DISUSUN OLEH
1
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karna atas
rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah askep integument
tumor & keganasan ( Karsinoma sel basal & sel squamosa serta melanoma
maligna ). Terima kasih juga kepada dosen pembimbing yang telah memberi
masukan-masukan untuk penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan kita tentang asuhan
keperawatan yang baik & benar untuk tumor dan keganasan sehingga
mempercepat penyembuhan pasien. Harapan kami semoga ke depannya ilmu
keperawatan akan terus berkembang sehingga akan memberi manfaat untuk
individu, keluarga, lingkungan dan masyarakat.
3
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… .. 34
LAMPIRAN SOAL………………………………………………………... 35
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit
yangtidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian
tubuhyang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga
bermacam-macamsesuai dengan jenis sel yang terkena.Akan tetapi yang paling sering
terdapat adalah karsinomasel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma
maligna (MM).
Karsinomasel basal dan karsinoma sel skuamosa seringkali digolongkan ke dalam kanker
kulit non melanoma. Penyebab sebenarnya kanker kulit tidak diketahui secara pasti, namun
faktor lingkungan dan sinar UV serta kebersihan diri dan lingkungan merupakan faktor
utama penyebab kanker kulit.Angka kejadian kanker kulit lebih banyak terdapat pada orang
dengan pola hidup yang tidak bersih dan sering terpajan sinar matahari.
5
B. Tujuan
Tujuan umum
Sebagai bahan pembelajaran mahasiswa dalam memahami penyakit kulit khusunya
kanker kulit serta penatalaksanaannya.
Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui pengertian kanker kulit
2. Untuk mengetahui etiologi kanker kulit
3. Untuk mengetahui klasifikasi kanker kulit dan manifestas klinisnya
4. Untuk mengetahui penatalaksanaan kanker kulit secara medis dan keperawatan
5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan kanker kulit
C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Menambah wawasan tentang kanker kulit dan sebagai acuan dalam melaksanakan
askep pada pasien dengan kanker kulit
2. Bagi institusi
Menambah bahan bacaan bagi mahasiswa tentang penyakit kanker kulit
6
BAB II
PEMBAHASAN
b) Penerima rangsang
Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang berhubungan dengan sakit,
suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat perasa
dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi.
7
satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan lingkungan. Panas akan hilang dengan
penguapan keringat.
d) Pengeluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar keringat yang
dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium dan zat kimia
lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi
juga melalui penguapan air transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak
disadari.
e) Penyimpanan.
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
f) Penyerapan terbatas
Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam lemak dapat
diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk melalui
kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan
terjadi melalui muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit
(sebacea), merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah
kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya.
g) Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak halus, putih dan
bersih akan dapat menunjang penampilan.
Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit
memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak rambut.
8
Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :
1) Lapisan tanduk (stratum corneum)
Merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan
epidermis lebih ke dalam.
2) Lapisan bening (stratum lucidum)
Disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap
sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir.
3) Lapisan berbutir (stratum granulosum)
Tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir
di dalam protoplasmanya, berbutir kasar dan berinti mengkerut.
4) Lapisan bertaju (stratum spinosum)
Disebut juga lapisan malphigi, terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan dengan
perantaraan jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus.
5) Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale)
Merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder)
dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis.
9
3. Merkel Cells
Banyak terdapat pada daerah kulit yang sedikit rambut (fingertips, oral mucosa,
daerah dasar folikel rambut). Menyebar di lapisan stratum basal yang banyak
mengandung keratinocytes.
4. Langerhans Cells
Disebut juga dendritic cells karena sering bekerja di daerah lapisan stratum
spinosum. Merupakan sel yang mengandung antibodi. Banyaknya 2% – 4 % dari
keseluruhan sel epidermis. Selain itu, juga banyak terdapat di bagian dermis pada
lubang mulut, esophagus, dan vagina. Fungsi dari langerhans cells adalah untuk
responisasi terhadap imun karena mempunyai antibodi.
b) DERMIS ( Korium)
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan
kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit (Sebacea) atau kelenjar
minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut
(muskulus arektor pili).
Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus
membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran
kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara
kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat
membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara 1 - 2
mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di
telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat,
matriks interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel.
Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan
membedakan berbagai rangsangan dari luar. Masing-masing saraf perasa memiliki
fungsi tertentu, seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan,
panas, dan dingin. Saraf perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal
yang dapat merugikan diri kita. Jika kita mendadak menjadi sangat takut atau sangat
tegang, otot penegak rambut yang menempel di kandung rambut, akan mengerut dan
menjadikan bulu roma atau bulu kuduk berdiri.
Kelenjar palit yan menempel di kandung rambut memproduksi minyak untuk
melumasi permukaan kulit dan batang rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui
muara kandung rambut. Kelenjar keringat menghasilkan cairan keringat yang
dikeluarkan ke permukaan kulit melalui pori-pori kulit.
Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis yang dapat
membuat kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang
disebut kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena
10
fungsinya dalam membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan
kelenturan kulit.
Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang elastis dan mudah
mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan kulit berkerut yaitu
faktor usia atau kekurangan gizi. Perlu diperhatikan bahwa luka yang terjadi di kulit
jangat dapat menimbulkan cacat permanen, hal ini disebabkan kulit jangat tidak
memiliki kemampuan memperbaiki diri sendiri seperti yang dimiliki kulit ari.
11
b. Kelenjar palit (Sebacea)
Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan kandung
rambut terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke dalam kandung
rambut (folikel). Folikel rambut mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga
kelunakan rambut. Kelenjar palit membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali pada
telapak tangan dan telapak kaki, kelenjar palit terdapat di semua bagian tubuh terutama
pada bagian muka.
Pada umumnya, satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar palit atau
kelenjar sebasea yang bermuara pada saluran folikel rambut. Pada kulit kepala, kelenjar
palit atau kelenjar sebasea menghasilkan minyak untuk melumasi rambut dan kulit
kepala. Pada kebotakan orang dewasa, ditemukan bahwa kelenjar palit atau kelenjar
sebasea membesar sedangkan folikel rambut mengecil. Pada kulit badan termasuk pada
bagian wajah, jika produksi minyak dari kelenjar palit atau kelenjar sebasea berlebihan,
maka kulit akan lebih berminyak sehingga memudahkan timbulnya jerawat.
c) HIPODERMIS / SUBCUTIS.
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-
saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-
pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit
berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian
dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.
Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling
tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua,
kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang
sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur
serta makin kehilangan kontur.
4. Derivat Kulit
1. Rambut
Rambut merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi epitel
epidermis. Rambut ditemukan diseluruh tubuh kecuali pada telapak tangan, telapak
kaki, bibir, glans penis, klitoris dan labia minora. Pertumbuhan rambut pada daerah-
daerah tubuh seperti kulit kepala, muka, dan pubis sangat dipengaruhi tidak saja oleh
hormon kelamin-terutama androgen-tetapi juga oleh hormon adrenal dan hormon
tiroid. Setiap rambut berkembang dari sebuah invaginasi epidermal, yaitu folikel rambut
yang selama masa pertumbuhannya mempunyai pelebaran pada ujung disebut bulbus
rambut. Pada dasar bulbus rambut dapat dilihat papila dermis. Papila dermis
mengandung jalinan kapiler yang vital bagi kelangsungan hidup folikel rambut.
12
Terdapat 2 jenis rambut :
a. Rambut terminal ( dapat panjang dan pendek)
b. Rambut velus ( pendek, halus dan lembut).
Fungsi rambut
1. Melindungi kulit dari pengaruh buruk, seperti alis mata melindungi mata dari
keringat agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae) untuk menyaring
udara.
2. Pengatur suhu
3. Pendorong penguapan keringat
4. Indera peraba yang sensitive.
Terdapat 2 fase :
1. Fase pertumbuhan (Anagen)
Kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut tercepat diikuti kulit
kepela. Berlangsung sampai dengan usia 6 tahun. 90 % dari 100.000 folikel rambut
kulit kepala normal mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.
2. Fase Istirahat ( Telogen)
Berlangsung 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 –100 lembar rambut
rontok dalam tiap harinya. Gerak merinding jika terjadi trauma , stress, disebut
Piloereksi. Warna rambut ditentukan oleh jumlah melanin . Pertumbuhan rambut
pada daerah tertentu dikontrol oleh hormon seks( rambut wajah, janggut, kumis,
dada, punggung, di kontrol oleh H. Androgen. Kuantitas dan kualitas distribusi
ranbut ditentukan oleh kondisis Endokrin.
2. Kuku
Kuku tersusun atas protein yang mengeras disebut keratin. Fungsinya sebagai
pelindung ujung jari tangan dan jari kaki. Lempeng kuku (LK) berbentuk empat persegi
panjang, keras, cembung ke arah lateral dan dorsal, transparan, terletak di dorsalo
paling distal. LK terbentuk dari bahan tanduk yang tumbuh ke arah dorsal untuk waktu
yang tidak terbatas. Kecepatan tumbuh kuku jari tangan: lebih kurang 0,1 mm/ hari,
kuku jari kaki 1/3-1/2 kecepatan kuku jari tangan. Tebal kuku tangan bervariasi 0,5 mm-
0,75mm, dan pada kaki dapat mencapai 1,0 mm. LK terdiri dari tiga lapisan horizontal
yang masing-masing adalah:
1. Lapisan dorsal tipis yang dibentuk oleh matriks bagian proksimal (1/3 bagian).
2. Lapisan intermediet yang dibentuk oleh matriks bagian distal (2/3 bagian).
3. Lapisan ventral yang dibentuk oleh lapisan tanduk dasar kuku dan hiponikium yang
mengandung keratin lunak.
