Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN KELOMPOK 3

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA TUMOR & KEGANASAN


 KARSINOMA SEL BASAL & SEL SQUAMOSA
 MELANOMA MALIGNA

DISUSUN OLEH

1. ANDI MAULANA 10. NOVITA RASTUTI


2. ADHITYA WIJAYA 11. NURUL FITRA EKAWATI
3. ARYA ZAMZARI P. 12. RATNA IRMA SAFITRI
4. DEWA AYU WIJAYANTI 13. RIRIN PRASTINI
5. FERIANI 14. SEPTIANA DAMAYANTI
6. I GUSTI PUTU WIRYA WIRA S. 15. SUTRISNADI
7. JANU ASTARI 16. WAHYUNINGSIH
8. M. HIRNAWAN SAPUTRA 17. ZUHARI ARDIANSYAH
9. M. RUSLAN FADIL

YAYASAN RSI PROVINSI NTB


STIKES YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TRANSFER
TAHUN AJARAN 2016/2017

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah disetujui dan disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Dosen pembimbing akademik

Ns. ALUH EKA NOVIANTY, S. Kep

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karna atas
rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah askep integument
tumor & keganasan ( Karsinoma sel basal & sel squamosa serta melanoma
maligna ). Terima kasih juga kepada dosen pembimbing yang telah memberi
masukan-masukan untuk penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan kita tentang asuhan
keperawatan yang baik & benar untuk tumor dan keganasan sehingga
mempercepat penyembuhan pasien. Harapan kami semoga ke depannya ilmu
keperawatan akan terus berkembang sehingga akan memberi manfaat untuk
individu, keluarga, lingkungan dan masyarakat.

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... 1


LEMBAR PENGESAHAN........................................................................ ..... 2
KATA PENGANTAR............................................................................... ...... 3
DAFTAR ISI............................................................................................. ....... 4
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 5
A. Latar Belakang ......................................................................... 5
B. Tujuan Penulis ......................................................................... 5
C. Manfaat .................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 9
A. Anfis sistem integument .......................................................... 7
B. Pengertian sistem kulit ............................................................. 7
C. Fungsi kulit ............................................................................. 7
D. Lapisan kulit & bagian pelengkapnya...................................... 8
E. Definisi kanker kulit ................................................................ 14
F. Etiologi kanker kulit ............................................................... 15
G. Manifestasi kanker kulit ........................................................... 15
H. Klasifikasi kanker kulit ............................................................ 16
I. Karsinoma sel basal ................................................................ 16
J. Karsinoma sel squamosa .......................................................... 18
K. Melanoma maligna................................................................... 19
L. Pemeriksaan penunjang…………………………………… 23
M. Penatalaksanaan medis & keperawatan…………………. 23
N. Konsep asuhan keperawatan……………………………... 25

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 32


A. Kesimpulan ............................................................................. 32
B. Saran ....................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… .. 34
LAMPIRAN SOAL………………………………………………………... 35

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit
yangtidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian
tubuhyang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga
bermacam-macamsesuai dengan jenis sel yang terkena.Akan tetapi yang paling sering
terdapat adalah karsinomasel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma
maligna (MM).

Karsinomasel basal dan karsinoma sel skuamosa seringkali digolongkan ke dalam kanker
kulit non melanoma. Penyebab sebenarnya kanker kulit tidak diketahui secara pasti, namun
faktor lingkungan dan sinar UV serta kebersihan diri dan lingkungan merupakan faktor
utama penyebab kanker kulit.Angka kejadian kanker kulit lebih banyak terdapat pada orang
dengan pola hidup yang tidak bersih dan sering terpajan sinar matahari.

Kanker kulit nonmalenoma adalah kanker yang tersering ditemukan di Amerika


Serikat,dengan perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari 600.000 kasus. Diantara
beberapa jenis kanker di Indonesia, saat ini kanker kulit merupakan salah satu jenis kanker
yang menunjukkan angka kejadian yang meningkat dari tahun ke tahun. Prevalensi kejadian
kanker kulit pada tahun 2008 diperkirakan dibawah 5.000 kasus. Karsinoma Sel Basal (KSB)
merupakan 70 ± 80% dari semua kanker kulit non malenoma.Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)
walaupun hanya merupakan 20% dari semua kanker kulit non malenoma, namun lebih
bermakna karena kemampuan metastasinya.

5
B. Tujuan
 Tujuan umum
Sebagai bahan pembelajaran mahasiswa dalam memahami penyakit kulit khusunya
kanker kulit serta penatalaksanaannya.
 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui pengertian kanker kulit
2. Untuk mengetahui etiologi kanker kulit
3. Untuk mengetahui klasifikasi kanker kulit dan manifestas klinisnya
4. Untuk mengetahui penatalaksanaan kanker kulit secara medis dan keperawatan
5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan kanker kulit

C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Menambah wawasan tentang kanker kulit dan sebagai acuan dalam melaksanakan
askep pada pasien dengan kanker kulit
2. Bagi institusi
Menambah bahan bacaan bagi mahasiswa tentang penyakit kanker kulit

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi dan fisiologi sistem integument


1. Pengertian Sistem Kulit
Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh,
membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Luas kulit pada manusia
rata-rata + 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4
kg jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang. Daerah yang
paling tebal (66 mm) pada telapak tangan dan telapak kaki dan paling tipis (0,5) mm
pada daerah penis.

2. Fungsi Kulit Manusia


Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :
a) Pelindung (Proteksi)
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan jaringan tubuh di
sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh pengaruh luar seperti luka dan
serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak,
yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka
kecil, mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalau rangsang-
rangsang fisik seperti sinar ultraviolet dari matahari.

b) Penerima rangsang
Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang berhubungan dengan sakit,
suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat perasa
dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi.

c) Pengatur panas (Termoregulasi)


Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh kapiler serta
melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki
suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,5 derajat Celcius. Ketika
terjadi perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit mengadakan
penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas adalah salah

7
satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan lingkungan. Panas akan hilang dengan
penguapan keringat.

d) Pengeluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar keringat yang
dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium dan zat kimia
lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi
juga melalui penguapan air transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak
disadari.

e) Penyimpanan.
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.

f) Penyerapan terbatas
Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam lemak dapat
diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk melalui
kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan
terjadi melalui muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit
(sebacea), merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah
kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya.

g) Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak halus, putih dan
bersih akan dapat menunjang penampilan.
Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit
memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak rambut.

3. Lapisan Kulit dan Bagian-bagian Pelengkapnya


Kulit terbagi menjadi 3 lapisan:
a) Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada
berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak
tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada
kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis
melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat
makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding
kapiler dermis ke dalam epidermis.

8
Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :
1) Lapisan tanduk (stratum corneum)
Merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan
epidermis lebih ke dalam.
2) Lapisan bening (stratum lucidum)
Disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap
sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir.
3) Lapisan berbutir (stratum granulosum)
Tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir
di dalam protoplasmanya, berbutir kasar dan berinti mengkerut.
4) Lapisan bertaju (stratum spinosum)
Disebut juga lapisan malphigi, terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan dengan
perantaraan jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus.
5) Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale)
Merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder)
dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis.

