Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KARSINOMA SEL


SKUAMOSA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9

1. Diah Larasati (0513072)


2. Mutia Kilandra (0513091)
3. Saidatur Rahma (0513104)
4. Yudi Ardiansyah (0513113)
5. Dika Agustini (0513118)

Dosen Pembimbing : Apriyani, S.Kep., Ns

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKes MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2015/2016


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb,

Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah swt karena


berkat rahmat dan hidayah-nya lah kami dapat menyelesaikan Asuhan
Keperawatan Karsinoma Sel Skuamosa tepat pada waktunya. Terlepas dari
semua ini, kami selaku penulis ingin menghanturkan terimakasih kepada ibu
Apriyani, S.Kep., Ns sebagai dosen pembimbing mata kuliah Sistem Integumen.

Dalam penulisan maupun penyusunan kata-kata dalam makalah ini


mungkin masih banyak kekurangan, untuk itu kami selaku penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini dimasa yang akan datang.

Akhir kata semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan kita. Semoga makalah ini bisa bermanfaat dan berguna bagi kita
semua.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Palembang, Oktober 2015

Kelompok 9
Daftar Isi

Halaman depan .................................................................................... i


Kata pengantar ..................................................................................... ii
Daftar isi ............................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan masalah ..................................................................... 2
C. Tujuan....................................................................................... 2
Bab II Pembahasan
A. Definisi ..................................................................................... 4
B. Etiologi ..................................................................................... 5
C. Manifestasi klinis ..................................................................... 7
D. Patofisiologi ............................................................................. 9
E. Pathway .................................................................................... 9
F. Komplikasi ............................................................................... 10
G. Pemeriksaan penunjang............................................................ 11
H. Pemeriksaan medis ................................................................... 11
Bab III Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian ................................................................................ 15
B. Diagnos keperawatan ............................................................... 16
C. Intervensi .................................................................................. 17
Bab IV Penutup
A. Kesimpulan .............................................................................. 25
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan

pertumbuhan sel-sel kulit yangtidak terkendali, dapat merusak jaringan di

sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit

terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-

macamsesuai dengan jenis sel yang terkena.Akan tetapi yang paling

sering terdapat adalah karsinomasel basal (KSB), karsinoma sel

skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM). Karsinomasel basal dan

karsinoma sel skuamosa seringkali digolongkan ke dalam kanker kulit

non melanoma (Ajoemedi soemardi, 2006).

Penyebab sebenarnya kanker kulit tidak diketahui secara pasti,

namun faktor lingkungan dan sinar UV serta kebersihan diri dan

lingkungan merupakan faktor utama penyebab kanker kulit. Angka

kejadian kanker kulit lebih banyak terdapat pada orang dengan pola

hidup yang tidak bersih dan sering terpajan sinar matahari. Kanker kulit

non-malenoma adalah kanker yang tersering ditemukan di Amerika

Serikat,dengan perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari 600.000

kasus. Prevalensi kejadian kanker kulit pada tahun 2008 diperkirakan

dibawah 5.000 kasus. Karsinoma sel skuamosa merupakan 20% dari


semua kanker kulit non malenoma, namun kemampuan metastasinya.

(Brunner and Suddarth, 2002).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas , kelompok kami

merumuskan permasalahan sebagai berikut : apa definisi, etiologi,

manifestasi klinis, patofisiologi, komplikasi, pemeriksaan penunjang,

penatalaksanaan dari karsinoma sel skuamosa serta bagaimana asuhan

keperawatan pada pasien karsinoma sel skuamosa.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan utama pembuatan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas

mata kuliah sistem integumen. Selanjutnya pembahasan masalah

tentang kanker kulit terutama karsinoma sel skuamosa yang bertujuan

untuk mendalami tentang kanker kulit khususnya karsinoma sel

skuamosa serta peran perawat dalam kasus kanker kulit. Selain itu,

makalah ini juga di harapkan dapat memberikan informasi kepada

masyarakat luas tentang karsinoma sel skuamosa.

