Aspek Agama Dalam Keperawatan Paliatif
Aspek Agama Dalam Keperawatan Paliatif
PENDAHULUAN
Peran agama dalam keperawatan adalah topik yang jarang untuk dibahas, padahal
kita tahu hal ini sangat berpengaruh didalam pelayanan, hal ini terbukti dengan
tidak benar-benar dapat disamakan dengan agama). Tapi kali ini saya hanya ingin
membagi ide atau pemikiran saya, bukan tentang pemenuhan kebutuhan spiritual,
mempunyai patokan tentang apa yang harus dan tidak boleh dilakukan. Selain itu
juga ada mata kuliah etika keperawatan yang tentu saja diharapkan dapat
tentu saja diharapkan dengan ini sudah cukup untuk membentuk mahasiswa yang
siap pakai dan terampil dan bahkan bisa dikatakan tindakannya sesuai dengan
tuntutan etika dalam keperawatan yang pengertiannya tidak jauh beda dengan
akhlak. Karena kalau kita berbicara tentang akhlak yang mulia, mengapa
etika keperawatan saja sudah cukup,Karena itu mengapa agama tetap diajarkan
dibangku kuliah.
Agama tetap penting untuk diajarkan, karena untuk menekan)kan aspek tertentu
pemanfaatannya yang perlu dibenahi. Bila mata kuliah agama hanya mengajarkan
agama secara umum saja yang tidak mengena dengan kehidupan profesional,
1
maka menurut saya tidak ada gunanya dan jadinya hanya formalitas mengajarkan
agama, karena tidak mau disebut sebagai institusi yang tidak mengajarkan akhlak
pada mahasiswa.
1.3 Tujuan
2
BAB II
KONSEP
sakit masalah, fisik, psikososial dan spiritual (Kemenkes RI Nomor 812, 2007).
Fokus perawatan palliative adalah peredaman rasa sakit dan gejala serta stress
Perawatan palliative dapat dilakukan segera setelah diputuskan terapi yang akan
lansia dan orang gangguan jiwa), dan di rumah masing-masing untuk memenuhi
3
Jenis kegiatan perawatan palliative menurut Keputusan Menteri Kesehatan
3. asuhan keperawatan,
4. dukungan psikologis,
Perawatan palliative dilakukan melalui rawat inap, rawat jalan, dan kunjungan
berikut, :
a. Menyediakan bantuan untuk rasa sakit dan gejala lain yang menganggu klien.
4
Tim Perawatan palliative bekerja berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh
Pimpinan Rumah Sakit, termasuk pada saat melakukan perawatan di rumah pasien.
Tindakan yang bersifat medis harus dikerjakan oleh tenaga medis, tetapi dengan
Pelaksanaan palliative care tetap harus memperhatikan kode etik profesi, hak dan
dan harga diri dari pasien dan keluarga serta pemberian dukungan untuk caregiver,
karena masa-masa terminal merupakan masa yang sensitif untuk pasien dan
keluarganya.
pengembangan melalui penelitian dan pendidikan (Ferrell, & Coyle, 2007: 52)
Pain Management : sekitar seperempat dari pasien yang menderita kanker stadium
lanjut mengalami rasa sakit yang luar biasa. Rasa sakit ini sering sulit untuk
bisa menyebabkan banyak efek samping. Tim spesialis hadir untuk membantu dan
menangani bagaimana caranya untuk mengurangi rasa sakit akibat kanker, serta
5
Discharge & Home Care Planning : pasien dengan kanker stadium lanjut akan
menjadi sangat lemah dan membutuhkan perhatian lebih dari yang biasanya di
perawatan serta peralatan apa saja yang akan dibutuhkan pasien di rumah. Mereka
Advance Care Planning (ACP) adalah sebuah konsep baru yang mulai populer di
Amerika Serikat dan Australia. Tim spesialis dapat membantu pasien untuk
End-of-life Care : Pasien dengan kanker stadium lanjut bisa menderita beragam
gejala pada masa masa akhir hidupnya. Gejala-gejala ini bisa membuat pasien
beserta anggota keluarga merasa tertekan. Tim spesialis dapat membantu dalam
dirawat.
Paliative Care Plan : Paliative Care Plan dapat dilaksanakan dengan partnership
antara pasien, keluarga, orang tua, teman sebaya dan petugas kesehatan yang
dan pengaharapan dari pasien dan keluarga (Doyle, Hanks and Macdonald, 2003:
42)
6
2.4 Peran Spiritual Dalam Paliative Care
Beberapa tahun terakhir, telah terjadi peningkatan dramatis dalam agama dan
keyakinan spiritual sebagai sumber kekuatan dan dukungan dalam penyakit fisik
2004)
kematian (Doyle, Hanks and Macdonald, 2003 :101). Studi pasien dengan
penyakit kronis atau terminal telah menunjukkan kejadian insiden tinggi depresi
dan gangguan mental lainnya. Dimensi lain menunjukkan bahwa tingkat depresi
Sumber depresi adalah sekitar isu yang berkaitan dengan spiritualitas dan agama.
