Dokumen - Tips - 210068620 Laporan Praktikum Nitrogen Amonia
Dokumen - Tips - 210068620 Laporan Praktikum Nitrogen Amonia
Energi ikatannya cukup tinggi sehingga sangat stabil dan sulit bereaksi.
Karena itu kebanyakan entalpi dan energi bebas pembentukan senyawa nitrogen
bertanda positif. Molekul nitrogen ini sangat ringan dan nonpolar sehingga gaya
van der waals antar molekul sangat kecil. Gas ini masuk dan keluar tubuh manusia
sewaktu bernafas tanpa berubah. Gas ini tidak berbau dan tidak berasa. Nitrogen
sangat diperlukan digunakan sebagai pembuatan senyawa penting seperti amonia
dan urea. Karena kesetabilan yang tinggi, nitrogen dipakai untuk gas pelindung gas
oksigen dalam pabrik kimia, industri logam, dan dalam pembuatan komponen
elektronika. Nitrogen cair juga digunakan untuk membekukan makanan secara
cepat.
Kelimpahan Nitrogen
Nitrogen terdapat di alam sebagai unsur bebas berupa molekul diatomik (N 2)
kira-kira 78,09% volume atmosfir. Dijumpai dalam mineral penting seperti
(KNO3), dan sendawa Chili (NaNO3). Pada tumbuhuan dan hewan, nitrogen berupa
bentuk protein yang komposisi rata-ratanya 51% C; 25% O; 16% N; 7% H; 0,4%P;
dan 0,4% S.
Mempunyai massa atom = 14,0067 sma
Mempunyai nomor atom = 7
Titik didih = -1960C
Titik beku = -2100C
Mempunyai jari-jari atom = 0,920 A
Mempunyai Konfigurasi [He]2s2 2p3
Dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi -3, +5, +4, dan +2.
Mempunyai volume atom = 17,30 mol/cm3
Mempunyai struktur heksagonal
Mempunyai massa jenis = 1,2151 gram/cm3
Mempunyai kapasitas panas = 1,042 J/g0K
Mempunyai energi ionisasi ke-1 = 1402,3 kJ/mol
Mempunyai energi ionisasi ke-2 = 2856 kJ/mol
Mempunyai energi ionisasi ke-3 = 45781 kJ/mol
Mempunyai nilai elektronegativitas = 3,04
Mempunyai konduktivitas kalor = 0,02598 W/moK
Mempunyai harga entalpi pembentukan = 0,36 kJ/mol
Mempunyai harga bentalpi penguapaan = 2,7928kJ/mol
Berat Jenis Relatif = 0,967
Berat Molekul = 28,013
Suhu Kritis = -147,1 ° C
Berat Jenis Gas (@101,3 kPa dan 15 °C) = 1,170 kg/m3
Daya larut dalam air (@101,3 kPa dan 20 °C) = 0,016 cm3/cm3
Berupa gas tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dan tidak beracun.
Mudah menguap
Tidak reaktif
Bersifat diamagnetic
Elektronegatifannya paling tinggi dalam satu golongan.
Reaksi-Reaksi Nitrogen
Nitrogen dapat membentuk suatu senyawa berupa ion Nitrit (NO 2-) dan ion
Nitrat (NO3). Berikut diuraikan beberapa reaksi-reaksi yang sering digunakan
dalam percobaan di laboratorium.
1) Nitrit (NO2-)
Semua nitrit (NO2-) larut dalam air kecuali perak nitrit yang larut sangat
sedikit dalam air. Reaksi ini dapat dipelajari dengan memakai larutan kalium nitrit
(KNO2) yang baru dibuat.
Berikut merupakan beberapa percobaan yang sering dipakai untuk
mempelajari reaksi-reaksi nitrit:
- Dengan menambahkan suatu asam klorida encer secara hati-hati kepada suatu
nitrit dalam keadaan dingin, dihasilkan larutan biru pucat yang tak tetap
(transien) (karena adanya asam nitrit bebas, HNO 2 atau anhidranya, N2O3) dan
dilepaskan uap nitrogen dioksida yang coklat. Uap tersebut terbentuk karena
terjadi persenyawaan antara nitrogen oksida dengan oksigen dari udara. Hasil
serupa diperoleh dengan larutannya dalam air.
