PENGOBATAN TRADISIONAL
ORANG BUGIS-MAKASSAR
THE TRADITIONAL MEDICINE OF BUGIS-MAKASSAR PEOPLE
S. Dloyana Kusumah
Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
e-mail: yanakusumah@yahoo.co.id
Naskah Diterima: 8 Mei 2017 Naskah Direvisi: 31 Juni 2017 Naskah Disetujui: 11 September 2017
Abstrak
Abstract
Indeed, Bugis-Makassar society as well as other tribes in Indonesia has long had a
system of knowledge of traditional medicine sourced from their local wisdom. But, unfortunately
the knowledge is now only known by the limited circles, while the existing writing is still in the
language and local script. Therefore, very few understand the knowledge of traditional medicine.
In order to assess the traditional Bugis-Makassar treatment system and provide alternative
options for citizens for health care, this study was conducted by using ethnographic methods, as a
way of understanding their cultural systems and health care models, data collection was also done
by literature study, observation , And in-depth interviews. It is known that until now the Bugis-
Makassar people still hold the firm knowledge of traditional medicine as part of their cultural
system.
Keywords: local wisdom, traditional medicine, Bugis-Makassar people.
mind) dan keterampilan kerja kedua finansial kurang mampu, jika terserang
tangannya, manusia mampu menata gejala suatu penyakit, yang pertama dilakukan
alam di sekitarnya untuk mempermudah adalah mencari sesuatu (umumnya
pendekatan dalam penguasaannya. tumbuhan yang ada di sekitar
Demikian pula keterampilan kedua kediamannya), meminta bantuan kepada
tangannya , menyebabkan manusia mampu pengobat tradisional, dan baru
menciptakan peralatan dan cara menghubungi dokter apabila penyakit yang
pengendaliannya secara efektif, sehingga dideritanya tidak juga hilang.
mempermudah upaya pemenuhan Apa yang diuraikan di atas
kebutuhan hidupnya dengan mengolah tersebut menunjukkan bahwa sekalipun
sumber daya alam yang tersedia. pengobatan modern telah menunjukkan
(Boedhisantoso S., 2009). Dari sejumlah kemajuan yang pesat, juga paramedis yang
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia membidangi pengobatan modern tersebut
dan suatu masyarakat, adalah pengetahuan sudah banyak, akan tetapi fungsi dan peran
yang berkenaan dengan usaha menghindari obat tradisional yang umumnya terbuat
dan menyembuhkan suatu penyakit secara dari berbagai tanaman /herbal masih tetap
tradisional, yang berbeda dengan sistem dibutuhkan dan dicari orang. Hal serupa
pengetahuan pengobatan modern. juga dijumpai dalam kehidupan
Sakit, secara umum dapat masyarakat Bugis-Makassar yang hingga
didefinisikan sebagai suatu kondisi/ kini konsisten dengan sistem pengobatan
keadaan yang tidak seimbang baik tradisional yang mereka warisi secara
terhadap diri sendiri maupun turun temurun dari leluhurnya.
lingkungannya (Foster). Oleh sebab itu, Namun demikian, kekayaan hayati
jika seseorang tidak bisa menjaga tersebut belum bisa digunakan secara
keseimbangan diri dengan lingkungannya, maksimal karena permasalahan sebagai
dapat dikatakan bahwa organisme berikut:
tubuhnya tidak berfungsi sebagaimana 1) Masyarakat Bugis-Makassar adalah
mestinya maka orang tersebut dikatakan salah satu suku bangsa yang sejak
sakit. lama memiliki pengetahuan tentang
Pada umumnya, masyarakat pengobatan tradisional, akan tetapi hal
mengatakan bahwa ketidakseimbangan itu tersebut belum banyak diteliti.
