Anda di halaman 1dari 6

Nama : Falda Morihasian Pasaribu

NIM : 170403045
Kelas : B
Masalah pada Karyawan Penyadap Pohon Karet

Akibat Pelaksanaan Kerja Tidak Ergonomis

A. Latar Belakang

Perkebunan pohon karet di Indonesia pada tahun 2012 telah mencapai 3.506.201
hektar dengan produksi 3.012.254 kg sehingga dengan volume tersebut, Indonesia
menjadi negara penghasil karet terbesar kedua di dunia setelah Thailand. Penduduk
Indonesian yang menjadi petani karet maupun yang menjadi karyawan di perkebunan
pada tahun 2017 mencapai 2,1 juta jiwa.

Melihat cukup banyaknya jumlah penduduk yang terlibat dalam industri karet,
dan pentingnya industri karet bagi negara Indonesia, maka sudah menjadi hal yang wajib
bagi kita untuk mengamati dan memperbaiki berbagai hal yang berhubungan langsung
dengan produksi karet.

Proses yang paling mendasar dalam pengolahan karet adalah penyadapan. Pada
proses ini pekerja menjadi objek penting yang harus diperhatikan karena produktivitas
produksi karet sangat bergantung pada produktivitas para penyadap pohon karet.

Kurangnya perhatian dan pelatihan menjadikan banyak cara kerja para penyadap
pohon karet tidak ergonomis. Akibatnya para perkerja menjadi cepat lelah, mudah stress
dan beresiko terkena penyakit akibat kerja. Hal ini tentu akan mengakibatkan turunnya
produktivitas para pekerja. Dalam tulisan ini saya akan memaparkan beberapa contoh
pelaksanaan kerja yang tidak ergonomis pada para pekera penyadap pohon karet.

B. Peralatan Kerja

Peralatan kerja harus lengkap, yaitu:

1) Pahat (pisau karet), yang berguna untuk menyadap karet.

2) Sudip, berguna untuk mengalirkan getah karet ke tempat penampungan.


3) Wadah penampungan, dibutuhkan untuk menampung getah karet.

4) Baju lengan panjang dan celana panjang, berguna untuk melindungi diri dari
gigitan serangga.

5) Sarung tangan, dibutuhkan untuk melindungi tangan dari resiko luka dari pisau
karet.

6) Sepatu, berguna untuk melindungi kaki dari benda tajam dan serangan ular
berbisa dan sebagainya yang mengancam.

7) Lotion anti nyamuk, agar terhindar dari gigitan nymuk.

8) Air mineral, menghindari dari dehidrasi dalam bekerja.

C. Proses Kegiatan

1. Proses mengasah (mempertajam pisau karet atau pahat).

2. Proses pengolesan dan penyemprotan zat kimia (Tril dan pestisida) pada pohon karet
agar getah karet (lateks) yang dihasilkan berlimpah dan terhindar dari jamur yang
membahayakan pohon karet.
3. Proses menyadap karet yang dilakukan oleh petani karet.

4. Proses mengambil dan memindahkan getah karet dari wadah penampungan


sementara ke tempat bak penampungan.

5. Proses menyusun getah karet (lateks) di tempat yang telah di sediakan pada sebuah
lubang yang di gali sehingga membentuk seperti persegi empat atau yang biasa di sebut
masyarakat sekitar adalah membuat ojol.

6. Proses pembongkaran dan penimbangan hasil karet yang telah diolah sebelumnya,
untuk di jual ke pabrik pengolahan karet.
D. Analisa Resiko

No. Proses Kerja Kesalahan Akibat Penanggulagan


Proses Membungkuk Badan pegal- Beristirahat secara
mengasah atau dan melakukan pegal, berkala
1.
mempertajam gerakan berulang
pisau karet ulang
Proses Memikul beban Sakit pinggang Beristirahat secar
mengoleskan berat terlalu lama dan stres kerja berkala dan
dan perbanyak minum air
2.
menyemprotkan putih
zat kimia pada
pohon karet
Menjinjit dan Terjatuh, nyeri Beristirahat secara
Membungkuk pada pinggang berkala dan
Proses
3. terlalu lama dan dan pusing menaikkan jalur
menyadap karet
berulang, sadapan jika sudah
sangat pendek
Peregangan otot Kelelahan dan Beristirahat secara
Membawagetah
tangan dan kram pada berkala, dan
4. karet ke tempat
menahan beban tangan perbanyak minum air
pengolahan ojol
terlalu berat putih
Duduk sambil Kulit tangan Menggunakan sarung
membungkuk mengeras, tangan dan bertukar
Menyusun dan terlalu gatal-gatal dan posisi saat menaikkan
5.
membentuk ojol lama dan dilakukan kram batako
secara berulang
ulang
Menjinjit,menahan Kelelahan dan Mengurangi beban
Mengangkat dan
beban Patah tulang, angkat untuk salam
6. memindahkan
dan membungkuk kram pada sekali angkat,
ojol dari satu
terlalu pinggang dan perbanyak minum air
tempat ketempat lama dan Pijakan posisi tulang putih
penimbangan kaki yang tidak dapat berubah dan membuat tempat
aman pijakan kaki yang
safety
DAFTAR PUSTAKA

http://ilmukesehatanmasyarakat17.blogspot.com/2017/08/manajemen-resiko-petani-
karet-k3-dasar.html

http://www.kemenperin.go.id/artikel/7341/Produktivitas-Karet-Nasional-Kalah-dari-
Malaysia-dan-Thailand

Selviyati, Veni. 2016. ANALISIS DETERMINAN KEJADIAN CARPAL TUNNEL


SYNDROME (CTS) PADA PETANI PENYADAP POHON KARET DI DESA KARANG
MANIK KECAMATAN BELITANG II KABUPATEN OKU TIMUR.

Anda mungkin juga menyukai