NO2- + H+ HNO2
(2HNO2 H2O + N2O3)
3HNO2 HNO3 + 2NO + H2O
2NO (g) + O2 (g) 2NO2 (g)
- Dengan menambahkan suatu larutan nitrit secara hati-hati pada larutan pekat
(25%) besi(II) sulfat yang diasamkan dengan asam asetat encer atau asam sulfat
encer, terbentuk cincin coklat diantara perbatasan kedua cairan tersebut yang
ditimbulkan oleh senyawa [Fe,NO]SO4. Jika penambahan tak dilakukan hati-
hati, hasilnya adalah pewarnaan yang coklat. Hal ini serupa dengan uji cincin
nitrat terhadap nitrat.
NO2- + CH3COOH HNO2 + CH3COO-
3HNO2 H2O + HNO3 + 2NO (g)
Fe2+ + SO42- + NO (g) [Fe,NO]SO4
Iodida, bromida, ion-ion berwarna, dan anion yang memberi senyawa-
senyawa berwarna dengan ion besi(II), tak boleh ada.
- Dengan larutan barium klorida tidak membentuk endapan.
- Dengan menambahkan suatu larutan nitrit kepada larutan kalium iodida, yang
diteruskan dengan mengasamkannya dengan asam asetat atau dengan asam
sulfat encer, akan dibebaskan iod yang dapat diidentifikasi dari warna biru yang
dihasilkannya dengan amilum (pasta kanji).
2 NO2- + 2I- + 2H2SO4 I2 + 2NO (g) + 2 SO42- + 2 H2O
2 NO2- + 2I- + 2CH3COOH I2 + 2NO (g) + 2 SO42- + 2 H2O
2) Nitrat (NO3-)
Semua nitrat larut dalam air. Nitrat dari merkurium dan bismut
menghasilkan garam basa setelah diolah dengan air; garam-garam ini larut dalam
asam nitrat encer. Reaksi ini dapat dipelajari dengan larutan kalium nitrat.
Berikut merupakan beberapa percobaan yang sering dipakai untuk
mempelajari reaksi-reaksi nitrat:
- Dengan asam sulfat pekat terbentuk uap nitrogen dioksida yang coklat
kemerahan, disertai oleh uap asam nitrat berbau menusuk dan berasap dalam
udara, akan terbentuk ketika nitrat padat direaksikan dengan reagensia. Asam
sulfat encer tak memberi reaksi apa-apa (perbedaan dari nitrit).
4NO3- + 2H2SO4 4NO2 (g) + O2 (g) + 2SO42- + 2H2O
- Asam sulfat pekat dan serutan tembaga yang mengkilat dipanaskan bersama
nitrat padat, akan dilepaskan uap nitrogen dioksida berwarna coklat kemerahan,
dan larutan berubah warna menjadi biru oleh terbentuknya ion-ion tembaga(II).
Dapat juga dipakai larutan dari nitrat tersebut, lalu ditambahkan asam sulfat
dengan hati-hati sekali.
2NO3- + 4H2SO4 + 3Cu 3Cu2+ + 2NO (g) + 4SO42- + 4H2O
2NO (g) + O2 (g) 2NO2 (g)
- Dengan larutan besi(II) sulfat dan asam sulfat pekat (uji cincin coklat),
dilakukan dengan salah satu dari kedua cara sebagai berikut:
Pertama dapat dilakukan dengan menambahkan besi(II) sulfat kepada
larutan nitrat, kemudian dituangkan secara perlahan-lahan sepanjang sisi
tabung-uji sehingga asam ini membentuk suatu lapisan di sebelah bawah
campuran tersebut. Sebuah cincin coklat akan terbentuk pada tempat dimana
kedua cairan bertemu.