13
Lunula atau bulan sabit terletak di proksimal LK. Lunula merupakan ujung akhir
matriks kuku. Warna putih lunula disebabkan epitel yang lebih tebal dari epitel kasar
kuku dan kurang melekatnya epitel dibawahnya sehingga transmisi warna pembuluh
drah kurang dipancarkan. Daerah di bawah LK disebut hiponikium. Alur kuku dan lipat
kuku merupakan batas dan pelindung kuku. Lipat kuku proksimal merupakan perluasan
epidermis, bersama kuku yang melindungi matriks kuku. Produk akhirnya adalah kutikel.
Pada matriks kuku terdapat sel melanosit
Bagian-bagian kuku :
1) Matriks kuku: merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
2) Dinding kuku (nail wall) : merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian
pinggir dan atas.
3) Dasar kuku (nail bed): merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
4) Alur kuku (nail groove) : merupakan celah antara dinding dan dasar kuku.
5) Akar kuku (nail root): merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku.
6) Lempeng kuku (nail plate) : merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding
kuku.
7) Lunula : merupakan bagian lempeng kuku berwarna putih dekat akar kuku
berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
8) Eponikium : merupakan dinding kuku bagian proksimal, kulit arinya menutupi
bagian permukaan lempeng kuku.
9) Hiponikium : merupakan dasar kuku, kulit ari di bawah kuku yang bebas (free edge)
menebal.
B. KANKER KULIT
1) DEFINISI KANKER KULIT
Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk generasi
dan tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat membelah diri
secara teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh kembali (tiro. 2010).
Kanker kulit adalah jenis kanker yang terletak dipermukaan kulit,sehingga mudah
dikenali. Namun karena gejala awal yang ditimbul dirasakan tidak begitu
menganggu,sehingga penderita terlambat melakukan pengobatan (Mangan,2009).
Kanker kulit dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Daerah yang
sering terjadi seranganya biasanya permukaan yang sering terkena terpaparan sinar
matahari, seperti wajah,tangan dan tungkai bawah (Mangan,2009).
14
2) ETIOLOGI
Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa
factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu:
3) MANIFESTASI KLINIS
Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :
15
kebiruan, bagian tengah mencekung dan tertutup kerak atau keropeng yang mudah
berdarah dila dangkat.
b) Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah
Benjolan ini membasah dan tertutup keropeng, teraba keras kenyal, dan mudah berdarah
bila disentuh.
c) Tahi lalat yang berubah warna
Tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan dan mudah
berdarah.Tahi lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang di sektarnya timbul bintik-
bintik.
d) Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh
Koreng dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun sudah diobati, koreng
ini pinggirnya meninggi dan teraba keras serta mudah berdarah, adanya koreng karena
terjadi benturan, bekas luka ang sudah lama atau terinfeksi.
e) Bercak kecoklatan pada orang tua
Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin lama
permukaannya makin kasar,bergerigi,tetapi tidak rapuh,tidak gatal, dan tidak sakit.
f) Bercak hitam yang menebal pada telapak kaki dan tangan
Bercak ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak kaki dan telapak
tangan. Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna hitam keabuan,batas kabur,tepi tidak
teraba, tidak sakit maupun gatal. Kemudian bercak cepat berubah menjadi lebih hitam,
menonjol diatas permukaan kulit , dan tumbuh ke dalam kulit serta mudah
berdarah.(Dalimartha, 2008)
Kanker kulit secara umum dibagiatas dua golongan besar yaitu, malenoma maligna dan
non malenoma maligna. Non malenoma maligna terbagi menjadi dua yaitu karsinoma sel
basal (KSB) dan karsinoma sel skuamosa (KSS) (dalimartha,setiawan,2008).
Basalioma atau karsinoma sel basal (KSB) merupakan kanker kulit yang timbul dari
lapisan sel basal epidermis atau folikel rambut.Kanker kulit jenis ini tidak mengalami
penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh lainnya, tetapi sel kanker dapat berkembang
dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit sekitarnya.
16
b. Manifestasi klinis
Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Basal biasanya diwajah) dan leher. Meskipun
jarang dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan, kaki dan kulit kepala (Marwali,
2010).
Penyakit ini dimulai dengan papula kecil, warna kuning abu – abu mengkilat, meninggi di
atas permukaan kulit, jika kena trauma mudah berdarah.Papula makin lama makin
membesar menjadi makula dan bagian tengah dapat timbul ulkus atau tidak ada ulkus
(Siregar, 2009).