Pasien di bawah perawatan palliative dan dalam keadaan seperti itu sering
dengan isu sehari-hari penyakit yang tidak dapat disembuhkan, dengan orang tua
semacam itu telah diamati, bahkan pada pasien yang telah dirawat di rumah sakit
dengan penyakit serius non-terminal (Ferrell & Coyle, 2007: 52). Studi lain telah
menunjukkan bahwa persentase yang tinggi dari pasien di atas usia 60 tahun
7
di saat sakit parah mengasumsikan berbagai bentuk seperti hubungan seseorang
dengan Allah, takut akan neraka dan perasaan ditinggalkan oleh komunitas
mereka pada sebuah kematian yang baik (Ferrell & Coyle, 2007: 1171 8).
Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan
kehidupan. Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang
dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan / atau menjelaskan asal usul
kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat
manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang
tentang apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-tempat suci, dan
kitab suci. Praktik agama juga dapat mencakup ritual, khotbah, peringatan atau
pemujaan tuhan, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trance, inisiasi, jasa
layanan atau aspek lain dari budaya manusia. Agama juga mungkin mengandung
mitologi.
Durkheim, agama berbeda dari keyakinan pribadi dalam bahwa itu adalah "sesuatu
yang nyata sosial" Émile Durkheim juga mengatakan bahwa agama adalah suatu
sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan
dengan hal yang suci. Sebuah jajak pendapat global 2012 melaporkan bahwa 59%
8
dari populasi dunia adalah beragama, dan 36% tidak beragama, termasuk 13%
yang ateis, dengan penurunan 9 persen pada keyakinan agama dari tahun 2005.
beberapa agama atau beberapa prinsip-prinsip agama pada saat yang sama,
terlepas dari apakah atau tidak prinsip-prinsip agama mereka mengikuti tradisional
Berdasarkan definisi yang dikutip dari Kamus besar Indonesia, Agama adalah
sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan
Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia
dan manusia serta lingkungannya. Agama yang diakui di Indonesia ada 6 yakni
Agama Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Kong Hu Cu.
Pada era Order Baru, Agama yang diakui oleh Pemerintah Indonesia hanya 5
yakni Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha. Tetapi setelah era
mencabut larangan atas agama, kepercayaan dan adat istiadat Tionghoa. Keppres
9
BAB III
KRITISI JURNAL
II. Dakwah Terhadap Pasien: Telaah Terhadap Model Dakwah Melalui sistem
10
sebagai salah satu cara untuk mewujudkan tujuan palliative care yaitu
125) atau untuk berbuat kebaikan dan menghindari keburukan (Qs. Ali
rumah sakit seperti ini tentu memiliki cara (manhaj) dan pendekatan
berdakwah yang tepat untuk orang sakit adalah dengan cara atau
11
terlepas dari core problem-nya tersebut. Semua proses kegiatan layanan
seperti itu harus pula tercatat dan teradministrasi dengan rapi dan baik,
individu yang menjadi landasan dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat serta
Berdasarkan Jurnal yang telah kami baca dapat kami tarik kesimpulan bahwa pada
(taubatan nasuha), mendekatkan diri pada Allah, tekun salat, dan menjalani
kehidupan selanjutnya dengan lebih bermakna serta dukungan dari keluarga. Dari
Jurnal kedua yang menggunakan metode dakwah lebih jelas arah perjalanan dalam
penyampaian dahwahnya seperti adanya tahapan awal dapat disebut sebagai tahap
12
2. Riyadi Agus, 2014.” Dakwah TeRhaDaP Pasien: Telaah Terhadap Model
13
BAB IV
PENUTUP
intervensi pada asuhan keperawatan, dukungan psikologis, dukungan social saja tetapi
kita tahu fungsi perawat sebelumya yaitu salah satunya adalah holistic care pada
keperawatan palliative yaitu kultural dan spiritual, serta dukungan persiapan dan
selama masa duka cita (bereavement). Berdasarka penelitian-penelitian yang sudah ada
ternyata peran aspek agama dalam keperawatan paliative sangatlah penting dilihat dari
dakwah, siraman rohani, membaca doa-doa, berserah diri kepada Tuhan TYE cukup
membantu pada pasien palliative dalam mengurangi rasa cemas, ataupun nyeri yang di
alami.
keagamaan atau mendekatkan kepada Tuhan sangatlah berdampak positif bagi kualitas
hidup pada pasien terminal, karena dengan rasa bersyukur, pasrah, menyadari bahwa
kehidupan ini tidaklah semua abadi pastilah semua mahluk hidup akan wafat pada
akhirnya. Akan lebih meringankan beban bagi pasien terminal baik secara psikologis
Dengan ini kelompok kami telah menyelesaikan tugas perkuliahan tentang aspek agama
pada keperawatan palliative, saran dan kritik senantiasa sangat kami butuhkan dalam
menyempurnakan makalah ini, untuk itu kami mohon maaf jika ada kurang berkenanya
14
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Agama
http://www.syauqiya.com/2015/03/peran-perawat-dalam-paliative-
care.htmlhttp://ilmupengetahuanumum.com/agama-agama-di-indonesia/
SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG”. Vol. 19 No. 1, April 2016. Hlm.
Dakwah Melalui sistem layanan Bimbingan Rohani islam di Rumah sakit”. Vol. 5, No.
15