disebabkan oleh dua faktor, yakni faktor
fisik dan non-fisik. Faktor fisik yang 2) Penguasaan akan pengetahuan tentang
dimaksud adalah gajala-gejala alam seperti pengobatan tradisional sangat terbatas
karena angin, kelembaban, panas, dingin pada kalangan orang-orang tua, dengan
dan hujan. Sementara itu faktor non-fisik pewarisan melalui tuturan kata atau
dimaksudkan adalah makhluk-makhluk perbuatan. Sementara itu naskah lama
gaib/halus seperti dewa, roh halus, setan, yang berisi ilmu pengetahuan tentang
dan benda-benda yang dipandang tanaman obat dan cara pengobatannya
mempunyai kekuatan gaib melalui ditulis dalam bahasa daerah,
seseorang yang mampu menguasai dan sedangkan orang yang mampu
mengendalikannya. membaca dan menterjemahkan
Sistem pengobatan untuk dua kandungan isinya juga sangat terbatas.
fenomena yang berbeda dan tidak pernah
bertemu itu sama-sama diperlukan oleh 3) Masih banyak warga yang mempunyai
masyarakat kita, baik mereka yang berada daya beli rendah sehingga, keberadaan
di perkotaan juga yang berada di pedesaan obat tradisional yang bersumber dari
sekalipun coraknya berbeda satu dengan kekayaan hayati bisa menjadi alternatif
lainnya. Pada umumnya orang yang tinggal pilihan.
di pedesaan atau mereka yang secara
Pengobatan Tradisional..... (S. Dloyana Kusumah) 247
tercermin dari cara berfikir atau jalan seseorang disebabkan oleh dua faktor,
fikiran, emosional sehat tercermin dari yaitu: faktor internal (pengaruh yang
kemampuan seseorang untuk berasal dari dalam diri individu) dan faktor
mengekspresikan emosinya, misalnya eksternal (pengaruh yang datang dari luar).
takut, gembira, kuatir, sedih dan Menurut mereka faktor yang pertama
sebagainya. Spiritual sehat tercermin dari disebabkan antara lain oleh adanya kondisi
cara seseorang dalam mengekspresikan organ tubuh yang tidak berfungsi
rasa syukur, pujian, kepercayaan. sebagaimana mestinya, atau bisa juga
Kesehatan sosial terwujud apabila disebabkan oleh faktor keturunan.
seseorang mampu berhubungan dengan Sementara itu faktor eksternal, disebabkan
orang lain atau kelompok lain secara baik, oleh beberapa unsur seperti adanya wabah
tanpa membedakan ras, suku, agama atau penyakit yang menyerang, perubahan iklim
kepercayaan, status sosial, ekonomi, atau keadaan suhu udara, gangguan
politik, dan sebagainya, serta saling toleran makhluk halus, keracunan, dan berbagai
dan menghargai. unsur yang disebabkan oleh kerusakan
Kesehatan dari aspek ekonomi lingkungan termasuk perbuatan sesama
terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, manusia.
dalam arti mempunyai kegiatan yang Sesuai dengan faktor-faktor
menghasilkan sesuatu yang dapat penyebab penyakit tadi, masyarakat
menyokong terhadap hidupnya sendiri atau setempat mengenal berbagai penyakit.
keluarganya secara finansial5. Sekalipun demikian, setiap jenis penyakit
Ahli lainnya mengatakan bahwa dapat dimasukkan dalam kategori penyakit
keluhan sakit (illness) berbeda dengan dalam dan penyakit luar. Menurut istilah
penyakit (desease). Pengertian sakit orang Bugis penyakit dalam disebut lasa
berkaitan dengan gangguan psikososial rilaleng (penyakit tersembunyi atau
yang dirasakan seseorang dan bersifat penyakit dalam) dan penyakit luar disebut
subyektif. Sedangkan pengertian penyakit lasa massobu dan lasa talle atau penyakit
berkaitan dengan gangguan yang terjadi luar yang bisa dilihat secara kasat mata.
