Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH POLIAMIDA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Polimer

Di Susun Oleh :

Dipika Saulantika
14230012

SEKOLAH TINGGI MIPA BOGOR


BOGOR
2017
POLIAMIDA

Pengertian

Polyamide (Poliamida) adalah polimer yang terdiri dari monomer amida


yang tergabung dengan ikatan peptida. Poliamida dapat terbentuk secara alami
ataupun buatan. Salah satu bentuk poliamida alami yaitu protein, seperti wol dan
sutra. Poliamida dapat dibuat secara artifisial melalui polimerisasi atau sintesis
(fase padat). Contoh poliamida buatan diantaranya nilon, aramid dan sodium
poly(aspartat). Poliamida biasanya digunakan dalam industri tekstil, otomotif,
karpet dan pakaian olahraga karena memiliki sifat kuat dan daya tahan yang
ekstrim. (Dewi,A 2012)

Pembentukan dari Monomer

Ikatan amida dihasilkan dari reaksi kondensasi gugus amino dan asam
karboksilat atau gugus asam klorida. Suatu molekul kecil, biasanya air atau
hidrogen klorida dieliminasi. Kelompok amino dan kelompok asam karboksilat
bisa berada pada monomer yang sama, atau polimer dapat dibentuk dari dua
monomer bifungsional yang berbeda. Satu dengan dua gugus amino, dan yang lain
dengan dua asam karboksilat atau gugus asam klorida. Asam amino dapat diambil
dari monomer tunggal (jika perbedaan antara kelompok R diabaikan) bereaksi

1
dengan molekul identik untuk membentuk poliamida. Persamaan reaksinya dapat
terlihat pada gambar berikut :

Reaksi Pembentukan Poliamida


Pembentukan poliamida dari gugus monomer juga dapat terlihat pada
pembuatan aramid (aromatic polyamide) sebagai berikut :

Reaksi Pembentukan Aramid (aromatic polyamide)

Sifat Poliamida

Sifat poliamida tergantung dari senyawa penyusunnya. Secara umum, serat


poliamida mempunyai penampang membujur berbentuk silinder dan penampang
melintang bulat. Serat nylon dibuat untuk berbagai tujuan, seperti untuk keperluan
industri dibuat serat dengan kekuatan tinggi dan mulur kecil, sedangkan untuk
tekstil pakaian dibuat dengan kekuatan yang tidak terlalu tinggi dan mulur yang
agak tinggi.

Serat poliamida tahan terhadap serangan jamur, bakteri dan serangga. Serat
ini juga sangat tahan basa, rusak dalam asam kuat.dandapat dicelup dengan zat
warna dispersi asam dan basa. (Dewi,A 2012)

2
Morfologi Serat Poliamida

Serat poliamida dipintal dengan pemintalan leleh, seperti halnya serat buatan
lainnya. Poliamida mempunyai penampang melintang yang bermacam-macam,
tetapi yang paling umum bentuk trilobal dan bulat.

Penggunaan serat poliamida

Serat poliamida memiliki kekuatan yang cukup tinggi dan ketahanan kimia
yang cukup baik, oleh karena itu penggunaanya cukup luas. Dapat digunakan
untuk tekstil pakaian misalnya kaos kaki, pakaian dalam, baju olah raga sampai
pada penggunaan teknik seperti benang penguat ban, terpal, belt penarik dan lain
sebagainya.

Contoh Senyawa Poliamida


Poliamida pertama kali dibuat oleh W.Carothers pada tahun 1928 dengan
nama dagang nylon. Poliamida dibuat dari hasil reaksi senyawa diamina dan
dikarboksilat. Poliamida yang pertama dibuat dari heksametilendiamina dan asam
adipat. Serat yang dihasilkannya disebut nylon 66, dimana persamaan reaksinya
sebagai berikut :

NH2(CH2)6NH2+COOH(CH2)4COOH –> NH2(CH2)6NHCO(CH2)4COOH


+H2O

Menurut Muslimah 2013, Angka dibelakang nama nylon menunjukkan


jumlah atom karbon penyusun dari senyawa amina dan senyawa
karboksilatnya. Serat nylon lain yang dibuat adalah dari asam sebasat dan
heksametilendiamina yang hasil reaksinya dinamakan nylon 6.10. Pembuatan serat
nylon dilakukan dengan membuat garam nylon yang merupakan hasil reaksi dari
asam karboksilat dengan senyawa amina. Kemudian garam nylon
dipolimerisasikan pada suhu tinggi sehingga terjadi polimerisasi dan dihasilkan
poliamida sebagai bahan baku serat nylon. Selanjutnya poliamida yang dihasilkan
(pada umumnya dalam bentuk chips) dilelehkan pada suhu titik leburnya kemudian