Tipe-Tipe Sel Epidermis


1. Keratinocytes
Subtansi terbanyak dari sel-sel epidermis, karena keratinocytes selalu mengelupas pada
permukaaan epidermis, maka harus selalu digunakan. Pergantian dilakukan oleh
aktivitas mitosis dari lapisan basal (di malam hari). Selama perjalanannya ke luar
(menuju permukaan. Keratinocyes berdeferensiasi menjadi keratin filamen dalam
sitoplasma. Proses dari basal sampai korneum selama 20-30 hari. Karena proses
cytomorhose dari keratinocytes yang bergerak dari basal ke korneum, lima lapisan dapat
diidentifikasi. Yaitu basal, spimosum, granulosum, losidum dan kornium.
2. Melanocytes
Didapat dari ujung saraf, memproduksi pigment melanin yang memberikan warna coklat
pada kulit. Bentuknya silindris, bulat dan panjang. Mengandung tirosinase yang
dihasilkan oleh REG, kemudian tirosinase tersebut diolah oleh Aparatus Golgi menjadi
oval granules (melanosomes). Ketika asam amino tirosin berpindah ke dalam
melanosomes, melanosomes berubah menjadi melanin. Enzim tirosinase yang diaktifkan
oleh sinar ultra violet.. Kemudian melanin meninggalkan badan melanicytes dan menuju
ke sitoplasma dari sel-sel dalam lapisan stratum spinosum. Dan pada akhirnya pigmen
melanin didegradasi oleh keratinocytes.

9
3. Merkel Cells
Banyak terdapat pada daerah kulit yang sedikit rambut (fingertips, oral mucosa,
daerah dasar folikel rambut). Menyebar di lapisan stratum basal yang banyak
mengandung keratinocytes.
4. Langerhans Cells
Disebut juga dendritic cells karena sering bekerja di daerah lapisan stratum
spinosum. Merupakan sel yang mengandung antibodi. Banyaknya 2% – 4 % dari
keseluruhan sel epidermis. Selain itu, juga banyak terdapat di bagian dermis pada
lubang mulut, esophagus, dan vagina. Fungsi dari langerhans cells adalah untuk
responisasi terhadap imun karena mempunyai antibodi.

b) DERMIS ( Korium)
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan
kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit (Sebacea) atau kelenjar
minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut
(muskulus arektor pili).
Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus
membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran
kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara
kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat
membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara 1 - 2
mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di
telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat,
matriks interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel.
Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan
membedakan berbagai rangsangan dari luar. Masing-masing saraf perasa memiliki
fungsi tertentu, seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan,
panas, dan dingin. Saraf perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal
yang dapat merugikan diri kita. Jika kita mendadak menjadi sangat takut atau sangat
tegang, otot penegak rambut yang menempel di kandung rambut, akan mengerut dan
menjadikan bulu roma atau bulu kuduk berdiri.
Kelenjar palit yan menempel di kandung rambut memproduksi minyak untuk
melumasi permukaan kulit dan batang rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui
muara kandung rambut. Kelenjar keringat menghasilkan cairan keringat yang
dikeluarkan ke permukaan kulit melalui pori-pori kulit.
Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis yang dapat
membuat kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang
disebut kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena

10
fungsinya dalam membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan
kelenturan kulit.
Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang elastis dan mudah
mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan kulit berkerut yaitu
faktor usia atau kekurangan gizi. Perlu diperhatikan bahwa luka yang terjadi di kulit
jangat dapat menimbulkan cacat permanen, hal ini disebabkan kulit jangat tidak
memiliki kemampuan memperbaiki diri sendiri seperti yang dimiliki kulit ari.

Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar yaitu :


a. Kelenjar keringat (Sudorifera)
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu saluran
semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit membentuk pori-pori keringat.
Semua bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat
dipermukaan telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat
mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh.
Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan jasmani, emosi dan obat-obat
tertentu.
Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :
1) Kelenjar keringat ekrin
Kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang mengandung 95-97
persen air dan mengandung beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida, granula
minyak, glusida dan sampingan dari metabolism seluler. Kelenjar keringat ini terdapat di
seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki sampai ke kulit kepala.
Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter keringat dalam
waktu 24 jam pada orang dewasa.
Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing, bergulung-gulung dan salurannya bermuara
langsung pada permukaan kulit yang tidak ada rambutnya.
2) Kelenjar keringat apokrin
Hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu, pusar, daerah kelamin dan daerah sekitar
dubur (anogenital) menghasilkan cairan yang agak kental, berwarna keputih-putihan
serta berbau khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini mudah rusak dan sifatnya alkali
sehingga dapat menimbulkan bau. Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar
sebasea pada saluran folikel rambut. Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu
banyak dan hanya sedikit cairan yang disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar apokrin
mulai aktif setelah usia akil baligh dan aktivitas kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon.

11
b. Kelenjar palit (Sebacea)
Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan kandung
rambut terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke dalam kandung
rambut (folikel). Folikel rambut mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga
kelunakan rambut. Kelenjar palit membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali pada
telapak tangan dan telapak kaki, kelenjar palit terdapat di semua bagian tubuh terutama
pada bagian muka.
Pada umumnya, satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar palit atau
kelenjar sebasea yang bermuara pada saluran folikel rambut. Pada kulit kepala, kelenjar
palit atau kelenjar sebasea menghasilkan minyak untuk melumasi rambut dan kulit
kepala. Pada kebotakan orang dewasa, ditemukan bahwa kelenjar palit atau kelenjar
sebasea membesar sedangkan folikel rambut mengecil. Pada kulit badan termasuk pada
bagian wajah, jika produksi minyak dari kelenjar palit atau kelenjar sebasea berlebihan,
maka kulit akan lebih berminyak sehingga memudahkan timbulnya jerawat.

c) HIPODERMIS / SUBCUTIS.
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-
saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-
pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit
berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian
dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.
Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling
tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua,
kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang
sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur
serta makin kehilangan kontur.
4. Derivat Kulit
1. Rambut
Rambut merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi epitel
epidermis. Rambut ditemukan diseluruh tubuh kecuali pada telapak tangan, telapak
kaki, bibir, glans penis, klitoris dan labia minora. Pertumbuhan rambut pada daerah-
daerah tubuh seperti kulit kepala, muka, dan pubis sangat dipengaruhi tidak saja oleh
hormon kelamin-terutama androgen-tetapi juga oleh hormon adrenal dan hormon
tiroid. Setiap rambut berkembang dari sebuah invaginasi epidermal, yaitu folikel rambut
yang selama masa pertumbuhannya mempunyai pelebaran pada ujung disebut bulbus
rambut. Pada dasar bulbus rambut dapat dilihat papila dermis. Papila dermis
mengandung jalinan kapiler yang vital bagi kelangsungan hidup folikel rambut.

12
Terdapat 2 jenis rambut :
a. Rambut terminal ( dapat panjang dan pendek)
b. Rambut velus ( pendek, halus dan lembut).
Fungsi rambut
1. Melindungi kulit dari pengaruh buruk, seperti alis mata melindungi mata dari
keringat agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae) untuk menyaring
udara.
2. Pengatur suhu
3. Pendorong penguapan keringat
4. Indera peraba yang sensitive.

