi yang digunakan dalam
spektrometri massa di mana sinar atom energi tinggi menyerang permukaan untuk
menciptakan ion. [1] [2] [3] Ini dikembangkan oleh Michael Barber di
University of Manchester pada tahun 1980. [4] Ketika sinar ion energi tinggi
digunakan sebagai pengganti atom (seperti pada spektrometri massa ion
sekunder), metode ini dikenal sebagai spektrometri massa ion sekunder cair
(LSIMS). [5] [6] [7] Dalam FAB dan LSIMS, bahan yang akan dianalisis dicampur
dengan lingkungan perlindungan kimia non-volatile, yang disebut matriks, dan
dibombardir di bawah vakum dengan sinar energi tinggi (4000 hingga 10.000
elektron volt) atom. Atom biasanya berasal dari gas inert seperti argon atau
xenon. Matriks umum termasuk gliserol, tiogliserol, 3-nitrobenzil alkohol (3-
NBA), 18-mahkota-6 eter, 2-nitrophenyloctyl eter, sulfolana, diethanolamine,
dan trietanolamina. Teknik ini mirip dengan spektrometri massa ion sekunder
dan spektrometri massa desorpsi plasma.

5. Field Desorption (FD)


instrumen Field Desorption (FD)
Untuk material yang kurang volatil, ionisasi biasanya dilakukan dekat permukaan elektroda

melalui gradient medan listrik yang sangat tinggi (beberapa volt per angstrom). Awan elektron

dalam molekul didistorsi dan bagian molekul yang mengandung kelebihan elektron berperan

sebagai anoda. Ion yang terbentuk akan ditolak oleh anoda. Lifetime dari ion ini sangat singkat

dibandingkan dengan ion hasil tumbukan electron. Karena sedikit energi yang ditransfer berupa

energi dalam dan ion bergerak sangat cepat, dan fragmentasinya sangat sedikit, maka berat

molekul sangat mudah dideteksi.

6. Matrix Assisted Laser Desorption Ionization (MALDI)


instrumen Matrix Assisted Laser Desorption Ionization (MALDI)
Metode ini baik digunakan untuk sampel dengan berat molekul lebih besar dari 700.000,

dan tehnik ini telah digunakan untuk menentukan berat molekul dari molekul biologi besar yang

bersifat polar, seperti enzim, analisa interaksi antibodi. Sampel berupa matriks organik atau

dibuat dalam matrik organic (asam sinapinat biasanya untuk sampel protein), dioleskan pada

permukaan suatu lempeng, selanjutnya diradiasi dengan sinar laser (N2  337 nm) . MALDI

adalah metode ionisasi yang lemah dan fragmentasi ion sampel jarang terjadi. Ion yang

dihasilkan biasanya berupa ion molekuler sehingga spektra yang dihasilkan sangat sederhana.
Starain Room
Kumpulan Tugas Serta Coretan Kecil Cebay

Sabtu, 22 Maret 2014


Metode Ionisasi

Ionisasi adalah proses fisik mengubah atom atau molekul menjadi ion dengan
menambahkan atau mengurangi partikel bermuatan seperti elektron atau lainnya. Proses ionisasi
ke muatan positif atau negatif sedikit berbeda. Ion bermuatan positif didapat ketika elektron yang
terikat pada atom atau molekul menyerap energi cukup agar dapat lepas dari potensial listrik
yang mengikatnya. Energi yang dibutuhkan tersebut disebut potensial ionisasi. Ion bermuatan
negatif didapat ketika elektron bebas bertabrakan dengan atom dan terperangkap dalam kulit
atom dengan potensial listrik tertentu. Lebih singkatnya pengertian dari ionisasi yaitu proses
perubahan atom atau kelompok atom netral menjadi bermuatan listrik akibat pengurangan atau
penambahan elektron.
A. Elektronik Ionisasi (EI)
Elektronik Ionisasi adalah metode spektrometri masa yang paling banyak digunakan dari
semua metode ionisasi. Dalam proses EI,
sampel menguap kedalam sumber ion spectrometer massa, dimana ia dipengaruhi oleh balok
elektron dengan energy yang cukup untuk mengionisasi molekul. Proses ini dapat diringkas
dengan persamaan:
M(g) + e-  M+ (g) + 2e-
Sumber ion dirancang sedemikia rupa sehingga ketika ion terbentuk mereka didorong
keluar dari sumber dan analyser massa. Elektronik ionisasi adalah sumber pilihan untuk
menganalisis senyawa volatile dan semi-volatil. Metode ionisasi EI cocok untuk senyawa
nontermobil. Volatilitas dari sampel diperlukan. EI adalah metode yang paling umum digunakan
ionisasi.
Kelebihan:
Sebagian besar senyawa organic dapat digunakan dalam metode elektronik ionisasi ini. Secara
khusus, ia harus memiliki tekanan uap setidaknya 10-6 torr. Sampel yang digunakan dapat
berbentuk padat, cair atau gas dan dipanaskan sampai 400OC untuk mencapai tekanan yang
diperlukan. Ion terbentuk ketika sinar 70 eV elektron mengenai molekul sampel dalam fase gas.
Hal ini menyebabkan banyak kelebihan energy dan ion fragmen yang terbentuk pada sampel
molekul. Ion-ion berguna dalam menentukan struktur molekul.