3
dipintal. Menurut jumlah pengulangan unitnya, poliamida dapat dibedakan
menjadi:

 homopolimer :
o PA 6 : [NH−(CH2)5−CO]n terbentuk dari ε-Caprolactam.
o PA 66 : [NH−(CH2)6−NH−CO−(CH2)4−CO]n terbentuk dari
hexamethylenediamine dan asam adipic.
 kopolimer :
o PA 6/66 :
[NH(CH2)6−NH−CO−(CH2)4−CO]n−[NH−(CH2)5−CO]m terbentuk
dari caprolactam, hexamethylenediamine dan asam adipic.
o PA66/610 :
[NH−(CH2)6−NH−CO−(CH2)4−CO]n−[NH−(CH2)6−NH−CO−(CH2)8−
CO]m terbentuk dari hexamethylenediamine, asam adipic dan
asam sebacic.
Berdasarkan kristalinitasnya, poliamida dibedakan menjadi :

 semi-kristalin :
o kristalinitas tinggi : PA46, PA 66.
o kristalinitas rendah : PA mXD6 terbentuk dari m-xylylenediamine dan
asam adipic.
 amorf : PA 6I terbentuk dari hexamethylenediamine dan asam isophthalic.

PEMBUATAN SERAT NILON

Bahan baku pembuatan serat nilon 66 adalah asam adipat dan


heksametilena diamina yang keduanya dapat dibuat dengan beberapa cara,misalnya
dengan pengolahan dari biji bijian ,butadiena atau dari fenol. Menurut Ibnawati
dkk 2007, Pembuatan nylon dari fenol sebagai salah satu cara tersebut dapat
digambarkan melalui proses proses sebagai berikut :

COOH (CH2)4COOH + 2NH3 H2NOC (CH2)4CONH2 + 2H2O

(asam adipat ) (amoniak ) ( adipamida)

4
P
H2NOC(CH2)4CONH2 2O3 NC (CH2)4CN + 2 H2O
dehidratasi (adiponitril)

NC (CH2)4CN + 4H2 katalis H2NCH2(CH2)4CH2NH2

(heksametilena diamina)
Gambar 1. Pembuatan serat poliamida

Heksametilena diamina dan asam adipat masing masing dilarutkan secara


terpisah dalam methanol untuk membentuk garam nilon pada saat dicampurkan
.Garam nilon itu dilelehkan dalam atmosfir nitrogen pada suhu 285 – 2900C
kemudian disemprotkan membentuk suatu pita dan didimnginkan dengan air
dingin untuk mengurangi ukuran kristal.Pita pita nilon tadi dipotong potong
menjadi serpih serpihan nilon yang kemudian dipintal dengan cara pemintalan
leleh

SIFAT FISIKA SERAT NILON 66

Stuktur fisika serat nilon secara umum terdiri atas dua bagian besar ,yaitu
amorf dan kristalin. Pada serat nilon ini komposisi kristalin sekitar 85 % sedangkan
bagian amorfnya 15 % .Sifat sifat fisik yang dimiliki serat nilon ini antara lain :

1. Kekuatan dan mulur


Kekuaatan nilon berkisar antara 4,3 – 8,8 g/denier sedangkan mulurnya
18 – 45% kekuatan basahnya sekitar 80 – 90% kekuatan kering

2. Elastisitas
Elastisitas nilon termasuk tinggi.Pada penarik 8% elastisitasnya masih
100 % sedangkan pada penarikan 16 % elastisitasnya 91%

5
3. Moisture Regain
Moisture regain pada kondisi standar adalah 4,2 %

4. Kilau
Sebelum penarikan nilon tampak suram ,tetapi setelah penarikan seratnya
menjadi berkilau dan cerah.Untuk mendapatkan serat yang suram
,kedalam polimernya perlu ditambahkan T1O2.

5. Titik leleh
Pada atmosfir nitrogen nilon meleleh pada suhu 2630C,sedangkan
diudara dapat meleleh pada suhu 2500C.Pada pemanasan 1500C diudara
selama 5 jam ,nilon dapat berubah menjadi kekuning kuningan
,sehubungan dengan itu ,pada pembakaran nilon tidak meneruskan api .