2. Tujuan Khusus

a. Agar dapat mengerti definisi karsinoma sel skuamosa

b. Agar dapat mengetahui etiologi dari karsinoma sel skuamosa


c. Agar dapat mengetahui manifestasi klinis dari karsinoma sel

skuamosa

d. Agar dapat mengetahui patofisiologi dari karsinoma sel skuamosa

e. Agar dapat mengetahui komplikasi dari karsinoma sel skuamosa

f. Agar dapat mengetahui pemeriksaan penunjang dari karsinoma sel

skuamosa

g. Agar dapat mengetahui penatalaksanaan medis dari karsinoma sel

skuamosa

h. Agar dapat mengetahui asuhan keperawatan pada pasien karsinoma

sel skuamosa
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Karsinoma sel skuamosa merupakan proliferasi maligna yang

timbul dari dalam epidermis. Meskipun biasanya muncul pada kulit yang

rusak karena sinar matahari, karsinoma ini dapat pula timbul darI kulit

yang normal atau lesi yang sudah ada sebelumnya (Brunner and

Suddarth, 2002).

Karsinoma sel skuamosa merupakan tumor ganas yang berasal dari

sel-sel epitel skuamosa yang cenderung menginfiltrasi jaringan

sekitarnya dan biasanya menimbulkan metastase ( Marwali, 2002).

Karsinoma sel skuamosa adalah jenis kanker kulit non-melanoma

yang dimulai dari sel epitel gepeng. Ini adalah jenis kanker kulit non-

melanoma kedua yang paling sering terjadi, lebih sering terjadi pada

orang berusia setengah baya, orang tua atau orang yang berkulit kuning

langsat. Sel epitel gepeng terletak di bawah permukaan kulit terluar.

Karsinoma sel gepeng berkembang karena proliferasi dari sel-sel tersebut

yang tidak terkendali. Hal ini juga dapat terjadi akibat rusaknya DNA

yang bertanggung jawab untuk mengatur pertumbuhan sel. Kebanyakan

karsinoma sel gepeng merupakan akibat dari paparan jangka panjang dari

radiasi ultraviolet (UV), baik dari sinar matahari atau dari ranjang mesin

penyamak kulit atau dari lampu. Karsinoma sel gepeng pertama kali
dimulai sebagai keratosis aktinik (pertumbuhan pre-kanker) yang

biasanya disebabkan oleh paparan sinar matahari. Kondisi ini sering

muncul sebagai bercak merah, bersisik dan kemudian berkembang

menjadi permukaan yang menyerupai kutil yang keras. Apabila tidak

dirawat, beberapa dari kondisi ini dapat berkembang menjadi karsinoma

sel gepeng. Karsinoma sel gepeng yang berat dapat merusak jaringan

yang sehat di sekeliling tumor, menyebar ke kelenjar getah bening atau

organ lain, dan seringkali berakibat fatal (Smeltzer & Bare, 2001).

Komplikasinya antara lain penyebaran lokal dari tumor atau

penyebaran ke sisi yang lebih jauh tetapi keduanya relatif jarang dan

perlahan (tetapi lebih besar daripada karsinoma sel basal). Kanker ini

merupakan permasalahan yang lebih gawat karena sifatnya invasive

dengan mengadakan metastase lewat system limfatik atau darah.

Metastase menyebabkan 75% kematian akibat dari karsinoma sel

skuamosa (Brunner and Suddarth, 2002).

B. Etiologi

Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti,

namun ada beberapa factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya

kanker kulit yaitu :

1. Paparan Sinar Ultraviolet (UV)

Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari

matahari maupun dari sumber yang lain. Lama paparan, intensitas


sinar UV, serta ada tidaknya pelindung kulit baik dengan pakaian atau

krim anti matahari, semuanya berpengaruh terhadap terjadinya kanker

kulit.

2. Kulit Putih

Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulit

daripada orang yang memiliki kulit lebih gelap.Hal ini dikarenakan

jumlah pigmen melanin pada orang kulit putih lebih sedikit. Kadar

melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari paparan berbahaya

sinar matahari, sehingga mengurangi risiko terkena kanker

kulit. Namun, orang-orang yang memiliki kulit gelap juga bisa terkena

kanker kulit meskipun jumlahnya cenderung lebih kecil.