Menurut (Marwali, 2010) gambaran klinis Karsinoma Sel Basal ini bervariasi, yaitu:
a) Tipe Nodulo-ulseratif
Merupakan jenis yang paling sering dijumpai.Lesi biasanya tampak sebagai lesi
tunggal.Paling sering mengenai wajah, terutama pipi, lipartan nasolabial, dahi dan tepi
kelopak mata.Pada awalnya tampak nodul kecil, transparan seperti mutiara,
berdiameter kurang dari 2 cm, dengan tepi meninggi. Kemudian lesi membesar secara
perlahan dan suatu saat bagian tengah lesi cekung, meninggalkan tepi yang meninggi
dan keras.
b) Tipe Berpigmen
Gambaran klinisnya sama dengan tipe nodule-ulseratf. Bedanya pada jenis ini
berwarna coklet atau hitam berbintik-bintik atau homogeny yang secara klinis dapat
menyerupai melanoma.
c) Tipe Morfea/Fibrosing/Sklerosing
Biasanya terjadi pada kepala dan leher.Lesi tampak sebagai plak sklerotik yang
cekung, berwarna putih kekuningan.
d) Tipe Superfisial
17
e) Tipe Fibroepitelial
Paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi berupa nodul kecil yang
tidak bertangkai atau bertangkai pendek dengan permukaan halus atau noduler dengan
warna yang bervariasi.
Karsinoma sel skuamosa merupakan proliferasi maligna yang timbul dari dalam
epidermis. Meskipun biasanya muncul pada kulit yang rusak karena sinar matahari,
karsinoma ini dapat pula timbul dar kulit yang normal atau lesi yang sudah ada
sebelumnya (Brunner and Suddarth, 2002).
Kanker ini merupakan permasalahan yang lebih gawat karena sifatnya invasive
dengan mengadakan metastase lewat system limfatik atau darah. Metastase
menyebabkan 75% kematian akibat dari karsinoma sel skuamosa (Brunner and Suddarth,
2002).
b) Manifestasi klinis
Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Skuamosa biasanya pada daerah kulit yang
terpapar sinar matahari dan membran mukosa, namun dapat pula terjadi pada setiap
bagian tubuh.Pada orang kulit putih lebih sering dijumpai pada daerah muka dan
ekstremitas, sedangkan pada orang kulit berwarna gelap di daerah tropik lebih banyak
pada ekstremitas bawah, badan dan dapat pula dijumpai pada bibir bawah serta
punggung tangan (Marwali, 2010).
Penyakit ini dimulai dengan nodula berwarna kulit normal, atau ulkus dengan tepi
yang tidak teratur. Permukaan nodula berbenjol menyerupai kembang kol, pada
perabaan keras dan mudah berdarah yang berasal dari ulkus, permukaan dan tepi
meninggi, warna kekuningan. Tumor menyebar melalui saluran getah bening ke ala-alat
lain (Siregar, 2009).
Menurut Marwali (2010) gambaran klinis Karsinoma Sel Skuamosa bervariasi, dapat
berupa :
a. Nodul berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa krusta atau ulkus
dengan tepi yang berbatas kurang jelas
b. Ulkus yang menyerupai kembang kol. Tumor ini menonjol diatas permukaan kulit, tidak
rata, berbenjol-benjol seperti kembang kol, berwarna merah atau pucat, membasah
atau berdarah dan berbau.
18
c. Ulkus dengan krusta pada permukaannya, tepi meninggi, berwarna kuning kemerahan.
Dalam perjalanan penyakitnya lesi akan meluas dan mengadakan metastasis ke kelnjar
limfe regional atau ke organ-organ dalam.
d. Karsinoma Sel Skuamosa yang timbul dari kulit normal lebih sering mengadakan invasi yang
cepat dan terjadi metastasi.
3. Melanoma maligna
a) Definisi Melanoma Maligna
Melanoma Maligna merupakan suatu jenis sel kanker kulit yang paling ganas dan
berasal dari system melanositik kulit. Biasanya menyebabkan metastasis yang luas
dalam waktu yang singkat, tidak saja melalui aliran limfe ke kelenjar regional, tetapi juga
menyebar melalui aliran darah kealat-alat dalam serta dapat menyebakan kematian
(Marwali, 2010).
Melanoma Maligna adalah tumor ganas kulit yang berasal dari melanosit dengan
gambaran berupa lesi kehitam-hitaman pada kulit (Siregar, 2009).
b) Manifestasi klinis
Tahi lalat walaupun hanya satu dan kecil kadang dapat juga berubah menjadi ganas,
dan dapat terjadi pada tahi lalat di bagian tubuh mana saja, walaupun yang sering adalah
terutama di telapak kaki, kepala/wajah, leher, pinggang. Selain itu pada tahi lalat, yang
mulai sering terasa gatal, mudah berdarah,ada borok atau luka yang sukar sembuh, harus
juga lebih curiga.
19
Yang harus diwaspadai apabila suatu tahi lalat curiga menjadi ganas adalah bila pada tahi
lalat tersebut ditemukan tanda "ABCD" melanoma maligna, yaitu:
C= Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa kecoklatan
sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna putih, merah dan biru.
(Marwali, 2010).