Kedua, dapat dilakukan dengan menambahkan asam sulfat pekat
kedalam larutan nitrat. Campuran tersebut didinginkan dibawah aliran dingin
dari kran. Setelah dingin, larutan jenuh besi(II) sulfat dengan perlahan-lahan
sepanjang sisi tabung sehingga membentuk suatu lapisan di atas cairan tadi.
Pada zona persentuhan kedua cairan tersebut akan terbentuk suatu cincin
tengguli. Sebuah cincin coklat yang dikenal dengan cincin tengguli akan
terbentuk pada zona persentuhan kedua cairan tersebut.
Cincin coklat ini disebabkan oleh pembentukan [Fe(NO)]2+. Setelah
campuran dikocok dan dipanaskan, warna coklat hilang, nitrogen(II) oksida
dilepaskan, dan tinggallah larutan ion besi(II) yang kuning.
2NO3- + 4 H2SO4 + 6 Fe2+ 6Fe3+ + 2NO (g) + 4SO42- + 4H2O
Fe2+ + NO (g) [Fe(NO)]2+
2. Amonia
Amonia merupakan senyawa yang terdiri atas unsur nitrogen dan
hidrogen serta dikenal memiliki bau menyengat yang khas. Molekul amonia
terbentuk dari ion nitrogen bermuatan negatif dan tiga ion hidrogen bermuatan
positif dengan rumus kimia NH3. Amonia dapat terjadi secara alami atau dapat
diproduksi. Amonia alami yang hadir dalam jumlah jejak di atmosfer berasal
dari dekomposisi bahan organik. Metode alami produksi amonia melibatkan
serangkaian proses kimia yang menggabungkan bersama-sama ion nitrogen dan
hidrogen. Produksi amonia buatan melibatkan serangkaian proses kimia untuk
menggabungkan ion nitrogen dan hidrogen. Berikut merupakan gambar
senyawa amonia:
Pembuatan Amonia
Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hidrogen ditemukan
oleh Fritz Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses
industri pembuatan amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan oleh
Carl Bosch, seorang insinyur kimia juga dari Jerman.
B. BAHAN
No. Nama Bahan
1. Kristal NaNO2
2. Kristal NH4Cl
3. HCl pekat
4. Serbuk Ca(OH)2
5. FeS
6. Larutan Amilum
7. Larutan KI
8. Larutan ammonia pekat
9. Aquades
10. Kertas saring
11. Kertas lakmus merah dan biru
12. Sebilah kayu
13. Larutan HCl pekat
14. Bunga belerang
15. Larutan H2SO4 pekat
16. Larutan H2SO4 0,1M; 1M
17. Larutan HNO3 pekat
18. Larutan HCl 0,1M
19. Larutan NH4OH 2M
20. Indicator PP
21. Korek api
Diukur volumenya
Terbentuk gas dan Volume gas
Disaring
Filtrat
Residu
Diamati warna larutan
5. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Larutan NH4ClDitambah dengan HCl
Ditambah seujung sendok kecil Ca(OH)2
Diamati yang terjadi
Dipanaskan perlahan
B. PROSEDUR PERCOBAAN
2. Tujuan: Mengidentifikasi gas nitrogen, amonium, dan NaNO2 = kristal NaNO2 (s) + air = Tabung 1 : Terbentuk gas
senyawanya putih tak berwarna NaNO2(s)+H2O(l) NO dengan
0,25 g NaNO2 Pada Tabung 1: NaNO2(aq) mereaksikan
H2SO4 = tak NaNO2 + H2SO4 = NaNO2 dan
Dimasukkan ke dalam 2,5 mL air
berwarna Larutan tidak 2NaNO2(aq) + H2SO4 H2SO4 .
Dibagi dalam 2 tabung
berwarna, timbul (aq) Na2SO4(aq) + Menghasilkan
KI = tak berwarna
Tabung 1 Tabung 2 4
Diencerkan kali gelembung gas dan 2NO2↑(g) + H2↑(g) warna ungu
Ditambah beberapa
dengan air 2 mL uap yang berwarna karena adanya
tetes H2SO4 Amilum = putih
kekuningan Tabung 2 pembebasan iod.