3. Paparan Karsinogen

Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini

dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit.Namun, dalam banyak

kasus paparan dalam jangka panjanglah yang biasanya menyebabkan

kanker kulit. Gen pembawa kanker atau tumor sudah dimiliki hampir

seluruh orang sejak lahir. Namun dengan bantuan zat atau bahan

karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan kanker atau tumor.

Akhir-akhir ini, para peneliti di University of Pittsburg Cancer

Institute di Amerika telah memukan virus-virus yang dapat

menyebabkan kanker kulit diantaranya adalah human papilloma virus/

HPV .

4. Genetik/Faktor Keturunan
Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap

munculnya kanker kulit. Jika ada salah satu anggota keluarga yang

terkena kanker kulit, maka risiko terkena kanker kulit pada anggota

keluarga yang lain juga akan meningkat (Isselbacher, et al, 2002).

C. Manifestasi Klinis

Bagian tubuh yang terserang kanker sel skuamosa biasanya pada

daerah kulit yang terpapar sinar matahari dan membran mukosa, namun

dapat pula terjadi pada setiap bagian tubuh. Pada orang kulit putih lebih

sering dijumpai pada daerah muka dan ekstremitas, sedangkan pada

orang kulit berwarna gelap di daerah tropik lebih banyak pada

ekstremitas bawah, badan dan dapat pula dijumpai pada bibir bawah serta

punggung tangan (Marwali, 2002).

Penyakit ini dimulai dengan nodula berwarna kulit normal, atau

ulkus dengan tepi yang tidak teratur. Permukaan nodula berbenjol

menyerupai kembang kol, pada perabaan keras dan mudah berdarah yang

berasal dari ulkus, permukaan dan tepi meninggi, warna kekuningan.

Tumor menyebar melalui saluran getah bening ke ala-alat lain (Siregar,

2005).

Menurut Marwali (2002) gambaran klinis karsinoma sel skuamosa

bervariasi, dapat berupa :


Gambar 1. Karsinoma sel skuamosa

1. Nodul berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa

krusta atau ulkus dengan tepi yang berbatas kurang jelas

2. Ulkus yang menyerupai kembang kol. Tumor ini menonjol diatas

permukaan kulit, tidak rata, berbenjol-benjol seperti kembang kol,

berwarna merah atau pucat, membasah atau berdarah dan berbau.

3. Ulkus dengan krusta pada permukaannya, tepi meninggi, berwarna

kuning kemerahan. Dalam perjalanan penyakitnya lesi akan meluas dan

mengadakan metastasis ke kelenjar limfe regional atau ke organ-organ

dalam.

4. Karsinoma sel skuamosa yang timbul dari kulit normal lebih sering

mengadakan invasi yang cepat dan terjadi metastasi.


D. Patofisiologi

Squamous cell carcinoma ( SCC ) adalah tumor ganas pada

keratinosit epidermis. Beberapa kasus karsinoma sel skuamosa terjadi de

novo (tidak adanya lesi precursor), namun beberapa karsinoma skuamosa

berasal dari matahari yang di sebabkan oleh lesi prakanker dikenal

sebagai keratosis actinic. Pasien dengan keratosis actinic multiple

memberikan manifestasi peningkatan risiko untuk mengembangkan

karsinoma sel skuamosa. Karsinoma sel skuamosa yang mampu infiltrasi

pertumbuhan local, menyebar ke kelenjar getah bening regional, dan

metastasis jauh, paling sering ke paru-paru ( Corwin, 2009).