20
Berdasarkan tingkat penyebaran, Siregar (2009) membedakan melanoma maligna dalam
5 stadium yaitu:
1. Stadium I
2. Stadium II
3. Stadium III
4. Stadium IV
5. Stadium V
6. Stadium VI
Sel Melanoma tampak berbentuk epiteloid atau kumparan, pleomorfi dengan kromatin
kasar.Setiap sel mengandung butir melanin.Sel berkelompok atau bergerombol. Pada dermis
ditemukan infiltrate limfosit atau makrofag yang mengandung melanin.
Selain itu sampai saat ini klasifikasi standar melanoma maligna yang digunakan dalam
stadium klinik (dengan beberapa modifikasi), yaitu sebagai berikut:
1. Stadium I
Melanoma maligna lokal terbatas pada kulit tanpa metastasis jauh atau ke kelenjar limfe
regional.
2. Stadium II
3. Stadium III
(Marwali, 2010).
21
d) Pengobatan melanoma maligna
Sampai saat ini metode pembedahan dengan eksisi luas masih tetap merupakan cara
pengobatan melanoma maligna yang terbaik.
22
sel pembunuh yang mengaktifkan limfokin (LAK), dan kemudian sel-sel LAK diinfuskan
kembali bersama pemberian interleukin-2.
5) PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium test
Test lab dan pemeriksaan darah membantu mendiagnosa kanker. Sebagian malignasi
dapat merubah komposisi atau status hematologic.
2. Biopsy jaringan
Hasil biopsy memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsy yang diperoleh dengan
cara eksisi mengungkapkan informasi histologik mengenai tipe, taraf invas dan
ketebalan lesi. Biopsy insisi harus dilakukan jika lesi yang dicurigai terlalu luas untuk
dapat diangkat dengan aman tanpa pembentukan sikatriks yang berlebihan (Runkle &
Zalonznik, 1994). Specimen biopsy yang diperoleh dengan pemangkasan, kuratasee atau
aspirasi jarum dianggap bukan bukti histologik penyakit yang dapat diandalkan.
3. Pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.
Untuk melanoma yang lebih dalam, pemeriksaan mungkin diindikasikan untuk
menemukan adanya metastase penyakit.Ini meliputi pemeriksaan sinar x, dan atau CT
scan.
23
mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase dini. Tapi
biasanya digunakan pada orang dengan penyakit yang menyebar secara luas
c. Terapi biologis
Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik secara
langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara
tubuh untuk bereaksi terhadap kanker.Bentuk umum dari bioterapi dibawah
penyelidikan untuk melanoma meliputi vaksin, injeksi bacterium yang diketahui
sebgaai BSG (Basilus Calmeete Guerin) dan penggunaan interferon, interleukin,
dan antibiotic monoklanal.Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang diradiasi
dan dinon-aktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis system
imun untuk mengenal melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan
kemampuan system untuk menghancurkan melanoma tersebut. Injeksi BSG
mempengaruhi stimulasi non-spesifik dari system imun dan sedang dipelajari
sebagai terapi untuk pasien-pasien fase awal.Diharapkan bahwa injeksi BSG secara
langsung kedalam metastase nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan regresi
lesi.
d. Terapi radiasi
Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, peran perawat adalah :
3) Meredakan ansietas
24
C. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER KULIT
1. Pengkajian
A. Biodata
Biodata merupakan informasi umum tentang siapa klien dan latar belakangnya. Biodata
mencakup vital statistic nama lengkap dan alamat,no. telepon, umur, tanggal, dan
tempat lahir, jenis kelamin, suku bangsa, agama, bahasa, status perkawinan, pendidikan,
pekerjaan, juga berkaitan dengan usia dan suku bangsa
B. Riwayat penyakit keluarga
perawat perlu menanyakan kepada klien mengenai riwayat keluarga yang mengidap
kanker kulit
C. Perawat membuktikan penyebaran tumor yang lebih cepat adalah karena pernafasan
cahaya matahari dengan menanyakan tentang :
⇒ Lokasi geografis tempat tinggal klien.
⇒ Are geografis dimana klien saat ini berdiam.
⇒ Pekerjaan dan aktivitas rekreasi yang berkaitan dengan pemaparan cahaya matahari.
Terakhir perawat mengkaji riwayat pekerjaan terhadap paparan carsinogen kimia seperti
(seperti : arsenic, coaltar, pitch, sampah radioaktif dan radium). Perawat juga perlu
menanyakan tentang adanya pertumbuhan kulit yang meningkat resiko iritasinya oleh
karena gesekan pakaian.
25
2) Karsinoma sel skuamosa.
a. Tampak seperti kasar kemerahan, tebal, lesi bersisik dengan perdarahan dan
kesakitan atau mungkin asimtomatik, batas mungkn lebar lebih terinfiltrasi, dan
lebih meradang daripada karsinoma sel basal.
b. Dapat didahului dengan leukopenia (lesi premalignan membran mukosa) pada
mulut atau lidah, keratosa astinik, lesi jaringan parut atau ulserasi.
c. Terlihat paling umum pada bibir bawah, tepi telinga, kepala, leher dan punggung
tangan.
26
8) Pernafasan.