Dicampur dengan keruh
Diperhatikan uap yang larutan KI dan amilum 2NaNO2(aq) + 2KI(aq) Reaksi pada
terjadi dari warna 0 Pada Tabung 2 : percobaan ini
cairannya Ditambah laruta + 4H2SO4(aq)
NaNO2 + merupakn reaksi
H2SO4 encer 4KHSO4(aq) + I2(aq) +
KI + amilum= redoks. Amilum
Uap dan warna Diamati perubahan larutan tak 2NO(g) + 2H2O(l) berfungsi
cairan warna yang terjadi
berwarna sebagai indicator
Hasil Pengamatan I2 dan terbentuk
uap berwarna
NaNO2 + kekuningan.
KI + amilum +
H2SO4 = larutan
berwarna ungu
pekat
3. Tujuan: Mengetahui sifat-sifat nitrogen dan senyawanya HNO3 encer = tak HNO3 + H2SO4 = 4HNO3(aq) + 2H2SO4 Terbentuk cincin
berwarna Larutan tak (aq) 4NO2↑(g) + yang merupakan
1 mL larutan HNO3
berwarna Cincin tengguli
encer O2↑(g) + H2SO4(aq)
H2SO4 pekat = tak HNO3 + H2SO4 +
- dimasukkan tabung reaksi yakni
- ditambah 1 ml H2SO4 pekat berwarna FeSO4 0,2 M =
- didinginkan 2NO3-(aq) + [Fe(NO)]2+
Terbentuk cincin
-ditambah ± 0,5 mL larutan FeSO4 FeSO4 0,2 M = 4H2SO4(aq) + 6Fe2+
Fe berwarna coklat
0,2 M perlahan-lahan melalui kuning
dinding tabung (cincin tengguli) di (aq) 6Fe3+(aq) +
tengah larutan 2NO↑ (g) + 4SO42-(aq)
Terbentuk cincin tengguli
+ 4H2O(l)
Fe2+(aq) + NO↑(g)
[Fe(NO)]2+(aq)
4. Tujuan: Mengidentifikasi gas nitrogen, amonium, dan NH4OH = tak NH4OH + H2S + S FeS(s) + 2HCl(aq) Terbentuk
senyawanya berwarna endapan
= larutan berwarna FeCl2(aq) + H2S↑(g)
HCl encer = tak (NH4)2S
1 mL larutan NH4OH berwarna kuning dan ada berwarna
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi Gas H2S = berbau kuning dan saat
endapan 2NH4OH(aq) + H2S(g)
menyengat
Bunga belerang = filtrate ditambah
Dialiri gas H2S (NH4)2S(aq) +
serbuk kuning dengan HCl
Filtrat = berwarna 2H2O(l)
Ditambah 1 mL amonium 0,1 M NH4OH = tak terbentuk hablur
Larutan
berwarna kuning
Dikocok dengan bunga belerang atau endapan yg
Filtrat + HCl = (NH4)2S(aq) + S(s) merupakan
Disaring
timbul endapan (NH4)4S2↓(s) endapan
Filtrat
Residu melayang melayang
Diamati warna larutan
(NH4)2S2(s) + HCl(aq)
Ditambah dengan HCl 2NH4Cl(aq) +
Diamati yang terjadi H2S(aq) + S↓(s)
Hasil Pengamatan
± 5 mL NH4OH pekat
Dimasukkan ± 5 mL NH4OH pekat
ke dalam labu erlenmeyer 100 mL
Dipanaskan perlahan
V N2 = n x 22,4 L
= 0,0043 mol x 22,4 L
= 0,09632 L
= 96,32 mL
Gas N2 yang dihasilkan tidak sesuai dengan teori, yakni sebesar 91 mL.
padahal secara teori, gas N2 yang diperoleh sebesar 96,32 mL. Hal ini mungkin
disebabkan oleh masih adanya gas yang tertinggal di dalam selang yang tidak masuk
ke dalam tabung. Sehingga volume gas yang dihasilkan sedikit berkurang.