Kekurangan:
Untuk memberikan spectrum EI senyawa harus stabil. Karena sampel biasanya harus
dipanaskan, suhu sampel labil mungkin tidak bekerja, meskipun ada kemungkinan untuk
mendinginkan sumber ion dari 200oC menjadi sekitar 50 oC. Selain itu, untuk beberapa senyawa
dengan fragmen lengkap tapi tidak memberikan ion molekul. Sampel ionic umumnya tidak
bekerja dengan energy ionisasi. Energy ionisasi dapat dilakukan oleh probe langsung dan GC /
MS. Untuk senyawa yang tidak bekerja dengan Energi ionisasi, metode alternative ionisasi telah
dikembangkan.

B. Chemical Ionization (CI)


Chemical Ionization (CI) adalah teknik ionisasi yang digunakan dalam spektrometri masa.
Ionisasi kimia adalah proses energy yang lebih rendah dibandingkan ionisasi elektron.
Fragmentasi menghasilkan energy yang sedikit lebih rendah, dan biasanya spectrum lebih
sederhana. Ebuah spectrum Chemical Ionization memiliki ion molekul khas yang mudah
diidentifikasi.
Chemical ionization terdiri dari dua tahap. Pada langkah pertama gas pereaksi pada
tekanan yang relative tinggi (~ 1 torr) terkena dampak ionisasi elektron. Produk-produk proses
Energi Ionisasi pada tekanan tinggi dapat menjadi campuran kompleks dari ion, radikal dan
netral, tetapi beberapa gas menghasilkan produk utama ang menguntungkan bagi proses
Chemical Ionization.
Ion ammonium kemudian tersedia untuk tahap kedua dari proses cemical ionization,
dimana ia mengalami reaksi molekul. Konstanta laju untuk jenis ion, reaksi molekul sangat
tinggi., karena energy aktivitas untuk reaksi tersebut kurang disukai.
Chemical Ionization menggunakan reaksi molekul ion untuk menghasilkan ion dari analit.
Proses chemical ionization dimulai ketika gas pereaksi seperti metsns, isobutana, atau ammonia
terionisasi oleh electronic ionization. Sebuah tekanan gas pereaksi tinggi (atau waktu reaksi yang
lama) menghasilkan ion molekul. Reaksi antara ion pereaksi gas dan reagen gas netral.
Beberapa produk reaksi ion-molekul dapat bereaksi dengan molekul analit untuk
menghasilkan ion analit.
Kelebihan:
a. Efisien ionisasi, sensitivitas tinggi
b. Kurang fragmentasi dari ion positif
c. Lebih besar selektivitas untuk senyawa lingkungan atau biologis penting tertentu lebih besar.
Kelemahan:
a. Tidak semua senyawa volatil menghasilkan ion negatif
b. Reproduktivitas rendah
c. Massa jangkauan rendah biasanya kurang dari 1.000 Da

C. Desorption Ionization (DI)


Desorption Ionization (DI) adalah istilah umum yang digunakan untuk metode berbagai
kelompok (ion spektrometri massa sekunder, pemboman atom cepat, desorpsi fisi fragmen
californium, dan plasma desorpsi) dimana ion yang dihasilkan secara langsung dari sampel
dengan masukan energi yang cepat ke fase terkondensasi sampel. Mungkin ada proses diskrit
desorpsi (dala arti termal), melainkan transfer molekul sampel biasanya nonvolatile ke fase gas
sebagai ion yang kemudian dapat dianalisis secara massal.
Salah satu metode memperkenalkan sampel ke ruang ionisasi. Sampel cair atau padat yang
dikemas dalam tabung kaca atau pemegang lainnya dan ditempatkan sangat dekat dengan berkas
elektron atau ion pereaksi gas di ruang ionisasi.
Kelebihan:
a. Mengurangi termal dekomposisi
b. Analisis cepat
c. Peralatan yang digunakan relatif sederhana
Kelemahan:
a. Tidak terlalu direproduksi
b. Pemanasan cepat memerlukan kecepatan cepat scan