Gejala : Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok),
pemajanan asbes.
9) Keamanan.
Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari lama /
berlebihan.
Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi.
10) Seksualitas.
Gejala : Masalah seksual mis : dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat
kepuasan, nuligravida lebih besar dari usia 30 th, multigravida, pasangan seks multiple,
aktivitas seksual dini, herpes genital.
11) Interaksi sosial.
Gejala : Ketidak adequatan / kelemahan sistem pendukung, riwayat perkawinaan
(berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan atau bantuan), masalah tentang
fungsi / tanggung jawab peran. Mengkaji respon emosi dan fisik terhadap penyakit
penting pula. Apakah klien memerlukan bentuan untuk memenuhi kebutuhannya.
Apakah penyakit yang diderita berpengaruh terhadap aktivitas sosial atau harga diri.
Apakah penyait yang diderita mengancam jiwa. Apakah klein merasa cemas atau takut
terhadap pengobatan. Apakah diperlukan konseling rehabilitasi atau perawatan rumah.
2. Diagnosa keperawatan
A. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi, proses malignansi.
B. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi
C. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah,efek samping
kemoterapi atau radioterapi.
D. Nyeri akut berhubungan berhubungan dengan proses penyakit (kompresi/destruksi
jaringan saraf,infiltrasi saraf atau suplai vaskularnya,obstruksi jaringan
saraf,inflamasi.).
E. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan konsekuensi
kemoterapi.
F. Kekurangan vulome cairan berhubungan dengan kerusakan kulit.
G. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan malnutrisi.
H. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif.
3. Intervensi keperawatan
27
A. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi
Intervensi :
a. Tinjau ulang pengalaman pasien / orang terdekat sebelum nya dengan kanker.
Tentukan apakah dokter telah mengatakan pada pasien dan apakah kesimpulan
pasien telah dicapai.
Rasional : Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep
berdasarkan pada pengalaman dengan kanker.
b. Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
Rasional : Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realitas serta
kesalahan konsep tentang dignosis.
c. Peratahankan kontak sering dengan pasien.
Rasional : Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau di tolak;
berikan respek penerimaan individu, mengembangkan rasa kepercayaaan.
d. Bantu pasien/ orang terdekat dalam mengenali dan mengklasifikasi rasa takut
untuk memulai mengembangkan strategi koping untuk menghadapi rasa takut.
Rasional :Keterampilan koping sering rusak setelah diagnosis dan selama fase
pengobatan yang berbeda. Dukungan dan konseling sering perlu untuk
memungkin kanindividu mengenal dan menghadapi rasa takut dan untuk
meyakini bahwa strategi kontrol/ koping tersedia.
e. Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang.
Rasional : Memudahkan istirahat, menghemat energi, dan meningkatkan
kemampuan koping.
Intervensi :
a. Diskusikan dengan pasien/ orang terdekat bagaimana diagnosis dan pengobatan yang
mempengaruhi kehidupan pribadi pasien/ rumah dan aktivitas kerja.
Rasional : Membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan
masalah.
b. Dorong diskusi tentang/ pecahkan masalah tentang efek kanker/ pengobatan pada
peran sebagai ibu rumah tangga, orang tua, dan sebagai nya.
Rasional :Dapat membantu menurunkan masalah yang mempengaruhi penerimaan
pengobatan atau merangsang kemnajuan penyakit.
28
c. Berikan dukungan emosi untuk pasien/ orang terdekat selama tes diagnostik dan fase
pengobatan.
Rasional : Meskipun beberapa pasien mampu beradaptasi/menyesuaikan dengan efek
kanker atau efek samping terapi banyak memerlukan dukungan tambahan selama
periode ini.
d. Gunakan sentuhan selama interaksi , bila dapat diterima pada pasien dan
mempertahankan kontak mata.
Rasional :Pemastian individualitas dan penerimaan penting dalam menurunkan
perasaan pasien tentang ketidakamanan dan keraguan diri.
Intervensi :
a. Tentukan riwayat nyeri misal lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas
(skala 0 – 10 ) dan tindakan penghilang yang di gunakan.
Rasional : Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/
keefektifan intervensi. Catatan : pengalaman nyeri adalah individual yang di gabungkan
dengan baik respons fisik dan emosional.
b. Evaluasi/sadari terapi tertentumisalkan pembedahan, radiasi, kemotrapi, bioterapi.
Ajarkan pasien/ orang terdekat apa yang diharapkan.
Rasional : Ketidak nyamanan rentang luas adalah umum misalkan nyeri insisi, kulit
terbakar, nyeri punggung bawah, sakit kepala tergantung pada prosedur/ agen yang
digunakan.
c. Berikan tindkan kenyamanan dasar misal reposisi, gosokan punggung dan aktifitas
hiburan misal musik dan televisi. Rasional :Meningkatkan relaksasi dan membantu
memfokuskan kembali perhatian.
d. Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri misalkan teknik
relaksasi,visualisasi, bimbingan imajinasi, tertawa, musik dan sentuhan teraupetik.