E. Pathway

Radiasi sinar matahari


dan sinar x, genetik

Merusak epidermis

Kulit bersisik Sel-sel epidermis


berdiferensiasi

Ulserasi dan
pendarahan Terbentuk nodula

Karsinoma sel skuamosa


Kerusakan integritas
kulit
Perubahan status Menekan/merusak Perubahan nutrisi sel Gangguan
kesehatan ujung-ujung saraf normal dan sel tumor metabolic
nyeri

Peningkatan Kaheksia tumor Penghambatan


ketegangan Nosiseptor nyeri aktifitas sumsum
di medulla tulang
spinalis
Stress psikologi Malnutrisi
Penurunan
Menuju produksi
hipotalamus globulin dan
Nutrisi kurang dari SDP
Takut mati
kebutuhan tubuh
Nyeri
Penurunan sistem
Ansietas dipersepsikan
imun

Nyeri Resiko infeksi

Sumber : Corwin, E.J. 2009. Buku saku patofisiologi. Jakarta : EGC.

F. Komplikasi

Komplikasi yang terdapat terjadi antara lain : Selulitis adalah lesi

kanker yang terkontaminasi bakteri, tanda-tanda yang dapat dilihat pada

kulit adalah tanda-tanda inflamasi seperti rubor, kalor, dolor, dan

functiolesa. Peningkatan resiko infeksi diakibatkan oleh kurangnya

higienitas saat perawatan lesi maupun saat proses pembedahan. Terjadi


efek samping akibat radioterapi seperti kulit terbakar, susah menelan,

lemah, kerontokan rambut, nyeri kepala, mual muntah, berat badan

menurun, kemerahan pada kulit. Terjadi efek samping akibat kemoterapi

seperti anorexia, anemia aplastik, trombositopeni, leukopeni, diare,

rambut rontok, mual muntah, mulut kering, dan rasa lelah (Smeltzer &

Bare, 2001)

G. Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium test dan Cuci darah.

Test lab dan pemeriksaan darah membantu mendiagnosa kanker.

2. Biopsy jaringan

Hasil biopsy memastikan diagnosis karsinoma sel skuamosa.

Spesimen biopsy yang diperoleh dengan cara eksisi mengungkapkan

informasi histologik mengenai tipe, taraf invas dan ketebalan lesi.

Biopsy insisi harus dilakukan jika lesi yang dicurigai terlalu luas

untuk dapat diangkat dengan aman tanpa pembentukan sikatriks yang

berlebihan (Runkle & Zalonznik, 1994). Specimen biopsy yang

diperoleh dengan pemangkasan, kuratasee atau aspirasi jarum

dianggap bukan bukti histologik penyakit yang dapat diandalkan.

3. Pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.

Untuk karsinoma sel skuamosa yang lebih dalam, pemeriksaan

mungkin diindikasikan untuk menemukan adanya metastase


penyakit.Ini meliputi pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan

atau CT scan.

H. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan yaitu pembedahan,

kemoterapi dan terapi biologis (Buditjahyono Susanto, 2003).

1. Pembedahan

Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas

jaringan normal sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali

tumor tersebut. Satu margin 1-2 cm sekeliling melanoma

dipertimbangkan secara adekuat untuk melanoma dengan ketebalan

kurang dari 3mm. lesi-lesi dengan kedalaman lebih dari 1mm tetapi

kurang dari 3mm ditangani melalui pembedahan dengan kesembuhan

kira-kira 70-80%.

Lesi dalam lebih dari 3mm kemungkinan akan mengalami

kekambuhan sekitar 40-50%. Batas-batas reseksi sekeliling karsinoma

sel skuamosa yang dalam ini biasanya direkomendasikan menjadi

paling sedikit 2-3cm.

Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan

penggunaan energi sinar X dosis tinggi, kobalt, electron, tau sumber-

sumber radiasi lainnya untuk menghancurkan atau membunuh sel-sel

karsinoma.

2. Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya

adalah secara topical, dimana agen-agen tersebut diberikan secara

langsung ada lesi. Agen-agen yang digunakan meliputi 5-fluorourasil

atau psorelen. Obat-obat yang paling umum digunakan untuk ini

meliputi melpalan, dakarbazasin ( DTIC), dan sisplatin. Cara yang

dilakukan dalam memberikan kemoterapi adalah secara sistemik. Saat

ini, kemoterapi sistemik belum apat membuktikan efektivitasnya

dalam mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis

kanker fase dini. Tapi biasanya digunakan pada orang pada penyakit

yang menyebar secara luas

3. Terapi biologis

Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja

baik secara langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan

mengubah cara-cara tubuh untuk bereaksi terhadap kanker. Bentuk

umum dari bioterapi dibawah penyelidikan untuk karsinoma meliputi

paksin, injeksi bakterium yang diketahui sebagai BSG (basilus

calmeete Guerin) dan enggunaan interperon, interleunkin, dan

antibiotic monoclonal. Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang

diradiasi dan di nonaktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan

mensintesis system imun untuk mengenal karsinoma dan oleh

karenanya akan meningkatkan kemampuan system untuk

menghancurkan karsinoma tersebut. Injeksi BSG mempengaruhi

stimulasi non spesifik dari system imun dan sedang dipelajari sebagai
terapi untuk asien-pasien fase awal. Diharapkan bahwa bahwa injeksi

BSG secara langsung kedalam metastase nodul-nodul subkutan dapat

menyebabkan regresi lesi.

Penatalaksanaan karsinoma ini bergantung pada lokasi tumor, tipe

sel (lokasi dan kedalaman), sifat-sifat yang invasif atau tidak anvasif

dan ada tidaknya kelenjar limfe yang mengalami metastase,

tindakannya adalah:

a. Eksisi bedah ,tujuannya untuk mengangkat keseluruhan tumor

b. Pembedahan mikrografik ,merupakan metode untuk mengangkat

lesi kulit yang malignan.


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Identitas Pasien

Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama,

suku, pekerjaan, dan diagnosa medis.

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama

Keluhan utama yang biasa dirasakan oleh pasien karsinoma sel

skuamosa adalah muncul bercak-bercak merah pada kulit yang

tidak kunjungi sembuh, tahi lalat yang membesar dan berubah

warna, terdapat benjolan atau gumpalan bersisik pada tubuh yang

ukurannya bisa membesar (bengkak).

b. Riwayat kesehatan saat ini

Biasanya pasien karsinoma sel skuamosa sering merasakan nyeri

dan gatal pada daerah yang muncul bercak-bercak merah,

mengalami penurunan berat badan, kondisi luka sebagian kuning

kehijauan dan berbau.

c. Riwayat penyakit dahulu

Perlu ditanyakan apakah pasien sering terpapar sinar matahari

secara langsung.
d. Riwayat penyakit keluarga

Perlukan ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang pernah

menderita penyakit tersebut.

3. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

Rambut bersih, warna rambut hitam, tidak ada lesi.

b. Mata dan telinga

Konjungtiva anemis (-), pupil isokor , lubang telinga bersi

c. Hidung

Lubang hidung simetris, sekitar hidung bersih, tidak ada polip.

d. Mulut

Sianosis atau tidak, sekitar mulut kotor atau bersih.

e. Kulit

- Inspeksi : terdapat bercak-bercak merah pada kulit yang

tidak kunjungi sembuh, tahi lalat yang membesar dan berubah

warna kuning kehijauan, sering gatal dan dilakukan garukan

yang mengakibatkan luka dan berair.

- Palpasi : nyeri tekan pada daerah yang muncul bercak-

bercak kemerahan.

f. Dada/jantung/paru

Paru-paru :

- Inspeksi : kembang kempis dada simetris

- Palpasi : sterfimitus kanan kiri sama


- Perkusi : terdengar bunyi resonan pada thorak klien

- Auskultasi : pada bagian paru-paru, bagian trakea

terdengar bunyi trokealis, pada bagian percabangan bronkus

terdengar bunyi bronkovesikuler, pada bagian ujung paru-paru

terdengar bunyi vesikuler

Jantung :

- Inspeksi : ictus cordis tampak

- Palpasi : ictus cordis teraba

- Perkusi : konfigurasi normal

- Auskultasi : bunyinya normal

g. Perut

- Inspeksi : tidak asites

- Auskultasi : terdengar bising usus

- Palpasi : tidak ada nyeri

- Perkusi : suaranya normal

h. Genitalia

Terpasang kateter, genitalia bersih.