pada organ tubuh berdasarkan diagnosis Selain istilah di atas, masyarakat di
medis dan bersifat objektif (Rosenstock, lokasi penelitian juga mengenal
Irwin M., 1974, 2(4): 354). pengelompokkan jenis penyakit menjadi
Sementara itu konsep sehat dan dua kategori, masing-masing: lasa ati
sakit dalam pemahaman sosial budaya (penyakit hati: kejiwaan: rohaniah), dan
masyarakat Bugis-Makassar di Provinsi lasa tubuh atau lasa watakalle (penyakit
Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut. jasmani; gangguan kesehatan pada bagian
Persepsi mereka tentang sakit tubuh). Pengelompokkan tersebut
terungkap dalam berbagai istilah yang bersumber dari pemahaman atau
digunakan dalam pembicaraan sehari-hari, pengetahuan mereka tentang diri makhluk
antara lain seperti malasa, madoko, manusia yang terdiri atas dua unsur, yaitu
makdokkong. Kata-kata tersebut mengacu jasmani dan rohani, jiwa dan raga, lahiriah
kepada konsep sakit yang berarti kondisi dan batiniah. Perpaduan dua unsur inilah
atau keadaan fisik seseorang sedang tidak yang membentuk sosok tubuh manusia
seimbang. Dalam pemahaman mereka sebagai suatu kesatuan organisme.
ketidakseimbangan yang dialami oleh Menurut mereka, tubuh manusia
yang berbentuk ragawi itu merupakan
5
Biro Pusat Statistik, Profil Wanita, Ibu dan perpaduan dari empat zat alamiah yaitu
Anak di Indonesia, Jakarta, 1994. tanah, air, angin, dan api, sedangkan
tyaoktarinaputeri.blogspot.com/2012/03/konse aspek rohaniah dikenal sebagai sumangek
p-sehat-dan-dimensinya.html. Diunggah 17 Juli (sukma). Sukma yang berada dalam tubuh
2015. manusia dipandang hanya berdiam untuk
Pengobatan Tradisional..... (S. Dloyana Kusumah) 253
sementara, dan akan berpisah ketika tersebut terdiri atas bahan-bahan antara
manusia itu mati. Peristiwa kematian itu lain: buah pala, kepingan batang kayu
sendiri menyebabkan seluruh unsur tubuh atakka (sejenis pohon kayu yang berukiran
manusia kembali ke asalnya atau ke alam besar dan tinggi dengan daun yang
fana, sedangkan sukma akan tetap hidup rimbun). Kayu tersebut dipandang
dan melanjutkan proses kehidupannya di memiliki kekuatan magis dan sakral karena
alam gaib yang bersifat abadi. bertalian dengan proses kehadiran manusia
Sesuai dengan pandangan tersebut, pertama ke bumi (dewa). Ramuan lain
maka konsep pengetahuan budaya orang yang digunakan berasal dari jenis rempah-
Bugis-Makassar khusus yang berkaitan rempah antara lain, merica putih, bawang
dengan istilah "sakit" tidak lain adalah putih, intan hitam dan putih, temu, daun
mengacu kepada adanya kondisi fisik yang jeringo, jeruk purut, tapak dara, kunyit,
tidak stabil, akibat terjadinya gangguan kencur dan sebagainya. Semua bahan tadi
serta disfungsional antara zat-zat alam biasanya dicampur menjadi satu kemudian
yang terdapat dalam diri manusia itu dilumat dan digosokkan pada bagian tubuh
sendiri. yang sakit. Ramuan tersebut digunakan
Dalam konteks ini hakikat untuk penyembuhan jenis penyakit luar.
keberadaan alam ditentukan coraknya oleh Masih banyak tanaman lainnya
suhu udara. Suhu udara itu sendiri ditandai yang menjadi bahan untuk pengobatan
oleh sifat panas dan dingin, dengan sumber berbagai penyakit. Karena berada di
yang berbeda pula. Udara panas bersumber sekeliling kehidupan manusia, dan mudah
dari matahari, sedangkan udara dingin diperoleh tidak heran apabila sebagian
bersumber dari bulan. Sesuai dengan besar masyarakat Bugis-Makassar hingga
pengelompokkan penyakit menurut kini masih akrab dengan tata cara
kategori panas dan dingin tersebut, pengobatan tradisional.