Rasional :Memungkin kan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkat kan
rasa kontrol.
e. Evaluasi penghilang nyeri/ kontrol. Nilai aturan pengobatan bila perlu. Rasional :Tujuan
nya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada AKS.
29
Rasional :Mengidentifikasi kekuatan/ defisiensi nutrisi.
b. Ukur tinggi, berat badan dan ketebalan lipatan kulit trisep.pastikan jumlah penurunan
berat badan saat ini. Timbang berat badan setiap hari.
Rasional :Membantu dan mengidentifikasi malnutrisi protein kalori, khusus nya bila
berat badan dan pengukuran antropometrik kurang dari normal.
c. Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien, dengan masukan cairan
adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makan sering/ lebih sedikit yang di bagi –
bagi selama sehari.
Rasional :Kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan ( untuk
menghilangkan produk sisa). Sumplemen dapat memainkan peran penting dalam
mempertahan kan masukan kalori dan protein adekuat.
d. Ciptakan suasana makan malam yang menyenangkan, dorong pasien untuk berbagi
makanan dengan keluarga/ teman.
Rasional : Membuat waktu makan lebih menyenangkan yang dapat meningkat kan
masukan.
e. Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinas, latihan sedang
sebelum makan.
Rasional : Dapat mencegah awitan atau menurunkan berat nya mual, penurunan
anoreksia, dan memungkinkan pasien meningkatkan masukan oral.
Intervensi :
a. Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik dengan staf dan pengunjung. Batasi
pengunjung yang mengalami infeksi. Tempatkan pada isolasi sesuai indikasi.
Rasional : Lindungi pasien dari sumber – sumber infeksi, seperti pengunjung dan staf
yangmengalami ISK.
b. Tekankan higene personal.
Rasional :Membantu potensial sumber infeksi atau pertumbuhan sekunder.
c. Pantau suhu.
Rasional : Peningkatan suhu terjadi bila tidak tertutup oleh obat kortikostreoid atau anti
inflamsi karena berbagai faktor misal efek samping terapi kemoterapi, proses penyakit
atau infeksi. Identifikasi dini proses infeksi memungkinkan terapi yang tepat untuk di
mulai dengan segera.
d. Hindari/ batasi prosedur invasif. Taati teknik aseptik.
Rasional : Menurunkan resiko kontaminasi, membatasi entri portal terhadap agen
infeksius.
30
F. Gangguan integritas kulit b/d efek radiasi, proses malignansi.
a. Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker; perhatikan kerusakan/
pelambatan penyembuhan luka. Tekan kan pentingnya melaporkan area terbuka pada
pemberi perawatan.
Rasional : Efek kemerahan dan kulit samak ( reaksi radiasi) dapat terjadi dalam area
radiasi. Deskuaminasi kering ( kekeringan dan pruritus), deskuamasi lembab ( lepuh)
ulserasi, kehilangan rambut, kehilangan dermis, dan kelenjar keringat juga dapat
terlihat. Selain itu reaksi kulit dapat terjadi pada bebebrapa agen kemoterapi.
b. Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan.
Rasional:Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.
c. Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering dari pada
menggaruk.
Rasional :Membantu mencegah friksi/ trauma kulit.
d. Anjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun, salep, dan bedak kecuali di
izinkan dokter.
Rasional :Dapat meningkatkan iritasi/ reaksi secara nyata.
e. Tinjau protokol perawatan kulit untuk pasien yang mendapat terapi radiasi.
Rasional ; Dilakukan untuk meinimalkan trauma pada area terapi radiasi.
f. Hindari menggaruk atau menggunakan sabun, losion, atau deodoran pada area; hindari
memberikan panas atau mengusahakan mencuci tanda/ tato yang ada di kulit sebagai
identifikasi area iradiasi.
Rasional : Dapat menimbulkan atau bahkan mempengaruhi pemberian radiasi.
31
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk
generasi dan tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat
membelah diri secara teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh
kembali.
Faktor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu: Paparan
Sinar Ultraviolet (UV), kulit Putih, paparan Karsinogen, genetik/faktor Keturunan.
Manifestasi klinis antara lain: benjolan kecil yang membesar, benjolan yang
permukaannya tidak rata dan mudah berdarah, tahi lalat yang berubah warna, koreng
atau borok dan luka yang tidak mau sembuh, bercak kecoklatan pada orang tua, bercak
hitam yang menebal pada telapak kaki dan tangan.
Kanker kulit secara umum dibagiatas dua golongan besar yaitu, malenoma maligna
dan non malenoma maligna. Non malenoma maligna terbagi menjadi dua yaitu
karsinoma sel basal (KSB) dan karsinoma sel skuamosa (KSS).
Pemeriksaan penunjang untuk kanker kulit antara lain : Laboratorium test dan
pemeriksaan darah, biopsy jaringan, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.
Penatalaksanaan medisnya antara lain pembedahan, kemoterapi, terapi biologis, terapi
radiasi.