Terdapat 2 fase :
1. Fase pertumbuhan (Anagen)
Kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut tercepat diikuti kulit
kepela. Berlangsung sampai dengan usia 6 tahun. 90 % dari 100.000 folikel rambut
kulit kepala normal mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.
2. Fase Istirahat ( Telogen)
Berlangsung 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 –100 lembar rambut
rontok dalam tiap harinya. Gerak merinding jika terjadi trauma , stress, disebut
Piloereksi. Warna rambut ditentukan oleh jumlah melanin . Pertumbuhan rambut
pada daerah tertentu dikontrol oleh hormon seks( rambut wajah, janggut, kumis,
dada, punggung, di kontrol oleh H. Androgen. Kuantitas dan kualitas distribusi
ranbut ditentukan oleh kondisis Endokrin.

2. Kuku
Kuku tersusun atas protein yang mengeras disebut keratin. Fungsinya sebagai
pelindung ujung jari tangan dan jari kaki. Lempeng kuku (LK) berbentuk empat persegi
panjang, keras, cembung ke arah lateral dan dorsal, transparan, terletak di dorsalo
paling distal. LK terbentuk dari bahan tanduk yang tumbuh ke arah dorsal untuk waktu
yang tidak terbatas. Kecepatan tumbuh kuku jari tangan: lebih kurang 0,1 mm/ hari,
kuku jari kaki 1/3-1/2 kecepatan kuku jari tangan. Tebal kuku tangan bervariasi 0,5 mm-
0,75mm, dan pada kaki dapat mencapai 1,0 mm. LK terdiri dari tiga lapisan horizontal
yang masing-masing adalah:
1. Lapisan dorsal tipis yang dibentuk oleh matriks bagian proksimal (1/3 bagian).
2. Lapisan intermediet yang dibentuk oleh matriks bagian distal (2/3 bagian).
3. Lapisan ventral yang dibentuk oleh lapisan tanduk dasar kuku dan hiponikium yang
mengandung keratin lunak.

13
Lunula atau bulan sabit terletak di proksimal LK. Lunula merupakan ujung akhir
matriks kuku. Warna putih lunula disebabkan epitel yang lebih tebal dari epitel kasar
kuku dan kurang melekatnya epitel dibawahnya sehingga transmisi warna pembuluh
drah kurang dipancarkan. Daerah di bawah LK disebut hiponikium. Alur kuku dan lipat
kuku merupakan batas dan pelindung kuku. Lipat kuku proksimal merupakan perluasan
epidermis, bersama kuku yang melindungi matriks kuku. Produk akhirnya adalah kutikel.
Pada matriks kuku terdapat sel melanosit

Bagian-bagian kuku :
1) Matriks kuku: merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
2) Dinding kuku (nail wall) : merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian
pinggir dan atas.
3) Dasar kuku (nail bed): merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
4) Alur kuku (nail groove) : merupakan celah antara dinding dan dasar kuku.
5) Akar kuku (nail root): merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku.
6) Lempeng kuku (nail plate) : merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding
kuku.
7) Lunula : merupakan bagian lempeng kuku berwarna putih dekat akar kuku
berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
8) Eponikium : merupakan dinding kuku bagian proksimal, kulit arinya menutupi
bagian permukaan lempeng kuku.
9) Hiponikium : merupakan dasar kuku, kulit ari di bawah kuku yang bebas (free edge)
menebal.

B. KANKER KULIT
1) DEFINISI KANKER KULIT
Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk generasi
dan tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat membelah diri
secara teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh kembali (tiro. 2010).

Kanker kulit adalah jenis kanker yang terletak dipermukaan kulit,sehingga mudah
dikenali. Namun karena gejala awal yang ditimbul dirasakan tidak begitu
menganggu,sehingga penderita terlambat melakukan pengobatan (Mangan,2009).

Kanker kulit dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Daerah yang
sering terjadi seranganya biasanya permukaan yang sering terkena terpaparan sinar
matahari, seperti wajah,tangan dan tungkai bawah (Mangan,2009).

14
2) ETIOLOGI

Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa
factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu:

a) Paparan Sinar Ultraviolet (UV)


Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari
maupun dari sumber yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada
tidaknya pelindung kulit baik dengan pakaian atau krim anti matahari, semuanya
berpengaruh terhadap terjadinya kanker kulit.
b) Kulit Putih
Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulit daripada
orang yang memiliki kulit lebih gelap.Hal ini dikarenakan jumlah pigmen melanin
pada orang kulit putih lebih sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi kulit
dari paparan berbahaya sinar matahari, sehingga mengurangi risiko terkena kanker
kulit. Namun, orang-orang yang memiliki kulit gelap juga bisa terkena kanker kulit
meskipun jumlahnya cenderung lebih kecil.
c) Paparan Karsinogen
Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat
meningkatkan risiko terkena kanker kulit.Namun, dalam banyak kasus paparan
dalam jangka panjanglah yang biasanya menyebabkan kanker kulit.Gen pembawa
kanker atau tumor sudah dimiliki hampir seluruh orang sejak lahir. Namun dengan
‘bantuan’ zat atau bahan karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan kanker
atau tumor. Akhir-akhir ini, para peneliti di University of Pittsburg Cancer Institute
di Amerika telah memukan virus-virus yang dapat menyebabkan kanker kulit
diantaranya adalah human papilloma virus/ HPV (Isselbacher, et al, 2002).
d) Genetik/Faktor Keturunan
Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya
kanker kulit. Jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena kanker kulit, maka
risiko terkena kanker kulit pada anggota keluarga yang lain juga akan meningkat.

3) MANIFESTASI KLINIS

Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :

a) Benjolan kecil yang membesar


Benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin,permukaannya mengkilap, tidak
terasa sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin lama makin membesar. Apabila
diraba, benjolan terasa keras kenyal.Kadang –kadang benjolan menjadi hitam atau

15
kebiruan, bagian tengah mencekung dan tertutup kerak atau keropeng yang mudah
berdarah dila dangkat.
b) Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah
Benjolan ini membasah dan tertutup keropeng, teraba keras kenyal, dan mudah berdarah
bila disentuh.
c) Tahi lalat yang berubah warna
Tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan dan mudah
berdarah.Tahi lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang di sektarnya timbul bintik-
bintik.
d) Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh
Koreng dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun sudah diobati, koreng
ini pinggirnya meninggi dan teraba keras serta mudah berdarah, adanya koreng karena
terjadi benturan, bekas luka ang sudah lama atau terinfeksi.
e) Bercak kecoklatan pada orang tua
Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin lama
permukaannya makin kasar,bergerigi,tetapi tidak rapuh,tidak gatal, dan tidak sakit.
f) Bercak hitam yang menebal pada telapak kaki dan tangan
Bercak ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak kaki dan telapak
tangan. Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna hitam keabuan,batas kabur,tepi tidak
teraba, tidak sakit maupun gatal. Kemudian bercak cepat berubah menjadi lebih hitam,
menonjol diatas permukaan kulit , dan tumbuh ke dalam kulit serta mudah
berdarah.(Dalimartha, 2008)

4) KLASIFIKASI KANKER KULIT

Kanker kulit secara umum dibagiatas dua golongan besar yaitu, malenoma maligna dan
non malenoma maligna. Non malenoma maligna terbagi menjadi dua yaitu karsinoma sel
basal (KSB) dan karsinoma sel skuamosa (KSS) (dalimartha,setiawan,2008).

a) Non malenoma maligna


1. Karsinoma sel basal (KSB)
a. Definisi

Basalioma atau karsinoma sel basal (KSB) merupakan kanker kulit yang timbul dari
lapisan sel basal epidermis atau folikel rambut.Kanker kulit jenis ini tidak mengalami
penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh lainnya, tetapi sel kanker dapat berkembang
dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit sekitarnya.