Gas yang terbentuk memiliki sifat tak berwarna dan tak berbau. Dan gas yang
telah tertampung pada gelas ukur di uji dengan sebilah kayu berpijar. Hasil
pengamatan yang didapatkan ialah sebilah kayu yang mula-mula memiliki nyala api
dengan dialiri gas yang tertampung pada gelas ukur nyala apinya padam, sesuai
dengan persamaan reaksi berikut:
N2(g) + O2(g) 2NO(g)
Hal ini mengindikasikan salah satu sifat gas nitrogen yaitu sangat tidak reaktif
jika direaksikan dengan unsur atau senyawa lainnya. Sehingga sebilah kayu yang
memiliki nyala api ketika dialiri dengan gas nitrogen akan langsung padam karena
sifat ketidakreaktifan yang dimiliki gas nitrogen.
Percobaan kedua
Pada percobaan kedua yang bertujuan untuk mengidentifikasi terbentuknya
gas NO2 dan NO. Percobaan kedua terbagi menjadi dua sub tujuan dimana yang
pertama bertujuan untuk mengidentifikasi terbentuknya gas NO2 dan yang kedua
bertujuan untuk mengidentifikasi terbentuknya gas NO. Langkah yang dilakukan
adalah dengan menimbang 0,25 gram NaNO2 berupa kristal putih dan melarutkan ke
dalam 25 mL aquades menghasilkan larutan tidak berwrana, sesuai dengan persamaan
reaksi berikut:
NaNO2(s) + H2O(l) NaNO2(aq)
Kamudian larutan yang dihasilkan dimasukkan ke dalam dua tabung reaksi.
Pada tabung reaksi pertama diberi perloakuan dengan menambahkan beberapa tetes
H2SO4 1M berupa larutan tidak berwarna, kemudian mengamati uap yang terbentuk,
dan dihasilkan larutan tidak berwarna, timbul gelembung gas, dan uap yang terbentuk
berwarna kekuningan. Persamaan reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai berikut:
2NaNO2(aq) + H2SO4 (aq) Na2SO4(aq) + 2NO2↑(g) + H2↑(g)
Dari reaksi tersebut di atas terlihat bahwa terjadi reaksi reduksi dan oksidasi,
dimana senyawa NaNO2 mengalami reaksi reduksi menjadi NO, yang disertai dengan
perubahan bilangan oksidasi dari + 3 menjadi +2, sehingga senyawa NaNO2
merupakan oksidator, sedangkan KI mengalami oksidasi I2 yang ditandai dengan
perubahan bilangan oksidasi dari -1 menjadi 0, sehingga senyawa KI merupakan
reduktor. Sehingga jika KI telah teroksidasi menjadi I 2, maka secara bersamaan
NaNO2 akan tereduksi menjadi NO(g), yang dibuktikan dengan perubahan warna pada
larutan menjadi ungu pekat.
Gas yang terbentuk sesuai reaksi diatas adalah gas NO. Gas ini akan segera
bereaksi dengan I2 yang terbentuk membentuk nitrosil iodida. Hal ini menyebabkan
pada tabung 2 tidak muncul warna gas coklat seperti pada tabung pertama, meski ada
kontak dengan udara, namun gas NO bereaksi lebih dahulu dengan halogen
membentuk nitrosil iodide menghasilkan larutan berwarna ungu pekat, sesuai dengan
persamaan reaksi berikut:
2NO(g) + I2(aq) 2NOI(aq)
Reaksi antara amilum dengan I2
Percobaan ketiga
Pada percobaan ketiga yang bertujuan untuk membuktikan bahwa nitrogen
dapat membentuk senyawa kompleks dengan Fe, hal ini ditandai dengan terbentuknya
cincin tengguli yang berwarna cokelat. Langkah yang dilakukan adalah dengan
memasukkan 1 mL HNO3 encer berupa larutan tidak berwarna ke dalam tabung reaksi
dan mencampurkannya dengan 1 mL H2SO4 pekat berupa larutan tidak berwarna
dengan hati-hati menghasilkan larutan tidak berwarna dan dinding tabung reaksi
terasa hangat karena yang digunakan adalah H2SO4 pekat, oleh sebab itu larutan