i. Extremitas

- Atas : tidak ada oedem, terpasang infus

Bawah : tidak ada oedem


B. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah

1. Perubahan selera Radiasi sinar matahari, Nyeri akut

makan sinar x dan genetik

Perubahan

tekanan darah Merusak epidermis

Perubahan

frekuensi jantung Sel- sel epidermis

Perubahan berdiferensiasi

frekuensi

pernapasan Terbentuk nodula

Laporan isyarat

Diaforesis Menekan/merusak

ujung-ujung saraf nyeri


Mengekspresikan

rasa nyeri
Nosiseptor nyeri di

medulla spinalis

Menuju hipotalamus

Nyeri dipersepsikan

Nyeri akut
2. Menghindari Radiasi sinar matahari, Nutrisi kurang dari

makan sinar x dan genetik kebutuhan tubuh

Berat badan 20%

atau lebih Merusak epidermis

dibawah berat

badan ideal Sel- sel epidermis

Penurunan berat berdiferensiasi

badan dengan

asupan makanan Terbentuk nodula

adekuat

Membran Karsinoma sel

mukosa pucat skuamosa

Tonus otot

menurun Perubahan nutrisi sel

normal dan sel tumor

Kaheksia tumor

Malnutrisi

Nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

3. Pertahanan tubuh Radiasi sinar matahari, Resiko infeksi


primer yang tidak sinar x dan genetik

adekuat

Ketidakmampuan Merusak epidermis

pertahanan

sekunder Sel- sel epidermis

Pemajanan berdiferensiasi

terhadap patogen

lingkungan Terbentuk nodula

meningkat

Karsinoma sel

skuamosa

Gangguan metabolik

Penghambatan aktifitas

sumsum tulang

Penurunan produksi

globulin dan SDP

Penurunan sistem imun

Resiko infeksi
4. Mengekspresikan Radiasi sinar matahari, Ansietas

kekhawatiran sinar x dan genetik

karena perubahan

dalam peristiwa Merusak epidermis

hidup

Kontak mata Sel- sel epidermis

yang buruk berdiferensiasi

Kesedihan yang

mendalam Terbentuk nodula

Ketakutan

Distres Karsinoma sel

Peningkatan skuamosa

tekanan darah
Perubahan status
Peningkatan
kesehatan
denyut nadi

Peningkatan
Peningkatan
frekuensi
ketegangan
pernapasan

Stress psikologi

Takut mati
Ansietas

5. Kerusakan Radiasi sinar matahari, Kerusakan

lapisan kulit sinar x dan genetik integritas kulit

Gangguan

permukaan kulit Merusak epidermis

Invasi struktur

kulit Sel- sel epidermis

berdiferensiasi

Terbentuk nodula

Kulit bersisik

Ulserasi dan

pendarahan

Kerusakan integritas

kulit

C. Masalah Keperawatan

1. Nyeri akut

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


3. Resiko infeksi

4. Ansietas

5. Kerusakan integritas kulit

D. Prioritas Masalah

1. Kerusakan integritas kulit

2. Nyeri akut

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

4. Ansietas

5. Resiko infeksi

E. Diagnosa Keperawatan

1. Kerusakan integritas kulit

2. Nyeri akut

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

4. Ansietas

5. Resiko infeksi

F. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
Kerusakan integritas NOC : NIC :

kulit Tissue integrity : Pressure ulcer prevention wound

Batasan karakteristik : skin and mucous care

Kerusakan lapisan Wound healing : - Kaji kulit dengan sering terhadap

kulit primary and efek samping terapi kanker;


Gangguan secondary intention perhatikan kerusakan/ pelambatan

permukaan kulit Kriteria Hasil : penyembuhan luka. Tekankan

Invasi struktur kulit Perfusi jaringan pentingnya melaporkan area

Faktor berhubungan normal terbuka pada pemberi perawatan.

dengan : Tidak ada tanda- - Mandikan dengan air hangat dan

Perubahan tanda infeksi sabun ringan.

pigmentasi Menunjukkan - Dorong pasien untuk menghindari

Perubahan turgor pemahaman dalam menggaruk dan menepuk kulit

Penurunan proses perbaikan yang kering dari pada menggaruk

imunologis kulit - Anjurkan pasien untuk

Kondisi gangguan Menunjukkan menghindari krim kulit apapun,

metabolik terjadinya proses salep, dan bedak kecuali di

penyembuhan luka izinkan dokter.