16
b. Manifestasi klinis

Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Basal biasanya diwajah) dan leher. Meskipun
jarang dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan, kaki dan kulit kepala (Marwali,
2010).

Penyakit ini dimulai dengan papula kecil, warna kuning abu – abu mengkilat, meninggi di
atas permukaan kulit, jika kena trauma mudah berdarah.Papula makin lama makin
membesar menjadi makula dan bagian tengah dapat timbul ulkus atau tidak ada ulkus
(Siregar, 2009).

Menurut (Marwali, 2010) gambaran klinis Karsinoma Sel Basal ini bervariasi, yaitu:

a) Tipe Nodulo-ulseratif

Merupakan jenis yang paling sering dijumpai.Lesi biasanya tampak sebagai lesi
tunggal.Paling sering mengenai wajah, terutama pipi, lipartan nasolabial, dahi dan tepi
kelopak mata.Pada awalnya tampak nodul kecil, transparan seperti mutiara,
berdiameter kurang dari 2 cm, dengan tepi meninggi. Kemudian lesi membesar secara
perlahan dan suatu saat bagian tengah lesi cekung, meninggalkan tepi yang meninggi
dan keras.

b) Tipe Berpigmen

Gambaran klinisnya sama dengan tipe nodule-ulseratf. Bedanya pada jenis ini
berwarna coklet atau hitam berbintik-bintik atau homogeny yang secara klinis dapat
menyerupai melanoma.

c) Tipe Morfea/Fibrosing/Sklerosing

Biasanya terjadi pada kepala dan leher.Lesi tampak sebagai plak sklerotik yang
cekung, berwarna putih kekuningan.

d) Tipe Superfisial

Lesi biasanya multiple, mengenai badan.Secara klinis tampak sebagai plak


transparan, eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk ovale sampai ireguler
dengan tepi berbatas tegas, sedikit meninggi, seperti kawat.

17
e) Tipe Fibroepitelial

Paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi berupa nodul kecil yang
tidak bertangkai atau bertangkai pendek dengan permukaan halus atau noduler dengan
warna yang bervariasi.

2. Karsinoma sel skuamosa


a) Defnisi

Karsinoma sel skuamosa merupakan proliferasi maligna yang timbul dari dalam
epidermis. Meskipun biasanya muncul pada kulit yang rusak karena sinar matahari,
karsinoma ini dapat pula timbul dar kulit yang normal atau lesi yang sudah ada
sebelumnya (Brunner and Suddarth, 2002).

Kanker ini merupakan permasalahan yang lebih gawat karena sifatnya invasive
dengan mengadakan metastase lewat system limfatik atau darah. Metastase
menyebabkan 75% kematian akibat dari karsinoma sel skuamosa (Brunner and Suddarth,
2002).

b) Manifestasi klinis

Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Skuamosa biasanya pada daerah kulit yang
terpapar sinar matahari dan membran mukosa, namun dapat pula terjadi pada setiap
bagian tubuh.Pada orang kulit putih lebih sering dijumpai pada daerah muka dan
ekstremitas, sedangkan pada orang kulit berwarna gelap di daerah tropik lebih banyak
pada ekstremitas bawah, badan dan dapat pula dijumpai pada bibir bawah serta
punggung tangan (Marwali, 2010).

Penyakit ini dimulai dengan nodula berwarna kulit normal, atau ulkus dengan tepi
yang tidak teratur. Permukaan nodula berbenjol menyerupai kembang kol, pada
perabaan keras dan mudah berdarah yang berasal dari ulkus, permukaan dan tepi
meninggi, warna kekuningan. Tumor menyebar melalui saluran getah bening ke ala-alat
lain (Siregar, 2009).

Menurut Marwali (2010) gambaran klinis Karsinoma Sel Skuamosa bervariasi, dapat
berupa :

a. Nodul berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa krusta atau ulkus
dengan tepi yang berbatas kurang jelas
b. Ulkus yang menyerupai kembang kol. Tumor ini menonjol diatas permukaan kulit, tidak
rata, berbenjol-benjol seperti kembang kol, berwarna merah atau pucat, membasah
atau berdarah dan berbau.

18
c. Ulkus dengan krusta pada permukaannya, tepi meninggi, berwarna kuning kemerahan.
Dalam perjalanan penyakitnya lesi akan meluas dan mengadakan metastasis ke kelnjar
limfe regional atau ke organ-organ dalam.
d. Karsinoma Sel Skuamosa yang timbul dari kulit normal lebih sering mengadakan invasi yang
cepat dan terjadi metastasi.

3. Melanoma maligna
a) Definisi Melanoma Maligna

Melanoma maligna merupakan neoplasma maligna dengan terdapatnya melanosit


(sel-sel pigmen) dalam lapisan epidermis maupun dermis (dan kadang-kadang sel
subkutan) (Brunner and Suddarth, 2002)..

Melanoma Maligna merupakan suatu jenis sel kanker kulit yang paling ganas dan
berasal dari system melanositik kulit. Biasanya menyebabkan metastasis yang luas
dalam waktu yang singkat, tidak saja melalui aliran limfe ke kelenjar regional, tetapi juga
menyebar melalui aliran darah kealat-alat dalam serta dapat menyebakan kematian
(Marwali, 2010).

Melanoma Maligna adalah tumor ganas kulit yang berasal dari melanosit dengan
gambaran berupa lesi kehitam-hitaman pada kulit (Siregar, 2009).

b) Manifestasi klinis

Kunci penyembuhan melanoma maligna adalah penemuan dini sehingga


diagnosis melanoma harus ditingkatkan bila penderita melaporkan adanya lesi
berpigmen baru atau adanya tahi lalat atau tanda lahir (tompel) yang berubah seperti:

1. Perubahan dalam warna


2. Perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)
3. Timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar atau sakit)
4. Terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar
5. Perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi berpigmen

Tahi lalat walaupun hanya satu dan kecil kadang dapat juga berubah menjadi ganas,
dan dapat terjadi pada tahi lalat di bagian tubuh mana saja, walaupun yang sering adalah
terutama di telapak kaki, kepala/wajah, leher, pinggang. Selain itu pada tahi lalat, yang
mulai sering terasa gatal, mudah berdarah,ada borok atau luka yang sukar sembuh, harus
juga lebih curiga.

19
Yang harus diwaspadai apabila suatu tahi lalat curiga menjadi ganas adalah bila pada tahi
lalat tersebut ditemukan tanda "ABCD" melanoma maligna, yaitu:

A= Asimetrik, bentuknya tak beraturan.

B= Border atau pinggirannya juga tidak rata.

C= Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa kecoklatan
sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna putih, merah dan biru.