D. Spray Ionization (SI)


Spray Ionization (SI) adalah teknik yang digunakan dalam spektrometri massa untuk
menghasilkan ion. Hal ini terutama berguna dalam memproduksi ion dari makromolekul karena
mengatasi kecenderungan molekul-molekul fragmen saat terionisasi.
Spektrometri massa yang menggunakan SI disebut ionisasi elektrospray spektrometri
massa (ESI-MS) atau elektrospray spektrometri massa (ES-MS). ESI merupakan teknik yang
disebut ‘ionisasi lunak’, karena fragmentasi yang ada sangat sedikit. Hal ini dapat
menguntungkan dalam arti bahwa ion molekul (atau lebih tepatnya ion molekul pseudo) selalu
diamati, namun informasi struktural yang diperoleh dari spektrum massa sederhana sangat
sedikit. Kerugian ini dapat diatasi dengan koppling ESI dengan tandem spektrometri massa (EI-
MS/MS).
Di antara tekniki semprot yang paling sering digunakan adalah ionisasi elektrospray
Ionisasi (ESI). Pengenalan elektrospray terbukti menjadi alat yang hebat dalam biokimia, yang
memungkinkan karakterisasi spektrometri massa dan urutan peptida, protein dan biopolimer
lainnya yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan obat-obatan. Dalam sumber ESI, kolom
yang efluen diarahkan melalui stainles steel kapiler. Sebuah tegangan tinggi diberikan pada
kepiler (ca. 3-5 kV), yang disimpan dalam aliran koaksial gas nitrogen nebulizing, menciptakan
aerosol tetesan yang sangat kecil, yang masing-masing membawa banyak beban kelebihan pada
permukaannya.
Kelebihan:
a. Proses ionisasi lunak sehingga ion molekul utuh diamati
b. ESI memungkinkan produksi ion kalikan dikenakan. Hal ini menyebabkan kemampuan
menganalisis spesies berat molekul sangat tinggi menggunakan analisis massal yang paling
tersedia (misalnya quadrupoles)
c. ESI adalah proses tekanan atmosfer. Hal ini membuat muda untuk digunakan dan mudah untuk
antarmuka dengan teknik pemisahan HPCL dan CE.
Kelemahan:
Analit kadang-kadang terlibat dalam proses elektrokimia, sehingga menyebabkan pergeseran
puncak yang sesuai dalam spektrum massa.
2.4 Bagian-Bagian Spektrometer Massa

1. Detektor Bentuk alat deteksi pada spectrometer massa ini ditunjukkan pada gambar 2.6

Spektro massa adalah alat yang di gunakan untuk menentukan massa atom atau molekul, yang
ditemukan oleh Franci William Aston pada tahun1919. Prinsip kerja alat ini adalah pembelokan partikel
bermuatan dalam medan magnet ( Nier, 1991).

Instrument MS terbagi 3 bagian :

1. Sumber ion-ion mengubah molekul sample dari fasa gas menjadi ion-ion ( memindahkan ion-ion
dalam larutan menjadi fasa gas )
2. Massa analyzer memilih ion-ion berdasarkan massanya dengan menggunakan medan
elektromagnetik.
3. Detektor : mengukur nilai kuantitas dan menyediakan data untuk menghitung kelimpuhan
masing-masing ion.
4. Cara Kerja