pengetahuan budaya yang berkaitan Dari sisi perilaku pencarian
dengan sistem pengobatan tradisional pun pengobatan pada orang sakit di Sulawesi
terbagi ke dalam dua kelompok dasar. Selatan pada umumnya terdiri atas tiga hal
Pertama, pengobatan terhadap gejala pokok yakni :
panas, disebut urang pella, dan kedua, a) sumber pengobatan apa yang dianggap
pengobatan yang bertalian dengan gejala mampu mengobati sakitnya,
dingin disebut urang cekkek.
Konsep ini, seperti dalam b) kriteria apa yang dipakai untuk
kenyataannya telah mendorong tumbuhnya memilih salah satu dari beberapa
bermacam-macam cara dan praktik sumber pengobat yang ada, dan
pengobatan, baik melalui sistem ramuan
maupun mantera-mantera di samping c) bagaimana proses pengambilan
adanya upaya lain seperti upacara tolak keputusan untuk memilih sumber
bala, meditasi, penggunaan sistem pengobat tersebut.
penangkal dan azimat. Adapun pengobatan
tersebut biasanya dilakukan oleh seseorang Sumber pengobatan itu sendiri
yang dipandang ahli yaitu sanro, atau sesungguhnya meliputi tiga faktor, yakni
dapat juga anggota masyarakat biasa yang pengobatan rumah tangga/pengobatan
mempunyai keahlian di bidang pengobatan sendiri dengan menggunakan obat, obat
tradisional. tradisional atau cara tradisional,
Adapun pengobatan/ pengobatan medis yang dilakukan oleh
penyembuhan melalui pemanfaatan praktik perawat, praktik dokter, pusat
ramuan obat yang berasal dari tanaman, kesehatan masyarakat (Puskesmas) atau
pada umumnya dilakukan dengan cara rumah sakit, serta pengobat tradisional
digosokkan ataupun dibuat parem. Ramuan (Young, James C., 1980,7(1): 106-131).
254 Patanjala Vol. 9 No. 2 Juni 2017: 245 - 260
Namun demikian terdapat kriteria dikeluarkan relatif murah, jarak yang harus
tertentu yang digunakan masyarakat untuk ditempuh, dan kepuasan kepada pelayanan
memilih sumber pengobatan seperti juga pengobat.
yang dijumpai pada masyarakat Bugis-
Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan 3. Pengetahuan tentang Tanaman yang
yakni: pengetahuan tentang sakit dan Dapat Dimanfaatkan untuk
pengobatannya, keyakinan terhadap Pengobatan Tradisional
obat/pengobatan, keparahan sakit, Selain pemahaman tentang konsep
keterjangkauan biaya dan jarak. Dari sehat dan sakit, serta berbagai
empat kriteria tersebut pada sebagian besar pertimbangan yang menjadi pegangan
masyarakat setempat faktor keparahan masyarakat untuk tetap percaya kepada
sakit dan keterjangkauan biaya dan jarak pengobatan tradisional, khususnya yang
menduduki tempat yang paling dominan. menggunakan bahan ramuan tumbuhan,
Kenyataan di atas sangat faktor lain yang mengukuhkan eksistensi
signifikan dengan teori Green (1980) yang pengobatan tradisional tidak lain adalah
mengatakan bahwa perilaku kesehatan pengetahuan masyarakat setempat tentang
dapat dilihat sebagai fungsi pengaruh tanaman obat yang dapat dimanfaatkan
kolektif dari tiga faktor yaitu: sebagai bahan pengobatan. Sesungguhnya
a. faktor predisposisi antara lain pengetahuan tadi diwarisi dari para orang
pengetahuan, sikap, dan persepsi, tua dan ahli pengobatan tradisional yang
telah ada sejak zaman dahulu. Namun
b. faktor pemungkin antara lain demikian, sebagian warga ada juga yang