didinginkan terlebih dahulu sebelum ditambahkan FeSO4 0,2 M. Setelah dingin
larutan ditambah FeSO4 0,2 M berupa larutan berwarna kuning melalui dinding
tabung reaksi dan terbentuk cincin cokelat di tengah larutan. Cincin yang terbentuk ini
merupakan senyawa kompleks dari Nitrogen dan Fe yaitu ion [Fe(NO)] 2+. Cincin ini
dinamakan cincin tergguli. Reaksi cincin tengguli tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut:
4HNO3(aq) + 2H2SO4 (aq) 4NO2↑(g) + O2↑(g) + H2SO4(aq)
2NO3-(aq) + 4H2SO4(aq) + 6Fe2+(aq) 6Fe3+(aq) + 2NO↑ (g) + 4SO42-(aq) + 4H2O(l)
Fe2+(aq) + NO↑(g) [Fe(NO)]2+(aq)
Percobaan keempat
Pada percbaan keempat yang bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat nitrogen
dan senyawanya, langkah percobaanya adalah dengan memasukkan NH4OH 2 M
berupa larutan tidak berwarna ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya dialiri gas H2S
yang berbau menyengat melalui selang. Gas H2S diperoleh dari penambahan HCl
pekat kedalam tabung yang berisi batu FeS yang berwarna hitam, dengan persamaan
reaksi sebagai berikut:
FeS(s) + 2HCl(aq) FeCl2(aq) + H2S↑(g)
Larutan NH4OH 2M setelah dialiri gas H2S tetap tidak berwarna, sesuai
dengan persamaan reaksi berikut:
2NH4OH(aq) + H2S(g) (NH4)2S(aq) + 2H2O(l)
Setelah ditambah NH4OH 0.1 M dan dikocok dengan bunga belerang berupa
serbuk berwarna kuning, larutan berubah warna menjadi kuning. Setelah disaring
dihasilkan filtrate berupa larutan berwarna kuning dan residu berupa endapan kuning,
dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
(NH4)2S(aq) + S(s) (NH4)4S2↓(s)
Filtrat yang diperoleh selanjutnya ditambah dengan HCl encer berupa larutan
tidak berwarna, dan terbentuk endapan kuning yang merupakan (NH4)2S yang
melayang-layang dalam larutan. Penambahan HCl berfungsi untuk mempercepat
terbentuknya endapan (NH4)2S. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
(NH4)2S2(s) + HCl(aq) 2NH4Cl(aq) + H2S(aq) + S↓(s)
Percobaan kelima
Pada percobaan kelima yang bertujuan untuk mengidentifikasi gas ammonia
(NH3) yang bersifat basa dari reaksi garam amonium klorida ((NH 4Cl) dengan serbuk
Ca(OH)2. Langkah yang dilakukan adalah dengan memasukkan NH4Cl 4 M dalam
tabung reaksi dan menambahkan seujung sendok kecil Ca(OH)2 berupa serbuk putih
dan dihasilkan larutan berwarna putih. Kemudian larutan tersebut dipanaskan dan diuji
dengan kertas lakmus merah dan biru serta pengaduk yang telah dicelupkan dalam
HCl pekat. Saat dipanaskan, larutan berwarna putih keruh dan timbul gelembung gas,
yakni gas NH3 yang dapat membirukan kertas lakmus merah, dam kertas lakmus biru
tetap berwarna biru, yang artinya gas tersebut bersifat basa. Proses pemanasanan juga
menghasilkan bau yang menyengat yang menandakan terbentuknya gas NH 3. Dengan
persamaan reaksi sebagai berikut:
2NH4Cl(aq) + Ca(OH)2(s) CaCl2(aq) + NH3(g) + H2O(l)
Selanjutnya, pengaduk yang telah dicelupkan HCl pekat dimasukkan ke dalam
tabung reaksi., dan terbentuk asap putih serta larutannya menjadi jernih (endapan
turun kedasar tabung). Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
NH3(g) + HCl(aq) NH4Cl(aq)
Percobaan keenam
Pada Percobaan keenam yang bertujuan untuk membuat gas ammonia (NH 3) di