D= Diameternya lebih besar dari 6 mm

(Marwali, 2010).

c) Klasifikasi melanoma maligna


a. Melanoma superficial
Melanoma dengan penyebaran superfisial terjadi pada setiap bagian tubuh dan
merupakan bentuk melanoma yang paling sering ditemukan. Melanoma ini sering
ditemukan serta ektremitas bawah.
b. Melanoma lentigo-maligna
Melanoma lentigo-maligna merupakan lesi berpigment yang tumbuh dengan
lambat pada daerah kulit yang terbuka, khususnya permukaan dorsal tangan,
kepala dan leher pada orang yang berusia lanjut.
c. Melanoma noduler
Melanoma noduler merupakan noul yang berbentuk sferis yang menyerupai
blueberry dengan permukaan yang relatife licin seta berwarna biru hitam yang
seragam. Melanoma noduler akan menginvasi langsung kedalam lapisan dermis
didekatnya (pertumbuhan vertikel) dan dengan demikian memiliki prognosis yang
buruk.
d. Melanoma akral-lentigonosa
Melanoma akral-lentigonosa merupakan bentuk melanoma yang terdapat didaerah
yang terlalu terpajan sinar mataharidan tidak terdapat difolikel rambut. Jenis
melanoma ini sering terdapat ditelapak kaki,telapak tangan, dasar kuku dan
membrane mukosa yang berkulit gelap.

20
Berdasarkan tingkat penyebaran, Siregar (2009) membedakan melanoma maligna dalam
5 stadium yaitu:

1. Stadium I

Sel Melanoma hanya terdapat intraepidemal (Melanoma in situ)

2. Stadium II

Sel Melanoma sampai papilla dermis bagian atas

3. Stadium III

Sel Melanoma sampai mengisi papilla dermis.

4. Stadium IV

Sel Melanoma sampai ke dalam jaringan ikat kolagen dermis

5. Stadium V

Sel Melanoma sampai jaringan lemak dan subkutan

6. Stadium VI

Sel Melanoma tampak berbentuk epiteloid atau kumparan, pleomorfi dengan kromatin
kasar.Setiap sel mengandung butir melanin.Sel berkelompok atau bergerombol. Pada dermis
ditemukan infiltrate limfosit atau makrofag yang mengandung melanin.

Selain itu sampai saat ini klasifikasi standar melanoma maligna yang digunakan dalam
stadium klinik (dengan beberapa modifikasi), yaitu sebagai berikut:

1. Stadium I

Melanoma maligna lokal terbatas pada kulit tanpa metastasis jauh atau ke kelenjar limfe
regional.

2. Stadium II

Sudah terjadi metastasis yang terbatas pada kelenjar limfe regional

3. Stadium III

Melanoma disseminata, dimana sudah terjadi metastasis jauh.

(Marwali, 2010).

21
d) Pengobatan melanoma maligna

Adapun pengobatan berdasarkan stadium Melanoma Maligna yaitu tindakan yang


dilakukan pada penderita kanker melanoma maligna ini adalah pengangkatan secara
komplit jaringan kanker dengan jalan pembedahan, apabila telah diketahui terjadi
penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan di sekitarnya.
Untuk pengobatan secara medikomentosa dengan kemoterapi (obat-obat anti kanker)
yang dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu: alkylating agents, antimetabolit,
alkaloid tanaman, antibiotik antitumor, enzim, hormon dan pengubah respon biologis. Dan
pengobatan secara nonmedikomentosa meliputi radioterapi, pembedahan dan terapi fisik.

Pembagian terapi berdasarkan stadium melanoma:

1. Stadium Klinik I Melanoma Maligna

Sampai saat ini metode pembedahan dengan eksisi luas masih tetap merupakan cara
pengobatan melanoma maligna yang terbaik.

2. Stadium Klinik II Melanoma Maligna

Eksisi luas disertai pengangkatan kelenjar limfe regional.

3. Stadium Klinik III Melanoma Maligna


a. Kemoterapeutik sistemik
Agen kemoterapeutik tradisional yang terbaik yaitu Dacarbazine/Dimetil Triazeno
Imidazole Carboxamide (DTIC).Dapat diberikan tersendiri atau dikombinasi dengan
obat kemoterapeutik sistemik lainnya.Respon pengobatan dengan DTIC terjadi pada
20-25% penderita. Kemoterapeutik sistemik yang direkomendasikan adalah:
DTIC: 200-300 mg/m2 (intravena) selama 5 hari, diulang tiap 3-4 minggu.Nitrosourea:
200 mg/m2 dosis tunggal (oral), diulang tiap 6 minggu.Atau kombinasi DTIC dan
nitrosourea
b. Imunoterapi
BCG' merupakan imunoterapi aktif non spesifik, terutama digunakan untuk
pengobatan melanoma maligna yang mengadakan metastasis ke kulit.Diberikan
secara intralesi dan memberikan pengaruh yang cukup bermanfaat. Hasilnya tidak
menentu, tergantung pada sistem imunitas penderita.Akhir-akhir ini dilakukan
imunoterapi adoptif, dengan memakai leukaferesis untuk mendapatkan limfosit dari
kanker pasien, kemudian sel itu diinkubasi dengan interleukin-2, untuk membentuk

22
sel pembunuh yang mengaktifkan limfokin (LAK), dan kemudian sel-sel LAK diinfuskan
kembali bersama pemberian interleukin-2.

5) PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium test
Test lab dan pemeriksaan darah membantu mendiagnosa kanker. Sebagian malignasi
dapat merubah komposisi atau status hematologic.
2. Biopsy jaringan
Hasil biopsy memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsy yang diperoleh dengan
cara eksisi mengungkapkan informasi histologik mengenai tipe, taraf invas dan
ketebalan lesi. Biopsy insisi harus dilakukan jika lesi yang dicurigai terlalu luas untuk
dapat diangkat dengan aman tanpa pembentukan sikatriks yang berlebihan (Runkle &
Zalonznik, 1994). Specimen biopsy yang diperoleh dengan pemangkasan, kuratasee atau
aspirasi jarum dianggap bukan bukti histologik penyakit yang dapat diandalkan.
3. Pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.
Untuk melanoma yang lebih dalam, pemeriksaan mungkin diindikasikan untuk
menemukan adanya metastase penyakit.Ini meliputi pemeriksaan sinar x, dan atau CT
scan.

6) PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN


I. Penatalaksanaan medis
a. Pembedahan
Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas jaringan normal
sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor tersebut. Satu margin
1-2 cm sekeliling melanoma dipertimbangkan secara adekuat untuk melanoma
dengan ketebalan kurang dari 3 mm lesi-lesi dengan kedalaman lebih dari 1 mm
tetapi kurang dari 3 mm ditangani melalui pembedahan dengan kesembuhan kira-
kira 70-80 %lesi dalam lebih dari 3 mm kemungkinan akan mengalami
kekambuhan sekitar 40-50 %. Batas- batas reseksi sekeliling melanoma yang dalam
ini biasanya direkomendasikan menjadi paling sedikit 2-3 cm
b. Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya adalah secara
topical, dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung pada lesi. Agen-
agen yang digunakan meliputi 5 flourourasil atau psorelen. Obat-obat yang paling
umum digunakan untuk ini meliputi melpalan, dakarbazasin (DTIC), dan sisplatin.
Cara yang dilakukan dalam memberikan kemoterapi adalah secara sistemik. Saat
ini kemoterapi sistemik belum dapat membuktikan efektivitasnya dalam

23
mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase dini. Tapi
biasanya digunakan pada orang dengan penyakit yang menyebar secara luas

c. Terapi biologis

Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik secara
langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara
tubuh untuk bereaksi terhadap kanker.Bentuk umum dari bioterapi dibawah
penyelidikan untuk melanoma meliputi vaksin, injeksi bacterium yang diketahui
sebgaai BSG (Basilus Calmeete Guerin) dan penggunaan interferon, interleukin,
dan antibiotic monoklanal.Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang diradiasi
dan dinon-aktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis system
imun untuk mengenal melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan
kemampuan system untuk menghancurkan melanoma tersebut. Injeksi BSG
mempengaruhi stimulasi non-spesifik dari system imun dan sedang dipelajari
sebagai terapi untuk pasien-pasien fase awal.Diharapkan bahwa injeksi BSG secara
langsung kedalam metastase nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan regresi
lesi.

d. Terapi radiasi

Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan penggunaan


energy sinar X dosis tinggi, kobalt, electron, atau sumber-sumber radiasi lainnya
untuk menghancurkan atau membunuh sel-sel melanoma

II. Penatalaksanaan keperawatan

Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, peran perawat adalah :

1) Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan

2) Pemberian analgetik tepat

3) Meredakan ansietas

4) Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah.