6. Berat jenis nilon adalah 1,14

SIFAT KIMIA SERAT NILON 66

Stuktur kimia serat nilon merupakan rantai panjang senyawa poliamida yang
mempunyai gugus gugus amida (-CONH-) ,amino(-NH2) dan karboksilat (-
COOH). Nilon tahan terhadap pengerjaan asam asam lemah atau asam encer
.Asam asam kuat seperti HCl pekat pada suhu mendidih dapat menguraikan nilon
menjadi asam adipat dan heksametilena diamonium hidroklorida. Nilon sangat
tahan terhadap basa,pengerjaan dengan NaOH 10 % pada suhu 850C selama 10 jam
hanya mengurangi kekuatan nilon sebanyak 5%. Nilon tahan terhadap pelarut
pelarut yang digunakan pada pencucian kering . Pelarut yang biasa dipakai untuk
melarutkan nilon adalah asam formiat ,fenol dan kresol.

6
MEKANISME PENCELUPAN NYLON dengan ZAT WARNA ASAM

Nylon dapat dicelup dengna zat warna asam karena adanya gugus amina dan
amida pada struktur kimianya terutama pada gugusan aminanya akan menyerap
ion ion hydrogen dari larutan celup asamnya sehingga akan bersifat positif dari
muatan gugus tersebut ,yang selanjutnya akan berikatan dengan ion ion zat warna.

Dengan adanya penambahan asam dari larutan celupnya serat nilon akan
memiliki ion ammonium bebas yang mamungkinkan terjadinya ikatan dengan zat
warna asam.Reaksi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Serat nilon

H2N – CONH – COOH

H3N - CONH – COO -


+ +
H3N - CONH – COOH +
H3N – CONH2+ – COOH

Serat nylon akan menyerrap (mengikat) ion ion hydrogen (HT)dari larutan
yang mengandung asam ,dimana ion ion hydrogen tersebut akan diikat oleh gugus
amida ,amina atau gugus gugus karboksilat dengan membentuk ikatan garam yang
dapat mengikat anion dari molekul zat warna asam dengan ikatan elektrovalen.

Reaksinya sebagai berikut:

H3N - CONH – COOH + ZW-


+
ZW- + H3N- CONH – COOH

H3N – CONH2+ – COOH + 2ZW-


+
ZW +H3N – CONH2+ - COOH
7
Pemberian elektrolit yang menghambat penyerapan zat warna asam pada
serat nilon disebabkan karena anion elektrolitmemiliki stuktur yang lebih
sederhana sehingga lebih mudah bergerak dan berikatan dengan serat.Akan tetapi
karena ikatan tersebut lemah ,padaakhirnya ikatan tersebut digantikan dengan
ikatan antara zat warna dengan seratnya.

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCELUPAN

Faktor factor yang mempengaruhi pencelupan nylon dengan zat warna asam :

1. Pengaruh Waktu Pencelupan


Faktor waktu pencelupan merupakan suatu variable yang turut
menentukan dalam pencelupan.Apabila suatu zat dipergunakan dalam
mencelup serat nylon dengn suatu interval temperature 10 0C maka
keseimbangan pencelupan akan dapat dicapai dalam waktu 60 menit.Jadi
jelas disini bahwa factor waktu pencelupan akan merupakan suatu variable
yang turut menentukan dalam melakukan pencelupan.Untuk mengimbangi
kecepatan celup yang bertambah pada suhu yang lebih tinggi ,maka
diperlukan waktu yang cukup untuk memperoleh keseimbangan celup.

2. Pengaruh Asam (pH larutan pencelupan)


Padaumumnya zat warna asam tidak akan mencelup atau hanya
memberi noda pada serat nylon dalam suasana netral .Tetapi bila
ditambahkan asam pada larutan celup ,maka penyerapan akan bertambah
baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dewi,A.W.2012.Makalah Poliamida diakses pada tanggal 25 Desember 2016


Ibnawati,N.2007.Proses Pencelupan Kapas Dengan Zat Warna Reaktif
Panas.Sekolah Tinggi Ilmu Tekstil Bandung.Bandung
Nurmuslimah,I.2013.Identifikasi Zat Warna Pada Serat Poliamida Golongan I dan
II. Sekolah Tinggi Ilmu Tekstil Bandung.Bandung

Anda mungkin juga menyukai