Kondisi
- Tinjau protokol perawatan kulit
ketidakseimbangan
untuk pasien yang mendapat
nutrisi
terapi radiasi.
Gangguan sensasi
- Hindari menggaruk atau

menggunakan sabun, losion, atau

deodoran pada area; hindari

memberikan panas atau

mengusahakan mencuci tanda/

tato yang ada di kulit sebagai

identifikasi area radiasi.


Nyeri akut NOC : NIC :

Batasan karakteristik : Pain level Pain management

Perubahan selera Pain control - Tentukan riwayat nyeri misal

makan Comfort level lokasi nyeri, frekuensi, durasi,

Perubahan tekanan Kriteria Hasil : dan intensitas (skala 0 10 ) dan

darah Pasien tidak terlihat tindakan penghilang yang di

Perubahan frekuensi meringis gunakan.

jantung Skala nyeri - Berikan tindakan kenyamanan

Perubahan frekuensi berkurang dasar misal reposisi, gosokan

pernapasan punggung

Laporan isyarat - Ajarkan teknik relaksasi

Diaforesis
Analgesic administration
Mengekspresikan
- Kolaborasi : berikan analgesic
rasa nyeri
sesuai indikasi
Faktor berhubungan :

Agen cedera (mis.

Biologis, zat kimia,

fisik, psikolgis)

Nutrisi kurang dari NOC : NIC :

kebutuhan tubuh Nutritional status : Nutrition management

Batasan karakteristik : food and fluid intake - Pantau masukan makanan setiap

Nutritional status : hari


Menghindari makan nutrient intake - Ukur tinggi berat badan dan

Berat badan 20% Weight control ketebalan lipatan kulit trisep atau

atau lebih dibawah Kriteria Hasil: pengukuran antropometrik lain

berat badan ideal Berat badan sesuai indikasi pastikan jumlah

Penurunan berat meningkat penurunan berat badan saat ini.

badan dengan Tidak ada tanda Timbang berat badan setiap hari.

asupan makanan malnutrisi - Dorong pasien untuk makan diet

adekuat Pasien tinggi kalori kaya nutrien, dengan

Membran mukosa menghabiskan masukan cairan adekuat.

pucat makanan

Tonus otot menurun

Faktor berhubungan :

Faktor biologis

Ketidakmampuan

untuk mengabsorpsi

nutrien

Ketidakmampuan

mencerna makanan

Faktor psikologis

Ansietas NOC : NOC :

Batasan karakteristik : Anxiety self-control Anxiety reduction


Mengekspresikan Anxiety level - Tinjau ulang pengalaman pasien

kekhawatiran karena Coping atau orang terdekat sebelumnya

perubahan dalam Kriteria Hasil : dengan kanker.

peristiwa hidup Koping pasien - Dorong pasien untuk

Kontak mata yang adaptif mengungkapkan pikiran dan

buruk Vital sign dalam perasaan.

Kesedihan yang batas norma - Berikan lingkungan terbuka

mendalam Tampak rileks dimana pasien merasa aman

Ketakutan untuk mendiskusikan perasaan

Distres atau menolak untu bicara.

Peningkatan tekanan

darah

Peningkatan denyut

nadi

Peningkatan

frekuensi

pernapasan

Faktor berhubungan :

Perubahan status

kesehatan

Ancaman kematian

Stres
Resiko infeksi NOC : NIC :

Batasan karakteristik : Immune status Infection control

Pertahanan tubuh Knowledge : - Tingkatkan prosedur mencuci

primer yang tidak infection control tangan yang baik dengan staff

adekuat Risk control dengan pengunjung. Batasi

Ketidakmampuan Kriteria Hasil : pengunjung yang mengalami

pertahanan sekunder Infeksi tidak infeksi.