24
C. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER KULIT

1. Pengkajian
A. Biodata
Biodata merupakan informasi umum tentang siapa klien dan latar belakangnya. Biodata
mencakup vital statistic nama lengkap dan alamat,no. telepon, umur, tanggal, dan
tempat lahir, jenis kelamin, suku bangsa, agama, bahasa, status perkawinan, pendidikan,
pekerjaan, juga berkaitan dengan usia dan suku bangsa
B. Riwayat penyakit keluarga
perawat perlu menanyakan kepada klien mengenai riwayat keluarga yang mengidap
kanker kulit
C. Perawat membuktikan penyebaran tumor yang lebih cepat adalah karena pernafasan
cahaya matahari dengan menanyakan tentang :
⇒ Lokasi geografis tempat tinggal klien.
⇒ Are geografis dimana klien saat ini berdiam.
⇒ Pekerjaan dan aktivitas rekreasi yang berkaitan dengan pemaparan cahaya matahari.
Terakhir perawat mengkaji riwayat pekerjaan terhadap paparan carsinogen kimia seperti
(seperti : arsenic, coaltar, pitch, sampah radioaktif dan radium). Perawat juga perlu
menanyakan tentang adanya pertumbuhan kulit yang meningkat resiko iritasinya oleh
karena gesekan pakaian.

D. Pengkajian fisik / Manifestasi klinis.


Kanker kulit sangat bervariasi jenisnya dan penyebarannya, walaupun sebagian besar
dari lesi kanker terjadi pada area yang terpapar matahari. Perawat harus pula menginspeksi
permukaan kulit bagian dalam (yang tidak terpapar matahari). Perawat secara sistematis
memeriksa adanya lesi yang tidak umum pada kulit, mole yang tidak biasa, kutil, tahi lalat
dan skar. Area dimana terdapat bulut tubuh seperti kulit kepala, dan genetalia juga perlu
dikaji perawat melakukan palpasi untuk menentukan tekstur permukaan dari lesi. Perawat
mendokumentasikan lokasi, ukuran, warna dan karakteriistik permukaan dari lesi demikian
pula paparan subyektif yang berkaitan dengan gatal dan kulit yang kasar
1) Karsinoma sel basal
a. Lesi sering diawali sebagai nodul kecil dengan sebuah gulungan, putih seperti
mutiara, batas tembus cahaya dengan telangiektasia, krusta, dan kadang ulserasi.
b. Tampak paling sering pada kulit yang terpajan matahari, sering pada wajah antara
garis rambut dan bibir bagian atas.
c. Bila diabaikan, dapat menyebabkan destruksi lokal, hemoragi, dan infeksi jaringan
sekitar, menghasilkan gangguan fungsi berat dan kosmetik.

25
2) Karsinoma sel skuamosa.
a. Tampak seperti kasar kemerahan, tebal, lesi bersisik dengan perdarahan dan
kesakitan atau mungkin asimtomatik, batas mungkn lebar lebih terinfiltrasi, dan
lebih meradang daripada karsinoma sel basal.
b. Dapat didahului dengan leukopenia (lesi premalignan membran mukosa) pada
mulut atau lidah, keratosa astinik, lesi jaringan parut atau ulserasi.
c. Terlihat paling umum pada bibir bawah, tepi telinga, kepala, leher dan punggung
tangan.

E. Pengkajian bio psiko social spiritual


1) Aktivitas / Istirahat.
Gejala : Stress kelelahan ataupun keletihan. Perubahan pada pola istirahat dan jam
kebiasaan tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur,
misalnya : nyeri, ansietas, berkeringat malam.
2) Sirkulasi.
Gejala : palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja.
3) Integritas ego.
Gejala : Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengganti
stress (mis : merokok, minum alkohol, menunda cari pengobatan, keyakinan religius).
Masalah tentang perubahan dalam penampilan, mis : alopesia, lesi, cacat, pembedahan.
Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak
bermakna, kehilangan kontrol, depresi.
Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah.
4) Eliminasi.
Gejala : perubahan pada pola defekasi, mis : darah pada feces, nyeri pada
defekasi.Perubahan eliminasi urinarius, mis : nyeri / rasa terbakar pada saat berkemih,
hematuri, sering berkemih.
Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi umum.
5) Makanan / Cairan.
Gejala : Kebiasaan diet buruk (mis : rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan pengawet),
anoreksia, mual/muntah, intoleransi makanan, perubahan pada berat badan, penurunan
BB hebat, kakeksia, berkurangnya massa otot.
Tanda : Perubahan pada kelembaban/turgor kulit, oedema.
6) Neurosensori.
Gejala : Pusing, sincope.
7) Nyeri / Kenyamanan.
Gejala : Tidak ada nyeri, atau derajat nyeri bervariasi, mis : ketidak nyamanan ringan
sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit).

26
8) Pernafasan.
Gejala : Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok),
pemajanan asbes.
9) Keamanan.
Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari lama /
berlebihan.
Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi.
10) Seksualitas.
Gejala : Masalah seksual mis : dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat
kepuasan, nuligravida lebih besar dari usia 30 th, multigravida, pasangan seks multiple,
aktivitas seksual dini, herpes genital.
11) Interaksi sosial.
Gejala : Ketidak adequatan / kelemahan sistem pendukung, riwayat perkawinaan
(berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan atau bantuan), masalah tentang
fungsi / tanggung jawab peran. Mengkaji respon emosi dan fisik terhadap penyakit
penting pula. Apakah klien memerlukan bentuan untuk memenuhi kebutuhannya.
Apakah penyakit yang diderita berpengaruh terhadap aktivitas sosial atau harga diri.
Apakah penyait yang diderita mengancam jiwa. Apakah klein merasa cemas atau takut
terhadap pengobatan. Apakah diperlukan konseling rehabilitasi atau perawatan rumah.

2. Diagnosa keperawatan
A. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi, proses malignansi.
B. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi
C. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah,efek samping
kemoterapi atau radioterapi.
D. Nyeri akut berhubungan berhubungan dengan proses penyakit (kompresi/destruksi
jaringan saraf,infiltrasi saraf atau suplai vaskularnya,obstruksi jaringan
saraf,inflamasi.).
E. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan konsekuensi
kemoterapi.
F. Kekurangan vulome cairan berhubungan dengan kerusakan kulit.
G. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan malnutrisi.
H. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif.