ketersediaan dan keterjangkauan yang memperoleh pengetahuan tersebut dari
terkait dengan biaya untuk pengalaman pribadi, yakni dengan
mendapatkan obat tradisional dan jarak mencoba-coba berbagai tanaman yang ada
yang harus ditempuh, di sekeliling rumahnya. Seperti tanaman
pala, bawang putih, jeruk purut, jeringo,
c. faktor penguat antara lain dukungan tapak dara, dan kencur. Berbagai penyakit
lingkungan sosial (Green, Lawrence memang dapat disembuhkan dengan cara
W., etc.,1980: 14-15). meramu tanaman obat dengan tuntunan
orang “pintar”. Pengetahuan tersebut
Ketika seorang individu atau didengar dan dilihat oleh sebagian orang
anggota masyarakat memutuskan dan lainnya, dan di kemudian hari semakin
mengambil sikap untuk menentukan banyak warga masyarakat yang mulai
pilihan terhadap sumber pengobatan dapat beralih dari penggunaan obat-obatan
dipastikan bahwa sebelumnya ia telah modern ke pengobatan tradisional.
memperoleh atau menerima informasi dari Menurut keterangan warga, hampir
orang lain tentang pengobat yang akan sebagian besar penduduk di lokasi
didatanginya, selanjutnya ia akan penelitian melakukan pengobatan sendiri
memroses berbagai kemungkinan dan terhadap penyakit tertentu seperti gatal-
dampaknya atas putusan yang ia buat, serta gatal, diare, luka bakar dengan
kemudian membulatkan niat dan memanfaatkan tanaman yang ada di
melaksanakannya. Di samping faktor pekarangan rumahnya. Interaksi yang
tersebut, kepastian sikap untuk intens antara warga masyarakat dengan
menentukan sumber pengobatan juga berbagai jenis tanaman dan dengan
dipertimbangkan atas dasar: kepraktisan bimbingan ahli pengobatan tradisional,
waktu, kepercayaan terhadap obat kini telah melahirkan semangat baru untuk
tradisional yang umumnya terbuat dari kembali ke alam (back to nature).
tumbuhan, masalah privasi (yang dapat Gerakan kembali ke alam, telah
menutupi masalah pribadi), biaya yang merubah sebagian besar pekarangan yang
Pengobatan Tradisional..... (S. Dloyana Kusumah) 255
semula ditumbuhi tanaman hias, menjadi mengetahui dengan dalam berbagai jenis
apotik hidup, yang dapat dimanfaatkan tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk
dalam keadaan darurat. Demikian juga mengobati jenis-jenis penyakit tertentu.
pusat-pusat penyembuhan penyakit dengan Dengan demikian, dapat dipastikan
memanfaatkan tanaman obat bermunculan seorang sanro akan memiliki banyak
di banyak sudut kota, hal ini membuktikan koleksi tanaman yang berkhasiat obat.
bahwa kini telah tumbuh kepercayaan Dalam praktiknya, masyarakat
masyarakat terhadap pengobatan dengan setempat mengelompokkan sanro menjadi
tanaman/herbal. Di lain pihak, penggunaan beberapa kategori seperti:
pengobatan tradisional tersebut bisa a. Sanro pekdektek tolo, atau pemotong
menjadi alternatif pilihan, ketika obat- ari-ari bayi.
obatan modern tidak mampu dijangkau
oleh masyarakat kelas bawah/kalangan b. Sanro pabbura-bura, ahli mengobati
masyarakat yang kurang mampu secara berbagai macam penyakit dengan
finansial. ramuan tanaman obat.
teknologi tepat guna yang potensial untuk dengan menggunakan berbagai tanaman
menunjang pembangunan bidang yang dijumpai di sekeliling kehidupan
kesehatan. Hal tersebut perlu menjadi masyarakat.