Pemajanan terhadap menyebar ke area - Tekankan personal higiene.

patogen lingkungan lainnya - Pantau suhu.

meningkat
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Karsinoma sel skuamosa merupakan proliferasi maligna yang

timbul dari dalam epidermis. Karsinoma sel skuamosa merupakan tumor

ganas yang berasal dari sel-sel epitel skuamosa yang cenderung

menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan biasanya menimbulkan metastase.

Kebanyakan karsinoma sel gepeng merupakan akibat dari paparan jangka

panjang dari radiasi ultraviolet (UV), baik dari sinar matahari atau dari

ranjang mesin penyamak kulit atau dari lampu. Karsinoma sel gepeng

pertama kali dimulai sebagai keratosis aktinik (pertumbuhan pre-kanker)

yang biasanya disebabkan oleh paparan sinar matahari. Kondisi ini sering

muncul sebagai bercak merah, bersisik dan kemudian berkembang

menjadi permukaan yang menyerupai kutil yang keras. Penyakit ini

dimulai dengan nodula berwarna kulit normal, atau ulkus dengan tepi

yang tidak teratur. Permukaan nodula berbenjol menyerupai kembang

kol, pada perabaan keras dan mudah berdarah yang berasal dari ulkus,

permukaan dan tepi meninggi, warna kekuningan.


Daftar Pustaka

Buditjahyono Susanto. 2003. Ilmu Penyakit Kulit, EGC, Jakarta.

Harahap Marwali. 2002. Ilmu Penyakit Kulit, Hipokrates, Jakarta.

Smeltzer, S. C. & Bare. 2001 . Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

Brunner & Suddarth. 2002. Ilmu Penyakit Kulit. Ed.8. Vol 3. Jakarta : EGC

Isselbacher, et al. 2000. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Ed.13.


Jakarta:EGC.

Corwin, E.J. 2009. Buku saku patofisiologi. Jakarta : EGC.

https://maryatiku.wordpress.com/karsinoma-sel-skuamosa-squamous-cell-
carcinoma

NANDA International. 2012. Nursing Diagnoses : Definitions & Classifications


2012-2014. Jakarta : EGC

Bulecheck, Gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, J. McCloskey. 2012.


Nursing Interventions Classification (NIC). Fifth Edition. Iowa : Mosby Elsavier.

Jhonson,Marion. 2012. Iowa Outcomes Project Nursing Classification (NOC). St.


Louis ,Missouri ; Mosby.
Lampiran

1. Mengapa pada komplikasi karsinoma sel skuamosa pasien bisa mengalami

anoreksia ? ( Agnes Amalia)

Jawab : (Yudi Ardiansyah )

Pada karsinoma sel skuamosa , nutrisi pada sel normal akan dimakan oleh

sel kanker tadi sehingga akan terjadi perubahan nutrisi. Hal ini yang

menyebabkan kaheksia tumor. Tanda dan gejala dari kaheksia tumor

adalah anoreksia. Inilah yang menyebabkan terjadinya anoreksia pada

pasien karsinoma sel skuamosa.

2. Jelaskan mekanisme terjadinya ulserasi pada karsinoma sel skuamosa ?

(M. Ali)

Jawab : (Diah Larasati)

Pada karsinoma sel skuamosa, sel kanker akan merusak bagian epidermis

dan sel-sel akan berdiferensiasi dan akan terbentuk nodula-nodula yang

menyebabkan kulit bersisik dan ulserasi. Selain itu akan terjadi penurunan

sistem imun, hal inilah yang akan memperparah penyembuhan ulserasi.

3. Mengapa pada kompilkasi karsinoma sel skuamosa terjadi selulitis ?

(Anita)

Jawab : (Dika Agustini)

Selulitis adalah lesi kanker yang terkontaminasi bakteri, tanda-tanda yang

dapat dilihat pada kulit adalah tanda-tanda inflamasi seperti rubor, kalor,

dolor, dan functiolesa. Selulitis disebabkan adanya infeksi pada lesi


kanker, peningkatan resiko infeksi diakibatkan oleh kurangnya higienitas

saat perawatan lesi maupun saat proses pembedahan.

Anda mungkin juga menyukai