3. Intervensi keperawatan

27
A. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi

Intervensi :

a. Tinjau ulang pengalaman pasien / orang terdekat sebelum nya dengan kanker.
Tentukan apakah dokter telah mengatakan pada pasien dan apakah kesimpulan
pasien telah dicapai.
Rasional : Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep
berdasarkan pada pengalaman dengan kanker.
b. Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
Rasional : Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realitas serta
kesalahan konsep tentang dignosis.
c. Peratahankan kontak sering dengan pasien.
Rasional : Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau di tolak;
berikan respek penerimaan individu, mengembangkan rasa kepercayaaan.
d. Bantu pasien/ orang terdekat dalam mengenali dan mengklasifikasi rasa takut
untuk memulai mengembangkan strategi koping untuk menghadapi rasa takut.
Rasional :Keterampilan koping sering rusak setelah diagnosis dan selama fase
pengobatan yang berbeda. Dukungan dan konseling sering perlu untuk
memungkin kanindividu mengenal dan menghadapi rasa takut dan untuk
meyakini bahwa strategi kontrol/ koping tersedia.
e. Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang.
Rasional : Memudahkan istirahat, menghemat energi, dan meningkatkan
kemampuan koping.

B. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah,efek samping kemoterapi


atau radioterapi.

Intervensi :

a. Diskusikan dengan pasien/ orang terdekat bagaimana diagnosis dan pengobatan yang
mempengaruhi kehidupan pribadi pasien/ rumah dan aktivitas kerja.
Rasional : Membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan
masalah.
b. Dorong diskusi tentang/ pecahkan masalah tentang efek kanker/ pengobatan pada
peran sebagai ibu rumah tangga, orang tua, dan sebagai nya.
Rasional :Dapat membantu menurunkan masalah yang mempengaruhi penerimaan
pengobatan atau merangsang kemnajuan penyakit.

28
c. Berikan dukungan emosi untuk pasien/ orang terdekat selama tes diagnostik dan fase
pengobatan.
Rasional : Meskipun beberapa pasien mampu beradaptasi/menyesuaikan dengan efek
kanker atau efek samping terapi banyak memerlukan dukungan tambahan selama
periode ini.
d. Gunakan sentuhan selama interaksi , bila dapat diterima pada pasien dan
mempertahankan kontak mata.
Rasional :Pemastian individualitas dan penerimaan penting dalam menurunkan
perasaan pasien tentang ketidakamanan dan keraguan diri.

C. Nyeri akut berhubungan berhubungan dengan proses penyakit (kompresi/destruksi


jaringan saraf,infiltrasi saraf atau suplai vaskularnya,obstruksi jaringan saraf,inflamasi.).

Intervensi :

a. Tentukan riwayat nyeri misal lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas
(skala 0 – 10 ) dan tindakan penghilang yang di gunakan.
Rasional : Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/
keefektifan intervensi. Catatan : pengalaman nyeri adalah individual yang di gabungkan
dengan baik respons fisik dan emosional.
b. Evaluasi/sadari terapi tertentumisalkan pembedahan, radiasi, kemotrapi, bioterapi.
Ajarkan pasien/ orang terdekat apa yang diharapkan.
Rasional : Ketidak nyamanan rentang luas adalah umum misalkan nyeri insisi, kulit
terbakar, nyeri punggung bawah, sakit kepala tergantung pada prosedur/ agen yang
digunakan.

c. Berikan tindkan kenyamanan dasar misal reposisi, gosokan punggung dan aktifitas
hiburan misal musik dan televisi. Rasional :Meningkatkan relaksasi dan membantu
memfokuskan kembali perhatian.
d. Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri misalkan teknik
relaksasi,visualisasi, bimbingan imajinasi, tertawa, musik dan sentuhan teraupetik.
Rasional :Memungkin kan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkat kan
rasa kontrol.
e. Evaluasi penghilang nyeri/ kontrol. Nilai aturan pengobatan bila perlu. Rasional :Tujuan
nya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada AKS.

D. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan konsekuensi kemoterapi


a. Pantau masukan makan setiap hari, biarkan pasien menyimpan buku harian tentang
makanan sesuai indikasi.

29
Rasional :Mengidentifikasi kekuatan/ defisiensi nutrisi.
b. Ukur tinggi, berat badan dan ketebalan lipatan kulit trisep.pastikan jumlah penurunan
berat badan saat ini. Timbang berat badan setiap hari.
Rasional :Membantu dan mengidentifikasi malnutrisi protein kalori, khusus nya bila
berat badan dan pengukuran antropometrik kurang dari normal.
c. Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien, dengan masukan cairan
adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makan sering/ lebih sedikit yang di bagi –
bagi selama sehari.
Rasional :Kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan ( untuk
menghilangkan produk sisa). Sumplemen dapat memainkan peran penting dalam
mempertahan kan masukan kalori dan protein adekuat.
d. Ciptakan suasana makan malam yang menyenangkan, dorong pasien untuk berbagi
makanan dengan keluarga/ teman.
Rasional : Membuat waktu makan lebih menyenangkan yang dapat meningkat kan
masukan.
e. Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinas, latihan sedang
sebelum makan.
Rasional : Dapat mencegah awitan atau menurunkan berat nya mual, penurunan
anoreksia, dan memungkinkan pasien meningkatkan masukan oral.

E. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan malnutrisi.

Intervensi :

a. Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik dengan staf dan pengunjung. Batasi
pengunjung yang mengalami infeksi. Tempatkan pada isolasi sesuai indikasi.
Rasional : Lindungi pasien dari sumber – sumber infeksi, seperti pengunjung dan staf
yangmengalami ISK.
b. Tekankan higene personal.
Rasional :Membantu potensial sumber infeksi atau pertumbuhan sekunder.
c. Pantau suhu.
Rasional : Peningkatan suhu terjadi bila tidak tertutup oleh obat kortikostreoid atau anti
inflamsi karena berbagai faktor misal efek samping terapi kemoterapi, proses penyakit
atau infeksi. Identifikasi dini proses infeksi memungkinkan terapi yang tepat untuk di
mulai dengan segera.
d. Hindari/ batasi prosedur invasif. Taati teknik aseptik.
Rasional : Menurunkan resiko kontaminasi, membatasi entri portal terhadap agen
infeksius.

30
F. Gangguan integritas kulit b/d efek radiasi, proses malignansi.
a. Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker; perhatikan kerusakan/
pelambatan penyembuhan luka. Tekan kan pentingnya melaporkan area terbuka pada
pemberi perawatan.
Rasional : Efek kemerahan dan kulit samak ( reaksi radiasi) dapat terjadi dalam area
radiasi. Deskuaminasi kering ( kekeringan dan pruritus), deskuamasi lembab ( lepuh)
ulserasi, kehilangan rambut, kehilangan dermis, dan kelenjar keringat juga dapat
terlihat. Selain itu reaksi kulit dapat terjadi pada bebebrapa agen kemoterapi.
b. Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan.
Rasional:Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.
c. Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering dari pada
menggaruk.
Rasional :Membantu mencegah friksi/ trauma kulit.
d. Anjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun, salep, dan bedak kecuali di
izinkan dokter.
Rasional :Dapat meningkatkan iritasi/ reaksi secara nyata.
e. Tinjau protokol perawatan kulit untuk pasien yang mendapat terapi radiasi.
Rasional ; Dilakukan untuk meinimalkan trauma pada area terapi radiasi.
f. Hindari menggaruk atau menggunakan sabun, losion, atau deodoran pada area; hindari
memberikan panas atau mengusahakan mencuci tanda/ tato yang ada di kulit sebagai
identifikasi area iradiasi.
Rasional : Dapat menimbulkan atau bahkan mempengaruhi pemberian radiasi.