dalam laboratorium dan mengetahui sifat-sifat gas ammonia, langkah yang dilakukan
adalah dengan merangkai alat sesuai gambar di bawah ini:
dipanas kan
NH4OH(aq) NH3↑(g) + H2O(l)
Gas yang terbentuk selanjutnya ditampung dalam tabung reaksi kering yang
ditutup dengan karet penutup yang dihubungkan dengan selang. Setelah gas terbentuk
maka dilakukan pengujian yang pertama di uji dengan menggunakan pengaduk kaca
yang sudah dicelupkan pada HCl pekat. Hasilnya timbul asap putih. Hal tersebut
membuktikan bahwa dalam tabung reaksi tersebut terdapat gas NH3. Persamaan
reaksinya adalah :
NH3↑(g) + HCl(aq) NH4Cl (aq)
Pengujian yang kedua adalah dengan mengalirkan gas yang dihasilkan ke
dalam air yang sudah diberi indikator Phenophtalein. Air berubah dari tak berwarna
menjadi merah muda. Hal ini menunjukkan bahwa NH3 bersifat basa, yang mana
indicator phenolphthalein merupakan indicator basa yang mempunyai rentang pH 8,3
sampai 10, ehingga indicator PP ini akan bekerja hanya pada larutan basa. Yang
mengubaha warna larutan basa menjadi merah muda, sesuai dengan persamaan reaksi
berikut:
dipanaskan
NH4OH(aq) NH3(g) + H2O(l)
Reaksi NH3 dengan indikator PP :
X. KESIMPULAN
Dari percobaan-percobaan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Gas nitrogen dapat dibuat dilaboratorium dengan cara mereaksikan larutan
NaNO2 dengan NH4Cl dengan pemanasan. Gas nitrogen sangat tidak reaktif jika
bereaksi dengan unsur atau senyawa lain. Dan jika diuji dengan nyala api, nyala
api tersebut akan mati yang membuktikan sifat ketidakreaktifan gas nitrogen.
2. Gas NO yang bereaksi dengan udara (O2) akan membentuk senyawa gas NO2
yang berwarna kuning dan NO yang bereaksi dengan halogen (I2) akan
membentuk nitrosil iodide yang berwarna ungu pekat.
3. Nitrogen dapat membentuk senyawa kompleks dengan Fe yaitu [Fe (NO)2]2+
yang dibuktikan dengan terbentuknya cincin tengguli yang berwarna cokelat .
4. NH4OH Jika dialiri dengan gas H2S dan direaksikan dengan bunga belerang (S)
akan terbentuk endapan kuning yaitu endapan (NH4)2S
5. NH4Cl jika dieaksikan dengan kalsium hidroksida (Ca(OH) 2) akan terbentuk gas
NH3 yang bersifat basa karena mengubah lakmus merah menjadi biru, dan lakmus
biru tetap berwarna biru, dan jika diuji dengan pengaduk yang telah dicelupkan
HCl pecan akan timbul asap putih.
Amaria, dkk. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II. Unsur-unsur Golongan
Utama. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Lee, J. D.. 1991. Concise Inorganic Chamistry fourth edition. London: Chapman dan
Hall.
Lee, J. D.. 1991. Concise Inorganic Chamistry fourth edition. Oxford UK: Black well
science Ltd.
Hadyana, A. Pudjaatmaka dan Setiono, L. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis
Kuantitatif Anorganik. Jakarta: EGC.
Svehla, G. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Mikro
bagian I. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka. (diterjemahkan oleh Hadyana,
A. Pudjaatmaka).
LAMPIRAN FOTO
Percobaan 1
Proses pembuatan gas N2 Uji dengan kayu yang terbakar
Percobaan 2
Tabung 1 : Tabung 1 :
NaNO3 + Air NaNO3 + Air + H2SO4
Tabung 2 : Tabung 2 :
NaNO3 + Air NaNO3 + Air + KI +
Amilum + H2SO4
Percobaan 3
Percobaan 5
Percobaan 6
Proses pembuatan gas NH4Cl Uji dengan HCl pekat
Uji dengan PP