Adapun penatalaksanaan keperawatannya antara lain : Meredakan nyeri dan
ketidaknyamanan, pemberian analgetik tepat, meredakan ansietas, pendidikan pasien
dan pertimbangan perawatan di rumah.
2. SARAN
Semoga pembaca khususnya rekan-rekan perawat bisa menerapkan asuhan
keperawatan yang baik dan benar apabila menemukan pasien dengan diagnose
kanker kulit.
Makalah ini hanya sebagian kecil, diharapkan pembaca menambah pengetahuan
tentang kanker kulit dengan cara membaca literature, buku-buku kesehatan,
jurnal maupun browsing informasi seputar keperawatan integument, khususnya
kanker kulit.
32
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2002, Textbook Of Medical Surgical Nursing, Jakarta : EGC
Dalimartha Setiawan, 2008, Deteksi dini kanker & simplisia anti kanker, Jakarta : PT
Karya Medika
Tiro Muhammad, 2010. Kulit dan permasalahannya. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
http://www.scribd.com/doc/52471266/8/KELENJAR-PADA-KULIT
http://www.docstoc.com/docs/58180799/ANATOMI-DAN-FISIOLOGI-SISTEM-
INTEGUMEN-(KULIT)
http://lifestyle-ongky816.blogspot.com/2010/10/sistem-integumen-kulit.html
33
LAMPIRAN SOAL
2. Lapisan yang merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan
epidermis lebih ke dalam adalah :
A. Lapisan tanduk
B. Lapisan benih
C. Lapisan berbutir
D. Lapisan bertaju
E. Lapisan bening
3. Bagian kulit yang menjadi tempat ujung saraf perasa, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar
palit (Sebacea) atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, serta
otot penegak rambut adalah :
A. Dermis
B. Epidermis
C. Hipodermis
D. Merkel cell
E. Langerhan cell
4. Kelenjar yang mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang mengandung 95-97 persen air
dan mengandung beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida, granula minyak, adalah
:
A. Kelenjar sebacea
B. Kelenjar ekrin
C. Kelenjar apokrin
34
D. Kelenjar maxilaris
E. Kelenjar mandibularis
5. Lapisan kulit yang terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-
saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit yaitu :
A. Dermis
B. Epidermis
C. Hipodermis
D. Merkel cell
E. Langerhan cell
8. Lesi biasanya tampak sebagai lesi tunggal, paling sering mengenai wajah, terutama pipi,
lipartan nasolabial, dahi dan tepi kelopak mata yang pada awalnya tampak nodul kecil,
transparan seperti mutiara, berdiameter kurang dari 2 cm, dengan tepi meninggi adalah
karsinoma sel basal tipe :
A. Nodulo ulseratif
B. Berpigmen
C. Fibrosing
D. Superfisial
E. Fibroepitelial
9. Lesi yang biasanya terjadi pada kepala dan leher tampak sebagai plak sklerotik yang
cekung, berwarna putih kekuningan adalah karsinoma sel basal tipe
A. Nodulo ulseratif
35
B. Berpigmen
C. Fibrosing
D. Superfisial
E. Fibroepitelial
10. Penyakit yang merupakan proliferasi maligna yang timbul dari dalam epidermis disebut
juga :
A. Karsinoma sel basal
B. Melanoma maligna
C. Hemangioma
D. Folikulitis
E. Karsinoma sel skuamosa
11. Neoplasma maligna dengan terdapatnya melanosit (sel-sel pigmen) dalam lapisan
epidermis maupun dermis (dan kadang-kadang sel subkutan) adalah :
A. Karsinoma sel basal
B. Melanoma maligna
C. Hemangioma
D. Folikulitis
E. Karsinoma sel skuamosa
12. Lesi berpigment yang tumbuh dengan lambat pada daerah kulit yang terbuka, khususnya
permukaan dorsal tangan, kepala dan leher pada orang yang berusia lanjut yaitu :
A. Melanoma superficial
B. Melanoma lentigo-maligna
C. Melanoma noduler
D. Melanoma akral-lentigonosa
E. Melanoma dorsalis
13. Sel Melanoma sampai ke dalam jaringan ikat kolagen dermis adalah melanoma pada
Stadium
A. Stadium I
B. Stadium II
C. Stadium III
D. Stadium IV
E. Stadium V
14. Agen kemoterapeutik tradisional yang terbaik untuk melanoma maligna stadium III yaitu :
36
A. Rifamfisin
B. Dacarbazine
C. Pyrazinamide
D. Ethambutol
E. Clotrimoksazol
15. Tahi lalat yang dicurigai bisa berubah menjadi tumor ganas memiliki ciri-ciri, kecuali :
A. Asimetrik, bentuknya tak beraturan.
B. Border atau pinggirannya juga tidak rata.
C. Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa kecoklatan
sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna putih, merah dan biru.
D. Diameternya lebih besar dari 6
E. Tahi lalat yang bentuknya statis
37