Cara kerja spektrometer massa adalah sebagai berikut. Sampel dalam bentuk gas mula-mula
ditembaki dengan berkas elektron berenergi tinggi. Pelakuan ini menyebabkan atom atau molekul
sampel mengalami ionisasi (melepas elektron sehingga menjadi ion positif). Ion-ion positif ini
kemudian dipercepat oleh suatu beda potensial dan diarahkan ke dalam suatu medan magnet
melalui suatu celah sempit. Dalam medan magnet, ion-ion tersebut akan mengalami pembelokan
yang bergantung pada:
1 . Kuat medan listrik yang mempercepat aliran ion. Makin besar potensial listrik
yang digunakan, makin besar kecepatan ion dan makin kecil pembelokan.
2. Kuat medan magnet. Makin kuat magnet, makin besar pembelokan.
3. Massa partikel (ion). Makin besar massa partikel, makin kecil pembelokan.
4. Muatan partikel. Makin besar muatan, makin besar pembelokan.
5. Analisis Kualitatif Spektroskopi massa memungkinkan kita mengidentifikasi suatu senyawa
yang tidak diketahui, dengan mengkalibrasi terhadap senyawa yang telah diketahui seperti uap
merkuri atau perflorokerosin.
Rumus molekul suatu senyawa dapat ditentukan puncak ion molekul sudah dikenal tetapi untuk
hal-hal semacam ini diperlukan spektometri beresolusi tinggi. Aturan nitrogen dapat
dimanfaatkan untuk membantu penentuan rumus ini. Lazimnya semua senyawa organik
mempunyai berat molekul genap tidak mengandung nitrogen atau mengandung sejumlah atom
nitrogen yang genap, sedangkan pada semua senyawa organik dengan berat molekul ganjil
mengandung jumlah atom nitrogen ganjil. Aturan ini berlaku untuk senyawa-senyawa kovalen
yang mengandung C, H, O, S, dan Halogen. Pola fragmen dipergunakan untuk mengidentifikasi
senyawa, juga memungkinkan terdapat pengenalan gugus fungsi dengan melihat puncak-puncak
fragmentasi spesifik. Hukum nitrogen menyatakan bahwa suatu molekul yang berat molekulnya
merupakan bilangan genap maka molekul tersebut harus tidak mengandung nitrogen atau kalau
mengandung nitrogen berjumlah genap, dan molekulnya berbilang ganjil mengandung nitrogen
berjumlah ganjil.
6. Analisis Kuantitatif Spektrometer massa dapat digunakan untuk analisis kuantitatif suatu
campuran senyawa-senyawa yang dekat hubungannya. Analisis ini dapat dipergunakan untuk
analisis campuran, baik senyawa organik ataupun anorganik yang bertekanan uap rendah. Karena
pola fragmentasi senyawa campuran adalah aditif sifatnya, suatu senyawa campuran dapat
dianalisis jika berada dalam kondisi yang sama. Persyaratan dasar analisisnya adalah setiap
senyawa harus mempunyai paling tidak 1 puncak yang spesifik, konstribusi puncak harus aditif
dan sensitif harus reproduksibel serta adanya senyawa referens yang sesuai. Dengan spektometer
massa beresolusi tinggi, senyawa polimer dengan berat molekul tinggi juga dapat dianalisis.
Spectrometer massa dapat digunakan untuk analisis runutan organic terutama dengan
menggunakan sumber bunga api listrik, dan ia juga dapat digunakan menganalisis unsur-unsur
runutan dalam paduan atau dalam superkonduktor. Tipe bunga api lstrik mempunyai sensitivitas
tinggi dan dapat menentukan sampai tingkat ppb. Kekurangan spektrometer massa bunga
api listrik adalah ketidak-beraturan dari sumber dan kurang reproduksibel, tetapi kekurangan ini
dapat diatasi dengan memakai sistem deteksi fotografi. Analisis kuantitatif instrumen semacam
ini didasarkan pada garis-garis fotografi dengan standar yang sesuai
5. 2.6Kegunaan Spektroskopi Massa
a. Mengetahui komposisi unsur dari bahan yang dianalisa sehingga diketahui berat dan rumus
molekulnya.
b. Mengetahui unsur senyawa baik senyawa organik maupun anorganik.
c. Untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif suatu kompleks.
d. Untuk penentuan struktur dari komponen permukaan padatan.
e. Untuk menentukan perbandingan isotop atom dalam suatu sampel.
Tambahan: Bila ada ion bermuatan +2, maka anda akan tahu karena semua garis yang ada pada
diagram diatas akan mempunyai garis lain dengan besar 1/2 dari nilai m/z ( karena, sebagai
contoh, 98/2= 49). Garis-garis itu akan jauh lebih sedikit daripada garis ion +1 karena
kemungkinan terbentuknya ion +2 adalah jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan
kemungkinan terbentuknya ion +1. Perkembangan pada spektrometri massa mengijinkan
pengukuran massa atom secara eksak. Peralatan spektrometer ini menggunakan magnet untuk
membelokkan trayektori berkas ion dan banyaknya defleksi ditentukan dengan rasio massa
atom terhadap muatannya ( Davis, 1987).

2.7 Kelebihan Spektrometri Massa

Metode terbaik untuk mendapatkan identifikasi cepat pengotor minor, yang idealnya harus
dilakukan dengan menggunakan pemisahan secara kromatografi bersama dengan spektrometri
massa resolusi tinggi sehingga komposisi unsur tersebut dapat ditentukan dengan munculnya
spektrometri massa elektrosemprot dan munculnya kembali spektrometri massa waktu lintas,
teknik tersebut akan menjadi metode utama dalam pengendalian mutu antibodi dan peptida
terapeutik.

2.8 Keterbatasan Spektrometri Massa

Spektrometri massa kini tidak digunakan dalam pengendalian mutu rutin tapi ditempatkan
dalam suatu lingkungan penelitian dan pengembangan yang digunakan untuk mengatasi
masalah-masalah spesifik yang berasal dari proses rutin atau dalam pnegembangan proses
intrumentasi ini mahal dan membutuhkan dukungan personel yang sangat terlatih dan
pemeliharaan yang teratur. Namun, keterbatasan ini secara bertahap dihilangkan

Anda mungkin juga menyukai