perhatian para peneliti untuk melakukan Makassar, sebagai bagian dari
kegiatan penelitian, pengkajian dan wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, juga
penganalisisan tanaman/tumbuhan obat memiliki tradisi pengobatan yang
untuk kepentingan tersebut di atas dan menggunakan tanaman sebagai bahan
dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk ramuan, dan hingga kini masih fungsional
kesejahteraan masyarakat luas. dalam kehidupan sehari-hari
Pengetahuan tentang alam fauna masyarakatnya.
merupakan pengetahuan dasar bagi suku-
suku bangsa yang hidup dalam tradisi UCAPAN TERIMA KASIH
agraris, termasuk di dalamnya pengetahuan Dalam kesempatan penelitian, saya
tentang ciri-ciri dan sifat-sifat benda di bersama teman-teman Damardjati Koen
seklilingnya. Sistem pengetahuan Marjanto, Ihya Ulumuddin, dan Budhiana
tradisional ini erat kaitannya dengan Setiawan berkesempatan untuk menggali
pemahaman tentang penyembuhan lebih banyak tentang sikap masyarakat
berbagai penyakit yang berlaku dalam setempat terhadap sistem pengobatan
kehidupan masyarakat. Peran dukun (sanro tradisional, dan melihat langsung proses
= Bugis-Makassar) memanfaatkan potensi pembuatan maupun pengobatan yang
alam flora dan fauna untuk pengobatan menggunakan tanaman. Untuk itulah saya
berbagai penyakit , letak dan susunan urat- merasa perlu menyampaikan penghargaan
urat dan sebagainya (Koentjaraningrat, dan ucapan terima kasih atas kerja sama
1989). yang telah terjalin selama penelitian
Dilihat dari pengetahuan mereka, berlangsung. Semoga budi baik rekan-
dapat dikatakan bahwa orang Bugis dan rekan tersebut mendapat balasan dari
Makassar memiliki wawasan yang luas Tuhan Yang Maha Esa. Demikian pula
tentang lingkungan hidup, lebih dalam sahabat-sahabat saya di Makassar, yang
mencakup dimensi kebudayaan dan sosial. dengan keikhlasannya mengantar dan
Artinya urusan mereka tidak terbatas pada mendampingi saya dari awal hingga
alam yang nampak, tetapi meliputi dunia penelitian selesai, jasa-jasanya tidak
kecil dan dunia besar, keselarasan antara mungkin saya lupakan. Hanya Tuhan jua
dunia mikro dan dunia makro, ada saling yang akan membalasnya. Mereka adalah
keterkaitan antara keduanya. Dra. Andi Maryam, Drs. H. Makmun
Dapat dikatakan bahwa seluruh Badaruddin, M. Hum, dan pihak-pihak lain
suku bangsa yang mendiami wilayah yang tidak dapat saya sebutkan satu
Nusantara ini memiliki kekayaan hayati persatu, sekali lagi terima kasih tak
yang sangat besar jumlah dan terhingga.
keanekaragamannya. Demikian juga
kemampuan masyarakat untuk DAFTAR SUMBER
memanfaatkan berbagai tanaman yang 1. Buku
diduga dapat menyembuhkan berbagai Anonim.
penyakit pada manusia telah mereka warisi Undang-Undang No 23 Tahun 1992,
secara turun temurun dari generasi ke tentang Kesehatan.
generasi. Oleh sebab itu, tidak
mengherankan apabila kita jumpai Anonim. 2011.
Monografi Kabupaten Barru.
demikian banyaknya sistem pengobatan
yang menggunakan tanaman. Dalam Biro Pusat Statistik. 1994,
bahasa keilmuan, hal tersebut dikenal Profil Statistik Wanita, Ibu, dan Anak
dengan sistem pengobatan tradisional di Indonesia.
Pengobatan Tradisional..... (S. Dloyana Kusumah) 259