31
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk
generasi dan tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat
membelah diri secara teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh
kembali.
Faktor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu: Paparan
Sinar Ultraviolet (UV), kulit Putih, paparan Karsinogen, genetik/faktor Keturunan.
Manifestasi klinis antara lain: benjolan kecil yang membesar, benjolan yang
permukaannya tidak rata dan mudah berdarah, tahi lalat yang berubah warna, koreng
atau borok dan luka yang tidak mau sembuh, bercak kecoklatan pada orang tua, bercak
hitam yang menebal pada telapak kaki dan tangan.
Kanker kulit secara umum dibagiatas dua golongan besar yaitu, malenoma maligna
dan non malenoma maligna. Non malenoma maligna terbagi menjadi dua yaitu
karsinoma sel basal (KSB) dan karsinoma sel skuamosa (KSS).
Pemeriksaan penunjang untuk kanker kulit antara lain : Laboratorium test dan
pemeriksaan darah, biopsy jaringan, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.
Penatalaksanaan medisnya antara lain pembedahan, kemoterapi, terapi biologis, terapi
radiasi.
Adapun penatalaksanaan keperawatannya antara lain : Meredakan nyeri dan
ketidaknyamanan, pemberian analgetik tepat, meredakan ansietas, pendidikan pasien
dan pertimbangan perawatan di rumah.

2. SARAN
 Semoga pembaca khususnya rekan-rekan perawat bisa menerapkan asuhan
keperawatan yang baik dan benar apabila menemukan pasien dengan diagnose
kanker kulit.
 Makalah ini hanya sebagian kecil, diharapkan pembaca menambah pengetahuan
tentang kanker kulit dengan cara membaca literature, buku-buku kesehatan,
jurnal maupun browsing informasi seputar keperawatan integument, khususnya
kanker kulit.

32
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002, Textbook Of Medical Surgical Nursing, Jakarta : EGC

Dalimartha Setiawan, 2008, Deteksi dini kanker & simplisia anti kanker, Jakarta : PT
Karya Medika

Mangan pranata, 2009. Aneka Penyakit Kulit. Bandung : Alfabeta

Marwali Harahap, 2010. Ilmu Penyakit Kulit, Jakarta : Pustaka Ilmu

Tiro Muhammad, 2010. Kulit dan permasalahannya. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

http://www.scribd.com/doc/52471266/8/KELENJAR-PADA-KULIT

http://www.docstoc.com/docs/58180799/ANATOMI-DAN-FISIOLOGI-SISTEM-
INTEGUMEN-(KULIT)

http://lifestyle-ongky816.blogspot.com/2010/10/sistem-integumen-kulit.html

33
LAMPIRAN SOAL

1. Lapisan kulit terdiri dari :


A. Stratum korneum, stratum lisosom, stratum granulosum, stratum spinosum, stratum
germinativum
B. Stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, stratum
germinativum
C. Stratum korneum, stratum epidermis, stratum hipodermis, stratum spinosum, stratum
germinativum
D. Stratum korneum, stratum lusidum, stratum epidermis, stratum endodermis dan
stratum hypodermis
E. Stratum korneum, stratum lusidum, stratum sebacea, stratum sudorifera, stratum
granulosum

2. Lapisan yang merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan
epidermis lebih ke dalam adalah :
A. Lapisan tanduk
B. Lapisan benih
C. Lapisan berbutir
D. Lapisan bertaju
E. Lapisan bening

3. Bagian kulit yang menjadi tempat ujung saraf perasa, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar
palit (Sebacea) atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, serta
otot penegak rambut adalah :
A. Dermis
B. Epidermis
C. Hipodermis
D. Merkel cell
E. Langerhan cell

4. Kelenjar yang mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang mengandung 95-97 persen air
dan mengandung beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida, granula minyak, adalah
:
A. Kelenjar sebacea
B. Kelenjar ekrin
C. Kelenjar apokrin

34
D. Kelenjar maxilaris
E. Kelenjar mandibularis
5. Lapisan kulit yang terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-
saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit yaitu :
A. Dermis
B. Epidermis
C. Hipodermis
D. Merkel cell
E. Langerhan cell

6. Pembentuk jaringan kuku yang baru disebut juga dengan :


A. Akar kuku
B. Alur kuku
C. Dasar Kuku
D. Dinding Kuku
E. Matriks kuku

7. Kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit kecuali :

A. Benjolan kecil yang membesar


B. Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah
C. Tahi lalat yang berubah warna
D. Kulit yang sering timbul benjolan kecil hilang timbul dan gatal
E. Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh lama atau terinfeksi.

8. Lesi biasanya tampak sebagai lesi tunggal, paling sering mengenai wajah, terutama pipi,
lipartan nasolabial, dahi dan tepi kelopak mata yang pada awalnya tampak nodul kecil,
transparan seperti mutiara, berdiameter kurang dari 2 cm, dengan tepi meninggi adalah
karsinoma sel basal tipe :
A. Nodulo ulseratif
B. Berpigmen
C. Fibrosing
D. Superfisial
E. Fibroepitelial

9. Lesi yang biasanya terjadi pada kepala dan leher tampak sebagai plak sklerotik yang
cekung, berwarna putih kekuningan adalah karsinoma sel basal tipe
A. Nodulo ulseratif

35
B. Berpigmen
C. Fibrosing
D. Superfisial
E. Fibroepitelial

10. Penyakit yang merupakan proliferasi maligna yang timbul dari dalam epidermis disebut
juga :
A. Karsinoma sel basal
B. Melanoma maligna
C. Hemangioma
D. Folikulitis
E. Karsinoma sel skuamosa

11. Neoplasma maligna dengan terdapatnya melanosit (sel-sel pigmen) dalam lapisan
epidermis maupun dermis (dan kadang-kadang sel subkutan) adalah :
A. Karsinoma sel basal
B. Melanoma maligna
C. Hemangioma
D. Folikulitis
E. Karsinoma sel skuamosa

12. Lesi berpigment yang tumbuh dengan lambat pada daerah kulit yang terbuka, khususnya
permukaan dorsal tangan, kepala dan leher pada orang yang berusia lanjut yaitu :
A. Melanoma superficial
B. Melanoma lentigo-maligna
C. Melanoma noduler
D. Melanoma akral-lentigonosa
E. Melanoma dorsalis

13. Sel Melanoma sampai ke dalam jaringan ikat kolagen dermis adalah melanoma pada
Stadium
A. Stadium I
B. Stadium II
C. Stadium III
D. Stadium IV
E. Stadium V

14. Agen kemoterapeutik tradisional yang terbaik untuk melanoma maligna stadium III yaitu :

36
A. Rifamfisin
B. Dacarbazine
C. Pyrazinamide
D. Ethambutol
E. Clotrimoksazol

15. Tahi lalat yang dicurigai bisa berubah menjadi tumor ganas memiliki ciri-ciri, kecuali :
A. Asimetrik, bentuknya tak beraturan.
B. Border atau pinggirannya juga tidak rata.
C. Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa kecoklatan
sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna putih, merah dan biru.
D. Diameternya lebih besar dari 6
E. Tahi lalat yang bentuknya statis

37

Anda mungkin juga menyukai